MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Memberlakukan Pelayanan Sterilisasi dan Laundry di
RSUD Kelas D Bantargebang;
Ditetapkan di Bekasi
Pada tanggal 04 Januari 2022
DIREKTUR
RSUD KELAS D BANTARGEBANG
KOTA BEKASI
Tembusan Yth,
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD kelas D Bantargebang KOTA BEKASI
NOMOR : 440/014/SK/PJG/RSUD.BTG /I/2022
PEDOMAN
PELAYANAN STERILISASI DAN LAUNDRY
A. PENGERTIAN
CSSD adalah salah satu unit penunjang non medik di RSUD
Kelas D Bantargebang yang mempumyai tugas:
1. Menyelenggarakan kegiatan Pelayanan sterilisasi alat instrumen medik
dan linen kamar bedah dimulai dari Dekontaminasi, Packing,
Sterilisasi, Penyimpanan barang steril dan Pendistribusian barang steril
ke semua unit yang membutuhkan jasa sterilisasi di Rumah Sakit.
2. Menyelenggarakan Pengendalian Mutu steril
3. Pengendalian infeksi nosocomial
Pelayanan Sterilisasi adalah terpusatnya semua kegiatan
sterilisasi di CSSD, sehingga semua kegiatan sterilisasi mulai dari
Perencanaan, Pengusulan, Pengadaan, Penerimaan, Pemberian identitas ,
Pencucian, Pemeliharaan alat instrument, sterilisasi, distribusi ke unit-
unit terkait, pemanfaatkan instrumen, linen set dan kasa steril oleh unit
terkait, pengawasan dan evaluasi menjadi tanggung jawab penuh CSSD.
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang
bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk endospore yang dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Steril adalah kondisi absolut suatu alat bebas dari
mikroorganisme dan endospore.
Kewaspadaan Universal rumah sakit adalah suatu prinsip yang
harus dijaga dimana darah, semua jenis cairan tubuh, sekresa, kulit yang
tidak utuh, dan selaput lendir pasien dianggap sebagai sumber yang
potensial untuk penularan infeksi di rumah sakit.
Peralatan yang digunakan di CSSD adalah: Autoclavesuhu
tinggi, Autoclave suhu rendah, mesin washing dan drying, sealing,
computer. Pendistribusian dilakukan dengan menggunakan troly tertutup.
B. TUJUAN PELAYANAN STERILISASI DAN LAUNDRY
1. UNIT STERILISASI
a. Tujuan Umum:
Untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat atau bahan
guna menekan angka kejadian infeksi nosocomial di rumah sakit.
b. Tujuan Khusus:
1) Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan alat dan
bahan dalam kondisi steril.
2) Menurunklan kejadian infeksi dan membantu mencegah kejadian
infeksi nosocomial.
3) Sebagai panduan bagi tenaga pelaksana CSSD dan Laundry
dalam meminimalisasi kemungkinan terjadinya infeksi silang.
4) Efesiensi tenaga medis/paramedis untuk kegiatan yang
berorientasi pada pelayanan pasien.
5) Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi dan laundry
terhadap produk yang dihasilkan.
4. BATASAN OPERASIONAL
a. UNIT STERILISASI
Unit Sterilisasi saat ini melayani sterilisasi instrumen untuk
unit OK, VK, Rawat Inap, IGD, Rawat Jalan serta sterilisasi linen
untuk OK. Untuk membantu lebih mengarahkan pemahaman
tentang buku ini, perlu dibuat batasan istilah pelayanan sterilisasi
rumah sakit.
1) Autoclave adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk
sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan.
2) Bowie Dick test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin
sterilisasi uap berpompa vakum, penemu metodenya adalah J.H
Bowie dan J.Dick
3) Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah
pencemar mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya
sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut.
4) Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui
system termal (panas) atau kimia.
5) Google adalah alat proteksi mata.
6) Inkubator adalah alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan
suhu tertentu secara kontinyu untuk menumbuhkan kultur
bakteri.
a) Indikator biologi adalah sediaan berisi sejumlah tertentu
mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang paling
resisten terhadap suatu proses sterilisasi tertentu dan
digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi telah
tercapai.
b) Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape
yang menandai terjadinya pemaparan sterilan pada obyek
yang disterilkan ditandai dengan adanya perubahan warna.
c) Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu
dan lain-lain pada mesin sterilisasi yang menunjukkan mesin
berjalan normal.
b. UNIT LAUNDRY
Karena keterbatasan tenaga dan tempat proses laundry
pekerjaan laundry saat ini sebagian dikakukan oleh pihak ke tiga
antara lain seprei, selimut dan sarung bantal pasien. Untuk linen,
jas operasi, duk bolong, alas meja mayo, alas meja samping bawah,
alas meja samping atas dikerjakan oleh petugas laundry RSUD
bantargebang.
Unit Laundry untuk saat ini melakukan pelayanan laundry
untuk unit rawat inap, rawat jalan, unit kamar Operasi, unit Kamar
Bersalin dan ICU.
c. LANDASAN HUKUM
1) Undang-Undang RI Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2) Undang-Undang RI Nomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3) Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2018 tentang
pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan.
4) Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor :
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pel Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
5) Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor : 1165.A / SK / X / 2004
tentang komisi akreditasi Rumah Sakit.
6) Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply
Department/CSSD) Di Rumah Sakit,Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2009.
7) The APSIC Guidlines For Desinfection and Sterilisation of
Instruments In Healt Care Facilities, 2017
8) Buku Pedoman Laundry, Depkes tahun 2004
9) SK Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. KUALITAS TENAGA
1. Harus mengikuti pelatihan CSSD yang bersertifikasi
2. Dapat belajar dengan cepat
3. Mempunyai keterampilan yang baik
4. “Personal Hygiene” baik.
5. Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian
D. PENGORGANISASIAN
1. Kegiatan pelayanan sterilisasi dan laundry dikelola oleh Instalasi
CSSD dan Laundry yang dipimpin kepala Instalasi CSSD dan
Laundry
2. Kepala Instalasi CSSD dan Laundry bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Medik dan keperawatan
3. Dalam melaksanakan tugas kegiatan Kepala Instalasi CSSD dan
Laundry dibantu oleh:
a. Koordinator Sterilisasi dan Koordinator Laundry
b. Staf Sterilisasi dan staf Laundry.
4. Jadwal Shift Unit Instalasi Sterilisasi dan Laundry
Pembagian jaga di unit Instalasi Sterilisasi dan Laundry sementara
tidak bisa efektif dan efisien dikarenakan keterbatasan tenaga yang
ada.
Kepala Instalasi 07.30 – 15. 30
Staf Unit Instalasi Sterilisasi dan laundry
Pagi 07.00 - 14.00
Siang 14.00 - 21.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
1. Denah Ruang Sterilisasi
A
D
E C B
KETERANGAN:
A. Jalur kotor melalui pintu utama
B. Jalur kotor melalui passbox yang tersambung ke ruang bedah
C. Ruang cuci/ dekontaminasi
D. Ruang bersih/packing
E. Ruang sterilisasi
F. Ruang penyimpanan dan loket distribusi
2. Denah Ruang Laundry
B. STANDAR FASILITAS
1. Sarana Unit Sterilisasi/CSSD
3. Bangunan CSSD
4. Lokasi CSSD
karena set linen untuk kebutuhan steril akan lebih mudah dalam
penyiapannya.
5. Lokasi Laundry
Lokasi Laundry terletak di lantai 3 di bagian yang berdekatan
dengan sumber air. Karena keterbatasan lahan tempat mencuci dan
menjemur berada dalam satu lokasi di dalam ruangan.
a. Ruang dekontaminasi
Ruang ini didesain untuk penerimaan barang kotor. Unit
yang mengirimkan alat kotor setelah digunakan melalui ruang ini.
Ruang dekontaminasi harus dapat menampung semua barang kotor
yang akan dibersihkan dan akan menjalani proses sterilisasi. Ruang
dekontaminasi direncanakan, dipelihara dan selalu dikontrol untuk
mendukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk melindungi
petugas penerimaan CSSD dari benda-benda tajam, yang dapat
menyebabkan infeksi, racun dan hal-hal berbahaya lainnya.
Pada satelit pelayanan CSSD yang berada di unit, sebisa mungkin
dibuat desain yang sama dengan CSSD, sehingga keamanan dan
keselamatan petugas juga tetap terjamin.
b. Ventilasi
Udara dan partikel kecil pada debu dapat membawa
mikroorganisme dari satu termpat ke tempat lainsehingga dapat
mengkontaminasi alat kesehatan yang sudah melewati
dekontaminasi, alat bersih siap disterilkan dan bahkan alat yang
sudah steril. Oleh sebab itu, ruang dekontaminasi harus mempunyai
system ventilasi yang baik, yaitu:
1) Udara dapat keluar/ dengan dihisap. Ruang dekontaminasi
dengan menggunakan system sirkulasi udara yang mempunyai
filter.
2) Tekanan udara harus negative supaya tidak mengkontaminasi
udara ruang lainnya.
3) Tidak dianjurkan penggunaan kipas angin.
4) Suhu dan kelembaban
Suhu dan kelembaban akan mempengaruhi lingkungan kerja dan
juga kenyamanan para petugas di ruang dekontaminasi. Suhu
dan kelembaban yang direkomendasikan adalah:
a) Suhu udara ruangan antara 18 C- 22 C
b) Kelembaban udara antara 35 %- 75 %
c. Kebersihan
Kebersihan ruang CSSD sangatlah penting. Pembersihan
ruang, alat dan bahan yang ada di CSSd harus menggunakan
pembersih yang sesuai. Debu, serangga dan vermin adalah
pembawa mikroorganisme penyebab/ penyebar infeksi. Harus ada
peraturan tertulis mengenai prosedur pengumpulan sampah,
pembuangan limbah dan transportasinya. Hal ini diberlakukan pada
sampah dan limbah baik yang menyebabkan infeksi dan yang
berbahaya atau tidak.
Praktek kebersihan yang dilakukan diantaranya adalah:
1) Setidaknya dua kali sehari dipel
2) Setidaknya sekali sehari membersihkan meja kerja, tempat cuci
dan peralatan.
3) Membuang sampah setiap hari, dan mengganti bahan-bahan
yang kotor.
4) Langsung membersihkan setiap ada tumpahan cairan.
5) Teratur membersihkan rak penyimpanan, dinding, langit-langit,
AC dan yang lainnya.
6) Bekerjasama dengan sanitasi terhadap kontrol binatang perusak.
7) Pemisahan sampah infeksius dan non infeksius.
g. Ruang Sterilisasi
Dari ruang produksi dan setting linen, alat, bahan dan
barang masuk ke mesin sterilisasi. Proses sterilisasi ini dilakukan
berdasar bahan dan jenisnya. Desain mesin sterilisasi pintu masuk
alat bersih berbeda dengan pintu keluar saat alat sudah steril. Hal
ini untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi barang yang
sudah steril terhadap kontaminan. Untuk ruang sterilisasi dengan
menggunakan Etilen Oksida, sebaiknya dibuatkan ruang khusus
yang terpisah tetapi masih dalam satu unit dan memungkinkan
udara keluar atau penggunaan exhause.
i. Kalibrasi alat
Kalibrasi alat secara periodic dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Kalibrasi alat harus dilakukan oleh orang
terlatih terhadap jenis mesin sterilisasi. Secara periodic minimal
sekali dalam setahun dilakukan oleh BPFK atau Badan Pengamanan
Fasilitas Kesehatan Departemen Kesehatan atau agen tunggal
pemegang merk alat.
m. Metode Sterilisasi
1) Sterilisasi Panas Kering
Terjadi melalui mekanisme konduksi panas, dimana panas akan
diabsorbsi oleh permukaan luar dari alat yang disterilkan lalu
merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu
sterilisasi tercapai. Biasanya digunakan pada bahan yang
terbuat dari kaca.
2) Sterilisasi Etilen Oksida (EtO)
3) Sterilisasi Uap
3. UNIT LAUNDRY
Ruang lingkup pelayanan laundry RSUD Bantargebang adalah
sebagai berikut:
a. Pengambilan linen, gown seprei, selimut, sarung bantal kotor
dari masing masing unit
b. Untuk seprei, selimut, sarung bantal kotor diserahkan ke pihak
ketiga untuk dilakukan proses laundry. Sebelum diserahkan
ditimbang dahulu dengan disaksikan kedua belah pihak
c. Linen, gown kotor dari unit diambil petugas laundry untuk
dilakukan proses pembersihan terlebih dahulu terutama linen
dari kamar operasi yang masih menempel darah, kemudian
perendaman, pemberian detergen, proses pencucian,
pengeringan, penjemuran, dan sterika. Setelah disterika gown
diserahkan ke masing masing unit. Untuk Linen, jas operasi,
duk bolong, alas meja mayo, alas meja samping, alas meka atas
dan bawah diserahkan ke bagian sterilisasi untuk dikakukan
proses sterilisasi.
C. ALUR KEGIATAN
Alur kegiatan Instalasi Sterilisasi Sentral / CSSD sebagai berikut :
a
USER
PENERIMAAN
Tidak
Ya
SELEKSI/
PENCATATAN
PENCUCIAN
PENGERINGAN
b
PENGEMASAN
LABELING
c
STERILISASI
KONTROL
Tidak INDIKATOR
Ya
GUDANG
DISTRIBUSI
Keterangan :
a. Area Kantor (Proses Pre-Cleaning dan Cleaning)
1. Instrumen kotor masuk ke area kotor melalui loket penerimaan
instrument kotor.
2. Di area kotor dilakukan proses Proses Pre-Cleaning dan Cleaning
sampai dihasilkan instrument bersih dan kering.
3. Instrument bersih diterima diloket penerimaan langsung masuk ke Area
bersih atau area pengemasan dan tidak melelui proses dekontaminasi.
b. Area Bersih (Proses Pengemasan Labeling dan Sterilisasi)
1. Di area kotor bersih instumen atau alat dilakukan proses pengemasan
labeling dan proses sterilisasi.
2. Instrumen steril hasil proses sterilisasi disimpan di ruang penyimpanan
alat steril.
c. Area Steril
1. Di area steril dilakukan penyimpanan instrument steril yang akan di
distribusikan.
2. Instrumen steril diserahkan kepada pelanggan melalui loket distribusi
barang steril (Akan datang).
D. TAHAP-TAHAP STERILISASI ALAT/ BAHAN MEDIS
1. DEKONTAMINASI
Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk
membersihkan benda-benda yang mungkin terkontaminasi oleh
mikroba berbahaya bagi kehidupan, sehingga menjadi aman untuk
proses-proses selanjutnya. Tujuan dari proses dekontaminasi ini
adalah untuk melindungi pekerja yang bersentuhan langsung
dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui proses
dekontaminasi tersebut, dari penyakit yang mungkin timbul akibat
dari mikroorganisme pada alat kesehatan tersebut. Alat kesehatan
pakai ulang yang sudah terkontaminasi harus ditangani dengan
serius, dikumpulkan dan dibawa ke CSSD sedemikian rupa
sehingga dapat terhindar dari kontaminasi terhadap pengunjung,
pasien, pekerja dan fasilitas lainnya.
Proses penanganannya adalah:
a. Peralatan habis pakai dipisahkan dari limbahnya. Ditempatkan
oleh pekerjanya langsung yang mengetahui potensi terjadinya
infeksi dari peralatan tersebut.
b. Pisahkan benda tajam dan masukkan kedalam container
khusus benda tajam
c. Kain dan linen dipisahkan dan masukkan ke unit loundry
untuk penanganan lebih lanjut.
d. Peralatan yang terkontaminasi ditempatkan dalam wadah
khusus dan masuk keruang dekontaminasi melewati petugas
pencatatan
e. Pre-cleaning (perendaman)
Prabilas Pre-cleaning (perendaman) adalah proses yang
membuat benda mati lebih aman untuk di tangani oleh petugas
sebelum di bersihkan. Mengurangi jumlah makroorganisme
yang mengkontaminasi, mengaktifkan, virus HBV dan HIV.
Pembersihan alat pakai ulang yang terkontaminasi harus
sesegera mungkin setelah dipakai ditempat pengguna (point of
use). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kotoran menjadi
kering dan lebih sulit dalam pembersihannya.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka:
1) Tujuan Pre-cleaning
a) Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan
instrumen pada proses selanjutnya.
b) Menghilangkan kotoran yang terlihat dan tidak terlihat.
c) Meningkatkan efektifitas proses cleaning desinfeksi dan
sterilisasi.
2) Persyaratan Pre-cleaning
a) Ruang dengan ventilasi baik tekanan negatif suhu 18 -
22C kelembapan 35–75% terpisah dari area lain.
b) Perendaman menggunakan sink/ container yang di
sesuaikan dengan ukuran instrument sehingga semua
instruen dapat terendam.
c) Larutan perendaman berupa cairan enzimatik aturan
pakai sesuai rekomendasi produsen.
d) Petugas harus terlatih memahami konsep pencegahan
dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal
hygiene yang baik.
e) Prabilas harus di lakukan segera setelah menggunaan
instrument untuk menghindari kotoran menjadi kering
3) Prosedur : Lihat SPO Pre-cleaning
f. Cleaning
Pembersihan (Cleaning) adalah proses secara fisik membuang
semua kotoran dan sejumlah mikroorganisme dari alat
kesehatan untuk mengurangi risiko bagi petugas selanjutnya.
1) Tujuan Cleaning
a) Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan
instrumen pada proses selanjutnya.
b) Menghilangkan mikroorganisme berbahaya.
c) Meningkatkan efektifitas proses desinfeksi dan sterilisasi.
2) Persyaratan Cleaning
a) Ruang dengan ventilasi baik tekanan negatif suhu 18 -
22C kelembapan 35–75% terpisah dari area lain.
b) Perendaman menggunakan sink yang di sesuaikan
dengan ukuran instrument sehingga semua instruen
dapat terendam.
c) Larutan perendaman berupa cairan desinfektan
d) Petugas harus terlatih memahami konsep pencegahan
dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal
hygiene yang baik.
e) Pembersihan dapat di lakukan secara manual atau
menggunakan washer machine
3) Prosedur : Lihat SPO Cleaning
2. PENGEMASAN
Pengemasan yang dimaksud adalah termasuk semua
material yang tersedia untuk membungkus, mengemas dan
menampug alat-alat yang dipakai ulang sebelum proses sterilisasi,
penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah sebagai
perlindungan terhadap alat dan bahan terhadap segala penyebab
yang merusak kondisi steril.
Pengemasan adalah kegiatan membungkus alat
kesehatan yang sudah bersih dan kering untuk dilakukan proses
sterilisasi.
a. Tujuan Pengemasan
1) Menjamin sterilisasi instrumen dalam kemasan
2) Keamanan dan efektifitas perawatan
3) Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan.
b. Persyaratan Pengemasan
1) Ruangan dengan tekanan positif ventilasi baik suhu 18 - 12
kelembapan 3575 bebas debu terpisah dari ruangan pre-
cleaning / cleaning.
2) Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup bersih dan
kering
c. Bahan pengemas :
1) Harus mampu mempertahankan sterilitas isinya hingga
kemasan di buka dan harus mudah di buka tanpa penyebab
kontaminasi
2) Harus sesuai dengan metode sterilisasi yang dipakai antara
lain tahan terhadap perubahan suhu kelembapan dan
tekanan pada proses sterilisasi
3) Dipilih berdasarkan lama kadaluarsa proses penyimpanan
instrument misalnya mengemas perkamen massa kadaluarsa
kasa 2 minggu. Linen masa kadaluarsa instrument 1 minggu.
Pengemas kertas dan pengemas pouches masa kadaluarsa 1
bulan.
d. Prosedur dan Langkah-langkah Pengemasan harus mencakup:
1) Nama alat yang akan dikemas
2) Langkah-langkah yang tepat untuk persiapan sesuai
instruksi produk dan spesifikasinya.
3) Sesuaikan dengan metode sterilisasi yang digunakan
4) Tipe dan ukuran alat yang akan dikemas
5) Penempatan alat-alat dalam kemasan
6) Tips dan penempatan yang tepat indikator kimia eksternal
dan internal
7) Metode atau teknik pengemasan
8) Metode pemberian segel kemasan
9) Metode dan penempelan label identifikasi isi kemasan
10) Aplikasi informasi pengendalian mutu, seperti nomor lot,
tanggal, kode petugas
11) Petunjuk penempatan kemasan di dalam mesin sterilisasi
12) Peringatan waktu pengeringan, pendinginan dan
penanganan setelah proses sterilisasi
13) Informasi aplikasi pelindung
14) Petunjuk penempatan pada penyimpanan dan atau
distribusi ke tempat pemakaian
15) Informasi kepada pemakai untuk mencegah kemungkinan
kontaminasi
e. Prosedur : Lihat SOP Pengemasan
3. LABELLING / PENANDAAN\
Penandaan adalah kegiatan pemberian label / etiket atau catatan
yang dilakukan terhadap masing – masing kemasan alat / barang
yang akan melalui proses sterilisasi .
a. Tujuan Labelling/ Penanda
1) Mengetahui tanggal sterlisasi dan batas kadaluarsa alat yang
di sterilkan
2) Memudahkan dalam penelusuran atau penarikan kembali
3) Mengetahui petugas pengemasan operator
b. Persyaratan
1) Ruangan dengan tekanan positif ventilasi baik suhu 18 - 22
kelembaban 35 – 75% bebas debu terpisah dari ruangan pre-
cleaning / cleaning
2) Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup bersih dan kering
3) Penandaan mencantumkan minimal :
a) Tanggal sterilsasi
b) Tanggal kadaluarsa
c) Nomor mesin sterilisasi
d) Nomor siklus
e) Jumlah kali pemakaian re-use (untuk single/re-use) (akan
datang)
4) Semua kemasan instrumen / barang harus di beli penandaan
sebelum dilakukan proses sterilisasi.
5) Petugas harus terlatih memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene
yang baik.
c. Prosedur : Lihat SPO Penandaan
4. STERILISASI
Sterilisasi adalah proses menghilangkan / memusnahkan
semua bentuk mikroorganisme pada instrument atau alat
kesehatan termasuk endospora yang dapat di lakukan secara fisik
atau kimia menggunakan alat sterilisator .
a. Tujuan Sterilisasi
1) Membunuh semua mikroorganisme pada instrument / alat
termasuk endospore.
2) Menghasilkan instrumen / alat dteril untuk digunakan
b. Persyaratan Sterilisasi
1) Ruangan dengan ventilasi baik suhu 18 - 12 kelembapan 35
– 75% bertekanan positif.
c. Mesin sterilisasi :
1) Suhu tinggi digunakan untuk instrument linen atau alat
kesehatan lainnya yang tahan oada suhu 121 sampai 134C
: sterilisasi uap panas atau sterilisasi panas kring yang
digunakan hanya untuk instrument yang terbuka atau
untuk jenis powder dan jelly.
2) Suhu rendah digunakan untuk instrument yang tahan pada
suhu 60C : Formaldehid
3) Suhu rendah digunakan untuk alat yang tahan pada suhu
78C : Farmaldehyde
d. Prosedur : Lihat SPO Proses Sterilisasi
5. PENYIMPANAN
Penyimpanan instrumen / alat steril dan bahan medis
habis pakai steril adalah proses penempatan dan pengaturan
instrument alat dan bahan medis habis pakai steril sesuai
persyaratan.
a. Tujuan Penyimpanan
1) Menjaga sterilisasi instrument / alat dan bahan medis habis
pakai yang sudah di sterilkan.
2) Memudahkan dalam pencarian sehingga mempercepat
pelayanan.
b. Persyaratan Penyimpanan
1) Ruangan dengan penerangan memandai suhu 18 - 22
kelembapan 35 – 75% ventilasi dengan tekanan positif.
2) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang halus dan
mudah dibersihkan.
3) Penyimpanan menggunakan rak yang mudah di bersihkan,
di simpan pada jarak 19 – 24 cm dari lantai dan minimum 43
cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding.
4) Petugas harus terlatih memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene
yang baik.
c. Prosedur : Lihat SPO Penyimpanan
6. PENDISTRIBUSIAN
Pendistribusian barang steril adalah kegiatan menyerahkan
instrument dan BMHP steril pada unit kerja pengguna sesuai
aturan yang berlaku.
a. Tujuan Pendistribusian
1) Memenuhi kebutuhan unit kerja terhadap instrument dan
alat kesehatan steril
2) Tertib administrasi
b. Persyaratan Pendistribusian
1) Menggunakan container tertutup khusus barang bersih
2) Distribusi berdasarkan formulir permintaan sterilisasi
barang re-use dari unit kerja atau formulir permintaan
BMHP steril
3) Pada saat serah terima kedua belah pihak harus meneliti dan
memeriksa instrument yang di serah terimakan berdasarkan
jumlah dan kondisi fisik instrument
4) Kedua belah pihak harus mencantumkan nama dan tanda
tangan pada lembaran formulir saat serah terima
c. Prosedur : Lihat SOP Pendistribusian
7. PRODUKSI KASSA
Uji kulitas bahan baku
a. Standar kualitas kasa yang baik adalah:
1) Terbuat dari bahan 100% kasa
2) Tidak mengandung pemutih
3) Tidak mengandung zat asing kanji
4) Bahan baku berserat panjang
5) Memeliki daya serap yang baik
1 AL 7 Manifold 13 Wire
Catheter Marquis Nasal Canul + CPAP
2 8 14
Diagnostic Stopcock Buble
Sirkuit Ventilator CPAP
3 Guiding 9 Puncture 15
Buble
4 Inserter 10 Sheat + Wire 16 Sirkuit Ventilator
5 J Wire 11 Torket 17 Umbilikal
6 Long Sheath 12 Tubing 18 Vena Saction
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien merupakan suatu system yang membuat
asuhan pasien di Rumah Sakit menjadi lebih aman. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya di ambil.
UU 44 2009 dalam Penjelasan Pasal 3 Huruf b Yang
dimaksud dengan Keselamatan pasien (patient safety) adalah proses
dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan pasien yang
lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan
manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya
risiko.
B. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient
Safety) :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Rumah
Sakit.
4. Terlaksananya program–program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
C. KESELAMATAN UMUM
1. Aturan Umum Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan aturan yang penting untuk mencegah
penyebaran infeksi, langkah–langkahnya sebagai berikut :
a. Tuangkan Cairan anti septik/ sabun ke telapak tangan
secukupnya.
b. Gosokkan kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
e. Jari–jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tanagn kanan di
telapak tangan kiri dan sebaliknya.
h. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
i. Keringkan kedua tangan dengan tissue.
2. Dengan memperhatikan 5 momen mencuci tanagn sebagai
berikut :
a. Sebelum Melakukan proses sterilisasi.
b. Sebelum Kontak dengan alat Kesehatan Steril.
c. Setelah Melakukan tindakan
d. Setelah Kontak dengan lingkungan terkontaminasi.
e. Setelah Melepas Sarung Tangan
3. Alat Pelindung Diri
a. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri:
1) SARUNG TANGAN melindungi tangan dari bahan yang dapat
menularkan penyakit dan melindungi pasieen dari
mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan.
Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung
tangan lakukan kebersihan tangan menggunakan antiseptik
cair atau handrub berbahan dasar alkohol. Satu pasang
sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai
upaya untuk menghindari kontaminasi silang. Pemakaian
sepasang sarung tangan yang sama atau mencuci tangan yang
masih bersarung tangan, ketika melakukan perawatan di
bagian tubuh yang kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh
yang bersih, bukan merupakan praktek yang aman.
A. Definisi Indikator
Indikator adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan
suatu indikasi. Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan
untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif
tapi juga spesifik.
1. Kriteria
Adalah spesifikasi dari indikator.
2. Standar :
a. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh
seseorang yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh
mereka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat
performance atau kondisi tersebut.
b. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi
yang sangat baik.
c. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat,
nilai atau mutu.
B. Mutu
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus
memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan petugas
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output dari pada input
dan proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan
kelompok dari pada untuk perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar
Rumah Sakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang
dipilih untuk dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk
dapat menilai indikator, sehingga dapat sebagai batas yang
memisahkan antara mutu baik dan mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
a. Acuan dari berbagai sumber
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara
c. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan