BIOTEKNOLOGI
Kelompok 5
Nama:
1) Kadek Gionenra Ivano (16)
2) Made Surya Pradnyana (18)
3) Kadek Meitha Prameswari (20)
4) Putu Cahya Ayu Sri Parameswari (29)
Bab 1
Kata Pengantar
Astungkara, puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan keselamatan dan kemudahan kepada kami untuk dapat mengerjakan tugas mata
pelajaran IPA yang berjudul BIOTEKNOLOGI
Makalah ini dibuat untuk:
1. Menjelaskan peranan bioteknologi dalam upaya mendukung peningkatan produksi
pangan.
2. Menjelaskan cara cara untuk mendapatkan bibit unggul.
3. Menjelaskan peran mikro organisme dalam proses bioteknologi pangan.
4. Menerapkan bioteknologi untuk meningkatkan produksi pangan
Artikel ini kami susun tidak mudah seperti membalikan telapak tangan, banyak tantangan
yang kami temukan. Namun dengan usaha, kemauan, kerja keras dan atas berkatnya kami dapat
menyelesaikan artikel ini.
Semoga dengan artikel ini dapat memberikan banyak informasi, pengetahuan dan wawasan
yang lebih luas kepada kita semua, kami tau bahwa artikel ini memiliki kelebihan dan
kekurangan maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang membangun.
Terima kasih...
Penulis:
1. Kadek Gionenra Ivano (16)
2. Made Surya Pradnyana (18)
3. Kadek Meitha Prameswari (20)
4. Putu Cahya Ayu Sri Parameswari (29)
Februari 2022
Latar Belakang
Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan prinsip-prinsip
ilmiah yang menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna
kepentingan manusia (Putra, 2009). Polkinghorne dalam (Tood & Murphy (2003)
menyatakan bahwa Bioteknologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang relatif sulit tetapi
juga merupakan ilmu yang berkembang sangat kompleks dan menimbulkan perdebatan di
berbagai area seperti etika, politik dan moral. Bioteknologi dikenal sebagai ilmu yang
bersifat multidisipliner dan aplikatif sehingga membutuhkan penguasaan konsep-konsep
dasar yang cukup, dan perkembangannya sangat pesat karena manfaat dalam meningkatkan
kemajuan secara cepat dalam berbagai bidang kehidupan. Pesatnya perkembangan ilmu dan
teknologi menjadikan Bioteknologi menjadi salah satu bidang ilmu dalam biologi yang harus
dikuasai bangsa Indonesia, termasuk para siswa SMA. Hal tersebut dikarenakan selain
banyak terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari, juga dapat dikaitkan dengan aspek
‘life skill’. Untuk memberikan penguasaan dan kebermaknaan yang baik tentang
Bioteknologi kepada siswa, guru dituntut mampu melakukan pembelajaran yang benar dan
sesuai agar dicapai pemahaman yang baik pada 2 siswanya. Menurut Hagerdon (dalam
Sohan et al., 2003) siswa-siswa sekolah saat ini perlu memiliki pemahaman yang baik
terhadap resiko dan keuntungan dari Bioteknologi untuk dapat memutuskan secara cerdas
penggunaan pengetahuan tersebut secara benar.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara peningkatan
penguasaan dan sikap serta persepsi positif siswa terhadap Bioteknologi (Sohan, 2003;
Dawson & Schibeci, 2003; Bal, et al., 2007).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila seorang siswa telah menguasai dengan
benar dan mampu memutuskan secara kritis tentang Bioteknologi , maka mereka akan dapat
bersikap secara benar terhadap Bioteknologi . Oleh karenanya, Kesulitan memahami konsep
Bioteknologi haruslah menjadi bagian dari unsur yang harus dibekalkan pada siswa. Dawson
& Schibeci (2003) menyatakan bahwa dari sejumlah siswa yang diteliti di Australia,
sepertiganya mempunyai pemahaman yang rendah atau tidak memahami sama sekali tentang
Bioteknologi dan sepertiga lagi tidak dapat memberikan satu contoh pun tentang hasil
Bioteknologi secara benar. Penguasaan yang rendah dari siswa maupun masyarakat umum
terhadap ilmu tersebut, sangat mungkin disebabkan karena kurangnya Kesulitan guru dalam
membelajarkan Bioteknologi di sekolah, sehingga diperlukan penyiapan guru yang lebih
matang di bidang ini. Agar siswa memahami konsep materi yang diajarkan, seorang guru
haruslah mempunyai pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan suatu bahan ajar kepada
muridnya. Guru sebagai salah satu unsur paling penting yang harus bertanggung jawab
membelajarkan materi Bioteknologi dengan baik dan benar, perlu dibekali dengan
penguasaan konsep-konsep dasar yang kuat (konten) sekaligus Kesulitan untuk
membelajarkan konsep-konsep (paedagogi) tersebut dengan baik dan benar. Hal tersebut
berarti calon guru harus mempunyai Kesulitan PCK (Pedagogical Content Knowledge)
Bioteknologi yang memadai. Dalam hal penguasaan konsep-konsep dasar yang menunjang
pembelajaran Bioteknologi, para guru masih banyak mengalami kesulitan dalam penguasaan
dan penyampaian materi, khususnya materi dasar mengenai Bioteknologi. Materi yang
diajarkan tersebut berupa Bioteknologi konvensional dan Bioteknologi modern. Dalam
pembelajaran materi Bioteknologi konvensional seperti pembuatan tempe dan tahu, guru
masih mengalami kesulitan jika harus melakukan praktik langsung di lapangan. Namun, yang
sering terjadi pembelajaran dilakukan dengan ceramah atau hanya penyampaian konsep.
Padahal dalam pembelajaran Bioteknologi tidak hanya melalui konsep tetapi juga aplikasi
(Rustaman, 2007). Materi Bioteknologi modern khususnya pada kultur jaringan kebanyakan
bersifat abstrak sehingga menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi
dan sulit untuk mempelajarinya lebih dalam sehingga tujuan 4 pembelajaran Bioteknologi
tidak tercapai secara optimal. Terlebih adanya keterbatasan waktu pada proses pembelajaran
dan media pembelajaran yang tersedia (enam jam pelajaran) menyebabkan pengetahuan
siswa tentang Bioteknologi kurang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penguasaan guru
terhadap materi Bioteknologi tentang suatu konsep dan cara penyampaiannya dalam
pembelajaran Bioteknologi di sekolah sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
siswa. Selama ini kebanyakan guru membelajarkan topik Bioteknologi hanya dengan metoda
ceramah atau penugasan membaca dan merangkum suatu bahan bacaan terkait dengan materi
tersebut (Rustaman, 2007). Penelitian terakhir menunjukan bahwa guru-guru sains mengenali
adanya kebutuhan untuk mengajarkan Bioteknologi , tetapi masih sedikit yang terlaksana.
Faktor-faktor yang membatasi pengajaran Bioteknologi meliputi : kurangnya keahlian guru
dalam konten bidang ini, kurangnya pengalaman dalam kecocokan aktivitas mengajar;
kurangnya sarana prasarana dan materi kurikulum dan kurangnya waktu mengajar (Dawson
& Schibeci, 2003). Hasil penelitian menunjukkan secara umum guru belum memahami
secara mendalam dasar-dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjelaskan materi
Bioteknologi sekaligus menemukan cara pembelajaran yang tepat, kesulitan memperoleh
sumber bahan ajar, aplikasi rencana pembelajaran yang tidak tepat (Purwaningsih, 2009).
Analisis kesulitan pembelajaran Bioteknologi dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah
masalah yang dihadapi guru di lapangan dalam melakukan pembelajaran Bioteknologi dan
solusi untuk mengatasinya, karena Bioteknologi merupakan konsep abstrak, sulit, penting,
dan aplikasinya terkait 5 erat denga kehidupan sehari-hari. Dilakukan analisis kebutuhan
yang diperlukan untuk membekali guru dalam Kesulitan pedagogik adalah guru bidang studi
biologi yang ada di SMA Se- Kabupaten Langkat yang mengajar di kelas XII yang telah
mengikuti program Pendidikan dan Latihan Pendidikan Guru (PLPG) dengan materi
Bioteknologi sebagai responden. Penelitian ini menarik untukdilakukan karena dapat
mengetahui kesulitan guru dalam penguasaan materi Bioteknologi .
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bioteknologi?
2. Apa saja bidang yang memanfaatkan Bioteknologi?
3. Apa saja dampak dari penerapan dan pengembangan Bioteknologi?
Bab 2
A. BIOTEKNOLOGI dan PERKEMBANGANNYA
Bioteknologi berasal dari kata bio yang artinya makhluk hidup, dan teknologi yang artinya
suatu cara (alat) untuk memudahkan manusia dalam memcahkan masalah atau membuat
produk yang berguna. Bioteknologi sering diartikan sebagai cabang biologi yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup atau bagian-bagiannya seperti bakteri, virus, jamur,
atau lain sebagainya dengan bantuan teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa sehingga
dapat mesejahterakan manusia.
Bioteknologi dimulai sejak tahun 1857 setelah Louis Pasteur menemukan hasil
fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Pada tahun 1920, fermentasi melibatkan
mikroorganisme mulai digunakan untuk membuat larutan kimia yang kompleks, seperti
pembuatan alkohol. Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang berukuran sangat kecil dan
harus menggunakan mikroskop untuk melihatnya. Bioteknologi yang memanfaatkan secara
langsung mikroorganisme seperti bakteri maupun jamur secara langsung, enzim yang
dihasilkan mikroorganisme, dan melibatkan proses fermentasi untuk menghasilkan produk
atau jasa disebut dengan bioteknologi konvensional. Contoh produk bioteknologi
konvensional misalnya tempe, tapai, roti, keju, dan yoghurt. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, bioteknologi juga terus berkembang menjadi bioteknologi modern. Dalam
bioteknologi modern melibatkan prinsip biokimia, biologi molekuler, dan rekayasa genetika.
Bioteknologi dibedakan menjadi dua jenis yaitu, bioteknologi konvesional dan
bioteknologi modern.
1. Bioteknologi Konvesional, Bioteknologi konvesional merupakan bieteknolgi
yang memanfaatkan secara langsung mikrooganisme seperti bakteri, maupun jamur
secara langsung, enzim yang dihasilkan mikroorganisme dan melibatkan proses
fermentasi untuk menghasilkan produk atau jasa. Kondisi pelaksanaan bioteknologi
konvesional dibedakan menjadi dua yaitu: Kondisi nonsteril, diciptakan dan muncul
karena proses coba-coba dan berdasarkan temuan yang tidak sengaja atau berdasarkan
hasil pengmatan dan proses alami. Kondisi steril, dilakukan pada lingkungan tertutup,
terjaga, dan terkontrol sehingga dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari
mikroorganisme lain.
2. Bioteknologi Modern, Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang
memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme secara tidak langsung. Bioteknologi
modern melibatkan prinsip biokimia, biologi molekul dan rekayasa genetik. Rekayasa
genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru dengan cara
membuat DNA baru. Manipulasi materi genetik dilakukan dengan cara menambah atau
menghilangkan gen tertentu. Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli bidang
bioteknologi dapat menyusun pola gen sedemikian rupa sehingga menghasilkan
organisme yang sifat-sifatnya sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini dikenal juga dengan
istilah DNA rekombinan, yaitu proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke
organisme lain. Pengaturan pola genetik ini melibatkan penggunaan gen organisme lain
yang disisipkan ke pita DNA organisme tertentu. Organisme yang menggunakan bagian
gen organisme lain di dalam tubuhnya dikenal dengan istilah Organisme transgenik.
B. PENERAPAN BIOTEKNOLOGI dalam KEHIDUPAN
Ilmu bioteknologi dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan seperti pangan, pertanian,
peternakan, kesehatan, lingkungan, dan forensik.
1. Bioteknologi Pangan, adalah bioteknologi yang digunakan untuk menghasilkan
produk makanan dengan menggunakan mikrooganisme. Teknik yang digunakan adalah
proses fermentasi atau peragian. Contoh produk bioteknologi di bidang pangan yaitu:
a. Tapai,
b. Yoghurt, merupakan makanan yang dihasilkan dari fermentasi susu dengan bantuan
bakteri asam laktat, misalnya Lactobaccilus casei, Streptococcus thermophillus,
Lactobaccilus bulgaricus, Bifidobacteria. Dalam pembuatan yoghurt, susu harus
dididihkan terlebih dahulu pada suhu 85-90°C agar bakter-bakteri lain mati dan
protein dalam susu terdenaturasi (mengalami kerusakan). Bakteri asam laktat
mengubah laktosa yang terkandung dalam susu menjadi asam laktat. Asam laktat
inilah yang menyebabkan rasa masam pada yoghurt. Akibat dihasilkannya asam
laktat, pH menjadi turun. Turunnya pH juga menyebabkan denaturasi protein dan
pelepasan kalsium serta fosfat dari protein kasein susu. Akibatny, protein kasein
menjadi tidak stabil dan mengalami pengendapan. Proses tersebut yang menyebabkan
yoghurt memiliki tekstur kental.
c. Keju, merupakan makanan yang dihasilkan dari proses koagulasi atau pengentalan
protein kasein susu. Keju terbuat dari fermentasi susu menggunakn bakteri asam
laktat seperti Lactobacillus bulgaricus, Lactococcus sp., dan Streptococcus
thermophillus. Melalui proses fermentasi tersebut susu akan dipadatkan dan berubah
menjadi asam dengan ditambahkan renet. Renet mampu memutuskan ikatan peptida
dalam protein sehingga mampu memisahkan dan mengentalkan protein kasein dalam
susu sehingga terbentuk bagian padat (dadih) dan bagian cair (whey). Dadi
tersebutyang diproses lebih lanjut menjadi keju.
d. Tempe, adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikomsumsi dan
menjadi makanan favorit. Tempe menggunakan teknik fermentasi yang dilakukan
dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji
kedelai. Pada proses pertumbuhannya, jamur akan menghasilkan benang-benang yang
disebut dengan hifa. Benang-benang inilah yang mengakibatkan biji-biji kedelai
saling terikat dan membentuk struktur yang kompak. Pada proses pertumbuhannya,
jamur juga akan menghasilkan enzim protease yang dapat menguarikan kompleks
protein yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh
tubuh.
e. Kecap, merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat dari kacang
kedelai. Proses pembuatan kecap melibatkan proses hidrolis atau fermentasi dengan
menggunakan jamur Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae, dan Aspergillus wentii.
Pada tahap awal pembuatan kecap, kedelai dicuci hingga bersih, kemudia direbus
dengan matang dan ditaburi dengan kultur jamur. Kemudian, dicampur air garam
dengan jumlah tertentu. Setelah beberapa waktu, jamur akan berkembang,
menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis amilum menjadi gula sederhana
dan menghidrolisis protein menjadi asam amino. Gula sederhana dan asam amino
akan mengalami reaksi membentuk ikatan amino-glikosida sehingga menghasilkan
warna cokelat gelap. Dari proses tersebut, akan terbentuk campuran butiran biji
kedelai dan cairan kental berwarna cokelat gelap. Selanjutnya, campuran ini disaring
untuk memisahkan cairan dengan butiran biji kedelai. Cairan cokelat gelap tersebut
selanjutnya dipanaskan untuk mematikan jamur maupun bakteri. Cairan inilah yang
dinamakan kecap, yang biasanya dikemas dalam botol.
f. Roti, Roti merupakan makanan yang terbuat dari bahan dasar utama tepung terigu
dan air. Pembuatan roti memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh
Saccharomyces cerevisiae. Fermentasi yang dilakukan oleh Saccharomyces cerevisiae
menghasilkan banyak gas karbon dioksida dan sedikit alkohol. Gas karbon
dioksidaakan membuat adonan roti mengembang, sedangkan alkohol akan
menghasilkan aroma khas pada adonan roti. Gas karbon dioksida yang terperangkap
dalam adonan akan memuai saat adonan dimasukkan ke oven, sehingga membuat roti
semakin mengembang, dan meninggalkan rongga dalam roti. Peristiwa ini yang
membuat tekstur roti lebih menarik, lebih ringan, dan lebih mudah untuk dikonsumsi.
g. Minuman Beralkohol, Pembuatan minuman beralkohol juga melibatkan proses
fermentasi yang dilakukan oleh Saccharomyces. Jenis Saccharomyces dan jenis bahan
baku yang berbeda mampu menghasilkan aroma dan rasa yang khas pada jenis-jenis
minuman beralkohol. Lama proses fermentasi memengaruhi jumlah alkohol yang
dihasilkan. Semakin lama proses fermentasi minuman, semakin tinggi kandungan
alkoholnya.
2. Bioteknologi Pertanian, bioteknologi di bidang pertanian dapat membantu
meningkatkan produksi bahan pangan seperti budi daya tanaman dan mengurangi
pemakaian bahan kimia seperti pestisida. Pada bioteknologi pertanian, teknik yang
digunakan antara lain adalah rekayasa genetika yakni dengan memanipulasi susunan gen
suatu organisme sehingga dapat dihasilkan organisme yang memiliki sifat baru. Produk
rekayasa genetika pada tanaman disebut dengan tanaman transgenetik. Beberapa contoh
produk tanaman transgenetik antara lain adalah, Golden rice adalah tanaman transgenetik
berupa beras yang mengandung zat besi dan vitamin A. Golden rice dikembangkan
dengan cara mengambil gen pengode pembentukan provitamin A atau beta karoten pada
tanaman wortel atau pada tanaman lain, kemudian menyisipkannya ke dalam gen
tanaman padi. Ketika kita mengonsumsi golden rice, provitamin A yang terkandung
dalam beras tersebut akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A. Golden rice memiliki
potensi yang sangat besar untuk mengatasi masalah kekurangan konsumsi vitamin A.