Anda di halaman 1dari 9

Bab 1.

Besaran, Satuan, dan Angka Penting

Hukum-hukum fisika umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan


matematika yang terdiri dari besaran-besaran fisika untuk menyatakan suatu
fenomena. Selain itu fisika adalah ilmu yang banyak melibatkan kegiatan-kegiatan
eksperimen. Eksperimen memerlukan pengukuran yang umumnya menggunakan
angka-angka untuk melaporkan hasil pengukuran. Angka-angka yang digunakan
untuk menggambarkan fenomena fisika merupakan bentuk quantitas dari besaran
fisika. Besaran-besaran fisika terdiri dari besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran dasar yang satuannya telah ditetapkan terlebih
dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Pengukuran suatu besaran harus
selalu dibandingkan dengan acuan baku yang menyatakan satuan dari besaran
tersebut. Jadi pelaporan suatu pengukuran harus berupa angka besaran disertai
satuannya. Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang dapat diuraikan
menjadi besaran-besaran pokok.
Untuk membuat agar pengukuran akurat dan dapat diandalkan, maka perlu
satuan pengukuran yang tidak berubah dan dapat diduplikasi oleh pengamat di
berbagai lokasi dunia, maka pada tahun 1960, para ilmuwan seluruh dunia
menetapkan sistem satuan baku (standar) untuk besaran pokok yang dikenal
sebagai Systeme International disingkat SI (singkatan dari bahasa Perancis.
Sebelum tahun 1960, sistem satuan baku bernama “metric system”. Sistem satuan
baku SI yang ditetapkan para ilmuwan dan insiyur seluruh dunia yaitu panjang
(meter), massa (kilogram), waktu (detik), suhu (kelvin), arus listrik (ampere),
intensitas cahaya (candela), dan jumlah zat (mol).

Besaran Pokok
Ada tujuh besaran pokok dalam sistem Satuan SI yaitu Panjang, Massa,
Waktu, Suhu, Kuat Arus Listrik, Jumlah molekul, Intensitas Cahaya.
Massa merupakan sifat fisika yang dimiliki oleh setiap benda, yang secara umum
dapat digunakan untuk mengukur banyaknya materi yang terdapat dalam suatu
benda. Simbol dimensi massa yaitu “M” (singkatan dari bahasa Inggris mass).
Massa standar (baku) 1 kg didefinisikan sebagai massa sebuah silinder Platina-
Iridium yang disimpan di Biro Internasional Berat dan Ukuran di Sèvres, dekat
Paris. Massa standar ini dibuat pada tahun 1887 dan belum berubah sejak saat itu,
karena Platinum-Iridium adalah campuran logam yang luar biasa stabil. Sebuah
duplikat dari silinder Sèvres disimpan di Institut Nasional Standar dan di
Teknologi (NIST) di Gaithersburg, Maryland.
Panjang merupakan dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar
ujung. Simbol dimensi panjang yaitu “L” (singkatan dari bahasa Inggris length).
Panjang standar yaitu foot diadopsi oleh Perancis adalah panjang kaki raja Raja
Louis XIV. Panjang standar foot ini berlaku sampai 1799, kemudian panjang
standar di Perancis menjadi meter yang didefinisikan 1 meter sebagai satu per
sepuluh juta jarak dari ekuator ke kutub utara sepanjang garis bujur yang melewati
Paris. Pada tahun 1960, panjang 1 meter didefinisikan sebagai jarak antara dua
garis pada batang Platinum-Iridium yang disimpan di bawah kondisi yang
terkendali di Perancis. Pajang standar ini lalu ditinggalkan karena beberapa
alasan, yang utama adalah bahwa akurasi pemisahan antara garis-garis pada
batang pada panjang standar ini terbatas. Pada tahun 1960 dan 1970-an, 1 meter

