TAHUN 2022
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
DITETAPKAN DI : SUNGAILIAT
PADA TANGGAL : 22 FEBRUARI 2022
DIREKTUR,
dr. GUSTAMI
NIK. 20152005
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA STANNIA
NOMOR : /PT.BTM/SK-2400/22.UM
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Dekontaminasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis sehingga aman
untuk pemakaian selanjutnya. Proses ini terdiri dari pembersihan, disinfeksi dan
sterilisasi.
Pembersihan adalah suatu proses untuk menghilangkan atau membersihkan
kotoran yang melekat pada peralatan medis (bekas pakai) dengan menggunakan
detergen/enzym, air mengalir dan sikat.
Disinfeksi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau mengurangi jumlah
mikroorganisme (virus, bakteri, parasit, fungi dan spora) kecuali endospora pada
permukaan benda/ peralatan dengan menggunakan panas (thermal), bahan
kimia (cairan disinfektan), atau keduanya.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau memusnahkan
semua bentuk mikroorganisme termasuk endospora pada peralatan, dapat
dilakukan dengan proses fisika atau kimia dengan menggunakan alat sterilisator.
C. TAHAPAN DEKONTAMINASI
1. PEMBERSIHAN
- Pembersihan awal (Pre-cleaning) : Proses yang membuat benda mati
lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan
(umpamanya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV) dan mengurangi
tapi tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi.
- Pembersihan : Proses yang secara fisik membuang semua kotoran,
darah, atau cairan tubuh lainnya dari permukaan benda mati ataupun
membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi
mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut. Proses
ini adalah terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air atau menggunakan enzim, membilas dengan air
bersih, dan mengeringkan. Jangan menggunakan pembersih yang
bersifat mengikis misalnya serat baja berlubang karena produk ini bisa
menyebabkan goresan. Goresan ini kemudian menjadi sarang
mikroorganisme yang membuat proses pembersihan menjadi lebih
sulit serta meningkatkan pembentukan karat.
Dapat dilakukan secara manual dan mengggunakan alat. Prosesnya sebagai
berikut :
a. Cuci tangan dan memakai APD
b. Lepas dan buka bagian –bagian yang bisa dilepas.
c. Cuci dengan air mengalir, bila perlu sikat permukaan, gerigi, sela-sela
dan lekukan.
d. Bilas sampai bersih.
e. Keringkan dengan lap atau udara kering.
f. Buka APD dan cuci tangan.
2. DISINFEKSI
Proses ini dibagi menjadi tiga yaitu disinfeksi tingkat tinggi (HLD),
tingkat menengah (ILD), tingkat rendah (LLD). Cara disinfeksi dapat
dilakukan dengan panas dan kimia (larutan disinfektan). Lingkungan kamar
atau permukaan benda sekitar tempat perawatan non kritis, tidak perlu
disinfeksi rutin. Namun bila sering digunakan bisa didisinfeksi untuk
mencegah berpindahnya kuman ke tangan petugas atau pasien.
a. Disinfeksi Tingkat Tinggi
Digunakan pada alat-alat yang peka terhadap panas,
menggunakan Aldehida, Hidrogen peroksida dan Asam paracetic. Dapat
memusnahkan bakteri vegetatif, virus, jamur dan bakteri. Aman dan tidak
korosif, dilakukan dalam waktu 10-45 menit, kemudian bilas dengan air
steril untuk menghilangkan residu kimia, keringkan dengan menyemprot
udara bersih.sebelum disimpan.
b. Disinfeksi Tingkat Menengah
Disinfeksi ini efektif untuk bakteri vegetatif, mikrobakteria, jamur
dan virus, tetapi tidak membunuh spora bahkan setelah kontak yang
lama.
c. Disinfeksi Tingkat Rendah
Digunakan untuk bakteri vegetatif dan peralatan semi kritikal dan
non kritikal.
3. STERILISASI
Proses ini dibagi menjadi sterilisasi dengan suhu tinggi (sterilisasi
uap/steam heat, sterilisasi panas kering/dry heat) dan suhu rendah (Ethylene
Oxide, Hidrogen Peroksidase Plasma, Liquid Paracetic Acid).
a. Sterilisasi Uap (Steam Heat)
Alat yang digunakan adalah Autoclaf, metode ini aman dan efektif,
relatif tidak mahal, non toksik. Bila suhu 121 derajat Celsius selama 30
menit, 132 derajat Celsius selama 4-10 menit. Untuk peralatan tahan
panas dan tahan uap. Metode ini yang digunakan di Rumah Sakit Medika
Stannia.
b. Sterilisasi Panas Kering (Dry Heat)
Digunakan untuk minyak, serbuk halus, kaca , gelas yang tahan
panas. Pada suhu 170 derajat Celsius selama 60 menit, 160 derajat
Celsius selama 120 menit, tidak korosif namun waktu lama.
c. Ethylene Oxide
Untuk alat yang tidak tahan panas (karet, plastik), dan tidak tahan
lembab. Tidak berbau namun mudah terbakar, bersifat korosif dan
karsinogenik, waktu lama dan mahal.
d. Hydrogen Perokside Plasma
Untuk alat-alat yang tidak tahan panas, tidak untuk lumen buntu,
lumen kecil. Tidak boleh digunakan untuk alat implan, perlu alat
pembungkus khusus dan biaya mahal. Namun waktu cepat dan suhu
rendah.
e. Fumigasi
Metode ini digunakan untuk menangani Healthcare Assosiated
Pathogen seperti resisten Methicillin S. Aureus dan C. Difficile. Gas
Klorin dioksida dipakai untuk dekontaminasi kamar /ruang. Kamar harus
ditutup dan gelap untuk mempercepat pemecahan gas. Namun Klorin
berbahaya karena bersifat korosif dan merusak alat.
f. Ozon
Metode ini baik untuk dekontaminasi permukaan di ruangan
tertutup, tidak stabil dan berpotensi merusak berbagai bahan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
g. Filtrasi
Alat ini sensitif terhadap udara dan cairan panas, HEPA filter sering
digunakan di kamar bedah, laboratorium mikrobiologi, untuk steril obat-
obatan.
D. PRINSIP
1. Kegiatan sterilisasi harus meliputi: pembilasan, pembersihan, pengeringan,
inspeksi dan pengemasan, pemberi label, pembuatan, penyimpanan dan
distribusi.
2. Pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang
perawatan.
3. Semua peralatan pakai ulang harus di bersihkan secara baik sebelum
dilakukan proses desinfeksi dan sterilisasi.
4. Pengeringan alat harus dilakukan hingga kering.
5. Setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya
6. Kegiatan sterilisasi dilakukan oleh petugas yang terlatih.
A. Kesimpulan
Sterilisasi adalah proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan
dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
B. Saran
Diharapkan kepada semua pembaca panduan ini dapat mengerti maksud isi
panduan ini. Semoga dapat dipergunakan sebagai referensi panduan sterilisasi
peralatan medis dan ruangan. Mohon saran dan kritikan yang menyempurnakan
panduan ini.
DIREKTUR,
dr. GUSTAMI
NIK. 20152005