Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

DEKONTAMINASI PERALATAN PERAWATAN


PASIEN

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP DAN


BERSALIN EKA MEDIKA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan
Dekontaminasi peralatan perawatan Pasien Klinik Pratama Rawat Inap Dan
Bersalin Eka Medika ini berhasil disusun. Penyusunan panduan ini penting
karena Dekontaminasi peralatan perawatan Pasien merupakan salah satu
upaya untuk pengendalian infeksi di Klinik Pratama Rawat Inap Dan Bersalin
Eka Medika dan sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan Klinik
Pratama Rawat Inap Dan Bersalin Eka Medika
Dokontaminasi peralatan perawatan Pasien merupakan dokumen resmi
yang berisi informasi lengkap perihal Dekontaminasi peralatan perawatan
Pasien di Klinik Pratama Rawat Inap Dan Bersalin Eka Medika. Untuk itu
dibutuhkan keseragaman dan persamaan dalam pelaksanaannya di Klinik
Pratama Rawat Inap Dan Bersalin Eka Medika Yani melalui buku Panduan
Dokontaminasi Peralatan Perawatan Pasien.

Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada


Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap Dan Bersalin Eka Medika, dan semua
yang telah berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan sampai dengan
penerbitan panduan. Semoga Buku panduan ini memberikan manfaat bagi
peningkatan mutu pelayanan di Klinik Pratama Rawat Inap Dan Bersalin Eka
Medika.

Akhirnya saran dan koreksi demi penyempurnaan buku panduan ini


sangat kami harapkan.
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP DAN BERSALIN
EKA MEDIKA
Jln. Raya Pungging 09 Dusun Patung Desa PunggingKec. Pungging
Kab. Mojokerto Telp. 0321-6850943 email:klinikekamedika@yahoo.co.id 61384

PENETAPAN
KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT INAP DAN BERSALIN EKA MEDIKA
NOMOR : 058/SK/KEM/VII/2023

TENTANG

PANDUAN DEKONTAMINASI PERALATAN PERAWATAN PASIEN


UNIT PELAKSANA TEKNIS KLINIK PRATAMA RAWAT INAP DAN
BERSALIN EKA MEDIKA

KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT INAP DAN BERSALIN EKA MEDIKA


Menimbang: a. Bahwa dalam rangka melakukan pencegahan penularan
infeksi, baik bagi petugas maupun pasien;
b. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Klinik
Pratama Rawat Inap Dan Bersalin Eka Medika, maka
diperlukan panduan Dokontaminasi peralatan perawatan
Pasien di pelayanan kesehatan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a dan b
di atas, maka perlu menetapkan Penetapan Kepala Klinik
Pratama Rawat Inap Dan Bersalin Eka Medika tentang
Panduan Dokontaminasi peralatan perawatan Pasien ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indoensia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2021 Tentang Klinik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2022 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Mendiri Dokter
Gigi.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Menetapkan : PENETAPAN KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
DAN BERSALIN EKA MEDIKA TENTANG
DEKONTAMINASI PERALATAN PERAWATAN PASIEN
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP DAN BERSALIN EKA
MEDIKA
KESATU : Memberlakukan Panduan Dokontaminasi peralatan
perawatan Pasien.
KEDUA : Penetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
ketetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Mojokerto
Pada Tanggal 4 juli 2023
KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
DAN BERSALIN EKA MEDIKA

dr. Rini Setyowati


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................2
BAB I DEFINISI..........................................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP..........................................................................4
BAB III TATA LAKSANA...........................................................................5
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................6
BAB I
DEFINISI

A. Dalam panduan ini yang dimaksud dengan :


1. Dekontaminasi adalah:
suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan mikroorganisme
dan kotoran yang melekat pada peralatan medis / objek, sehingga
aman untuk penggunaan selanjutnya, meliputi pembersihan,
desinfeksi, sterilisasi.
2. Precleaning /prabilas:
Pemrosesan perendaman alat medis bekas pakai untuk
menghilangkan noda darah, cairan tubuh menggunakan enzyimatik
atau detergen (Perendaman sampai seluruh permukaan alat)
3. Pencucian
Suatu proses untuk menghilangkan kotoran yang terlihat atau tidak
terlihat pada peralatan medis / objek setelah dilakukan perendaman,
dengan menggunakan air mengalir, sikat, detergen sehingga kotoran /
bahan organik hilang dari permukaan
4. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT):
Proses menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa
endospora bakterial dari objek dengan merebus, menguapkan atau
memakai disinfektan kimiawi.
5. Sterilisasi :
Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus, fungi
dan parasit) termasuk endospora bakterial dari benda mati dengan
uap tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven),sterilan kimiawi atau
radiasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada seluruh kegiatan yang memerlukan


penggunaan panduan Dekontaminasi peralatan perawatan pasien di Klinik
Pratama Rawat Inap dan Bersalin Eka Medika.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tujuan Pemrosesan Peralatan Pasien


Tujuan Pemrosesan Peralatan Pasien adalah :
Memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis kepada
pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan lingkungan rumah sakit.

B. Indikasi Dekontaminasi
1. Alat medis habis pakai
2. Permukaan meja / permukaan lain yang tercemar /tumpahan darah
atau cairan tubuh pasien
3. Linen bekas pakai yang tercemar darah /cairan tubuh pasien.

C. Klasifikasi alat-alat medis dan proses desinfeksi

RESIKO DEFINISI PERALATAN CARA


Tinggi (Critical) Kontak dengan Instrumen Sterilisasi autoklaf
jaringan, system bedah,laparoskopi, atau sterilisasi
peredaran darah keteter jantung, temperature
(Vaskuler) scapel, Implan rendah,chemical
sterilans
disposible
Sedang (Semi Kontak dengan Endoskopi,/ Desinfeksi tingkat
Critical) membran Anestesi, ETT, tinggi :
mukosa yang Termometer rectal pasteurisasi,
utuh, mudah steam,desinfektan
terkontaminasi kimiawi
dengan mikroba
Rendah (Non Kontak dengan Stetoskop, Streisasi
Critical ) kulit yang utuh tensimeter, linen, menggunakan
dan tidak Bed Pasien, urin cairan anti septik,
mengenai bag, apron, alat Alkohol,
membrane makan, lantai, sabun/deterjen
mukosa dinding, kursi
pasien,bulpoin dll.
D. Alur Pemrosesan Peralatan Pasien

Pre-Cleaning (Pembersihan
Awal) Menggunakan Detergen
atau enzymatic, Sikat

Pembersihan
(Cuci Bersih, tiriskan dan
keringkan )

Sterilisasi (peralatan Desinfeksi Tingkat Tinggi Desinfeksi Tingkat Rendah


kritikal) Masuk dalam (peralatan semi kritikal) (peralatan non kritikal)
pembuluh darah/ jaringan Masuk dalam mukosa Hanya pada permukaan
tubuh tubuh tubuh yang utuh

E. Prosedur Dekontaminasi Alat Medis Habis Pakai

1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri (apron, masker,kaca mata)
kalau perlu
3. Segera rendam peralatan medis setelah dipakai dalam larutan klorin 0.5
% selama 10-15 menit (desinfektan). Seluruh alat medis harus terendam
dalam larutan klorin.
4. Lanjutkan dengan pembersihan
5. Buka sarung tangan

F. Prosedur Dekontaminasi Permukaan Yang Tercemar Darah dan


Cairan Tubuh Pasien

1. Lakukan kebersihan tangan


2. Pakai APD sarung tangan, apron, masker, kaca mata
3. Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan tisu/kain.
4. Buang tisu/kain penyerap kedalam kantong sampah medis/infeksius
5. Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan disinfectan
6. Buka sarung tangan
7. Lakukan kebersihan tangan
G. Prosedur Dekontaminasi Linen Bekas Pakai Yang Tercemar
Darah/atau Cairan Tubuh Pasien
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri (apron, masker,kaca mata)
kalau perlu
3. Segera rendam linen yang terkontaminasi setelah dipakai dalam larutan
klorin 0.5 % selama 10-15 menit ( desinfektan). Linen yang
terkontaminasi harus terendam semua
4. Peras linen dan masukkan dalam mesin cuci
5. Buka sarung tangan
6. Cuci tangan

H. Tujuan Pembersihan

1. Meminimalkan penyebaran infeksi / penyakit kepada pasien dan staf


2. Mengurangi kerusakan instrument
3. Memperpanjang 'umur' instrumen - instrumen lebih tahan lama
4. Mengurangi penggantian / perbaikan instrumen rusak
5. Penghematan biaya

I. Prosedur Pembersihan Peralatan Pasien

1. Lakukan kebersihan tangan


2. Pakai alat pelindung diri (masker,sarung tangan, gaun)
3. Keluarkan alat yang telah direndam, bilas dengan air mengalir
4. Lepaskan / buka alat medis yang dapat dilepas pada saat dibersihkan
5. Sikat perlahan lahan alat medis dari setiap permukaan termasuk gerigi
dan lekukan Bilas sampai bersih dengan air mengalir
6. Keringkan alat dengan kain
7. Buka sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya
8. Lakukan kebersihan tangan

J. Hal – hal Yang Harus di Perhatikan Pada Saat Pembersihan

1. Faktor yang mempengaruhi kemampuan dan efektifitas pembersihan


peralatan harus dipertimbangkan selama pembersihan

2. Ada protokol tertulis (formulir).

3. Audit proses pembersihan harus dilakukan secara teratur

K. Metode Disinfeksi
1. Panas : Autoclaf 70-80 ° C
2. Radiasi : Ultra violet ® Lab. Biohazard Cabinet & Pipa air
3. Filtrasi : Hepa Filter ® Membersihkan udara di OK, Farmasi
4. Gas kimiawi
5. Cairan kimia
L. Mengklasifikasikan Desinfeksi Dr. Earl Spaulding
1. Cara Disinfeksi High Level Disinfection (HDL) / Disinfeksi Tingkat
Tinggi ( DTT) Sterilisasi peralatan medis kritikal seharusnya disterilkan
tetapi apabila tidak memungkinkan HDL merupakan perlakuan minimun
yang direkomendasikan oleh CDC. HDL dapat membunuh semua
mikroorganisme, kecuali endospora.
Caranya :

- Merebus dalam air mendidih selama 20 mnt

- Rendam dalam larutan kimiawi: Glutaraldehyde, Hydrogen Peroksida

2. Intermediate Level Disinfection (LD) /Disinfeksi Tingkat Sedang


Desinfektan ini akan membunuh mikroorganisme bakteri, fungi, virus,
namun tidak mempunyai aktivitas membunuh spora. Contoh: Ethyl atau
isopropyl alkohol 70-90 % mudah menguap dan terbakar Natrium
Hipoklorit Bersifat korosif terhadap metal

3. Low Level Desinfection ( LLD) /Disinfeksi Tingkat Rendah. Disinfektan


ini tidak mempunyai daya untuk membunuh mikroorganisme fungi,
bakteri, dan virus. Contoh: Formaldehid pada konsentrasi kurang dari 4
%, Ethyl atau isopropyl alkohol 70-90 %, namun tidak mempunyai aktivitas
membunuh spora.

M. Pengemasan
1. Pengemasan instrumen atau alat-alat medis lainnya merupakan kegiatan
yang mempunyai konstribusi paska sterilisai terutama dalam
mempertahankan keamanan dan efektifitas alat-alat medis pada saat
digunakan untuk perawatan pasien .

2. Pengemasan ini merupakan bagian penting dan tanggung jawab dari unit
pelayanan sterilisasi, sehingga beberapa pertimbangan harus
diperhatikan dalam memilih yang paling sesuai dengan tehnik
pengemasan yang benar.

N. Tujuan dan Fungsi Pengemasan


Tujuan dan fungsi dari pengemasan pada proses sterilisasi adalah untuk
membungkus peralatan medis yang akan disterilkan baik dan benar
sehingga sterilitas peralatan medis tersebut dapat dipertahankan sampai
waktu penggunaaan .

O. Persyaratan Pengemasan

1. Bahan kemasan harus tahan terhadap kondisi fisik : suhu tinggi,


kelembaban, tekanan, kodisi vakum
2. Harus memungkinkan terjadinya penetrasi dan kontak langsung dari
agen sterilan

3. Harus memungkinkan pengeluaran dan pemindahan agen sterilan dari


kemasan pada akhir proses sterilisasi

4. Memastikan bahwa sterilitas kemasan dapat terjamin sampai waktu


kemasan tersebut dibuka.

5. Bahan pengemasan harus efisien untuk dapat digunakan pada semua


prosedur pengemasan.

6. Harus mudah ditangani, dan cukup fleksibel terhadap ukuran alat yang
akan dikemas

7. Bahan pengemas tidak boleh mengandung materi toksik atau zat


pewarna toksik

P. Penyegelan Kemasaan
1. Penyegelan kemasan dapat disegel dengan menggunakan tap indikator

2. Segel harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila dibuka fungsi segel
menjadi hilang

Q. Jenis Bahan Pengemasan


1. Linen

2. Kombinasi plastik film dan kertas


BAB IV

DOKUMENTASI

A. Pemberian Nomor lot Pada setiap kemasan


Setiap item /kemasan yang akan disterilkan harus mencantumkan
identitas berupa tanggal proses sterilisasi. Pengidentifikasian ini akan
memudahkan pada saat diperlukannya melakukan recall atau penarikan
kembali kemasan yang sudah terdistribusikan.

Demikianlah panduan ini disusun sebagai acuan dalam pemprosesan


peralatan pasien di Klinik Pratama Rawat Inap dan Bersalin Eka Medika..

Anda mungkin juga menyukai