Anda di halaman 1dari 15

KAK PROGRAM KERJA

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

UPTD PUSKESMAS PADASUKA


KOTA BANDUNG
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Puskesmas, dan
keselamatan dan keamanan lingkungan Puskesmas dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundangan-undangan. Sarana (bangunan), prasarana,
peralatan Puskesmas, dan keselamatan lingkungan dikelola dalam Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko.
Puskesmas yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis
Dinas Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
jangkauan pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan menuju peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Puskesmas
sebagai penggerak masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Dalam upaya
menyediakan pelayanan yang bermutu tersebut maka pelayanan Puskesmas
harus berkualitas dan menjamin keselamatan pasien dan menjadi pusat
pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
MFK di Puskesmas melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan yang merupakan bagian dari komponen keselamatan dan
keamanan lingkungan fisik yang berupaya untuk mengelola semua resiko-
resiko yang mungkin terjadi di dalam pelayanannya dan mempertahankan
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk
mematuhi peraturan perundangan yang terkait dengan bangunan, prasarana,
peralatan Puskesmas dan menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
pengunjung, petugas, dan masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Selama ini Puskesmas telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan, terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan,
pemeriksaan kesehatan karyawan, kesehatan lingkungan, penanggulangan
kebakaran, penanganan bahan dan limbah B3 dan lain-lain namun belum
optimal dan pada umumnya tidak diawali dengan identifikasi risikonya.
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum
didasarkan kepada pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan fasilitas, uji
fungsi dan identifikasi resiko belum dilaksanakan secara optimal. Sehubungan
hal-hal seperti di atas dirasakan perlu untuk menyusun program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan dengan melaksanakan program MFK yang lebih
komprehensif, mengutamakan identifikasi resiko untuk keselamatan dan safety
dari fasilitas yang dimiliki Puskesmas sesuai standar-standar yang ditetapkan
akreditasi.
Puskesmas perlu menyusun program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
petugas, dan masyarakat. Program untuk keselamatan dirancang untuk
mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat
akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018), seperti tertusuk
jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik.
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program
keselamatan dan kesehatan kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan
kekerasan fisik perlu diidentifikasi dan dibuatkan peta, dipantau untuk
meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik baik bagi pasien, petugas,
maupun pengunjung yang lain. Program untuk keamanan dengan menyediakan
lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung Puskesmas
perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik
maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi,
pencurian, dan kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan dengan baik, maka
program tersebut juga didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan
fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed
Circuit Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul, rambu-
rambu mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan
dikendalikan secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya
dan beracun serta limbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius;
patologis dan anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan;
benda tajam; genotoksik/sitotoksik; radioaktif. Puskesmas perlu
menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah serta limbahnya
disimpan. Daftar inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan. Penyediaan TPS limbah B3 dan
IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu
dan yang lain. (Identifikasi bencana). Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan
tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam
upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun
eksternal. Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun
sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil
penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun
secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan
untuk menilai kesiapan sistem program manajemen bencana/disaster. (strategi
komunikasi jika terjadi bencana, manajemen sumber daya, penyediaan
pelayanan dan alternatifnya, identifikasi peran dan tanggung jawab tiap
karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana).
Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam
pelaksanaan program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi
bencana yang diselenggarakan minimal setahun sekali. Debriefing adalah
sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan
observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi. Hasil dari
kegiatan debriefing didokumentasikan.
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko
terhadap terjadinya kebakaran. Program pencegahan dan penanggulangan
kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap
terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan pengunjung
harus dievakuasi dan dijaga keselamatannya. Yang dimaksud dengan sistem
proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif. Proteksi
kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap,
sedangkan proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu
darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman. Merokok berdampak
negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber terjadinya kebakaran.
Puskesmas harus menetapkan larangan merokok di lingkungan Puskesmas baik
bagi petugas, pasien, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh
petugas, pasien dan pengunjung, dan dilakukan perbaikan terhadap
pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan pasien,
alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan
setiap saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan
pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap
alat kesehatan. Dalam Melakukan pemeriksaan alat kesehatan, petugas
memeriksa antara lain: kondisi, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status
kalibrasi, dan fungsi alat. Alat esehatan dapat dilakukan recall oleh pemerintah
dan/atau produsen dan/atau distributor akibat adanya risiko keselamatan. Jika
ada alat kesehatan yang dilakukan recall, harus dilaksanakan penarikan agar
tidak digunakan dan dipandu oleh prosedur yang baku.
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem
penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, dibutuhkan ketersediaan listrik,
air dan gas medis, serta prasarana lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan
air, ventilasi, sistem jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi dini
kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas. Program
pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan
keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas. Sumber air adalah
sumber air bersih dan air minum. Sumber air dan listrik cadangan perlu
disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan
air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya
untuk mendukung kegiatan pelayanan pasien. Untuk prasarana air perlu
dilakukan pemeriksaan air bersih, termasuk pemeriksaan uji kualitas air secara
periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan
keterampilan dalam pelaksanaan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
perlu dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka
dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
masyarakat. Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud
tertuang dalam rencana program pendidikan manajemen fasilitas dan
keselamatan.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pasien dan
karyawan dalam lingkungan Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.
b. Mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya yang ramah
lingkungan.
c. Menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana.
d. Menjamin seluruh penghuni di Puskesmas aman dari kebakaran, asap
atau kedaruratan lainnya.
e. Menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis.
f. Melindungi penghuni Puskesmas dari kejadian terganggunya,
terkontaminasi atau kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik.

D.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan besar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang
melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dibuat dengan
rincian kegiatan sebagai berikut :

1. Keselamatan dan Keamanan


a. Melaksanakan identifikasi daerah yang berisiko dari aspek gedung dan
fasilitas.
b. Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung, dan area
beresiko.
c. Melakukan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.
d. Melaksanakan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien.
e. Melaksanakan proteksi kehilangan dan kerusakan dari fasilitas.
f. Memastikan bahwa Puskesmas sebagai kawasan tanpa rokok.
g. Memastikan bahwa badan independen dalam fasilitas pelayanan
mematuhi program keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya,
manajemen keadaan darurat, pengamanan kebakaran.
2. Perlindungan Kesehatan Karyawan :
a. Memeriksa kesehatan karyawan baru
b. Melakukan monitoring efek radiasi
c. Melakukan pemeriksaan tenaga kerja area pelayanan klinikal
dan keperawatan
d. Melakukan imunisasi dan vaksinisasi
e. Menangani kesehatan akibat kerja :
1) Kecelakaan akibat benda tajam
2) Kecelakaan akibat B3
3) Kecelakaan akibat lainnya
f. Menangani kesehatan lingkungan tempat kerja
1) Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap
pencahayaan, kebisingan, kualitas udara, dan sarana fisik
penunjang kerja
2) Menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan
atau mengganti sistem, bangunan atau komponen untuk
fasilitas fisik.
3. Bahan Beracun dan Berbahaya ( B3).
Melaksanakan identifikasi resiko bahan dan limbah berbahaya (B3).
a. Melaksanakan pengendalian bahan dan limbah berbahaya B3
(penanganan, penyimpanan dan penggunaan).
b. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan
insiden lainnya.
c. Menyiapkan alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam
penggunaan.

4. Manajemen Emergency/Kewaspadaan Bencana


a. Melaksanakan identifikasi bencana internal dan eksternal
b. Melaksanakan uji coba/pelatihan penanggulangan bencana/disaster.
5. Pengamanan Kebakaran
a. Melaksanakan identifikasi pengurangan resiko kebakaran.
b. Melaksanakan pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah terbakar.
c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran.
d. Melaksanakan pemeriksaan,uji fungsi peralatan kebakaran dan
pemeliharaan peralatan.
6. Peralatan Medis
a. Melaksanakan identifikasi resiko dari peralatan medis.
b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji fungsi peralatan medis.
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis.
7. Sistem Utilitas
a. Melaksanakan identifikasi terhadap resiko kegagalan listrik dan air.
b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif dan sistem utility lainnya.
c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem
pendukung lainnya.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
PROGRAM

