Anda di halaman 1dari 5

BATU MENANGIS

di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan hiduplah seorang
janda miskin dan anak gadisnya.

anak garis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, iya mempunyai perilaku
yang amat buruk. Gadis itu amat malas, tak pernah membuat ibunya
melakukan kerja pekerjaan rumah. Kerjaannya hanya bersolek setiap hari.

selain pemalas, anak gadis itu sikap manja sekali. Segala permintaan harus
dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa
mempedulikan kadar ibunya yang miskin, setiap hari harus membanding tulang
mencari sesuap nasi.

Mbok rondo: *terbatuk batuk* ohok ohok


anak mbok rondo 1: buk, ibuk, setiap hari makannya ini ini aja
ana mbok rondo 2: sama ikan asin terus, bosen aku
mbok rondo: nak, yang sabar ya, nanti kalo kayu bakar ibuk laku terjual semua,
nanti ibu masak masak yang enak.
mbok rondo: besok ikut ke pasar ya
anak mbok rondo 1 dan 2: *menggerutu* tck….
sang ibu kembali mencari kayu bakar di hutan.
mbok rondo: *batuk* ohok ohok
tetangga: mbok, anak anaknya pada kemana? kok mencari kayu bakar sendiri
gak ada yang bantu?
mbok rondo: mereka itu sulit sekali di perintah, selalu saja membangkang.
tetangga: kasian betul kamu mbok….. sudah janda, tapi anakmu malah seperti
itu
mbok rondo: ya semoga lain hari mereka diberi hidayah oleh Allah SWT
tetangga: aamiin, mari saya bantu angkat kayunya mbok.
sementara itu saat Sang ibu sedang bekerja anaknya bermalas-malasan di
rumah

anak mbok rondo 1: duh bajuku semuanya sudah pernah dipakai.


anak mbok rondo 2: aku ingin baju baru yang cantik, yang tidak pernah dipakai
dewi sekalipun. hahahahahahaha….
*sambil berteriak ia memanggil sang ibu*
anak mbok rondo 1: buk, ibuk
mbok rondo: ada apa nakku?
anak mbok rondo 2: dari mana saja sih buk lama sekali!!!
mbok rondo: masyaallah ndok, liat mbokmu ini sudah letih mencari kayu bakar
tidak ada yang bantu. kalian hanya bersolek dan bermalas malasan
anak mbok rondo 1: loh, buk! itukan kewajiban ibuk! kita sebagai anak hanya
menikmati hasilnya saja dong.

sang ibu pun tidak menjawab pernyataan yang diberikan oleh anaknya,
sungguh ia letih menghadapi kedua anaknya yang hanya mementingkan
keelokan tubuh mereka saja.

mbok rondo: tolong ibu nak, untuk menjemur kayu bakar ini, agar cepat kering
dan dapat dijual dipasar besok.
anak mbok rondo 2: enak aja nyuruh nyuruh, emang aku pembantu ibu?
anak mbok rondo 1: udahlah buk, ibuk tuh masih kuat, tidak perlu bantuan dari
kami.
mbok rondo: ayolah ndok, jika kayu ini habis terjual, ibu akan membelikan
kalian baju yang kalian inginkan.
anak mbok rondo 1&2: baiklah! ibuk harus berjanji, kapan kita akan membeli
baju baru?
keesokan harinya sang ibu mengajak anaknya turun ke desa untuk berbelanja.
Letak pasar desa itu sangat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang
cukup melelahkan.

mbok rondo: ndok, bantu ibu bawa kayu bakarnya,,,,,


anak mbok rondo 1: tidak mau, enak saja *menghentakan kaki*

Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan
bersolek agar orang di jalan yang melihatnya nanti akan mengagumi
kecantikannya. Sementara ibunya berjalan di belakang sambil membawa
keranjang dengan pakaian sangat kucal.

seorang pemuda tampan mendekati mereka dan bertanya


pemuda 1: hai, gadis cantik. apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?
anak mbok rondo 2: bukan (katanya dengan angkuh) ia adalah pembantuku!
pemuda 1: oh, memang. gadis cantik seperti kalian berdua sangat aneh bila
memiliki ibu seperti itu. sangat berbeda.
*sambil tertawa ia mendekatkan diri kepada pemuda itu*
anak mbok rondo 2: memang, ibuku menyuruhku untuk ke pasar dengan
pembantu kami, karena ia tidak bisa menemani kami membeli baju baru

ibu dan kedua anak itu kemudian meneruskan perjalanan. tak seberapa jauh,
mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada mereka.

pemuda 2: hai, manis. apakah yang berjalan dibelakang mu itu ibumu?


anak mbok rondo 1: bukan bukan.
jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya.
anak mbok rondo 1: ia adalah budakk!
begitulah setiap mereka bertemu dengan seseorang di sepanjang jalan yang
menanyakkan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. ibunya diperlakukan
sebagai pembantu atau budaknya.
Karena mereka hidup di tempat terpencil tak seorang pun mengetahui bahwa
ketiga perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak tetangga.

pemuda 3: lihat, siapakah mereka? aku tak pernah melihatnya, sungguh, indah
sekali.
pemuda 4: betul. namun, siapakah wanita di belakang mereka?
pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang,
sibuk masih dapat menahan diri. Namun setelah berulangkali didengarnya
jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya Sibu yang Malang
itu tak dapat menahan diri. Sibuk berdoa .

mbok rondo : Ya Allah, hamba tak kuat menahan hinaan ini. anak kandung
hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya Allah
hukumlah anak durhaka ini! hukumlah dia..
anak mbok rondo 1 dan 2 : Apa yang ibuk lakukan?! berteriak teriak seperti itu,
jangan bikin kami malu dong mbok!
atas kekuasaan Allah SWT, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah
menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah
mencapai setengah badan, mereka menangis memohon ampun kepada ibunya.
anak mbok rondo 1: Oh, ibu…ibu.. ampunilah kami
anak mbok rondo 2: ibu… ampunilah kedurhakaan kamu selama ini. ibu…. ibu…
ampunilah anakmu ini
mereka terus menatap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi,
semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh mereka akhirnya berubah menjadi
batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua
matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu,
batu yang berasal dari anak gadis yang dapat kutukan ibunya itu disebut “Batu
menangis.”
demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat staw pernah
terjadi. Barang siapa yang mendurhakai melahirkan dan membesarkan nya
pasti perbuatan laptop nya itu akan dapat hukuman dari Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai