Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR


SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA NEGERI 4
PAREPARE

PUTRI NURUL UTAMI


1914441011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4

D. Manfaat Penelitian........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6


A. Kajian Pustaka.................................................................................................6

B. Kerangka Pikir...............................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................27


A. Jenis Penelitian............................................................................................27

B. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................27

C. Populasi dan Sampel...................................................................................27

D. Definisi Operasional Variabel.....................................................................28

E. Instrumen Penelitian...................................................................................29

F. Prosedur Penelitian.....................................................................................31

G. Teknik Pengumpulan Data............................................................................32

H. Teknik Analisis Data.....................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35

DAFTAR TABEL

iii
Tabel 3. 1. Jumlah Peserta Didik...........................................................................27
Tabel 3. 2 Jumlah Sampel......................................................................................29
Tabel 3. 3 Penilaian Jawaban Peserta Didik..........................................................30

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Kerangka pikir..................................................................................26

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pendidikan adalah penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran

secara sadar dan terencana, artinya proses pendidikan di sekolah bukanlah proses

yang dilakukan secara asal-asalan, melainkan proses yang dilakukan oleh guru dan

siswa untuk mengembangkan potensi dirinya.  Pembelajaran adalah suatu sistem

yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, hal ini mencakup berbagai

peristiwa yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mempengaruhi dan mendukung

proses pembelajaran siswa (Djamaluddin & Wardana, 2019).

Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang kompleks,

karena di dalamnya tercakup makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan). Proses

pembelajaran biologi mengandung keterampilan proses yaitu, mengamati,

menggolongkan, mengukur, menggunakan alat, mengkomunikasikan hasil melalui

berbagai cara seperti lisan, tulisan dan diagram, menafsirkan, memprediksi,

menghafal bahasa latin dan melakukan percobaan. Karakter pembelajaran biologi

seperti di atas menjadi tantangan untuk guru dalam serta menjadi hambatan bagi

siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa

(Sianturi & Gultom, 2016). Menurut Sudjana (dalam Zikra, 2016), hasil belajar dapat
2

dilihat dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik karena belajar tidak

hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan kebiasaan,

persepsi, kesenangan, minat bakat, penyesuaian sosial, keterampilan, cita-cita,

keinginan dan harapan.

Zamsami (2020), mengatakan bahwa: Proses belajar mengajar pada setiap

individu tidak ada yang sama. Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan kerakteristik

setiap individu. Karakteristik peserta didik yang beragam menyebabkan tingkah laku

belajarnya berbeda-beda. Dalam menempuh kegiatan belajar, ada di antara peserta

didik yang lancar dan berhasil, namun ada juga yang mengalami hambatan atau

kesulitan kegiatan belajarnya.

Kesulitan belajar tidak hanya terjadi pada siswa yang memiliki kemampuan

yang rendah saja, tetapi juga pada siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa

dengan kemampuan rata-rata (normal) juga dapat mengalami kesulitan belajar

dimana hal ini dapat menghalangi pencapaian akademik yang diharapkan karena

adanya beberapa faktor tertentu (Suartini, 2022). Faktor-faktor yang yang

mempengaruhi kesulitan belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi

dua golongan saja, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor

yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah

faktor yang berasal dari luar individu (Slameto, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru mata pelajaran Biologi di

SMA Negeri 4 Parepare, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang
3

memiliki nilai yang belum tuntas atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) pada pembelajaran Biologi, adapun KKM pada SMA Negeri 4 Parepare yaitu

70. Berdasarkan data nilai ulangan harian siswa kelas XI MIPA pada mata pelajaran

Biologi, diperoleh informasi bahwa persentase nilai siswa yang di bawah KKM

berkisar di angka 50% dari total jumlah siswa yang ada. Terdapat pula permasalahan

seperti siswa yang sulit memahami beberapa materi Biologi yang tidak dapat dilihat

secara langsung seperti virus, monera, protista, sel dan jaringan. Masalah lainnya juga

yaitu kurangnya motivasi siswa dalam belajar biologi dan perhatian siswa yang tidak

fokus pada pembelajaran biologi di kelas.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Juliarti (2019) dengan judul, “Analisis

Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMAN 9

Padang” dan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami

siswa dalam pelajaran biologi pada faktor internal yang memiliki persentase paling

tinggi adalah faktor kelelahan (78.75%) dan faktor eksternal paling tinggi adalah

faktor keluarga (69.33%).

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perlu dilakukan analisis untuk

mengetahui kesulitan belajar biologi pada siswa kelas XI SMA Negeri 4 Parepare.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan

Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Parepare Pada Mata Pelajaran Biologi”.
4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar siswa kelas XI SMA

Negeri 4 Parepare pada mata pelajaran Biologi?

2. Faktor apa yang memiliki persentase paling tinggi dalam kesulitan belajar siswa

kelas XI SMA Negeri 4 Parepare pada mata pelajaran Biologi?

3. Faktor apa yang memiliki persentase paling rendah dalam kesulitan belajar siswa

kelas XI SMA Negeri 4 Parepare pada mata pelajaran Biologi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa kelas

XI SMA Negeri 4 Parepare pada mata pelajaran Biologi.

2. Untuk mengetahui persentase faktor penyebab paling tinggi dalam kesulitan

belajar siswa kelas XI SMA Negeri 4 Parepare pada mata pelajaran Biologi.

3. Untuk mengetahui persentase faktor penyebab paling rendah dalam kesulitan

belajar siswa kelas XI SMA Negeri 4 Parepare pada mata pelajaran Biologi.
5

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini sebagai bahan informasi bagi peneliti lain serta diharapkan

dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta didik

Manfaat dari hasil penelitian ini bagi peserta didik yakni peserta didik dapat

mengetahui tingkat kesulitan belajar biologinya dan faktor-faktor apa saja yang

menjadi penyebab kesulitan belajar yang dialami.

b. Bagi Guru

Manfaat dari hasil penelitian ini bagi guru yakni sebagai bahan informasi

terkait tingkat kesulitan belajar peserta didik SMA Negeri 4 Parepare pada mata

pelajaran biologi dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajarnya sehingga dapat

diberikan solusi yang tepat.

c. Bagi Sekolah

Manfaat dari hasil penelitian ini bagi sekolah yakni sebagai bahan masukan

dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut

terutama pada mata pelajaran Biologi.

d. Bagi Peneliti
6

Manfaat dari hasil penelitian bagi peneliti yakni menambah pengalaman,

wawasan dan pengetahuan terkait faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang

dialami peserta didik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses dimana di dalamnya terdapat usaha

untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya

(Slameto, 2010). Belajar merupakan kegiatan yang memerlukan prinsip dan

waktu dalam suatu proses pendidikan dengan hasil perubahan tingkah laku

yang lebih baik. Belajar bukanlah suatu hasil tetapi suatu proses atau kegiatan,

tidak hanya dengan mengingat tetapi juga dengan pengalaman yang lebih luas.

Melalui belajar akan diperoleh pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan

nilai-nilai sikap sebagai dasar untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari (Salma & Darusyamsu, 2021).

Menurut Cronbach (dalam Sumardi, 2008), belajar yang sebaik-

baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar

menggunakan panca inderanya. Belajar dijalani oleh siswa sendiri karena

siswa merupakan penentu berlangsungnya pembelajaran di lingkungan sekitar

berupa benda-benda, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, keadaan alam, atau

hal-hal yang bisa menjadi bahan belajar (Dimyati & Mudjiono, 2013).

Secara umum ada tiga tujuan belajar, yaitu: 1) Untuk Memperoleh

Pengetahuan; 2) Menanamkan Konsep dan Keterampilan; 3) Membentuk


7

Sikap. Proses belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristiknya.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik

(Djamaluddin & Wardana, 2019).

Menurut Aunurrahman (dalam Juliarti, 2019), suatu upaya

pembelajaran yaitu untuk membentuk siswa yang belum terdidik menjadi

terdidik. Pembelajaran yang efektif yaitu terbentuknya proses belajar pada

siswa, karena seorang siswa dapat dikategorikan sudah mengalami proses

belajar apabila pada diri siswa tersebut telah terjadi perubahan. Hasil belajar

dapat dilihat secara langsung dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai belajar, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan

individu untuk memperoleh pengetahuan yang diwujudkan dalam perubahan

tingkah laku individu yang relatif permanen untuk mencapai tujuan dan

sasaran belajar baik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2. Hakikat Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar atau learning disability, adalah suatu kondisi dalam

suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tententu untuk

mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan


8

mungkin juga tidak disadari oleh orang-orang yang mengalaminya, dan

bersifat sosiologis, psikologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses

belajarnya (Mulyadi, 2010). Kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari hasil

belajar yang dicapainya. Aktifitas belajar siswa tidak selamanya berjalan

lancar. Hal ini dapat dilihat dari cara menangkap pelajaran yang kadang-

kadang cepat, kadang-kadang lama, atau kadang-kadang lancar dan kadang-

kadang tidak (Hasibuan, 2013)

Asrori (2010) mengatakan, anak yang mengalami kesulitan belajar

merupakan anak yang memiliki gangguan dalam hal penerimaan pelajaran dan

penggunaan bahasa lisan atau tulisan, yang meliputi kemampuan pendengaran,

kemampuan berpikir, kemampuan berbicara, kemampuan membaca,

kemampuan menulis dan mengeja, serta kemampuan menghitung tidak

sempurna. Blassic dan Jones dalam (Sugiharto et al, 2010) mengatakan bahwa

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar itu menunjukkan adanya suatu

jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik

yang dicapai oleh peserta didik. Kesulitan belajar juga dialami oleh peserta

didik yang memiliki intelegensi normal, tetapi menunjukkan satu atau

beberapa kekurangan yang penting dalam proses belajar, baik dalam persepsi,

ingatan, perhatian ataupun dalam fungsi motoriknya.

Ahmadi dan Supriyono (dalam Heryani, 2018) mengatakan bahwa

perbedaan individual pada peserta didik merupakan penyebab perbedaan

tingkah laku belajar yang dialami peserta didik. Dalam keadaan dimana

peserta didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang
9

disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan

karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat

juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan demikian, IQ yang

tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Oleh karena itu, dalam

rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka

para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan

kesulitan belajar.

Kesulitan belajar di sekolah bisa bermacam-macam yang dapat

dikelompokkan berdasarkan sumber kesulitan belajar, baik dalam hal

menerima pelajaran atau dalam menyerap pelajaran di sekolah. Jadi kesulitan

belajar yang dihadapi siswa terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang

disampaikan/ ditugaskan oleh seorang guru (Sianturi & Gultom, 2016).

3. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Pada proses pembelajaran setiap peserta didik memiliki kecepatan

belajar yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh karakteristik dari

setiap peserta didik. Karakteristik peserta didik yang berbeda dapat

menyebabkan tingkah laku belajar juga berbeda, diantara peserta didik ada

yang dapat lancar dan berhasil dalam belajar namun ada juga peserta didik

yang memiliki hambatan atau kesulitan dalam belajar. Hambatan dalam proses

pembelajaran mencakup pemahaman dan pengetahuan baik dalam bentuk

tulisan maupun lisan. Penyebab kesulitan belajar secara umum dapat

dikategorikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal


10

ialah berasal dari dalam diri individu sedangkan faktor eksternal yang berasal

dari luar. (Suryani & Lufri, 2021).

Menurut Dalyono (2012), faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Berikut faktor internal penyebab kesulitan belajar.

1. Faktor internal (faktor dalam diri manusia itu sendiri)

Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar

yang berasal dari diri peserta didik (peserta didik) faktor ini meliputi :

a. Faktor fisiologis (faktor yang bersifat fisik) yang meliputi :

1) Sakit

Seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisik, sehingga

saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang

diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak sehingga

daya tangkap peserta didik akan berkurang dan menyebabkan

prestasinya rendah.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh dapat dibedakan atas dua golongan yaitu:

a) Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, rabun

b) Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, hilang bagian

tubuh

b. Faktor psikologis (faktor yang bersifat rohani)

Faktor psikologis merupakan faktor yang berhubungan dengan jiwa

atau kondisi mental seseorang. Faktor psikologis meliputi :


11

1) Intelegensi (kasi kriteria inteligense rendah/tingggi)

Seseorang yang memiliki IQ 110-140 digolongkan cerdas, dan

IQ 140 keatas tergolong jenius, yang memiliki IQ¿90 tergolong lemah

mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.

2) Bakat

Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai

dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang

tidak sesuai dengan bakatnya, maka akan cepat bosan, mudah putus asa

dan tidak senang. Hal tersebut akan tampak pada peserta didik yang suka

mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau belajar sehingga nilainya rendah.

3) Minat

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan

timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya, tidak sesuai

dengan bakatnya, kebutuhanya, dan kecakapannya maka akan

menimbulkan masalah pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap

suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran,

lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses

pembelajaran.

4) Motivasi

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai

tujuan, semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan

belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha,

tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk
12

meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya

lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak

tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas dan sering

meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami

kesulitan belajar.

5) Kesehatan mental (hubungan kesehatan mental dengan kesulitan

belajai keruHubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal

balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan

hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan

membawa harga diri seseorang.

c. Cara belajar

Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih

tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar

yang efisien dapat dilihat melalui indikator-indikator berikut :

1) Waktu belajar

Keberhasilan peserta didik dalam belajar dipengaruhi oleh waktu

belajar peserta didik itu sendiri. Waktu belajar yang buruk seperti belajar

jika ada ulangan saja dengan sistem kebut semalam tidak akan

memberikan hasil yang baik, sebab badan sudah capek karena

semalaman tidak tidur untuk belajar. Hal ini tidak akan terjadi apabila

peserta didik memiliki waktu belajar yang teratur setiap harinya.

2) Frekuensi belajar setiap hari

Frekuensi belajar yang baik adalah selalu rutin setiap hari.


13

Belajar hanya pada saat akan ulangan saja perlu dihindari, karena

sistem belajar dengan istilah sistem kebut semalam tidak akan

efektif. Belajar di rumah walaupun sedikit waktunya, tetapi rutin akan

lebih baik dibandingkan dengan waktu belajar semalam namun hanya

satu kali pada saat ujian.

3) Cara mempelajari bahan pelajaran

Dalam belajar peserta didik harus dapat memilih metode yang

sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Jika penggunaan metode

belajar salah maka hasil yang akan dicapai kurang maksimal.

4) Cara mengerjakan tugas

Peserta didik yang pandai biasanya akan mudah menyelesaikan

soal yang diberikan oleh guru dibandingkan dengan anak yang kurang

pandai. Kecerobohan dalam menyelesaikan tugas akan berakibat fatal.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2013), faktor yang

menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar dikelompokkan menjadi

dua kelompok yaitu faktor internal dan faktor eksternal, berikut merupakan faktor

internal penyebab kesulitan belajar.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar

yang meliputi:

a. Sikap terhadap belajar. Sikap merupakan kemampuan memberikan

penilaian tentang sesuatu yang membawa diri dengan penilaian. Sikap belajar

yang malas tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut.
14

b. Motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang

mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi belajar akan

melemahkan kegiatan belajar.

c. Konsentrasi belajar. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan

memusatkan perhatian pada pelajaran. Konsentrasi seringkali terfokus karena

beberapa hal, seperti tingkat kecerdasan rendah, kesehatan terganggu, tidak

menguasai cara-cara belajar yang baik.

d. Rasa percaya diri siswa. Rasa percaya diri timbul dari keinginan

mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa

percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.

e. Intelegensi dan keberhasilan belajar. Intelegensi merupakan kemampuan

seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar, dan berfikir abstrak. Dari

pengertian tersebut dapat digaris bawahi bahwa intelegensi yang diukur

dengan IQ turut mempengaruhi prestasi belajar, namun bukanlah satu-satunya

prediktor yang mempengaruhi keberhasilan prestasi belajar maupun

kesuksesan hidup seseorang.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan

belajar dari luar diri peserta didik meliputi:

a. Guru sebagai Pembina siswa belajar. Pendidik adalah orang yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses pendidikan yang

dilakukan secara sengaja membantu orang untuk mencapai kedewasaan.


15

Hal ini menunjukkan bahwa guru mempunyai peranan yang sangat penting

terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.

b. Prasarana dan sarana pembelajaran. Prasarana adalah segala sesuatu

yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.

Sedangkan sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat

dalam mencapai maksud dan tujuan.

c. Lingkungan sosial siswa di sekolah. Lingkungan sosial siswa di sekolah

turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Dalam hal ini hubungan

guru dengan siswa, hubungan siswa dengan pegawai administrasi, dan

hubungan siswa dengan siswa. Semangat belajar akan muncul ketika guru

memberikan motivasi kepada siswa pada saat proses pembelajaran, akan

tetapi jika guru bersikap acuh tak acuh terhadap para siswanya secara tidak

langsung mengakibatkan semangat belajar menjadi berkurang. Selain itu

semangat belajar juga dipengaruhi oleh hubungan sosial siswa dengan

siswa. Hubungan yang kurang akrab membuat konsentrasi belajar

terganggu sehingga semangat belajar berkurang dan berdampak terhadap

prestasi belajar.

d. Kurikulum sekolah. Kurikulum diartikan sebagai perangkat mata

pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Selanjutnya, menurut

Hamalik, (2011) kurikulum adalah semua pengalaman yang disediakan

oleh sekolah bagi para siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari

beberapa paparan diatas, kurikulum dapat didefinisikan sebagai perangkat

mata pelajaran yang telah disusun oleh sekolah bagi para siswa agar
16

tercapai tujuan pendidikan. Hal ini dapat diartikan bahwa kurikulum

sekolah dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Adapun faktor eksternal penyebab kesulitan belajar menurut

Dalyono (2012) adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan keluarga

Apabila dalam keluarga tidak menyediakan suatu lingkungan

belajar yang nyaman dan kreatif bagi anak, maka dapat menyebabkan

kesulitan belajar peserta didik. Faktor-faktor dalam lingkungan

keluarga antara lain:

a. Faktor orang tua

1) Cara mendidik anak

Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan

anak- anaknya seperti acuh tak acuh, tidak memperhatikan

kemajuan belajar anak-anaknya maka akan menyebabkan anaknya

mengalami kesulitan belajar.

2) Hubungan orang tua dengan anak

Hubungan orang tua dengan anak berperan penting dalam

menentukan kemajuan belajar anak. Hubungan yang dimaksud

adalah hubungan yang bersifat baik maupun tidak seperti kasih

sayang, penuh pengertian, kebencian, sikap keras, acuh tak acuh dan

lain sebagainya.

b. Suasana rumah tangga

Anak tidak akan dapat belajar dengan baik jika suasana rumah
17

atau keluarga sangat ramai, tegang, dan selalu berselisih antar anggota

keluarga. Anak akan selalu terganggu konsentrasinya sehingga sukar

untuk belajar.

c. Keadaan ekonomi keluarga

1) Ekonomi yang kurang atau miskin

Keadaan ekonomi keluarga yang kurang dapat menimbulkan

masalah-masalah seperti kurangnya alat-alat belajar, kurangnya

biaya yang disediakan oleh orang tua, tidak mempunyai tempat

belajar yang baik. Keadaan tersebut dapat mengurangi motivasi

peserta didik untuk belajar, sehingga kemungkinan prestasinya

belajarnya menurun.

2) Keadaan ekonomi sedang

Keadaan ekonomi keluarga yang sedang dianggap sudah cukup

mampu dalam mendukung kegiatan belajar anak. Dengan keadaan

ekonomi yang sedang setidaknya peserta didik dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan belajarnya, meskipun masih sederhana.

Keterbatasan keluarga dalam memenuhi kebutuhan peserta didik

juga dapat menghambat perkembangan belajar peserta didik.

3) Ekonomi yang berlebihan (kaya)

Keadaan ini sebaliknya dengan keadaan yang pertama, dimana

ekonomi keluarga berlimpah ruah. Mereka akan menjadi malas

belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang. Mungkin orang

tua tidak tahan melihat anaknya belajar dengan bersusah payah.


18

Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar.

2. Lingkungan sekolah

Faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan sekolah sebagai berikut:

a. Faktor Guru

1. Guru tidak berkualitas

2. Hubungan guru dengan murid

3. Guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak

4. Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar

5. Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar

b. Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap menyebabkan penyajian kurang

efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum. Kurangnya alat

laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan peserta didik dalam

belajar. Alat-alat tersebut dapat menentukan perubahan metode mengajar

guru, ilmu pengetahuan anak dan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.

c. Kondisi gedung

Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang

tempat proses belajar mengajar. Ruang yang kondusif dapat memberikan

kenyamanan belajar seperti ruang berjendela, ventilasi cukup, udara segar,

sinar dapat masuk ruangan, dinding bersih, lantai tidak becek, licin

atau kotor, gedung jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik,

dan lain-lain sehingga peserta didik mudah konsentrasi dalam belajar.

d. Kurikulum
19

Kurikulum harus disusun berdasarkan kemampuan peserta didik

secara umum. Kurikulum yang kurang baik akan membawa kesulitan

belajar bagi peserta didik. Ciri-ciri kurikulum yang kurang baik diantaranya

yaitu bobot materi pelajaran terlalu tinggi, pembagian bahan tidak

seimbang, waktu sekolah dan disiplin guru maupun peserta didik kurang..

e. Waktu sekolah dan disiplin kurang

Apabila kegiatan belajar mengajar berlangsung pada siang, sore atau

malam hari maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan optimal untuk

menerima pelajaran sebab energi sudah berkurang dan udara yang relatif

panas di waktu siang dapat mempercepat proses kelelahan. Disamping itu

sikap kurang disiplin baik guru maupun peserta didik seperti sering

terlambat datang, tugas tidak dilaksanakan.

3. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat yang menghambat kemajuan belajar anak yaitu:

a. Media massa

Media massa meliputi: bioskop, tv, surat kabar, majalah, komik yang

ada disekeliling kita. Hal ini yang akan menghambat belajar apabila terlalu

banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.

b. Lingkungan sosial meliputi :

1) Teman bergaul

Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat

masuk dalam jiwa anak. Apabila anak bergaul dengan teman yang tidak

sekolah, maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang
20

sekolah lain dengan yang tidak sekolah.

2) Lingkungan tetangga

Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk

belajar apabila terdiri dari pelajar, mahapeserta didik, dokter. Begitu

juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak

sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.

3) Aktivitas dalam masyarakat

Seorang anak yang terlalu banyak berorganisasi dapat

menyebabkan belajarnya terganggu karena waktu yang yang seharusnya

digunakannya untuk belajar tetapi digunakan untuk berkegiatan.

4. Indikator Kesulitan Belajar

Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar peserta

didik menurut Sugiharto et al (2010) dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk

sebagai berikut:

1. Prestasi belajarnya rendah, artinya skor yang diperoleh dibawah skor

rata-rata kelompoknya.

2. Usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar tidak sebanding dengan

hasil yang dicapainya.

3. Lamban dalam mengerjakan tugas dan terlambat dalam menyelesaikan

atau menyerahkan tugas.

4. Sikap acuh pada saat mengikuti pelajaran.


21

5. Menunjukkan perilaku menyimpang dari perilaku temannya yang

seusia, misalnya sering membolos, enggan mengerjakan tugas, dan tidak

punya semangat.

6. Menunjukkan gejala emosional misalnya mudah tersinggung,

pemurung, dan merasa rendah diri.

Menurut Idris (2012) Siswa yang mengalami gangguan dalam

belajar ditandai adanya gejala seperti (1) perolehan hasil belajar yang di

bawah rata-rata; (2) Hasil belajar tidak seimbang dengan usaha yang

dilakukan; (3) Selalu tertinggal dalam kegiatan belajar; (4) Menunjukkan

sikap-sikap tidak wajar; (5) Menunjukkan tingkah laku yang tidak baik

seperti membolos, datang terlambat, mengganggu teman di dalam maupun

diluar kelas; (6) tidak mau mencatat pelajaran; dan (7) Menunjukkan sikap

emosional yang tidak seharusnya, seperti ; pemarah, pemuruh, kurang

gembira dalam situasi tertentu.

Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar, Syah (2011)

mengatakan bahwa fenomena kesulitan belajar biasanya tampak pada

penurunan kemapuan akademik atau prestasi belajar. Akan tetapi, juga

bisa dibuktikan dengan timbulnya kelainan perilaku siswa misalnya sering

tidak masuk sekolah, mengusik teman, berkelahi, kesenangan meribut di

kelas, dan sering membolos.

Sedangkan menurut Djamarah (2011), beberapa gejala sebagai

indikator adanya kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari petunjuk-

petunjuk sebagai berikut:


22

1. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah kriteria ketuntasan

minimal.

2. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.

3. Siswa lambat dalam mengerjakan tugas.

4. Siswa yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial, mereka

seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, pada kenyataannya

mendapatkan prestasi belajar yang rendah.

5. Siswa yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk

sebagian besar mata pelajaran, tetapi di lain waktu prestasi belajarnya

menurun drastis.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar atau gangguan belajar

dapat dilihat dari beberapa indicator atau gejalanya antara lain seperti hasil

belajar yang rendah atau di bawah dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), hasil belajar yang tidak sebanding dengan usahanya, adanya

keterlambatan dalam menerima informasi atau lambat dalam mengerjakan

tugas/kegiatan di dalam kelas, cenderung melakukan hal menyimpang

seperti bolos, dan juga menunjukkan sifat yang cukup emosional seperti

cepat tersinggung, mudah marah, dan murung.

5. Pembelajaran Biologi

Biologi merupakan bagian dari bidang studi Ilmu Pengetahuan

alam (IPA). Biologi ialah ilmu alam tentang makhluk hidup atau kajian
23

saintifik tentang kehidupan. Biologi mengkaji berbagai persoalan yang

berkaitan dengan fenomena kehidupan makhluk hidup pada tingkat

organisasi kehidupan dan tingkat interaksinya dengan faktor lingkungan.

Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari produk dan proses. Produk

biologi terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum yang berkaitan

dengan kehidupan makhluk hidup beserta interaksinya dengan lingkungan

(Hasan et al, 2017).

Pembelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang membahas

tentang diri sendiri dan alam sekitar serta upaya yang dilakukan untuk

mempertahankan keberadaannya. Melalui pembelajaran Biologi

diharapkan siswa mampu memahami dirinya sendiri dan juga lingkungan

sekitarnya. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dikenalkan dengan

lingkungan kehidupan baik abstrak maupun konkrit serta dijelaskan

dengan berbagai fakta, konsep, prinsip hukum, dan teori (Salma &

Darusyamsu, 2021).

Pada pembelajaran biologi anak didik harus dikenalkan dengan

alam nyata karena materi biologi selama ini umumnya disajikan dalam

bentuk morfologi, klasifikasi, anatomi, bahasa latin, yang harus

dihafalkan. Hal ini menimbulkan persepsi peserta didik bahwa biologi

yaitu ilmu yang menekankan pada hafalan. Sebenarnya biologi itu ilmu

yang membutuhkan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Atau belajar biologi harus digunakan pertanyaan apa, kenapa dan

bagaimana (Lufri, 2007).


24

B. Kerangka Pikir

Kesulitan belajar adalah gangguan yang dialami oleh siswa baik dalam hal

pemahaman atau dalam memberikan sesuatu secara lisan atau tertulis yang tidak

dapat mencapai kriteria yang ditetapkan. Kesulitan belajar umum ditandai oleh

hambatan yang muncul selama belajar dan membutuhkan lebih banyak upaya

untuk mengatasinya. Kesulitan belajar muncul karena siswa tidak dapat

mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan tentang durasi penyebab

ketidaktahuan dengan pelajaran (Zamzami, Sakdiah, & Nurbaiza, 2020)

Kesulitan belajar dianggap sebagai salah satu hambatan yang mencakup

pemahaman dan penyampaian pengetahuan baik dalam bentuk tulisan maupun

lisan. Faktor kesulitan belajar berdampak pada ketidakberhasilan proses

pembelajaran yang mengakibatkan adanya kegagalan belajar pada siswa. Adapun

faktor penyebabnya ialah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

siswa dapat dilihat dari hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa

sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari keadaan yang datang dari luar diri

siswa (Asrori, 2010).

Pencapaian keberhasilan pembelajaran di sekolah setidaknya dipengaruhi

oleh tiga faktor yaitu siswa, guru, bahan ajar. Faktor dari siswa yang menentukan

keberhasilan dalam pembelajaran dapat berupa: motivasi, intelektual, minat,

bakat, dan kondisi fisik yang mendukung ketika proses pembelajaran berlangsung.

Dalam hal ini guru juga memegang peranan penting, karena cepat lambatnya

siswa dalam menangkap materi pelajaran dan munculnya keinginan untuk

semangat belajar tergantung dari metode mengajar yang digunakan oleh guru.
25

Selain itu keberhasilan dalam pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor sarana

dan prasana yang memadai agar dapat memacu siswa untuk semangat belajar,

sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai yang ditunjukkan dengan naiknya

prestasi belajar siswa (Rispriyanto, 2015)

Secara garis besar kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :


Kesulitan belajar

Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

Faktor Internal Faktor Eksternal


 Faktor Fisiologis  Faktor Lingkungan Keluarga
 Faktor Psikologis  Faktor Lingkungan Sekolah
 Faktor Cara Belajar  Faktor Lingkungan Masyarakat
Gambar 2. 1. Kerangka pikir
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Menurut Beest dalam Sukardi (2014), penelitian deskriptif merupakan

desain penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek

sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan

dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara cepat. Pendekatan kuantitatif

memungkinkan peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor penyebab

kesulitan belajar siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 4 Parepare yang terletak

di Jl. Lasiming No. 22, Ujung Bulu, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi

Selatan. Pelaksanaan penelitian ini pada Semester Genap Tahun Ajaran

2022/2023.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIPA

di SMA Negeri 4 Parepare yang berjumlah 128 peserta didik.


28

Tabel 3. 1. Jumlah Peserta Didik


No Kelas Jumlah

1. XI MIPA 1 32

2. XI MIPA 2 32

3. XI MIPA 3 32

4. XI MIPA 4 32

Jumlah Populasi 128

2. Sampel

Semua populasi pada penelitian ini digunakan sebagai objek penelitian

sehingga penelitian ini dinamakan penelitian sensus atau penelitian populasi.

Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode sensus berdasarkan pada ketentuan yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2012) yang menyatakan bahwa sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah

lain dari sampel jenuh adalah sensus.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Kesulitan belajar pada penelitian ini didefinisikan sebagai hambatan yang

dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran biologi, dimana hambatan

tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor.

2. Faktor kesulitan belajar pada penelitian ini didefinisikan sebagai faktor

yang menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan belajar yang terbagi

atas dua, yaitu faktor internal yang terdiri atas faktor fisiologis, faktor

psikologis, dan faktor cara belajar, dan faktor eksternal yang terdiri atas
29

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Faktor-faktor ini akan diukur menggunakan instrumen berupa

kuesioner/angket faktor-faktor penyebab kesulitan belajar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar kuesioner

(angket). Angket disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang selanjutnya

kisi-kisi instrumen tersebut disusun dalam bentuk pertanyaan positif/negatif.

Angket menggunakan pernyataan tertutup dengan teknik skala Likert. Setiap

jawaban dikaitkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang

diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Tidak Setuju (TS), Ragu-Ragu (RR), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-

masing diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Penilaian Jawaban Peserta Didik


Positif (+) Negatif (-)
Kriteria Jawaban Skor Kriteria Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (ST) 4 Setuju (ST) 2
Ragu-ragu (RG) 3 Ragu-ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Sangat Tidak
1 5
Setuju (STS) Setuju (STS)
(Sumber: Sugiyono, 2019)

Angket faktor-faktor penyebab kesulitan belajar ini digunakan

untuk menganalisis faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Angket

faktor-faktor penyebab kesulitan belajar terdiri dari pernyataan-pernyataan

yang mewakili indikator-indikator pada faktor fisiologis, faktor psikologis,

faktor cara belajar sebagai faktor internal peserta didik, serta faktor
30

lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai faktor eksternal peserta

didik yang menjadi penyebab

kesulitan belajarnya. Adapun kisi-kisi angket faktor-faktor penyebab kesulitan

belajar yakni:

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Nomor Jumlah
Faktor Sub Faktor Indikator
Soal Soal
a. Kesehatan jasmani 1, 2, 3 3
1. Jasmani
b. Cacat tubuh 4, 5, 6 3
a. Waktu belajar 7, 8 2
b. Frekuensi belajar
9 1
setiap hari
2. Cara belajar c. Cara mempelajari
Faktor 10, 11 2
bahan pelajaran
Internal
d. Cara mengerjakan
12, 13 2
tugas
a. Minat 14, 15, 16 3
b. Bakat 17, 18 2
3. Psikologis
c. Motivasi 19, 20 2
d. Kesehatan mental 21, 22, 23 2
Faktor a. Cara orang tua 24, 25, 26, 27,
Eksternal 5
mendidik 28
b. Hubungan antara
1. Lingkungan 29, 30 2
anggota keluarga
c. Suasana rumah 31, 32, 33, 34 4
Keluarga d. Keadaan ekonomi 35, 36, 37 3
e. Perhatian orang
38, 39 2
tua

a. Hubungan antara
guru dengan 40, 41 2
peserta didik
b. Hubungan antar
2. Lingkungan 42, 43 2
peserta didik
c. Waktu belajar 44, 45 2
Sekolah
d. Metode guru
46, 47 2
mengajar
e. Sarana dan
48, 49 2
Prasarana
f. Kurikulum 50, 51, 52 3
31

g. Disiplin sekolah 53, 54 2


h. Keadaan gedung 55, 56, 57 3
a. Aktivitas dalam
58, 59 2
masyarakat
3. Lingkungan
b. Media massa 60, 61 2
c. Teman bergaul 62, 63 2
Masyarakat
d. Lingkungan
64, 65 2
tetangga
Jumlah 65

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan melalui empat tahapan, yaitu persiapan,

pelaksanaan, pengolahan/analisis data dan pelaporan yang dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1) Tahap persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti sebelum

pelaksanaan penelitian. Tahapan persiapan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Membuat rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan

b. Studi kepustakaan dilaksanakan untuk mendapatkan landasan teori dan bahan

rujukan dari sumber-sumber kepustakaan seperti buku, tesis, jurnal dan laporan

penelitian yang relevan serta konsultasi dengan pembimbing terkait hal-hal

yang akan diteliti.

c. Menentukan sampel penelitian dengan teknik random sampling.

d. Menyusun kuesioner (angket) sebagai instrumen penelitian.


32

2) Tahap pelaksanaan

Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti untuk

mengumpulkan data yang akan menunjang penelitian. Tahapan pelaksanaan

sebagai berikut.

a. Memberikan kuesioner (angket) faktor penyebab kesulitan belajar kepada

seluruh peserta didik yang terpilih menjadi sampel penelitian.

b. Melakukan analisis atau mengolah data hasil pengisian kuesioner (angket)

faktor-faktor penyebab kesulitan belajar berdasarkan penskoran skala likert.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

peserta didik dikumpulkan melalui penyebaran angket faktor-faktor penyebab

kesulitan belajar. Angket faktor-faktor penyebab kesulitan belajar ini diberikan

kepada sampel. Angket/kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

angket dengan menggunakan skala Likert dengan pernyataan tertutup.

Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat,

dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh

angket yang telah terkumpul.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kuantitatif berdasarkan

hasil pengisian kuesioner (angket). Adapun langkah-langkah dalam analisis hasil

angket yaitu :

1. Menguji validasi konstruk instrumen menggunakan Confirmatory Factor

Anlysis atau CFA sebagai validasi empiris. Tujuan dari analisis CFA yaitu
33

untuk mengkonfirmasi atau menguji model, yaitu model pengukuran yang

perumusannya berasal dari teori. Analisis CFA menggunakan aplikasi Jamovi.

2. Memeriksa dan menghitung persentase faktor-faktor penyebab kesulitan

belajar peserta didik tiap-tiap indikator dari hasil pengisian angket.

Menurut Purwanto (2010), dalam menghitung persentase dari jawaban

peserta didik, digunakan rumus sebagai berikut:

R
PS = x 100% (3.2)
SM

Keterangan:

PS = Persentase skor

R = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik

SM = Jumlah skor Maksimum

3. Melakukan pengelompokan kategori

Hasil persentase yang diperoleh setiap indikator kesulitan belajar dan

faktor-faktor penyebab kesulitan belajar kemudian dikelompokkan kedalam

kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Kategori Interpretasi


No Rentang Persentase Skor Kategori
1 0%-20% Sangat Rendah
2 21%-40% Rendah
3 41%-60% Sedang
4 61%-80% Tinggi
5 81%-100% Sangat Tinggi
(Sumber: Riduwan, 2012)

4. Melakukan uji prasyarat analisis regresi berupa uji normalitas dan uji linearitas.

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diujikan pada
34

masing-masing variabel penelitian yang meliputi: jasmani, cara belajar,

psikologis, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat. Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis Kolmogorov-

Smirnovdan dengan menggunakan program SPSS for Windows. Data

dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

pada taraf signifikansi α = 0,05. Tujuan uji linieritas adalah untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Kriteria

pengujian linieritas adalah jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05, maka

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier.

5. Melakukan uji analisis regresi berganda dengan metode stepwise menggunakan

SPSS. Tujuan dari analisis ini yaitu untuk melihat hubungan antar indikator

dengan kesulitan belajar.

6. Menyajikan data hasil analisis dalam bentuk tabel dan diagram batang.

7. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.

8. Menyajikan data hasil analisis dalam bentuk tabel dan diagram batang.

9. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.


35

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., & Supriyono, W. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori, M. (2010). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Aunurrahman. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Awal, R., Sari, E., & Rahmadhan, R. (2018). Analisis Kesulitan Belajar Siswa
pada Pembelajaran Biologi di Kelas XI SMA Islam Terpadu Bangkinang
Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal Pembelajaran Biologi, 1(2), 69-75.

Dalyono, M. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dimyati, & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran. Parepare: CV.
Kaaffah Learning Center.

Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, S. B., & Zain, A. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta.

Hamalik, O. (2011). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Handriyani, L. (2014). Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa


Kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Jambi. Jambi: Universitas Jambi.

Hasan, A., Nusantari, E., Latjompoh, M., & Nurrijal. (2017). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Gorontalo: UNG Press Gorontalo.

Hasibuan, S. (2013). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran


Biologi di Kelas XII SMA Negeri 5 Medan. Medan: Universitas Medan.

Heryani, N. (2018). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran


Biologi di Kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran
2017/2018. Pekanbaru: Universitas Islam Riau.

Idris, R. (2012). Mengatasi Kesulitan Belajar dengan Pendekatan Psikologi


Kognitif. Lentera Pendidikan, 12(2), 152-172.
36

Indonesia, U.-U. R. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Indonesia: Presiden
Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat.

Juliarti, D. (2019 ). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Biologi


Siswa Kelas XI IPS SMAN 9 Padang. Padang: STKIP PGRI Sumatera
Barat.

Lufri. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap


Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.

Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


Pt. Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rispriyanto, I. (2015). Analisis Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Jurusan


Teknik Kendaraan Ringan Pada Mata Pelajaran PSKO di SMA 1
Muhammadiyah Salam. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Riyana, C., & Susilana, R. (2009). Media Pembelajaran : Hakikat,


Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana
Prima.

Salma, Z., & Darusyamsu, R. (2021). Difficulty Analysis Factor of Online


Learning Biology Subject in Grade XI MIPA. Indonesian Journal of
Biology Education, 4(1), 1-8.

Sianturi, S., & Gultom, T. (2016). Analisis Kesulitan Belajar dan Hubungannya
Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas X
di SMA Negeri 1 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2015/2016. Jurnal
Pelita Pendidikan, 4(1), 170-178.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Suartini, N. W. (2022). Kesulitan Belajar Pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar.


Journal of Education Action Research, 6(1), 141-145.

Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.
37

Sugiharto, Fathiyah, K. N., Setiawati, F. A., Harahap, F., & Nurhayati, S. R.


(2010). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Askara.

Suryabrata, S. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suryani, S., & Lufri. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Biologi Melalui
Pembelajaran Daring dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Siswa.
Journal for Lesson and Learning Studies, 364-369.

Syah, M. (2011). Psikologi Belajar(Revisi 11). Jakarta: Pt. Raja Wali Pers.

Winasih, Y. (2009). Peningkatan Respon Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui


Pendekatan Keterampilan Proses. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Zamzami, Sakdiah, & Nurbaiza. (2020). Analisis Faktor Kesulitan Belajar Mata
Pelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Krueng Barona Jaya
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 4(1), 123-133.

Anda mungkin juga menyukai