TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya Panduan Sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dapat terselesaikan.
RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh sebagai rumah sakit yang terus tumbuh dan
berkembang dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu, khususnya dalam menjamin
keselamatan pasien. Salah satu peningkatan mutu pelayanan yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh.
Infeksi Rumah Sakit (IRS) mungkin tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, akan tetapi pada
prinsipnya hal ini dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan kegiatan sterilisasi. Oleh
karena itu disusunlah Panduan Sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh.
Panduan ini tersusun atas dukungan berbagai pihak. Untuk itu, kami selaku tim penyusun
mengucapkan terima kasih dan berharap agar panduan ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
kegiatan sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh.
DEFINISI
Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam kegiatan sterilisasi, diantaranya:
A. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, fungi dan
parasit) sampai dengan endospora bakteri dari benda mati dengan uap bertekanan tinggi
(otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimiawi atau radiasi.
C. Pembersihan
Pembersihan adalah proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau cairan
tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk
mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut.
Proses ini termasuk kegiatan mencuci, perendaman enzimatik, menyikat dengan sabun,
detergen, pembilasan dengan air bersih, pengeringan dan pengemasan.
D. Precleaning/prabilas
Precleaning/prabilas adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani
oleh petugas sebelum dibersihkan (menginaktivasikan HBV, HBC, dan HIV) dan
mengurangi tetapi tidak menghilangkan sejumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi
alat.
E. Steril
Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
F. Sterilan
Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik yang dapat mensterilkan.
G. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui system termal (panas) atau
kimia
H. Antiseptik
Antiseptik adalah bahan aktivasi yang digunakan pada permukaan kulit dan membran
mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
I. Autoclave
Autoclave adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan
uap bertekanan.
J. Indikator kimia
Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya
pemaparan sterilan pada obyek yang disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan warna
K. Indikator Mekanik
Indikator Mekanik adalah petunjuk suhu, tekanan, waktu, dan lain-lain pada mesin
sterilisasi yang menunjukan mesin berjalan normal
A. Kegiatan
Berikut adalah beberapa kegiatan dalam pelayanan sterilisasi:
B. RINCIAN KEGIATAN
1. Hubungan kerja antar instalasi
Proses kegiatan sterilisasi berhubungan dengan unit lain di rumah sakit antara lain:
a. Pelayanan rawat inap dan rawat jalan.
b. Instalasi laundry.
c. IPSRS (pemeliharaan alat dan kalibrasi alat).
d. Kesehatan lingkungan (air bersih, uji mikrobiologi alat medis).
e. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
5. Bahan pengemas
Tujuan dan fungsi pengemasan pada proses sterilisasi adalah untuk membungkus
peralatan medis yang akan disterilkan dan mempertahankan sterilitas alat tersebut
sampai waktu penggunaan.
Selain itu bahan pengemas yang digunakan harus mempunyai kontribusi dalam
mempertahankan sterilisitas. Kualitas bahan sangat penting dalam upaya
memproteksi isi agar steril dari kontaminasi mikroba. Satu hal yang perlu ditekankan
disini adalah untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain
mikroorganisme memerlukan media pembantu yang dapat berupa serpihan. Serpihan
ini dapat berupa serpihan kecil bahan kain, debu, maupun karena lembab.
Hal lain yang perlu diingat adalah dalam mengemas instrumen tidak boleh terlalu
padat agar kemasan dapat tertutup rapi sehingga tidak ada celah.
6. Pemantauan Sterilisasi
Sterilisasi merupakan hal yang lazim dilakukan di rumah sakit yang bertujuan untuk
menyediakan barang/alat medis yang steril bagi pengguna (OK, VK, IGD, HCU,
Rawat jalan, Rawat Inap dan lain-lain), namun sterilitas bukan sekedar untuk
menghasilkan barang steril tetapi juga sebagai penjamin bahwa barang/instrumen
teersebut dengan mekanisme kontrol. Proses monitoring kontrol yang ketat akan
memberikan jaminan bahwa barang-barang dihasilkan benar-benar steril dengan cara
melakukan uji kultur atau uji sterilitas alat yang telah steril secara random.
