Anda di halaman 1dari 14

Good Bye Kiyosaki

Solusi Tercepat Menghasilkan 100 Juta Pertama

Good Bye Kiyosaki.indd 7 7/29/2016 1:20:18 PM


Good Bye Kiyosaki
Solusi Tercepat
Menghasilkan 100 Juta
Pertama

Dedy Hartono

PT Elex Media Komputindo

Good Bye Kiyosaki.indd 9 7/29/2016 1:20:18 PM


GOOD BYE KIYOSAKI
Solusi Tercepat Menghasilkan 100 Juta Pertama
Penulis: Dedy Hartono
©2016, Dedy Hartono
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia-Jakarta
Anggota IKAPI, Jakarta

716061443
ISBN: 978-602-029163-5

Business

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh


isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta


Isi di luar tanggung jawab percetakan

Good Bye Kiyosaki.indd 10 7/29/2016 1:20:18 PM


Daftar Isi

UCAPAN TERIMA KASIH............................................ vii


PENDAHULUAN........................................................... ix

BAB 1 . ALASAN MENGAPA KITA HARUS


MENJADI PENGUSAHA...................................1
BAB 2 . GOOD BYE KIYOSAKI....................................17
BAB 3 . 17 KESALAHAN PENGUSAHA PEMULA.....57
BAB 4 . TIP-TIP MEMULAI BISNIS DENGAN
OTAK KANAN DAN AMAN..........................87
BAB 5 . UJUNG-UJUNGNYA INVESTASI................115

PROFIL PENULIS........................................................137

Good Bye Kiyosaki.indd 11 7/29/2016 1:20:18 PM


BAB 1
ALASAN
MENGAPA KITA
HARUS MENJADI
PENGUSAHA

Good Bye Kiyosaki.indd 1 7/29/2016 1:26:54 PM


Good Bye Kiyosaki

FENOMENA KOSONG

Setiap manusia mempunyai


impian ingin hidup sukses,
bahagia, mapan di usia muda
dan kaya raya di usia tuanya.
Tapi bagaimana jika melihat
kenyataan yang ada? Orang-
orang yang sukses dan kaya
adalah golongan minoritas
(kaum sedikit). Di dunia ini paling ada hanya 10%, dan
hebatnya mereka menguasai hampir 90% duit yang beredar.
Nah, sisa-sisa duit yang 10% inilah yang diperebutkan oleh
90% manusia golongan mayoritas (kaum banyak)... Ya, sisa-
sisanya.
Golongan ini harus hidup bagaikan pekerja robot. Mereka
bekerja dari pagi hingga malam selama bertahun-tahun
lamanya, bahkan ada yang sampai ajal menjemput, tapi tidak
kaya dan tidak mapan juga. Ketika ditanya alasannya kenapa
bekerja begitu keras, jawabannya selalu sama, semuanya demi
keluarga, semuanya demi orang-orang yang dicintainya.
Maksudnya baik tapi hasilnya tidak. Mereka malah jarang
memiliki waktu bersama keluarga, dan jarang memberi
perhatian pada anak-anak mereka.

Good Bye Kiyosaki.indd 2 7/29/2016 1:26:54 PM


Alasan Mengapa Kita Harus Menjadi Pengusaha

Berangkat kerja subuh, anak masih tidur. Pulang kerja


tengah malam, anak sudah tertidur. Dia bekerja keras
setiap hari untuk memberikan nafkah kepada keluarganya,
menghabiskan hampir sebagian besar hidupnya di kantor,
lalu membawa pulang setumpuk pekerjaan lagi untuk
diselesaikan di rumah. Saat anak-anaknya mengajak bermain,
berbagai alasan dikemukakan… banyak kerjaan, capek, letih,
butuh istirahat, butuh ketenangan, dan banyak lagi. Mereka
bisa seperti ini karena terlalu mencemaskan kinerjanya
di perusahaan merosot dan risikonya bisa saja kehilangan
pekerjaan.
Mereka terjebak dalam rutinitas yang monoton. Setiap
hari itu-itu saja yang dikerjakan.Tanpa disadari waktu berlalu
begitu cepat, anak-anaknya mulai tumbuh dewasa, mulai
punya kehidupan sendiri. Dia pun mulai menua, sakit-sakitan,
dan tidak kuat untuk bekerja lagi. Mulailah muncul dilema
(kerja ada duit, gak kerja gak ada duit). Padahal kita semua
sadar, kerja untuk mengharapkan gaji hanyalah solusi untuk
jangka pendek, dan masalah duit adalah masalah seumur
hidup. Lalu untuk kelangsungan hidup di masa tuanya,
mereka mulai mengharapkan pemberian anak-anaknya. Tentu
tidak akan menjadi masalah jika kehidupan anak-anaknya
kaya dan mapan. Akan menjadi masalah ketika mereka juga
terjebak dalam rutinitas pekerja pas-pasan, yang masa tuanya
pasti jelas! Maksudnya, jelas penderitaannya.