1
didefinisikan sebagai 1.650.763,73 kali panjang gelombang cahaya merah-oranye
yang dipancarkan dari lampu Kripton-86. Namun pada Oktober 1983, Satu meter
didefinisikan ulang sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa
selama waktu 1/299.792.458 detik.
Waktu adalah seluruh rangkaian saat suatu proses, perbuatan, atau kejadian
berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah
keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.
Simbol dimensi waktu yaitu “T” (singkatan dari bahasa Inggris time). Sebelum
tahun 1960, standar waktu didefinisikan dalam hal hari matahari rata-rata untuk
tahun 1900. (Satu hari matahari adalah interval waktu antara penampakan
berturut-turut dari Matahari pada titik tertinggi mencapai di langit setiap hari).
Satu detik didefinisikan sebagai  1   1   1  dari satu hari matahari rata-rata.
 60   60   24 
Karena rotasi bumi sekarang dikenal sedikit berubah-ubah terhadap waktu, maka
pada tahun 1967, satu detik didefinisikan kembali dengan mengambil keuntungan
ditemukannya jam presisi tinggi yang dikenal sebagai jam atom, yang
menggunakan frekuensi karakteristik dari atom Cesium-133 sebagai "jam
referensi". Satu detik sekarang didefinisikan sebagai 9.192.631.770 kali periode
getaran radiasi dari atom Caesium.
Suhu menunjukkan derajat panas atau dingin suatu benda, semakin tinggi
suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi kinetik atom yang menyusun suatu benda. Setiap atom dalam
suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat berupa getaran. Semakin tingginya energi kinetik atom-atom
penyusun benda, semakin tinggi suhu benda tersebut. Suhu 1 kelvin didefinisikan
sebagai 1/273,16 kali selisih antara suhu nol mutlak (– 273,150C) dengan suhu
titik tripel air (0,010C). Simbol dimensi suhu yaitu “Θ” (dari huruf Yunani Theta).
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu. Muatan listrik dapat mengalir melalui suatu penghantar listrik. Pada awal
nya, ilmuwan mendefinisikan arus listrik konvensional sebagai aliran muatan-
muatan positif, sekarang diketahui bahwa sebenarnya arus listrik dihasilkan dari
aliran elektron-elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya. Arus
listrik 1 ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang mengalir dalam dua
konduktor panjang, tipis, lurus, dan paralel yang ditempatkan 1 m terpisah dalam
ruang hampa yang akan menghasilkan gaya pada konduktor 2.10–7 N per meter
panjang konduktor. Simbol dimensi ampere yaitu “I”.
Jumlah zat merupakan banyaknya kuantitas atom-atom yang terkandung
dalam suatu materi. Satu mole adalah jumlah zat dari suatu sistem yang
jumlahnya sebanyak unsur dasar atom Carbon dalam 0,012 kg Carbon-12. Unsur
dasar di sini dapat berupa molekul, senyawa, ion, kelompok molekul, dan lainnya.
Simbol dimensi Jumlah Zat yaitu “N”.
Intensitas cahaya merupakan jumlah radiasi yang dipancarkan oleh suatu
materi. Satu candela didefinisikan sebagai intensitas cahaya dalam arah tegak
lurus permukaan benda hitam seluas 1/600.000 m2 dari sebuah sumber yang
memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi 540.10 12 Hz dan memiliki
intensitas radiasinya sebesar 1/683 watt per steradian. Simbol dimensi intensitas
cahaya yaitu “J”.

2
Tabel 1. Besaran Pokok
No Besaran Pokok Satuan (SI) Simbol Dimensi
1 Massa kilogram kg M
2 Panjang meter m L
3 Waktu sekon s T
4 Suhu kelvin K Θ
5 Arus Listrik ampere A I
6 Jumlah Zat mole mol N
7 Intensitas Cahaya candela cd J

Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang tersusun atau dibentuk dari dua atau lebih
besaran pokok.
Tabel 2. Besaran Turunan
No Besaran Turunan Satuan SI Simbol Ekivalen Ungkapan Dimensi
1 Dosis Serapan gray Gy J/kg m2.s–2 L2T–2
2 Aktivitas Radioaktif bacquerel Bq – s–1 T–1
3 Kapasitansi farad F C/V kg–1.m–2.s4.A2 M–1L–2T4I2
4 Aktivitas Katalitik katal kat – mol.s–1 NT–1
5 Ekuivalen Dosis sievert Sv J/kg m2.s–2 L2T–2
6 Muatan Listrik coulomb C – A.s IT
7 Konduktivitas Listrik siemens S A/V kg–1.m–2.s3.A2 M–1L–2T3I2
8 Voltase Listrik volt V W/A kg.m2.s–3.A–1 ML2T–3I–1
9 Hambatan Listrik ohm Ω V/A kg.m2.s–3.A–2 ML2T–3I–2
10 Energi joule J N.m kg.m2.s–2 ML2T–2
11 Gaya newton N – kg.m.s–2 MLT–2
12 Frekuensi hertz Hz – s–1 T–1
13 Illuminansi lux lx lm/m2 m–2.cd L–2J
14 Induksitansi henry H Wb/A kg.m2.s–2.A–2 ML2T–2I–2
15 Fluks Cahaya lumen lm cd.sr cd J
16 Fluks Magnet weber Wb V.s kg.m2.s–2.A–1 ML2T–2I–1
17 Medan Magnet tesla T Wb/m2 kg.s–2.A–1 MT–2I–1
18 Daya watt W J/s kg.m2.s–3 ML2T–3
19 Tekanan pascal Pa N/m2 kg.m–1.s–2 ML–1T–2
20 Massa Jenis kg/m3 kg.m–3 ML–3
21 Berat newton N kg.m.s–2 MLT–2
22 Berat Jenis N/m3 kg.m–2.s–2 ML–2T–2
23 Momen Gaya N.m kg.m2.s–2 ML2T–2
24 Momentum sudut kg.m2.s–1 ML2T–1
25 Momentum Impuls kg.m.s–1 MLT–1
29 Momen Inersia kg.m2 ML2
30 Energi Kinetik joule J N.m kg.m2.s–2 ML2T–2
31 Energi Potensial joule J N.m kg.m2.s–2 ML2T–2
32 Medan Listrik E N/C kg.m.s–3.A–1 MLT–3I–1
33 Potensial Listrik V E.m kg.m2.s–3.A–1 ML2T–3I–1
34 Resistivitas Listrik ρ Ω.m kg.m3.s–3.A–2 ML3T–3I–2
35 Kalor Jenis J/kg.K m2.s–2.K–1 L2T–2Θ–1
36 Viskositas η Pa.s kg.m–1.s–1 ML–1T–1
37 Permeabilitas μ kg.m.s–2.A–2 MLT–2I–2
38 Permitivitas ε kg–1.m–3.s4.A2 M–1L–3T4I2

3
Contoh soal :
01. Dimensi kalor jenis adalah
A. M L T–2 Θ–1 B. L2 T–2 Θ–1 C. M L T–1 D. L T–2 Θ–1 E. M L2 T–3
02. Dimensi induktansi adalah
A. M L2 T–2 I–2 C. M–1 L2 T–2 I2 E. M L T–2 I–2
B. M L2 T–3 I–1 D. M L2 T–2 I–1
03. Dimensi kapasitansi adalah
A. M–1 L–2 T3 I–1 C. M–1 L–2 T4 I2 E. M L2 T–4 I–2
2 –3 –1 2 –2 –2
B. M L T I D. M L T I
04. Dimensi fluks magnet melalui suatu kumparan adalah
A. M L2 T–2 I–2 C. M–1 L2 T–2 I2 E. M L T–2 I–2
2 –3 –1 2 –2 –1
B. M L T I D. M L T I
05. Persamaan hambatan listrik sebagai fungsi waktu t, misal dinyatakan oleh
α
persamaan R = + βt 2 . Satuan untuk α dan β yang mungkin adalah
t
A. JA–2 untuk α dan JA–1s–2 untuk β D. JA–1s–1 untuk α dan JA–1 untuk β
–2 –2 –3
B. JA untuk α dan JA s untuk β E. JA–1s–2 untuk α dan JA–1 untuk β
C. JA–1s–1 untuk α dan JA–1s2 untuk β
06. Persamaan momen gaya sebagai fungsi waktu t, misal dinyatakan oleh
persamaan  = αt + βt 2 . Satuan untuk α dan β yang mungkin adalah
A. Js–2 untuk α dan Js–3 untuk β D. Nms2 untuk α dan Nms1 untuk β
B. Nms–1 untuk α dan Nms–2 untuk β E. Jms–2 untuk α dan Jms–1 untuk β
C. Nms–1 untuk α dan Jms–2 untuk β
07. Pada hukum Faraday, ggl induksi ε, yang terjadi dalam suatu konduktor yang
bergerak dalam medan magnet, diberikan oleh persamaan ε = – Bℓv, dengan
B adalah medan magnet, ℓ = panjang kawat konduktor, dan v = kecepatan
gerak penghantar. Dimensi yang tepat untuk ε adalah
A. M.L2.T–3.I–1 C. M.L2.T–2.I–1 E. M2.L3.T–3.I–2
B. M.L2.T–3.I2 D. M2.L2.T–3.I–1
08. Satuan yang sesuai untuk besaran yang dimensinya M L T –3 I–1 adalah
A. voltase listrik C. medan listrik E. fluks magnet
B. potensial listrik D. daya listrik
09. Satuan yang sesuai untuk besaran yang dimensinya ML 2T–2 adalah
A. daya C. gaya E. momen gaya
B. kalor jenis D. gaya gerak listrik
010. Pasangan besaran berikut yang memiliki satuan setara adalah
A. daya dan usaha D. momentum dan momen inersia
B. gaya dan energi E. momen gaya dan momen inersia
C. momen gaya dan usaha
011. Pasangan besaran berikut yang memiliki satuan setara adalah
A. momen gaya dan tekanan D. gaya gerak listrik dan potensial listrik
B. gaya dan energi E. medan listrik dan potensial listrik
C. momen gaya dan momen inersia
012. Pasangan besaran berikut yang memiliki satuan setara adalah
A. daya dan usaha D. kapasitansi dan induktansi
B. kalor dan usaha E. viskositas dan susceptibilitas
C. permitivitas dan permeabilitas
NB: Jawaban soal di atas diberi tanda warna biru