Steam uap bertekanan Panaskan dengan suhu Didihkan/dikukus Rendam kimiawi selama
tinggi/Autoclave 120C selama 40 menit selama 20 menit 10-20 menit
8. Penggunaan desinfektan
Nama Antiseptik/
No. Kandungan Pengenceran Kegunaan
Desinfektan
1. PD Scrub® Chlorhexidine Tidak Cuci tangan
Glukonat 4% diencerkan antimikroba.
Cuci tangan
bedah.
2. Microshield® 2% Chlorhexidine Tidak Cuci tangan
diencerkan
Glukonat 2% antimikroba.
Cuci tangan
sebelum tindakan
aseptik.
3. Betadine Povidone Tidak Untuk antiseptik kulit
Iodine 10% diencerkan dan luka.
4. Odex Chlorhexidine Desinfeksi peralatan di
glucc ruangan.
5. Alkohol 70% Alkohol Tidak Untuk antiseptik kulit.
diencerkan
a. Pembersihan
Pengontrolan pembersihan perlu dilakukan untuk dapat melakukan disinfeksi
secara optimal.
a. Sarung tangan
Sarung tangan karet harus digunakan pada saat melakukan penangan peralatan
atau permukaan yang tercemar oleh cairan tubuh. Sarung tangan harus diganti
setiap kali prosedur telah dilaksanakan.
b. Gaun
Gaun dapat memberikan proteksi lebih baik dibandingkan apron dan harus
digunakan pada saat prosedur, karena tindakan pembersihan dapat
menimbulkan cipratan/percikan cairan tubuh.
d. Sepatu boot
Sepatu boot digunakan apabila ada kemungkinan kaki menjadi basah pada saat
melakukan prosedur pembersihan, namun harus dibuka ketika meninggalkan
ruang dekontaminasi.
BAB III
TATA LAKSANA
Tahap kegiatan awal dekontaminasi dimulai dari instalasi masing-masing pemakai alat kemudian
dilanjutkan ke tahap sterilisasi yang dilakukan di kamar operasi dengan alur sebagai berikut:
Dekontaminasi
Pembersihan
Pengeringan
Pemilihan
Pengemasan
Pemberian label
indikator
Distribusi ke OK untuk
ruangan di luar OK
Proses sterilisasi
Penyimpanan
Distribusi
Pencatatan
a. Dekontaminasi
Dekontaminasi peralatan yang akan di steril dilakukan di masing-masing
instalasi pada tempat pencucian peralatan. Khusus Instalasi Kamar Operasi
dekontaminasi dilakukan di ruang sterilisasi kamar operasi.
b. Pengemasan alat
Pengemasan alat yang akan di steril dilakukan di masing-masing instalasi
setelah terlebih dahulu dilakukan proses dekontaminasi instrumen.
c. Pengemasan linen
Pengemasan linen yang akan disterilkan, termasuk kasa, kapas dan cotton swab
dilakukan di masing-masing instalasi.
d. Ruang Sterilisasi
Ruang sterilisasi khusus hanya ada di kamar operasi yaitu sterilisator dengan
alat autoclave.
4. Pendokumentasian
Setiap mesin sterilisator yang ada di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh
mempunyai dokumentasi pemeliharaan/perawatan mesin yang tergantung di masing-
masing alat.
a. Perencanaan
Perencanaan dan penerimaan barang-barang yang dibutuhkan dilakukan oleh
masing-masing instalasi dengan penanggung jawab kepala instalasi.
Bahan yang direncanakan di masing-masing instalasi/unit adalah:
1) Linen
2) Instrumen
3) Sarung tangan dan barang habis pakai seperti kasa, dll.
b. Pencucian
Pencucian alat/barang di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dilakukan di
masing-masing instalasi dengan penanggung jawab Kepala Ruangan dan
dilakukan pengontrolan atau supervisi oleh penanggung jawab dekontaminasi
dengan waktu yang telah dijadwalkan.
Bahan-bahan yang dicuci meliputi:
1) Linen dilakukan di Laundry
2) Instrumen dilakukan di masing-masing instalasi
c. Pengemasan dan Pemberian Tanda
Pengemasan barang atau alat yang akan disteril dilakukan di instalasi masing-
masing dengan penanggung jawab Kepala Ruangan masing-masing.
Sedangkan pemberian label indikator tape sebagai tanda untuk sterilisasi
dengan autoclave dilakukan di unit sterilisasi. Pengemasan bahan yang akan
disteril di Instalasi masing-masing meliputi:
1) Linen di Instalasi masing-masing
2) Instrumen di Instalasi masing-masing
3) Bahan habis pakai seperti kasa dan indikator tape disiapkan di Instalasi
masing-masing.
d. Proses Sterilisasi
Proses sterilisasi di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh terdiri dari 2 jenis
yaitu:
1) Sterilisasi Autoclave di ruang Unit Pelayanan Sterilisasi (UPS), dan
2) Sterilisasi kering dengan suhu 60-1300C selama 60 menit diVK.
e. Penyimpanan dan Distribusi
Penyimpanan alat yang telah disterilkan dilakukan di instalasi masing-masing.
Instrumen yang telah disteril dibawa dari UPS ke instalasi dengan mengunakan
wadah plastik (kontainer kit) berwarna hijau, selanjutnya barang steril yang
dibawa dikeluarkan dari kontainer dan disimpan dalam lemari penyimpanan.
Sedangkan untuk membawa instrumen yang belum disterilkan digunakan
wadah plastik (kontainer kit) berwarna merah.
D. Tahap -tahap Sterilisasi Alat atau Bahan Medis di RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh
1. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh petugas
sebelum dibersihkan (misal menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV) dan megurangi,
tapi tidak menghilangkan, jumlah mikrooganisme yang mengkontaminasi.
Tujuan dari proses dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja yang
bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan dari penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang terdapat pada alat tersebut. Oleh karena itu,
alat-alat kesehatan telah dipakai dan terkontaminasi harus ditangani sedemikian rupa
sehingga menghindari kontaminasi terhadap pasien, pekerja dan fasilitas lainnya.
3. Pengemasan
Pengemasan yang dimaksud disini termasuk semua material yang tersedia untuk
fasilitas kesehatan yang didisain untuk membungkus, mengemas dan menampung
alat-alat yang dipakai ulang. Prinsip-prinsip pengemasan sterilisasi yang dilakukan di
RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh dengan metode panas - kering sehingga bahan
kemasan dan isinya harus tahan terhadap suhu selama waktu yang diperlukan untuk
siklus panas kering tanpa meleleh, terbakar atau rusak, dengan cara membungkus alat
menggunakan kain sebagai bahan pengemas.
E. Reuse
Reuse adalah instrumen yang seharusnya digunakan sekali pakai digunakan kembali
setelah proses dekontaminasi, pencucian dan pensterilan.
Jenis barang/alat yang dapat disteril terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jenis barang/ Dekontaminasi DTT Steril Keterangan
alat yang dapat
disteril
Stainlessteel √ √ Setiap selesai
Kaca √ √ digunakan
Karet √ √ langsung
dilakukan
proses sterilisasi
dan bila dalam
waktu 3 x 24
jam tidak
digunakan
dilakukan
pensterilan
ulang.
Linen √ Setelah selesai
digunakan
dilakukan
pencucian di
Unit Loundry
dilanjutkan
dengan
pensterilan di
UPS. Bila dalam
waktu 3 x 24
jam tidak
digunakan
dilakukan
pensterilan
ulang.
Keterangan:
1. Jenis barang atau alat yang dapat disteril adalah alat yang dapat dicuci, diperiksa,
dilakukan DesinfektanTtingkat Tinggi (DTT) atau disterilisasi untuk dipergunakan
berkali-kali.
2. Pemrosesan ulang alat sekali pakai dilakukan dengan cara dekontaminasi, rakit
ulang, pembersihan, inspeksi, penyajian, pembungkusan, pelabelan kembali, dan
sterilisasi atau DTT alat yang telah dipakai pasien, untuk digunakan kembali
maksimal 3 kali pemakaian.
BAB IV
DOKUMENTASI