No Program Cara Indikator


Melaksanakan
1 KESELAMATAN DAN Gedung, fasilitas dan area
KEAMANAN Monitoring beresiko teridentifikasi
a. Melaksanakan identifikasi resikonya
daerah yang berisiko dari
aspek gedung dan fasilitas
b. Melaksanakan pemberian Monitoring Semua staf, Pasien,
identitas kepada staf, pelaksanaan keluarga yang
pengunjung berkunjung
menggunakan identitas
c. Melakukan pencegahan Menyiapkan Rambu-rambu peringatan
kejadian cedera pada rambu- rambu dan peta, tanda-tanda
pasien, keluarga, staf dan peringatan dan khusus B3 telah
pengunjung peta di area terpasang di area beresiko
beresiko, tanda-
tanda khusus B3
e. Melaksanakan pemeriksaan Pemeriksaan Menurunkan angka
seluruh gedung seluruh gedung kehilangan di dalam
ruang Pelayanan
f. Melaksanakan proteksi Monitoring
kehilangan dan kerusakan kehilangan
dari fasilitas Pemeriksaan
seluruh gedung
g. Memastikan bahwa Tidak ditemukannya
Puskesmas sebagai puntung rokok dan orang
kawasan tanpa rokok yang merokok di dalam
area Puskesmas
h. Memastikan bahwa badan Mengadakan Semua staf telah
independen dalam fasilitas pelatihan, mengikuti pelatihan
pelayanan mematuhi simulasi, peragaan tersebut
program keselamatan dan pada 4 aspek
keamanan, bahan tersebut
berbahaya, kesiapan
menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran.
i. Memeriksa kesehatan Pemeriksaan Screening PTM bagi
karyawan kesehatan seluruh karyawan
j. Melakukan imunisasi dan Pemeriksaan Imunisasi diberikan
vaksinisasi berkala seluruh karyawan area
beresiko di pelayanan
k. Menangani kesehatan Pemantauan Nihil Kejadian Kecelakaan
akibat kerja Pencatatan Kerja
1) Kecelakaan akibat Pelaporan
benda tajam kecelakaan kerja
2) Kecelakaan akibat B3
Kecelakaan akibat lainnya
l. Menyiapkan APD dan Pemantauan Kepatuhan Penggunaan
prosedur perlindungan yang penggunaan APD 100%
benar dalam penggunaan APD
dan terpelihara
m. Pengendalian Mutu Pemeriksaan
Sanitasi dapur, makanan kesehatan
dan penjamah makanan berkala
1) Penjamah makanan Pemeriksaan
2) Makanan Peralatan sampel
masak dan peralatan makanan
saji Swab alat masak
dan alat saji
n. Pengendalian serangga dan Pengawasan rutin
tikus bekerjasama
dengan IPSRS
dan sub
kontraktor
pengendalian
serangga dan
tikus
o. Sanitasi Lingkungan dapur Pengawasan
harian
Pelaksanaan
kegiatan
sanitasi harian
2. BAHAN BARANG
BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring B3 Jenis, dampak dan lokasi
bahan dan limbah terindentifikasi
berbahaya B3.

b. Melaksanakan Pemeriksaan
pengendalian bahan dan limbah cair
limbah berbahaya B3
c. Melaksanakan pelaporan Pemantauan B3 Pelaporan ;
dan investigasi dari 1. Perencanaan
tumpahan, paparan dan 2. Pengadaan
insiden lainnya 3. Penyimpanan
4. Distribusi
5. Pemakaian/penggunaan
6. Kecelakaan kerja akibat
B3
3 MANAJEMEN EMERGENCY
a. Melaksanakan Identifikasi Jenis bencana internal dan
identifikasi bencana bencana eksternal terindentifikasi
internal dan eksternal internal dan
eksternal Staf Puskesmas siaga
Melaksanakan uji sesuai kondisi tanggap
coba/pelatihan Pelatihan bencana darurat
penanggulangan erupsi dan
bencana/disaster penanggulangan
kebakaran
4 PENGAMANAN KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi Pengaman kebakaran
pengurangan resiko pengurangan terindentifikasi
kebakaran resiko resikonya
kebakaran.

b. Melaksanakan pencegahan Identifikasi Data bahan-bahan yang


kebakaran terhadap bahan bahan yang mudah terbakar
mudah terbakar mudah
terbakar
Membuat SOP
penyimpanan
bahan mudah
terbakar
c. Melaksanakan pelatihan Pelatihan, Semua staf Puskesmas
penanggulangan kebakaran simulasi, telah mengikuti
peragaan pelatihan tersebut
penanggulangan
kebakaran

d. Melaksanakan Pemeriksaan Pemeriksaan dan


pemeriksaan,uji fungsi dan pemeliharaan
peralatan kebakaran dan pemeliharaan terlaksana sesuai
pemeliharaan peralatan peralatan jadwal
kebakaran Fungsi alat deteksi dini
kebakaran, APAR berjalan
baik di semua gedung
5 PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi Peralatan medis
resiko dari peralatan medis resiko terindetifikasi
peralatan resikonya
medis

b. Melaksanakan pemeriksaan Melakukan Uji Indikator kelayakan


dan uji fungsi peralatan Fungsi kalibrasi sesuai alat
medis , Uji Kinerja Alat masing-masing
dan Sertifikasi
c. Melaksanakan Melakukan Pemeliharaan terlaksana
pemeliharaan dan pemeliharaan sesuai jadwal
perbaikan peralatan medis dan perbaikan

d. Pelatihan cara penggunaan Teori dan praktek Seluruh staf pengguna alat
peralatan medis (uji fungsi alat medis tahu cara
medis) menggunakan peralatan
medis
6 SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring Sumber listrik dan air
terhadap resiko kegagalan bersih teridentifikasi
listrik dan air resikonya

b. Melaksanakan uji fungsi Memeriksa sumber Data kelaikan sumber


dari sumber alternatif dan alternatif dan alternatif dan sistem
sistem utiliti lainnya sistem utiliti utiliti lainnya
lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan
dan perbaikan peralatan
sistem pendukung lainnya
7 PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan Sosialisasi Seluruh staf dan pengguna
pelatihan seluruh program pelayanan telah
MFK ke seluruh staf dan mengikuti pelatihan
pengguna pelayanan RS
lainnya sesuai kebutuhan
F. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua
area pelayanan pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Puskesmas.
Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
adalah;
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan, Pasien dan Pengunjung
Puskesmas terhadap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan
Darurat penanganan Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%

G.Jadwal Pelaksanaan Program MFK


Rencana Kegiatan Tahunan
NO Program Bulan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
a. Sosialisasi kebijakan dan Sop
dan Program kerja MFK √

kepada seluruh pekerja


b. Melaksanakan identifikasi

daerah yang berisiko dari aspek
gedung dan fasilitas
c. Melaksanakan pemberian

identitas kepada staf,
pengunjung
d. Melakukan pencegahan
kejadian cedera pada pasien, √
keluarga, staf dan pengunjung
e. Melaksanakan pengendalian √
lingkungan selama masa
pembangunan dan renovasi
f. Melaksanakan pemeriksaan
seluruh gedung √

g. Melaksanakan proteksi
kehilangan dan kerusakan dari √

fasilitas

h. Memastikan bahwa
Puskesmas sebagai
kawasan tanpa rokok
i. Memastikan bahwa Pasien ,
Masyarakat / independen dalam √

fasilitas pelayanan mematuhi


program keselamatan dan
keamanan, bahan berbahaya,
kesiapan menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran
i. Menangani kesehatan
lingkungan tempat kerja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
terhadap pencahayaan,
kebisingan, kualitas udara, dan
sarana fisik penunjang kerja
j. Menyiapkan APD dan prosedur
perlindungan yang benar dalam
penggunaan dan terpelihara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 BAHAN BERACUN DAN


BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan identifikasi bahan √
dan limbah berbahaya B3
b. Melaksanakan pengendalian
bahan dan limbah berbahaya B3 √
c. Melaksanakan pelaporan dan
investigasi dari tumpahan,
paparan dan insiden lainnya. √

3 MANAJEMEN EMERGENSI
a. Melaksanakan identifikasi √
bencana internal dan eksternal.
b. Melaksanakan uji
coba/pelatihan penanggulangan
bencana/disaster √

4 PENGAMANAN KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi
pengurangan resiko kebakaran √
b. Melaksanakan pencegahan
kebakaran terhadap bahan
mudah terbakar √
c. Melaksanakan pelatihan
penanggulangan kebakaran
Melaksanakan pemeriksaan, uji √
fungsi peralatan kebakaran dan
pemeliharaan peralatan
5 PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi resiko √
dari peralatan medis
b. Melaksanakan pemeriksaan dan √
uji fungsi peralatan medis
c. Melaksanakan pemeliharaan dan
perbaikan peralatan medis
d. Pelatihan cara penggunaan √ √
peralatan medis
√ √

6 SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi √
terhadap resiko kegagalan
listrik dan air
b. Melaksanakan uji fungsi dari
sumber alternatif dan sitem
utility lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan
dan perbaikan peralatan
7 PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan
pelatihan seluruh program MFK
ke seluruh staf dan pengguna
pelayanan Puskesmas lainnya
sesuai kebutuhan

H.Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


a. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan
terhadap pelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan (berupa data hasil Tabulasi dan Analisa Data) minimal setahun 1
kali
c. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari hasil laporan tabulasi dan
analisa data bersama seluruh tim MFK minimal setahun 1 kali

I. Pencatatan dan Pelaporan dan evaluasi kegiatan


a. Melakukan pencatatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan
tindak lanjut program kegiatan MFK.
b. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program MFK bersama kepala
puskesmas UPTD Padasuka minimal satu tahun 1 kali.

Bandung, 02 Januari 2023


Kepala Puskesmas
UPTD Puskesmas Padasuka

dr.Hj. Fetty Sugiharti DK, M.K.M


NIP. 19640703 199002 2 001

Anda mungkin juga menyukai