Desain Cover :
Rulie Gunadi
Sumber :
www.shutterstock.com
Tata Letak :
Amry Rasyadany
Proofreader :
Avinda Yuda Wati
Ukuran :
vi, 78 hlm, Uk: 14x20 cm
Cetakan Pertama :
April 2021
PENERBIT DEEPUBLISH
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/DIY/2012)
Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/Faks: (0274) 4533427
Website: www.deepublish.co.id
www.penerbitdeepublish.com
E-mail: cs@deepublish.co.id
2. Proses Perencanaan
Perbedaan berikutnya ada pada perencanaan kegiatan,
bagi pedagang perencanaan adalah hal yang tidak begitu
penting. Sebab fokus utamanya adalah menjual produk
sebanyak mungkin bagaimanapun caranya.
Sedangkan pebisnis biasanya akan menyusun rencana
baik itu rencana jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Sistem Kerja
Penjual biasanya menjadi
sosok yang bekerja keras karena
semua pekerjaan dilakukan
sendiri. Sedangkan pengusaha
selain bekerja keras juga
cenderung bekerja secara
cerdas dengan membentuk tim
dan manajemen. Sehingga
setelahnya tinggal fokus
melakukan monitoring.
Sumber:
https://business.tutsplus.com/id/tutorials/how-to-overcome-
your-fear-of-sales-and-rejection--cms-28466 (Celine
Roque, 2017) akses: 1 Des 2020 jam 09.00 WIB.
http://www.reesays.com/tips-bisnis-4-cara-mengatasi-rasa-
takut-nggak-bisa-jualan/ (Riana, 2016) akses: 1 Des 2020
jam 09.00 WIB.
1. Who
Pertanyaan pertama adalah who atau siapa? Jadi, dalam
menyusun strategi pemasaran buku pendidikan kamu terlebih
dahulu harus menentukan siapa target pasar. Apakah kalangan
ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, orang kantoran, tenaga
pendidik, dan lain sebagainya.
Sebab dengan target pasar yang berbeda maka teknik
pendekatan dan bahasa marketing-nya pun akan ikut berbeda.
Inilah alasan kenapa setiap perusahaan punya strategi khas
untuk menggaet minat konsumennya.
2. Where
Pertanyaan kedua adalah where atau di mana, yakni
mengetahui di mana lokasi calon target pasar. Apakah di
kampus, sekolah, pasar, kawasan perumahan, atau yang
lainnya? Sebab lokasi ini akan membantu menentukan di mana
kegiatan promosi ideal untuk dilakukan.
Sehingga kegiatan promosi tersebut bisa dilihat langsung
oleh target pasar, yang tentu meningkatkan efektivitasnya. Hal
ini tentu berlaku untuk pemasaran online dan offline. Misalnya
jika target pasar adalah anak muda, maka bisa memilih media
promosi di sosial media populer.
4. When
Pertanyaan berikutnya
adalah when atau kapan,
yakni bertujuan untuk
mengetahui kapan kamu bisa
menjual produk buku
pendidikan? Apakah dijual
hanya di jam operasional
kantor pada umumnya atau
disesuaikan kondisi?
Jika kamu menjadi reseller
buku pendidikan sebagai
sampingan maka bisa dikerjakan di
jam kosong. Misalnya setelah jam kantor
5. Why
Berikutnya adalah why atau kenapa, yakni untuk
mengetahui alasan terkuat kenapa pembeli harus membeli buku
tersebut di tempatmu. Sebab pesaing dengan buku yang sama
mungkin ada, sehingga kamu harus punya alasan.
Alasan ini menjadi ciri khas sekaligus keunggulan buku
yang kamu jual dibanding kompetitor. Misalnya jaminan
memperoleh buku asli bukan buku bajakan dan bukan juga
buku second. Bisa juga menawarkan promo bundling yang tidak
disediakan kompetitor.
6. How
Terakhir adalah how atau bagaimana, dan tujuannya
adalah menentukan bagaimana buku-buku pendidikan ini kamu
jual. Apakah hanya ditawarkan langsung ke calon pembeli?
Atau memilih berjualan di sosial media, website, marketplace,
stand pameran, dan sebagainya?
Menentukan media untuk berjualan penting agar bisa
menyiapkan segala yang dibutuhkan. Supaya bisa tampil
profesional, dan mendapatkan kepercayaan dari pembeli.
Setelah merumuskan 5W 1H tersebut maka kamu bisa
lebih mudah dalam melakukan pemasaran buku pendidikan.
Sebab sudah tahu akan menjual apa, bagaimana menjualnya,
memahami kelebihan produknya, dan sebagainya.
1. Disesuaikan Data
Cara pertama untuk menentukan target penjualan adalah
disesuaikan dengan data penjualan bulan sebelumnya. Misalnya
di bulan Januari penjualan buku mencapai 10 eksemplar untuk
judul acak.
Maka untuk menentukan target di bulan Februari adalah
ada peningkatan sekian persen dari bulan Desember tadi.
Misalnya dinaikkan 50 persen, maka target penjualan bulan
Februari menjadi 15 eksemplar buku.
2. Bisa Diukur
Target penjualan yang dibuat juga sebaiknya bisa diukur,
baik itu dengan angka maupun dengan value yakni dihitung
dengan nominal uang. Tentukan ukuran target yang akan
dipakai, dan pastikan bisa diukur.
Misalnya target memakai eksemplar, maka dalam sebulan
ada angka sekian eksemplar yang harus atau diusahakan
4. Target Realistis
Cara berikutnya adalah menentukan angka target
penjualan secara realistis. Yakni diseimbangkan dengan banyak
faktor yang mempengaruhi penjualan buku pendidikan.
Misalnya saja di tengah musim liburan, tentu angka
penjualan akan menurun dibanding musim belajar berjalan.
Jadi, menentukan target juga harus disesuaikan dengan
beberapa faktor supaya lebih realistis.
Sumber:
https://ninosutrisno.wordpress.com/2013/03/15/5-w-1-h-
sebagai-strategi-marketing-bisnis/ (Nino Sutrisno,
Maret 2013). Akses: 6 Jan 21 jam 08:00 WIB.
https://www.contentplant.com/content-marketing-5w-1h-
company-needs-combination/ (Dakshita Sinha) akses: 6
Jan 21 jam 08.00 WIB.
1. Mengutamakan Passion
Karakter pertama yang dimiliki oleh sebagian besar
kalangan milenial adalah mengutamakan passion. Setiap kali
hendak memutuskan apapun mereka akan menghubungkan
dengan passion yang dimiliki.
Jika memang mendapatkan tawaran produk atau jasa
yang berhubungan dengan passion tersebut, mereka akan selalu
mengambil tawaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, sehingga
seolah-olah mereka sudah menemukan jati diri dan
menjadikannya sebagai patokan dalam mengambil keputusan
apapun.
Sumber:
https://interactive.co.id/blog/10-karakteristik-generasi-
millenial-yang-wajib-anda-ketahui-sebelum-
mempekerjakan-mereka-169.html (Anonim (Interactive
Crew) Sept 2019) akses: 6 Jan 2021 jam 08,00.
https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/karakter-
millennials-dan-cara-menjangkau-mereka-melalui-
tema-politik-1 (Dimas Gityandraputra, Mei 2020) akses:
6 Jan 2021 jam 08.00 WIB.
Sumber:
https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-customer-focus/ (Sugi
Priharto, Agustus 2020) akses: 6 Jan 2021 jam 09.00
WIB.
https://glints.com/id/lowongan/customer-
oriented/#.YC4o9iQzbIV (Irene Anindyaputri, April
2020) akses: 6 Jan 2021 jam 09.00 WIB.
2. Menggunakan Gambar
Melakukan pemasaran dengan bantuan media iklan
ternyata lebih efektif merangsang keinginan orang membeli
produk yang diiklankan dengan gambar. Sehingga saat
7. Memberi Sugesti
Memberikan sugesti juga efektif memotivasi seseorang
untuk melakukan pembelian buku yang kamu jual. Misalnya
menyugesti bahwa buku kamu adalah buku termurah dibanding
reseller lain.
Bisa juga memberi sugesti bahwa pelayanan yang kamu
berikan adalah yang paling profesional dan memuaskan. Lalu,
bagaimana memberi sugesti tersebut? Tentu saja dengan
mengoptimalkan kualitas layanan dan produk.
Pastikan kamu memberi pelayanan yang bagus dan selalu
mampu memberikan jawaban atas kebutuhan calon pembeli.
Sekaligus harus memastikan buku yang dijual minim kesalahan
cetak, kesalahan packing, kesalahan pengiriman, dan kesalahan
lainnya.
Melakukan 7 hal di atas akan membantu meningkatkan
motivasi calon pembeli untuk melakukan pembelian. Tentunya
Sumber:
https://elitemarketer.id/mindset/8-alasan-psikologis-mengapa-
orang-membeli-produk-anda/ (anonim). Akses: 6 Jan
2021 jam 10.00 WIB
Sumber:
https://accurate.id/bisnis-ukm/kompetitor-adalah/ (Ibnu Ismail,
Des 2020) akses: 6 Jan 21 jam 10.00 WIB.
https://kumparan.com/karjaid/4-tips-bersaing-sehat-dengan-
kompetitor-dalam-berbisnis-1t4zJvcf6r7 (Karja, Maret
2019) akses: 6 Jan 21 jam 10.00 WIB.
https://majoo.id/blog/detail/rahasia-cara-mengelola-usaha-agar-
tahan-menghadapi-persaingan (Nisa Destiana, Des
2019) akses: 6 Jan 21 jam 10.00 WIB.
1. Melakukan Promosi
Menjual buku akan lebih cepat dan mudah laku jika
melakukan promosi, promosi di sini tidak melulu berupa
pemberian diskon. Kamu bisa mencoba menawarkan judul buku
yang beberapa minggu ke depan akan dirilis.
3. Memberdayakan Jaringan
Jika selama ini cenderung kuper (kurang pergaulan) dan
sangat kurang percaya diri menawarkan buku yang dijual.
Maka mulailah untuk membuka diri, dimulai dari hal sederhana
yang sangat mungkin dilakukan.
Misalnya mencoba aktif di grup alumni semasa sekolah
maupun kuliah. Tawarkan buku yang dijual kepada member
grup lainnya. Bisa jadi teman alumni ada yang menjadi dosen
dan membutuhkan buku pendidikan. Setiap peruntungan perlu
5. Titip Jual
Cara berikutnya adalah dengan titip jual, khusus untuk
buku fisik atau buku yang dicetak. Kamu bisa menitipkannya di
toko suvenir, toko baju yang dimiliki teman atau keluarga, dan
sebagainya. Sehingga pelanggan mereka akan berpotensi
menjadi pelanggan buku-bukumu.
Selain melakukan cara-cara di atas, untuk mendukung
peningkatan penjualan buku. Kamu sebaiknya juga
menghindari beberapa kesalahan berikut ini:
Cenderung memaksa calon pembeli, yang membuat
mereka tidak nyaman dan enggan berurusan dengan kamu lagi.
Tidak disiplin dalam mempromosikan buku yang dijual,
padahal promosi dibutuhkan selama bisnis reseller buku ini
kamu jalankan agar tetap eksis dan angka penjualannya terus
naik dan memuaskan.
Tidak memberi layanan profesional sehingga cenderung
jutek atau judes dalam menjawab pertanyaan calon pembeli.
Sumber:
https://birokratmenulis.org/delapan-cara-jitu-menjual-buku-ala-
yudisrizal/ (Yudisrizal, April 2018) akses: 23 Des 2020
jam 10.00 WIB.
1. Paham Produk
Skill atau kemampuan dan keterampilan pertama yang
perlu kamu miliki sebagai reseller buku pendidikan adalah
pemahaman produk. Jadi, sebelum kamu menawarkan buku
apapun sebaiknya pahami dulu produknya seperti apa.
Jika sudah tahu karakter buku yang dijual, dan sistem
ordernya di pusat seperti apa. Barulah kemudian ditawarkan
kepada masyarakat luas yang masuk kategori konsumen
potensial.
8. Interpersonal
Interpersonal adalah sebuah skill emas, dikatakan
demikian karena berharga dan kaya manfaat untuk
mendongkrak penjualan. Interpersonal sendiri merupakan
kemampuan bersosialisasi yang baik.
Kemampuan ini dibutuhkan reseller buku untuk bisa
melakukan pendekatan yang efektif kepada pembeli atau
konsumen. Baik itu dengan cara menjadi pendengar yang baik,
manajemen masalah, komunikasi, berpikir secara kreatif,
kesabaran, diplomasi, dan lain sebagainya.
11. Ketekunan
Skill berikutnya yang perlu kamu kuasai adalah tekun
atau ketekunan, mengapa? Sebab yang namanya berjualan
suatu produk dijamin ada masa naik turun. Selain itu akan ada
Sumber:
https://glints.com/id/lowongan/skill-utama-sales-
executive/#.YC4ssiQzbIV (Shely Napitupulu, Jan 2021).
Akses: 23 Jan 21 jam 11.00 WIB
https://www.ekrut.com/media/8-skill-ini-kamu-butuhkan-
untuk-jadi-sales-yang-sukses (Tsalis Anisa, Oktober
2020) akses: 23 Jan 21 jam 11.00 WIB.
3. Melakukan Evaluasi
Langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi, sebab
ada banyak kemungkinan kenapa calon pembeli menolak buku
yang ditawarkan. Bisa karena harga yang diberikan terlalu
tinggi sehingga perlu mengecek kompetitor untuk kemudian
disesuaikan agar tidak ada lagi pembeli yang kabur.
Sumber:
https://accurate.partners/news/6-cara-mendapatkan-testimoni-
pelanggan/ (Rumi, Juli 2020) akses: 23 Jan 21 jam 11.00
WIB.
2. Waktu Follow Up
Dasar penting berikutnya adalah menentukan waktu
untuk melakukan follow up. Usahakan tidak mengganggu jam
sibuk dari pembeli tersebut, lebih detail bisa menanyakan
ketersediaan waktunya.
Bisa juga dengan melakukan inisiatif sendiri yakni
melakukan follow up di jam-jam senggang. Misalnya di malam
hari antara jam 7 sampai jam 10 malam, di mana kebanyakan
orang sudah mulai istirahat atau menghentikan kesibukannya.
Bisa juga di jam istirahat misalnya di jam-jam makan
siang, sehingga potensi skrip follow up yang dikirim cepat
dibaca dan mendapat balasan.
Sedangkan untuk teknik follow up, berikut beberapa yang
bisa dicoba atau diterapkan:
4. Teknik SKSD
Teknik kedua adalah SKSD alias Sok Kenal Sok Dekat,
dan bisa disesuaikan dengan kondisi. Jadi semisal pembeli
menyampaikan tidak jadi melakukan pembelian dan tanpa
alasan yang jelas.
Sumber:
https://seomuda.id/2-teknik-jitu-follow-up-agar-cepat-closing/
(Anonim Juli 2018) akses: 23 Des 2020 jam 10.00 WIB.
https://bukutansi.com/teknik-follow-up-calon-customer/
(Anonim) akses: 23 Des 2020 jam 10.00 WIB.
6. Mencetak Katalog
Khusus untuk kamu yang menjual buku pendidikan
secara konvensional atau offline, maka katalog yang sudah
disusun perlu dicetak. Tentukan jenis kertas dan ukurannya
terlebih dahulu baru mencari jasa cetak yang berkualitas namun
tetap murah meriah.
Hasil cetakan kemudian bisa dijadikan sampel atau
brosur untuk dibagikan kepada calon pembeli potensial. Bisa
juga dibagikan ketika mengikuti suatu event, misalnya pameran
buku dan pameran pendidikan.
Sehingga bisa dibagikan kepada peserta yang mengikuti
event tersebut. Semakin sering membagikan katalog, maka
semakin banyak yang mengetahui buku-buku yang dijual
sehingga bisa laku banyak.
Katalog yang dibuat juga bisa dibagikan secara digital,
artinya tidak perlu dicetak. Cukup dikirimkan lewat aplikasi
pesan instan, dm atau inbox di sosial media, email, dan
sebagainya. Sehingga bisa membagikan katalog ke banyak
orang tanpa mengeluarkan biaya cetak yang bisa jadi sangat
lumayan.
Sumber:
https://id.wikihow.com/Membuat-Katalog-Produk (anonim)
akses: 6 Jan 2021 jam 11.00 WIB.
Sekilas Tentang
Konten Marketing
Konten marketing
secara sederhana bisa
diartikan sebagai proses
menyajikan konten di sebuah media digital dengan unsur
marketing di dalamnya. Konten yang dibuat umumnya
mengandung unsur produk dan bisa pula secara tersirat melalui
penyampaian konten relevan.
1. Menentukan Tujuan
Langkah pertama dalam membuat konten marketing
untuk buku pendidikan yang dijual adalah menentukan tujuan.
Apakah tujuan kamu membuat konten ini sekadar menambah
jumlah pengikut di media sosial, branding nama toko, atau
fokus ke omzet penjualan.
Tujuan yang sudah ditentukan akan mempengaruhi
keseluruhan isi dari konten yang dibuat. Sebab kamu akan
fokus ke tujuan tersebut, misalnya jika tujuannya adalah
branding. Maka kamu cukup menampilkan informasi toko dan
produk buku dalam desain yang menarik dan kekinian.
7. Melakukan Tracking
Melakukan pemasaran buku pendidikan secara digital
memang memungkinkan kamu menjangkau lebih banyak
kalangan milenial. Namun tugas kamu pada dasarnya lebih dari
sekadar membuat dan mem-posting, sebab perlu melakukan
tracking.
Yakni mengecek dan melacak sampai sejauh mana
perkembangan konten marketing yang dibuat. Bisa dilihat dari
peningkatan jumlah pengikut, like, interaksi dari pengikut,
jumlah audiens, dan lain-lain.
Jika belum mendapatkan angka yang terus bertambah
maka perlu dilakukan evaluasi. Di sinilah fungsi tracking
tersebut, yakni untuk memperbaiki kesalahan dalam pembuatan
konten marketing maupun untuk lebih meningkatkan efeknya
Memahami bagaimana membuat konten marketing yang
efektif akan membantu memaksimalkan penjualan buku secara
online. Silahkan membangun akun di sosial media, kemudian
dihubungkan ke beberapa marketplace populer dan website jika
memang ada. Supaya bisa meningkatkan transaksi penjualan di
berbagai platform jualan online
Sumber:
https://elitemarketer.id/content/membuat-strategi-content-
marketing-dengan-8-langkah-mudah/ (Anonim) akses: 6
Jan 2021 jam 11.00 WIB.
4. Merekam Video
Setelah latihannya selesai dan yakin bisa memberikan
intonasi dan ekspresi yang sesuai. Maka bisa berlanjut ke tahap
pembuatan video, yakni merekam video itu sendiri. Siapkan
peralatan yang diperlukan mulai dari kamera, tripod,
kameramen, background, dan lain-lain.
5. Melakukan Editing
Video marketing yang selesai direkam tentu tidak
mungkin di-posting dalam kondisi mentah, melainkan diedit
terlebih dahulu. Jadi, proses selanjutnya adalah melakukan
editing. Tujuannya untuk merapikan video tersebut, menambah
tulisan, memperbaiki kualitas suara, dan menyatukan potongan
video yang diambil dalam beberapa kali take.
Sumber:
https://masbos.com/4-keuntungan-promosi-menggunakan-
video-marketing-untuk-bisnis-online/ (anonim) akses: 6
Jan 21 jam 11.00 WIB.
http://internetmarketing.co.id/cara-membuat-konten-video-
iklan-yang-menarik/ (Retno Triastuti, Nov 2016) akses:
6 Jan 21 jam 11.00 WIB.
Sumber:
https://www.niagahoster.co.id/blog/cara-menggunakan-canva/
(Anonim, Nov 2019) akses: 23 Des 2020 jam 11.00 WIB.
https://www.doxadigital.com/doxa-tips/ini-dia-kumpulan-
alasan-mengapa-bisnis-anda-perlu-desain-grafis/
(Anonim, Des 2018) akses: 23 Des 2020 jam 11.00 WIB.