Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PENGAKUAN KEMERDEKAAN INDONESIA DARI AUSTRALIA


2.1 Keadaan serta sikap Australia dalam kemerdekaan Republik Indonesia
Sebagai negara yang berbatasan laut dengan Indonesia, Australia kerap memberikan
dukungan terhadap negara tetangganya tersebut, salah satunya adalah memberi dukungan
kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Bentuk dukungan Australia terhadap kemerdekaan
dan kedaulatan Indonesia terlihat dalam peristiwa Black Armada yang terjadi pada 24
September 1945. Ketika itu, telah terjadi boikot besar-besaran terhadap kapal-kapal milik
Belanda di Pelabuhan Brisbane, Sydney, Melbourne, dan Fremantle.Kapal-kapal tersebut
sedang membawa persenjataan milik Belanda menuju ke Indonesia. Pemerintah Belanda
sendiri menanggapi boikot tersebut dengan bersikeras bahwa setiap peralatan dan personel
militer di setiap kapal bertujuan untuk memerangi milisi pro-Jepang di Indonesia.
Komandan Huibert Quispel dari Dinas Informasi Pemerintah Hindia Belanda
menyatakan bahwa isi dari kapal tersebut adalah makanan, pakaian, dan persediaan obat-
obatan untuk rakyat Indonesia. Namun, pada akhirnya terbongkar bahwa kapal tersebut
membawa persenjataan milik Belanda. Setelah itu, sebanyak 400 armada kapal milik Belanda
yang berlabuh di Australia tidak bisa melanjutkan perjalanannya ke Indonesia. Selain itu,
para pekerja di Pelabuhan Sydney juga menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor diplomatik
Belanda. Mereka memasang spanduk bertuliskan "hands off Indonesia".
Peran Australia terhadap kemerdekaan Indonesia sendiri ditunjukkan dalam hal-hal berikut:
1. Memfasilitasi kembalinya 1400 tawanan perang Belanda asal Indonesia kembali ke
tanah air.
2. Duduk dalam Komite PBB untuk mendesak agar kemerdekaan Indonesia segera
diakui.
3. Menjadi wakil Indonesia dalam Komisi Tiga Negara sebagai mediator terlaksananya
Perjanjian Renville.
4. Partai Buruh Australia melakukan berbagai cara untuk mendukung kemerdekaan
Indonesia.
Di Australia, contohnya, melalui Central Komite Indonesia Merdeka (CENKIM), warga
Indonesia di sana mati-matian mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, mulai dari
menyebarluaskan perjuangan kemerdekaan melalui surat kabar sampai memboikot kapal-
kapal dagang Belanda. Sayangnya, jasa mereka tidak banyak dibicarakan.
2.2 MUTU DAN UPAYA PENGAKUAN AUSTRALIA ATAS KEMERDEKAAN
INDONESIA
Mengenal CENKIM dan Bondan: Corong perjuangan kemerdekaan Indonesia di
Brisbane
Pada tahun 1942, banyak aktivis sayap kiri Indonesia yang diasingkan ke Australia
sebagai akibat dari Perang Pasifik – ketika Jepang datang dan menguasai daerah Hindia
Belanda. Mereka yang diasingkan adalah para aktivis yang terlibat dalam perlawanan Partai
Komunis Indonesia (PKI) terhadap pemerintah Hindia Belanda tahun 1926-1927, dan
sebagian lainnya merupakan aktivis Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Di antara mereka ialah
Mohammad Bondan, aktivis yang aktif di PNI pada tahun 1920-an dan dekat dengan
Mohammad Hatta - wakil presiden Indonesia pertama - dan Sutan Sjahrir.Keterlibatannya
dalam perlawanan tersebut membuatnya dibuang ke Boven Digul, Papua, bersama para
aktivis pergerakan lain. Ia kemudian dipindahkan ke Australia pada awal 1943 oleh
pemerintah kolonial Hindia Belanda yang waktu itu juga baru saja mengungsi ke Australia
akibat pendudukan Jepang.
Karena statusnya sebagai tahanan politik, Bondan dianggap sebagai tahanan yang
berbahaya dan berkali-kali dipindahkan oleh pemerintah Australia ke beberapa daerah
terpencil hingga akhir Perang Dunia II. Bondan awalnya ditempatkan di Cowra, New South
Wales, bersama dengan ‘alumni Digul’ lain. Tidak berapa lama, ia dipindahkan ke Desa
Helidon di Queensland, untuk bekerja di gudang penyimpanan amunisi militer Australia,
sebelum akhirnya pindah ke Brisbane. Di Brisbane, Bondan diminta oleh pemerintah Hindia
Belanda di pengasingan untuk menerbitkan surat kabar bernama “Penjoeloeh” (artinya
“Obor”). Koran itu dibuat sebagai media propaganda untuk menarik simpati warga Indonesia
agar mau melawan pendudukan Jepang di akhir Perang Dunia II. Namun, pada tahun 1945,
datang telegram yang mengabarkan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 21 September 1945, bersama aktivis ‘alumni Digul’ lainnya yang berada
di Brisbane dan Mackay, Bondan mendirikan Central Kemerdekaan Indonesia Merdeka
(CENKIM), sebuah organisasi yang menjadi corong perjuangan kemerdekaan Indonesia di
Australia. CENKIM mulanya diketuai oleh Djamaluddin Tamin, mantan Sekretaris Sarekat
Islam (SI) cabang Padang Panjang, Sumatera Barat, yang juga terlibat dalam perlawanan
PKI. Bondan saat itu menjabat Sekretaris CENKIM, dan keduanya banyak terlibat dalam
aktivisme politik dan pergerakan warga Indonesia di Brisbane. Sebagai Sekretaris CENKIM,
Bondan banyak menjadi penghubung antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia
untuk urusan diplomasi.
Salah satu aktivitas CENKIM adalah menerbitkan majalah bernama “Freedom”, yang
menjadi sebuah media propaganda yang cukup efektif untuk menyuarakan aspirasi
kemerdekaan Indonesia di Australia. Melalui majalah ini, CENKIM menerbitkan dokumen-
dokumen dari Kementerian Penerangan RI, menerjemahkan tulisan-tulisan dari para
pemimpin di Indonesia, serta menyiarkan kegiatan CENKIM. Semuanya diterbitkan dalam
Bahasa Inggris. Selain itu, “Freedom” juga menghadirkan testimoni dan tulisan dari beberapa
tokoh Brisbane yang mendukung kemerdekaan Indonesia, terutama beberapa tokoh dari
Serikat Pekerja dan Partai Komunis Australia. Di organisasi inilah Bondan kemudian bertemu
dengan pujaan hatinya, Molly Warner, seorang staf yang membantu aktivitas CENKIM di
Brisbane. Molly dan Bondan kemudian pulang ke Indonesia untuk bekerja di Kementerian
Luar Negeri Indonesia. Molly sendiri terlibat dalam penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika
pada tahun 1955 dan banyak membantu penulisan pidato Presiden Sukarno.

Pemboikotan kapal Belanda di Pelabuhan Australia


Penerbitan majalah “Freedom” juga ditujukan untuk mendukung aktivitas perjuangan
lain, yaitu gerakan memboikot kapal-kapal dagang Belanda yang bersandar di Pelabuhan
Brisbane. Pada akhir bulan September 1945, kru kapal dan pekerja Indonesia di Brisbane dan
Sydney melakukan mogok kerja dan memboikot kapal-kapal Belanda yang akan mengangkut
logistik untuk keperluan pendudukan Belanda di Indonesia. Para pekerja Indonesia tersebut
bernaung di bawah payung Serikat Pelaut Indonesia (Indonesian Seamen Union/Sarpelindo).
Pemogokan disambut baik oleh para pekerja Australia. Pada 25 September 1945, tidak
kurang dari 1.400 anggota Serikat Pekerja Pelabuhan di Brisbane mendukung secara resmi
pemogokan ini dan menyatakan bahwa para perwakilan Pemerintah Belanda di Australia
tidak boleh mengganggu jalannya pemerintahan yang baru saja dibentuk oleh rakyat
Indonesia. Sekitar 25 Serikat Pekerja lain di negara itu, di antaranya Serikat Pekerja
Transportasi, Serikat Pekerja Pelaut, dan Serikat Pekerja Kelistrikan, juga menyatakan
dukungan.
Bahkan dukungan pun datang dari beberapa serikat pekerja dari latar belakang negara
lain, seperti Serikat Pekerja Kelautan Melayu, Serikat Pekerja Pelaut India, dan Serikat
Pekerja Pelaut Tionghoa. Gerakan yang kemudian dikenang dengan istilah “Armada Hitam”
ini cukup berperan besar dalam mendorong pemerintah Australia, yang saat itu dipimpin oleh
Perdana Menteri Ben Chifley, untuk mendukung diakuinya kemerdekaan Indonesia di
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ini juga merupakan awal mula hubungan baik antara
Indonesia dan Australia.

Solidaritas Serikat Pekerja Queensland


Organisasi-organisasi serikat pekerja di Queensland memiliki peranan penting
tersendiri bagi kemerdekaan Indonesia. Di antara organisasi tersebut adalah Queensland
Trades and Labor Council, sekarang bernama Queensland Council of Unions, sebuah
organisasi payung yang mewadahi serikat-serikat pekerja di Queensland dan berkantor di
Brisbane. Organisasi ini banyak menghubungkan CENKIM dan Sarpelindo dalam aksi-aksi
demonstrasi di Queensland.
Pada tahun 1946, beberapa tokoh serikat pekerja di Queensland memberikan
testimoni dukungan kemerdekaan Indonesia di Majalah “Freedom”, salah satunya adalah
Mick Healy, Sekjen Queensland Trades and Labor Council. Di tulisan tersebut, Mick
menyampaikan kekagumannya atas perjuangan rakyat Indonesia dalam mencari pengakuan
kedaulatan internasional. Ia menyatakan bersedia melakukan apapun untuk membantu
perjuangan tersebut. Cerita solidaritas para aktivis dan serikat pekerja di Australia ini
menggambarkan bagaimana kiprah warga Indonesia di luar negeri dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia bersama pekerja dan pemerintah lokal Australia. Caranya memang
tidak dicapai melalui perang gerilya, tetapi melalui diplomasi dan aksi demonstrasi, yang
kemudian juga menjadi tonggak hubungan diplomasi antar kedua negara.

2.3 BUDAYA DAN KEHIDUPAN DI AUSTRALIA


Australia adalah negara di belahan selatan, yang terdiri dari daratan utama benua
Australia, pulau Tasmania dan berbagai pulau kecil, negara ini juga mempunyai tradisi unik
dan menarik begitu juga dengan budaya Australia. Budaya Australia dilahirkan dari
perpaduan yang unik. Karena penduduk asli Australia-Suku Aborigin dan penduduk
Kepulauan Selat Torres merupakan pewaris salah satu tradisi dan kebudayaan tertua di dunia
yang masih ada hingga saat ini. Mereka sudah tinggal di Australia selama lebih dari 40.000
atau bahkan 60.000 tahun.

Sedangkan penduduk Australia yang lain adalah migran ataupun keturunan migran yang
sampai di Australia, ada sekitar 200 negara setelah Inggris mendirikan pemukiman Eropa
pertama yang berlokasi di Sydney Cove tahun 1788. Adanya gelombang-gelombang migrasi
tentu saja membawa dampak, mulai dari budaya Australia, bisnis, masakan, komedi, olah
raga, ilmu pengetahuan dan lainnya. Lokasi Australia yang tidak terlalu jauh dari Indonesia
membuat banyak orang tertarik untuk mengunjungi negeri kanguru itu. Berikut beberapa
kebudayaan australia yang cukup terkenal :
Ragam Festival
1. Laura Aboriginal Dance Festival
Setiap dua tahun sekali pada bulan Juni, ratusan penari dan ribuan pengunjung memenuhi
kota kecil Laura di Cape York Peninsula untuk merayakan Laura Aboriginal Dance Festival.
Kebudayaan suku aborigin ini dirayakan oleh masyarakat Aborigin dari seluruh Cape York
Peninsula merayakan berbagai budaya, seperti tarian, lagu, seni, dan pertunjukan.
2. Tjungu Festival
Budaya Benua Australia selanjutnya adalah Tjungu Festival adalah festival empat hari yang
diadakan di Voyages Rock Resort pada bulan April. Festival ini merayakan semua
kebudayaan pribumi, mulai dari budaya, fashion, olahraga, musik, seni, hingga makanan.
3. Yabun Festival
Yabun adalah festival pribumi terbesar di Australia. Festival yang berlangsung hanya 1 hari
ini mampu menarik sekitar 10.000 sampai 15.000 orang penonton pada Hari Australia.
Festival ini merupakan salah satu ajang musik pribumi terpenting di Negeri Kanguru ini.
Suku Aborigin
Suku Aborigin adalah suku asli Australia yang telah menempati benua tersebut dan
pulau sekitarnya sejak 70.000 tahun lalu. Suku ini berbicara lebih dari 250 bahasa dan dialek
yang berbeda-beda. Suku Aborigin adalah suku asli Australia yang telah menempati benua
tersebut dan pulau sekitarnya sejak 70.000 tahun lalu. Suku ini berbicara lebih dari 250
bahasa dan dialek yang berbeda-beda.
Boomerang
Boomerang merupakan senjata tradisional khas suku Aborigin, Australia yang telah
ditemukan sejak puluhan tahun yang lalu. Senjata ini merupakan senjata lempar yang biasa
digunakan untuk berburu.
pakaian tradisional
Untuk pakaian tradisional Australia, jika melihat pada Suku Aborigin, suku tersebut
memilki pakaian khas yang terdiri dari kalung, gelang dan bulu yang dikenakan di bagian
kepala. Pakaian tradisionalnya dibuat dari kulit pohon, daun serta kulit hewan yang sudah
dikeringkan. Suku Aborigin Australia menggunakan pakaian buatan serat dan juga jubah
possum. Sedangkan untuk warga Australia Eropa memakai topi gabus, pakaian bush: celana
moleskin, kemeja bush, mantel Driza-Bone, topi bungkuk Akubra dan sepatu bot kerja
Australia. Kepulauan Selat Torres adalah Augemwalli.
Tapi jika merujuk ke pakaian nasional, sebenarnya Australia tidak memiliki pakaian
nasional resmi. Karena jenis pakaian yang digunakan akan mencerminkan variasi iklim dan
betapa majemuk masyarakat di sana. Ketika bekerja, kebiasaan orang australia adalah
menggunakan pakaian tertentu, umumnya tempat kerja memiliki standarnya sendiri dalam
berpakaian. Saat di luar kerja, orang berpakaian dengan mempertimbangkan situasi sosial,
kenyamanan ataupun musim.
Tarian Khas
Tari Tiwi yang merupakan tarian khas australia dan bisa anda nikmati ketika
berkunjung ke sana. Tari tiwi berasal dari Suku Aborigin. Suku ini memang memiliki banyak
budaya dan tradisi yang menarik sehingga bisa menjadi daya tarik untuk berkunjung ke
Australia. Tari Tiwi adalah tarian tradisional suku Aborigin. Tarian ini dipertunjukkan dengan
gerakan yang kuat, dimana setiap pergantian gerakan harus dilakukan dengan tepat sesuai
dengan pukulan alat musik.
Musik Tradisional
Musik tradisional Australia dihasilkan oleh suku Aborigin dan kolonial Inggris. Musik
Australia disebut juga sebagai musik Aborigin dan merupakan bagian internal dari perayaan
sosial, budaya, dan upacara adat yang telah ada sejak 60.000 tahun yang lalu. Alat musik
tradisional australia dikenal dengan nama Didgeridoo. Didgeridoo adalah alat musik
tradisional yang telah berusia ribuan tahun. Alat musik ini memiliki bentuk yang panjang dan
agak mengerucut. Didgerioo memiliki bunyi yang khas, tergantung kemahiran peniup.

PEMBATASAN MAKALAH
Agar makalah pembahasannya fokus, maka kami membatasi hal-hal berikut ini:
Memahami pengertian dan konsep dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia
Memahami pengertian dan konsep hubungan bilateral antar kedua negara
Memahami pengertian dan konsep pentingnya kebudayaan

KESIMPULAN
Demikian pembahasan tentang pengakuan kemerdekaan republik indonesia dari australia
yang kami tuangkan dalam tulisan makalah ini. Semoga bisa diambil pelajaran dan
pemahaman nya oleh pendengar dan sedikit banyak nya kekurangan dalam penulisan ini
murni kesalahan dari kami. Semoga makalah ini dapat dijadikan pembelajaran dan bahan
diskusi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/13/080000879/pengakuan-kemerdekaan-
indonesia-dari-australia?page=all
https://theconversation.com/tidak-hanya-di-tanah-air-perjuangan-meraih-kemerdekaan-
indonesia-juga-dilakukan-di-australia-188742
https://www.cheria-travel.com/2017/03/keunikan-tradisi-dan-budaya-khas.html

Anda mungkin juga menyukai