Good Bye Kiyosaki.indd 3 7/29/2016 1:26:54 PM


Good Bye Kiyosaki

Saya menyebut golongan mayoritas ini sebagai kaum 14P


(pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan pinggang
pegal-pegal pas pensiun penyakitan pula). Mungkin setelah
membacanya, sebagian dari Anda tertawa, sebagian dari Anda
jengkel. Nah tahan dulu tawanya, tahan dulu jengkelnya,
saya akan menjelaskan lebih lanjut kenapa Anda tidak harus
tertawa dan jengkel kepada saya. Silakan terus membaca.
Fenomena ini sangat dekat hadir di antara kita. Nggak
percaya? Coba saja perhatikan saudara, sahabat, orangtua,
atau bahkan mungkin Anda sendiri sedang mengalaminya.
Coba jujur sejenak, coba tanya kepada diri sendiri sejenak,
renungkan lebih dalam lagi, bagaimana jalan kehidupan Anda
saat ini? Apakah tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan
mayoritas orang banyak atau kaum 14P?
Melalui buku ini saya akan mengajak Anda bersama-sama
mengetahui bagaimana cara berpikir jajaran kaum minoritas.
Jika tahu ilmunya, untuk hidup kaya uang dan waktu itu
tidak sesulit yang dipikirkan orang banyak. Anda hanya perlu
belajar ilmunya dan mengubah tindakan Anda. Hasilnya saya
yakin hidup Anda akan jauh lebih baik dalam segi uang dan
waktu.
Cara berpikir orang kaya sangat berbeda dibandingkan
dengan cara berpikir mereka yang miskin. Pola miskin
akan mengorbankan keluarga, kesehatan, waktu, dan
kesejahteraannya dalam proses meraih kekayaan. Berbeda
dengan mereka yang berpikir kaya. Mereka memperoleh

Good Bye Kiyosaki.indd 4 7/29/2016 1:26:54 PM


Alasan Mengapa Kita Harus Menjadi Pengusaha

kekayaan dengan menyenangkan, tanpa harus mengorbankan


hal-hal yang mereka sayangi, yaitu KELUARGA. Waktu
mereka lebih banyak dihabiskan untuk orang-orang yang
dicintainya dan melihat secara detail pertumbuhan anak-
anaknya.
Di halaman berikutnya saya akan menceritakan dua kisah
nyata dari orang yang saya kenal dengan dekat. Ada yang
di masa mudanya bekerja di sebuah perusahaan besar dan
memiliki gaji yang cukup tinggi, menerima fasilitas rumah,
mobil, dan menerima miliaran ketika memasuki masa
pensiun, tapi memiliki kehidupan yang sangat sulit di usia
tuanya. Saya yakin kisahnya akan menginspirasi para pembaca
buku ini untuk tidak terjebak dalam perangkap kehidupan
14 P seperti yang miliaran orang alami. Jika saat ini Anda
sedang mengalaminya, jangan bersedih teman. Karena saya
akan menjadi partner Anda untuk keluar dari perangkap ini.
Yang perlu Anda lakukan adalah mari rendahkan diri sejenak,
lepaskan ego untuk belajar dengan terus membaca buku ini…
Siaaap!

PEKERJA LEMBU

Istilah kata “Pekerja Lembu” (lembur terus) saya dapatkan dari


abang kandung saya sendiri. Dari pengakuannya, dulu cara
dia bekerja sudah mirip dengan lembu. Dia bercerita, lembu
itu hidupnya dari muda sampai tua dipaksa untuk bekerja

Good Bye Kiyosaki.indd 5 7/29/2016 1:26:54 PM


Good Bye Kiyosaki

keras, dicambuk, dipaksa untuk membajak sawah, dan apa


imbalannya? Makan, ya benar cuma makan dan jika sudah
tua, tak berguna lagi, akan dipotong & dijadikan makanan.
Nah, dia bilang kehidupannya tidak beda jauh seperti itu. Dia
bekerja keras dari pagi hingga malam bertahun-tahun lamanya
tapi hasilnya hanya cukup untuk makan. Nggak kaya, nggak
mapan juga. Belum punya anak istri saja sudah pas-pasan apa
lagi setelah berkeluarga nanti, pikirnya.
Abang saya bekerja sebagai TKI selama 6 tahun di Taiwan.
Pada masa itu setiap hari yang dia hadapi adalah mesin dan
kasur, setiap hari lembur. Sehari bekerja 16 pukul (masuk
kerja pukul 8 pagi, pulang kerja pukul 12 malam). Esoknya
masuk lagi pukul 8 pagi. Demikian terus yang dilakukannya
selama 6 tahun. Siklus kehidupannya juga tak beda jauh
dengan pekerja di negeri kita. Berangkat kerja pagi subuh,
pulang kerja sore petang, sampai di rumah tengah malam
karena terjebak macet, istilahnya tua dan lembur di jalanan.
Awal bulan: Makan enak dan bayar utang.
Pertengahan bulan: Mulai ngirit dan makan nasi bungkus.
Akhir bulan: Mulai ngutang di warung, hehehe.
Hal ini juga terjadi kepada abang saya selama 6 tahun. Pada
akhirnya dia menyadari juga, kerja keras yang salah tidak akan
membuat hidupnya kaya uang dan waktu, malah membuang
waktunya dengan sia-sia. Sampai akhirnya abang saya
memutuskan untuk tobat menjadi pekerja lembu dan pulang
ke Indonesia. Sampai di Indonesia masalah baru muncul, dia

Good Bye Kiyosaki.indd 6 7/29/2016 1:26:54 PM


Alasan Mengapa Kita Harus Menjadi Pengusaha

bingung mau ngapain. Karena lama di luar negeri, pulang ke


Indonesia ibarat anak remaja yang baru lulus sekolah.
Mulailah dia nyambi-nyambi bisnis dan bermain forex
(foreign exchange). Karena tidak ada ilmunya, hasilnya sudah
tertebak, yaitu gagal. Uang tabungannya habis hanya dalam
hitungan bulan, setelah itu dia menganggur selama berbulan-
bulan. Frustrasi, dia lalu memutuskan untuk merantau ke
negeri Kamboja. Walau prosesnya jatuh bangun di sana,
beruntung kehidupannya saat ini sudah membaik. Dia
memutuskan untuk menjadi pengusaha bukan pekerja lagi
di sana. Abang saya tidak mau kembali lagi ke siklus kerja
lembu. Sudahlah capek, duitnya bokek, hasilnya cuma cukup
buat beli peyek, hehe. Hebatnya, saat ini abang saya sudah
hidup mapan dan memiliki dua putra yang ganteng-ganteng
di sana.
Ketahuilah, bekerja di luar negeri pun belum tentu bisa
membuat hidup Anda bebas (berlimpah) uang dan waktu,
malah terkesan hanya bertahan hidup. Semasa muda dan
kuat, kita masih bisa bekerja keras, lalu bagaimana jika sudah
menua dan sakit-sakitan? Tentu beda ceritanya. Mengakhiri
kisah ini saya hanya memiliki satu pesan kepada pembaca
sekalian, “Berubahlah sebelum keadaan memaksa Anda untuk
berubah.”

Good Bye Kiyosaki.indd 7 7/29/2016 1:26:55 PM


Profil penulis

D edy Hartono dilahirkan di Medan dari keluarga yang


sama sekali tidak ada keturunan darah pengusaha.
Ayahnya adalah seorang karyawan tetap di sebuah perusahaan
besar. Saat ayahnya pensiun karena sakit, bersama itu pula
gunung emas keluarganya hilang dan akhirnya seluruh
keluarganya hidup dalam kemiskinan. Dia lalu bertekad
kuat untuk mengubah nasib dengan memiliki bisnis sendiri.
Melalui proses jatuh bangun dan bertahun-tahun lamanya,
akhirnya dia sukses memiliki berbagai bisnis yang sebagian

Good Bye Kiyosaki.indd 137 7/29/2016 1:27:02 PM


Good Bye Kiyosaki

besar bergerak di bidang jasa. Walau hanya tamatan SMA, kini


dia diminta untuk menjadi dosen bisnis di sebuah universitas
bertaraf internasional di Medan, dan saat ini dikenal sebagai:
• Trainer OTAK KANAN
• Owner Bisnis E-Commerce www.KotaToko.com
• Owner Quadrant Event Organization
• Dosen Bisnis di carniage International
• Owner FPA (Finger Print Analist)
• Owner Quadrant Travel
• Kontraktor Properti
• Praktisi Internet Marketing
• Motivator Bisnis
• Past President ToastMaster Public Speaking International
Club
• Penulis Buku Bisnis

Bagi para sahabat yang ingin bekerja sama dan meng­


undangnya, Dedy bisa dihubungi di 085274738158 atau BB
5E9834F7, www.DedyDuit.com, social media @DedyDuit.

138

Good Bye Kiyosaki.indd 138 7/29/2016 1:27:02 PM

Anda mungkin juga menyukai