Soekarno
Lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ia memperoleh gelar insinyur dibidang
teknik sipil dari Bandung Technical College (ITB sekarang). Pada tanggal 17 Agustus 1945
Ir.Soekarno yang didampingi oleh Drs.Moh.Hatta membacakan teks proklamasi Kemerdekaan
RI. Oleh karena itu ia disebut sebagai tokoh proklamator. Ir.Soekarno juga di percaya untuk
menjabat sebagai Presiden RI.
ü Pada tanggal 29 Agustus 1945 , Presiden Soekarno membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat) .
Tujuan pembentukan BKR adalah untuk menjaga dan memelihara keamanan serta ketertiban di
daerah-daerah RI. Anggota BKR terdiri dari bekas anggota PETA, HEIHO, Barisan pemuda,
Polisi, dan sebagainya.
ü Pada tanggal 19 September 1945 , Ir.Soekarno melakukan pidato pada rapat raksasa yang
diselenggarakan di Lapangan IKADA (Ikatan Atletik Jakarta) , sekarang disebut lapangan monas.
Beliau menyerukan kepada seluruh rakyat agar tetap tenangdan menaati perintah-perintah dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Semangat dan perjuangan harus tetap dipertahankan
agar bangsa Indonesia bisa mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan serta
keamanan negara.
ü Setelah Agresi Militer belanda II , Ir.Soekarno sempat memberikan mandat kepada Menteri
kemakmuran, Syafrudin Prawiranegara, untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
ü Ketika RI menjadi negara serikat , Ir.Soekarno dipercaya sebagai presiden RIS . kemudian ketika
RIS kembali ke bentuk republik , Ir.Soekarno dipercaya sebagai Presiden RI.
Lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi , Sumatra Barat. Merupakan seorang
ahli Ekonomi. Beliau berhasi mensirikan koperasi-koperasi di Indonesia. Sehingga beliau di
sebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Drs. Moh.Hatta juga adalah Proklamator Indonesia . Beliau mendampingi Ir.Soekarno dalam
membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI. Drs.Moh.Hatta sangat berperan dalam usaha
perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut :
ü Ir.Soekarno dan Drs.Moh.hatta dikenal dengan Dwi Tunggal . Mereka berdua selalu bersatu dalam
perjuangan mengusir penjajah dari Bumi Indonesia.
ü Setelah Indonesia merdeka ,Drs.Moh.hatta diangkat menjadi wapres. Ketika Indonesia masih
berbentuk serikat, Drs.Moh.Hatta menjabat sebagai Perdana Menteri RIS. Ketika Indonesia
kembali ke republik, beliau dipercaya lagi menjadi Wakil presiden RI.
ü Saat berlangsung Konfrensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda, Drs.Moh.hatta menjadi
pemimpin utusan Indonesia. Kemudian pada bulan Desember 1949 , beliau kembali ke Belanda
untuk menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
c. Mr.Ahmad Soebardjo
ü Anggota panitia kecil atau panitia sembilan yang berhasil merumuskan Piagam Jakarta dan juga
sebagai anggota PPKI.
ü Mr.Ahmad Soebardjo berhasil menjembatani perbedaan pendapat antara golongan muda dan
golongan tua di Rengasdengklok.
ü Beliau juga merupakan konseptor yang ikut menyumbangkan pikirannya dalam penyusunan
naskah proklamasi kemerdekaan, yaitu pada kalimat pertama yang berbunyi : “ Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.
d. Fatmawati
Fatmawati merupakan istri Presiden Soekarno . Lahir di Bengkulu tahun 1923. Dan wafat
pada tahun 1980.Fatmawati selalu mendampingi Ir.soekarno dalam banyak kegiatan
kenegaraan maupun kegiatan keluarga. Beliau juga yang menjahit bendera Merah-Putih yang
dikibarkan pada jam 10.00 WIB di Pegangsaan Timur No.56, Jakarta. Untuk mengabadikan jasa-
jasanya, nama fatmawati dijadikan nama rumah sakit di Jakarta Selatan.
1.Bung Karno menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda
bersama Bung Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo.Bung Karno menandatangani teks
Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Hatta.Bung Karno membacakan
teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di jalan Pegangsaan Timur No.
56, Jakarta.
2. Drs. Moh. HattaBung Hatta menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana
Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad Soebardjo.Bung Hatta
menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Karno.
3.Mr.ahmad soebarjdoAhmad Soebardjo adalah turut berperan dalam menyusun konsep
teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Bung
Hatta.
4. Laksamana Tadashi MaedaPeranannya dalam mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia adalah menyediakan rumahnya untuk tempat penyusunan
konsep teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
8. Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Tokoh pemuda yang menyaksikan perumusan teks
Diah, dan Sudiro. proklamasi.
11. Ibu Fatmawati. Pembuat bendera Merah Putih yang dikibarkan pada
tanggal 17 Agustus 1945.
2. Drs. Mohammad Hatta Wakil Ketua Panitia Sembilan & PPKI
Menggabungkan kedua kalimat yang disusun Ir.
Soekarno & A. Subardjo dan disempurnakan
sehinnga berbunyi seperti teks proklamasi yang kita
miliki sekarang
3 Laksamana Muda Tadashi Kepala Kantor Penghubunga Angkatan Laut Jepang
Maeda yang menyediakan rumahnya sebagai tempat
perumusan teks Proklamasi
4 Fatmawati · Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih
5 Wage Rudolf Supratman · Pencipta lagu Indonesia Raya
6 Dr. K.R.T. Rajiman · Ketua BPUPKI
Wedyodiningrat
7 Chaerul Saleh · Ketua Rapat Golongan Muda
8 Sudiro & Yusuf Kunto · Bersama Ahmad Subarjo berperan dalam
pengembalian Ir. Soekarno dari
Rengasdengklok
9 Wikana & Darwis · Mendesak Soekarno agar melaksanakan
proklamasi
10 Ahmad Subardjo · Mengusulkan konsep kalimat pertama
11 Sukarni · Mengusulkan Soekarno Hatta yang
menandatangani teks proklamasi
12 Sayuti Melik Mengetik konsep teks proklamasi
Menyebarkan berita proklamasi melalui media pers
13 Eks Cudanco Pengibar Bendera Mera Putih saat proklamasi
Ltief Hendraningrat &Suhud
14 Syahruddin Membawa teks proklamasi ke kantor radio Domei
untuk disiarkan secara luas
15 B.M Diah
Menyebarkan berita proklamasi melalui media pers
16 Sumanang
b. D. SUTAN SYAHRIR
Sutan Syahrir kahir di Minagkabau, Sumatera Barat, 5 Maret 1909. Meninggal di Zurich,
9 April 1966. Beliau adalah tokoh perjuangan kemerdekaan. Saay berusia 25 tahun oleh
kolonial Belanda dihukum penjara karena dianggap “penjahat politik”, yaitu mendorong
pendidikan luas bagi seluruh warga Indonesia.
Tak lama kemudian bersama Bung Hatta beliau dibuang ke Boven Dogoel ( Irian Barat),
lalu dibuang lagi ke Banda Neira. Kemudian Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan
Wakil Presiden, Syahrir dipilih sebagai ketua Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia
Pusat. Dan pada tanggal 13 November 1945 ditunjuk sebagai Perdana Menteri, jabatan
yang disandangnya sampai 27 Juni 1947.
Sebagai tokoh perjuangan nasional, beliau menyuarakan kepentingan-kepentingan
Indonesia di dunia internasional, termasuk di sidang PBB. Di forum terhormat inilah
Syahrir sebagai Ketua Delegasi Indonesia di sidang tersebut mendapat tugas melakukan
diplomasi internasional untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan RI
terhadap agresi Belanda( 1947).
Dalam batas tertentu perjuangannya berhasil, kedaulatan Indonesia mendapat simpati
dari banyak Negara anggota PBB. Sebagaimana tokoh-tokoh pejuang lain seperti
Soekarno dan Hatta,dua kawan seperjuangannya, Syahrir banyak menulis.Selam di
pengasingan beliau menulis surat-surat kepada istrinya, Ny. Maria Duchateau. Surat itu
mengisahkan perjalanan, pengalaman, dan penderitaannya selama dalam pengasingan,
kisah-kisah yang mengandung visi perjuangan menuju masa depan Indonesia. Di
samping itu, juga menulis tentang situasi terakhir kolonialisme Belanda di Indonesia.
Tulisan-tulisan yang semula berbahasa Belanda diterjemahkan oleh H.B.Jassin dan
dibukukan menjadi Renungan dan Perjuangan.
12
E. CHOIRUL SALEH
Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai
dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa
Belanda yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik,
terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia
berubah menjadi Partai Bangsa Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum
menjadi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan
Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain dengan
melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini
ditindak lanjuti dengan membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa,
termasuk partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang
mengakibatkan mahasiswa dipecat dan dipenjarakan.
Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya
memilih untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama
para pemuda lainnya terutama di asrama-asrama. Tiga asrama yang terkenal dalam
sejarah, berperan besar dalam melahirkan sejumlah tokoh, adalah Asrama Menteng
Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Tokoh-tokoh inilah yang nantinya
menjadi cikal bakal generasi 1945, yang menentukan kehidupan bangsa.
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok
bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang
terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya
memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa
Rengasdengklok.
13
Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok
mahasiswa, diantaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), yang
dibentuk melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.
Selanjutnya, dalam masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan
sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus
kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya, PMKRI
Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia dengan Partai Katholik,Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dekat dengan PNI, Concentrasi Gerakan
Mahasiswa Indonesia (CGMI) dekat dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia
(Gemsos) dengan PSI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berafiliasi dengan
Partai NU, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain.
Diantara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil
sebagai salah satu partai kuat hasil Pemilu 1955. CGMI secara berani menjalankan
politik konfrontasi dengan organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha
mempengaruhi PPMI, kenyataan ini menyebabkan perseteruan sengit antara CGMI
dengan HMI dan, terutama dipicu karena banyaknya jabatan kepengurusan dalam PPMI
yang direbut dan diduduki oleh CGMI dan juga GMNI-khususnya setelah Konggres V
tahun 1961.
Mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober
1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil
dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr.
Syarief Thayeb, yakni PMKRI, HMI,PMII,Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI),
Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila
(Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI). Tujuan pendiriannya, terutama agar
para aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan terhadap PKI menjadi lebih
terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan.
14
Munculnya KAMI diikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia
(KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana
Indonesia (KASI), dan lain-lain.
Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam
perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah
Angkatan ’66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional,
sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-
tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan
Orde Baru, di antaranya Cosmas Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat), Sofyan
Wanandi, Yusuf Wanandi ketiganya dari PMKRI,Akbar Tanjung dari HMI dll. Angkatan
’66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara.
Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung
mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia).
Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan ’66 pun mendapat hadiah yaitu dengan
banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde
Baru. Pada masa ini ada salah satu tokoh yang sangat idealis,yang sampai sekarang
menjadi panutan bagi mahasiswa-mahasiswa yang idealis setelah masanya,dia adalah
seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting pandangan
idealisnya tercurahkan untuk bangsa ,dia adealah Soe Hok Gie.
15
F. DR RADJIMAN WEDYODININGRAT
Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (lahir di Yogyakarta, 21 April 1879 – meninggal di
Ngawi, Jawa Timur, 20 September1952 pada umur 73 tahun) adalah seorang dokter
yang juga merupakan salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia.
Dr. Radjiman adalah salah satu pendiri organisasi Boedi Oetomo dan sempat menjadi
ketuanya pada tahun 1914-1915.Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan
Indonesia, dr. Radjiman adalah satu-satunya orang yang terlibat secara akif dalam
kancah perjuangan berbangsa dimulai dari munculnya Boedi Utomo sampai
pembentukan BPUPKI.
Manuvernya di saat memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi
rakyat disetiap daerah di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab
Belanda dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr. Radjiman masuk di
dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.
Pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, ia mengajukan pertanyaan “apa dasar negara
Indonesia jika kelak merdeka?” Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan
Pancasila. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah
pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo,
Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi.
Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten
Ngawi ini menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia yang memaparkan kembali
fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.
16
Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan Da
Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya terkait dengan
pemboman Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan Jepang berencana menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu, yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di
Indonesia.
Di masa setelah kemerdekaan RI Radjiman pernah menjadi anggota DPA, KNIP dan
pemimpin sidang DPR pertama di saat Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dari
RIS.
17
G. MOHAMMAD YAMIN
Mr. Prof. Muhammad Yamin, SH (lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903
– meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun) adalah seorang pahlawan
nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Talawi,Sawahlunto.Beliau merupakan salah satu
perintis puisi modern di Indonesia, serta juga ‘pencipta mitos’ yang utama kepada
Presiden Sukarno.
Pada tahun 1932, Yamin memperoleh ijazahnya dalam bidang hokum di Jakarta. Ia
kemudian bekerja dalam bidang hukum di Jakarta sehingga tahun 1942. Karier
politiknya dimulai dan beliau giat dalam gerakan-gerakan nasionalis. Pada tahun 1928,
Kongres Pemuda II menetapkan bahasa Indonesia, yang berasal dari bahasa Melayu,
sebagai bahasa gerakan nasionalis Indonesia.
Melalui pertumbuhan Indonesia Muda, Yamin mendesak supaya bahasa Indonesia
dijadikan asas untuk sebuah bahasa kebangsaan. Oleh itu, bahasa Indonesia menjadi
bahasa resmi serta alat utama dalam kesusasteraan inovatif.
Semasa pendudukan Jepang antara tahun 1942 dan 1945, Yamin bertugas pada Pusat
Tenaga Rakyat (PUTERA), sebuah organisasi nasionalis yang disokong oleh pemerintah
Jepang. Pada tahun 1945, beliau mencadangkan bahwa sebuah Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) diasaskan serta juga bahwa negara yang baru
mencakup Sarawak, Sabah, Semenanjung Malaya, Timor Portugis, serta juga kesemua
wilayah Hindia Belanda.
Sukarno yang juga merupakan anggota BPUPKI menyokong Yamin. Sukarno menjadi
presiden Republik Indonesia yang pertama pada tahun 1945, dan Yamin dilantik untuk
jabatan-jabatan yang penting dalam pemerintahannya.Yamin meninggal dunia di Jakarta
dan dikebumikan di Talawi, sebuah kota kecamatan yang terletak 20 kilometer dari ibu
kota Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.
18
H. K.H. WAHID HASYIM
Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (lahir di Jombang, Jawa Timur, 1 Juni 1914 – meninggal di
Cimahi, Jawa Barat, 19 April 1953 pada umur 38 tahun) adalah pahlawan nasional
Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia. Ia adalah ayah dari
presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid dan anak dari Hasyim Asy’arie, salah
satu pahlawan nasional Indonesia. Wahid Hasjim dimakamkan di Tebuireng, Jombang.
Pada tahun 1939, NU menjadi anggota MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia), sebuah
badan federasi partai dan ormas Islam di zaman pendudukan Belanda. Saat pendudukan
Jepang yaitu tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1943 beliau ditunjuk menjadi Ketua
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menggantikan MIAI. Selaku pemimpin
Masyumi beliau merintis pembentukan Barisan Hizbullah yang membantu perjuangan
umat Islam mewujudkan kemerdekaan. Selain terlibat dalam gerakan politik, tahun
1944 beliau mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang pengasuhannya ditangani
oleh KH. A. Kahar Muzakkir. Menjelang kemerdekaan tahun 1945 ia menjadi anggota
BPUPKI dan PPKI.
Wahid Hasjim meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di Kota Cimahi tanggal
19 April 1953.