Anda di halaman 1dari 7

Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ditulis oleh ROUFIQUE


Jumat, 06 Januari 2012 07:56 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 06 Januari 2012 08:00

Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat

Oleh M. Roufique

Pesatnya perkembangan teknologi terutama teknologi informasi tidak dapat dielakkan oleh
dunia bisnis. Penggunaan teknologi informasi dan komputerisasi dalam dunia bisnis sangat
mendukung kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dalam memproses data menjadi informasi
yang berguna bagi seluruh pihak baik manajemen internal perusahaan, konsumen/nasabah,
serta regulator. Selain itu, penggunaan teknologi membawa keuntungan lainnya seperti
efisiensi atau penekanan biaya dan waktu, kemampuan daya saing, serta masih banyak lagi
keuntungan-keuntungan lainnya yang tidak dapat kita pungkiri.

Demikian pula di dunia perbankan. Transaksi dan informasi perbankan menjadi sangat cepat
dan bahkan menjadi daya saing utama yang menawarkan berbagai kemudahan bagi nasabah
atau pelanggannya. Transaksi perbankan dapat dilakukan oleh nasabah hanya dengan
menggunakan telepon gemgamnya, jaringan ATM yang tersebar di berbagai tempat,
penggunaan kartu atau melalui akses internet yang dewasa ini bukan merupakan hal yang
langka atau eksklusif. Teknologi informasi dan komunikasi telah merambah dengan cepat
menembus seluruh lapisan sosial dan masyarakat. Di era seperti sekarang ini bukanlah hal
yang aneh apabila kita menjumpai pedagang kelontong atau pedagang sayur di pasar
tradisional dapat bertransaksi serta melakukan pembayaran dengan supplier atau
pelanggannya melalui telepon genggam. Ibu-ibu di perumahan tidak perlu harus datang sendiri
ke pasar namun cukup mengirim pesan SMS kepada pedagang sayur keliling yang akan
mengirimkan pesanannya.

1/7
Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ditulis oleh ROUFIQUE


Jumat, 06 Januari 2012 07:56 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 06 Januari 2012 08:00

Kondisi ini amat disayangkan apabila hanya ditangkap oleh bank umum saja, sementara bagi
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kondisi ini dianggap diluar ladang-nya. Paradigma bahwa
teknologi adalah barang mahal, dewasa ini tidak sepenuhnya benar. Apalagi paradigma bahwa
nasabah/pelanggan BPR tidak ‘melek’ teknologi dan tidak mengharapkan kemudahan melalui
penggunaan teknologi. Dari bisnis jual pulsa, jual beli baju sampai dengan jual pesawat
semuanya telah terekspos secara on-line di internet yang dapat di akses secara gratis melalui
web-site atau dengan mengirimkan e-mail oleh siapa saja. Sekarang ini bukan hal yang
mustahil lagi apabila seorang pedagang mengakses internet, membuka web-site atau
mengirimkan e-mail untuk keperluan bisnisnya. Namun tidak banyak BPR yang memiliki
web-site yang dapat dihubungi atau memiliki alamat e-mail aktif untuk korespondensinya.
Hanya BPR-BPR yang menangkap tentang besarnya peluang, menyadari tingginya potensi
bisnis serta memiliki kepedulian terhadap kebutuhan pasar saja yang mau segera mengambil
langkah ‘start’ untuk sampai di garis finish menjadi pemenang.

Permasalahan Mendasar

Berdasarkan pengalaman penulis dari hasil interaksi dengan manajemen beberapa BPR,
sebagian besar BPR sebenarnya tidak ‘tertidur’ dengan pesatnya perkembangan teknologi ini.
Namun banyak permasalahan yang masih dipertimbangkan, terutama masalah biaya investasi,
risiko penggunaan teknologi dan yang paling absurd adalah tidak tahu harus memulainya dari
mana. Meski demikian terdapat juga BPR-BPR yang merasa aman-aman saja dengan
bisnisnya saat ini, tidak ada masalah untuk mencari nasabah/debitur, tidak perlu ada yang
diubah apalagi repot-repot mengembangkan teknologi informasi.

Berbicara tentang biaya investasi teknologi, hal utama yang harus dipertimbangkan adalah
cost-benefit. Biaya dibandingkan dengan manfaat. Apabila kita ingin membeli sebuah telepon
genggam maka kita harus mempertimbangkan dulu kegunaan apa yang kita butuhkan. Apakah
yang hanya memiliki kegunaan untuk bertelepon dan mengirim pesan saja ataukah lebih dari itu
yang bisa akses internet, mengirim surat elektronik, menjadi modem, kamera, radio, televisi dan
seterusnya. Dengan kata lain, kita harus memiliki harapan akan manfaat yang jelas di masa
depan terhadap investasi teknologi. Benefit secara financial terkait dengan potensi keuntungan
di masa depan serta pertumbuhan bisnis yang diproyeksikan. Benefit juga bersifat non-financial
terkait kecepatan, keakuratan, kepedulian terhadap risiko, dan lainnya.

2/7
Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ditulis oleh ROUFIQUE


Jumat, 06 Januari 2012 07:56 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 06 Januari 2012 08:00

Oleh karena itu BPR harus menyadari ‘kesiapan’-nya serta melakukan introspeksi terhadap
kelemahan-kelamahan terkait penggunaan teknologi yang ada saat ini, untuk selanjutnya
mengevaluasi dan mengeksekusi langkah-langkah yang seharusnya dilaksanakan untuk
menuju jalur yang jelas kearah strategi teknologi informasi yang diharapkan.
‘Kelemahan-kelemahan’ ini sesungguhnya menjadi kendala utama yang umumnya tidak
disadari oleh BPR didalam menetapkan rencana strategis penggunaan teknologi informasi.
Kelemahan-kelemahan yang umum terjadi antara lain:

1. Penggunaan teknologi yang tidak layak.

Salah satu penyalahgunaan teknologi adalah penggunaan teknologi baru sebelum adanya
kepastian yang jelas mengenai kebutuhannya. Banyak BPR memperkenalkan teknologi databa
se
tanpa menetapkan dengan jelas kebutuhan akan teknologi tersebut. Perangkat teknologi
informasi dibeli tanpa didukung dengan perencanaan, analisa serta spesifikasi yang jelas.

Penggunaan teknologi yang tidak layak ini antara lain:

· Analis sistem atau pemrogram tidak memiliki pemahaman yang memadai terhadap
harapan pengguna atau nature business masing-masing BPR.

· Pembelian/pemakaian perangkat keras dan perangkat lunak yang asal-asalan atau yang
penting murah.

· Pemakai yang awam/tidak memahami teknologi penggunaa hardware yang baru.

· Pemakai yang awam terhadap teknologi software yang baru.

3/7
Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ditulis oleh ROUFIQUE


Jumat, 06 Januari 2012 07:56 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 06 Januari 2012 08:00

· Perencanaan yang minim untuk instalasi teknologi hardware dan software yang baru.

2. Ketidakmampuan menerjemahkan kebutuhan pemakai ke dalam persyaratan teknis.

Salah satu kegagalan utama pengolahan data adalah adanya kegagalan komunikasi antara
para pemakai dengan personil teknis. Dalam banyak kasus, para pemakai tak dapat
menyatakan dengan jelas kebutuhan-kebutuhan mereka dalam cara yang memudahkan proses
penyiapan aplikasi komputer. Sebaliknya, orang-orang teknisi komputer seringkali tidak mampu
menyerap dengan baik kepentingan, sasaran dari permintaan para pemakainya. Akibat adalah
munculnya sistem manual yang semakin besar untuk menutup kelemahan-kelemahan dalam
aplikasi komputer. Kondisi ketidakmampuan menerjemahkan kebutuhan pemakai ini
disebabkan antara lain:

· Penggunaan teknisi yang tidak kompeten

· Orang-orang teknis tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai permintaan


pemakai (karena perbedaan latar belakang kompetensi, tidak memahami core-business, atau
tidak memahami sistem akuntansi)

· Ketidakmampuan untuk merumuskan permintaan dengan cukup terinci untuk mendukung


efisiensi dan efektivitas pengolahan data.

· Ketidaktersediaan fungsi pengelolaan yang memadai. Sistem digunakan oleh banyak


‘user’ tanpa ada ‘user‘yang bertanggung jawab atas sistem tersebut.

3. Kelemahan pengendalian penggunaan teknologi.

4/7
Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ditulis oleh ROUFIQUE


Jumat, 06 Januari 2012 07:56 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 06 Januari 2012 08:00

Pengendalian memang sangat diperlukan dalam lingkungan berteknologi. Dalam lingkungan


BPR pengendalian-pengendalian ini memiliki sasaran untuk menjamin:

- bahwa versi yang tepat berada dan digunakan pada saat yang tepat;

- bahwa file-file yang tepat-lah yang telah digunakan;

- bahwa para operator komputer melaksanakan instruksi dan prosedur secara tepat;

- prosedur yang memadai dikembangkan untuk mencegah, mendeteksi dan memperbaiki


permasalahan yang terjadi;

- bahwa data yang tepat disimpan dan kemudian diperoleh dengan mudah jika diperlukan.

Sumber permasalahan pengendalian ini antara lain karena ketidaktersediaan fungsi pengendali,
baik pengendalian operasional, pengamanan/security maupun internal audit yang mendukung
BPR untuk mengetahui permasalahan penggunaan teknologi oleh BPR.

Action plan

BPR harus menyadari bahwa bisnis perbankan dewasa ini sudah berbasis teknologi. BPR
harus menyadari tentang keberadaan sebagian pasar-nya yang memiliki harapan atas
kemudahan transaksi melalui penggunaan teknologi. BPR harus menyadari tentang advantage-
daya saing yang dimilikinya melalui penggunaaan teknologi. Oleh karena itu BPR juga harus

5/7
Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ditulis oleh ROUFIQUE


Jumat, 06 Januari 2012 07:56 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 06 Januari 2012 08:00

menyadari bahwa tantangan ini harus direspon dan dijawab dengan segera.

Kesadaran-kesadaran tersebut sangat diperlukan untuk menciptakan dorongan-dorongan dan


terobosan-terobosan dalam pemanfaatan teknologi informasi oleh BPR. Selain itu,
kesadaran-kesadaran tersebut juga diperlukan untuk menjadi landasan utama bagi BPR dalam

mempersiapkan rencana bisnis, rencana strategis penggunaan teknologi, serta portofolio


investasi teknologi informasi.

Review Teknologi Informasi

Beberapa BPR yang telah memiliki rencana pengembangan teknologi informasi berawal dari
review kondisi teknologi informasi yang saat ini dimiliki oleh BPR dibandingkan dengan
kapasitas dan rencana bisnis. Hasil review ini berupa gap analisis antara kondisi teknologi
informasi yang dibutuhkan oleh BPR dibandingkan dengan kondisi teknologi informasi yang
ada. Review ini dapat pula menjadi bagian dari audit teknologi informasi dengan hasil audit
yang bersifat lebih komprehensif terhadap permasalahan serta penyimpangan penggunaan
teknologi informasi oleh BPR.

Berdasarkan hasil review atau audit ini, BPR dapat memperoleh gambaran tentang kondisi
teknologi informasi yang harus ditindaklanjut sejalan dengan bisnis plan serta rencana strategis
teknologi informasi.

Rencana strategis teknologi informasi/IT Strategic plan

Perlu dipahami bahwa rencana strategis teknologi informasi bukan merupakan rencana induk,
melainkan rencana turunan dari rencana bisnis BPR jangka panjang. Rencana bisinis BPR ini
memberikan gambaran tentang kemana arah yang akan dituju, apa yang hendak dicapai serta
seberapa besar pertumbuhan yang diharapkan oleh BPR dalam periode waktu 5 tahun atau 10
tahun kedepan. Bedasarkan rencana tersebut, bagaimana kondisi teknologi informasi harus

6/7
Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat

Ditulis oleh ROUFIQUE


Jumat, 06 Januari 2012 07:56 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 06 Januari 2012 08:00

direncanakan dan dipersiapkan untuk mendukung pencapaian rencana bisnis tersebut.


Perencanaan kapasitas teknologi informasi inilah yang dituangkan dalam rencana strategis
teknologi informasi. Rencana ini menjadi pedoman pengembangan teknologi informasi BPR.

Permasalahan yang umum terjadi adalah bahwa rencana bisnis jangka panjang ini belum
disusun secara jelas untuk diinterprestasikan terhadap dukungan teknologi informasi yang
dibutuhkan. Banyak BPR yang memiliki kemampuan survive yang dibangun dengan suatu
rencana kerja yang memadai dan selalu menjadi guideline manajemen di dalam pencapaian
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Namun tidak sedikit pula BPR yang ‘berjalan apa
adanya’ tanpa memiliki perencanaan kerja yang memadai sehingga ketahanan kemampuan
survive-nya akan menghadapi banyak ketidakpastian.

Hal ini akan berdampak terhadap kondisi penggunaan teknologi informasi.Tanpa perencaan
kerja yang memadai pengelolaan penggunaan teknologi informasi juga akan ‘berjalan apa
adanya’. Sementara risiko operasional atas pengamanan data transaksi/nasabah semakin
meningkat, terlebih lagi risiko strategis dari perkembangan usaha serta persaingan. Dengan
kata lain, BPR dengan penggunaan teknologi informasi yang ‘berjalan apa adanya’ tentu tidak
memiliki percepatan pertumbuhan usaha, tingkat antisipasi bisnis serta kemampuan daya saing
seperti yang dimiliki oleh BPR yang memiliki perencanaan penggunaan teknologi informasi
yang dilaksanakan secara konsisten sejalan dengan IT strategic plan-nya.

Bagaimana dengan BPR anda, sejauh mana telah mengantisipasi hal ini?

7/7

Anda mungkin juga menyukai