Anda di halaman 1dari 2

Nama : 1.

Arfatih Saimena
2. Redho Yahya

Buaya Ajaib

Zaman dahulu kala, di tepian sungai Tami di Iriian jaya, ada sepasang
suami istri yang menantikan kehadiran seorang anak. Sang suami bernama
Towjatuwai, ia sangat gelisah karena istrinya yang sedang hamil tua mengalami
kesulitan ketika mau melahirkan.

Hanya ada satu cara untuk membantu istrinya melahirkan, yaitu dengan
mengoperasinya. Menggunakan batu tajam dari sungai Tami. Ketika ia sedang
sibuk mencari batu tajam, tiba-tiba muncul seekor buaya besar di depannya.
Towjatuwa kaget bukan kepalang. Ia sangat ketakutan dan hampir pingsan.
Buaya itu semakin mendekati Towjatuwa dengan tubuh yang terlihat aneh
tidak seperti buaya lainnya. Di punggung buaya itu tumbuh bulu-bulu burung
kaswari. Hal ini membuat buaya itu tampak menyeramkan ketika bergerak.

Ketika jarak buaya sudah semakin dekat, Towjatuwa mulai bersiap-siap


melarikan diri. Tiba-tiba sang buaya menyapa Towjatuwa dengan ramah.
“Jangan takut! Maafkan jika aku mengagetkanmu. Namaku Wituwe. Siapa
namamu dan apa yang kamu cari di sungai ini” tanya buaya.

“Oh...a...aku... Namaku Towjatuwa. Aku disini sedang mencari batu tajam


untuk membantu istriku melahirkan, jawab Towjatuwa ketakutan. Rasa takut
Towjatuwa semakin lama semakin hilang karena buaya itu tidak seseram
penampilannya. Pembicaraan mereka semakin akrab dan santai. “Kau tidak
usah khawatir Towjatuwa. Aku akan menolong istrimu melahirkan”, kata buaya
ajaib itu. Towjatuwa merasa senang mendengar ucapan sang buaya. Ia kembali
ke rumah dan menceritakan pertemuannya dengan buaya ajaib kepada istrinya.
Esok harinya perut istri Towjatuwa mulai terasa sakit. Towjatuwa sangat
panik, ia menunggu-nunggu kedatangan si buaya ajaib. Tapi lama ditunggu tak
kunjung tiba. Namun di saat-saat terakhir, ketika istrinya sudah tak kuat
menahan rasa sakit, buaya ajaib itu datang ke rumahnya. Watuwe si buaya
ajaib menepati janjinya. Ia menolong persalinan istri Towjatuwa.

Akhirnya istri Towjatuwa bisa melahirkan anaknya dengan selamat. Tak


lama kemudian terdengar tangis bayi laki-laki memecahkan keheningan malam.
Towjatuwa merasa lega dan bahagia bayinya lahir dengan sehat dan selamat,
anak itu diberi nama Nrrowra.

Towjatuwa sangat berterima kasih kepada si buaya ajaib. Si buaya ajaib


hanya berpesan, “Towjatuwa, kau dan keturunanmu jangan ada yang
membunuh atau memakan daging buaya. Jika kau melanggar pantangan ini kau
dan keturunanmu akan mati!”

“Ya aku akan ingat pesanmu ini hai buaya ajaib...!” kata Towjatuwa.
Towjatuwa dan anak turunnya memenuhi janjinya. Mereka bukan hanya
melestarikan buaya di sungai Tami hewan-hewan lain di sekitar sungai juga
tidak mereka ganggu demi menghormati buaya ajaib.

Anda mungkin juga menyukai