Beberapa perbedaan arbitrase dengan alternatif penyelesaian sengketa lain kdalam UU Nomor 30 Tahun 1999: 1. Para pihak dalam arbitrase cenderung adversial, artinya saling bermusuhan satu sama lain, sedangkan para pihak dalam alternatif penyelesaian sengketa lain cenderung amicable, artinya masih menghendaki adanya jalan damai yang dapat ditempuh. 2. Dalam arbitrase, ada orang yang berwenang untuk mengambil keputusan yang bersifat final dan mengikat para pihak, yakni adalah arbiter, sedangkan dalam alternatif penyelesaian sengketa lain, tidak ada orang yang berwenang untuk mengambil keputusan yang mengikat para pihak yang bersengketa. Salah satu contohnya adalah mediator dalam mediasi hanya bertugas untuk membantu sebagai fasilitator para pihak dalam perundingan guna mencapai kesepakatan bersama, bukan sebagai pengambil keputusan. 3. Putusan arbitrase bersifat win-lose karena ada pihak yang memenangkan sengketa dan ada juga pihak yang kalah/dihukum, sedangkan hasil keputusan dalam alternatif penyelesaian sengketa lain cenderung bersifat win-win karena hasilnya tergantung dari kesepakatan para pihak yang ingin hasil yang terbaik bagi pihak masing-masing. 4. Pelaksanaan putusan arbitrase dapat langsung dienforce/dilaksanakan ketika sudah didaftarkan ke pengadilan negeri terkait, sedangkan pelaksanaan keputusan dari alternatif penyelesaian sengketa lain dikembalikan lagi ke masing-masing pihak 5. Dalam arbitrase, sudah pasti ada hasil penyelesaian sengketa yang mengikat para pihak karena putusan arbitrase bersifat final, mengikat dan tidak ada appeal mechanism sehingga arbitrase menjamin kepastian hukum kepada para pihak yang bersengketa, sedangkan dalam alternatif penyelesaian sengketa lain belum tentu ada hasil penyelesaian sengketa yang disepakati para pihak karena hasilnya tergantung dari kesepakatan para pihak, jika kedua belah pihak tidak sepakat, maka sengketa tidak akan selesai