Cetakan : kesepuluh
Tebal : 206 halaman
ISBN : 978-602-06-2889-9
Buku “Tak Mungkin Membuat Semua orang Senang” adalah salah satu buku bestseller di Korea Selatan
yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Buku ini telah dicetak ulang sebanyak sepuluh
kali. Penulisnya, Joeng Moon Jeong menceritakan pengalamannya dan memberikan cara-cara untuk tidak
melulu menjadi “orang baik” yang merugikan diri sendiri, atau hanya sekedar berkata tidak untuk
permintaan-permintaan yang berlebihan, bagaimana menerima diri sendiri serta tidak terlalu sering
merasa tidak enak kepada orang lain yang berujung merendahkan diri kita.
Jeong Moon Jeong memuat cerita-ceritanya yang dibagi menjadi lima bagian, yang setiap bagiannya
terdiri dari sub-sub judul yang berbeda. Meski terdiri dari banyak tema, penulis dapat menyajikan materi
dengan ringan karena dibalut dengan fakta nyata yang penulis pernah alami. Kebanyakan fakta yang
diceritakan berlatar tempat di Korea Selatan. Maka dari itu, kemungkinan fakta akan memiliki perbedaan
dengan negara Indonesia dari segi budaya, namun inti dari cerita tentu saja tidak akan mengurangi muatan
dari apa yang akan disampaikan oleh penulis.
Bagaimana menghadapi orang kasar yang akan kita temui dalam kehidupan sehari-hari?
Di dalam bagian ini, penulis mengungkapkan bahwa ia sering menyaksikan adegan yang mengejutkan
Ketika menonton acara talkshow di TV, seperti seorang laki-laki yang melempar candaan kepada
perempuan dengan mengomentari wajah atau bentuk tubuhnya, “Wajahmu mirip wajah laki-laki”,
contohnya. Dalam situasi ini orang tersebut biasanya hanya ikut tertawa dan mengabaikan, bahkan
kadang terpaksa menyetujui komentar itu. Namun ada juga yang akan menimpali karena tidak terima.
Dalam kasus ini, si perempuan menatap tajam kepada laki-laki tersebut dan mengatakan “Oh? Nyindir?”.
Kata-kata ringan dengan nada tingan tanpa emosi yang diucapkan berhasil membuat laki-laki itu meminta
maaf.
Dalam kehidupan sehari-sehari seseorang sering mendapat penilaian yang blak-blakan mengenai wajah
atau tubuh mereka. Saat kita membela diri dan menyangkal sindiran tersebut, tak jarang orang-orang akan
malah berkata bahwa itu hanya bercanda atau kitanya yang terlalu serius. Sehingga seseorang akan
kebingungan dan terluka karena tidak tahu bagaimana seharusnya membela dan mengekspresikan
perasaan mereka dengan baik.
Kita sering bertemu orang kasar dalam kehidupan sehari-hari, ada yang melewati batas dan kerap
menyampaikan hal-hal yang membuat kita terluka. Hal yang harus kita sadari bahwa sikap yang tepat
adalah tidak berdiam diri saat reputasi diri terancam, kemudian menyampaikan kepada mereka dengan
tidak emosional. Apakah bisa? Tentu saja bisa. Itulah yang akan dibahas dalam buku ini.
Bagian 1 terdiri dari beberapa sub judul yang menyajikan fakta yang dialami oleh penulis dengan
berbagai latar, di kantor, rumah, atau lingkungan sekolah.
BAGIAN 2 Dunia Akan Terasa Lebih Baik Jika Kita Tidak Bersikap Pasrah
- Jika tidak Bahagia, kau akan semakin ktertarik pada urusan orang lain
- Memangnya kenapa kalau kita tidak berguna?
- Kau tidak bisa memperbaiki orang lain
- Mengkritik atau mengabaikan?
- Orang yang tidak memiliki empati membahayakan masyarakat sekitar
- Tidak perlu memaksa diri agar diterima orang lain
- Selera harus dihormati
- Rahasia menjadi orang unik
- Selama tidak sini, kau akan baik-baik saja
- Dunia akan terasa lebih baik jika kita tidak bersikap pasrah