Anda di halaman 1dari 2

PENGEMBALIAN TAWANAN ORANG INDONESIA DI AUSTRALIA

Butet trivena padang iba / 4

Michelle De Haan / 12

BAB 1

Latar belakang

Kebijakan pemerintah Australia telah tunduk pada banyak tantangan hukum, banyak di
antaranya telah dimenangkannya. Pada pertengahan 2014, lebih dari 150 orang Tamil Sri Lanka
menghabiskan satu bulan di laut setelah pertempuran hukum meletus atas upaya mereka untuk mencari
suaka. Pemerintah Australia mempertimbangkan untuk mengembalikan mereka ke India atau Sri Lanka.
Pengadilan tinggi akhirnya memutuskan penahanan mereka legal. Pada bulan-bulan terakhir tahun
2014, Morrison mengumumkan perpanjangan lebih lanjut dari kebijakan imigrasi yang berupaya
menahan pencari suaka – dan beberapa pengungsi – di mana pun kecuali Australia. April ini, dalam salah
satu keputusan pengadilan paling signifikan untuk kebijakan pemrosesan lepas pantai Australia,
mahkamah agung PNG memutuskan pusat penahanan Pulau Manus ilegal dan tidak konstitusional dan
memerintahkannya ditutup. Keputusan tersebut menyebabkan kebuntuan antara dua pemerintah
Australia dan PNG mengenai siapa yang bertanggung jawab atas para tahanan. Pusat penahanan tetap
ada , meski dalam bentuk yang lebih “terbuka”.

Rumusan masalah
A. apa latar belakang autralia membebaskan seribu empat ratus tawanan Indonesia?

B. bagaimana reaksi belanda terhadap mengembalian tawanan Indonesia di Australia?

Tujuan
A. ingin mengetahui latar belakang autralia membebaskan seribu empat ratus tawanan
Indonesia.
B. ingin mengetahui reaksi belanda terhadap mengembalian tawanan Indonesia di
Australia

Pembahasan

Pada masa sebelum Perang Dunia II, sebagai negera tetangga Australia hanya menaruh sedikit
perhatian dan kontak dengan Indonesia. Sebagai dominion Inggris, Australia berada pada
bayang-bayang hubungan diplomatik langsung antara Inggris dan Belanda. Sikap netral Belanda
dalam politik luar negerinya serta masih kuatnya kedudukan Inggris di Malaya (Malaysia
sekarang) memberikan rasa aman bagi Australia. Namun setelah Jepang mulai menyerbu
Indonesia, banyak pengungsi Indonesia yang berkumpul di Australia. Belanda bermaksud untuk
mengasingkan para tawanan di Australia, namun para tawanan ini berhasil meminta bantuan
dengan memberi surat kepada orang-orang di Australia dan menyebabkan tergeraknya serikat
buruh di Australia. Serikat Buruh Australia mengadakan kampanye dengan semangat dan
berhasil membebaskan tawanan. Hal ini pun berlanjut hingga kemerdekaan Indonesia, Serikat
Buruh Australia menekan pemerintah untuk mendukung perjuangan kemerdekaan
Indonesia.undefined Sebagai negara yang berbatasan laut dengan Indonesia, Australia kerap
memberikan dukungan terhadap negara tetangganya tersebut, salah satunya adalah memberi
dukungan kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Bentuk dukungan Australia terhadap
kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia terlihat dalam peristiwa Black Armada yang terjadi pada
24 September 1945.

Pada saat itu pemerintah Belanda menanggapi boikot dengan bersikeras bahwa peralatan dan
personel militer yang diangkut di kapal – kapal tersebut akan digunakan untuk memerangi milisi
yang pro Jepang di Indonesia. Komandan Hubert Quispel dari Dinas Informasi Pemerintah Hindia
Belanda bahkan menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut adalah kapal ‘belas kasih’ yang
membawa makanan, pakaian dan obat – obatan untuk rakyat di Indonesia.
Berita kekalahan Jepang dan serangkaian peristiwa lain yang terjadi setelahnya hingga
dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, oleh Soekarno
didampingi oleh Mohammad Hatta, adalah pertanda telah lahirnya suatu Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Tersebarnya berita kemerdekaan Indonesia, tidak sebatas pada masyarakat yang ada di
Indonesia, melainkan tersiar hingga masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, misalnya
sampai ke Australia, tepatnya melalui siaran radio pendek di kantor Serikat Pelaut Indonesia
(Sarpelindo), Woolloomoolloo. Orang pertama yang mendengar di sana bernama Tukliwon, dan
dari sana berita kemerdekaan Indonesia tersebar. Para pekerja pelabuhan di sana, umumnya
bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda, sehingga euphoria kemerdekaan menggema dan
membuat para pekerja pelabuhan di sana melakukan aksi mogok dan boikot terhadap
perusahaan Belanda, kemudian dikenal sebagai Peristiwa Black Ban atau Black Armada.
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, nyatanya membuat Belanda ingin kembali
menguasai Indonesia sehingga ketika datangnya Sekutu pada Semptember 1945, Belanda turut
serta di dalamnya sebagai NICA (Netherland Indies Civil Administration). Adapun kaitannya
dengan para pekerja pelabuhan di Australia dalam Peristiwa Black Ban adalah aksi boikot
terhadap pelayaran kapal Belanda yang hendak berangkat ke Indonesia, sebab muatan kapal
tersebut dicurigai membawa amunisi, logistik dan perlengkapan lain dalam persiapan agresi
Belanda di Indonesia.

Kesimpulan

Dengan demikian, dukungan terhadap upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia,


sejatinya tidak hanya dilakukan di dalam negeri, melainkan sampai ke luar negeri, dalam hal ini
para pekerja pelabuhan di Australia dan kerja sama dengan serikat buruh Australia.

daftar pustaka

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2012/06/120608_indonesiandetainee

Anda mungkin juga menyukai