4
Analisis Dimensi
Analisis dimensi merupakan suatu usaha untuk menyamakan pangkat antara
besaran-besaran di sebelah kiri persamaan dengan besaran-besaran di sebelah
kanan persamaan agar diperoleh kesetimbangan dimensi.

Contoh soal :
01. Sebuah pesawat dengan massa M terbang pada ketinggian tertentu dengan laju
v. Kerapatan udara di ketinggian itu adalah . Diketahui bahwa gaya angkat
udara pada pesawat bergantung pada : kerapatan udara, laju pesawat, luas
permukaan sayap pesawat A dan suatu konstanta tanpa dimensi yang
bergantung geometri sayap. Pilot pesawat memutuskan untuk menaikkan
ketinggian pesawat sedemikian sehingga rapat udara turun menjadi 0.5 .
Tentukan berapa kecepatan yang dibutuhkan pesawat untuk menghasilkan
gaya angkat yang sama? (nyatakan dalam v).
Jawab :
Dari soal diketahui gaya angkat udara pada pesawat
F = k  v  A 
dengan k adalah konstanta tanpa dimensi
Dari analisa dimensi:
[MLT-2] = [ML-3]  [LT-1]  [L2] 
Jadi F = kv2A
Jika rapat udara turun menjadi 0.5
maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan kecepatan
2v = 1, 4142v

02. Sebuah helikopter memiliki daya angkat P yang hanya bergantung pada berat
beban total W (yaitu berat helikopter ditambah berat beban) yang diangkat,
massa jenis udara ρ dan panjang baling-baling helikopter l.
a) Gunakan analisa dimensi untuk menentukan ketergantungan P pada W, ρ
dan l.
b) Jika daya yang dibutuhkan untuk mengangkat beban total W adalah P0,
berapakah daya yang dibutuhkan untuk mengangkat beban total 2W?
Jawab :
a) Dari soal diketahui daya angkat helikopter
P = CW    
dengan C adalah sebuah konstanta tidak berdimensi.
[M][L]2[T]-3 = [MLT-2]α [ML-3]β [L]γ.
Jadi didapat P = CW 1,5  −0,5 −1
b) Hubungan daya P0 dan beban total W yaitu
P0  W 1,5
jika beban jadi 2W maka 21,5 P0  ( 2W )
1,5

atau daya baru P menjadi


P = 21,5 P0 = 23 P0
P = 2 2 P0

5
Konversi satuan
Konversi satuan merupakan cara mengubah satuan tertentu ke satuan lainnya

Berikut di bawah ini merupakan konversi satuan

Sumber : Young-Freedman_2011_University Physics with Modern Physics with


Mastering Physics®_13th Edition.

Berikut di bawah ini merupakan perpangkatan kelipatan 10

Sumber : Raymond A. Serway_2004_Physics for Scientists & Engineers_6th ed.

6
Contoh soal :
01. Luas tanah seorang petani 10 Ha (hekto are), jika dinyatakan dalam m2 sama
dengan.....
A. 102 B. 103 C. 104 D. 105 E. 106
3
02. Gaya yang dikerjakan oleh seorang anak sebesar 10 dyne, jika dinyatakan
dalam SI sama dengan ….. Newton
A. 0,01 B. 0,1 C. 1 D. 10 E. 100
6
03. Energi yang dimiliki ileh elektron sebesar 10 erg, jika dinyatakan dalam SI
sama dengan ….. joule
A. 0,01 B. 0,1 C. 1 D. 10 E. 100
04. Tekanan udara di atas permukaan tanah suatu lokasi sebesar 10–5 bar, jika
dinyatakan dalam SI sama dengan ….Pascal
A. 0,01 B. 0,1 C. 1 D. 10 E. 100
05. Perubahan energi yang dimiliki oleh elekron akibat perpindahan lintasan
orbit yaitu sebesar 3,2.10–19 joule sama dengan ….
A. 0,02 eV B. 0,2 eV C. 2 eV D. 20 eV E. 200 eV
06. Luas tanah seorang petani 1 kilo are, jika dinyatakan dalam satuan m2 sama
dengan.....
A. 102 B. 103 C. 104 D. 105 E. 106
3
07. Gaya yang diberikan ke suatu benda sebesar 10 Newton, jika dinyatakan
dalam satuan dyne sama dengan
A. 10–2 B. 0,1 C. 102 D. 106 E. 108
–5
08. Energi yang dimiliki oleh suatu partikel sebesar 10 joule, jika dinyatakan
dalam satuan erg sama dengan ….
A. 100 B. 10 C. 1 D. 0,1 E. 0,01
4
09. Tekanan air di dasar suatu danau sebesar 10 Pascal, jika dinyatakan dalam
satuan bar sama dengan…
A. 0,01 B. 0,1 C. 1 D. 10 E. 100
010. Energi yang dimiliki oleh suatu partikel sebesar 2.10 19 eV. Energi ini sama
dengan ….joule
A. 1,6 B. 0,32 C. 3,2 D. 20 E. 160
011. Energi listrik sebesar 1000 kWh, jika dinyatakan dalam satuan joule sama
dengan …
A. 0,001 B. 1000 C. 3,6 D. 3600 E. 36.103
012. Daya listrik yang dihasilkan oleh suatu pembangkit listrik 1000 MW, jika
dinyatakan dalam satuan joule/sekon sama dengan …
A. 3,6.103 B. 3.6.106 C. 103 D. 106 E. 109
013. Kecepatan sepeda motor sebesar 72 km/jam, jika dinyatakan dalam satuan
m/s sama dengan …..
A. 10 B. 20 C. 30 D. 36 E. 72
014. Waktu yang diperlukan oleh elektron sejak terlepas dari permukaan suatu
logam lalu menuju ke kutub anoda sebesar 3,2 μs. Waktu tersebut sama
dengan …..
A. 3,2.100 B. 0,32.103 C. 3,2.106 D. 3,2.109 E. 3,2.1012
015. Jarak elektron ke inti proton di dalam atom Hidrogen yaitu 0,1 nm. Jarak ini
sama dengan ……… angstrom
A. 0,1 B. 1 C. 10 D. 0,1.109 E. 1.109

7
Angka Penting
Angka yang didapat dari hasil pengukuran terdiri atas angka pasti dan satu
angka taksiran. Angka-angka hasil pengukuran tersebut, baik angka pasti
maupun angka taksiran disebut Angka Penting.
Aturan-aturan Angka Penting (AP)
– Semua angka bukan angka nol adalah angka penting.
12,3 → 3 AP sesuai dengan 1,23.101 → 3 AP
Angka paling belakang yang bukan angka nol adalah angka taksiran
– Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan angka nol adalah angka
penting.
12,03 → 4 AP sesuai dengan 1,203.101 → 4 AP
– Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan angka nol setelah
koma desimal adalah angka penting.
123,00 → 5 AP sesuai dengan 1,2300.102 → 5 AP
123,000 → 6 AP sesuai dengan 1,23000.10 → 6 AP
2

– Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan angka nol adalah
bukan angka penting jika tidak ada koma desimal.
12300 → 3 AP sesuai dengan 1,23.104 → 3 AP
– Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan angka nol adalah angka
penting jika ada tanda garis bawah.
12300 → 5 AP sesuai dengan 1,2300.104 → 5 AP
angka 0 yang berada antara angka 3 dan 0 merupakan angka penting
angka 0 yang digarisbawahi merupakan angka taksiran
12,300 → 4 AP sesuai dengan 1,230.101 → 4 AP
angka 0 yang berada paling belakang bukan angka penting
– Semua angka nol yang terletak di depan angka bukan angka nol (pada bilangan
desimal < 1) adalah bukan angka penting.
0,01230 → 4 AP sesuai dengan 1,230.10–2 → 4 AP
– Dalam notasi ilmiah, semua angka sebelum orde pangkat adalah angka penting.
1,20.105 → 3 AP
1,200.10 5
→ 4 AP
1200.105 → 4 AP
1230.10 1
→ 4 AP sesuai dengan 1,230.104 → 4 AP
12300 → 3 AP
– Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya
boleh terdapat satu angka taksiran saja.
2,34 + 0,345 = 2,685 = 2,69
Angka 4 dan 5 sebagai angka taksiran (huruf tebal)
Angka hasil 8 dan 5 sebagai angka taksiran (huruf tebal)
2,34 + 0,335 = 2,675 = 2,68
– Hasil operasi perkalian dan pembagian hanya boleh memiliki angka penting
yang paling sedikit.
8,141 x 0,22 = 1,79102 = 1,8
– Hasil operasi pemangkatan dan pengakaran hanya boleh memiliki angka penting
sebanyak yang dipangkatkan atau diakarkan.
(2,4)2 = 5,76 = 5,8 atau √6,25 = 2,5 = 2,50

8
“Jika jumlah angka penting dalam hasil penambahan atau pengurangan
harus dikurangi, ada aturan umum untuk membulatkan angka, yang
menyatakan bahwa digit terakhir yang dipertahankan harus ditingkatkan
sebesar 1 jika angka terakhir yang dijatuhkan lebih besar dari 5. Jika digit
terakhir yang dijatuhkan kurang dari 5, digit terakhir tetap seperti apa
adanya. Jika angka terakhir yang dijatuhkan sama dengan 5, digit yang
tersisa harus dibulatkan ke angka genap terdekat. (Ini membantu
menghindari akumulasi kesalahan dalam proses aritmatika yang panjang.)”
(Serway, R.A, 2010, Physics for Scientists and Engineers 8th Edition)
2,33 + 0,335 = 2,665 = 2,66
2,34 + 0,335 = 2,675 = 2,68
Dalam situasi di mana data diketahui tiga digit signifikan, kami menulis 6,379 m
= 6,38 m dan 6,374 m = 6,37 m. Ketika angka berakhir pada 5, kita secara
sewenang-wenang memilih untuk menulis 6,375 m = 6,38 m. Kita bisa juga
menulis 6,375 m = 6,37 m, "membulatkan ke bawah" alih-alih "mengumpulkan,"
karena kita akan mengubah angka 6,375 dengan kenaikan yang sama dalam kedua
kasus. Sekarang pertimbangkan perkiraan urutan-besarnya, di mana kami
mempertimbangkan faktor daripada kenaikan. Kami menulis 500 m ~ 103 m
karena 500 berbeda dari 100 dengan faktor 5 sementara itu berbeda dari 1.000
hanya dengan faktor 2. Kami menulis 437 m ~ 103 m dan 305 m ~ 102 m. Berapa
jarak yang berbeda dari 100 m dan dari 1.000 m oleh faktor-faktor yang sama,
sehingga kita dapat memilih untuk mewakili urutan besarnya baik sebagai ~ 102
m atau ~ 103 m?

Contoh soal :
01. Sebuah pita diukur, ternyata lebarnya 12,3 mm dan panjangnya 125,5 cm.
Luas pita tersebut mempunyai angka penting sebanyak..
A. 6 B. 5 C. 4 D. 3 E. 2
02. Selembar karpet dengan panjang 12,71 m dan lebar 3,46 m, akan dipasang di
ruang tamu. Tentukan luas karpet menurut aturan angka penting adalah.….m 2
A. 43,9766 B. 43,97 C. 43,98 D. 43,9 E. 44,0
03. Selembar kertas mempunyai panjang 20,01 cm dan lebar 10,1 cm. Menurut
aturan angka penting, maka luas kertas tersebut adalah …..cm 2
A. 202 B. 202,1 C. 202,10 D. 202,101 E. 200

Anda mungkin juga menyukai