Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh
isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan
Good Bye Kiyosaki.indd 10 7/29/2016 1:20:18 PM
Daftar Isi
UCAPAN TERIMA KASIH............................................ vii
PENDAHULUAN........................................................... ix
BAB 1 . ALASAN MENGAPA KITA HARUS
MENJADI PENGUSAHA...................................1 BAB 2 . GOOD BYE KIYOSAKI....................................17 BAB 3 . 17 KESALAHAN PENGUSAHA PEMULA.....57 BAB 4 . TIP-TIP MEMULAI BISNIS DENGAN OTAK KANAN DAN AMAN..........................87 BAB 5 . UJUNG-UJUNGNYA INVESTASI................115
impian ingin hidup sukses, bahagia, mapan di usia muda dan kaya raya di usia tuanya. Tapi bagaimana jika melihat kenyataan yang ada? Orang- orang yang sukses dan kaya adalah golongan minoritas (kaum sedikit). Di dunia ini paling ada hanya 10%, dan hebatnya mereka menguasai hampir 90% duit yang beredar. Nah, sisa-sisa duit yang 10% inilah yang diperebutkan oleh 90% manusia golongan mayoritas (kaum banyak)... Ya, sisa- sisanya. Golongan ini harus hidup bagaikan pekerja robot. Mereka bekerja dari pagi hingga malam selama bertahun-tahun lamanya, bahkan ada yang sampai ajal menjemput, tapi tidak kaya dan tidak mapan juga. Ketika ditanya alasannya kenapa bekerja begitu keras, jawabannya selalu sama, semuanya demi keluarga, semuanya demi orang-orang yang dicintainya. Maksudnya baik tapi hasilnya tidak. Mereka malah jarang memiliki waktu bersama keluarga, dan jarang memberi perhatian pada anak-anak mereka.
Good Bye Kiyosaki.indd 2 7/29/2016 1:26:54 PM
Alasan Mengapa Kita Harus Menjadi Pengusaha
Berangkat kerja subuh, anak masih tidur. Pulang kerja
tengah malam, anak sudah tertidur. Dia bekerja keras setiap hari untuk memberikan nafkah kepada keluarganya, menghabiskan hampir sebagian besar hidupnya di kantor, lalu membawa pulang setumpuk pekerjaan lagi untuk diselesaikan di rumah. Saat anak-anaknya mengajak bermain, berbagai alasan dikemukakan… banyak kerjaan, capek, letih, butuh istirahat, butuh ketenangan, dan banyak lagi. Mereka bisa seperti ini karena terlalu mencemaskan kinerjanya di perusahaan merosot dan risikonya bisa saja kehilangan pekerjaan. Mereka terjebak dalam rutinitas yang monoton. Setiap hari itu-itu saja yang dikerjakan.Tanpa disadari waktu berlalu begitu cepat, anak-anaknya mulai tumbuh dewasa, mulai punya kehidupan sendiri. Dia pun mulai menua, sakit-sakitan, dan tidak kuat untuk bekerja lagi. Mulailah muncul dilema (kerja ada duit, gak kerja gak ada duit). Padahal kita semua sadar, kerja untuk mengharapkan gaji hanyalah solusi untuk jangka pendek, dan masalah duit adalah masalah seumur hidup. Lalu untuk kelangsungan hidup di masa tuanya, mereka mulai mengharapkan pemberian anak-anaknya. Tentu tidak akan menjadi masalah jika kehidupan anak-anaknya kaya dan mapan. Akan menjadi masalah ketika mereka juga terjebak dalam rutinitas pekerja pas-pasan, yang masa tuanya pasti jelas! Maksudnya, jelas penderitaannya.
Good Bye Kiyosaki.indd 3 7/29/2016 1:26:54 PM
Good Bye Kiyosaki
Saya menyebut golongan mayoritas ini sebagai kaum 14P
(pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan pinggang pegal-pegal pas pensiun penyakitan pula). Mungkin setelah membacanya, sebagian dari Anda tertawa, sebagian dari Anda jengkel. Nah tahan dulu tawanya, tahan dulu jengkelnya, saya akan menjelaskan lebih lanjut kenapa Anda tidak harus tertawa dan jengkel kepada saya. Silakan terus membaca. Fenomena ini sangat dekat hadir di antara kita. Nggak percaya? Coba saja perhatikan saudara, sahabat, orangtua, atau bahkan mungkin Anda sendiri sedang mengalaminya. Coba jujur sejenak, coba tanya kepada diri sendiri sejenak, renungkan lebih dalam lagi, bagaimana jalan kehidupan Anda saat ini? Apakah tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan mayoritas orang banyak atau kaum 14P? Melalui buku ini saya akan mengajak Anda bersama-sama mengetahui bagaimana cara berpikir jajaran kaum minoritas. Jika tahu ilmunya, untuk hidup kaya uang dan waktu itu tidak sesulit yang dipikirkan orang banyak. Anda hanya perlu belajar ilmunya dan mengubah tindakan Anda. Hasilnya saya yakin hidup Anda akan jauh lebih baik dalam segi uang dan waktu. Cara berpikir orang kaya sangat berbeda dibandingkan dengan cara berpikir mereka yang miskin. Pola miskin akan mengorbankan keluarga, kesehatan, waktu, dan kesejahteraannya dalam proses meraih kekayaan. Berbeda dengan mereka yang berpikir kaya. Mereka memperoleh
Good Bye Kiyosaki.indd 4 7/29/2016 1:26:54 PM
Alasan Mengapa Kita Harus Menjadi Pengusaha
kekayaan dengan menyenangkan, tanpa harus mengorbankan
hal-hal yang mereka sayangi, yaitu KELUARGA. Waktu mereka lebih banyak dihabiskan untuk orang-orang yang dicintainya dan melihat secara detail pertumbuhan anak- anaknya. Di halaman berikutnya saya akan menceritakan dua kisah nyata dari orang yang saya kenal dengan dekat. Ada yang di masa mudanya bekerja di sebuah perusahaan besar dan memiliki gaji yang cukup tinggi, menerima fasilitas rumah, mobil, dan menerima miliaran ketika memasuki masa pensiun, tapi memiliki kehidupan yang sangat sulit di usia tuanya. Saya yakin kisahnya akan menginspirasi para pembaca buku ini untuk tidak terjebak dalam perangkap kehidupan 14 P seperti yang miliaran orang alami. Jika saat ini Anda sedang mengalaminya, jangan bersedih teman. Karena saya akan menjadi partner Anda untuk keluar dari perangkap ini. Yang perlu Anda lakukan adalah mari rendahkan diri sejenak, lepaskan ego untuk belajar dengan terus membaca buku ini… Siaaap!
PEKERJA LEMBU
Istilah kata “Pekerja Lembu” (lembur terus) saya dapatkan dari
abang kandung saya sendiri. Dari pengakuannya, dulu cara dia bekerja sudah mirip dengan lembu. Dia bercerita, lembu itu hidupnya dari muda sampai tua dipaksa untuk bekerja
Good Bye Kiyosaki.indd 5 7/29/2016 1:26:54 PM
Good Bye Kiyosaki
keras, dicambuk, dipaksa untuk membajak sawah, dan apa
imbalannya? Makan, ya benar cuma makan dan jika sudah tua, tak berguna lagi, akan dipotong & dijadikan makanan. Nah, dia bilang kehidupannya tidak beda jauh seperti itu. Dia bekerja keras dari pagi hingga malam bertahun-tahun lamanya tapi hasilnya hanya cukup untuk makan. Nggak kaya, nggak mapan juga. Belum punya anak istri saja sudah pas-pasan apa lagi setelah berkeluarga nanti, pikirnya. Abang saya bekerja sebagai TKI selama 6 tahun di Taiwan. Pada masa itu setiap hari yang dia hadapi adalah mesin dan kasur, setiap hari lembur. Sehari bekerja 16 pukul (masuk kerja pukul 8 pagi, pulang kerja pukul 12 malam). Esoknya masuk lagi pukul 8 pagi. Demikian terus yang dilakukannya selama 6 tahun. Siklus kehidupannya juga tak beda jauh dengan pekerja di negeri kita. Berangkat kerja pagi subuh, pulang kerja sore petang, sampai di rumah tengah malam karena terjebak macet, istilahnya tua dan lembur di jalanan. Awal bulan: Makan enak dan bayar utang. Pertengahan bulan: Mulai ngirit dan makan nasi bungkus. Akhir bulan: Mulai ngutang di warung, hehehe. Hal ini juga terjadi kepada abang saya selama 6 tahun. Pada akhirnya dia menyadari juga, kerja keras yang salah tidak akan membuat hidupnya kaya uang dan waktu, malah membuang waktunya dengan sia-sia. Sampai akhirnya abang saya memutuskan untuk tobat menjadi pekerja lembu dan pulang ke Indonesia. Sampai di Indonesia masalah baru muncul, dia
Good Bye Kiyosaki.indd 6 7/29/2016 1:26:54 PM
Alasan Mengapa Kita Harus Menjadi Pengusaha
bingung mau ngapain. Karena lama di luar negeri, pulang ke
Indonesia ibarat anak remaja yang baru lulus sekolah. Mulailah dia nyambi-nyambi bisnis dan bermain forex (foreign exchange). Karena tidak ada ilmunya, hasilnya sudah tertebak, yaitu gagal. Uang tabungannya habis hanya dalam hitungan bulan, setelah itu dia menganggur selama berbulan- bulan. Frustrasi, dia lalu memutuskan untuk merantau ke negeri Kamboja. Walau prosesnya jatuh bangun di sana, beruntung kehidupannya saat ini sudah membaik. Dia memutuskan untuk menjadi pengusaha bukan pekerja lagi di sana. Abang saya tidak mau kembali lagi ke siklus kerja lembu. Sudahlah capek, duitnya bokek, hasilnya cuma cukup buat beli peyek, hehe. Hebatnya, saat ini abang saya sudah hidup mapan dan memiliki dua putra yang ganteng-ganteng di sana. Ketahuilah, bekerja di luar negeri pun belum tentu bisa membuat hidup Anda bebas (berlimpah) uang dan waktu, malah terkesan hanya bertahan hidup. Semasa muda dan kuat, kita masih bisa bekerja keras, lalu bagaimana jika sudah menua dan sakit-sakitan? Tentu beda ceritanya. Mengakhiri kisah ini saya hanya memiliki satu pesan kepada pembaca sekalian, “Berubahlah sebelum keadaan memaksa Anda untuk berubah.”
Good Bye Kiyosaki.indd 7 7/29/2016 1:26:55 PM
Profil penulis
D edy Hartono dilahirkan di Medan dari keluarga yang
sama sekali tidak ada keturunan darah pengusaha. Ayahnya adalah seorang karyawan tetap di sebuah perusahaan besar. Saat ayahnya pensiun karena sakit, bersama itu pula gunung emas keluarganya hilang dan akhirnya seluruh keluarganya hidup dalam kemiskinan. Dia lalu bertekad kuat untuk mengubah nasib dengan memiliki bisnis sendiri. Melalui proses jatuh bangun dan bertahun-tahun lamanya, akhirnya dia sukses memiliki berbagai bisnis yang sebagian
Good Bye Kiyosaki.indd 137 7/29/2016 1:27:02 PM
Good Bye Kiyosaki
besar bergerak di bidang jasa. Walau hanya tamatan SMA, kini
dia diminta untuk menjadi dosen bisnis di sebuah universitas bertaraf internasional di Medan, dan saat ini dikenal sebagai: • Trainer OTAK KANAN • Owner Bisnis E-Commerce www.KotaToko.com • Owner Quadrant Event Organization • Dosen Bisnis di carniage International • Owner FPA (Finger Print Analist) • Owner Quadrant Travel • Kontraktor Properti • Praktisi Internet Marketing • Motivator Bisnis • Past President ToastMaster Public Speaking International Club • Penulis Buku Bisnis
Bagi para sahabat yang ingin bekerja sama dan meng
undangnya, Dedy bisa dihubungi di 085274738158 atau BB 5E9834F7, www.DedyDuit.com, social media @DedyDuit.