Adaptasi Kebiasaan Baru Di Kurikulum Merdeka
Adaptasi Kebiasaan Baru Di Kurikulum Merdeka
• Adaptasi Pembelajaran
Sejak merebaknya virus COVID-19 di Wuhan, China pada akhir
2019 lalu, virus COVID-19 begitu cepat menyebar dan
menginfeksi negara-negara di dunia termasuk Indonesia
(Hasbiyallah et al. 2020) Mewabahnya virus COVID-19 di
Indonesia sejak pertengahan maret 2020 lalu (Pujilestari, 2020),
masih belum berakhir hingga bulan November ini Sudah lebih dari
delapan bulan lamanya, pandemik COVID- 19 melanda
Indonesia. tentu banyak sekali sektor yang terkena dampak dari
pandemik ini. Tidak terkecuali sektor Pendidikan. Mulanya
pemerintah mengambil kebijakan untuk masyarakat melakukan
segala kegiatan dari rumah atau yang kita kenal dengan WFH
(Work From Home) yang berarti melakukansegala aktivitas di
rumah saja (Setyawati, 2020). Mulai dari bekerja dari rumah,
belajar dari rumah danberibadah di rumah untuk mengantisipasi
penularan virus COVID-19. Namun seiring datangnya ancaman
resesi ekonomi yang tentu berdampak besar bagi perekonomian
negara, pemerintah pada bulan juni lalu memutuskan untuk
menerapkan kebijakan era normal baru (Mungkasa, 2020).
Adaptasi kebiasaan baru, sebagai respons terhadap perubahan
zaman, menuntut individu untuk melakukan kegiatan dari rumah.
Sistem pembelajaran dalam jaringan internet, atau Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ), menjadi alternatif dalam menghadapi new
normal. Meskipun pemerintah mulai menerapkan new normal
dengan protokol kesehatan ketat, khususnya di zona merah,
kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan secara online.
Masyarakat, termasuk perguruan tinggi, mulai membiasakan diri
dengan adaptasi kehidupan daring atau online untuk aktivitas
sehari-hari.
• Konsep Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar merupakan sebuah pendekatan
pendidikan yang memberikan kebebasan kepada peserta didik dan
pendidik untuk menentukan cara belajar, metode, dan alat
pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan, dan
karakteristik masing-masing individu. Berikut adalah penjelasan
mengenai konsep Merdeka Belajar:
1. Asal-Usul Konsep Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar diadaptasi dari pandangan Ki Hajar
Dewantara, pendiri Taman Siswa, yang mengedepankan asas
kemerdekaan dalam belajar. Konsep ini berfokus pada
penerapan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan
minat, bakat, kebutuhan, dan karakteristik masing-masing
siswa.
2. Tujuan Konsep Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar bertujuan untuk memerdekakan
guru dan siswa, sejalan dengan semangat Ki Hajar Dewantara
untuk memerdekakan manusia, khususnya dalam hal
pendidikan. Konsep ini juga mengedepankan keadilan dalam
hal pemerataan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
3. Karakteristik Konsep Merdeka Belajar
Materi yang diajarkan lebih sederhana, mendalam, dan fokus
terhadap materi esensial saja. Pembelajaran intrakurikuler
yang beragam, dengan fokus pada materi esensial dan
pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft
skill dan karakter sesuai dengan profil belajar Pancasila.
4. Implementasi Konsep Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar dianggap sebagai kurikulum yang
paling aplikatif, dengan penerapan pembelajaran berbasis
teknologi, serta konsep ini juga mengedepankan kemandirian
dalam belajar, refleksi terhadap proses dan hasil belajar, serta
penerapan sistem among yang melarang adanya hukuman dan
paksaan kepada siswa
Dengan konsep Merdeka Belajar, diharapkan baik guru maupun
siswa memiliki jiwa yang bebas dalam mengembangkan dan
mengeksplorasi potensi, bakat, dan kemampuan diri sendiri tanpa
terkekang oleh aturan dan ketentuan yang berlaku dalam
pembelajaran.
Dengan demikian, konsep Merdeka Belajar memberikan landasan
bagi pendidikan yang lebih inklusif, kreatif, dan inovatif, sesuai
dengan semangat pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar
Dewantara.