Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM REGULASI

PADA MANUSIA DI KELAS XI SMA SWASTA IMELDA RITONGA

Program Study Pendidikan Biologi Universitas Labuhanbatu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar siswa dalam memahami materi
sistem regulasi manusia di kelas XI SMA Swasta Imelda Ritonga. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI dengan jumlah 20 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara purposive sampling yaitu tekhnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Kesulitan belajar
siswa dianalisis dengan cara memberikan instrumen berupa tes pilihan ganda, dan angket
tertutup bentuk pilihan ganda berskala Likert. Hasil analisis data tes menunjukkan rata-rata
persentase kesulitan belajar siswa sebesar 75,65% dan dikategorikan lemah yang berarti siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi sistem regulasi manusia. Hasil angket
menunjukkan faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa meliputi aspek minat
dan motivasi sebesar 63,08% diinterpretasikan lemah, aspek kesiapan dan perhatian sebesar
61,47% diinterpretasikan lemah. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu aspek lingkungan
keluarga sebesar 70,81% diinterpretasikan lemah, aspek lingkungan sekolah sebesar 63,34%
diinterpretasikan lemah, aspek lingkungan masyarakat sebesar 62,55% diinterpretasikan lemah,
maka disimpulakan bahwa aspek dengan interpretasi lemah tidak berpengaruh terhadap kesulitan
belajar siswa, dan dari aspek alokasi waktu sebesar 40,03% diinterpretasikan kuat maka
disimpulkan bahwa aspek tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap kesulitan belajar
siswa. Dan diperoleh rata-rata hasil pesresntase dari faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
belajar sebesar 60,21%.

Kata kunci : Kesulitan Belajar, Siswa, Materi Sistem Regulasi Manusia


PENDAHULUAN

Pendidikan ialah usaha sadar dan sitematis seorang pendidik untuk meneruskannya kepada
peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada di dalam diri seorang peserta didik untuk
memiliki kemampuan kecerdasan, akhlak, keterampilan, spiritual keagamaan dan pengendalian
diri yang diperlukan bagi dirinya dan masyarakat serta untuk mencapai taraf hidup atau untuk
kemajuan lebih di dalam hidup.(Harahap et al., 2020)

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(selanjutnya ditulis UU Sisdiknas) menyatakan : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”(Mardiah et al., 2021).

Menurut Slameto (2019:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selain itu belajar juga memliki
tujuan yang lain, seperti yang dikemukakan Sadirman (2011:26-28) secara umum terdapat tiga
tujuan belajar yaitu untuk memperoleh pengetahuan, menanamkan konsep dan keterampilan,
serta membentuk sikap.(Siboro & Purba, 2021)

Biologi sebagai salah satu mata pelajaran yang kompleks karena di dalamnya membahas tentang
seluruh makhluk hidup yang ada di Bumi. Dalam pelaksanaan pembelajaran biologi, dituntut
berbagai jenis keterampilan proses seperti halnya keterampilan mengamati, mengukur,
menggunakan alat, melakukan eksperimen, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen tersebut
baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran yang demikian diharapkan akan menghasilkan
kemampuan seseorang yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.(Harahap et
al., 2020)

Biologi merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
alam secara sistematis, meliputi penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2003). Namun, kenyataannya
siswa sulit untuk menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialaminya sehari- hari dengan
konsep-konsep biologi, sehingga siswa tidak dapat membangun pengetahuan yang bermakna
dalam benaknya. Pada umumnya, pengalaman belajar di sekolah lebih menekankan pada
penyelesaian soal-soal secara praktis. Hal ini mengakibatkan siswa mengalami kesulitan untuk
menggali konsep-konsep biologi dan hubungan antar konsep tersebut.(Kelas & Sman, 2008)

Sejalan dengan itu, Bruner (dalam Edwards, tanpa tahun) menyatakan bahwa kesulitan belajar
siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, siswa yang tidak dapat menguasai konsep yang
penting, siswa tidak dapat menguasai hubungan antar konsep, dan siswa yang tidak dapat
menggunakan konsep untuk memecahkan masalah. Kesulitan belajar siswa ditandai dengan
ketidaktuntasan siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Materi sistem
regulasi manusia merupakan materi dengan konsep- konsep yang cukup abstrak sehingga sulit
untuk dikuasai siswa.(Kelas & Sman, 2008)

Kesulitan siswa dalam belajar biologi telah dipelajari oleh beberapa peneliti di seluruh dunia.
Banyak konsep atau topik dalam biologi, seperti pengangkutan air pada tanaman, sintesis
protein, respirasi dan fotosintesis, pertukaran gas, energi sel, mitosis dan meiosis, organ tubuh,
proses fisiologis, regulasi hormonal, transportasi oksigen, genetika, genetika Mendel, rekayasa
genetik, dan sistem saraf pusat dapat dianggap sulit dipelajari oleh siswa sekolah menengah.
Kesulitan siswa dengan banyak topik biologi, mendorong peneliti untuk menyelidiki mengapa
siswa mengalami kesulitan tersebut dan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.ada berbagai
alasan mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep biologi. Sifat sains itu
sendiri dan metode pengajarannya termasuk di antara alasan kesulitan dalam belajar sains,
tingkat organisasi biologi dan tingkat abstrak konsep membuat belajar biologi menjadi sulit.
Kurikulum biologi yang kelebihan muatan, sifat abstrak dan interdisipliner konsep biologi, dan
kesulitan mendapatkan buku teks adalah faktor lain yang menghambat siswa belajar biologi
secara efektif. Dalam penelitiannya, Cimer (2012) mengungkapkan bahwa dari 207 siswa
terdapat 177 siswa menyatakan lima topik biologi paling sulit dari 38 topik biologi yang tertera
dalam instrumen penelitian. Kelima topik itu adalah topik siklus, sistem endikrin dan hormon,
respirasi aerobik, pembelahan sel, gen dan kromosom.(Harahap et al., 2020)
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya
dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Materi sistem
regulasi manusia merupakan materi yang diajarkan di kelas XI pada semester genap. Sub materi
yang yang dipelajari pada materi sistem regulasi manusia antara lain: struktur dan fungsi sel
sistem regulasi manusia, sistem saraf, sistem indera, sistem endokrin, mekanisme sistem regulasi
manusia, pengaruh psikotropika pada sistem regulasi manusia, dan kelainan sistem regulasi
manusia. Masih banyak diantara siswa tersebut yang mendapat nilai rendah yang masih jauh
berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan ketetapan atau patokan yang
diambil oleh guru mata pelajaran biologi di sekolah tersebut, yaitu sebesar 70. Berdasarkan hal-
hal di atas penulis mengasumsikan sebagai faktor-faktor penyebab kesulitan dalam belajar yang
dialami oleh siswa yang dapat diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap
pelajaran pada materi sistem regulasi manusia di sekolah. Kesulitan belajar apabila tidak segera
diatasi akan terus-menerus mengganggu siswa dalam menerima pengetahuan-pengetahuan baru.
Kesulitan belajar yang terjadi pada siswa harus dianalisis agar tujuan dari pembelajaran dapat
terpenuhi.(Siboro & Purba, 2021)

Kesulitan belajar akan menimbulkan suatu keadaan dimana siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar biasanya ditandai dengan hasil belajar rendah atau dibawah rata-rata, hasil yang
dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, dan lambat dalam mengerjakan maupun
menyerahkan tugas. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Sistem Regulasi Manusia di kelas
XI SMA Swasta Imelda Ritonga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMA Swasta Imelda Ritonga, Kec. Rantau Selatan, Kab.
Labuhanbatu, Prov. Sumatera Utara. Sekolah ini yang di pimpin oleh Ibu Ema Wahyuna
Dalimunthe, S.Pd.i selaku kepala sekolah sma swasta Imelda ritonga. Adapun guru biologi yang
mengajar di kelas XI SMA oleh Ibu Iwang Meizarase Siagian, S. Pd. Penelitian di laksanakan di
kelas XI SMA Swasta Imelda Ritonga dan penelitian ini dilakukan dari bulan Maret-Mei 2023.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI yang memiliki masalah kesulitan
belajar pada mata pelajaran biologi pada materi sistem regulasi. Maka sampel yang digunakan
pada penelitian Analisis kesulitan belajar dalam memahami materi sistem regulasi Manusia di
kelas XI SMA yaitu sebanyak 20 siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian kualitatif yaitu
menggambarkan dan menjelaskan data berdasarkan apa adanya kenyataan di lapangan.

Data dikumpulkan meliputi data utama berupa angket. Untuk mengetahui materi yang dianggap
sulit bagi siswa dan faktor-faktor penyebab mengenai kesulitan belajar pada materi sistem
regulasi pada manusia digunakan tes pilihan ganda dan angket yang berisi 25 pertanyaan tes
pilihan berganda.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, dianalisis berdasarkan instrumen yaitu tes pilihan
ganda dan angket. Kesulitan belajar siswa pada materi Sistem Regulasi pada Manusia. Ada tiga
langkah yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian ini, persiapan tabulasi dan
penerapan data terpercaya. Pada tahap persiapan, yang harus dilakukan adalah: (1) Mengecek
kelengkapan identitas responden; (2) Mengecek kelengkapan data instrument; (3) Mengecek
kelengkapan isian data. Pada tahap tabulasi, yang harus dilakukan adalah: (1) Memberi skor pada
angket dan tes pilihan ganda; (2) Menghitung keseluruhan skor.

Pada tahap penerapan data, tekhnik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif
persentase untuk mengetahui sub materi biologi yang dianggap sulit dan persentase kesulitan
belajar siswa pada materi Sistem Regulasi pada Manusia. Langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah: (1) Meneliti hasil isian tes pilihan ganda dan angket telah lengkap atau belum; (2)
Memberi skor masing-masing jawaban siswa; (3) Menetapkan kriteria ideal; dan (4)
Memasukkan jumlah skor tiap siswa ke dalam rumus persentase.

Tahapan pelaksanaan penelitian diawali dengan membagi tes selesai pembelajaran materi sistem
regulasi kemudian selesai tes belajar di susul pembagian angket dengan mengirim link google
form kepada siswa untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar siswa dalam memahami
materi sistem regulasi manusia , setelah link dikirim otomatis siswa mengklik link tersebut dan
mengisi biodata serta mengisi tes/angket, kemudian setelah selesai mengisi siswa hanya perlu
mengklik petunjuk kirim tanggapan, maka secara otomatis tanggapan para siswa akan masuk
kedalam rekaman data pada google form peneliti. Hasil tes dan angket akan diperiksa dan
ditabulasi, kemudian peneliti menganalisis data yang diambil dalam penelitian ini yaitu hasil dari
jawaban siswa terhadap instrumen tes biologi dan angket, kemudian dianalisis dengan cara
menghitung nilai dan menghitung persentase jawaban.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tes pilihan ganda materi sistem regulasi sebanyak 25 soal, menunjukkan
bahwa terdapat kesulitan belajar yang dialami siswa pada materi tersebut. Hal ini dikarenakan
dari 20 siswa yang mengikuti tes belum ada yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu < 70. Kesulitan belajar ini ditemukan dengan adanya kesalahan siswa dalam menjawab tiap
butir soal. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa tingginya kesulitan belajar
siswa per indikator soal ditandai dengan tingginya angka persentase jawaban salah dari siswa
dan diperoleh rata-rata secara total dari tiap indikator soal yaitu sebesar 75,56%.

Tabel rekapitulasi persentasi hasil angket faktor penyebab kesulitan belajar.

Aspek Persentase Interpretasi


Pengaruh (%)
I. Faktor Internal
1. Minat dan Motivasi 63,08 % lemah
2. Kesiapan dan Perhatian 61,47 % lemah
II. Faktor Eksternal
1. Lingkungan Keluarga 70,81 % lemah
2. Lingkungan Sekolah 63, 34 % lemah
3. Lingkungan Masyarakat 62,55 % lemah
4. Alokasi Waktu 40,03 % kuat
Rata-rata 60,21 %

Hasil analisis data tes pilihan ganda dari sampel 16 siswa kelas XI SMA Swasta Imelda Ritonga,
menunjukkan bahwa rata-rata total persentase kesulitan belajar siswa dalam memahami materi
sistem regulasi manusia yaitu sebesar 68,64% . Sehingga dinyatakan siswa tidak mampu dan
sangat kesulitan dalam memahami materi sistem regulasi manusia.

Kurangnya ketersediaan media pembelajaran di sekolah merupakan hal yang sangat perlu
diperhatikan oleh kalangan sekolah, masayarakat dan pemerintah, karena tanpa adanya media
pembelajaran yang mencukupi para peserta didik pasti akan mengalami kesulitan memahami
pelajaran dari guru. Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran
pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain
seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini
kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan terus terjadi selama guru menganggap dirinya
merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media
pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih
mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi
sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat,
pembimbing, motivator dan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.Secara umum manfaat
media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan
pembelajaran lebih afektif dan efisien.

Materi pelajaran yang terkesan abstrak juga menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan belajar.
Biologi adalah cabang dari ilmu MIPA dan pembelajarannya harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran IPA. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep.
Sebagian aspek biologi bersifat „kasat mata” (visible) artinya dapat di buat fakta kongkritnya dan
sebagian aspek lain bersifat abstrak atau tidak “kasat mata” (invisible) artinya tidak dapat dibuat
fakta kongkritnya (Trianto, 2007). Aspek-aspek inilah yang nanti akan menjadikan kesulitan
siswa memahami materi biologi khususnya pada sub bab materi sistestem regulasi, karena pada
dasarnya fakta yang bersifat abstrak merupakan penjelasan bagi fakta yang bersifat konkret
(Ausubel dalam Dahar, 2006).

Masalah tersebut dapat diatasi dengan setiap siswa lebih memaksimalkan dirinya lagi dalam
membaca, meringkas konsep-konsep yang pokok sehingga dapat lebih mudah memahami bacaan
yang abstrak.Kemudian seorang guru harus membantu peserta didik untuk memperkaya dirinya
memahami suatu bacaan dengan penguasaan konsep (Novak, 2008).
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor internal dalam penelitian ini meliputi dua aspek yaitu aspek minat dan motivasi, serta
kesiapan dan perhatian. Aspek minat dan motivasi pada pembelajaran materi sistem regulasi
manusia dengan persentase pengaruh 63,08%. Aspek tersebut berada pada interpretasi lemah.
Artinya minat dan motivasi siswa sudah baik sehingga aspek tersebut tidak berpengaruh terhadap
kesulitan belajar siswa dalam memahami materi sistem regulasi manusia. Maksud dari tidak
berpengaruh disini ialah sedikit sekali siswa yang tidak memiliki minat dan motivasi dalam
memahami materi sistem regulasi manusia dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat dan
motivasi dalam belajar materi sistem regulasi pada manusia.

2. Faktor eksternal dalam penelitian ini meliputi empat aspek yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan alokasi waktu. Aspek lingkungan keluarga
dengan persentase pengaruh 70,81%, aspek tersebut berada pada interpretasi lemah. Artinya
aspek lingkungan keluarga dalam belajar sudah baik sehingga aspek tersebut tidak berpengaruh
terhadap kesulitan belajar siswa dalam memahami materi sistem regulasi manusia. Maksud dari
tidak berpengaruh disini ialah sedikit sekali siswa yang kesulitan belajarnya dipengaruhi oleh
kurangnya dukungan dan perhatian dari keluarga, dibandingkan dengan siswa yang mendapat
dukungan serta perhatian yang cukup dari keluarga

3. Aspek lingkungan sekolah dengan persentase pengaruh 63,34% aspek tersebut berada pada
interpretasi lemah. Artinya aspek lingkungan sekolah sudah baik sehingga aspek tersebut tidak
berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa dalam memahami materi sistem regulasi manusia.
Maksud dari tidak berpengaruh disini ialah sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar
dipengaruhi oleh metode mengajar guru juga sarana dan prasarana sekolah. Hal ini diperkuat
dengan hasil angket siswa yang rata-rata memilih pernyataan mengenai guru yang sudah baik
dalam menggunakan metode pembelajaran serta sarana dan prasarana sekolah yang memadai
saat pembelajaran materi sistem regulasi manusia sehingga dikatakan tidak mempengaruhi
kesulitan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, F., Nurliza, & Nasution, N. E. A. (2020). Jurnal Pelita Pendidikan. Jurnal Pelita
Pendidikan,8(1),52–61.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/pelita/article/view/17301/13178

Kelas, D. I., & Sman, X. I. (2008). Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP,
Universitas Tanjungpura, Pontianak Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas
Tanjungpura, Pontianak. 1–6.

Mardiah, A. A., Nasution, N. F., & Siregar, N. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada
Materi Sistem Pencernaan Manusia dalam Pembelajaran Daring di Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Angkola Selatan. Jurnal Edugenesis-Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, 3(1),
13–22.

Siboro, T. D., & Purba, S. T. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Materi
Sistem Regulasi Manusia. Best Journal, 4(1), 161–165.

Anda mungkin juga menyukai