PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan oleh Sukarno dan
Muhammad Hatta pada 17 Agustus 1945, Indonesia terbebas dari belenggu
penjajahan baik oleh Portugis, Belanda, Jepang, maupun Inggris yang telah
menjajah bangsa ini selama 400 tahun. Sejak saat itulah kita memiliki negara
yang berdaulat adil dan makmur bernama Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Negara baru tersebut akhirnya dipimpin oleh sang proklamator, Sukarno
sebagai Presiden dan Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Sukarno
memimpin Indonesia hingga tahun 1967 dan Muhammad Hatta mundur
sebagai wapres pada 1 Desember 19562
Selama kepemimpinan Sukarno (Orde lama), Sukarno sering membuat
kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan kebutuhan masyarakat saat itu,
oleh karena itu banyak terjadi pemberontakan.
Periode selanjutnya setelah Sukarno adalah Orde Baru yang dipimpin oleh
Suharto. Selama masa kepemimpinan Suharto, antara tahun 1967-1998,
pemberontakan jarang terjadi karena Suharto dikenal sebagai sosok diktator
yang kejam dan memiliki banyak mata-mata yang tersebar disegala pelosok
tanah air. Suharto tak segan-segan untuk meng'hapus'-begitu istilah yang
dipakai Suharto yang maksudnya adalah membunuh semua orang yang diduga
terlibat akan memberontak kekuasaan yang sah.
Periode berikutnya adalah orde Reformasi. Pada periode ini hingga tahun
2010 talah terjadi empat kali pergantian presiden. Setelah Suharto digulingkan
pada 1998, ia digantikan oleh BJ.Habibie hingga 1999, kemudian
Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang
Yodhoyono. Pada periode ini pemberontakan yang terjadi hanya seputar
teroris yang sering melakukan pengeboman di beberapa wilayah di tanah air.
Sejak Indonesia merdeka, tercatat lebih dari sepuluh kali aksi
pemberontakan besar, antara lain DI/TII(Daarul Islam/Tentara Islam
Indonesia),
PRRI/PERMESTA(Pemerintahan
Indonesia/Pemberontakan
Semesta),
Gerakan
Revolusioner
Angkatan
Republik
Perang
Ratu
Adil(APRA), PKI Madiun 1948 dan PKI G30S, Andi Aziz Affair, Teroris
2000-2009, dan beberapa aksi ingin memisahkan diri dari NKRI seperti
GAM(Gerakan Aceh Merdeka), RMS(Republik Maluku Selatan) dan
OPM(Organisasi Papua Merdeka).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pemberontakkan?
2. Pemberontakkan-pemberontakkan apa saja yang pernah terjadi di
Indonesia?
3. Mengapa pemberontakkan-pemberontakkan itu dilakukan?
4. Bagaimana penyelesaian yang dilakukan oleh para pemberontak?
C. Tujuan
1. Paham mengenai pengertian pemberontakkan
2. Mengetahui sejarah pemberontakkan yang pernah terjadi di Indonesia
3. Mengetahui alasan, sebab / latar belakang terjadinya pemberontakkan
4. Mengetahui cara menyelesaikan pemberontakkan tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberontakkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemberontakan adalah proses,
cara, perbuatan memberontak; penentangan terhadap kekuasaan yg sah.
dapat
timbul
dalam
berbagai
bentuk,
mulai
dari
Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau
dikenal dengan terorisme negara (state terorism). Misalnya seperti
dikemukakan oleh Noam Chomsky yang menyebut Amerika Serikat ke dalam
kategori itu. Persoalan standar ganda selalu mewarnai berbagai penyebutan
yang awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika Amerika Serikat banyak
menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain liputan
media menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat melakukan tindakan
terorisme yang mengerikan hingga melanggar konvensi yang telah disepakati.
maka pemberontakan yang terjadi di Indonesia selama kurun waktu 64 tahun
(1945-2009) .
C. DI/TII (Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia)
Salah satu pemberontakan paling besar yang pernah terjadi di tanah air
adalah DI/TII (DAARUL ISLAM/TENTARA ISLAM INDONESIA).
Gerakan ini dipelopori dan dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo.
Gerakan ini bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
Pemberontakan berawal dari Jawa Barat. Kartosuwiryo
dalam
perlengkapan
dan
persenjataaan
yang
diperoleh
dari
Kalimantan Selatan. KRJT yang dipimpin oleh Ibnu Hajjar pada tahun
1950 sering melakukan penyerangan ke pos-pos TNI di Kalimantan
Selatan. Pada awalnya pemerintah masih memberi kesempatan kepada
Ibnu Hajjar untuk menyerahkan diri secara baik-baik. Akhirnya Ibnu
Hajjar menyerah.
Namun setelah merasa kuat dan banyak memiliki pengikut, Ibnu Hajjar
kembali membuat kekacauan. Ia bergabung dengan Kartosuwiryo dan
DI/TII. Iapun diangkat sebagai Panglima TII wilayah Kalimantan pada
tahun1954.
Akhirnya TNI melakukan operasi penumpasan pemberontakan
DI/TII Kalimantan Selatan. Pada tahun 1959 Ibnu Hajjar berhasil
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada 22 Maret 1965.
D. Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pada awal Januari 1948 Kabinet Amir Syarifudin dibubarkan. Presiden
Sukarno menunjuk Muhammad Hatta untuk mengatur susunan kabinet baru.
Namun Muhammad Hatta menyusun kabinet tanpa memasukkan seorangpun
menteri dari golongan kiri (sosialis-komunis).
Pada bulan Agustus 1948 Musso, salah seorang tokoh pendiri PKI kembali
dari Moskow. Ia bermukim di Moskow sejak tahun1926. Kembalinya Musso
ke Indonesia membuat kebijakan baru bagi PKI. Kebijakan ini sering disebut
jalan baru Musso. Kebijakan Musso selanjutnya adalah menentang susunan
kabinet Muhammad Hatta yang menurutnya telah menjual negara kepada
imperialis Belanda.
Pertentangan politik ini berubah menjadi insiden bersenjata. Front
Demokrasi Rakyat (FDR) bentukan PKI semakin meningkatkan kegiatan
pengacauan. Di Solo misalnya, terjadi pemberontakan antara FDR/PKI dengan
lawan-lawan politiknya dan bahkan dengan TNI.
Puncaknya adalah ketika PKI mengambil alih kekuasaan di Madiun.
FDR/PKI lalu memproklamasikan berdirinya Negara Sovyet Indonesia pada
18 September 1948.
Selain di Madiun, PKI juga berhasil menguasai Pati, Jawa Tengah. Di Pati
PKI juga membentuk pemerintahan baru. Sementara itu Musso menyerang
pemerintah dan mengatakan bahwa Sukarno-Hatta telah menjalankan politik
kapitulasi kepada Inggris dan Belanda dan memprovokasikan bahwa negara
tengah dijual kepada kapitalis.
Pemerintah segera mengambil tindakan untuk menumpas pemberontakan
PKI dengan melancarkan Operasi Militer I yang dipimpin oleh Kolonel Abdul
Haris Nasution. Pada tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil direbut
kembali oleh TNI. Dalam operasi itu, Musso berhasil ditembak mati,
sementara Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi
hukuman mati.
E. PRRI/PERMESTA(Pemerintahan
Revolusioner Republik
Indonesia/
Dalam
pertemuan
tersebut
membicarakan
tentang
10
11
12
tentang
seberapa
menyeramkan
dan
menyakitkannya
sebuah
mendalam
dan
berkepanjangan
akibat
dari
ketidak
stabilan
perekonomian di sebuah negara yang masih muda ini. Akhirnya PKI mendapat
restu dari rakyat yang telah didoktrinnya untuk menumpas para jendral yang
terlibat dalam Resolusi Dewan Jendral.
PKI sendiri mempunyai kepentingan dalam penumpasan ini. PKI adalah
pendukung terkuat Soekarno, dan Soekarno adalah pendukung terkuat PKI
demi sebuah image bagi dunia internasional bahwa Indonesia tidak mudah
dimasuki pengaruh Amerika Serikat. Memang Sokarno lebih menyukai politik
sosialis demokratik seperti yang diajarkan Uni Soviet kepada dunia kala itu
yaitu pemerataan.
Karena PKI takut kehilangan dukungan dari presiden, maka PKI harus
secepatnya menumpas Dewan Jendral sebelum Dewan Jendral menggulingkan
Soekarno. Maka direncanakanlah sebuah aksi untuk menumpas Dewan
13
Jendral. Akhirnya para pemimpin PKI sepakat tanggal yang tepat untuk
melakukan aksi adalah pada tanggal 30 September.
Tanggal 30 September pukul 4 pagi, diculiklah 7 jendral yang menjadi
target operasi PKI. Mereka dibawa ke lubang buaya dan diserahkan kepada
masa pendukung PKI yang telah berkumpul di sana sejak sore hari tanggal 29
September untuk diadili dengan cara mereka. Massa dibebaskan melakukan
apa saja sesuka hati mereka kepada para jendral yang akan menambah
kesengsaraan bagi rakyat tersebut. Massa yang berkumpul di lubang buaya
berpesta pora sebelum akhirnya menyiksa hingga mati para jendral tersebut.
Dini hari tanggal 1 Oktober 1965 Gerakan Tiga Puluh September (G30S)
PKI menculik dan membunuh 6 orang perwira tinggi Angkatan Darat yang
yang dinilai sebagai penghalang utama rencana mereka untuk merebut
kekuasaan Negara. Pagi itu pula mereka berhasil menguasai Gedung RRI dan
Gedung Pusata Telekomunikasi. Di bawah todongan pistol, seorang penyiar
RRI dipaksa menyiarkan pengumuman yang menyatakan bahwa G-30-S telah
menyelamatkan Negara dari usaha kudeta Dewan Jendral. Tengah hari
mereka mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi dalam negara dan pendemisioneran cabinet. Untuk
menghentikan pengumuman-pengumuman yang menyesatkan rakyat itu,
Panglima Komando Tindakan Strategi Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen
Soeharto yang telah mengambil alih sementara pimpinan Angkatan Darat
memerintahkan pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)
untuk membebaskan Gedung RRI Pusata dan Gedung Telekomunikasi dari
penguasaan G-30-S PKI. Operasi yang dimulai pukul 18.30, dengan
mengerahkan kekuatan satu kompi dalam waktu hanya 20 menit, RPKAD
berhasil menguasai kembali gedung vital itu. Pukul 20.00 tanggal 1 Oktober
1965 RRI Pusat sudah dapat menyiarkan pidato radio Mayjen Soeharto yang
menjelaskan adanya usaha kudeta yang dilakukan oleh PKI melalui G-30-S.
G. Terorisme di Indonesia
14
15
16
20. Bom Pamulang, Tangerang, 8 Juni 2005. Bom meledak di halaman rumah
Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril
alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa.
21. Bom Bali, 1 Oktober 2005. Bom kembali meledak di Bali. Sekurangkurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang
terjadi di R.AJAs Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta
dan di Nyoman Caf Jimbaran.
22. Bom Pasar Palu, 31 Desember 2005. Bom meledak di sebuah pasar di
Palu, Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya
45 orang.
23. Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW
Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan,
sekitar pukul 7.00 WIB.
24. Bom Buku, Maret 2011. Polri tetapkan 19 tersangka.
25. Bom Cirebon, 15 April 2011. Terjadi di masjid Mapolresta Cirebon saat
sholat Jumat.
26. Bom Solo, 25 September 2011. Di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBSI),
Kepunten Solo.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak sekali kasus pemberontakkan yang telah terjadi di Indonesia, dari
setelah kemerdekaan Indonesia, bahkan sebelumnya, sampai saat ini. Hanya
satu hal yang harus kita wapadai terutama modus pemberontakkan model
sekarang, yaitu terorisme.
Sejak Indonesia merdeka, tercatat lebih dari sepuluh kali aksi
pemberontakan besar, antara lain DI/TII(Daarul Islam/Tentara Islam
Indonesia),
PRRI/PERMESTA(Pemerintahan
Indonesia/Pemberontakan
Semesta),
Gerakan
Revolusioner
Angkatan
Republik
Perang
Ratu
Adil(APRA), PKI Madiun 1948 dan PKI G30S, Andi Aziz Affair, Teroris
2000-2009, dan beberapa aksi ingin memisahkan diri dari NKRI seperti
GAM(Gerakan Aceh Merdeka), RMS(Republik Maluku Selatan) dan
OPM(Organisasi Papua Merdeka).
B. Saran
18
Setelah memahami makalah ini, maka sebaiknya kita mempelajari sumbersumber hukum Islam, dalil-dalil yang shahih yang menunjukkan kepada kita
hukum Allah swt, apa syarat-syarat ijtihad, dan bagaimana metode berijtihad
yang benar sesuai batasan-batasan syariat. Kemidian mengapllikasikannya
dalam kehidupan kita sehari-hari.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
19
Penyusun
DAFTAR ISI
i
Latar Belakang...............................................................1
B.
Rumusan Masalah.........................................................2
C.
Tujuan.............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemberontakkan....................................................................................3
B. Terorisme...............................................................................................3
C. DI/TII (Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia).....................................4
D. Pemberontakan PKI Madiun 1948.........................................................8
20
E. PRRI/PERMESTA(Pemerintahan
Revolusioner
Republik
Indonesia/
F. Gerakan 30 September/G30S/GESTAPU/GESTOK.............................13
G. Terorisme di Indonesia...........................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................19
B. Kritik dan Saran ...................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii
MAKALAH
ii
PENDIDIKAN
PANCASILA
21
Disusun Oleh :
Dosen pembimbing :
Musiar Danis, SE., M. Sc
PRODI EKONOMI
FAKULTAS MANAJEMEN
UNIHAZ
BENGKULU
2015
DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar Kartasasmita dkk.1983. 30 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta:Penerbit
Wedatama Widya Sastra. Jilid I
Ginanjar Kartasasmita dkk.1983. 30 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta:Penerbit
Wedatama Widya Sastra. Jilid II
Wikipedia.com
iii
22