KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat Rahmat dan Ridho-Nya jualah penulisan Laporan Kinerja Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Lampung Barat Tahun Anggaran 2021 ini dapat terselesaikan.
Laporan ini berisikan uraian mengenai kinerja sasaran dan indikator sasaran,
akuntabilitas kinerja yang meliputi uraian hasil pengukuran kinerja serta evaluasi
dan analisis pencapaian kinerja yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan
pada Tahun Anggaran 2021 yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Lampung
Barat.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan pelaksanaan
program Pembangunan Ketahanan Pangan an di masa mendatang.
Akhirnya kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
MAIDAR.SH.M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19690417 199803 1006
Untuk mencapai tujuan Dnas Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Barat telah
menetapkan sasaran beserta indikator-indikator kinerja sasaran sebagaimana
telah dituangkan dalam dokumen perencanaan berupa Renstra Dinas Ketahanan
Pangan Tahun 2021, Rencana Kinerja Tahunan, dan Dokumen Penetapan Kinerja
tahun 2021 sebanyak 3 sasaran, dengan indikator kinerja sebanyak 3 indikator.
Untuk mencapai kinerja sasaran tersebut, terdapat 5 program dan 12 kegiatan
yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Lampung Barat.
5 5,16
4
3 2,84
2,47
2 1,85
%
1
0
2018 2019 2020 2021
Evisiensi Sumber daya 2,47 2,84 1,85 5,16
1 Masih banyak jenis bahan pangan yang belum mampu dipenuhi dari
produksi dalam daerah tetapi masih diimpor dari luar daerah seperti
daging ayam, telur, kacang-kacangan, dan lainnya
2. Ketersediaan data kurang tepat waktu
Untuk itu agar pencapaian sasaran pada tahun mendatang dicapai lebih baik,
disarankan :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 8
1.2 Gambaran Umum Dinas Ketahanan Pangan 9
1.3 Tugas Poko dan Fungsi 10
1.4 Isue Strategis 13
1.5 Landasan Hukum 16
1.6 Sistematika 17
BAB IV PENUTUP 77
4.1 Kesimpulan 78
.
4.2 Solusi 80
.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pada tahun 2021 Dinas Ketahanan
Pangan Lampung Barat dipimpin oleh EDI YUSUF.S.Sos.MH yang dalam
pelaksanaan tugasnya dibantu oleh pejabat struktural sebagaimana terdapat
dalam struktur organisasi dibawah ini:
KEPALA DINAS
KETAHANAN PANGAN
SEKRETARIS
SEKSI SEKSI
S E K S I MUTU DAN
KERAWANAN KELEMBAGAAN
KEAMANAN
PANGAN PANGAN
PANGAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
b. Isu Strategis
c. Landasan Hukum
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi Gambaran Umum, Tugas dan Fungsi, Isu
Strategis yang dihadapi SKPD, Dasar Hukum dan
Sistematika.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Meliputi Perencanaan Strategis sebelum dan setelah
reviu.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Meliputi Capaian IKU, Pengukuran, Evaluasi dan Analisis
Capaian Kinerja serta Akuntabilitas Keuangan.
BAB IV PENUTUP
A. Rencana Strategis
1. Visi
2. Misi
Tabel 2.1
Tujuan, Sasaran, Indikator Dan Target Kinerja
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Barat
INDIKATOR TARGET KINERJA PADA TAHUN
NO TUJUAN SASARAN
KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
1 Meningkataya Meningkatnya Jumlah 1 1 1 1 1
Ketahanan penanganan desa yang
Pangan daerah rawan bebas dari
pangan status
rawan
pangan
Meningkatnya Koefisien CV< CV< CV< CV< CV<
stabilitas variasi 10 10 10 10 10
harga pangan harga
pangan
pokok di
tingkat
konsumen
Meningkatnya Skor Pola 86,4 87,1 88,4 89,1 90,4
keberagaman Pangan
konsumsi Harapan
pangan (PPH)
masyarakat Konsumsi
sesuai Angka
Kecukupan
Gizi (AKG)
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020
PENJELASAN
SASARAN INDIKATOR FORMULASI
SATUAN SUMBER
STRATEGIS KINERJA ALASAN / RUMUS
DATA
PERITUNGAN
Meningkatnya Jumlah pekon
penanganan desa yang Berdasarkan Jumlah desa Analisa
daerah rawan bebas dari peta FSVA yang berdasarkan
pangan status Kabupaten statusnya peta FSVA
rawan Lampung Barat naik, dari
pangan masih terdapat prioritas 1
5 desa yang menjadi
masuk kategori prioritas yang
prioritas 1 lebih rendah
berdasarkan
analisa Peta
FSVA
Meningkatnya Koefisien %
stabilitas variasi Koefisien Standar Dihitung
harga pangan harga variasi harga deviasi harga berdasarkan
pangan menunjukkan / harga rata- pemantauan
pokok di stabilitas harga rata x 100% harga
tingkat pangan di pangan yang
konsumen tingkat dilakukan
konsumen setiap
minggu.
Tabel 2.4 Tujuan, Sasaran, Indikator Dan Target Kinerja Hasil Reviu
INDIKATOR Target
TUJUAN SASARAN SATUAN
KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
Meningkatay Skor Pola Pangan Poin 88,4 89,1 90,4 91,1 92,4
a Ketahanan Harpan (PPH)
Pangan Ketersedian
Meningkatnya Jumlah desa pekon 1 1 1 1 1
penanganan yang bebas dari
daerah rawan status rawan
pangan pangan
Meningkatnya Ketersedian Kkal/kap 3.600 3.750 3.900 4.000 4.100
Ketersedian Energi /hr
Pangan
Ketersedian Gr/kap/h 86 88 90 92 94
Protein r
Meningkatnya Jumlah desa pekon Berdasarkan peta Jumlah desa Analisa peta
penanganan yang bebas FSVA Kabupaten yang statusnya kerawanan
daerah rawan
pangan dari status Lampung Barat naik, dari dan
rawan masih terdapat 2 prioritas 1 ketahanan
pangan desa yang masuk menjadi pangan (FSVA)
kategori prioritas 1 prioritas yang
SASARAN PROGRAM/
PROGRAM / KEGIATAN / SUB ANGGARAN /
KEGIATAN / SUB VOLUMEN
KEGIATAN PAGU
KEGIATAN
• Kondisi 2:
Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan kinerja semakin
rendah maka digunakan rumus:
Tercapai/ Sesuai
= 100%
Target
Dan predikat capaian kinerja untuk realisasi capaian kinerja yang tidak
tercapai (< 100%) dengan pendekatan Permendagri nomor 54 Tahun
2010, sebagai berikut :
Capaian
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
%
Jumlah
Melampaui Belum Mencapai
No Misi Indikator Sesuai Target
target Target
Sasaran
Jumlah
No Kategori Persentase
Indikator
A. Misi 1 3
1 Melebihi/Melampaui Target 0 0.00 %
2 Sesuai Target 3 100.00 %
3 Tidak Mencapai Target 0 0.00 %
Sasaran 1
Realisasi
Jumlah
Indikator Kinerja Satuan Target TW TW
TW I TW III Realisasi
II IV
Sasaran 2
Tingkat 4.000
Ketersediaan (Kal/Kap/hr) 4.000 4.000 4.000 4.000
energi
Tingkat 92
Ketersediaan (Gr/Kap/hr) 95 95 95 95
protein
Sasaran 3
Realisasi
Satua Jumlah
Indikator Kinerja Target
n TW I TW II TW III TW IV Realisasi
Tingkat Keamanan
> 80 % 99.98 99.98
Pangan Segar (PPH 99.98
% - 100 %
Konsumsi)
Dari tabel didari table diatas dapat diketahui, bahwa capaian kinerja yang
diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Tingkat 95 94 102 %
Ketersediaan Gr/Kap/hr Gr/Kap/hr
protein
100,0
80,0
60,0
Persen
20,0
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Pada aspek ini memberikan gambaran tetang kemudahan akses pangan bagi
masyarakat, hal tersbut tentunya sangat dipengaruhi oleh tingkat daya beli
masyarakat akan komoditi pangan Kesetabilan harga pada tingkat konsumen
tidak terlepas dari kestabilan pasokan pangan baik yang bersumber dari
produksi dalam daerah dan yang berasal dari luar daerah. Jika dilihat dari
tingkat produsi beras lampung barat selama tahun 2021 yang mencapai
129.556. Ton, dengan jumlah beras yang masuk ke lampung barat sebesar
3.600 Ton maka tingkat pasokan pangan pokok (beras) sebesar 132.556 Ton.
Pada tahun 2021 dilampung barat harga rata – rata beras medium ditingkat
konsumen sebesar Rp.10.521/kg, dengan tingkat koevisien variasi (CV) di 1,1
%, Tingkat kesetabilan harga gabah ditingkat petani merupakan vaktor
12.000
10.000
8.000
Rupiah/Kg
6.000
4.000
2.000
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
GKP TK PETANI 4.250 4.440 4.560 4.625 4.950 4.685 5.300 5.300
GKG TK PENGGILINGAN 4.545 4.825 4.925 5.100 5.250 5.137 5.500 5.500
BERAS UMUM TK KONSUMEN 8.039 8.694 8.925 9.280 10.293 10.521 10.256 10.500
1 Balik Bukit 11,000 10,000 - 6,000 5,000 3,000 3,000 65,000 40,000 38,000 140,000 13,000 27,000 30,000 14,000 50,000
2 Sukau 11,000 10,000 7,500 7,000 6,500 3,000 3,500 55,000 32,500 38,000 130,000 18,000 25,000 35,000 17,000 55,000
Lumbok
3 Seminung 12,000 11,000 9,500 - 10,000 5,000 4,000 60,000 40,000 40,000 140,000 14,000 25,000 40,000 13,000 45,000
4 Batu Brak 12,000 11,000 - 6,000 5,500 5,000 5,000 22,000 25,000 35,500 - 17,000 24,250 28,750 15,000 30,000
5 Belalau 11,000 10,000 - 6,000 5,500 3,000 5,000 47,500 35,000 35,000 - 15,000 25,000 35,000 14,000 45,000
6 Batu Ketulis 12,000 11,000 10,000 6,000 5,000 4,000 5,000 60,000 33,750 42,250 120,000 14,000 25,000 26,250 15,000 64,500
7 Sekincau 12,000 11,000 - 6,000 - 3,500 4,000 70,000 50,000 27,000 120,000 13,000 25,000 30,000 14,000 42,500
8 Pagar Dewa 12,000 11,000 10,000 9,000 7,500 4,000 5,000 48,750 33,750 40,000 130,000 14,000 24,000 35,000 15,000 30,000
9 Way Tenong 12,000 11,000 10,000 - 6,000 3,000 4,000 63,750 33,750 40,000 120,000 14,000 28,000 26,250 15,000 60,000
10 Air hitam 12,000 10,500 9,500 - 6,000 2,500 5,000 63,750 25,000 45,000 120,000 15,000 27,750 25,750 15,000 65,000
11 Gedung Surian 12,000 11,000 9,500 - 10,000 5,000 4,000 65,000 40,000 40,000 140,000 14,000 24,000 40,000 13,000 45,000
12 Kebun Tebu 11,000 9,000 8,500 10,000 5,000 5,000 5,000 58,750 30,000 35,000 120,000 14,000 25,000 26,500 15,000 30,000
13 Sumber Jaya 11,000 10,000 9,000 6,000 - 2,500 4,000 60,000 40,000 25,000 120,000 13,000 26,000 25,000 14,000 40,000
14 Suoh 14,000 8,500 - - - 2,500 5,500 50,000 35,200 29,000 135,000 15,000 28,000 36,000 17,000 42,000
Bandar Negri
15 Suoh 14,000 8,500 - - - - - 65,000 40,000 31,000 135,000 15,000 35,000 32,000 15,000 40,000
14,53
RATA-RATA 11,933 10,233 9,278 6,889 6,545 3,643 4,429 56,967 35,597 36,050 128,462 3 26,267 31,433 14,733 45,600
CV (%) 0.04 0.03 0.07 0.02
0.08 0.10 0.11 0.15 0.15 0.27 0.23 0.02 0.03 0.03 0.01 0.07
Tabel 3.10. Perkembangan Harga Pangan Strategis lampung Barat tahun 2021
90,0
89,0
88,0
87,0
89,3
Tabel
86,0 15. Pola Pangan Harapan Aktual Kabupaten Lampung
88,4 Barat
88,1
87,6
Tahun
85,0 2021 86,6
85,7 85,9
84,0 85,1
Grafik 3.3. Pola Pangan Harapan Aktual Lampung Barat 2013 – 2021
83,0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Untuk mencapai target dari tujuan yang tertuang didalam renstra dinas
ketahanan pangan maka ditetapkan 3 sasaran strategis dinas ketahanan
pangan selama 5 tahun (2018-2022) dengan tingkat capain sebagai dan
perbandingan dengan target akhir renstra sebagai berikut
Jumlah
desa
yang
bebas
1 pekon 1 1 100.00 1 1 100.00 1 1 100.00 1 1 100.00
dari
status
rawan
pangan
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas
– FSVA) merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis
dari hasil analisa data indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan.
Informasi dalam FSVA menjelaskan lokasi wilayah rentan terhadap
kerawanan pangan dan indikator utama daerah tersebut rentan terhadap
kerawanan pangan.
Indikator pada aspek ketersediaan pangan adalah (1) Rasio luas lahan baku
sawah terhadap luas lahan total; (2) Rasio jumlah sarana dan prasarana
ekonomi terhadap jumlah rumah tangga. Indikator pada akses pangan adalah
(1) Rasio penduduk dengan tingkat kesejahteraan terendah terhadap total
jumlah penduduk; (2) Desa dengan akses penghubung kurang memadai.
Indikator pada aspek pemanfaatan pangan adalah: (1) Rasio rumah tangga
PRIORITAS KETERANGAN
Daerah dengan Prioritas 1 Daerah rawan pangan dengan tingkat
kerawanan pangan tinggi
Daerah dengan Prioritas 2 Daerah rawan pangan dengan kategori
s/d 3 rentang pangan
11%
11%
78%
Dari table diatas sampai dengan tahun 2021 sudah ada dua pekon tang
terentaskan dari status rawan pangan dengan tingkat kerawananan tinggi
yaitu pekon Temelang, Pekon Sumber rejo dan Pekon Pancur Mas , sampai
dengan 2022 di targetkan dilampung barat sudah tidak ada lagi desa rawan
pangan dengan prioritas 1. Sampai dengan tahun ini penaganan daerah
rawan pangan mencapai 90 % dari target masa akhir restra sebanayak 5
pekon. Untuk mencapai target sasaran tersebut maka di ambil langkah –
langkas sebagai solusi sebagai berikut :
1. Mendorong peningkatan produksi pangan daerah
2. Pemenuhan pangan bagi masyarakat miskin baik kronik mupun
transien
3. Memperkuat cadangan pangan daerah
4. Memperkuat kelembagaan pangan
5. Merlakukan intervensi dari berbagai stockholder dan dinas terkait
untuk meningkatkan ketahanan pangan wilayah dengan cara
mengarahkan kegiatan yang bersifat padat karya sehingga dapat
meningkatkan kesejahtraan masyarakat
Sasaran kelompok bantuan gabah pengisian gabah pada tahap ini adalah
kelompok baru yang belum pernah menerima bantuan yang sama pada
tahun-tahun sebelumnya, aktif dan berkomitmen dalam memanajemen
bantuan pemerintah dengan baik sesuai tujuan kegiatan. Selain
penyaluran gabah untuk pengisian lumbung pangan masyarakat, pada
tahun 2021 ini Kabupaten Lampung Barat juga melaksanakan kegiatan
bersumber Dana Alokasi Khusus Penugasan Bidang Pertanian (Ketahanan
Pangan) untuk Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan Sarana
Pendukungnya di Wilayah Sentra Produksi Padi yang terdiri dari 4
komponen yaitu:
sampai dengan tahun 2021 kelompok lumbung pangan yang sudah dibina
dan di beri bantuan pengisian sebagai berikut :
DATA KELOMPOK LUMBUNG PENERIMA BANTUAN GABAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2021
Gabah
pengisian
lumbung
7.000kg,
timbangan
duduk 1 unit,
alat ukur
kadar air 1
unit (APBD)
Tingkat kkl/kap/
3.420 3.75
Ketersedia hari dan 0. 3.600 0. 3900 0. 4.000 4.000
1 / 0 / 100.00
an energi gr/kap/ 00 / 86 00 /90 00 / 92 / 95
84,9 88
