PENDAHULUAN
pada diri seorang siswa. perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
faktor internal dan eksternal, faktor internal terdiri dari intelegensi, bakat, minat,
motivasi dan kesehatan fisik. Faktor eksternal terdiri dari faktor orang tua
sekolah, (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan sekolah, alat (pelajaran, waktu sekolah dan sarana prasana sekolah) dan
minat dan motivasi belajar siswa yang relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh
faktor lingkungan siswa yang sebagian besar tinggal di kota dan pinggiran
1
2
tugas yang di berikan guru seperti praktikum dan pekerjaan rumah sehingga
lainnya berupa gedung atau ruangan kelas, perumahan guru, penjaga sekolah,
norma-norma yang sesuai dengan tujuan dan fungsi Akreditasi Badan Akreditasi
jawab, (9) bebas intimidasi, (10) menjaga kerahasian, dan ; (11) keunggulan
mutu.
Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
produk dan jasa guna menghasilkan produk untuk kepentingan manusia (Putra,
bioteknologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang relatife sulit tetapi
perdebatan diberbagai area seperti etika politik dan moral. Bioteknologi dikenal
sebagai ilmu yang bersipat multi disipliner dan aplikatif sehingga membutuhkan
penguasaan konsep dasar yang cukup dan perkembangannya sangat pesat karena
(Purwaningsih, 2009).
Penggunaan Bioteknologi sebagai ilmu maupun sebagai alat yang
Bioteknologi salah satu bidang ilmu yang harus dikuasai bangsa Indonesia,
termasuk para siswa SMA. Hal ini tersebut dikarenakan selain banyak terkait
pemahaman yang baik. Menurut Hagerdon (dalam Sohan et al., 2003) siswa-
siswa sekolah saat ini perlu memiliki pemahaman yang baik terhadap resiko dan
& Scbei (2003), bahwa salah satu faktor yang membatasi pengajaran
Bioteknologi yaitu kesulitan mencari metode yang lebih baik selain ceramah
Bioteknologi (Souhan, 2003; Dawson & Schibei, 2003: Bal, et al,.2007). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa apabila seorang siswa telah menguasai dengan
benar dan mampu memutuskan secara kritis tentang Bioteknologi, maka mereka
yang di bekalkan kepada siswa. Dawson & Shicebeci (2003) menyatakan bahwa
5
pemahaman yang rendah atau tidak memahami sama sekali tentang Bioteknologi
dan sepertiganya lagi tidak dapat memberikan satu contohpun tentang hasil
seperti faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor lainnya.Dalam
tempe dan tahu siswa masih mengalami kesulitan jika harus praktek langsung di
(Sekolah Menengah Atas Negeri) di ajarkan oleh guru Biologi pada semester II
kelas XII jurusan ilmu pengetahuan Alam. Materi ini dirasakan sulit oleh siswa
kecamatan tersebut, dengan jumlah siswa dari 11 SMA Negeri tesebut adalah
orang 685.
Tujuan penulis untuk mengetahui latar belakang penyebab kesulitan dalam
dan angket. Dari hasil tes pilihan ganda dan angket tersebut akan diketahui
6
Indikator yang belum dipahami oleh peserta didik secara mendalam. Kesulitan
masyarakat.
Sehubungan dengan uraian dan permasalahan diatas, maka dipandang
bawah KKM76.
3. Siswa kesulitan memahami Bioteknologi dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal.
belajar Bioteknologi?
4. Adakah perbedaan kesulitan belajar berdasarkan akreditasi sekolah?
5. Adakah perbedaan kesulitan belajar Bioteknologi antara sekolah yang di
pahami oleh siswa Kelas XII SMA Se- Kabupeten Rokan Hilir.
8
sekolah
5. Untuk menganalisis perbedaan kesulitan belajar Bioteknologi antara
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
tergantung pada proses pembelajaran yang dialami oleh siswa baik ketika berada
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Membatasi belajar dalam dua defenisi, pertama belajar adalah The Process of
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh siswa. Dalam belajar
yang kompleks hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki
9
10
adalah stimulus yang berasal dari (1) lingkungan dan (2) proses kognitif yang
belajar dengan meninjau dari berbagai macam (Slameto, 1995). Belajar adalah
biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh
latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat istilah yang esensial
latihan).
Menurut Anitah (2008) Belajar adalah proses mental dan emosional atau
dalam perubahan seperti peningkatan kualitas dan kualitas tingkah laku seperti
Secara umum belajar dapat kita pahami bahwa tahapan seuruh perubahan
tingkah tingkah laku sebagai manifestasi dari proses belajar sebagai hasil
kognitif. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi luas dari pada itu yaitu
mengalami. Hasil belajar merupakan tingkat pengusaan yang telah dicapai yang
telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti pelajaran dengan tujuan yang telah di
berarti berjalan didepan. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau
kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran dan tujuan. Menurut Chaplin dalam
perubahan tingkah laku atau kejiwaan. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi
dapat dipandang sebagai suatu objek yaitu siswa dan guru, dari segi siswa
belajar dialami sebagai suatu bagian dari proses. Siswa mengalami proses mental
mengahadapi bahan belajar. Bahan ajar tersebut berupa keadaaan alam, hewan
12
buku pelajaran dari segi guru belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar
tentang sesuatu hal. Salah satu kegiatan awal dalam meningkatkan pembelajaran
proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah kognitif,
tersebut tertuju pada bahan-bahan belajar tertentu. Dari segi guru proses belajar
tersebut dapat diamaati secara tidak langsung artinya proses belajar merupakan
proses internal siswa tidak dapat diamati tetapi siswa dapat dipahami oleh guru.
Proses belajar tersebut “tampak” lewat prilaku siswa ketika mempelajari bahan
Dalam hal ini di maksud dengan belajar adalah berusaha mengubah tingkah laku
(Sardiman, 2014).
Individu selalu berinteraksi dengan lingkungan perbuatan individu selalu
tinggi pemahaman yang bermutu tinggi (tingkat tinggi) adalah pemahaman yang
telah teruji yang berisi kecakapan menggunakan suatu objek, fakta, proses atau
tahap ini terjadi pula assimilasi antara pengalaman dengan perilaku baru dalam
proses penyimpanan dan perilaku baru yang diperoleh ketika menjalani proses
acguition. Perostiwa ini sudah tenetu melibatkan fungsi short term dan long term
menurut Syamsuddin (2002), yaitu (1) Belajar harus bertujuan dan terarah,
Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran;
(3) Belajar memerlukan pemahaman atas hal yang dipelajari sehingga diperoleh
pengertian pengertian; (4) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar materi
pembelajaran yang dipelajari dapat dikuasasi; (5) Belajar adalah suatu proses
aktif dimana terjadi saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan
lingkungannya ; belajar harus diseratai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan ; dan (6) Belajar dikatakan berhasil apabila telah sanggup
adalah kondisi kronis yang diduga bersumber dari masalah Neurologis, yang
berbahasa verbal dan non verbal. Individu yang tergolong rata-rata atau di atas
Assocation untuk anak-anak dan dewasa dengan kesulitan belajar tidak tidak
ini mental, gangguan emosional atau lingkungan, meskipun dapat terjadi secara
bersamaan dengan semua ini, kesulitan belajar mungkin timbul dari factor
genetik, faktor biokimia sebelum dan sesudah kelahiran atau setelah itu yang
kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam
kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara satu
15
siswa dengan siswa yang lainnya. Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak
konsentrasi. Oleh karena itu, setiap individu tidak sama. Perbedaan individu
inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar (Ahmadi & Supriyono,
2004).
Dari sudut pandang kedokteran, kesulitan atau kelambanan belajar anak
mereka menjelaskan adanya luka pada otak, kurang darah, dan ketidak normalan
dalan syaraf sebagai unsur penyebab kelamabanan belajar. Dari sudut pandang
karena adanya disfungsi sistem syaraf pusat. Sesuai dengan pendapat yang
hal ini disebabkan luka pada otak serta perkembangan dialeksia dan afeksia.
Masalah kesulitan belajar juga dapat diselidiki dari aspek penguasaan
kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari kemampuan, menulis, dan berhitung
16
keterlambatan belajar sedangkan dari aspek pertumbuhan fisik dapat dilihat dari
berbicara merupakan belajar yang sering terdapat pada anak pra sekolah,
kesulitan mengingat apa yang telah dilihat dan di dengar pada daya ingat
merupakan syarat utama untuk belajar. Anak juga tidak mampu memusatkan
pikiran pada sesuatu yang harus dipilihnya, anak juga memiliki konsentrasi
belajar dalam jangka waktu yang lama sedangkan hambatan fungsi indera
hanya ditujukan kepada siswa yang berkemampuan rata-rata sehinga siswa yang
timbul apa yang disebut kesulitan belajar (Learning Difficulty) yang tidak hanya
menimpa siswa berkemampuan rendah saja tetapi juga dialami oleh siswa yang
kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan atau lebih proses psikologis
Kesulitan belajar tidak hanya selalu disebabkan oleh factor intelegensi yang
rendah (kelainan mental) akan tetapi juga disebabkan oleh factor-faktor non
17
pasti memiliki anak didik yang berkesulitan belajar setiap kesulitan belajar anak
didik yang satu dapat diatasi tetapi pada waktu yang lain muncul lagi kesulitan
belajar anak didik yang lain. NCLD (Nasional Joint Committee of Learning
berhitung, Kondisi ini bukan karena cacat fisik atau mental, bukan karena
pengaruh faktor lingkungan, melainkan karena faktor kesulitan yang berasal dari
menunjukkan gejala sebagai berikut: (1) Hasil belajar yang dicapai rendah
dibawah rata-rata kelompoknya; (2) Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih
rendah sebelumnya; (3) Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha
bodoh dengan proses belajar dan pembelajarannya; (6) mendapat nilai kurang
bertindak agresif.
faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu dari dalam diri orang
18
yang belajar dan dari luar dirinya (Dalyono, 2005). Sehingga fenomena
kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja
internal dan faktor ekstenal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam individu siswa itu sendiri. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian. Faktor kejiwaan, antara lain: (1) Minat
terhadap mata pelajaran kurang; (2) Motif belajar rendah; (3) Rasa percaya diri
kurang (4) disiplin Pribadi kurang; (5) Sering meremehkan persoalan; (6) Sering
kejasmanian antara lain keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit) adanya
penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan,adanya gangguan pada fungsi
hal pengetahuan prasyarat dalam satu kompetensi dasar terterntu; (2) Pendekatan
lain adalah siswa tidak memahami prinsip-prinsip apa yang terlibat dalam
masalah tersebut yang lebih dalam juga tidak memamahami konsep yang terkait
(Rahmadi, 2008).
digolongkan menjadi 4 faktor yaitu factor yang bersumber dari dalam diri anak
faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah: (1) Cara memberikan pelajaran
(2) kurangnya bahan bacaan (3) Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampan
dari lingkungan keluarga seperti; (1) Masalah broken home; (2) Rindu kampung;
(3) bertemu dan menerima tamu; (4) Kurangnya control orang tua, faktor-faktor
yang bersumber dari lingkungan masyarakat seperti: (1) Gangguan dari jenis
kelamin yang lain; (2) Bekerja disamping belajar disekolah; (3) Aktif; (4) Tidak
Siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
a. Lingkungan keluarga
20
Menurut Kek Chen et.al (2007) pada pencapaian prestasi belajar peran
keluarga sangat besar bagi seorang siswa. Pada pencapaian hasil belajar peran
keluarga sangat besar bagi siswa. Sifat orang tua yang ada pada suatu keluarga,
buruknya terhadap kegiatan belajar siswa. Sebagai contoh cara mendidik oleh
orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang
atau perhatian berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan peratian atau
anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu bagaimana hubungan anak
dengan orang tua apakan humonis atau jarang bertemu, bahkan terpisah hal ini
b. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yang harus dilalui oleh guru
tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotor
proses. Gagne dan Brigss dalam hal ini menekankan pentingnya proses belajar
secara aktif. Jadi, yang penting dalam pembelajaran bukan upaya guru
c. Kurikulum
kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan
sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling
Proses belajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dapat
dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jika cara belajar siswa
juga dipengarhi oleh relasinya dengan gurunya, guru yang kurang berinteraksi
dengan siswa akrab, menyebabkan proses belajar itu kurang lancar dan juga
siswa merasa jauh dari guru, maka tidak ingin berpartisipasi aktif dalam belajar.
e. Waktu Sekolah
waktu dapat dipagi hari siang sore/malam hari waktu sekolah mempengaruhi
belajar siswa. Jika siswa bersekolah pada siang hari, akan mengalami kesulitan
dalam menerima pelajaran. Kesulitan ini disebabkan oleh karena siswa sukar
menerima pelajaran dan berkonsentrasi dan berpikir karena badan lemah. Jadi
memilih waktu sekolah akan memberi pengaruh yang positip terhadap hasil
belajar.
22
f. Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
yang dipakai guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima
bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
g. Gedung
refsentatif dan memadai untuk seluruh siswa agar siswa terlayani dalam proses
pembelajaran.
h. Akreditasi Sekolah
sekolah secara sistematis dan komfrehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan
Faktor internal siswa yakni penyebab kesulitan belajar berasal dari dalam
diri siswa itu sendiri. Anak ini mengalami gangguan pemusatan perhatian,
yang diraba dan di gerakkan (Suryani, 2010). Faktor internal penyebab kesulitan
belajar meliputi kesehatan jasmani (Dalyono, 2005) minat, bakat dan motivasi
a. Kesehatan Jasmani
melalui indranya tidak dapat diterima oleh otak. Hal ini terjadi dalam waktu
yang lama, syarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk
b. Minat
24
Tidak adanya minat (interest) seorang anak terhadap suatu pelajaran akan
timbul kesulitan dalam belajar. Belajar tidak ada minatnya dikarenakan tidak
sesuainya antara keinginan dengan kebutuhan yang ada tidak sesuai dengan
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Perkembangan minat pada belajar pada
anak, yang bersifat sementara (jangka pendek) dan ada juga yang bersipat jangka
tertentu. Mengenai pemusatan perhatian dan minat belajr terlatak dalam suatu
kuantum yang bergerak dari sikap apatis atau sama sekali tidak menaruh minat
sampai dengan yang sangat berminat. Minat atau perhatian belajar ini sangat
berhubungan dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar juga bergerak dari aktif,
yang berbentuk suatu projek yang berisi kegiatan kompetitif, yang banyak
seorang siswa yang berminat besar pada pembelajaran Biologi maka siswa yang
oleh gurunya karena pusat perhatiannya tertuju pada mata pelajaran Biologi
maka dia akan terfokus dalam pembelajaran Biologi saja dan akan meningkatkan
prestasinya.
Beberapa hal yang data diusahakan untuk membangkitkan minat dan
motivasi siswa yaitu pemilihan bahan ajar pengajaran yang berarti bagi anak,
Discovery, menerjemahkan apa yang diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai
pertama motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa
memperoleh informasi yang benar. Pada peristiwa yang kedua motivasi siswa
dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada peristiwa tersebut
peranan peranan guru sangat mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti,
siswa belajar karena didorong kekuatan mentalnya, kekuatan mental itu berupa
atau rendah. Seorang siswa yang baik motivasinya maka akan giat berusaha,
peserta didik yang motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa,
ragam diagnosis ada dua macam, yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan
merupakan usaha untuk lebih dapat lebih banyak mengerti masalah secara
pengelompokan masalah sesuai dengan ragam dan sipatnya ada masalah yang
kepribadian .
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar. Blassic
dan Jones, sebagaimana dikutip dari Warkitri dkk (1990), menyatakan bahwa
kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang
26
yang satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar baik persepsi
lain:
1). General diagnosis, pada tahap ini lazim digunakan dipergunakan tes baku
2). Analitystic diagnostic, pada tahap ini yang lazimnya digunakan ialah test
tersebut.
3). Psychological diagnosis pada tahap ini tekhnik pendekatan dan instrument
yang digunakan ada (3) antara lain, observasi, analisis karya tulis, analisis
kelamahan siswa sehingga hasil tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
memberikan tindakan lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan
belajar siswa karena itu format dan respon yang dijaring harus memiliki
penyebab timbulnya masalah bagi siswa dan (3) menggunakan soal-soal bentuk
yang cukup terkenal adalah prosedur Wenner dan Sent (1982) sebagaimana
dikutip oleh Syah (1999) sebagai berikut: (1) melakukan obeservasi kelas untuk
belajar; (3) mewawancarai orang tua/wali siswa untuk mengetahui hal ihkwal
yang dialami oleh siswa; dan (5) memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ)
sebagai berikut: (1) keputusan mengenai jenis-jenis kesulitan belajar anak (berat
penyebab kesulitan belajar dan (3) keputusan penyebab kesulitan dalam belajar.
bahasa, serta kemmapuan intelektual dan prestasi belajar. Selain itu Sumadi
kelasnya.
3) Intellegensi level, terjadi anak yang mengalami under achiver.
4) Generasi level, terjadi pada anak yang secara umum dapat mencapai
prestasi sesuai dengan harapan, tetapi ada beberapa mata pelajaran yang
tidak adapat di capai sesuai dengan kritria atau sangat rendah dimana
prestasi, persepsi, tidak dapat menangkap arti, membuat dan menangkap symbol
klasifikasi berinteraksi dari suatu frinsip yang mendasari klasifikasi itu atau juga
merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan data peralatan ilmiah
tahun 1971 serta karyanya yang lain pada “Developing Talent in young people”
3 domain (ranah kawasan): kognitife, afektife dan psikomotorik dari setiap arah
hirarkinya. Beberapa istilah lain juga menggabarkan hal sama dengan ketiga
domain tersebut yang secara konvensional telah lama dikenal taksonomi tujuan
a. Pengetahuan (Knowledge) C1
dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan
berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah,
dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitip yang
b. Pemahaman (Comperehension) C2
menangkap makna dari arti tentang hal-hal yang dipelajari. Adanya kemampuan
c. Penerapan (Application) C3
menghadapi suatu kasus konkret atau nyata dan kemampuan untuk menerapkan
dinyatakan dalam aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru
misalnya menggunakan prisip. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari pada
kemampauan (2)
d. Analisis (Analyisis) C4
dengan baik, kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari pada kemampuan (3).
e. Evaluasi (Evaluation) C5
f. Menciptakan (Create)
berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa
melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh siswa. Perbedaan
menciptakan ini dengan di mensi berfikir kognitif lainnya adalah pada di mensi
yang lain adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan
baru.
emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran. Kawasan afektif yaitu
minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Ranah efektifterdiri dari
pembagian ranah afektif ini disusun oleh bloom besama dengan David Krathwol,
antara lain:
a. Penerimaan (Receiving) C1
seperti penjelasan yang diberikan oleh guru kesedian untuk menyadari adanya
secara aktife dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Hal ini dinyatakan dalam
kegiatan .
diri dengan penilaian itu. Mulainya dibentuk suatu sikap, menerima, menolak
d. Organisasi (Organization) C4
dalam kehidupan misalnya mendapatkan nilai pada suatu skala dan dijadikan
diberbagai bidang seperti mencurahkan waktu hidupnya pada tugas belajar atau
motor dengan pendidikan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek yang lain,seperti
ketramplan jasmani. Rincian dalam ranah ini tidak dibuat oleh bloom namn oleh
ahli yang lain berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom antara lain :
a. Persepsi (Perseption) C1
b. Kesiapan (Set)
mental, dan emosional untuk melakukan gerakan misalnya posisi start dalam
lomba lari.
kepala.
d. Gerakan yang terbiasa (Menchanical respon)
Kemampuan melakuan gerakan tanpa memperhatkan contoh yang
tahap dengan lancar tepat, dan efisien, gerakan-gerakan motoris terampil yang
konten materi (55,56%) dan praktek (29.62%). Materi yang dianggap sulit bagi
35
tentang konsep Bioteknologi baik pada siswa maupun pada masyarakat umum
saat ini masih rendah, sehingga mempengaruhi pada penerimaan akan teknologi
kategorikan sebagai bahan. Bahan ajar umumnya di kemas dalam bahan – bahan
cetakan atau media yang lain yang secara potensial mampu menumbuhkan
dorongan pada peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu, bahan ajar dalam
berbagai bentuk dan jenisnya merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap mutu pembelajaran.Salah satu bahan ajar yang dikembangkan saa ini
Dawson & Scbei (2000), menyatakan bahwa dari sejumlah siswa yang
mungkin disebabkan oleh dari siswa dan masyarakat umum terhadap ilmu
dengan tujuan yang ingin dicapai menurut suhadi dalam (Sudjana & Rivai,
1992).
belajar disekolah dasar maupun menengah agar mereka sukses dalam kehidupan
seseorang dalam memantau, baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dan
perilakunya.
terdiri dari atas sub materi Materi Bioteknologi Konvensional, Kultur Jaringan,
Bioteknolog Dari hasil hasil wawancara pada observasi awal yang telah di
37
Bioteknologi di bawah nilai KKM. Kesulitan belajar siswa di sebabkan oleh dua
faktor yaitu internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya bakat,
motivasi, dan minat, sedankan faktor luar yaitu guru dalam mengajar metode,
atau ICT. Faktor sarana seperti buku dan laboratorium, serta dukungan
dengan banyak hal selain bakat, dapat diberi motivasi dengan belajar yang besar
perhatian siswa pada materi Bioteknologi meningkat, selain itu juga faktor Guru,
Orang tua dan Pemerintah memegang peranan penting. Penggunaan metode atau
media yang menarik atau dengan praktikum siswa akan lebih mudah memahami
2.7 Bioteknologi
manusia. Biologi ini sudah dipraktekkan dan dikenal oleh nenek moyang kita
memanpaatkan mikroba, proses kimia, dan proses genetika yang terjadi secara
pemanpaatan mahkluk hidup (bakteri, virus, dan lain-lain) sekarang ini ilmu
perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi saja tetapi juga
suatu bahan dengan melibatkan jasad hidup untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kebutuhan yang begitu kompleks menuntut sumber daya alam yang memadai,
misalnya hutan, bahan bakar, serta potensi laut manusia dituntut untuk
dibuat dari kedelai menggunakan Rhizhopus, tape, dibuat dari ketela pohon atau
baru.Toti potensi tumbuhan membuat sel tumbuhan dalam proses kultur jaringan
melalui penyisipan gen. DNA rekombinan adalah DNA yang urutannya telah
membuat insulin. DNA kita masukkan kedalam bakteri dengan harapan bakteri
40
tersebut dapat menghasilkan insulin. Ada 4 teknik rekayasa Genetika (1), Teknik
Proses degredasi ini disebuat dengan asam laktat dan hasilnya dinamakan
yoghurt
2.7.2.2Aplikasi Bioteknologi pada keju
Keju merupakan contoh produk Bioteknologi dengan menggunakan
bantuan bakteri pada susu. Bakteri tersebut dikenal dengan sebagai bakteri asam
susu menjadi menggumpal. Pada pembuatan keju, kondisi PH, harus rendah
membuat susu mengental, akibatnya protein pada susu berubah menjadi semi
solid yang disebut cudr, proses ini dibantu dengan menambahkan enzim renin.
Enzim renin dapat diekstrak dari perut anak sapi, namun saat ini dapat diekstrak
Tahu juga merupakan salah satu contoh produk dari bioteknologi, tahu
dibuat dibuat dengan cara mencuci kacang kedelai hingga bersih dan
merendamnya dalam selama satu malam, setelah satu malam tahu juga
merupakan salah satu contoh produk bioteknologi. Tahu dibuat dengan cara
mencuci kacang kedelai hingga bersih dan merendamnya selama satu malam.
Setelah lunak, kacang kedelai digiling menjadi seperti bubur, lalu dididihkan.
Setelah dididihkan, bubur kedelai disaring dan ditambahkan kultur bakteri yang
41
dapat menciptakan kondisi asam. Beberapa jenis bakteri yang sering digunakan
dalam pembuatan tahu ini adalah bakteri asam laktat.Bubur tahu yang telah
ditambahkan bakteri asam laktat ini lalu dicetak, dibumbui, dan diberi garam
memasarkan OHMG yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang
dibuat lebih tahan hama dan tidak dapat membusuk. Secara umum, penerapan
jagung tahan lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat
dan vitamin yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi
menghasilkan vaksin hepatitis B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman
Protein sel tunggal adalah protein sel tunggal digunakan untuk menyatakan
lemak, vitamin, mineral, dan senyawa nitrogen bukan protein seperti asam
nukleat. Produksi PST pertama yang memberikan harapan berasal dari Jerman,
medium molase (limbah pabrik gula) dan garam amonium. Hasil proses ini
dikonsumsi oleh manusia sebagai pengganti protein. Limbah pabrik bubur kayu
berupa sulfit juga telah digunakan sebagai bahan baku dengan memanfaatkan
khamir Candida utilia untuk menghasilkan protein bagi manusia dan hewan.
b. Mikoprotein.
jamur (tubuh jamur). Pada pembuatan mikoprotein ini digunakan jasa jamur
menggunakan glukosa sebagai bahan baku dan zat hara lain serta gas amoniak
notatum telah ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929. Adapun
pada tahun 1939 oleh Rene Dubois mengisolasi dua antibiotic gramisidin dan
dihasilkan jamur ini sangat efektif terhadap bekteri gram positif, khususnya
oleh polutan; dan memberdayakan sumber daya alam yang masih memiliki nilai
tertentu.
lingkungan hidup dalam kehidupan modern yang lebih baik lagi di masa
dilakukan melalui mikrobiologi yang sudah dikembangkan pada abad 20, seperti
produksi susu sapi sampai 20% niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan
sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen
melanggar hukum alam dan sulit diterima masyarakat. Mayoritas orang Amerika
berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis 90% menentang pemindahan
Islam, kalau gen babi disisipkan ke dalambuah semangka? Penerapan hak paten
pada makhluk hidup hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas
tersedia. Akan tetapi, sering pula teknologi yang kita hasilkan itu menimbulkan
tradisional kita, tetapi juga tehnologi yang terlalu etnosentris. Ilmu pengetahuan
memperbesar kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas diri kita sendiri,
sehingga akan muncul lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin meningkatnya
maka sebagai manusia yang bertuhan, setiap kali seorang ilmuwan akan
46
bumi ini.
sekaligus makhluk etis. Maka refleksi etis terhadap apa yang sedang dilakukan
pada kala, budi, filsafat, agama, tradisi tanpa harus terikat dengan agama
tertentu.
adalah:
mengandung resisten terhadap antbiotik susu sapi disuntik dengan Hormon BGH
(BGH) dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20% niscaya akan
2.7.7.5Transgenik
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius
menyisipkan gen makhluk hidup yang lain tidak berkerabat dianggap hukum
alam dan sulit diterima oleh masyarakat. Dalam kesempatan yang lain gen yang
Rokan hilir penelitian telah dilakukan pada bulan Maret - Mei 2016.
3.2 Populasi dan Sampel .
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan IPA dari SMA
Negeri se- Kabupaten Rokan hilir yang terdir dari 32 SMA Negeri yang di 13
kecamatan di kabupaten Rokan hilir dengan jumlah 1920 orang.Sampel yang
diambil dari penelitian analisis kesulitan pembelajaran Bioteknologi adalah
siswa yang berasal dari 11 SMA Negeri Se- Kabupaten Rokan hilir.
Tabel 3.1 Daftar SMA Negeri dan Jumlah Siswa Yang Menjadi Sampel
Penelitian Analisis Kesulitan Pembelajaran Bioteknologi
Jumlah Peringkat
No Nama Sekolah Lokasi
Siswa Akreditasi
1. SMAN 2 Pujud 55 B Kecamatan Pujud
2. SMAN 5 Tanah Putih 30 B Kecamatan Tanah putih
3. SMAN 4 Tanah Putih 23 A Kecamatan TanahPutih
4. SMAN 1 Kubu 96 A Kecamatan Kubu
5. SMA 2 Bangko Pusako 83 A Kecamatan Bangko Pusako
6. SMAN 2 B.Sinembah 72 A Kecamatan Bagan Sinembah
7. SMA N 1 R.Melintang 55 B Kecamatan Rimba melintang
8. SMAN 1 T. Melawan 50 A Kecamatan Tanah Putih
9. SMAN 4 B.Pusako 69 B Kecamatan Bangko Pusako
yaitu ada pada 11 SMA Negeri yang mewakili sampel total yang berjumlah
1920 Orang dari 32 SMA Negeri di Kabupaten Rokan hilir yang terdapat di Kota
dan pinggiran. Sekolah yang dipilih ada 6 sekolah yaitu 4 SMAN Terakreditasi
Adan 5 SMAN Terakreditasi B yaitu (1) SMA Negeri 2 Pujud, Akreditasi B, (2)
SMA Negeri 5 Tanah Putih Akreditasi, (3) SMAN 4 Tanah Putih Akreditasi A,
(4) SMAN 1 Kubu Akreditasi A, (5) SMA Negeri 2 Bangko Pusako Akreditasi
48
49
B, (6) SMA Negeri 2 Bagan Sinembah Akreditasi A, (7) SMA Negeri 1 Bagan
penelitian non eksperimen, karena dalam penelitian ini tidak melakukan kontrol
penelitian ini mengenai kesulitan belajar, mencari buku-buku dan jurnal yang
sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada bulan November
3.3.2.Definisi Operasional
yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Tes hasil belajar
adalah butir soal tes yang disusun berdasarkan indikator yang terdapat pada
silabus mata pelajaran Biologi materi kelas XII pada pokok Bahasan
Bioteknologi. Bentuk tes pilihan berganda (multiple choice) yang disusun dari
soal-soal Ujian nasional, Ujian try out dalam penelitian soal disusun
Keterangan :
C1 : Pengetahuan / Knowledge
C2 : Pemahamaan / Comprehension
C3 : Penerapan / Aplication
C4 : Penguraian / Analysis
C5 : Evaluation / Menilai
C6 : Create / Mencipta
belajar
Menurut Thursam (2002) kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang
Angket yang akan di inginkan dalam penelitian ini berisi 25 pertanyaan yang
materi Bioteknologi yang dibatasi faktor internal dan faktor eksternal dengan 4
kategori pilihan yaitu (SL), sering, (S), kadang-kadang (KK), Tidak pernah (TP)
b. Motivasi
3,8
- Kebutuhan akan 4,5
berprestasi 16
- Usaha untuk belajar
2. Faktor Bioteknologi
Eksternal - Pemahaman
terhadap
23,10
Bioteknologi
c. Bakat
- Kemampuan
menyelesaikan soal 15,18
Bioteknologi
d. Guru
- Penguasaan materi
14,17
- kejelasan
menerangkan 19,20,22
- Penggunaan metode
-mengajar 14,25
- Penggunaan
media/alat peraga 21
- Sumber belajar
bervariasi
e. Laboratorium
- Mengadakan 6
praktikum materi
53
Bioteknologi
- Kesedian alat dan
bahan untuk 7
f. Buku praktikum materi
- Bioteknologi
kesedian buku
pegangan
(Slameto, 2010
3.4.4. Wawancara
Wawancara merupakan proses pengumpulan imformasi yang dilakukan
untuk secara langsung untuk memperoleh data secara langsung dari sampel
hasil yang diperoleh dari tes tulis. Pertanyaan yang digunakan kepada siswa
proposal ini adalah hasil dari dari jawaban siswa terhadap instrument tes
belajar dengan mancari akar skor rata-rata hasil tes seluruh siswa. Sebelum
melakukannya maka dilakukan hal sebagai berikut (1) meneliti hasil angkaet (2)
memberi skor pada masing-masing jawaban siswa (3) membuat kriteria yang
ideal (4) memasukkan jumlah skor dalam rumus tes diagnostik yang digunakan
Penentuan kriteria skor dilakukan persub varibel (Arikunto, 2003) dengan acuan
sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesulitan Belajar (%) yang Dialami Siswa
Pada Materi Bioteknologi
Persentase Kategori
81,26 % ≤ skor ≤ 100% Kesulitan belajar rendah
62,51% ≤ skor 81,25% Kesulitan belajar sedang
43,76≤ skor ≤ 62,50% Kesulitan Belajar Tinggi
25% < skor ≤ 43,75% Kesulitan Belajar sangat tingi
(Arikunto,2003)
3.5.2 Analisis Kognitif Kesulitan Belajar Materi Bioteknologi
Untuk mencari kesulitan belajar setelah dilakukan penskoran terhadap data
menghitung persentase kesulitan belajar siswa dlihat dari aspek yang dinilai
yaitu berupa aspek ingatan (C1) aspek pemahaman (2) sampai pada aspek
mencipta (6) dengan menjumlahkan seluruh jawaban yang ada, dibagi dengan
Materi.
Penentuan Kriteria skor untuk ranah kognitif (Arikunto, 2003) dengan
dari tiap-tiap varibel yang diteliti dan data yang diungkapkan dalam penelitian
yang berupa pertanyaan yang ada rumusan masalah. Pengolahan data angket di
lakukan dengan cara: (1) melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa;
55
menggunakan rentang nilai yang sama pada sub materi maupun indikator.
Jumlah skor jawaban siswa
Persentase Jawaban = x100
Jumlah Skor Maksimal
Tabel 3.5 Kategori Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar yang Dialami
Siswa ada Materi Bioteknologi
Persentase Kategori
81,26 % ≤ skor ≤ 100% Kesulitan belajar rendah
62,51% ≤ skor 81,25% Kesulitan belajar sedang
43,76≤ skor ≤ 62,50% Kesulitan Belajar Tinggi
25% < skor ≤ 43,75% Kesulitan Belajar sangat tingi
(Arikunto, 2003)
3.5.4 Analisis Hasil Wawancara
Analisis Hasil wawancara siswa dilakukan dengan cara merekap jawaban
diperoleh data nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar = 44,25 dengan
hasil penguasaan materi bioteknologi dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Jumlah yang Tuntas dan Tidak Tuntas dalam Tes Penguasaan
Materi Bioteknologi Di SMA Negeri Se- Kabupaten Rokan Hilir
Berdasarkan KKM 75 (%).
Dari 644 orang siswa yang atau sebanyak 574 siswa (89,13%) tidak
tuntas pada materi bioteknologi, yaitu sebanyak 48 siswa dari SMAN 2 Pujud,
26siswa dari SMAN 5Tanah Putih, 20 siswa SMAN 4 Tanah Putih, 90 siswa
56
57
siswa SMA Negeri se-Kabupaten Rokan hilir tahun ajaran 2015/ 2016.di peroleh
presentasi kesulitan belajar siswa setiap materi yang dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kesulitan Belajar (%) Siswa Sub Materi Bioteknologi di SMA
Negeri se- Kabupaten Rokan Hilir
Tabel 4.2 Kesulitan Belajar (%) Siswa Sub Materi Bioteknologi di SMA
Negeri Se- Kabupaten Rokan Hilir
Tabel 4.2 Kesulitan Belajar (%) Siswa Sub Materi Bioteknologi Di SMA
Negeri Se- Kabupaten Rokan Hilir
tinggi. Tingkat kesulitan sangat tinggi yaitu Ilmu yang berkaitan dengan
sebesar 44,99%.
Jika kita lihat dari tiap – tiap sekolah siswa mengalami kesulitan materi
Bioteknologi rata – rata yaitu rata di SMA 2 Pujud sebesar 48,09% , SMAN 5
Tanah Putih 39,75%, SMAN 4 Tanah Putih 38,80%, SMAN1 Kubu 53,41%,
Bioteknologi di kelas XII SMAN se- Kabupaten Rokan Hilir pada tahun ajaran
Dari gambar diatas dapat terlihat tingkat kesulitan yang dialami siswa
SMA Negeri pada kelas XII IPA se- Kabupaten Rokan hilir, yang termasuk
kategori sangat tinggi yaitu pada SMAN 1 Rimba Melintang sebesar 33.50%,
Tanah Putih 39.75%, SMAN 4 Tanah Putih 38.80%, SMAN 5 Tanah Putih
39.75%, dan SMAN 2 Bangko Pusako sebesar 40.89%. Sedangkan siswa yang
mengalami kesulitan belajar pada kategori tinggi terutama yaitu pada SMAN 2
sebesar 60.68%.
4.1.3 Kesulitan Belajar (%) Siswa pada Materi Bioteknologi yang Sulit Di
Pahami Oleh Siswa
sebagai berikut:
1. Kesulitan Belajar pada Indikator Menjelaskan Arti Bioteknologi Dan
Prinsip Dasar Bioteknologi
44,67 %. Tingkat kesulitan belajar siswa pada kategori sangat tinggi terdapat
pada SMAN 4 Bangko Pusako sebesar 37.10%, SMAN 2 Pujud sebesar 39.64%,
dan SMAN 1 Kubu sebesar 42.92%. Sedangkan tingkat kesulitan belajar siswa
pada kategori tinggi terdapat pada SMAN 1 Batu Hampar sebesar 44.15%,
SMAN 5 Tanah Putih sebesar 46%, SMAN 2 Bangko Pusako sebesar 47.71%,
SMAN 1 Bangko sebesar 48.97%, SMAN 1 Tanjung Melawan sebesar 50%, dan
arti dan prinsip dasarr bioteknologi yang di sajikan dalam bentuk diagram pada
gambar 4.2
61
Gambar 4.2 Kesulitan belajar (%) pada indikator menjelaskan arti dan prinsip
dasar Bioteknologi
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
Tingkat kesulitan belajar siswa pada kategori sangat tinggi terdapat pada SMAN
4 Bangko Pusako sebesar 42.39%, SMAN 2 Batu Hampar sebesar 43.40%, dan
SMAN 2 Pujud sebesar 43.18%. Tingkat kesulitan belajar siswa pada kategori
tinggi terdiri dari SMAN 5 Tanah Putih sebesar 45.83%, SMAN 4 Tanah Putih
sebesar 66.57%. Sebaran Presentase (%) kesulitan belajar siswa pada materi
keterkaitan ilmu lain dalam materi Bioteknologi dapat dilihat pada gambar 4.3.
di bawah ini :
Gambar 4.3 Kesulitan belajar (%) siswa pada materi keterkaitan ilmu lain
dalam Bioteknologi
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
rata berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 35.80%. Presentase
kesulitan belajar siswa pada kategori sangat tinggi terdapat pada SMAN Batu
Tanah Putih sebesar 40%. Presentase kesulitan belajar siswa pada kategori tinggi
63
Gambar 4.4 Kesulitan belajar (%) siswa pada indikator membedakan jenis –
jenis bioteknologi
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
tinggi yaitu sebesar 42.93%. Tingkat kesulitan belajar siswa pada kategori sangat
tinggi terdapat pada SMAN 1 Batu Hampar sebesar 23.77%, SMAN 4 Bangko
Bangko Pusako sebesar 42.89% dan SMAN 5 Tanah Putih sebesar 43.33%.
Sedangkan tingkat kesulitan belajar siswa pada kategori tinggi terdapat pada
64
SMAN 2 Pujud sebesar 47.27%, SMAN 4 Tanah Putih 45.22%, SMAN 1 Kubu
Gambar 4.5 Kesulitan belajar (%) pada indikator memberikan contoh proses
rekayasa genetika
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
saat ini, tingkat kesulitannya rata-rata berada pada kategori tinggi yaitu 44.12%.
Tingkat kesulitan belajar siswa yang berada pada kategori sangat tinggi terdapat
pada SMAN 4 Bangko Pusako yaitu sebesar 24.88%, SMAN 2 Bangko Pusako
65
sebesar 36.95%, SMAN 4 Tanah Putih 40.58%, SMAN 5 Tanah Putih 41.67%,
Sedangkan tingkat kesulitan belajar siswa pada kategori tinggi terdapat pada
Gambar 4.6 Kesulitan belajar (%) pada indikator menjelaskan proses kultur
Jaringan
berada pada tingkat kategori tinggi yaitu sebesar 44.01%. Tingkat kesulitan
belajar siswa yang berada pada kategori sangat tinggi terdapat pada SMAN 4
SMAN Batu Hampar sebesar 38.99%, SMAN 4 Tanah Putih sebesar 34.06% dan
SMAN 5 Tanah Putih sebesar 39.44%. Sedangkan tingkat kesulitan belajar siswa
pada kategori tinggi terdapat pada SMAN 2 Bangko Pusako 43.98%, SMAN 2
Presentase kesulitan Belajar setiap SMAN yang ada pada indikator proses
rekombinasi gen dapat disajikan dalam bentuk diagaram pada gambar 4.7
belajar siswa yang berada pada kategori sangat tinggi terdapat pada SMAN 4
Batu Hampar sebesar 41.13%, SMAN 4 Tanah Putih sebesar 43.48% dan SMAN
5 Tanah Putih sebesar 40.67%. Sedangkan tingkat kesulitan belajar siswa pada
kategori tinggi terdapat pada SMAN 1 Bangko 49.31%, SMAN 2 Pujud sebesar
sebagai berikur:
Gambar 4.8 Kesulitan belajar (%) siswa pada indikator memberikan contoh
produk rekayasa genetika
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
8. Indikator Kesulitan Menjelaskan Dampak Penggunaan Bioteknologi
Untuk indikator menjelaskan dampak penggunaan bioteknologi tingkat
Tingkat kesulitan belajar siswa yang berada pada kategori sangat tinggi terdapat
27.88%, SMAN Batu Hampar sebesar 32.08%, SMAN 4 Tanah Putih sebesar
27.54%, SMAN 5 Tanah Putih sebesar 35.56% dan SMAN 2 Bangko Pusako
sebesar 43.37%. Sedangkan tingkat kesulitan belajar siswa pada kategori tinggi
Gambar 4.9 Kesulitan belajar (%) siswa pada indikator proses produk
rekombinan gen dengan sipat baru yang kita inginkan.
