Anda di halaman 1dari 2

M.

RIZAL EFENDI

Ahmad subarjo

Ahmad Subarjo yang memiliki nama asli Achmad Soebardjo


Djojoadisoerjo adalah salah satu sosok pahlawan nasional. Selain menjadi
Menteri Luar Negeri pertama. Achmad Soebardjo dianggap sebagai salah
satu tokoh berpengaruh besar dalam sejarah Indonesia. Achmad
Soebardjo juga dikenal terlibat dalam perjuangan merebut kemerdekaan.
Ahmad Subarjo lahir di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret
1896. Ia tutup usia pada bulan Desember 1978. Pada masa pergerakan
nasional ia aktif di PI dan PNI. Kemudian pada masa pendudukan Jepang
sebagai Kaigun, bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut
Jepang pimpinan Laksamana Maeda. Ia juga sebagai anggota BPUPKI dan
PPKI. Ahmad Subarjo tidak hadir pada saat Bung Karno membacakan teks
proklamasi di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat.Tokoh Ahmad
Subarjo boleh dikatakan sebagai tokoh yang mengakhiri peristiwa
Rengasdengklok. Sebab dengan jaminan nyawa Ahmad Subarjo, akhirnya
Ir. Sukarno, Moh.Hatta, dan rombongan diperbolehkan kembali ke Jakarta.
Sesampainya di Jakarta dini hari, di rumah Maeda dilaksanakan
perumusan teks proklamasi, Ahmad Subarjo secara langsung berperan
aktif dan memberikan andil pemikiran tentang rumusan teks proklamasi.
“Saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945 akan terjadi proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia. Kalau Saudara-saudara ragu, nyawa
sayalah yang menjadi taruhannya”. Ucapan itu bukan main-main bagi
Ahmad Subarjo. Ucapan tersebut berhasil meyakinkan Golongan Muda,
bahwa para senior akan melaksanakan proklamasi sesuai dengan desakan
para pemuda. Menjadi taruhan untuk peristiwa yang sangat penting
menunjukkan bahwa Subarjo tidak menghitung jiwa dan raganya demi
kemerdekaan Indonesia. Kerelaan tokoh untuk mengorbankan diri demi
bangsa dan negara adalah salah satu teladan yang perlu selalu kita
lakukan.
Perundingan terkait proklamasi berlanjut di rumah Rumah perwira tinggi
Angkatan Laut Jepang di Indonesia Laksamana Tadashi Maeda, yang
berada di Jalan Meiji Dori (Jalan Imam Bonjol Nomor 1), Jakarta Pusat.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, disepakati bahwa proklamasi
kemerdekaan akan tetap dilaksanakan tanpa persetujuan Angkatan Darat
Jepang. Ketika Soekarno dan Hatta, akan menyusun teks proklamasi,
Soebardjo juga dilibatkan dalam diskusi ini. Soekarno menuliskan kutipan
teks dari bab pembukaan UUD yang diucapkan Soebardjo yang kemudian
digunakan di dalam teks awal proklamasi. Selanjutnya, diskusi terjadi
untuk membenahi beberapa istilah di dalam teks proklamasi sebelum
akhirnya diketik.
Teks proklamasi yang sudah diketik itulah yang akhirnya dibacakan di
peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jl. Pegangsaan Timur No.
56 pada 17 agustus 1945 pukul 10.00.
Walau terlibat dalam penyusunannya, Achmad Soebardjo diketahui tidak
hadir dalam peristiwa penting tersebut karena ingin beristirahat setelah
dua hari diliputi suasana tegang.

Anda mungkin juga menyukai