Anda di halaman 1dari 32

KELAS PERSIAPAN SKD

IPDN/ SEKDIN 2022


Pertemuan #8

Pembimbing
Dr. (Can) Ari Wijaya, S. STP. MM)

supported by Focus Academy


Live Zoom Pertemuan #8

MATERI TWK
(Tes Wawasan Kebangsaan)

Copyright by @ariwijaya9
5 Aspek TWK
4 Pilar
Negara

Bahasa Nasionalism
Indonesia e

Bela Negara Integritas

Copyright by @ariwijaya9
4 Pilar Negara

4 Pilar
Negara

Bhineka
Pancasila UUD 1945 NKRI
Tunggal Ika
tujuan: mampu membentuk karakter positif melalui pemahaman
dan pengamalan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka
Tunggal Ika

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
Dibawah ini yang termasuk kedalam hubungan Lembaga tinggi negara antara Mahkamah Agung (MA)
dan Presiden adalah …

A. Mengadili pada tingkat kasasi


B. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang
C. Memberi pertimbangan kepada Presiden mengenai Grasi dan Rehabilitasi
D. Memutuskan pembubaran partai politik
E. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial

Copyright by @ariwijaya9
UUD 1945

Sejarah & Perkembangan


UUD 45

2. UUD 1945 Substansi UUD 45

Lembaga Tinggi Negara

Copyright by @ariwijaya9
Sejarah UUD 1945
UUD 45 merupakan hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan Republik Indonesia.

Konstitusi dalam arti luas adalah keseluruhan aturan hukum ketatanegaraan suatu negara.
Konstitusi dalam arti sempit adalah Undang-undang Dasar, yaitu sebuah norma sistem politik dan hukum pada
pemerintahan suatu negara, yang dikodefikasikan sebagai dokumen tertulis (formal). Isi norma tersebut bertujuan
mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar negara.

Norma adalah aturan/ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat; tolok ukur untuk menilai atau
memperbandingkan sesuatu.

Latar belakang terbentuknya konstitusi UUD 45 bermula dari janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia (dengan dibentuk BPUPKI), kemudian posisi Jepang yang terjepit saat Perang Pasifik membuat
rakyat Indonesia semakin leluasa untuk menyiapkan kemerdekaan.

Sehari pasca kemerdekaan, yakni pada tanggal 18 Austustus 1945, UUD 1945 berhasil disahkan sebagai konstitusi
melalui Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI, Dokuritsu Junbi Inkai)

Copyright by @ariwijaya9
Perkembangan UUD 1945
1. Demokrasi Parlementer 1945-1959
Pada periode ini, terutama pada kurun waktu 1945-1949, menurut UUD 1945 demokrasi yang harus dilaksanakan
adalah demokrasi Indonesia dengan Kabinet Presidensial. Namun, dengan keluarnya maklumat pemerintah tgl 14
November 1945, berubah menjadi Demokrasi Parlementer.

Ciri-ciri sistem Parlementer:


 Adanya pemisahan yang jelas antara kepala pemerintahan dengan kepala negara.

 Kepala pemerintahan adalah perdana Menteri dan kepala negara adalah presiden/raja/kaisar.

 Kepala pemerintahan dipilih oleh Parlemen/ Dewan Perwakilan Rakyat

Pada tahun 1949 hingga 1950 diberlakukan UUD RIS (Republik Indonesia Serikat) sehingga Indonesia dibagi dalam
beberapa negara bagian. Hal ini sebagai hasil dari kesepakatan antara Indonesia dan Belanda dalam Konferensi
Meja Bundar (KMB) sebagai upaya pemerintah Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah.

Terbentuknya RIS tidak lepas dari kedatangan Kembali Belanda ke Indonesia lewat agresi Militer Belanda pada 19
Desember 1948

Copyright by @ariwijaya9
Perkembangan UUD 1945
Namun, pada kenyataannya demokrasi parlementer tidak cook dengan jiwa bangsa Indonesia, hal tersebut
menimbulkan silih bergantinya kabinet, pembangunan yang terhambat dan partai-partai politik yang mementingkan
kepentingan partai dan golongannya.
Hal ini mendorong Presiden mengeuarkan Dekrit Presiden tgl 5 Juli 1959 yang berisi:
 Pembubaran badan konstituante
 Memberlakukan Kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
 Pembentukan MPRS
 Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden ini, maka Demokrasi Parlementer berakhir.

Copyright by @ariwijaya9
Perkembangan UUD 1945
2. Demokrasi Terpimpin 1959-1966
Periode ini sering juga disebut Orde Lama.

Pengertian demokrasi terpimpin pada sila ke-empat Pancasila, yaitu dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan. Akan tetapi, presiden menafsirkan “terpimpin”, yaitu pimpinan terletak ditangan
“pemimpin besar revolusi”. Dengan demikian, pemusatan kekuasaan ditangan presiden yang rawan menimbulkan
penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan
oleh PKI pada 30 September 1965 (peristiwa G30S/PKI) yang menjadi bencana nasional bagi bangsa Indonesia.

Kondisi yang tidak stabil ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan masyarakat yang kemudian menajukan tiga
tuntutan rakyat yang dikenal dengan Tritura, yang berisi:
 Bubarkan PKI

 Bersihkan Kabinet dari unsur PKI

 Turunkan harga & perbaiki ekonomi

Tuntutan ini direspons oleh pemerintah dengan mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret (SUPERSEMAR) dari
Presiden Soekarno kepada Jendral Soeharto.

Copyright by @ariwijaya9
Perkembangan UUD 1945
3. Demokrasi Pancasila 1966-1998
Setelah peristiwa SUPERSEMAR, kepemimpinan negara beralih dari Presiden Soekarno kepada Jendral Soeharto
yang dikenal dengan masa Orde Baru. Pemerintahan Orde baru bertekat untuk melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen.

Pada periode ini, secara tegas dilaksanakan sistem demokrasi Pancasila dengan mengembalikan fungsi Lembaga
tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan amanat UUD 1945.

Demokrasi Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan gotongroyong. Sehingga dapat dirumuskan bahwa demokrasi
Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan/
perwakilan, dengan dilandasi nilai-nilai Ketuhanan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab, demi persatuan dan kesatuan bangsa untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keunggulan sistem demokrasi Pancasila:
 Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam semangat kekeluargaan
 Mengutamakan keselarasan dan keseimbangan hak dan kewajiban, antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum.
 Mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa diatas kepentingan pribadi & golongan.

Copyright by @ariwijaya9
Perkembangan UUD 1945
4. Demokrasi Pancasila Masa Reformasi 1998-sekarang
Pada masa periode reformasi, demokrasi yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan
berbagai penyempurnaan dan perbaikan peraturan-peraturan yang dianggap tidak demokratis. Sehingga menegaskan
fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang
jelas antar lembaga-lembaga tinggi negara.

Pada masa ini terjadi perubahan/amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali:

 Sidang Umum MPR 1999, tanggal 19 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 10 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 1945

Copyright by @ariwijaya9
Substansi UUD 1945
Naskah UUD 45 yang ditetapkan PPKI tgl 18 Agustus 1945 terdiri dari:
1. Pembukaan UUD 45
2. Batang tubuh UUD 45 (16 bab, 37 pasal, aturan peralihan dan aturan tambahan)
3. Penjelasan UUD 45

Susunan UUD 45 setelah amandemen:


4. Pembukaan, dan
5. Pasal-pasal (21 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan)

PR:
Pahami pasal dan penerapan/pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari!

Copyright by @ariwijaya9
Substansi UUD 1945
Pokok Pikiran UUD 1945
Adapun empat pokok pikiran dari Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu sebagai berikut ini :
Pokok Pikiran Pertama
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar asas
persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pokok Pikiran Kedua
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pokok pikiran ini menempatkan suatu
tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan, dan merupakan suatu kuasa finalis (sebab tujuan),
sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan mana yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang
Dasar untuk sampai pada tujuan itu yang didasari dengan bekal persatuan.
Pokok Pikiran Ketiga
Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok
pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam
Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan
permusyawaratan/perwakilan
Pokok Pikiran Keempat
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal
ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung pengertian taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengandung pengertian
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat itu
merupakan Dasar Moral Negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari Sila Kedua Pancasila.

Copyright by @ariwijaya9
Lembaga Tinggi Negara

Lembaga Tinggi
Negara

Presiden DPR/MPR DPD BPK MA/MK/KY

Copyright by @ariwijaya9
Lembaga Tinggi Negara
1) Presiden
Presiden memiliki dua kedudukan, yaitu sebafai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan.

a) Presiden sebagai kepala negara, memiliki wewenang dan kekuasaan sebagai berikut:
 Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (pasal 10 UUD 1945).
 Menyatakan perang, membuat perjanjian dan perdamaian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (pasal 11
UUD 1945).
 Menyatakan negara dalam keadaan bahaya (pasal 12 UUD 1945).
 Mengangkat duta dan konsul.
 Memberi grasi, amnesti, dan rehabilitasi.
 Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan.

b) Presiden sebagai kepala pemerintahan, memiliki wewenang dan kekuasaan sebagai berikut:
 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
 Menetapkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk menjalankan undang-undang.
 Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

Copyright by @ariwijaya9
Lembaga Tinggi Negara
2. DPR/ MPR
1) DPR
DPR memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
a. Fungsi legislasi,
Tugas dan wewenang DPR, yang memiliki fungsi legislasi, diantaranya:
 Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
 Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU
 Menetapkan UU bersama dengan Presiden
 Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
 Menerima RUU yang diajukan oleh DPD
 Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden atau DPD
b. Fungsi Anggaran
Tugas dan wewenang DPR, terkait dengan fungsi anggarannya antara lain:
 Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN yang diajukan oleh Presiden
 Memberikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak, pendidikan dan agama
 Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan
rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara
 Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang disampaikan oleh BPK
c. Fungsi Pengawasan
Tugas dan wewenang DPR, terkait dengan fungsi pengawasan:
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, dan kebijakan pemerintah
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD

Copyright by @ariwijaya9
Lembaga Tinggi Negara
2) MPR
a. Tugas MPR:
 Memasyarakatkan ketetapan MPR
 Memasyarakatkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
 Mengkaji sistem ketatanegaraan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta pelaksanaannya; dan
 Menyerap aspirasi masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Copyright by @ariwijaya9
Lembaga Tinggi Negara
b. Wewenang MPR:
 Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden hasil pemilihan umum
 Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya, setelah
Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela
dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
 Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya.
 Memilih Wakil Presiden dari 2 (dua) calon yang diusulkan oleh Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya; dan
 Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, dari 2 (dua) pasangan calon presiden dan wakil
presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon presiden dan wakil
presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir
masa jabatannya.

Copyright by @ariwijaya9
Lembaga Tinggi Negara
3. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
Anggota DPD ada dalam setiap provinsi, dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu. Anggota DPD ini
bukan berasal dari partai politik, melainkan dari organisasi-organisasi kemasyarakatan.

Tugas dan wewengang DPD antara lain:


 Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam atau sumber ekonomi lainnya, juga yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat daerah.
 Memberi pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN dan rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan mengenai hal-hal di atas tadi, serta menyampaikan hasil
pengawasannya kepada DPR untuk ditindaklanjuti. DPD ini bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

Copyright by @ariwijaya9
Lembaga Tinggi Negara
4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

BPK mempunyai tugas dan wewenang yang sangat strategis, karena menyangkut aspek yang berkaitan dengan sumber
dan penggunaan anggaran serata keuangan negara yaitu :

 Memeriksa tanggung jawab keuangan negara dan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPRD, dan
DPD.
 Memeriksa semua pelaksanaan APBN.
 Memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara.

Dari tugas dan wewenang tersebut, BPK mempunyai tiga fungsi pokok:

 Fungsi Operatif : yaitu melakukan pemeriksaan , pengawasan, dan penelitian atas penguasaan dan pengurusan
keuanga negara.
 Fungsi Yudikatif : yaitu melakukan tuntutan perbendeharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap pegawai negeri yang
perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajibannya, serta menimbulkan kerugian bagi negara.
 Fungsi Rekomendatif : yaitu memberikan pertimbangan kepada pemerintah tentang pengurusan keuangan negara.

Copyright by @ariwijaya9
Lembaga Tinggi Negara
5. MA/MK/KY

1) MahkamahAgung
Sesuai dengan ketentuan Pasal 24A ayat (1), MA mempunyai tugas dan wewenang:
 mengadili pada tingkat kasasi;
 menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang
 wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.

2) Mahkamah Konstitusi
Perubahan UUD 1945 juga melahirkan sebuah lembaga negara baru di bidang kekuasaan kehakiman, yaitu Mahkamah Konstitusi dengan
wewenang sebagai berikut:
 menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;
 memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar;
 memutus pembubaran partai politik;
 memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

3) Komisi Yudisial (KY)


Dalam menjalankan tugasnya komisi yudisial melakukan pengawasan terhadap :
 Hakim Agung dan Mahkamah Agung.
 Hakim pada badan peradilan disemua lingkungan peradilan yang berada dibawah mahkamah agung, seperti peradilan umum,agama,
militer, dan badan peradilan lainnya.
 Hakim Mahkamah Konstitusi.

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
1. Lembaga negara yang memiliki wewenang memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan
undang-undang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat-daerah, pajak, pendidikan, dan agama adalah....
A. DPR
B. DPD
C. MPR
D. MK
E. KY
2. Presiden sebagai kepala pemerintahan, memiliki wewenang dan kekuasaan dalam....
F. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
G. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
H. Menyatakan perang, membuat perjanjian dan perdamaian dengan negara lain dengan persetujuan
DPR
I. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya
J. Mengangkat duta dan konsul.

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
3. Amandemen kedua UUD 1945 terjadi pada tahun....
A. 2002
B. 2001
C. 2000
D. 1999
E. 1998
4. Lembaga negara yang memiliki kewenangan menguji peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang adalah....
F. MA
G. Presiden
H. MK
I. KY
J. MPR

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
5. Dibawah ini yang bukan merupakan tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana termuat dalam
pembukaan UUD 45 Alinea ke 4 adalah…

A. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia


B. Memajukan kesejahteraan umum
C. Mencerdaskan kehidupan bangsa
D. Mewujudkan masyarakat adil dan Makmur
E. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social.

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
6. Berdasarkan pasal 1 ayat 2 UUD 1945 disebutkan bahwa “kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Dari pasal tersebut disimpulkan bahwa …

A. Kedaulatan negara lemah


B. Negara dijalankan berdasarkan konstitusi
C. Pemerintahan dibawah kekuasaan rakyat
D. Rakyat memegang kebebasan tanpa control
E. Pemerintahan dijalankan oleh amanat kedaulatan rakyat

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
7. Perhatikan petikan pidato Soepomo berikut!

“Undang-undang dasar negara manapun tidak dapat dimengerti, sungguh-sungguh maksudnya


undang-undang dasar dari suatu negara, kita harus mempelajari bagaimana terjadinya teks itu, harus
diketahui keterangan-keterangan dan juga harus diketahui dalam suasana apa teks itu dibuat”.

Berdasarkan pidato tersebut, pemahaman suatu undang-undang dapat dilakukan dengan cara …
A. Meneliti sejak kapan undang-undang dibuat
B. Mempelajari situasi pada saat undang-undang dibuat
C. Menelaah setiap pasal dalam undang-undang
D. Mempelajari tokoh-tokoh yang terlibat dalam perumusan undang-undang
E. Memahami situasi kebatinan pembuat undang-undang pada saat dibuat

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
8. Dibawah ini yang termasuk kedalam hubungan Lembaga tinggi negara antara Mahkamah Agung
(MA) dan Presiden adalah …
A. Mengadili pada tingkat kasasi
B. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang
C. Memberi pertimbangan kepada Presiden mengenai Grasi dan Rehabilitasi
D. Memutuskan pembubaran partai politik
E. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
9. Dalam pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu”. Dibawah ini yang mencerminkan contoh sikap dan
perilaku yang sesuai dengan pengamalan pasal tersebut adalah….
A. Memaksakan idiologi dan agama tertentu kepada orang lain
B. Mengikuti acara peribadatan agama lain sebagai bentuk toleransi
C. Membubarkan acara keagamaan lain yang dirasa mengganggu ketertiban masyarakat
D. Tidak mengikuti acara dan kegiatan agama lain yang tidak sesuai dengan kepercayaannya dengan
tetap menghormati kebebasan berkeyakinan
E. Menghadiri dan mengikuti upacara keagamaan lainnya sebagai bentuk menjaga kerukunan antar
umat beragama.

Copyright by @ariwijaya9
Contoh soal
10. Perhatikan pernyataan berikut!

Dalam Pasal 28 UUD 1945 dijelaskan bahwa setiap setiap orang berhak untuk bebas dari perlakuan
yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif. Meskipun seseorang mendapat jaminan hak asasi manusia, ia
harus tetep menggunakan haknya dengan baik. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi persinggunggan
antara haknya dengan orang lain.

Pernyataan tersebut sesuai dengan prinsip …


A. Persamaan Hak dan Kewajiban
B. Kebebasan yang bertanggung jawab
C. Bhineka Tunggal Ika
D. Nasionalisme
E. Keadilan Sosial

Copyright by @ariwijaya9
TERIMA KASIH

“ “orang hebat tidak dihasilkan dari


kesenangan dan kenyamanan, tetapi
dibentuk melalui kesulitan & tantangan…”

Anda mungkin juga menyukai