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
9. Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Menjelaskan Dampak
Penggunaan Rekayasa Genetika
tingkat kesulitannya rata-rata berada pada kategori sangat tinggi sebesar 40,08%.
69
Tingkat kesulitan belajar siswa yang berada pada kategori sangat tinggi terdapat
28.28%, SMAN Batu Hampar sebesar 40.04%, SMAN 4 Tanah Putih sebesar
28.50%, SMAN 5 Tanah Putih sebesar 32.22% dan SMAN 2 Bangko Pusako
sebesar 33.20%. Sedangkan tingkat kesulitan belajar siswa pada kategori tinggi
terdapat pada SMAN 2 Pujud sebesar 45.86%, SMAN 1 Kubu 55,79%, SMAN 2
Gambar 4.10 Kesulitan belajar (%) siswa pada indikator menjelaskan dampak
penggunaan rekayasa genetika
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
Dari 9 Indikator yang ada diperoleh rata – rata kesulitan belajar siswa
rata persentase kesulitan belajar siswa setiap indikator pada materi Bioteknologi
SMA Negeri se- Kabupaten Rokan hilir di sajikan pada gambar 4.11.
70
Gambar 4.11 Rata – rata (%) kesulitan belajar siswa setiap indikator pada
Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se- Kabupaten rokan hilir.
Keterangan :
1 = Menjelaskan arti dan prinsip dasar Bioteknologi
2 = Menjelaskan ilmu yang berkaitan dengan Bioteknologi
3 = Menjelaskan jenis-jenis Bioteknologi
4 = Menjelaskan contoh proses rekayasa genetika
5 = Menjelaskan proses kultur jaringan
6 = Menjelaskan proses rekombinan gen
7 = Memberikan contoh produk rekayasa genetika
8 = Menjelaskan dampak penggunaan bioteknologi
9 = Menjelaskan dampak penggunaan rekayasa genetika
Data hasil tes yang dilakukan pada siswa kelas XII SMA Negeri se-
berdasarkan level kognitif seperti yang terdapat pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3. Kesulitan Belajar (%) Siswa pada Materi Bioteknologi Di SMA
Negeri se- Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan Level Kognitif
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa
sebesar 51.37%.
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.3.dan 4.4. di atas dapat
Gambar 4.12. Penguasaan dan Kesulitan Belajar (%) Siswa Berdasarkan Level
Kognitif
Keterangan :
C1 = Pengetahuan/ Knowledge
C2 = Pemahaman / Comprehension
C3 = Penerapan / Aplication
C4 = Penguraian / Analysis
C5 = Evaluation/ Menilai
C6 = Mencipta/ Create
dari faktor internal dan eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk faktor
internal yang terdiri dari minat, motivasi dan faktor bakat dapat di jelaskan pada
tabel 4.5.
73
Faktor Internal
No Nama Sekolah
Minat Motivasi Bakat
1 SMAN 2 Pujud 42,44 39,56 47,45
2 SMAN 5 T.Putih 45,00 37,58 49,58
3 SMAN 4 T.Putih 43,48 30,80 41,20
4 SMAN 1 Kubu 44,24 35,28 43,22
5 SMAN 2 B Pusako 40,29 34,87 43,97
6 SMAN 2 Bagan Sinembah 37,90 31,39 42,23
7 SMAN 1 Rimba Melintang 56,05 36,68 43,24
8 SMAN 1 T Melawan 31,70 30,17 37,75
9 SMAN 4 B Pusako 37,90 31,39 42,23
10 SMAN 1 Bangko 37,93 29,21 40,73
11 SMAN 1 Batu Hampar 16,82 13,89 25,89
Rata-rata 39,43 31,89 41,59
mempengaruhi kesulitan belajar siswa tediri dari faktor minat dan bakat.Hal ini
dilihat dari rata- rata perolehan skor angket fator penyebab kesulitan belajar pada
pada kategori tinggi. Untuk faktor minat menyebabkan kesulitan belajar terbesar
belajar yang dialami oleh siswa. Minat menyebabkan kesulitan belajar dengan
kategori sangat tinggi pada SMAN 2 Pujud 42.44%, SMAN 4 Tanah Putih
Batu Hampar 16,82%. Untuk minat belajar dengan kategori tinggi adalah pada
SMAN 5 Tanah Putih 45%. SMAN 1 Kubu 44,24%, dan SMAN 1 Rimba
Gambar 4.13 Faktor minat (%) sebagai penyebab kesulitan belajar Siswa pada
Materi Bioteknologi di SMAN se- Kabupaten Rokan Hilir
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
kategori sangat tinggi di SMAN 2 Pujud 39.56%, SMAN 5 Tanah Putih 37.58%,
Pusako 31.39%, SMAN 1 Bangko 29.21% dan SMAN 1 Batu Hampar 13,89%..
Kabupaten Rokan hilir. Faktor bakat sebagai penyebab kesulitan belajar siswa
dengan kategori sangat tinggi di SMAN 4 Tanah Putih 41.20%, SMAN 1 Kubu
SMAN 1 Bangko 40.73% dan SMAN 1 Batu Hampar 25.89%. Sedangkan faktor
bakat sebagai penyebab kesulitan belajar siswa dengan kategori tinggi yaitu
Belajar pada siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Rokan Hilir pada materi
Bioteknologi dapat disajikan dalam Bioteknologi dapat di lihat pada tabel 4.6
77
kemampuan guru dan sarana. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata perolehan skor
angket faktor penyebab kesulitan pada kategori tinggi. Untuk faktor guru yang
faktor Eksternal guru yang termasuk dalam kategori sangat tinggi yaitu pada
SMAN 5 Tanah Putih 40.10%, SMAN 4 Tanah Putih 41.30%, SMAN 1 Kubu
SMAN 4 Bangko Pusako 37.92%, SMAN 1 Bangko 35.83% dan SMAN 1 Batu
Gambar 4.16 Faktor peranan guru (%) sebagai penyebab kesulitan belajar
siswa pada materi Bioteknologi di SMAN Se- Kabupaten Rokan
Hilir
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
Belajar termasuk dalam kategori tinggi yaitu pada SMAN 2 Pujud 74.70%,
SMAN 5 Tanah Putih 58.11%, SMAN 4 Tanah Putih 57.61%, SMAN 1 Kubu
SMAN 1 Bangko 45.11. Sedangkan yang termasuk pada kategori sangat tinggi
yaitu SMAN 1 Tanjung Melawan 40,20% dan SMAN 1 Batu Hampar 37.74%.
Gambar 4.17 Faktor Sarana (%) sebagai penyebab Kesulitan Belajar Siswa
pada materi Bioteknologi di SMAN Se- Kabupaten Rokan Hilir
Keterangan :
1. SMAN 2 Pujud 7. SMAN 1 Rimba Melintang
2. SMAN 5 Tanah Putih 8. SMAN 1 Tanjung Melawan
3. SMAN 4 Tanah Putih 9. SMAN 4 Bangko Pusako
4. SMAN 1 Kubu 10. SMAN 1 Bangko
5. SMAN 2 Bangko Pusako 11. SMAN Batu Hampar
6. SMAN 2 Bagan Sinembah
hasil tes di bawan nilai KKM yaitu 70 orang di ketahui bahwa materi
Bioteknologi merupakan materi yang sulit bagi siswa terutama pada sub materi
kesulitan belajar pada materi Bioteknologi berasal dari faktor internal dan
eksternal yaitu peranan guru dan sarana pembelajaran, yang paling basar
mempengaruhi kesulitan belajar adalah faktor minat, bakat dan motivasi. Banyak
teori/ konsep dan istilah serta proses dalam Bioteknologi yang tidak dipahami
Sebagaian guru ada yang melakukan praktikum untuk sub materi Bioteknologi
di kabupaten Rokan hilir sudah memiliki laboratorium tapi belum yang memadai
bahkan ada yang tidak punya laboratorium sama sekali. Sedangkan buku
pegangan siswa sebagaian besar sudah memiliki yang dialokasikan dari dana
4.1.7 Kesulitan Belajar Siswa di Pusat Kota dan Daerah Pinggiran Kota
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada SMA Negeri Se-Kabupaten
Rokan Hilir didapatkan rata-rata persentase kesulitan belajar siswa yang berada
di pusat kota sebesar 52,42% yang terdiri dari SMAN 1 Kubu sebesar 52.30%,
sebesar 47.52%, SMAN 5 Tanah Putih sebesar 40.52%, SMAN 4 Tanah Putih
81
Kesulitan Kesulitan
No Pinggiran Kota Pusat Kota
Belajar (%) Belajar (%)
1 SMAN 2 Pujud 47,52 SMAN 1 Kubu 52,30
2 SMAN 5 T.Putih 40,52 SMAN 2 B Sinembah 51,34
3 SMAN 4 T.Putih 40,10 SMAN 1 T Melawan 60,86
5 SMAN 2 B Pusako 42,82 SMAN 1 Bangko 51,24
7 SMAN 1 R Melintang 35,83 SMAN B Hampar 46,36
8 SMAN 4 B Pusako 29,25
Rata-rata 39,34 Rata-rata 52,42
Gambar 4.18 Kesulitan belajar siswa di pusat kota dengan Pinggiran kota
bersekolah di pusat kota dan siswa yang bersekolah di pinggiran kota di atas
didapat nilai sig (2 tailed) sebesar 0,042 < 0,05 maka sesuai dasar pengambilan
Kesulitan
No Sekolah Akreditas
Belajar (%)
1 SMAN 4 T.Putih A 40,10
2 SMAN 1 Kubu A 52,30
3 SMAN 2 B Pusako A 42,82
4 SMAN 2 B Sinembah A 51,34
5 SMAN 1 T Melawan A 60,86
6 SMAN 1 Bangko A 51,24
7 SMAN 2 Pujud B 47,52
8 SMAN 5 T.Putih B 40,52
9 SMAN 1 R Melintang B 35,83
10 SMAN 4 B Pusako B 29,25
11 SMAN B Hampar B 46,36
Rata-rata 45,29
akreditas berbeda didapat persentase nilai rata-rata sebesar 45,29% yang terdiri
akreditasi A dan Akreditasi B di atas diperoleh nilai sig. (2 tailed) sebesar 0,019
83
< 0,05 maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independent t test
4.2. Pembahasan
banyaknya siswa yang tidak tuntas untuk setiap sub materi yang di ajarkan. Hal
dan konsep dasar yang benar. Dari banyaknya siswa yang diperolah dari siswa
yang tidak tuntas 574 siswa atau sebesar 89,13% dan siswa yang tuntas sebanyak
70 siswa atau sebesar 10,87 %. Untuk tingkat kesulitan berada pada kategori
sedang dan tinggi, ini sesuai dengan hasil tes dan wawancara yang dilakukan
terhadap siswa yang mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi
bioteknologi.
Dari ketujuh materi bioteknologi tingkat kesulitan yang terbesar yaitu
pada sub materi kedua yaitu Ilmu yang berkaitan dengan Bioteknologi sebesar
belajar pada materi ini disebabkan siswa tidak memahami dan menguasai ilmu-
kesulitan sangat tinggi. Tingginya kesulitan belajar siswa pada materi ini
bioteknologi.
Selanjutnya pada Sub materi ketiga yaitu sub materi Bioteknologi
inisulit dipahami siswa terutama untuk proses jenis bakteri sulit di pahami siswa
terutama untuk proses jenis baktei yang berperan dalam menghasilkan jenis
materi ini disebabkan siswa tidak pernah melakukan proses rekayasa genetika
secara langsung.
Tingkat kesulitan belajar yang kelima yaitu pada sub materi yang
sehingga terbentuk jenis makanan dengan jumlah protein yang tinggi yang
Tingkat kesulitan belajar yang keenam yaitu pada sub materi yang kelima
proses dan lengkah- langkah dalam melakukan kultur jaringan, siswa juga
51,23% dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan pada materi ini siswa lebih
bioteknologi tersebut.
Besarnya tingkat kesulitan yang dialami siswa untuk materi bioteknologi
besarnya kesulitan yang dialami siswa pada pada materi bioteknologi terutama
pada sub materi rekombinan gen dan dampak bioteknologi modern maupun
2005), menyatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan
di sekolah saat ini terlalu menuntut anak harus menghapal berbagai bahan ajar
organisme biologis sistem dan proses rekayasa dalam industry barang dab jasa
pembelajaran yang tepat sehingga mudah dipahami. Peran guru dan metode
86
hasil yang diharapkan. Ausabel dalam Dahar (2008), menekankan agar para guru
mengetahui konsep – konsep yang relevan yang telah ada dalam struktur kognitif
(otak) siswa bila dalam struktur kognitif tidak terdapat konsep- konsep yang
nilai rata- rata yang diperoleh dari 11 SMA Negeri yang nilai rata- ratanya
adalah 51,37%. Ini menunjukkan bahwa siswa siswa kesulitan ketika menjawab
bloom pengetahuan merupakan tingkat yang paling rendah dalam hal ini siswa
diharapkan mampu mengenal atau mengingat materi yang sudah di pelajari dari
(pemahaman) berada pada kategori yang tinggi. Nilai yang di peroleh dari 11
SMAN se – Kabupaten Rokan hilir dengan nilai rata- rata adalah 54,49%.
materi – materi yang sudah di pelajari, dan mampu menyusun kembali struktur
kategori tinggi, nilai yang diperoleh dari 11 SMA yaitu dengan rata- rata adalah
Pada tingkat ini anak harus menentukan bagian- bagian dari suatu masalah dapat
di menunjukkan bagian- bagian lainnya. Pada tingkatan ini sulit ini siswa sulit
kategori tinggi, setelah di jumlah dan dirata- ratakan, dengan nilai 62,35%. Ini
dari 11 SMAN se-Kabupaten Rokan hilir rata- ratanya 55,62%. Ini menunjukkan
paling tinggi yaitu penilaian /Evaluation (C6) Tingkat ini lebih sulit dari tingkat
lainnya pada ranah kognitif, banyak siswa yang kurang memahami soal. Dalam
hal ini siswa harus menilai, mempertimbangkan dan mengambil keputusan benar
kesulitan pada materi Bioteknologi.Setiap naik satu tingkat pada ranah kognitif
maka naik pula kesulitan belajarnya. Terjadi kesulitan belajar terbesar yaitu
masuk kategori tingkat pada kegiatan memadukan ( C5) dan penilaian (C6).
88
minat, motivasi dan bakat. Faktor minat menyebabkan kesulitan belajar sebesar
39,43%. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan dunia luar (Slameto. 2010) semakin kuat atau dekat hubungan
faktor, baik yang sipatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal)
Dilihat dari dalam diri siswa minat dipegaruhi oleh cita- cita, Kepuasaan,
tinggi terhadap Sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak
dpat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang suatu barang atau
sesuai pendapat yang dikemukakan Mohamad dan wan Sulong (2006), dalam
yang disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya tergantung dari bakat
89
memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa senang
Dalam belajar di perlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang di pelajari
tidak dapat di lakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan ini meliputi seluruh
menggunakan minat – minat siswa yang telah ada dan membetuk minat baru
pada diri siswa. Minat seoramg siswa dapat di tingkatkan dengan memberikan
metode yang menarik. Selain minat. Selain faktor yang mendukung dalam diri
siswa akan mendorng mereka untuk belajar lebih giat, pantang menyerah.
Bisi beggs dan Tefler (dalam Mudjiono, 2006) mengungkapkan motivasi
menghadapi rintangan, motivasi ini dapat di bangun dalam diri siswa. Motivasi
merupakan salah satu faktor yang penting mempengaruhi belajar dan hasil
hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Semakin tinggi
motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa belajar lebih giat lagi dan
orang berbeda, hal ini di pengaruhi oleh faktor cita-cita atau aspirasi,
seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti pelajaran biologi bahkan dapat
adanya kebutuhan , begitu juga minat. Sehingga tepatlah minat merupkan alat
motivasi . Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena
itu , guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan
benda yang hidup menjadi objek dari biologi.Oleh karena itu berobyekkan benda
– benda yang hidup.Maka cukup banyak ilmu – ilmu yang terkabung dalam
biologi yang dikaji adalah benda – benda yang hidup.Biologi sebagai salah satu
demikian, bidang biologi dapat melahirkan reaksi perasaan senang, gembira dan
sendiri apakah menaruh minat yang tinggi terhadap bidang study atau tidak
(Ahmadi,1998).
Selain minat dan motivasi faktor yang mempengaruhi belajar adalah
potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah daya
untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Kemampuan menujukkan bahwa tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan
datang. Agar bakat dapat dikembangkan maksimal maka perlu digali dan
dalam bidang tertentu artinya selain minat, motivasi maka bakatpun menjadi
tinggi terhadap suatu materi pelajaran maka akan dapat mengatasi kesulitan
faktor penyebab kesulitan belajar masing – masing sebesar 31,89% dan 41,59% .
Motivasi dan bakat yang ada ada tidak didukung oleh minat siswa terhadap
belajar bioteknologi tidak akan mengatasi kesulitan belajar pada siswa. Hal ini di
rendahnya minat siswa inilah yang membuat siswa mengalami kesulitan belajar
bioteknologi.
Rendahnya minat siswa ini berasal dari diri mereka sendiri, karena minat
merupakan kunci dalam belajar. Bila seseorang siswa memiliki minat yang
rendah dalam belajar dipastikan akan mengalami kesulitan dalam belajar. Kalau
seseorang siswa memiliki minat yang pada mata pelajaran tertentu dia akan
perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk
yang ada pada pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa
tersebut di harapkan belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil
belajarnya (Kartono,1995).
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah
keaktifan guru dalam proses pembelajaran dan sarana sekolah yang tersedia.
Guru dalam mengatasi kesulitan belajar, jika guru mengajar dengan metode yang
dapat menarik siswa, menguasai materi dengan baik, menggunakan alat peraga
mengajar, serta memiliki hubungan yang baik dengan setiap siswa yang siswa
yang diajar, akan mempengaruhi hasil belajar, yang artinya bila guru dapat
membuat siswa perhatian pada pelajaran, maka akan mengatasi kesulitan belajar
ketika menyelesaikan test yang diberikan pada saat ulangan. Kemampuan guru
itu guru sangat erat dituntut benar menguasai materi yang ada pada indikator dan
dapat dilakukan oleh orang lain di luar pendidikan. PP RI nomor 74 tahun 2008
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan jasmani serta tidak memiliki kesulitan
.isi pembelajaran sesuai dengan standar isi, dan menghayati dan melaksanakan
ditetapkan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu harus
majemuk, artinya peran guru tidak hanya satu tetapi lebih dari satu. Guru yang
berkarakter adalah guru yang memiliki hati nurani yang tajam. Guru dengan
krakter beginilah yang mampu menghadirkan hatinya dala emosi anak didik
selama proses pembelajaran. Guru yang memiliki wawasan tinggi akan mampu
belajar bagi siswa untuk mencpai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab
untuk melihat segala Sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
berbagai kegiaiatan dalam proses pembelajaran dla alam belajar sebagai suatu
proses dinamis dalam segala fase dan proses perkembanga siswa. Secara lebih
rinci tugas guru terpusat pada; (1) Mendidik dengan ka pendek titik berat
memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun
memungkinkan siswa belajar, akan tetapi juga mendeteksi dengan cermat apakah
kegiatan – kegiatan belajar benar- benar telah berlangsung atau belum. Kesulitan
mencapai tujuan pengajaran yang diberikan dalam waktu yang sesuai dengan
mungkin juga kasar, kurang bisa bersimpati ,pasti tidak banyak memberi
pengaruh kepadasa anak didik. Guru yang mampu memberi pengaruh kepada
anak didik. Guru yang mampu memberi pengaruh untuk masa depan anak didk
lewat kata- kata atau bahasanya adalah memiliki pribadi yang baik sangat
cerdas. Untuk itu adalah sangat ideal bila setiap guru mampu meningkatkan
kualitas pribadinya menjadi guru yang cerdas, yaitu cerdas intelektul, cerdas
emosional dan cerdas juga spiritualnya akan membekas sampai tua. Kata – kata
yang mampu memberi dorongan semangat juga berarti dalam menumbuhkan dan
sebab itu guru harus memberikan kata- kata yang baik dengan kata- kata yang
berkualitas.
