Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA


MENELAAH TEKS ULASAN BAGIAN 1
OLEH :
1. BINTANG PERSADA (E1021221057)
2. SISKA KRISARYANI (E1021221067)
3. VINDRIA REGITA TIFFANI (E1021221070)
4. HURIN AIN FAKHIRAH ALAMSYAH (E1021221072)

PRODI PEMBANGUNAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan pembelajaran wajib
pada semua jenjang pendidikan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri
atas Bahasa dan Sastra Indonesia. Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan komunikasi yang baik dan menumbuhkan sikap apresiasi terhadap
sastra. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
dalam berkomunikasi.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, selain untuk meningkatkan
kemampuan berpikir dan bernalar serta memperluas wawasan pembelajaran bahasa
Indonesia juga mempertajam kepekaan perasaan serta pelaksanaan pembelajaran
dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi tempat belajar. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis,
seorang penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa, dan kosa kata.
Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, menyakinkan,
melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Dalam dunia
pendidikan, usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya
manusia adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada
jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan
di sekolah mempunyai tujuan mengubah siswa agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan perilaku belajar sehingga
tujuan pendidikan tercapai. Dengan adanya tujuan tersebut, kualitas pendidikan
akan dapat ditingkatkan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kata Resensi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja “revidere”
atau “recensere” yang memiliki arti menimbang kembali, melihat dan menilai.
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review, sedangkan dalam bahasa Belanda
dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama,
yakni mengulas sebuah buku.
Menurut Kamus Istilah Sastra yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984),
“resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya
tulis”. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas,
atau mengkritik buku.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memberikan pertimbangan kepada pembaca mengenai
sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap
sebagai sebuah bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan
ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap suatu
buku. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas presensinya dengan bekal
pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu.
WJS. Poerwadaminta (dalam Romli 2003:75) mengemukakan bahwa,
resensi secara bahasa sebagai pertimbangan dan perbincangan tentang sebuah buku
yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik tidaknya tema isi
buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayakn tentang perlu tidaknya
buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangaan buku tersebut dimuat
di surat kabar atau majalah.
Saryono (1997:56) menjelaskan, resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai
dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku.
Isinya adalah laporan, ulasan dan pertimbangan baik buruknya, kuat-lemahnya,
baik-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan
tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau
foto kopi sampul buku.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana menulis Resensi Buku
b. Apa Tujuan, Manfaat, dan Teknik penulisan meresensi buku
c. Contoh dari meresensi buku
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menulis Resensi Buku


Resensi Buku merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memberikan pertimbangan kepada pembaca mengenai
sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai
sebuah bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi
penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap suatu buku. Bentuk
tulisan ini bergerak di subyektivitas presensinya dengan bekal pengetahuan yang
dimilikinya tentang bidang itu.

B. Tujuan, Manfaat. Dan Teknik Penulisan


a. Tujuan Resensi Buku
Widyamartaya dan Sudiati 2004:85 menyebutkan bahwa kegiatan meresensi
bertujuan untuk membantu calon pembaca menyikapi suatu karya 35 tulissastra.
Melengkapi pernyataan tersebut, Suhandang 2004:178 menyebutkan bahwa tuntutan
atas keterangan buku merupakan dasar penulisan resensi buku. Berdasarkan kedua
pendapat ahli tersebut, dapat diperkuat pernyataan bahwa menulis resensi buku
bertujuan untuk menginformasikan atau menerangkan kepada pembaca perihal buku
yang belum lama beredar terkait isi, kelebihan, kelemahan, maupun kelayakannya
untuk dibaca oleh publik. Selain kedua pendapat di atas, Haryanto 2008:8-9 juga
mengemukakan beberapa tujuan meresensi buku. Tujuan tersebut adalah:
 membantu pembaca publik yang belum berkesempatan membaca buku
yang diresensi
 mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi
 mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan
 mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama
atau buku-buku karya penulis lain yang sejenis
 bagi penulis buku, informasi atas buku yang diulas dapat digunakan
sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum


kegiatan meresensi buku mempunyai tujuan informatif. Adapun hal yang
diinformasikan adalah tentang adanya sebuah buku baru. Melalui informasi yang
disertai dengan penilaian dan tinjauan umum buku tersebut, pembaca dapat menilai
sendiri apakah buku tersebut cocok dibaca atau tidak.

b. Manfaat Resensi Buku


Hasnun 2006 menyatakan bahwa resensi buku berfungsi untuk
memberitahukan kepada pembaca atau masyarakat tentang kehadiran sebuah 36
buku. Dari sudut pandang yang lain meresensi buku bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Hal ini disebabkan seorang resensator
telah melakukan aktivitas membaca secara kritis dan mendalam terhadap buku
yang akan diresensinya. Dengan demikian ia melakukan kegiatan yang selalu
menambah wawasan dan pengetahuannya. Pendapat mengenai manfaat resensi
buku juga dikemukakan oleh Ahira 2009. Menurutnya, ada empat manfaat
praktis yang diperoleh seseorang yang menulis resensi buku, yaitu:
 Melatih kemampuan bernalar
 Memperkaya ilmu pengetahuan
 Sebagai salah satu sumber penghasilan
 Memperkaya buku bacaan
Peran resensi buku dalam melatih kemampuan bernalar diperoleh dari
aktivitas yang dilakukan dalam meresensi, yaitu menilai buku. Melalui
berbagai pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan kelemahan
dan keunggulan sebuah buku serta perbandingannya dengan buku sejenis,
resensator mulai melatih kemampuan berpikir mereka agar menjadi lebih logis
dan kritis. Ilmu pengetahuan juga dapat diperoleh seorang resensator karena ia
terbiasa mengkaji isi buku yang diresensinya secara teliti. Sebagai salah satu
sumber penghasilan, profesi sebagi resensator cukup menjanjikan. Resensator
juga mempunyai keuntungan tambahan yaitu mempunyai banyak koleksi buku
pemberian penerbit yang buku terbitannya telah diresensi. Tidak jauh berbeda
dengan kedua pendapat sebelumnya, Haryanto 2008:14-15 juga
mengemukakan manfaat membuat resensi buku, yaitu:
 Mengasah intelektual
 Memahami secara mendalam isi buku yang diresensi
 Mendapat penghasilan jika resensi tersebut dimuat di media massa
 Akan dikenal dan direkrut untuk terus meresensi buku oleh penerbit
buku jika telah produktif membuat resensi.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis resensi


buku mempunyai banyak manfaat. Manfaat yang paling dirasakan oleh resensator
adalah bertambahnya wawasan dan pengetahuannya. Selain itu, resensator juga
dapat memperoleh penghasilan dari resensinya yang dimuat di ruang publik.
Melalui ruang publik tersebut, seorang resensator akan mulai dikenal oleh berbagai
pihak penerbit dan akhirnya pergaulan dan mitra kerjanya akan bertambah luas dan
banyak.

c. Teknik Penulisan
Secara garis besarnya terdapat 6 (enam) langkah pokok dalam meresensi
buku: (1) persiapan, (2) membaca, (3) menganalisis, (4) mengevaluasi, (5) menulis,
dan (6) menyunting. Sebagai langkah pertama, penulis resensi perlu melakukan
persiapan dengan memilih buku yang akan diresensi. Dalam langkah ini, perlu
dipilih isi buku yang sesuai dengan keahlian dan minat penulis resensi serta terbitan
termutakhir, sebaiknya dalam tahun terakhir. Penulis juga perlu yakin bahwa buku
itu belum pernah diresensi orang lain. Setelah mendapat buku yang diinginkan,
penulis mencatan identitas buku itu secara lengkap seperti, judul, pengarang,
penerbit, tempat dan tahun terbit, cetakan, ukuran, jumlah halaman, ISBN dan
harga buku. Kedua ialah membaca buku secara cermat sehingga benar-benar
memahami tidak hanya informasi yang tersurat tetapi juga yang tersirat. Dalam
langkah kedua ini, penulis resensi perlu mengenal dengan baik penulis buku,
mengetahui latar belakang pendidikan dan pekerjaannya, buku-buku yang pernah
ditulisnya, serta tujuannya menulis buku itu. Tujuan penulis buku biasanya tertera
pada kata pengantar buku atau kalau tidak tertulis secara jelas, penulis resensi dapat
menyimpulkan setelah memahami isi buku secara keseluruhan. Dengan mengacu
pada tujuan penulis buku, penulis resensi menelusuri bagaimana cara penulis buku
itu mencapai tujuan itu, apakah informasi dalam buku serta pengemasan dan
penyajiannya mendukung. Tujuan penulisan buku juga dijadikan rujukan dalam
memahami dan mendalami isi buku. Gambaran isi buku dapat dilihat pada daftar isi
dan kata pengantar. Ketiga, melakukan analisis dengan mencermati keunggulan
dan kelemahan (1) isi, (2) penyajian, dan (3) bahasa yang dipergunakan.
Keempat, mengevaluasi isi buku dilakukan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh dari mencermati isi, penyajian, dan bahasa yang dipergunakan dan
membandingkannya dengan yang seharusnya (patokan). Misalnya, dapat dimulai
dari pertanyaan-pertanyaan berikut. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai
kesimpulan resensi. Kelima, menulis naskah resensi dengan sistematika judul
resensi, data buku, pendahuluan, isi resensi, dan penutup. Pendahuluan dapat
dimulai dengan tema, penulis, atau penerbit buku. Penulis resensi dapat memilih
yang mana sesuai. Contoh pendahuluan resensi dari tema adalah sebagai berikut.
Keenam, menyunting naskah resensi. Penulis hendaknya membaca kembali naskah
resensi yang sudah selesai ditulis. Secara umum decermati apakah diskripsi tentang
isi buku yang diresensi cukup jelas, analisis yang dilakukan cukup lengkap dan
tajam, dan penilaian yang dilakukan objektif dan meyakinkan. Bahasa yang
digunakan dalam resensi biasanya padat, singkat, tidak berbelit-belit, menarik dan
enak dibaca.

C. Contoh Resensi Buku


Lihatlah ke Atas dan Temukan Cinta
Identitas buku:
Judul : Raksasa Dari Jogja
Pengarang : Dwitasari
Penerbit : Plotpoint Pubbishing
Tabal buku : 270 halaman
Cetakan : Cetakan kedua, Bulan November than 2012
Harga buku : Rp.50.000

Kepengarangan:
Dwitasari adalah anak kedua dari tiga besaudara. Ia mulai senang menulis sejak
dibangku SD. Ia masih kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Depok, Jawa
Barat. Hobinya membaca dan menulis selama hal yang dirasakan hatinya. Baginya
menulis adalah salah satu bentuk tindakan nyata, ketika tak lagi ada orangyang
menyediakan telinga untuk mendengarkan keluh kesahnya. Rekayasa Dari Jogja
adalah novel pertamanya.

Sinopsis:
Bianca Dominique, anak tunggal sekaligus seorang remaja yang hidup dalam
ketidakharmonisan kedua orang tuanya. Bianca tidak kenal cinta. Satu hal yang ia
pelajari dari kedua orang tuanya bahwa cinta itu omong kosong, cinta itu kekerasan,
cinta itu saling menyakiti. Ia tumbuh bersama kisah yang dibentuk dari mata
mamanya, makian dan pukulan papanya. Bianca pun takut jatuh cinta. Menututnya
cinta itu tidak enak. Buku-buku itu seperti peta ke tanah fantasi bagi Bianca. Sebuah
tempat Joshua mungkin tinggal di dalamnya.
Bianca tidak percaya cinta. Saat satu-satunya lonceng pemanggil kearah telah
direnggut oleh sahabat baiknya. Joshua, soosk pria yang pernah di kagumi namun
saying, Joshua telah direbut Latisha, sahabat baiknya. Belahan hatinya lebih
memilih pergi dengan belahan hati yang lain. Bianca punya cinta. Karena itu ia
pergi ke Jogja tempat dimana ia dilahirkan. Di kota itu, seorang raksasalembut
mencoba memperbaiki remuk hatinya, mencoba mendekapnya untuk
mengembalikan lagi kehangatan hati. Tapi apakah Bianca masih bisa percaya
bahwa cinta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai