Sebagai upaya mewujudkan Medan Bersih yang merupakan salah satu visi misi Wali Kota
Medan Bobby Nasution, Kecamatan Medan Deli melakukan gotong royong seminggu tiga
kali. Hal ini dilakukan agar penanganan kebersihan sebagaimana program prioritas Bobby
Nasution berjalan efektif dan maksimal. Aksi yang dinamai gotong royong massal (Gomas)
ini dilakukan di hari Rabu, Sabtu dan Minggu. Dalam kegiatan ini tidak hanya melibatkan
jajaran P3SU maupun pasukan Melati dan Bestari namun masyarakat dan stakeholder yang
ada di Kecamatan Medan Deli. Dengan dilakukannya Gomas seminggu tiga kali ini, lokasi
yang menjadi titik sampah liar ini sudah berangsur bersih dan bebas dari sampah.
Camat Medan Deli Ferry Suheri menjelaskan bahwa dalam seminggu pihaknya menggelar
gotong royong sebanyak tiga kali. Di hari rabu jajaran Kecamatan melakukan gotong royong
di titik yang rawan sampah. Artinya di lingkungan yang tidak banyak penduduknya, sebab di
lokasi tersebut perawatannya kurang dan masyarakat sekitarnya pun enggan
membersihkannya. "Di hari Rabu lurah nanti yang akan melaporkan titik mana yang akan
dilakukan gotong royong. Secara bergantian enam Kelurahan yang ada di Medan Deli akan
menginformasikan kepada kita lokasi mana yang rawan kebersihannya," Kata Camat Medan
Deli ketika dikonfirmasi kemarin.
Ferry Suheri menambahkan, untuk di hari sabtu jajaran kelurahan yang rutin menggelar
kegiatan gotong royong. Seluruh kelurahan yang ada akan melakukan Gomas di hari Sabtu
dengan melibatkan masyarakat dan organisasi kepemudaan maupun stakeholder. Fokus
gotong royong tersebut diantaranya titik yang rawan sampah, drainase dan bantaran sungai
Deli. "Kita wajibkan kelurahan menggelar gotong royong di titik di dalam lingkungan
sembari mengajak masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan tersebut dan menghimbau
agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungannya. Fokus gotong royong di hari Sabtu
adalah titik rawan sampah, saluran drainase maupun bantaran sungai Deli," Sebut Ferry.
Kemudian Ferry Suheri menjelaskan Kecamatan Medan Deli mewajibkan setiap kepala
lingkungan menggelar gotong royong di hari Minggu di lingkungannya. Masyarakat tetap
dilibatkan dalam gotong royong ini. Namun tidak semua kepala lingkungan melakukan
gotong royong di hari Minggu, dikarenakan malam Minggu kita secara bergantian akan
berjaga di posko tawuran, guna mencegah aksi tawuran dan geng motor di wilayah
Kecamatan Medan Deli. "Kepling yang berjaga di posko tawuran besoknya tidak melakukan
gotong royong, namun Kepling yang tidak berjaga di posko akan tetap melakukan gotong
royong di hari Minggu," Ujar Camat Medan Deli. Menurut Ferry Suheri, gerakan gotong
royong yang digelar seminggu tiga kali ini berdampak positif bagi kebersihan lingkungan di
wilayahnya. Aksi yang dilakukan ini bertujuan untuk mewujudkan visi misi Pak Wali Kota
yakni Medan Bersih dan salah satu upaya dalam mewujudkan program prioritas di bidang
penanganan kebersihan.
"Alhamdulillah beberapa titik yang telah dilakukan gotong royong saat ini sudah mulai
bersih, meskipun masih ada ditemukan masyarakat yang melintas membuang sampah. Jika
ditemukan sampah petugas kita langsung mengangkatnya. Selain itu Kepling kita wajibkan
menjaga titik tersebut dan menghimbau agar masyarakat tidak lagi membuang sampah
sembarangan. Aksi gotong royong seminggu tiga kali ini kita harapkan akan dapat
mewujudkan Medan Bersih dan penanganan kebersihan akan lebih efektif," Jelas Ferry. Ferry
Suheri juga mengungkapkan bahwa di hari Sabtu kemarin (4/6) jajaran Kecamatan,
Kelurahan dan Kepling bersama Polsek Medan Labuhan menggelar Gomas di kelurahan Kota
Bangun. Fokus dalam gotong royong tersebut adalah Gundukan sampah, pembersihan rumput
di sepanjang bantaran sungai Deli.
"Gotong royong massal bersama Polsek Medan Labuhan ini digelar dalam rangka
menyambut HUT Bhayangkara Ke-76 tahun. Melalui aksi ini diharapkan dapat mengubah
kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan menjadi peduli akan kebersihan
lingkungan," tutur Ferry.
CAMAT BUKIT RAYA APRESIASI SEMANGAT GOTONG ROYONG WARGA DI
KELURAHAN TANGKERANG LABUAI - PEKANBARU.GO.ID
Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya sejak zaman dahulu, salah satu contohnya
adalah bergotong-royong untuk mempermudah pekerjaan yang bersifat kepentingan umum.
Gotong-royong merupakan bentuk kerja sama antar warga masyarakat untuk mencapai hasil
yang baik secara bersama-sama dengan musyawarah mufakat.
Kerja bakti merupakan kegiatan yang dilakukan sekumpulan masyarakat untuk menjadikan
lingkungan yang lebih baik. Kerja bakti biasanya dilaksanakan setiap hari libur atau setiap
ada perayaan hari besar/raya seperti, menyambut hari kemerdekaan republik Indonesia, hari
raya idul fitri/idha, tahun baru hijriah, dan hari besar lainnya. Kerja bakti sangat penting
dilakukan agar terpenuhinya kebutuhan orang banyak seperti memperbaiki fasiltas umum
maupun kebersihan lingkungan sekitar masyarakat.
Kebersihan lingkungan pintu utama dalam mencapai kehidupan sehat yang tentunya menjadi
harapan setiap warga masyarakat. Kebersihan juga merupakan unsur pokok yang menjadi
cerminan kesehatan sehari-hari setiap orang. Dalam agama Islam sendiri sangat ditekankan
dalam urusan kebersihan sebagaimana hadits yang artinya "Bersuci (thaharah) itu setengah
daripada iman." (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi). Dalam undang-undang No. 36 Tahun
2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
dicapai melalui penyelenggaraan pembangun kesehatan yang berkaitan erat dengan
kebersihan. Hal inilah menjadi acuan bahwa kita harus senantiasa menjaga lingkungan agar
kesehatan setiap masyarakat terjaga.
Dalam kegiatan bersih-bersih, akan menjadi lebih cepat dan mudah jika setiap warga
masyarakat turut berpatisipasi dalam setiap kegiatan kerja bakti yang ada. Misalnya kerja
bakti dalam rangka membersikan lingkungan dilakukan satu sampai dua kali dalam sebulan.
Jika hal ini sudah berjalan dengan teratur maka banyak sekali manfaat yang akan didapatkan
oleh setiap warga, tidak hanya lingkungan bersih dan sehat tapi bisa juga menjadi ajang
merekatkan hubungan antar warga masyarakat.
Di dusun Pandansari, desa Tampingan, kecamatan Boja, kabupaten Kendal, Jawa Tengah,
yang menjadi lokasi salah satu kelompok (Kelompok 85) Kuliah Kerja Nyata Mandiri
Inisiatif Terprogram Ke-14 UIN Walisongo Semarang Tahun 2022 (KKN MIT ke-14), masih
sangat menjaga tradisi kerja bakti sebagai wujud kepedulian masyarakat terhadap lingkungan
sekitar. Masyarakat disini sangat antusias dalam mengikuti setiap kegiatan kerja bakti, karena
mereka sadar akan pentingnya kebersihan dan keindahan lingkungan mereka.
Masyarakat di dusun Pandasari ini melakukan kerja bakti setiap sebulan sekali dan setiap ada
perayaan hari-hari besar. Terhitung sejak kami ber-KKN disini, masyarakat sudah tiga kali
melakukan kerja bakti, mulai dari kerja bakti persiapan hari raya Idul Adha, renovasi dan
pembersihan musala, dan persiapan perayaan tahun baru hijriyah. Adapun bentuk kegiatan
kerja bakti masyarakat disini, ialah :
-Membersihkan selokan
Tujuannya untuk mencegah banjir dan mengurangi jentik-jentik nyamuk yang bisa
menyebabkan demam berdarah. Selain itu membersihkan selokan juga bisa mengurangi bau
tak sedap di sekitar lingkungan.
-Membersihkan musala
Tujuannya memberikan kesan nyaman saat beribadah. Mulai dari membersihkan
sajadah/karpet, mukena, lantai, tempat wudhu, dan toilet.
-Memisahkan jenis sampah
Tujuannya agar bisa menangani sampah sesuai dengan jenisnya. Adapun jenis sampah
berdasarkan sifatnya ada di yakni sampah organik dan anorganik. Sampah organik ialah
sampah yang dapat digunakan kembali seperti dijadikan pupuk kompos dan lain-lain, contoh
sampah organik adalah sisa-sisa makanan, dan dedaunan. Sedangkan sampah anorganik ialah
sampah yang tidak bisa didaur ulang sehingga membutuhkan penanganan khusus, contonya
sampah yang berbahan dasar plastik.
-Memotong rumput
Tujuannya agar sepanjang jalan terlihat bersih, rapi, dan terhindar dari hewan yang bisa
membahayakan manusia seperti ular, dan lainnya.
-Pemasangan umbul-umbul dan lampu jalan
Tujuannya agar sepanjang jalan terlihat meriah dan menarik perhatian setiap orang yang
melihatnya.
Masyarakat disini umumnya mengadakan kerja bakti mulai dari jam 6 sampai jam 10 pagi di
hari Ahad. Saat kerja bakti biasanya ibu-ibu yang berada di sekitar akan menyediakan
makanan dan minuman untuk dikonsumsi bersama-sama. Melalui kegiatan inilah kami
sebagai mahasiswa yang nantinya akan kembali ke masyarakat lagi, banyak
mendapatkanpelajaran yang bisa diterapkan kembali.