Anda di halaman 1dari 13

Nomor Dokumen : 440/ /RSUD-TJ/XI/2023

Terbit ke : 01
Nomor Revisi : 00
Tanggal diberlakukan : 1 2023

PANDUAN PELAYANAN STERILISASI


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TUGU JAYA

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGU JAYA
PANDUAN PELAYANAN STERILISASI

TANDA
TINDAKAN NAMA JABATAN TANGGAL
TANGAN
Ketua Komite 01 Oktober
Disiapkan
PPI 2023

Ketua Komite
01 Oktober
Diperiksa Manajemen
2023
Risiko&Mutu

01 Oktober
Disetujui Direktur
2023

ii
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................................................................i
Lembar Pengesahan...................................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................................................iii

BAB I DEFINISI...............................................................................................................................................1
A. Definisi..................................................................................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP...........................................................................................................................3


A. Ruang lingkup....................................................................................................................................3
B. Pengemasan......................................................................................................................................5
C. Metode sterilisasi..............................................................................................................................7

BAB III TATA LAKSANA............................................................................................................................8


A. Penatalaksanaan..............................................................................................................................9

BAB IV DOKUMENTASI........................................................................................................................... 10
A. Pendokumentasian.........................................................................................................................10

iii
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TUGU JAYA
NOMOR : 440/ /RSUD-TJ/ / 2023
TENTANG : PANDUAN PELAYANAN STRELISASI

BAB I
DEFINISI

A. DEFINISI
Sterilisasi adalah proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi pada pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu
indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi
nasokomial di rumah sakit, untuk mencapai keberhasilan tersebut maka dilakukan
pengendalian infeksi di rumah sakit.
Kegiatan sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
pencegahan infeksi. Kegiatan sterilisasi dapat dilakukan di masing- masing unit rumah
sakit ataupun di suatu pusat unit sterilisasi. Dimanapun kegiatan sterilisasi dilakukan di
rumah sakit, yang terpenting adalah kegiatan sterilisasi dilakukan menurut metoda yang
telah sesuai standar yang ditetapkan. Dengan hasil sterilisasi yang selalu terkontrol.
Untuk mencegah infeksi nosokomial yang terus meningkat maka perlu dilakukan
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Salah satu elemen
kegiatan PPI adalah sterilisasi.
1. Tujuan panduan sterilisasi
a. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi petugas medis RSUD Tugu Jaya untuk melakukan
pelayanan sterilisasi.
b. Tujuan Khusus
- Sebagai pedoman pelaksanaan sterilisasi di Rumah Sakit
- Agar pelaksanaan sterilisasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Rumah
Sakit
- Menghindari terjadinya komplikasi yang disebabkan kesalahan sterilisasi.
2. Ruang Lingkup
a. Panduan ini diterapkan kepada Pelayanan Sterilisasi di RSUD Tugu Jaya .
b. Pelaksana Panduan ini adalah petugas pelaksana sterilisasi di RSUD Tugu Jaya
3. Prinsip
a. Kegiatan sterilisasi harus meliputi: pembilasan, pembersihan, pengeringan,
inspeksi dan pengemasan, pemberi label, pembuatan, penyimpanan dan
distribusi.
b. Semua peralatan pakai ulang harus di bersihkan secara baik sebelum dilakukan
proses desinfeksi dan sterilisasi.

1
c. Pengeringan alat harus dilakukan hingga kering.
d. Setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya
e. Kegiatan sterilisasi dilakukan oleh petugas yang terlatih.
4. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Perawat/ petugas sterilisasi:
- Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.
- Melakukan proses sterilisasi alat dan bahan.
- Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk perawatan pasien.
- Mempertahankan standar yang telah ditetapkan.
- Mendokumentasikan setiap kegiatan yang telah dilakukan.
- Memberikan penyuluhan tentang hal – hal yang berkaiatan dengan masalah
sterilisasi
b. Kepala Instalasi/ Kepala Ruangan
- Memastikan kegiatan sterilisasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
- Mengidentifikasi setiap kelalaian yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan
sterilisasi dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah
terulangnya kembali insiden tersebut.
c. Direktur
- Memantau dan memastikan proses sterilisasi dan memastikan terlaksana
dengan baik di Rumah Sakit.
- Menetapkan kebijakan untuk mengembangkan atau mengatasi setiap masalah
yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan sterilisasi di Rumah Sakit.
5. Pengertian
a. Aerasi adalah pemaparan kemasan yang baru di sterilkan gas etilen oksida pada
sirkulasi udara untuk menghilangkan sisa gas etilen oksida
b. Antiseptic adalah desinfektan yang digunakan untuk permukaan kulit dan
membrane mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
c. Autoclave adalah suatu alat / mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan.
d. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemaran
mikroorganisme atau substansi lain yangberbahaya sehingga aman untuk
penanganan lebih lanjut termasuk perendaman, pencucian, desinfeksi sampai
sterilisasi.
e. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem termal atau
zat kimia.
f. Inkubator adalah alat atau mesin yang digunakan untuk dapat menghasilkan suhu
tertentu secara kontiniu untuk menumbuhkan kultur bakteri.
g. Infeksi Nasokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda atau gejala infeksi atau tidak dalam masa
inkubasi.
h. Lumen adalah lubang panjang dan kecil seperti pada kateter, jarum suntik
maupun pembuluh darah.
i. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
j. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia.
k. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.
l. Termokopel adalah sepasang kabel termoelektrik untuk mengukur perbedaan
suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin sterilisasi.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP
1. Tata laksana sterilisasi di rumah sakit
Aktivitas fungsional pusat sterilisasi:
a. Pembilasan : pembilasan alat yang telah digunakan tidak dilakukan diruang
perawatan.
b. Pembersihan : semua peralatan pakai ulang harus di bersihkan secara baik
sebelum dilakukan proses desinfeksi dan sterilisasi.
c. Pengeringan : pengeringan hasil pembersihan hingga kering.
d. Inspeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus diperiksa
kelengkapannya, sementara untuk bahan linen diperhatikan densitas maksimum.
e. Memberi label : setiap kemasan harus mempunyai label yang jelas isi dari
kemasan, secara sterilisasi, tanggal sterilisasi, dan kadaluarsa proses sterilisasi.
f. Pembuatan : membuat dan mempersiapkan kapas dan kasa balut kemudian
akan di strerilkan.
g. Sterilisasi : dilakukan oleh staf yang sudah diberikan latihan sterilisasi
sebelumnya.
h. Penyimpanan
i. Distribusi

2. Tahap-Tahap Sterilisasi Alat/ Bahan Medik


a. Dekontaminasi
Adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda/ benda yang
mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan. Sehingga
aman untuk proses-proses selanjutnya. Proses ini bertujuan untuk melindungi
pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah
melalui proses dekontaminasi tersebut dari penyakit-penyakit yang dapat
disebabkan oleh mikroorganisme pada alat kesehatan tersebut.
1) Menangani, Mengumpulkan dan Transportasi Benda-benda Kotor
- Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbah/ buangan di tempat pemakaian
oleh pekerja yang mengetahui potensi terjadinya infeksi dari benda-benda
tersebut.
- Benda-benda tajam dipisahkan dan di tempatkan di dalam kontainer yang
baik.
- Kain - kain pakai ulang di titipkan di tempat kotor dan di kembalikan ke
laundry
- Peralatan yang terkontaminasi langsung di bungkus dan dibawa ke ruangan
dekontaminasi.
- Peralatan yang terkontaminasi di bungkus di kantong plastik tertutup dan
tahan bocor, kantong tertutup, atau kontainer untuk menghindari tumpahan
atau penguapan dan di bawa segera mungkin setelah digunakan ke ruangan
dekontaminasi dengan karet tertutup.
- Semua cairan yang terkontaminasi di masukkan ke kontainer yang tahan
bocor , jika tidak mungkin di buang ke toilet atau sink sebelum membawa
peralatan yang kotor.
- Peralatan yang sudah di pakai di tutup dan di bawa dengan kereta tertutup.

3
- Alat- alat yang terkontaminasi di pisahkan secara fisik dari alat-alat yang
bersih.
- Alat-alat yang tidak di pakai dan tidak di buka kembali keruang
dekontaminasi untuk selanjutnya di steril ulang sebelum di distribusikan
kembali.
- Jika di perlukan pekerja yang menangani mengumpulkan dan membawa
alat-alat harus memakai alat pelindung.
2) Pembuangan Limbah
Limbah atau buangan harus di pisahkan dari alat-alat pakai ulang di tempat
pemakaian, diidentifikasi dan di buang menurut kebijakan rumah sakit.
3) Mencuci/ Cleaning
Semua alat-alat pakai ulang harus di cuci hingga benar-benar bersih sebelum
di desinfeksi dan disterilkan.
4) Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Point of Use
Pembersihan alat-alat pakai ulang yang terkontaminasi dimulai sesegera
mungkin setelah dipakai.
- Langsung dibungkus dan di bawa ke ruang dekontaminasi
- Di bersihkan dari kotoran yang besar-besar di tempat pemakaian sesuai
prosedur yang berlaku dan langsung dibungkus untuk menghindari cipratan,
tumpahan, atau penguapan sampai dibawa ke ruang dekontaminasi.
5) Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Ruang Dekontaminasi
- Di bongkar jika di rakit lebih dari satu komponen dan di buka semua
sambungan untuk memastikan seluruh permukaan tercuci bersih.
- Di sortir berdasarkan metode pembersihan
- Dibersihkan sebelum proses sterilisasi uap ataupun EO, karena baik uap
ataupun EO tidak dapat meresap dan membunuh mikroorganisme. Jika alat
tidak di bersihkan dengan baik terlebih dahulu, alat-alat ini tidak boleh
diproses dalam load yang sama seperti yang akan masuk ke terminal
sterilisasi. Aerasi yang baik dari alat-alat yang didekontaminasi dengan EO
juga harus terjadi sebelumnya.

3. Metode Merendam/ Membilas


Mencuci bersih adalah proses yang menghilangkan semua partikel yang
kelihatan dan hampir semua partikel yang tidak kelihatan dan menyiapkan
permukaan dari semua alat-alat agar aman untuk proses desinfeksi dan sterilisasi.
Mencuci dapat dilakukan secara manual ataupun mekanik ataupun kombinasi
keduanya. Karenanya untuk memastikan kebersihan dan tidak merusak alat serta
keamanan pekerja, alat-alat harus :
a. Dibongkar jika dirakit lebih dari satu komponen dan semua sambungan harus
dibuka.
b. Dimulai dengan merendam dalam air pada suhu 20 sampai 43 derajat celcius
selama 20 menit dan atau dalam produk enzim yang dapat melepaskan darah
dan zat-zat protein lainnya untuk mencegah koagulasi darah pada alat dan juga
membantu menghilangkan protein
c. Atau dapat juga dimulai dengan membilas dengan air keran yang mengalir untuk
melepaskan partikel-partikel kotoran
1) Mencuci secara manual

Beberapa macam alat atau instrumen perlu dicuci secara manual setelah
direndam. Pada proses ini alat atau instrumen harus :
- Dicuci didalam air untuk mencegah penguapan jika alat dapat tenggelam
atau direndam
- Dicuci menurut aturan produsen
- Dicuci dengan alat anti gores untuk mencegah kerusakan alat. Alat-alat
dengan lumens atau lubang kecil harus dibersihkan dengan sikat diameter
yang tepat. Sikat yang digunakan harus sterilkan setiap hari.
- Dibilas dengan air keran yang mengalir dengan suhu 45-55˚ untuk
menghilangkan detergen. Lebih baik lagi jika menggunakan air deionisasi
atau air suling
- Setelah dicuci dan dibilas dikeringkan dulu sebelum dilubrikasi (dengan
parafin) didisinfeksasi atau disterilkan.
2) Mencuci secara mekanik
Menggunakan mesin cuci dapat meningkatkan produktivitas dan lebih
aman bagi pekerja. Mesin cuci dapat dipilih sesuai kebutuhan :
- Pembersih ultrasonok melepaskan semua kotoran dari seluruh
permukaan alat-alat dan instrumen. Mesin ini tidak didisaign untuk
membunuh mikroorganisme tetapi dapat mencuci dengan bersih
- Ada dua tipe mesin cuci :
1. Melepaskan mikroorganisme dengan mencuci bersih
2. Menghancurkan mikroorganisme tertentu dengan berbagai variasi cuci
- Alat-alat pembersih ini juga harus dicuci secara rutin
- Penggunaaan detergen dan zat pembesih lainnya harus memperhatikan
rekomendasi produsen
3) Disinfeksasi
Memilih zat disinfeksasi kimia harus ditentukn berdasarkan alat dan
level disinfeksasi yang diperlukan untuk pemakaian tersebut. Untuk
menghancurkan mikroorganisme disinfektan dalam konsentrasi tertentu harus
kontak langsung dengan permukaan dalam waktu yang cukup lama untuk
terjadinya penetrasi ke dalam sel mikroba dan mendeaktifasi sel-sel patogen.
Karenanya sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk menghancurkan
mikroorganisme pada alat yang belum dibersihkan.

B. Pengemasan
Pengemasan yang dimagsud disini adalah termasuk semua material yang tersedia
untuk fasilitas kesehatan yang dirancang untuk membungkus, mengemas dan
menampung alat yang dipakai ulang untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian.
Tujuan pengemasan adalah untuk berperan terhadap keamanan dan efektivitas
perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
1. Prinsip pengemasan
a. Sterilan harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh permukaan
kemasan dan isinya
b. Harus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka
c. Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan
kontasminasi
2. Persyaratan bahan pengemas (sesuai metode sterilisas)
a. Harus tahan terhadap kondisi fisik seperti suhu tinggi kelembapan, tekanan dan
hisapan pada proses sterilisasi

5
b. Udara pada kemasan dan isinya harus bisa keluar
c. Sterilan pada proses uap, EO atau panaskering harus dapat menyerap dengan
baik pada seluruh Permukaan dan serat semua isi dan kemasan
d. Sterilan harus dapat dilepaskan pada akhir siklus sterilisasi
b. Syarat bahan kemasan secara umum
a. Dapat menahan mikroorganisme dan bakteri
b. Kuat dan tahan lama
c. Mudah digunakan
d. Tidak mengandung racun
e. Segel yang baik
f. Dibuka dengan mudah dan aman
g. Masa kadaluarsa jelas
3. Tipe bahan kemasan
a. Kertas
Kertas dapat digunakan sebagai bahan kemasan pada sterilisasi uap dan EO.
Kertas yang dapat digunakan pada kemasan sterilisasi adalah :
1) Kertas kraft yang medical grade
2) Kertas berlaminasi
Terdiri dari tiga lapisan, lapisan kedua mencegah penyerapan uap tetapi
berpori untuk udara sehingga harus dilipat sedemikian rupa agar proses
sterilisasi berlangsung dengan baik
3) Kertas mentega yang non-glaze bisa dipakai untuk sterilisasi uap tetapi
mudah sobek
4) Kertas krep
Menggantung dengan baik dan tidak mudah robek. Bisa dipakai untuk
embungkus sekaligus sebagai area steril (duk)
b. Film Plastik
Bahan plastik tidak dapat menyerap air baik berupa cairan ataupun uap
karenannya bahan plastik tidak dapat dipakai sebagai kemasan untuk sterilisasi
uap. Kantong biasanya dirancang dengan kertas disalah satu sisinya untuk
penetrasi uap. Pada umumnya kantong terdiri dari 2 bagian yaitu kertas dan
film. Secara umu terdapat tiga acuan standar didunia untuk produk kantong
steril yaitu standar jepang, eropa dan amerika. Gabungan dari ketiga standar
tersebut disebut harmonized standar.
c. Klain (linen)
Merupakan material paling tradisional yang digunakan sebagai pembungkus
steril. Keunggulan dari kain linen adalah
1. Kuat
2. Relatif murah
3. Nyaman

1. Tidak memiliki kemampuan menahan bakteri yang baik


2. Tidak memilki konsistensi kualitas yang yang baik
3. Mudah menyerap air
4. Banyak terdapat lint

d. Kain campuran
Campuran katun dan plastik memperbaiki kemampuan menghalangi bakteri
dan air. Tetapi karena sering dicuci menjadi kurang baik. Bahan ini sesuai untuk
sterilisasi uap dan EO

6
C. Metode sterilisasi
1. Sterilisasi panas kering
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas
dimana panas akan diabsosi oleh permukaan luar dari alat yang akan disterilkan
lalu merambat kedalam bagian permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi
tercapai. Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk alat-alat atau bahan dimana
stem tidak dapat berpentrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari
kaca.
Sterilisasi panas kering memerlukan waktu yangng lebih lama dengan suhu
lebih tinggi dan terjadi pada oven konveksi panas kering.
Pada dasarnya ada dua jenis oven konveksi panas kering yaitu oven konveksi
panas kering dan oven konveksi mekanis. Pada oven konveksi panas kering
distribusi suhu tidak merata sementar pada oven konveksi mekanis distribusi suhu
lebih merata karena adanya bantuan blower.
2. Sterilisasi etilen oksida (EtO)
Merupakan metode sterilisasi metode rendah. Etilen oksida membunuh
mikroorganisme dengan cara bereaksi terhadap DNA mikroorganisme melalui
mekansme alkilasi. Untuk pemakaian pada fasilitas kesehatan, etilen oksida biasa
digunakan dalam bentuk wadah kecil dan berkonsentrasi 100%. Etilen oksida hanya
digunakan untuk sterilisasi alat yang tidak dapat disterilisasikan dengan metode
sterilisasi uap/suhu tinggi.
Empat elemen esensial yang perlu diperhatikan pada sterilisasi EtO adalah
a. Konsentrasi gas tidak kurang dari 400 mg/liter
b. Suhu tidak kurang dari 36 ˚C (Siklus dingin) dan tidak kurang dari 60˚C (siklus
hangat)
c. Kelembapan relatif antara 40%-100%
d. Waktu berkolerasi dengan suhu dan konsentrasi gas. Makin tinggi konsentrasi
suhu dan gas waktu proses sterilisasi makin cepat
3. Sterilisasi uap
Salah satu metode sterilisasi yang paling efisien dan paling efektif adalah
melalui sterilisasi uap. Sterilisasi uap membunuh mikroorganisme melalui denaturasi
dan koagulasi sel protein secara ireversibel. Untuk dapat menghasilkan barang steril
maka perlakukan presterilisasi dan pasca sterilisasi perlu diperhatikan
4. Mesin sterilisasi uap
Pada dasarnya ada dua jenis mesin sterilisasi uap
a. Mesin sterilisasi uap tipe gravitasi dimana udara dikerluarkan dari chamber
berdasarkan gravitas
b. Mesin sterilisasi tipe prevakum dimana udara dikeluarkan dari chamber oleh
pompa vakum.
Kualitas uap sangat penting untuk keberhasilan dan keefektifan proses sterilisasi.
Apabila uap terlalu kering atau basah kemampuanpenetrasi akan terganggu.
Kualitas uap yang baik adalah dengan fraksi kekeringan 97 % (pada skala 1-
100%. 0 menunjukkan kandungan air yang sanggat tinggi sementara 100
menunjukkan uap sama sekali tidak mengandung air)
5. Sterilisasi menggunakan plasma
Plasma secara umum didefinisikan sebagai gas yang terdiri dari elektron, ion-ion
mampu partikel-partikel neutral. Halilintar merupakan contoh plasma yang terjadi di
alam. Plasma buatan dapat terjadi pada suhu tinggi maupun suhu rendah (seperti
lampu neon). Gas plasma suhu rendah terjadi apabila dalam keadaan deep-vacum

7
gas tertentu distimulasi dengan frekuensi radio atau energy gelombang mikro
sehingga terbentuk plasma. Plasma dari beberapa gas seperti argon, nitrogen dan
oksigen menunjukan aktivitas sporsidal.
Pada plasma yang terbentuk dari hydrogen peroksida proses pembentukan
plasma menalami dua fase yaitu fase difusi hydrogen peroksida dan fase plasma.
Pembentukan plasma dimuali setelah pemvakuman chamber. Uap hydrogen
peroksida yang dihasilkan dari larutan 58 % hydrogen peroksida masuk kedalam
chamber elalui mekanisme difusi. Alat/bahan yang disterilkan kemudia terpapar oleh
uap hydrogen peroksida selama 50 menit pada konsentrasi 6 mg/1. Fase plasma ini
berlangsung selama 15 menit pada 400 watt. Setelah fase plasma selesai setiap
spesies reaktif akan bergabung kembali membentuk senyawa stabil berupa air dan
oksigen.
Aktivias mematikan mikroorganisme hydrogen peroksida belum diketahui secara
pasti namun proses pembentukan plasma terbentuk spesies reaktif seperti radikal
bebas. Radiasi ultraviolet (UV) maupun hidrogen peroksida itu sendiri yang
mempunyai kemampuan mengaktivasi mikroorganisme.
Metode sterilisasi plasma tidak dapat digunakan untuk mensterilkan alat drngan
lumn berdiameter kurang dari 6 mm amupun untuk alat dengan panjang lebih dari
31 cm tidak dapat digunakan untuk mensterilkan lumen dengan ujung tak
berlubang.
6. Sterilisasi suhu rendah uap formaldehid
Gas formaldehid bekerja membunuh mikroorganisme melalui mekanisme
alkilasi. Formaldehid telah lama digunakan untuk mendensifikasi ruangan, lemari
maupun instrumen. Sayangnya formaldehid (dalam keadaan tunggal) tidak dapat
digunakan untuk mensterilka alat rentan panas khususnya dengan lumen kecil
karena daya penetrasi lemah serta aktivitas sporisudalnya yang sangat lemah.
Namun bila dikombinasikan dengan steam dibawah tekanan atmosfer. Daya
penetrasinya meningkat sehingga sterilisasi dapat mencapai dengan cepat. Tingkat
konsentrasi formaldehid diudara tidak boleh melebihi 2 ppm dalam selang waktu 10
menit. Untuk pemaparan jangka panjang batasnya adalah 2 ppm selama 8 jam.

8
BAB III
TATA LAKSANA

A. PENATALAKSANAAN
1. Sterilisasi ini mempunyai ruang lingkup pada pelayanan sterilisasi di rumah sakit
yang cukup luas karena berhubungan dengan pencegahan dan pengontrolan infeksi
nosokomial di RSUD Tugu Jaya . Infeksi nosokomial ini dapat dicegah dengan
penggunaaan sterilisasi alat kesehatan dalam melakukan setiap tindakan. Tindakan
ini benar-benar efektif untuk pencegahan penyebaran infeksi nosokomial.
a. Ruang lingkup sterilisasi RSUD Tugu Jaya :
1) Tahap-tahap sterilisasi alat/bahan medik
- Dekontaminasi
- Metode merendam/membilas
- Pengemasan
- Metode sterilisasi : metode sterilisasi yang digunakan dikamar bedah
dengan metode sterilisasi uap
b. Aktivitas fungsional pusat sterilisasi
1) Pembilasan
2) Pembersihan
Cara pembersihan peralatan yang dilakukan dikamar bedah di RSUD Tugu
Jaya adalah
- Dimulai dengan membilas dengan air keran yang mengalir untuk
melepaskan partikel kotoran
- Dimulai dengan merendam dalam air larutan one scrub untuk melepaskan
darah dan zat-zat protein lainnya untuk mencegah koagulasi darah pada
alat dan juga membantu menghilangkan protein
3) Pengeringan
Pengeringan hasil pembersihan hingga kering di kamar bedah
4) Inspeksi dan pengemasan
Setiap alat dibongkar pasang yang telah dipakai dikamar bedah diperiksa
kelengkapannya
5) Memberi label
6) Pembuatan
7) Sterilisasi
8) Penyimpanan
9) Pendistribusian

9
BAB IV
DOKUMENTASI

A. PENDOKUMENTASIAN
Pengunaan sterilisasi dilakukan oleh petugas kamar bedah. Hal yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya penyebaran peyakit termasuk infeksi nosokomial di rumah sakit.
Dokumen yang berkaitan dengan strilisasi adalah sebagai berikut :
1. Pedoman instalasi sterilisasi di rumah sakit
2. Kebijakan RS tentang sterilisasi
3. Panduan sterilisasi
4. SPO Sterilisasi

Demikian buku panduan ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam melakukan
sterilisasi rumah sakit sehingga didalam pelayanan kesehatan pasien pemakaian alat di
rumah sakit dapat berjalan dengan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh
undang-undang kesehatan yang berlaku.

Dengan terbitnya buku panduan pelayanan sterilisasi di RSUD Tugu Jaya , maka segala
pelayanan pasien wajib berlandaskan buku panduan ini terhitung setelah ditandatangani
oleh Direktur RSUD Tugu Jaya

Ditetapkan di : Tugu Jaya


Pada Tanggal : 01 Oktober 2023
Direktur Rumah Sakt Umum Daerah Tugu Jaya

dr. Muhamad Tito Aristian


.

10

Anda mungkin juga menyukai