Suratman (2009), mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode di
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang anak didik, tujuan yang
ingin dicapai, situasi yang ada, yang tersedia dan kualitas guru yang memadai.
Perlu diketahui bahwa bahwa tidak ada metode yang pun yang dianggap yang
paling baik diantara metode – metode dengan kelebihan masing- masing. Suatu
metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu tetapi belum tentu tepat untuk
situasi yang lain. Demikian pula dengan suatu metode lain yang dianggap baik
95
untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-
menggunakan contoh – contoh pangan dan diakhiri diskusi , tanya jawab dan
disini bukan hanya guru yang aktif tetapi siswa juga terlibat aktif.
Seorang guru yang pandai berpidato dengan segala humor dan
siswa dari awal sampai akhir pembelajaran. Akan tetapi bagi seorang guru yang
tidak dapat berbicara dan uraiannya terasa kering, dapat mengatasi dengan
uraian sedikit saja, diselingi Tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau
diskusi sehingga kelemahan dalam berbicara dapat ditutupi dengan metode yang
lain.
Hammerly (1991) menyatakan bahwa pembelajaran di kelas adalah
bermakna, metode belajar yang bermanfaat dan materi yang otentik. Dengan
metode yang tepat diharapkan siswa dapat menguasai dan mengatasi kesulitan
belajar pada materi Bioteknoogi, karena dengan metode yang tepat dan benar
pembelajaran akan semakin bermakna dan siswa sangat memahami materi yang
belajar yang dialami siswa. Alat peraga mampun media yang digunakan dibawa
kedalam kelas akan membuat siswa bertanya dan akan menemukan jawaban dari
96
Yusuf (1986) mengartikan media pembelajaran sebagai wadah dari sumber atau
pembelajaran akan lebih mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan
media pembelajaran, tetapi sebagian belum sesuai dengan fungsi media sebagai
penjelas pesan. Peran media seperti ICT dan internet sebagaimedia sangat
membantu guru dan siswa bila digunakan dengan semestinya, sehingga materi
guru hanya fasilitator yang akan membawa untuk mencari informasi yang
sebenarnya. Agar anak terus mencari informasi tersebut dari buku, alat peraga
atau media yang kita gunakan, sebagai guru hendaknya memberi motivasi yang
bioteknologi di SMAN Se- Kabupaten Rokan hilir adalah sarana belajar yaitu
dapat melatih ketrampilan berpikir siswa ilmiah, mengikut sertakan siswa akan
merasa dirinya berperan hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Sanjaya (2006), proses mencari jawaban itu sangat penting agar siswa
mengungkapkan bahwa” kita belajar hanya 10% dari apa yang kita baca, 20%
dari apa yang kita apa didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang
dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang
dikatakan dan dilakukan sendiri yaitu sebesar 90%, hal ini sama sipatnya dengan
pembelajaran Bioteknologi.
Selain itu, menurut hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri se-
mudah diapahami oleh siswa dan memberikan perasaan yang senang untuk
maupun mandiri. Dari hasil penelitian buku merupakan salah satu faktor
belajar bagi siswa, walaupun buku bukan merupakan sumber satu – satunya,
98
tetapi peranan buku tidak kalah pentingnya dengan guru. Untuk sekolah SMAN
se- Kabupaten Rokan hilir sudan diberikan sarana buku, umumnya buku
diberikan ketika proses akan proses pebelajaran, hanya sebagian kecil saja SMA
Negeri yang belum memiliki buku, buku yang baik tetapi tidak diimbangi
dengan fungsinya sebagai sumber belajar tidak akan bermanfat, tidak mampu
mengatasi kesulitan belajar yang mereka hadapi, ini disebabkan karena minat
baca masih kurang bahkan ada tidak membawa buku ke sekolah. Dari interview
kota dan pinggiran terhadap hasil belajar siswa pada materi pembelajaran
Bioteknologi SMA Negeri se- Kabupaten Rokan hilir. Hal ini dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara siswa di kota dan
kriteria antara sekolah yang berada di daerah perkotaan dan pinggiran karena
memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini sangat menunjang
Bioteknologi.
Terlihat bahwa kesulitan pembelajaran Bioteknologi antara sekolah yang
ada di Kota berada pada kategori tinggi (52,42%) sedangkan di daerah pinggiran
juga sangat tinggi (39,34%). Maka dapat diketahui bahwa bahwa masih tinggi
pemanfaatan praktikum Bioteknologi pada sekolah. Hal ini sesuai dengan yang
signifikan antara sekolah yang ada berada di perkotaan dan pinggiran terhadap
independent sample t test yang hasilnya disajikan dalam tabel 4.7. Berdasarkan
hasil perhitungan tabel tersebut terdapat perbedaan antara sekolah yang berada
perkotaan belum sepenuhnya berjalan lebih baik dari sekolah – sekolah yang ada
di kota tetapi lebih baik dari daerah pinggiran, karena keberhasilan pembelajaran
tidaknya suatu pembelajaran berada ditangan guru, peran guru dalam proses
biorokrat atau pawing. Fungsi guru selama berperan sebagai fasiliatator. Guru
(2011), bahwa semakin tinggi akreditasi sekolah maka semakin tinggi pula
akreditasi sekolah akan berakibat semakin rendah prestasi belajar siswa. Dengan
adanya akreditasi sekolah diharapkan kualitas sekolah juga akan semakin baik,
101
dan sekolah yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang baik dan memiliki
sistematis dan komfrehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal
kemudahan baik bagi siswa maupun bagi tenaga kependidikan lainnya berupa
gedung atau ruangan kelas, perumahan guru, penjaga sekolah, dan gedung
antara lain: (1) Peneliti tidak mengikuti bagaimana proses belajar mengajar di
kelas, metode apa yang digunakan oleh guru, apakah guru menggunakan alat
peraga atau tidak; (2) Peneliti sudah mengingatkan agar siswa mengerjakan tes
mempengaruhi nilainya di sekolah namun ada juga siswa yang berusaha mencari
jawaban dari internet, ada juga beberapa yang membuka buku dan saling
bekerjasama dengan temannya. (3) Peneliti juga sudah mengingatkan agar siswa
mengisi lembar angket sesuai dengan apa adanya kondisi di sekolah, namun dari
hasil angket diketahui bahwa sebagian siswa mengisi angket tersebut tidak
102
yang berada satu kelas tidaklah sama. 4) Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan faktor minat, motivasi dan bakat sebagai faktor internal dan
menggunakan faktor guru, buku dan laboratorium sebagai faktor eksternal yang
menjadi penyebab kesulitan belajar siswa bukan hanya yang disebutkan di atas
saja, bisa jadi faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi ketuntasan belajar siswa.Oleh sebab itu ada
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian dari uraian dari hasil penelitian dan pembahasan
sekolah yang berada di kota dan pinggiran dimana nilai sig (2 tailed)
materi bioteknologi dengan nilai sig. (2 tailed) sebesar 0,019 < 0,05.
103
104
5.2 Implikasi
Dari hasil temuan analisis kesulitan belajar siswa pada materi
kesulitan terbesar. Faktor penyebab kesulitan berasal dari faktor internal dan
Eksternal. Faktor internal yaitu berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang
berupa minat, motivasi, dan bakat, sedangkan faktor eksternal yaitu guru dan
dan dapat menggunakan media yang tepat sehingga proses belajar siswa menjadi
siswa terhadap pembelajaran yang bersipat abstrak. Guru harus lebih aktif dan
kreatif dalam menentukan metode pada saat mengajar serta menggunakan media
siswa. Guru perlu menjari rujukan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
5.3 Saran
Berdasarkan uraian di atas saran- saran yang dapat di berikan dari
dicapai.
2. Guru di harapkan melaksanakan praktikum yang dapat dipraktekkan dalam
bidang Bioteknologi.
3. Guru diharapkan mendesain sendiri dan menggunakan media pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Caril, A. A., Sund R.B ( 1990). Teaching Moderen Scince, New York: Merril
Publhising Company.
Degeng, I.N.S 1989. Mencari Penstrukturan Isi Teks Ajar dan Strategi Belajar
Terhadap Perolehan Mengingat Fakta dan Memahami Konsep. Forum
Penelitian Pendidikan,6 (1),74-91
Dimyati & Mujiono, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mardiyanti,F., 1994. Kajian Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 16
Yogyakarta Dalam Mempelajari Aljabar,Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Pratiwi, D,A. 2007. Buku Penuntun Biologi SMA untuk Kelas XII. Jakarta
Erlangga.
L, Ango, Mary (2002), Mastery of Scince Proscess Skill and their effective use
inthe teaching of Scince. An Edducology of Scince Education in Nigerian
Context international. Journal of Educology, Vo.16.No.1
Lovitt, T.C (1989), Introduction Learning Disabilities, Boston: Allyn and Bacan.
Rothaar, R, Pittendirgh B.R.,& Orvis K.S (2006).” TheLego Analogy Model for
Teaching Gene Seguencing and Bioteknology”.Jurnal Biological
Education. 40(4).25-30.3
Slameto. 1995. Belajar dan faktor- faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Lampiran I
E. histologi
2. Berikut ini merupakan cabang ilmu Biologi dan ilmu kimia yang mendukung
kemajuan dan perkembangan ilmu Bioteknologi adalah… C2 (UN,2011)
A. fisiologi
B. biologi Molekuler
C. genetika
D. inokulasi
E. mikrobiologi
4. domba Tracey
5. domba Ankon
yang merupakan produk dari Bioteknologi Modern adalah…
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
9. Pasangan suami istri tidak dapat menghasilkan keturunan karena suatu hal,,
masalah ini dapat ditanggulangi dengan memanfatkan C3….Aryulina
A. Teknik hibridoma
B. Fertilisasi in vitro
C. Tranplantasi nucleus
D. DNA rekombinan
E. bayi tabung
10. Salah satu cara mendapatkan bibit unggul pada ternak adalah dengan
menyilangkan ternak jantan yang kualitasnya sudah di ketahui dengan
ternak betina setempat. Cara ini termasuk kedalam .…
C2(Nurhayati,2009).
A. imbreeding
B. cross Breeding
C. up Grading
D. close Breeding
E. pure Breeding
12. Melalui teknik transplantasi inti di peroleh domba dolly yang memiliki sipat
unggul dari induknya yang mendonorkan inti sel yang disisipakan pada sel
ovum. Apa prinsip dasar teknik tersebut…. C2 ( UN,2011).
A. inti sel induk dapat meningkatkan kualitas gen – gen unggul
B. seluruh sipat – sipat induk pendonor di wariskan kepada keturunannya
C. sebagian besar sipat – sipat imduk pendonor di wariskan kepada
keturunannya
D. snteraksi antara inti sel donor dan sitoplasma ovum membentuk sipat
unggul
E. muatan inti diploid pendonor ke sel haploid dengan mengaktifkan gen –
gen
13. Sel jaringan tumbuhan mempunyai sipat totipotensi. Sipat ini dapat
dimanfaatkan untuk memperoleh …C3 .(Kristiyono,2009).
A. anakan yang unggul dalam jumlah yang besar
B. anakan seragam dala jumlah yang besar
C. bibit unggul yang bergzi tinggi
D. anakan yang diperlukan untuk hibridasi
E. anakan yang sipat nya lebih baik
14. Bioteknologi saat ini mampu menggabungkan dua sel dari jaringan yang
berbeda serta menyatukannya menjadi satu sel tunggal. Proses Bioteknologi
ini disebut….C3 ( Biohikmah, 2015)
A. cangkok gen
B. teknik plasmid
C. teknik hibridoma
D. teknik DNA
E. rekayasa genetika
15. Pemulian tanaman dalam usaha mendapatkan bibit unggul bertujuan untuk
….C4 (Nurhayati,2009).
A. menciptakan keanekaragaman genetic secara sistematis
B. membuat sistem – sistem yang logis terhadap pemindahan gen
C. merakit secara sistematis keragamanan genetik menjadi suatu bentuk
yang bermanfaat bagi manusia
D. menentukan konsep – konsep yang jelas tentang bibit unggul
E. menyebarluaskan hasil penemuan bibit unggul langsung kepada petani
18. Salah satu keberhasilan rekayasa genetika adalah kemampuan plasmid yang
berperan sebagai ….(UN,2012)
A. penerjemah kode etik
B. kandungan asam nukleat yang lebih tinggi
C. menimbulkan asam urat
D. selulosa mudah di cerna
E. dapat di gunakan makanan ternak
21. Apakah penyebabnya jenis bakteri PST tidak dapat dikonsumsi oleh manusia
….C3 ( Nurpatria,2008).
115
23. Dalam rekombinan gen sering di gunakan bakteri karena bakteri memiliki
sipat berikut….C4 ( syamsuri, 2009).
a. memiliki plasmid yang mampu memperbanyak diri
b. pemeliharaan mudah dan cepat
c. mampu berkembang biak dengan cepat
d. tidak mudah mati
e. mudah di temukan dalam lingkungan
24. Bakteri Echeria coli transegenik dapat menghasilkan hormone insulin yang
baik. Manfaat Bioteknologi ini adalah….C2 ( UN,2011).
a. mendapatkan anti bodi
b. pengobatan darah tinggi
c. pengobatan kencing manis
d. pengobatan patah tulang
e. pengobatan amnesia
c. transplantasi
d. radiasi induksi
e. mutan buatan
29. Salah satu teknik yang di gunakan untuk menghasilkan bibit unggul tanpa
kehadiran hewan jantan adalah….C2 ( Aryulina,2010)
a. inseminasi buatan
b. transgenik
c. hibridasi
d. bayi tabung
e. stek
34. Kloning sampai saat ini masih merupakan kontroversi antara bencana dan
keberhasilan. Kloning manusia adalah rekayasa genetika yang dilakukan
pada tingkat….C3 (Pustaka materi,2015)
a. Sel
b. jaringan
c. organ
d. sistem organ
e. organisme
35. Sel atau jaringan tumbuhan mempunyai sipat totipotensi. Sipat ini dapat di
manfaatkan untuk memperoleh….C2 ( Kristiyono,2009).
a. anakan yang unggul dalam jumalah yang besar dan cepat
b. anakan seragam dalam jumlah yang bergizi tinggi
c. anakan yang di perlukan untuk hibridasi
d. anakan yang di perlukan untuk hibridasi
e. anakan yang sipatnya lebih baik dari induknya
36. Agar petani dapat meningkatkan hasil produksi pangan, pemerintah melalui
sistem Bimas memberikan bibit unggul dari hasil buatan. Jenis – jenis padi
118
37. Suatu organisme di modifikasi gennya dengan cara mengganti nitrogen pada
DNA yang ada dengan basa nitrogen yang lain sehingga terjadi perubahan
sipat pada organisme tersebut, proses tersebut di atas merupakan rekayasa
genetika dengan menggunakan teknik …. C5 (UN,2013).
a. hibridoma
b. fusi sel
c. kultur jaringan
d. teknik plasmid
e. rekombinan gen
c. 2- 3- 5
d. 2- 3- 6
e. 3 -3 -6
40. Salah satu masalah yang dihadapi petani adalah serangan hama yang dapat
menghancurkan tanamannya. Berikut ini adalah beberapa upaya mengatasi
hal tersebut sebagai berikut:
1) Menghasilkan permasalahan senyawa pemberantasan hama misalnya
DDT.
2) Memanfaatkan bakteri Bacillus thurigenensis
3) Menghasilkn varietas tahan hama
4) Mengembangkan antibiotic
Sumbangan untuk mengatasi hal tersebut adalah….C3 ( Aryulina,2011).
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 3 dan 2
e. 2 dan 4
47. Teknologi kloning apabila di terapkan pada berbagai jenis hewan dalam
jangka waktu panjang dapat menyebabkan dampak negatif yaitu,…
a. akan terjadi isolasi reproduksi antar spesies
b. akan terjadi kepunahan secara masal
c. menghasilkan individu yang berumah pendek
d. menurunkan keanekaragaman hayati
e. menurunkan jumlah populasi
48. Tanaman trangenik umumnya memiliki sipat – sipat unggul yang di inginkan
ternyata tanaman tersebut dapat merusak ekosistem, misalnya tanaman
transgenic tahan hama dapat menyebabkan …. C5 (UN, 2013)
a. tanaman disekitarnya yang berbeda jenis tumbuh kerdil karena tanaman
tanaman transgenic banyak menyerap unsur hara
121
49. Salah satu produk kedokteran adalah di hasilkan obat dari etropoerik yang
bermanfaat untuk….C4 ( UN,2015)
a. peralatan canggih
b. memacu produk sel darah merah
c. melarutkan pembekuan darah
d. membunuh tumor atau kanker
e. mengobati penyakit kanker
Lampiran 2
I. Pengantar
Pada petunjuk ini terdapat 25 pertanyaan untuk mencari informasi
kesulitan belajar pada materi Biotekhnologi
1. Pertimbangan baik-baik setiap pertanyaan dan berikan jawaban dari
pertanyaan tersebut yang menurut anda sesuai dengan pribadi anda
2. Isilah dengan jujur dengan demikian validates jawaban yang baik akan
membantu kemurnian penelitian
3. Pengisian angket tidak mempengaruhi penelitian
4. Atas bantuan dan partsipasi siswa -siswa diucapkan terima kasih
II. Identitas
Nama Siswa :
122
Kelas :
Jenis Kelamin :
Umur :
Asal Sekolah :
NO PERNYATAAN SL SR KK TP
1. Saya tertarik dengan mata pelajaran
Bioteknologi
2. Saya mempelajari materi Bioteknologi yang
akan di bahas sebelum pelajaran di mulai
3. Menurut saya materi Bioteknologi lebih sulit di
bandingkan materi yang lain tetapi saya bisa
memahaminya .
4. Jika saya merasa kesulitan dalam memahami
materi Bioteknologi, saya bertanya kepada
teman saya yang lebih paham
5. Jika saya saya merasa kesulitan dalam
memahami materi Bioteknologi, saya bertanya
teman saya yang lebih paham
6. Sarana dan prasana laboratorium untuk
praktikum Bioteknologi tersedia
7. Sekolah menfasilitasi buku pegangan siswa
untuk pembelajaran Bioteknologi pada saat
KBM
8. Saya mengulang kembali di rumah praktek
Bioteknologi yang telah di lekukam di sekolah
kaena kondisi rumah saya mendukung
9. Keluarga memberi perhatian ketika saya belajar
dirumah
10. Sayatidak merasa kesulitan untuk
menyelesaikan tugas – tugas Bioteknologi
11. Saya merasa optimis dalam mengerjakan tugas
Bioteknologi yang diberikan guru disekolah.
12. Saya merasa senang dapat memahami konsep
Bioteknologi yang di sampaikan oleh guru
13. Saya merasa senang ketika dapat materi
Bioteknologi di aplikasikan dalam bentuk
praktek disekolah.
14. Materi Bioteknologi di belajarkan dengan
mengunakan LKS
123
PERTANYAAN WAWANCARA
I. Pengantar
1. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi hubungan dengan
penelitian : “Analisis kesulitan belajar Bioteknologi”.
2. Informasi yang kami peroleh sangat berguna sebagai sumber data dalam
melengkapi penelitian tersebut .
3. Data yang kami dapatkan semata- mata untuk kepentingan penelitian
untuk itu siswa/ siswi tidak perlu ragu mengisi rubrik wawancara
4. Partisipasi siswi/ siswi memberikan informasi sangat diharapkan.
II Identitas
124
Nama Siswa :
Kelas :
Jenis Kelamain :
IV. Pertanyaan
16. Apakah sekolah menfasilitasi buku pegangan siswa kelas XII ? Apakah
anda membawanya setiap kali pembelajaran Bioteknologi ?
Jawab: