Anda di halaman 1dari 7

Kliping

Prilaku Yang
Mencerminkan
Pancasila

Khansa Syazani Badawi | Kelas 5A


Sila ke 1 : KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Kabupaten Simalungun merupakan daerah yang multi etnis namun tetap rukun,

keharmonisan antar umat beragama sangat tinggi Hal ini sebagai kekayaan sekaligus

kekuatan Kabupaten Simalungun dalam melaksanakan pembangunan yang mantab.

Di bawah kepemimpinan JR Saragih sebagai Bupati Simalungun melalui kinerja

samangat baru, terus berupaya meningkatkan pembangunan di semua bidang. Ini

termasuk bidang keagamaan, sehingga tercipta toleransi antara umat beragama yang

harmonis di Kabupaten Simalungun yang diikat dengan budaya.

“Walaupun perbedaan agama, suku maupun golongan, namun keharmonisan dan

kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Simalungun cukup tinggi dan mantab.

Kebhinekaan sangat dijunjung tinggi dalam menciptakan toleransi umat beragama di

Kabupaten Simalungun,” kata Wakil Bupati Simalungun Ir Amran Sinaga saat menghadiri

pelaksanaan buka puasa bersama Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Tengku Erry

Nuradi dengan masyarakat dan karyawan PTPN 4 di Kabupaten Simalungun, bertempat di

halaman mesjid Baitul Karim Kebun Dolok Ilir Kecamatan Dolok Batu Nanggar.
Sila ke 2 : Prilaku di sekolah

Sila ke-2 sangat bermakna bagi rakyat Indonesia yang hidup dalam kemajemukan

dan keberagaman ras, bahasa, suku bangsa, budaya, hingga agama sehingga diperlukan

sikap-sikap yang adil dan beradab atas nama kemanusiaan. Pengamalan Pancasila Sila

ke-2 selayaknya diterapkan oleh seluruh rakyat Indonesia kehidupan sehari-hari, baik

dalam konteks keluarga, sekolah, masyarakat, hingga dalam cakupan berbangsa dan

bernegara. Sebagai pedoman berperilaku, sila ke-2 dari Pancasila dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk di lingkungan sekolah atau kelas, berikut ini beberapa

contohnya:

Bersikap adil terhadap teman-teman sekolah atau kelas tanpa melihat perbedaan.

Melakukan kewajiban sebagai seorang siswa/siswi atau pelajar, yakni belajar dengan baik.

Menolong teman yang mengalami kesusahan atau kesulitan. Gemar melakukan kegiatan

kemanusiaan di lingkungan sekolah. Bagi guru, tidak membeda-bedakan atau pilih kasih

terhadap seluruh siswa.


Sila ke 3 : KERJABAKTI

Salah satu kebudayaan yang menjadi identitas masyarakat desa adalah kerja bakti.

Kegiatan ini biasanya dilakukan masyarakat sekitar secara bersama-sama, dengan tujuan

melakukan kegiatan tertentu salah satunya adalah kerja bakti bertujuan untuk

membangun infrastruktur atau membersihkan lingkungan sekitar yang dilaksanakan

secara gotong royong.

Di Desa Nangkasawit khususnya kerja bakti masih sering dilaksanakan meskipun

dalam pelaksanaanya belum rutin tiap minggu atau tiap bulan , seperti membangun rabat

jalan, membersihkan jalan ataupun lingkungan sekitar, membersihkan saluran irigasi dan

kegiatan kegiatan lainnya. Bertepatan hari Minggu kemarin tanggal 05 Agustus 2021

perangkat desa sendangrejo, bersama dengan ketua Rt dan juga warga lingkungan

sekitar melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan jalan poros desa.


Kegiatan Membersihkan Jalan Desa

Kerja bakti membersihkan lingkungan dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang

sehat, bebas dari kotoran, sampah dan rumput, pohon yang sudah rimbun. Dengan

lingkungan yang sehat, kita tidak akan mudah

terserang berbagai penyakit. Kebersihan

lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap

kenyamanan, keindahan dan keasrian

lingkungan.

Kepala Desa Nangkasawit, Heri Sucipto

mengatakan “Tujuan dari diadakannya kegiatan

bersih-bersih ini adalah membersihkan

lingkungan Desa Nangkasawit agar selalu asri

dan nyaman bagi kita semua. Karena di musim

panca roba seperti ini banyak penyakit yang

timbul, sehingga dengan mengadakan kegiatan

seperti ini, sedikit tidaknya kita bersama-sama mengurangi sumber penyakit dari

lingkungan yang kotor” “Selain untuk menjaga kebersihan, kegiatan ini juga bertujuan

untuk membina hubungan sosial masyarakat khususnya di desa nangkasawit ini” jelasnya.

Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB. Dengan penuh semangat warga Desa

Nangkasawit membersihkan lingkungan di sepanjang jalan lingkungan Desa Nangkasawit.


Sila ke 4 : Musyawarah Desa

Kegiatan musyawarah normalisasi pembongkaran bangunan-bangunan yang

menghalangi dan menghambat aliran air di sungai Cikahiangan yang melibatkan desa

Margahayu Selatan dan Desa Sayati.Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Desa

Margahayu Selatan pada hari Rabu, 01 April 2020. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Camat

Margahayu, Kepala Desa Margahayu Selatan, Sekretaris Desa Sayati, Binmas, Babinsa,

ketua RW 06, 07, 08 dan tokoh masyarakat.

Setelah dilakukan musyawarah antara warga yang terdampak banjir dengan

pemilik lahan atau bangunan yang berada di atas fasilitas umum, musyawarah telah

menemukan kata mufakat dimana pemilik rumah atas nama Bapak Iwan dan Pemilik

Pabrik atas nama Bapak Hadi telah menyetujui adanya pembongkaran. Bapak Iwan
Setuju untuk melakukan pembongkaran dengan anggaran dari pemerintah

setempat sedangkan Bapak Hadi setuju untuk melakukan pembongkaran dengan

anggaran pribadi, dan meminta waktu maksimal 10 hari pengerjaan.

Sila ke 5 : Berlaku adil di lingkungan bermain

Di tempat bermain, anak-anak hendaknya diajarkan mengenai praktik


pengamalan Pancasila, termasuk Sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia”, berikut ini contohnya:

 Bersikap adil terhadap semua teman di tempat bermain.


 Memberikan bantuan jika ada teman bermain yang kesusahan.
 Menghindari sikap sombong di tempat bermain.
 Menghargai hasil karya teman bermain.
 Saling menghargai sesama teman di tempat bermain.

Anda mungkin juga menyukai