dan protein hr
No. Kelompok Energi % AKE Bobot Skor riil Skor PPH Skor Maks Ket
Bahan Pangan (Kalori)
1. Padi-padian 2.559 106,6 0,5 53,32 25,00 25,0 +
2. Umbi-umbian 137 5,7 0,5 2,85 2,50 2,5 +
3. Pangan Hewani 190 7,9 2,0 15,87 15,87 24,0 -
4. Minyak dan Lemak 231 9,6 0,5 4,80 4,80 5,0 -
5. Buah/biji berminyak 49 2,0 0,5 1,02 1,00 1,0 +
6. Kacang-kacangan 114 4,7 2,0 9,49 9,49 10,0 -
7. Gula 491 20,5 0,5 10,23 2,50 2,5 +
8. Sayuran dan buah 229 9,6 5,0 47,76 30,00 30,0 +
9. Lain-lain - - - - - -
Jumlah 4.000 166,7 145,35 91,16 100,0
Perkembangan Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak Per Kapita Per Hari
Tahun 2021
Energi Protein Lemak
Kelompok Bahan Pangan
(Kalori/Ha (Gram/Hari (Gram/Hari)
(1) (2) (3) (4)
KETERANGAN
"*) Rumput Laut masuk kelompok ikan.
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Energi 2.541 2.815 2.816 3.420 3.643 3.750 3.900 4.000
Protein 76 75 76 85 93 88 90 95
100,1
Umbi-umbian 129,1 129
60,3
Pangan Hewani 155,6 258
196,8
Minyak dan Lemak 423,1 215
35,0
Buah Biji Berminyak 22,6 64,5
96,1
Kacang-kacangan 103,3 107,5
86,1
Gula 92,6 107,5
113,0
Sayur dan buah 145,8 129
31,6
Lain-lain 20,4 64,5
Selain energi, protein merupakan zat gizi yang penting bagi tubuh.
Protein hewani dan nabati merupakan zat pembangun dalam tubuh
untuk membentuk sel-sel baru. Untuk itu konsumsi protein
rumahtangga harus mendapatkan perhatian agar tercukupi sehingga
setiap anggota rumahtangga dapat hidup sehat. Konsumsi protein
aktual pada Wilayah Perikanan adalah 88,5 gr/kapita/hari, Wilayah
Pertanian 53,8 gr/kapita/hari dan Wilayah Lainnya sebesar 67,9
gr/kapita/hari dengan konsumsi rata-rata adalah 59,4 gr/kapita/hari.
1. Padi-padian 1196,3 52,3 55,6 0,5 26,1 27,8 25,0 2,8 25,0
2. Umbi-umbian 129,1 5,6 6,0 0,5 2,8 3,0 2,5 0,5 2,5
Pangan
3. 155,6 6,8 7,2 2,0 13,6 14,5 24,0 -9,5 14,5
Hewani
Dari Tabel 16. dapat dilihat bahwa Wilayah Perikanan memiliki skor
PPH sempurna yaitu 100. Hal ini mengindikasikan bahwa situaisi
90,0
89,0
88,0
87,0
89,3
86,0 88,1 88,4
87,6
85,0 86,6
85,7 85,9
84,0 85,1
83,0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
10.000
8.000
Rupiah/Kg
6.000
4.000
2.000
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
GKP TK PETANI 4.250 4.440 4.560 4.625 4.950 4.685 5.300 5.300
GKG TK PENGGILINGAN 4.545 4.825 4.925 5.100 5.250 5.137 5.500 5.500
BERAS UMUM TK
8.039 8.694 8.925 9.280 10.293 10.521 10.256 10.500
KONSUMEN
2,0
1,1 1,1
Dari table yang tersaji diatas maka dapat dianalisa sebagai berikut.
1. Tingakat kesetabilan harag pangan pokok (Beras) cendrung stabil ini dapat
dilihat pada tahun 2020 dengan tingkat koevisien variasi sebesar (CV 1.1 %)
dengan harga rata – rata sebesar 10.521 kg, dan pada tahun 2021 tingkat
koevisien variasi (CV 1.0 %) dengan tingkat rata – rata harga beras sebesar
10.500/kg.
2. Secara quantitas harga pangan pokok (beras) mengalami penurunan harga
sebesar Rp. 21 / kg, tetapi hal tersebut tidak berpengaruh pada gejolak
harga pangan karena di imbangi dengan peningkatan pendapatan dan daya
beli pada tingkat masyarakat
Pencapaian kinerja pada tahun 2021 telah berada di atas target yaitu dari target
CV<10% tercapai CV=1,1%. Atau tingkat capaian sebesar 100%. Pemantauan harga
pangan strategis dilakukan secara rutin setiap tahun dan dilaporkan secara rutin
secara online pada website Kementerian Pertanian setiap minggu oleh petugas harga
pangan. Jika dibandingkan dengan capaian CV tingkat nasional sebesar 2,5% maka
stabilitas harga beras di Kabupaten Lampung Barat lebih rendah dibandingkan
dengan rata-rata nasional.
Tingkat
Keaman lebih lebih lebih lebih
0.0 0.0 0.0 100.0
1 an % dari8 dari8 dari8 99.28 dari8 99.98
0 0 0 0
Pangan 0% 0% 0% 0
Segar
1,347,014,100,- 1,345,134,200,-
PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN 99.86 %
IV
KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT
122,866,000,- 122,673,900,-
99.84 %
V PROGRAM PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
Konsumsi Protein 59
(gr/kap/hr
)
PROGRAM Jenis produk 1 Jenis 99.84
122,866,000,- 122,673,900,-
PENGAWASAN pangan segar yang
%
KEAMANAN PANGAN dilakukan
pengawasan
Pelaksanaan Jenis produk 1 Jenis
Pengawasan Keamanan pangan segar yang
122.866.000 122.673.900 99.84
Pangan Segar Daerah dilakukan
Kabupaten/Kota pengawasan
4.896.186.900 4.641.950.612
TOTAL 94.81
. .
Tingkat 90 92 95
Ketersediaan Gr/Kap/hr Gr/Kap/ Gr/Kap/
protein hr hr
Grafik 3.13. capain Kinerja dan realisasi Anggarah tahun 2020 – 2021
120
100
100 98,77 100
80 94,81
60
%
40
20
1,23 5,19
0
2020 2021
Capain Kinerja 100 100
Realisasi Anggaran 98,77 94,81
Efisiensi 1,23 5,19
NO URAIAN REALISASI
EVISIENSI 5.19 %
Tingkat capain kinerja dianas ketahanan pangan pada tahun 2021 sebesar 100,
% dan tingkat capaian realisasi anggran 94,81 dari total anggaran sebesar Rp.
4.896.186.900 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.641.950.612, terdapat
evisiensi sumberdaya pada tahun 2021 sebesar 5.19 % maka dapat disimpulkan
bahawa dengan sarana dan prasarana yang tercantu diatas, dinas ketahanan pangan
kabupaten lampung barat dapat mememaksimalkan kinerja dinas yang sudah
ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020, meskipun masih terdapat beberapa
kegiatan yang sudah tercantun di dalam renstra dinas belum dapat dilaksanakan
untuk mendukung pembangunan ketahanan pangan di kabupaten lampung barat.
Jika dibandingkan pada tahun 2020 tingkat evisensi sumberdaya sebesar 1,23 %
maka terdapat kenaikan evisiensi sumberdaya sebesar 3.96 % pada tahun 2021
5 5,19
4
%
3 2,84
2
1 1,23
0
2019 2020 2021
Evisiensi Sumber daya 2,84 1,23 5,19
4.1 Kesimpulan
1. Masih banyak jenis bahan pangan yang belum mampu dipenuhi dari
produksi dalam daerah tetapi masih diimpor dari luar daerah seperti
daging ayam, telur, kacang-kacangan, dan lainnya
2. Ketersediaan data kurang tepat waktu
3. Kurang optimalnya sarana dan prasarana petugas pemantau harga
pangan pokok strategis
4. Tingkat daya beli masyarakat Lampung Barat yang belum baik dan
cenderung fluktuatif yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan