Anda di halaman 1dari 80

ANALISA DATA

PRE-OPERASI

No Data Senjang Masalah Keperawatan

1. DS : Klien tidak dapat dikaji Menyusui tidak efektif


DO :
 Bayi diberikan D5% 1,5 cc setiap 2 jam melalui
OGT no 5 dikarenakan reflek menghisap bayi tidak
adekuat
 T : 36,7%
 P : 154x/menit
 RR : 42x/menit
 SpO2 : 99%
 GCS : composmentis
2. DS : Klien tidak dapat dikaji Risiko Infeksi

DO :
 Tampak rektovagina pada bayi
dimana bagian bawah usus besar,
rektum terhubung dengan saluran
vagina
 Feses keluar lewat vagina
 Leukosit : 21.400/ul
 RR : 42x/menit
 T : 36,8˚C
 P : 152x/menit
 SpO2 : 98%
MASALAH KEPERAWATAN
1. Menyusui tidak efektif
2. Resiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan hambatan pada neonatus (prematuritas)
2. Resiko infeksi dibuktikan dengan rektovaginal
NURSING PLANING

No Diagnosa Jam SLKI SIKI


Keperawatan
(SDKI)
1. Menyusui tidak 08:00 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.03119)
efektif berhubungan keperawatan selama 2x24 jam Observasi
dengan hambatan diharapkan status menyusui - Identifikasi status nutrisi
pada neonatus membaik dengan - Identifikasi perlunya penggunaan
(prematuritas) Kriteria Hasil : (L.03029) selang nasogastrik
(D.0029) - Identifikasi kebutuhan kalori dan
1. Berat badan bayi meningkat
jenis nutrien
2. Bayi tidur setelah menyusu - Monitor asupan makanan
meningkat - Monitor berat badan
3. Intake bayi meningkat Terapeutik
4. Hisapan bayi meningkat - Lakukan oral hygine sebelum
5. Bayi rewel menurun makan, jika perlu
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan, jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
2. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.14539)
dibuktikan dengan keperawatan 2x24 jam Observasi
rektovaginal diharapkan, tingkat infeksi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
menurun dengan
lokal dan sistemik
Kriteria hasil : (L.14137) Terapeutik
1. Demam menurun - Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun - Berikan perawatan kulit pada
3. Nyeri menurun area edema
4. Bengkak berkurang - Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 01 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift : Sore

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Menyusui tidak 14:00 1. Mengidentifikasi status nutrisi Jam 14.00 WIB
efektif  Bayi diberikan D5% 1,5 S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan cc setiap 2 jam melalui
dengan hambatan OGT dan terpasang IVFD O:
pada neonatus D10% dengan kecepatan  Bayi diberikan D5% 1,5 cc
(prematuritas) 4 cc/jam setiap 2 jam melalui OGT no
(D.0029) 2. Mengidentifikasi perlunya 5 dikarenakan reflek
penggunaan selang menghisap bayi tidak
nasogastrik adekuat
 Reflek hisap bayi tidak  T : 36,7%
adekuat sehingga  P : 154x/menit
menggunakan OGT no 5  RR : 42x/menit
3. Memonitor berat badan  SpO2 : 99%
 Berat badan : 1300 gram  GCS : composmentis
4. Memonitor asupan makanan
 Bayi belum bisa makan, A : Masalah belum teratasi
bayi hanya diberikan
D5% 1,5 cc setiap 2 jam P : Intervensi dilanjutkan
melalui OGT no 5 dan  Mengidentifikasi status nutrisi
terpasang IVFD D10%  Mengidentifikasi perlunya
dengan kecepatan 4 penggunaan selang
cc/jam nasogastrik
 Memonitor berat badan
 Memonitor asupan makanan
2. Risiko infeksi 14:15 1. Memonitor tanda dan gejala Jam 14:15 WIB
dibuktikan dengan infeksi lokal dan sistemik S: Klien tidak dapat dikaji
rektovaginal 2. Memberikan perawatan kulit O:
(D.0142) pada area edema  Tampak rektovagina pada
3. Mencuci tangan sebelum dan bayi dimana bagian bawah
sesudah kontak dengan usus besar, rektum
pasien dan lingkungan terhubung dengan saluran
pasien vagina
 Feses keluar lewat vagina
4. Mempertahankan teknik
aseptik pada pasien berisiko  Leukosit : 21.400/ul
tinggi  RR : 42x/menit
 T : 36,8˚C
 P : 152x/menit
 SpO2 : 98%
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
 Memonitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
 Memberikan perawatan kulit
pada area edema
 Mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahankan teknik
aseptik pada pasien berisiko
tinggi

ANALISA DATA
POST OPERASI
No Data Senjang Masalah Keperawatan Paraf

1. DS: Klien tidak dapat dikaji Nyeri akut


DO:
 Klien tampak rewel
 Klien tampak menangis dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7
TTV
- T : 36,6 ˚C
- P : 151x/menit
- RR : 42x/menit
- Spo2 : 99%

2. DS : Klien tidak dapat dikaji Inkotinensia fekal


DO :
 Pasien terlihat post op kolostomi pertama
 Feses keluar sedikit-sedikit dan sering
 Konstipasi feses cair berwarna hitam kehijauan
TTV
- T : 36,7 ˚C
- P : 148x/menit
- RR : 42x/menit
- Spo2 : 99%
3. DS : Klien tidak dapat dikaji Disfungsi Motilitas
DO : Gastrointestinal
 Adanya kantong kolostomi di perut sebelah kiri
 Adanya distensi abdomen
 Peristaltik bising usus 35x/menit
 Feses berwarna hitam kehijauan
 BAB (kolostomi dibersihkan ± 2x sehari
TTV
- T : 36,7 ˚C
- P : 148x/menit
- Spo2 : 99%
- BB : 1380 gram

4. DS : Klien tidak dapat dikaji Resiko Infeksi


DO :
 Adanya stoma menempel di perut sebelah kiri
 Terdapat kemerahan di area stoma
 Terdapat jahitan post op stoma
 Leukosit : 21.400/ul (nilai normal : 4.000-10.000)
TTV
5. T : 36,6˚C
6. P : 183x/menit
7. Spo2 : 99%
8. RR : 42x/menit
5. DS : Klien tidak dapat dikaji Gangguan integritas kulit
DO :
 Adanya nyeri pada area stoma
 Kemerahan di area stoma
 Area kolostomi di sebelah kiri abdomen
TTV
- T : 36,6 ˚C
- P : 151x/menit
- Spo2 : 99%
- RR : 42x/menit

MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Inkotinensia fekal
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal
4. Resiko infeksi
5. Gangguan integritas kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
2. Inkotinensia fekal berhubungan dengan kehilangan fungsi pengendalian sfingter rektum
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan pembedahan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang upaya
mempertahankan/melindungi integritas kulit
NURSING PLANING

No Diagnosa Jam SLKI SIKI


Keperawatan
(SDKI)
1. Nyeri akut 08:00 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam Observasi
dengan agen diharapkan nyeri berkurang - Identifikasi lokasi, karakteristik,
pencedera fisik dengan durasi, frekuensi, kualitas,
(prosedur operasi) Kriteria hasil : (L.08066) intensitas nyeri
(D.0077) 1. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun - Identifikasi respons nyeri non
3. Sikap protektif menurun verbal
4. Gelisah menurun - Identifikasi faktor yang
5. Kesulitan tidur menurun memperberat dan memperingan
nyeri
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Inkotinensia fekal 08:15 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Inkontinensia Fekal
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam (I.04162)
kehilangan fungsi diharapkan kontinensia fekal Observasi
pengendalian membaik dengan - Identifikasi penyebab
sfingter rektum Kriteria Hasil : inkotinensia fekal baik fisik
1. Pengontrolan pengeluaran maupun psikologis (mis.
feses meningkat gangguan saraf motorik bawah,
2. Defekasi membaik penurunan tonus otot, gangguan
3. Frekuensi buang air besar sfingter rektum, diare kronis,
membaik gangguan kognitif, stress
berlebihan)
- Identifikasi perubahan frekuensi
defekasi dan konsistensi feses
- Monitor kondisi kulit perianal
- Monitor keadekuatan evakuasi
feses
- Monitor diet dan kebutuhan
cairan
- Monitor efek samping
pemberian obat
Terapeutik
- Bersihkan daerah perianal
dengan sabun dan air
- Jaga kebersihan tempat tidur
dan pakaian
- Laksanakan program latihan
usus (bowel training), jika perlu
- Jadwalkan BAB di tempat
tidur,jika perlu
- Berikan celana
pelindung/pembalut/popok,
sesuai kebutuhan
- Hindari makanan yang
menyebabkan diare
Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis
inkotinensia, penyebab
inkotinensia fekal
- Anjurkan mencatat karakteristik
feses
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
diare (mis. loperamide, atropin)
3. Disfungsi motilitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.03119)
gastrointestinal keperawatan selama 2x24 jam Observasi
berhubungan diharapkan motilitas - Identifikasi status nutrisi
dengan pembedahan gastrointestinal membaik dengan - Identifikasi alergi dan
Kriteria Hasil : intoleransi makanan
(D.0021) 1. Nyeri menurun - Identifikasi makanan yang
2. Kram abdomen menurun disukai
3. Distensi abdomen menurun - Identifikasi kebutuhan kalori
4. Suara peristaltik meningkat dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hyigene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis. piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogastrik jika
asupan oral ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda
nyeri, antlemetik, jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan , jika perlu
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.14539)
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam Observasi
efek prosedur invasif diharapkan risiko infeksi 9. Monitor tanda dan gejala
berkurang dengan infeksi lokal dan sistemik
(D.0142)
Kriteria hasil : (L.14137) Terapeutik
1. Demam menurun - Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun - Berikan perawatan kulit pada
3. Nyeri menurun area edema
4. Bengkak berkurang - Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
5. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka (I.14564)
kulit berhubungan keperawatan selama 2x24 jam Observasi
dengan kurang diharapkan penyembuhan luka - Monitor karakteristik luka (mis.
terpapar informasi meningkat dengan drainase, warna ukuran, bau)
tentang upaya Kriteria hasil : (L.14130) - Monitor tanda-tanda infeksi
mempertahankan/me 1. Penyatuan luka meningkat Terapeutik
lindungi integritas 2. Penyatuan tepi luka - Lepaskan balutan dan plester
kulit meningkat secara perlahan
(D.0129) - Cukur rambut di sekitar daerah
3. Jaringan granulasi
luka, jika perlu
meningkat
- Bersihkan dengan cairan NaCl
4. Pembentukan jaringan atau pembersih nontoksik,
parut meningkat sesuai kebutuhan
5. Peradangan luka menurun - Bersihkan jaringan nekrotik
6. Nyeri menurun - Berikan salep yang sesuai ke
7. Bau tidak sedap pada luka kulit/lesi, jika perlu
menurun - Pasang balutan sesuai jenis luka
8. Nekrosis menurun - Pertahankan teknik steril saat
9. Infeksi menurun melakukan perawatan luka
- Ganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
- Jadwalkan perubahan posisi
setiap 2 jam atau sesuai dengan
kondisi pasien
- Berikan diet dengan kalori 30-
35 kkal/kgBB/hari dan protein
1,25-1,5 g/kgBB/hari
- Berikan suplemen vitamin dan
mineral (mis. vitamin A,
vitamin C, Zinc, asam amino),
sesuai indikasi
- Berikan terapi TENS (stimulasi
saraf transkutaneous), jika
perlu
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Anjurkan mengonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
- Ajarkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi prosedur
debridement (mis. enzimatik,
biologis, mekanis, autolitik),
jika perlu
- Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 02 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift : Sore

