Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN STERILISASI

RSIA PKU MUHAMMADIYAH CIPONDOH

Jl. Maulana Hasanudin No. 63 Cipondoh Kota Tangerang,

Tlp. (021) 55775013

TAHUN 2018
DAFTAR ISI

PEMBERLAKUAN PANDUAN STERILISASI ...................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
BAB I DEFINISI ........................................................................................................ 1
BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA ....................................................................................... 11
BAB IV DOKUMENTASI ........................................................................................ 20
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya Panduan Sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dapat terselesaikan.
RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh sebagai rumah sakit yang terus tumbuh dan
berkembang dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu, khususnya dalam menjamin
keselamatan pasien. Salah satu peningkatan mutu pelayanan yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh.
Infeksi Rumah Sakit (IRS) mungkin tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, akan tetapi pada
prinsipnya hal ini dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan kegiatan sterilisasi. Oleh
karena itu disusunlah Panduan Sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh.
Panduan ini tersusun atas dukungan berbagai pihak. Untuk itu, kami selaku tim penyusun
mengucapkan terima kasih dan berharap agar panduan ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
kegiatan sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh.

Tangerang, Juli 2018


Tim PPI
BAB I

DEFINISI

Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam kegiatan sterilisasi, diantaranya:

A. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, fungi dan
parasit) sampai dengan endospora bakteri dari benda mati dengan uap bertekanan tinggi
(otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimiawi atau radiasi.

B. Dekontaminasi Tingkat Tinggi (DTT)


Dekontaminasi Tingkat Tinggi (DTT) adalah proses menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali beberapa bakteri dari objek dengan merebus, menguapkan atau
dengan menggunakan cairan desinfektan.

C. Pembersihan
Pembersihan adalah proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau cairan
tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk
mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut.
Proses ini termasuk kegiatan mencuci, perendaman enzimatik, menyikat dengan sabun,
detergen, pembilasan dengan air bersih, pengeringan dan pengemasan.

D. Precleaning/prabilas
Precleaning/prabilas adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani
oleh petugas sebelum dibersihkan (menginaktivasikan HBV, HBC, dan HIV) dan
mengurangi tetapi tidak menghilangkan sejumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi
alat.

E. Steril
Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.

F. Sterilan
Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik yang dapat mensterilkan.
G. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui system termal (panas) atau
kimia

H. Antiseptik
Antiseptik adalah bahan aktivasi yang digunakan pada permukaan kulit dan membran
mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.

I. Autoclave
Autoclave adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan
uap bertekanan.

J. Indikator kimia
Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya
pemaparan sterilan pada obyek yang disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan warna

K. Indikator Mekanik
Indikator Mekanik adalah petunjuk suhu, tekanan, waktu, dan lain-lain pada mesin
sterilisasi yang menunjukan mesin berjalan normal

L. Infeksi Rumah Sakit (IRS)


Infeksi Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang diperoleh dirumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Kegiatan
Berikut adalah beberapa kegiatan dalam pelayanan sterilisasi:

1. Hubungan kerja antar instalasi


2. Tehnik pelaksanaan sterilisasi
3. Klasifikasi resiko instrumen (kriteria E.H.Spaulding)
4. Jenis-jenis barang yang dapat disterilkan
5. Macam-macam bahan pengemas
6. Pemantauan sterilisasi
7. Bagan dekontaminasi dan sterilisasi
8. Daftar desinfektan dan antiseptik yang tersedia di RSIA PKU Muhammadiyah
Cipondoh
9. Penggunaan antiseptik
10. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kimia dari desinfektan
11. Kelengkapan proteksi diri
12. Alat single use menjadi reuse

B. RINCIAN KEGIATAN
1. Hubungan kerja antar instalasi
Proses kegiatan sterilisasi berhubungan dengan unit lain di rumah sakit antara lain:
a. Pelayanan rawat inap dan rawat jalan.
b. Instalasi laundry.
c. IPSRS (pemeliharaan alat dan kalibrasi alat).
d. Kesehatan lingkungan (air bersih, uji mikrobiologi alat medis).
e. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

2. Teknik pelaksanaan sterilisasi


Kegiatan sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dilakukan
desentralisasi dengan autoclave bertempat di OK, tetapi kegiatan precleaning,
pencucian, dan pengemasan dilakukan di instalasi masing-masing,
3. Klasifikasi Risiko Instrumen menurut E.H Spaulding

Resiko Defenisi Peralatan Cara

Tinggi (Critical) Kontak dengan Instrumen bedah, Steril: sterilisasi


jaringan steril, sistem kateter jantung, dan Autoclave, EO,
peredaran darah implant. panas kering, dan
bahan kimia.

Sedang Kontak dengan Endoskopi/anastesi Desinfeksi:


(Semi Critical) membran mukosa tubing ventilator, dan pasteurisasi, steam,
yang utuh, mudah termometer dan desinfektan
terkontaminasi kimiawi
dengan mikroba. (Dersinfektan
Tingkat
Tinggi/DTT).

Rendah Kontak dengan kulit Stetoscope, Tidak perlu steril:


(Non Critical) yang utuh dan tidak tensimeter, linen, pembersihan fisik
mengenai membran urinal, apron, alat atau Desinfeksi
mukosa, lingkungan makan, lantai, Tingkat
secara tidak langsung. dinding, dan TT Rendah/DTR
(detergen dan air)

4. Jenis-jenis barang yang dapat disterilkan


a. Linen
b. Alat-alat bedah (instrumen)

5. Bahan pengemas
Tujuan dan fungsi pengemasan pada proses sterilisasi adalah untuk membungkus
peralatan medis yang akan disterilkan dan mempertahankan sterilitas alat tersebut
sampai waktu penggunaan.

Selain itu bahan pengemas yang digunakan harus mempunyai kontribusi dalam
mempertahankan sterilisitas. Kualitas bahan sangat penting dalam upaya
memproteksi isi agar steril dari kontaminasi mikroba. Satu hal yang perlu ditekankan
disini adalah untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain
mikroorganisme memerlukan media pembantu yang dapat berupa serpihan. Serpihan
ini dapat berupa serpihan kecil bahan kain, debu, maupun karena lembab.

Jenis bahan pengemas yang digunakan di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh


sendiri berupa Linen yang merupakan pengemas tradisional dan paling banyak
digunakan. Keuntungan pengemasan ini karena dapat digunakan ulang, relatif
mudah, cukup kuat dan memberi proteksi cukup baik.

Hal lain yang perlu diingat adalah dalam mengemas instrumen tidak boleh terlalu
padat agar kemasan dapat tertutup rapi sehingga tidak ada celah.

6. Pemantauan Sterilisasi
Sterilisasi merupakan hal yang lazim dilakukan di rumah sakit yang bertujuan untuk
menyediakan barang/alat medis yang steril bagi pengguna (OK, VK, IGD, HCU,
Rawat jalan, Rawat Inap dan lain-lain), namun sterilitas bukan sekedar untuk
menghasilkan barang steril tetapi juga sebagai penjamin bahwa barang/instrumen
teersebut dengan mekanisme kontrol. Proses monitoring kontrol yang ketat akan
memberikan jaminan bahwa barang-barang dihasilkan benar-benar steril dengan cara
melakukan uji kultur atau uji sterilitas alat yang telah steril secara random.

Adapun proses monitoring sterilisasi dilakukan dengan menggunakan indikator steril


dengan tahapan sebagai berikut:
a. Indikator kimia yaitu indicator tape yang akan berubah warna setiap kali
kemasan yang di tempelkan indicator tape berwarna putih akan berubah
menjadi putih bergaris hitam bila alat sudah steril.
b. Monitoring secara manual dengan menentukan barang/instrumen yang sudah
steril dalam kemasan belum terbuka.
c. Monitoring alat medis yang sering digunakan memiliki batas kadaluarsa 3 x 24
jam, jika dalam waktu 3 x 24 jam alat tersebut tidak digunakan maka harus
dilakukan pensterilan ulang.
d. Monitoring alat-alat medis steril yang jarang digunakan berlaku sampai dengan
7 hari (1 minggu). Jika dalam waktu seminggu alat tersebut tidak digunakan
maka harus dilakukan pensterilan ulang.
7. Bagan dekontaminasi dan sterilisasi

Siapkan larutan desinfektan Odex. Rendam instrumen selama 15 menit.

Keseluruhan alat dicuci


dan dibilas
Kenakan sarung tangan
dan pelindung lain

Desinfektan Tingkat Tinggi


Sterilisasi
(DTT)

Steam uap bertekanan Panaskan dengan suhu Didihkan/dikukus Rendam kimiawi selama
tinggi/Autoclave 120C selama 40 menit selama 20 menit 10-20 menit

Dinginkan dan simpan


di tempat yang tertutup
dan bebas debu 30 cm
dari lantai

Bagan 1. Alur Pemrosesan Peralatan Pasien

8. Penggunaan desinfektan
Nama Antiseptik/
No. Kandungan Pengenceran Kegunaan
Desinfektan
1. PD Scrub® Chlorhexidine Tidak  Cuci tangan
Glukonat 4% diencerkan antimikroba.
 Cuci tangan
bedah.
2. Microshield® 2% Chlorhexidine Tidak  Cuci tangan
diencerkan
Glukonat 2% antimikroba.
 Cuci tangan
sebelum tindakan
aseptik.
3. Betadine  Povidone Tidak Untuk antiseptik kulit
Iodine 10% diencerkan dan luka.
4. Odex Chlorhexidine Desinfeksi peralatan di
glucc ruangan.
5. Alkohol 70% Alkohol Tidak Untuk antiseptik kulit.
diencerkan

9. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kimia dari desinfektan

a. Pembersihan
Pengontrolan pembersihan perlu dilakukan untuk dapat melakukan disinfeksi
secara optimal.

b. Bebas kandungan materi organik


Adanya materi organik dapat mempengaruhi kerja desinfektan dengan cara
melakukan pengikatan terhadap zat aktif desinfektan.

c. Tipe dan jumlah mikroorganisme


Beberapa mikroorganisme mempunyai daya tahan lebih baik dibandingkan
yang lainnya, misalnya Mycrobacterium tuberculosis relative lebih tahan
dibanding mikroorganisme vegetatif. Jumlah mikroorganisme pencemar juga
berpengaruh, makin banyak jumlah mikroorganisme maka beban kerja
disinfektan akan semakin berat

d. Suhu dan waktu


Terdapat suhu dan waktu pada label disinfektan. Waktu yang dimaksudkan
disini adalah lamanya kontak antara disinfektan dengan mikroorganisme yang
akan dieliminir.

e. Tingkat asam atau basah (pH)


Tergantung desinfektannya maka ada yang bekerja secara optimal pada pH
asam atau basa
f. Tingkat kekerasan air (hardness of water)
Adanya mineral seperti calcium atau magnesium dapat mempengaruhi efikasi
dari disinfektan dengan cara mengikat zat aktif dari disinfektan.

10. Perlengkapan Proteksi Diri


Ada tiga hal yang harus dipahami pada saat menentukan praktek dekontaminasi yang
paling sesuai:
1. Keamanan
2. Efikasi dan efektifitas
3. Efesiensi
Beberapa jenis alat pelindung diri antara lain:

a. Sarung tangan
Sarung tangan karet harus digunakan pada saat melakukan penangan peralatan
atau permukaan yang tercemar oleh cairan tubuh. Sarung tangan harus diganti
setiap kali prosedur telah dilaksanakan.

b. Gaun
Gaun dapat memberikan proteksi lebih baik dibandingkan apron dan harus
digunakan pada saat prosedur, karena tindakan pembersihan dapat
menimbulkan cipratan/percikan cairan tubuh.

c. Masker dan Google


Masker harus digunakan pada saat pencucian yang dapat menimbulkan
cipratan cairan tubuh. Masker dapat melindungi membran mukosa mulut dan
hidung dari pemaparan kontaminan. Masker harus diganti setelah setiap
pemakaian atau setelah menjadi lembab secara fisik. Karena masker tidak
memberikan perlindungan secara menyeluruh terhadap wajah maka perlu pula
digunakan alat pelindung mata atau google.

d. Sepatu boot
Sepatu boot digunakan apabila ada kemungkinan kaki menjadi basah pada saat
melakukan prosedur pembersihan, namun harus dibuka ketika meninggalkan
ruang dekontaminasi.
BAB III
TATA LAKSANA

Tahap kegiatan awal dekontaminasi dimulai dari instalasi masing-masing pemakai alat kemudian
dilanjutkan ke tahap sterilisasi yang dilakukan di kamar operasi dengan alur sebagai berikut:

A. Alur Proses Kerja Pelayanan Sterilisasi


a. Proses yang dilakukan di masing-masing instalasi pemakai alat
Pengumpulan

Dekontaminasi

Pembersihan

Pengeringan

Pemilihan

Pengemasan

Pemberian label
indikator

Distribusi ke OK untuk
ruangan di luar OK

Bagan 2. Alur Pemrosesan Peralatan yang dilakukan di Masing-masing


Instalasi Pemakai Alat

b. Alur Penerimaan dan Pendistribusian Instrumen di OK


Serah terima/pencatatan
dengan instalasi yang mengirim
alat

Proses sterilisasi

Penyimpanan

Distribusi

Pencatatan

Bagan 3. Alur Penerimaan dan Pendistribusian Instrumen di OK

B. Sarana Fisik dan Peralatan

1. Lokasi Unit Sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh


Pelayanan sterilisasi dengan Autoclave di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh
berdekatan dengan instalasi kamar operasi.

2. Pembagian dan persyaratan ruang sterilisasi

a. Dekontaminasi
Dekontaminasi peralatan yang akan di steril dilakukan di masing-masing
instalasi pada tempat pencucian peralatan. Khusus Instalasi Kamar Operasi
dekontaminasi dilakukan di ruang sterilisasi kamar operasi.
b. Pengemasan alat
Pengemasan alat yang akan di steril dilakukan di masing-masing instalasi
setelah terlebih dahulu dilakukan proses dekontaminasi instrumen.

c. Pengemasan linen
Pengemasan linen yang akan disterilkan, termasuk kasa, kapas dan cotton swab
dilakukan di masing-masing instalasi.

d. Ruang Sterilisasi
Ruang sterilisasi khusus hanya ada di kamar operasi yaitu sterilisator dengan
alat autoclave.

e. Ruang Penyimpanan Barang Sterilisasi


Alat-alat yang sudah steril disimpan di masing-masing instalasi perawatan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pada prosedur sterilisasi masing-
masing alat.

3. Pemeliharaan Peralatan Sterilisasi Secara Rutin dan Berkala


a. Pemeliharaan peralatan sterilisator dilakukan oleh teknisi Alkes sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.

b. Pembersihan alat sterilisator dilakukan oleh instalasi kamar operasi.

c. Kalibrasi alat sterilisator hanya dilakukan untuk autoclave sesuai dengan


prosedur yang telah ditetapkan.

4. Pendokumentasian
Setiap mesin sterilisator yang ada di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh
mempunyai dokumentasi pemeliharaan/perawatan mesin yang tergantung di masing-
masing alat.

5. Alat Pelindung Diri


Unit sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dilengkapi dengan alat
pelindung diri seperti apron, penutup kepala, masker, google (kacamata) dan sepatu
boot.
C. Pelayanan Sterilisasi

1. Pelayanan Sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh


Sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh terdapat di instalasi kamar
operasi melayani semua unit di Rumah Sakit yang membutuhkan alat steril dengan
menggunakan Autoclave. Sedangkan untuk sterilisasi kering terdapat di VK.

Unit sterilisasi RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh berhubungan dengan unit di


rumah sakit antara lain:
a. Seluruh unit pelayanan rawat jalan maupun rawat inap
b. Bagian Rumah Tangga (pencucian linen di laundry)
c. UPSRS (pemeliharaan alat)
d. Kesehatan Lingkungan (suplai air)
e. Perlengkapan (penyediaan linen, plester, dan suplai perbekalan non medis)

2. Tata Laksana Pelayanan Penyediaan Barang Steril di RSIA PKU Muhammadiyah


Cipondoh

a. Perencanaan
Perencanaan dan penerimaan barang-barang yang dibutuhkan dilakukan oleh
masing-masing instalasi dengan penanggung jawab kepala instalasi.
Bahan yang direncanakan di masing-masing instalasi/unit adalah:
1) Linen
2) Instrumen
3) Sarung tangan dan barang habis pakai seperti kasa, dll.

b. Pencucian
Pencucian alat/barang di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dilakukan di
masing-masing instalasi dengan penanggung jawab Kepala Ruangan dan
dilakukan pengontrolan atau supervisi oleh penanggung jawab dekontaminasi
dengan waktu yang telah dijadwalkan.
Bahan-bahan yang dicuci meliputi:
1) Linen dilakukan di Laundry
2) Instrumen dilakukan di masing-masing instalasi
c. Pengemasan dan Pemberian Tanda
Pengemasan barang atau alat yang akan disteril dilakukan di instalasi masing-
masing dengan penanggung jawab Kepala Ruangan masing-masing.
Sedangkan pemberian label indikator tape sebagai tanda untuk sterilisasi
dengan autoclave dilakukan di unit sterilisasi. Pengemasan bahan yang akan
disteril di Instalasi masing-masing meliputi:
1) Linen di Instalasi masing-masing
2) Instrumen di Instalasi masing-masing
3) Bahan habis pakai seperti kasa dan indikator tape disiapkan di Instalasi
masing-masing.

d. Proses Sterilisasi
Proses sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh terdiri dari 2 jenis
yaitu:
1) Sterilisasi Autoclave di ruang Unit Pelayanan Sterilisasi (UPS), dan
2) Sterilisasi kering dengan suhu 60-1300C selama 60 menit diVK.
e. Penyimpanan dan Distribusi
Penyimpanan alat yang telah disterilkan dilakukan di instalasi masing-masing.
Instrumen yang telah disteril dibawa dari UPS ke instalasi dengan mengunakan
wadah plastik (kontainer kit) berwarna hijau, selanjutnya barang steril yang
dibawa dikeluarkan dari kontainer dan disimpan dalam lemari penyimpanan.
Sedangkan untuk membawa instrumen yang belum disterilkan digunakan
wadah plastik (kontainer kit) berwarna merah.

f. Pemantauan Mutu Sterilisasi


Pemantauan mutu sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh
dilakukan dengan cara:
1) Pemantauan proses sterilisasi dengan melakukan pemantauan secara
visual yaitu dengan monitoring perubahan indikator tape pada alat yang
telah disterilkan dengan menggunakan autoclave setiap 3 bulan oleh
IPCN berkoordinasi dengan penanggung jawab mutu sterilisasi.

2) Pemantauan hasil sterilisasi dilakukan dengan pemeriksaan mikrobiologi


alat yang sudah disterilkan setiap 6 bulan.
3) Alat-alat medis yang sering digunakan memiliki batas kadaluarsa 3 x 24
jam, jika dalam waktu 3 x 24 jam alat tersebut tidak digunakan maka
harus dilakukan pensterilan ulang, sedangkan alat steril yang jarang
digunakan dilakukan pensterilan ulang 1 minggu (7 hari).

g. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan kegiatan sterilisasi dilakukan setiap 3 bulan
bersamaan dengan laporan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

D. Tahap -tahap Sterilisasi Alat atau Bahan Medis di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh

1. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh petugas
sebelum dibersihkan (misal menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV) dan megurangi,
tapi tidak menghilangkan, jumlah mikrooganisme yang mengkontaminasi.

Tujuan dari proses dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja yang
bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan dari penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang terdapat pada alat tersebut. Oleh karena itu,
alat-alat kesehatan telah dipakai dan terkontaminasi harus ditangani sedemikian rupa
sehingga menghindari kontaminasi terhadap pasien, pekerja dan fasilitas lainnya.

Berikut adalah proses dekontaminasi alat medis:


a. Cuci tangan sebelum tindakan
b. Gunakan sarung tangan rumah tangga
c. Siapkan cairan desinfektan yang diperlukan
d. Rendam Peralatan atau instrumen yang kotor atau terkontaminasi
e. Rendam alat yang kotor dengan cairan desinfektan yang tersedia
f. Pastikan seluruh peralatan terendam dengan sempurna
g. Setelah 5-10 menit perendaman angkat peralatan dari cairan perendaman
2. Mencuci
Mencuci alat di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dilakukan dengan cara
manual, yaitu dengan cara mencuci dan membilas dengan air mengalir, kemudian
dikeringkan sebelum dilubrikasi, didisinfeksi atau disterilkan.

Adapun proses pencucian alat di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh adalah


sebagai berikut:
a. Cuci tangan
b. Gunakan APD (sarung tangan rumah tangga, masker, scort, pelindung mata)
c. Angkat peralatan dari perendaman
d. Bersihkan peralatan dengan sikat yang telah disiapkan
e. Sikat bagian-bagian peralatan yang mempunyai sela
f. Semprot dengan air yang bertekanan tinggi pada peralatan yang mempunyai
lumen agar darah, lemak terlepas
g. Pastikan peralatan/instrumen tidak ada lagi noda darah
h. Bilas peralatan dengan air bersih

3. Pengemasan
Pengemasan yang dimaksud disini termasuk semua material yang tersedia untuk
fasilitas kesehatan yang didisain untuk membungkus, mengemas dan menampung
alat-alat yang dipakai ulang. Prinsip-prinsip pengemasan sterilisasi yang dilakukan di
RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dengan metode panas - kering sehingga bahan
kemasan dan isinya harus tahan terhadap suhu selama waktu yang diperlukan untuk
siklus panas kering tanpa meleleh, terbakar atau rusak, dengan cara membungkus alat
menggunakan kain sebagai bahan pengemas.

Proses pengemasan terjadi dengan urutan sebagai berikut:


a. Peralatan yang sudah bersih ditiriskan.
b. Alat dikeringkan dengan menggunakan lap kering.
c. Pastikan kembali peralatan yang sudah bersih dan kering bebas dari darah dan
lemak.
d. Periksa kelayakan alat (ketajaman gunting, fungsi klem dan lain-lain).
e. Tata kebutuhan set peralatan/instrumen sesuai kebutuhan dalam kemasan.
f. Bungkus peralatan dengan linen pembungkus dengan rapi.
g. Tulis nama alat, nama ruangan, tanggal kadaluarsa, dan nama petugas.
h. Peralatan siap disterilkan di Autoclave.

4. Pensterilan dan penyimpanan


Pensterilan dilakukan di ruang kamar operasi setelah sebelumnya dilakukan
pengemasan instrumen di instalasi masing-masing.

Berikut adalah proses pensterilan dan penyimpanan alat:


a. Pastikan peralatan yang sudah dibersihkan siap disterilkan atau dilakukan
Dekontaminasi Tingkat Tinggi (DTT).
b. Masukan set alat ke dalam Autoclave.
c. Tunggu proses sterilisasi sesuai dengan alat yang digunakan.
d. Setelah selesai proses sterilisasi angkat set alat dari Autoclave.
e. Dinginkan set alat dengan cara diangin-angin
f. Simpan set alat yang sudah steril di tempat yang tertutup dan bebas debu
dengan jarak minimal 30 cm dari lantai.

E. Reuse
Reuse adalah instrumen yang seharusnya digunakan sekali pakai digunakan kembali
setelah proses dekontaminasi, pencucian dan pensterilan.

Jenis barang/alat yang dapat disteril terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jenis barang/ Dekontaminasi DTT Steril Keterangan
alat yang dapat
disteril
Stainlessteel √ √ Setiap selesai
Kaca √ √ digunakan
Karet √ √ langsung
dilakukan
proses sterilisasi
dan bila dalam
waktu 3 x 24
jam tidak
digunakan
dilakukan
pensterilan
ulang.
Linen √ Setelah selesai
digunakan
dilakukan
pencucian di
Unit Loundry
dilanjutkan
dengan
pensterilan di
UPS. Bila dalam
waktu 3 x 24
jam tidak
digunakan
dilakukan
pensterilan
ulang.

Berikut adalah pemprosesan ulang alat:


Pemrosesan
ulang alat Dekontaminasi DTT Steril Keterangan
sekali pakai
Sircuit anestesi √ Diletakkan di
tempat bersih
dan digunakan
untuk 3 kali
pemakaian
Hand suite √ Diletakkan di
couter dalam tromol
berisi
formaldehide
Selang suction √ √ Diletakkan di
tempat bersih
dan digunakan
untuk 3 kali
pemakaian

Keterangan:
1. Jenis barang atau alat yang dapat disteril adalah alat yang dapat dicuci, diperiksa,
dilakukan DesinfektanTtingkat Tinggi (DTT) atau disterilisasi untuk dipergunakan
berkali-kali.
2. Pemrosesan ulang alat sekali pakai dilakukan dengan cara dekontaminasi, rakit
ulang, pembersihan, inspeksi, penyajian, pembungkusan, pelabelan kembali, dan
sterilisasi atau DTT alat yang telah dipakai pasien, untuk digunakan kembali
maksimal 3 kali pemakaian.
BAB IV
DOKUMENTASI

Kebijakan,Panduan dan SPO Pelayanan Unit Sterilisasi.

Anda mungkin juga menyukai