Pengembangan RS Hermina Serpong sebagai anggota ke-18 dari RS/RSIA Hermina Grup
yang berada di wilayah Tangerang selatan dan sekitarnya, pada awalnya merupakan RS
Buaran yang terletak dikawasan strategis wilayah Tangerang Selatan tepatnya di Raya
Puspitek Km 8 No.99. Setelah melakukan penjajakan dan studi kelayakan akirnya
menajemen RS/RSIA Hermina Grup memutuskan untuk membeli tanah dan bangunan
tersebut. Dan akhirnya pada bulan 7 February 2014 diresmikan RS Hermina Serpong yang
status kepemilikannya oleh PT Medikaloka Serpong.
Struktur Organisasi Rumah Sakit Hermina Serpong dipimpin oleh seorang Direktur Rumah
Sakit yang membawahi Wakil Direktur Medis dan Wakil Direktur Umum. Direktur RS
Hermina memiliki koordinasi dengan Komite Medis dan Komite Keperawatan serta dibantu
oleh Sekretaris, EDP dan Bagian Standar Mutu.
DIREKTUR
MANAJER
PELAYANAN MEDIS
Sekretaris TB DOTS
DINKES
RUMGA
UNIT TB DOTS
PERAWATAN
KEUANGAN
REKAM MEDIS
MARKETING
FARMASI
a. POLA KETENAGAAN
Pola Ketenagaan di Unit TB DOTS sesuai dengan struktur organisasi Unit TB DOTS
yaitu :
1. Ketua unit TB DOTS.
Seorang dokter spesialis Paru yang tersertifikasi pelatihan TB sesuai dengan
strategi DOTS.
2. Sekretaris
Seorang dokter umum fulltimer yang tersertifikasi pelatiahan TB DOTS.
3. Anggota
a. Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
b. Dokter Spesialis Anak.
c. Petugas Farmasi.
d. Patugas Laboratorium.
e. Perawat-perawat dari instalasi rawat inap dan rawat jalan.
Semua anggota pernah mengikuti pelatihan dan tersertifikasi TB DOTS.
b. KUALIFIKASI PERSONIL
1. NAMA JABATAN KEPALA UNIT DOTS
2. JENIS DAN KEDUDUKAN
JABATAN :
a. Jenis Jabatan Struktural dan Fungsional
c. Atasan Tidak Langsung Kepala Instalasi rawat Jalan dan Poli khusus
d. Bawahan lanagsung -
c. Atasan Tidak Langsung Kepala Instalasi Rawat Jalan dan Poli khusus
d. Bawahan Langsung -
e.
3. PERSYARATAN JABATAN Pendidikan formal : D3/S1 Keperawatan, D3/S1
farmasi
Pendidikan non formal : Pelatihan TB DOTS
Masa Kerja : Karyawan tetap masa kerja
minimal 1 tahun.
Pengalaman jabatan :-
Sebelumnya
Telah memenuhi kompetensi
sebagai pelaksana Unit DOTS.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Tim DOTS ditunjuk setelah mendapatkan pelatihan dan sertifikat dari dinas kesehatan
tentang pelayanan program tuberkulosis dengan strategi DOTS, agar siap bekerja dan siap
memberikan pelayanan yang optimal di Unit DOTS.
Berkoordinasi dengan bagian Diklat Rumah Sakit, Kepala Unit DOTS memberikan masukan
untuk sosialisasi berupa silabus dan materi terkait kegiatan pelayanan di Unit DOTS yang
dibutuhkan bagi seluruh staf Unit DOTS dan unit-unit terkait di RS.
Kebutuhan pendidikan staf dapat diketahui dengan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh para staf sehingga Diklat yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan
para staf untuk meningkatkan kinerjanya selama bekerja di Unit DOTS. Setiap staf di Unit
DOTS mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan, bila
ada yang belum dilatih. Ketua unit DOTS akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan
setempat untuk kemungkinan mendapat pelatihan.
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Pertemuan/rapat yang dilakukan oleh Unit DOTS ada 2 macam yaitu rapat yang dilakukan
internal yaitu pertemuan antara Kepala Unit DOTS dengan seluruh staf Unit DOTS, dan rapat
eksternal yaitu pertemuan/rapat antara Unit DOTS dengan Suku Dinas Kesehatan.
Pelaksanaan Rapat
1. Rapat Internal : 1 bulan sekali
2. Rapat Eksternal : 3 bulan sekali.
BAB XI
PELAPORAN
Pelaporan di Unit DOTS merupakan kegiatan pelaporan hasil pencatatan penemuan suspek,
pencatatan dan monitoring pengobatan pasien termasuk rujukan.
Tujuan pelaporan adalah tersedianya data dan informasi yang akurat sebagai bahan evaluasi,
apakan unit TB sudah berjalan sesuai strategi DOTS, monitoring pasien supaya tidak terjadi
default/putus obat.
Pelaporan rutin di Unit DOTS dilaksanakan berkala sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, yaitu :
1. Laporan per 1 bulan, meliputi jumlah kasus :
- Jumlah suspect TB.
- Jumlah pasien dengan TB BTA positif.
- Jumlah seluruh pasien dengan diagnosa TB.
- Jumlah pasien TB anak.
- Jumlah pasien TB yang drop out.
- Jumlah pasien TB yang dirujuk atau merujuk.
- Kendala yang ada dilapangan.
2. Pelaporan per 3 bulan.
- Proporsi pasien TB BTA Positif diantara suspect.
- Proporsi pasien paru TB BTA positif diantara semua pasien TB paru.
- Proporsi pasien TB anak.
- Angka konversi.
- Angka kesembuhan.
- Angka drop out.
3. Pelaporan per 1 tahun
- Rekapan hasil per 3 bulan.