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 14.00 1. Mengidentifikasi lokasi, Jam 14.05 WIB
berhubungan karakteristik, durasi, S : Klien tidak dapat dikaji
dengan agen frekuensi, kualitas, intensitas
pencedera fisik nyeri O:
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala nyeri  Klien tampak rewel
 Skala nyeri 5  Klien tampak menangis
3. Mengkontrol lingkungan yang dengan suara yang kuat
memperberat rasa nyeri  Skala nyeri 5
4. Memfaasilitasi istirahat dan TTV
tidur - T : 36,8 ˚C
5. Berkolaborasi pemberian - P : 146x/menit
analgetik, jika perlu - RR : 46x/menit
- Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Inkotinensia fekal 14.15 1. Mengidentifikasi perubahan Jam 14.20 WIB
berhubungan frekuensi defekasi dan S : Klien tidak dapat dikaji
dengan kehilangan konsistensi feses
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit O:
sfingter rektum perianal  KlienPasien terlihat post op
3. Memonitor diet dan kolostomi pertama
kebutuhan cairan  Feses keluar sedikit-sedikit
4. Membersihkan daerah dan sering
perianal dengan sabun dan  Konstipasi feses cair berwarna
air hitam kehijauan
5. Menjaga kebersihan tempat TTV
tidur dan pakaian  T : 36,8 ˚C
 P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 14.30 1. Mengidentifikasi status Jam 14.35
gastrointestinal nutrisi S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan  Berat badan bayi kurang
dengan pembedahan dari normal O:
2. Memonitor asupan makanan  Adanya kantong kolostomi
(D.0021) di perut sebelah kiri
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2
jam  Adanya distensi abdomen
3. Memonitor berat badan  Peristaltik bising usus
 BB : 1300 gram 35x/menit
4. Memonitor hasil  Feses berwarna hitam
pemeriksaan laboratorium kehijauan
 Leukosit : 21.400/ul  BAB (kolostomi dibersihkan
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul ± 2x sehari
 Hemoglobin : 16,0 g/dl
 Hematokroit : 44% A : Masalah belum teratasi
 MCV : 103 fl
 MCH : 37 pg P : Intervensi dilanjutkan
 MCHC : 36%  Mengidentifikasi status
 Trombosit : 230.000/ul nutrisi
5. Menghentikan pemberian  Memonitor asupan makanan
makanan melalui selang  Memonitor berat badan
nasogatrik jika asupan oral  Memonitor hasil
dapat ditoleransi pemeriksaan laboratorium
 Daya hisap bayi belum  Menghentikan pemberian
kuat melakukan asupan makanan melalui selang
melalui oral nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 14.45 1. Memonitor tanda dan gejala Jam 14.50 WIB
berhubungan infeksi lokal dan sistemik S : Klien tidak dapat dikaji
dengan efek  Tampak kemerahan di
prosedur invasif sekitar stoma O:
(D.0142) 2. Membatasi jumlah  Adanya stoma menempel di
pengunjung perut sebelah kiri
 Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan 10. T : 36,2˚C
pasien 11. P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik 12. Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko 13. RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 15.05 1. Monitor karakteristik luka Jam 15.10 WIB
kulit berhubungan (mis. drainase, warna S : Tidak dapat dikaji
dengan ukuran, bau)
2. Monitor tanda-tanda infeksi O:
3. Bersihkan dengan cairan Adanya nyeri pada area
NaCl atau pembersih stoma
nontoksik, sesuai kebutuhan  Kemerahan di area stoma
4. Bersihkan jaringan nekrotik  Area kolostomi di sebelah
5. Berikan salep yang sesuai ke kiri abdomen
kulit/lesi, jika perlu TTV
6. Pasang balutan sesuai jenis  T : 36,8 ˚C
luka  P : 158x/menit
7. Pertahankan teknik steril saat  RR : 48x/menit
melakukan perawatan luka  Spo2 : 99%
8. Kolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
antibiotik, jika perlu
 Ceftaxidime 2x39 mg P : Intervensi dilanjutkan
 Ampicillin 2x130 mg  Memonitor karakteristik luka
 Metropenem 3x17 mg (mis. drainase, warna
ukuran, bau)
 Memonitor tanda-tanda
infeksi
 Membersihkan dengan
cairan NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang
sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
 memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik
steril saat melakukan
perawatan luka
 Berolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu

6. Menyusui tidak 15:30 1. Mengidentifikasi status nutrisi Jam 20.00 WIB


efektif  Bayi diberikan D5% 1,5 S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan cc setiap 2 jam melalui
dengan hambatan OGT dan terpasang IVFD O:
pada neonatus D10% dengan kecepatan  Bayi diberikan D5% 1,5 cc
(prematuritas) 4 cc/jam setiap 2 jam melalui OGT no
(D.0029) 2. Mengidentifikasi perlunya 5 dikarenakan reflek
penggunaan selang menghisap bayi tidak adekuat
nasogastrik  Terpasang OGT
 Reflek hisap bayi tidak
adekuat sehingga A : Masalah belum teratasi
menggunakan OGT no 5
3. Memonitor berat badan P : Intervensi dilanjutkan
 Berat badan : 1300 gram  Mengidentifikasi status nutrisi
4. Memonitor asupan makanan  Mengidentifikasi perlunya
 Bayi belum bisa makan, penggunaan selang
bayi hanya diberikan nasogastrik
D5% 1,5 cc setiap 2 jam  Memonitor berat badan
melalui OGT no 5 dan  Memonitor asupan makanan
terpasang IVFD D10%
dengan kecepatan 4
cc/jam
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 03 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift : Pagi

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 08.00 1. Mengidentifikasi lokasi, Jam 08.05 WIB
berhubungan karakteristik, durasi, S : Klien tidak dapat dikaji
dengan agen frekuensi, kualitas,
pencedera fisik intensitas nyeri O:
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak rewel
nyeri Klien tampak menangis
 Skala nyeri 3 dengan suara yang kuat
3. Mengkontrol lingkungan  Skala nyeri 3
yang memperberat rasa TTV
nyeri - T : 36,8 ˚C
4. Memfaasilitasi istirahat dan - P : 146x/menit
tidur - RR : 46x/menit
5. Berkolaborasi pemberian - Spo2 : 99%
analgetik, jika perlu A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Inkotinensia fekal 08.15 1. Mengidentifikasi perubahan Jam 08.20 WIB
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses S : Klien tidak dapat dikaji
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit
sfingter rektum perianal O:
3. Memonitor diet dan  Klien Pasien terlihat post
kebutuhan cairan op kolostomi pertama
4. Membersihkan daerah  Feses keluar sedikit-sedikit
perianal dengan sabun dan dan sering
air  Konstipasi feses cair berwarna
5. Menjaga kebersihan tempat hitam kehijauan
tidur dan pakaian TTV
 T : 36,8 ˚C
 P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 08.25 1. Mengidentifikasi status Jam 08.35
gastrointestinal nutrisi S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan  Berat badan bayi kurang
dengan pembedahan dari normal O:
2. Memonitor asupan makanan  Adanya kantong kolostomi
(D.0021) di perut sebelah kiri
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2
jam  Adanya distensi abdomen
3. Memonitor berat badan  Peristaltik bising usus
 BB : 1300 gram 35x/menit
4. Memonitor hasil  Feses berwarna hitam
pemeriksaan laboratorium kehijauan
 Leukosit : 21.400/ul  BAB (kolostomi dibersihkan
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul ± 2x sehari
 Hemoglobin : 16,0 g/dl
 Hematokroit : 44% A : Masalah belum teratasi
 MCV : 103 fl
 MCH : 37 pg P : Intervensi dilanjutkan
 MCHC : 36%  Mengidentifikasi status
 Trombosit : 230.000/ul nutrisi
5. Menghentikan pemberian  Memonitor asupan makanan
makanan melalui selang  Memonitor berat badan
nasogatrik jika asupan oral  Memonitor hasil
dapat ditoleransi pemeriksaan laboratorium
 Daya hisap bayi belum  Menghentikan pemberian
kuat melakukan asupan makanan melalui selang
melalui oral nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 08.45 1. Memonitor tanda dan gejala Jam 08.55 WIB
berhubungan infeksi lokal dan sistemik S : Klien tidak dapat dikaji
dengan efek  Tampak kemerahan di
prosedur invasif sekitar stoma O:
(D.0142) 2. Membatasi jumlah  Adanya stoma menempel di
perut sebelah kiri
pengunjung Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan 14. T : 36,2˚C
pasien 15. P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik 16. Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko 17. RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 09.10 1. Memonitor karakteristik luka Jam 09.15
kulit berhubungan (mis. drainase, warna S : Klien tidak dapat dikaji
dengan ukuran, bau)
2. Memonitor tanda-tanda O:
infeksi  Adanya nyeri pada area
3. Membersihkan dengan stoma
cairan NaCl atau pembersih  Kemerahan di area stoma
nontoksik, sesuai kebutuhan  Area kolostomi di sebelah
4. Membersihkan jaringan kiri abdomen
nekrotik  T : 36,8 ˚C
5. Memberikan salep yang  P : 158x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  RR : 48x/menit
6. Memasang balutan sesuai  Spo2 : 99%
jenis luka A : Masalah belum teratasi
7. Mempertahankan teknik
steril saat melakukan P : Intervensi dilanjutkan
perawatan luka
 Monitor karakteristik luka
8. Berkolaborasi pemberian
(mis. drainase, warna ukuran,
antibiotik, jika perlu
bau)
 Ceftaxidime 2x39 mg
 Ampicillin 2x130 mg  Monitor tanda-tanda infeksi
 Metropenem 3x17 mg  Bersihkan dengan cairan NaCl
atau pembersih nontoksik,
sesuai kebutuhan
 Bersihkan jaringan nekrotik
 Berikan salep yang sesuai ke
kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu

6. Menyusui tidak 15:30 1. Mengidentifikasi status nutrisi Jam 14.00 WIB


efektif  Bayi diberikan D5% 3 cc S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan setiap 2 jam melalui OGT
dengan hambatan dan terpasang IVFD O:
pada neonatus D10% dengan kecepatan  Bayi diberikan D5% 3 cc
(prematuritas) 4 cc/jam setiap 2 jam melalui OGT no
(D.0029) 2. 2. Mengidentifikasi perlunya 5 dikarenakan reflek
penggunaan selang nasogastrik menghisap bayi tidak adekuat
 Reflek hisap bayi tidak  Terpasang OGT
adekuat sehingga
menggunakan OGT no 5 A : Masalah belum teratasi
3. Memonitor berat badan
 Berat badan : 1300 gram P : Intervensi dilanjutkan
4. Memonitor asupan makanan  Mengidentifikasi status nutrisi
 Bayi belum bisa makan,  Mengidentifikasi perlunya
bayi hanya diberikan penggunaan selang
D5% 1,5 cc setiap 2 jam nasogastrik
melalui OGT no 5 dan  Memonitor berat badan
terpasang IVFD D10%  Memonitor asupan makanan
dengan kecepatan 4
cc/jam
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 04 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift : Pagi

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 2  Skala nyeri 2
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,8 ˚C
nyeri - P : 146x/menit
4. Memfaasilitasi istirahat dan - RR : 46x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dihentikan
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,8 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
dibuktukan dengan infeksi lokal dan sistemik
efek prosedur  Tampak kemerahan di O:
invasif sekitar stoma Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan 18. T : 36,2˚C
pasien 19. P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik 20. Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko 21. RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 158x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 48x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Monitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Monitor tanda-tanda infeksi
 Ceftaxidime 2x39 mg
 Bersihkan dengan cairan NaCl
 Ampicillin 2x130 mg
atau pembersih nontoksik,
 Metropenem 3x17 mg
sesuai kebutuhan
 Bersihkan jaringan nekrotik
 Berikan salep yang sesuai ke
kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
6. Menyusui tidak 15:301. 1. Mengidentifikasi status nutrisi Jam 14.00 WIB
efektif  Bayi diberikan susu 3-5 S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan cc setiap 2 jam melalui
dengan hambatan OGT dan terpasang IVFD O:
pada neonatus D10% dengan kecepatan  Bayi diberikan susu 3-5 cc
(prematuritas) 4 cc/jam setiap 2 jam melalui OGT no
(D.0029) 5. 2. Mengidentifikasi perlunya 5 dikarenakan reflek
penggunaan selang nasogastrik menghisap bayi tidak adekuat
 Reflek hisap bayi tidak  Terpasang OGT
adekuat sehingga
menggunakan OGT no 5 A : Masalah belum teratasi
6. Memonitor berat badan
 Berat badan : 1300 gram P : Intervensi dilanjutkan
7. Memonitor asupan makanan  Mengidentifikasi status nutrisi
 Bayi belum bisa makan,  Mengidentifikasi perlunya
bayi hanya diberikan penggunaan selang
D5% 1,5 cc setiap 2 jam nasogastrik
melalui OGT no 5 dan  Memonitor berat badan
terpasang IVFD D10%  Memonitor asupan makanan
dengan kecepatan 4
cc/jam
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 06 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 2  Skala nyeri 2
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfaasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
dibuktikan dengan infeksi lokal dan sistemik
efek prosedur  Tampak kemerahan di O:
invasif sekitar stoma Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 07 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfaasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 6. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
7. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
8. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
9. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
10. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan gejala infeksi lokal dan
dengan efek sistemik O:
prosedur invasif  Tampak kemerahan di  Adanya stoma menempel di
(D.0142) sekitar stoma perut sebelah kiri
2. Membatasi jumlah  Terdapat kemerahan di area
pengunjung stoma
3. Memberikan perawatan kulit  Terdapat jahitan post op
pada area infeksi stoma
 Mengoleskan salep  Leukosit : 21.400/ul (nilai
ketoconazole normal : 4.000-10.000)
4. Mencuci tangan sebelum dan TTV
sesudah kontak dengan  T : 36,2˚C
pasien dan lingkungan  P : 153x/menit
pasien  Spo2 : 98%
5. Mempertahankan teknik  RR : 42x/menit
aseptik pada pasien berisiko A : Masalah belum teratasi
tinggi
6. Berkolaborasi pemberian P : Intervensi dilanjutkan
imunisasi  Memonitor tanda dan
 Ceftaxidime 2x39 mg gejala infeksi lokal dan
 Ampicillin 2x130 mg sistemik
 Metropenem 3x17 mg  Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 08 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 6. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 7. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
8. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
9. Memfaasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
10. Berkolaborasi A : Masalah belum teratasi
pemberian analgetik, jika
perlu P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 6. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 7. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
8. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
9. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
10. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 11. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
12. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
13. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
14. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
15. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 7. Memonitor tanda dan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan gejala infeksi lokal dan
dengan efek sistemik O:
prosedur invasif  Tampak kemerahan di  Adanya stoma menempel di
(D.0142) sekitar stoma perut sebelah kiri
8. Membatasi jumlah  Terdapat kemerahan di area
pengunjung stoma
9. Memberikan perawatan kulit  Terdapat jahitan post op
pada area infeksi stoma
 Mengoleskan salep  Leukosit : 21.400/ul (nilai
ketoconazole normal : 4.000-10.000)
10. Mencuci tangan sebelum TTV
dan sesudah kontak dengan  T : 36,2˚C
pasien dan lingkungan  P : 153x/menit
pasien  Spo2 : 98%
11. Mempertahankan teknik  RR : 42x/menit
aseptik pada pasien berisiko A : Masalah belum teratasi
tinggi
12. Berkolaborasi pemberian P : Intervensi dilanjutkan
imunisasi  Memonitor tanda dan
 Ceftaxidime 2x39 mg gejala infeksi lokal dan
 Ampicillin 2x130 mg sistemik
 Metropenem 3x17 mg  Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 9. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
10. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
11. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
12. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
13. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
14. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
15. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
16. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 09 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfaasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 10 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 7. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 8. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
9. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
10. Mencuci tangan sebelum normal : 4.000-10.000)
dan sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
11. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
12. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 11 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 13 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 14 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan luka (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 15 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 16 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 17 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 18 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 20 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By.Ny.T Diagnosa Medis : Atresia Ani


Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal : 21 Desember 2021
Kamar/Bed :- Shift :

No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, O:
pencedera fisik intensitas nyeri Klien tampak rewel
(prosedur operasi) 2. Mengidentifikasi skala Klien tampak menangis
nyeri dengan suara yang kuat
 Skala nyeri 7  Skala nyeri 7
3. Mengkontrol lingkungan TTV
yang memperberat rasa - T : 36,6 ˚C
nyeri - P : 150x/menit
4. Memfasilitasi istirahat dan - RR : 42x/menit
tidur - Spo2 : 99%
5. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengkontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
 Memfaasilitasi istirahat dan
tidur
 Berkolaborasi pemberian
analgetik
2. Inkotinensia fekal 1. Mengidentifikasi perubahan S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan frekuensi defekasi dan
dengan kehilangan konsistensi feses O:
fungsi pengendalian 2. Memonitor kondisi kulit KlienPasien terlihat post op
sfingter rektum perianal kolostomi pertama
3. Memonitor diet dan  Feses keluar sedikit-sedikit
kebutuhan cairan dan sering
4. Membersihkan daerah  Konstipasi feses cair berwarna
perianal dengan sabun dan hitam kehijauan
air TTV
5. Menjaga kebersihan tempat  T : 36,6 ˚C
tidur dan pakaian  P : 152x/menit
 RR : 42x/menit
 Spo2 : 99%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengidentifikasi perubahan
frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
 Memonitor kondisi kulit
perianal
 Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
 Membersihkan daerah
perianal dengan sabun dan
air
 Menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian
3. Disfungsi motilitas 1. Mengidentifikasi status S : Klien tidak dapat dikaji
gastrointestinal nutrisi
berhubungan  Berat badan bayi kurang O:
dengan pembedahan dari normal  Adanya kantong kolostomi
2. Memonitor asupan makanan di perut sebelah kiri
(D.0021)
 Diet PASI/ASI 7-8 cc/2  Adanya distensi abdomen
jam  Peristaltik bising usus
3. Memonitor berat badan 35x/menit
 BB : 1300 gram  Feses berwarna hitam
4. Memonitor hasil kehijauan
pemeriksaan laboratorium  BAB (kolostomi dibersihkan
 Leukosit : 21.400/ul ± 2x sehari
 Eritrosit : 4,2 jutal/ul
 Hemoglobin : 16,0 g/dl A : Masalah belum teratasi
 Hematokroit : 44%
 MCV : 103 fl P : Intervensi dilanjutkan
 MCH : 37 pg  Mengidentifikasi status
 MCHC : 36% nutrisi
 Trombosit : 230.000/ul  Memonitor asupan makanan
5. Menghentikan pemberian  Memonitor berat badan
makanan melalui selang  Memonitor hasil
nasogatrik jika asupan oral pemeriksaan laboratorium
dapat ditoleransi  Menghentikan pemberian
 Daya hisap bayi belum makanan melalui selang
kuat melakukan asupan nasogatrik jika asupan oral
melalui oral dapat ditoleransi
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : Klien tidak dapat dikaji
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan efek  Tampak kemerahan di O:
prosedur invasif sekitar stoma  Adanya stoma menempel di
(D.0142) 2. Membatasi jumlah perut sebelah kiri
pengunjung  Terdapat kemerahan di area
3. Memberikan perawatan kulit stoma
pada area infeksi  Terdapat jahitan post op
 Mengoleskan salep stoma
ketoconazole  Leukosit : 21.400/ul (nilai
4. Mencuci tangan sebelum dan normal : 4.000-10.000)
sesudah kontak dengan TTV
pasien dan lingkungan  T : 36,2˚C
pasien  P : 153x/menit
5. Mempertahankan teknik  Spo2 : 98%
aseptik pada pasien berisiko  RR : 42x/menit
tinggi A : Masalah belum teratasi
6. Berkolaborasi pemberian
imunisasi P : Intervensi dilanjutkan
 Ceftaxidime 2x39 mg  Memonitor tanda dan
 Ampicillin 2x130 mg gejala infeksi lokal dan
 Metropenem 3x17 mg sistemik
 Membatasi jumlah
pengunjung
 Memberikan perawatan
kulit pada infeksi
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Mempertahakankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Berkolaborasi pemberian
imunisasi
5. Gangguan integritas 1. Memonitor karakteristik luka S : Klien tidak dapat dikaji
kulit berhubungan (mis. drainase, warna
dengan ukuran, bau) O:
2. Memonitor tanda-tanda  Adanya nyeri pada area
infeksi stoma
3. Membersihkan dengan  Kemerahan di area stoma
cairan NaCl atau pembersih  Area kolostomi di sebelah
nontoksik, sesuai kebutuhan kiri abdomen
4. Membersihkan jaringan  T : 36,8 ˚C
nekrotik  P : 154x/menit
5. Memberikan salep yang  RR : 42x/menit
sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Spo2 : 99%
6. Memasang balutan sesuai A : Masalah belum teratasi
jenis luka
7. Mempertahankan teknik P : Intervensi dilanjutkan
steril saat melakukan
 Memonitor karakteristik luka
perawatan luka
(mis. drainase, warna ukuran,
8. Berkolaborasi pemberian
bau)
antibiotik, jika perlu
 Memonitor tanda-tanda
 Ceftaxidime 2x39 mg
infeksi
 Ampicillin 2x130 mg
 Membersihkan dengan cairan
 Metropenem 3x17 mg
NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
 Membersihkan jaringan
nekrotik
 Memberikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
 Memasang balutan sesuai
jenis luka
 Mempertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
 Berkolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai