TUJUAN PEMBELAJARAN :
Gigi tiruan lengkap lepasan atau dikenal dengan istilah complete denture
merupakan salah satu jenis gigi tiruan yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia sekarang ini. Untuk mengetahui secara jelas mengenai
gigi tiruan lengkap ini, maka akan dibahas beberapa hal dalam bab ini.
a. Pendahuluan
Prostodontik adalah cabang ilmu dan seni dalam bidang kedokteran
gigi yang bersangkutan dengan perbaikan dan pemeliharaan fungsi oral,
kenyamanan, penampilan dan kesehatan penderita dengan cara mengganti
gigi-gigi beserta struktur jaringan mulut yang hilang dengan suatu alat tiruan.
Ilmu Gigi Tiruan Lengkap Lepasan merupakan cabang ilmu dari
prostodontik yang berhubungan dengan desain dan pembuatan gigi tiruan
lengkap lepasan, digunakan ketika menghadapi penderita yang kehilangan
seluruh gigi aslinya atau yang akan segera kehilangan gigi aslinya.
Gigi Tiruan Lengkap selalu merupakan alat yang lepasan. Alat tiruannya
disebut Gigi Tiruan atau Protesa atau Denture.
Dengan kehilangan seluruh giginya, penderita akan mengalami perubahan-
perubahan dalam hal :
1. mastikasi (pengunyahan)
2. bicara
3. estetika
4. resorpsi tulang alveolar.
1. Over Denture.
Adalah gigi tiruan yang dipasang di atas permukaan akar-akar
yang dipertahankan dan memperoleh sebagian dukungan dari sisa-
sisa akar tersebut.
• Telescope Crown
Adalah bagian prosthodontic untuk suatu prothesis cekat atau
lepasan dan biasanya terdiri dari primer coping dan sekunder crown
yang Merupakan penyangga atau mahkota, yang digunakan untuk
menstabilkan suatu overdenture dimana mahkota klinis yang masih
ada 4mm atau lebih.
3.Transisional Denture
Adalah gigi tiruan yang mengganti regio gigi yang hilang, yang
dapat digunakan untuk waktu yang singkat sebelum gigi-gigi asli yang
tersisa dicabut dan diganti dengan gigi tiruan.
GTLL terdiri atas basis (landasan / plat) dan elemen gigi tiruan.
1. BASIS GTLL
Basis atau plat GTLL merupakan dasar atau kerangka dari suatu GTLL.
Dapat terbuat dari bahan akrilik dan kerangka logam/metal. Basis kemudian
Basis GTLL dapat terbuat dari akrilik dan metal atau kerangka logam.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang paling banyak
digunakan adalah bahan akrilik dan yang dimaksud disini adalah bahan “heat
cured acrylic”. Bahan kerangka logam yang digunakan untuk basis GTLL
adalah emas, aluminum-manganese, platinum, stellite (cobalt-chromium)
alloys, dan stainless steel dan yang digunakan di Indonesia adalah bahan
cobalt chromium dan vitalium.
Kelebihan :
- relatif murah
- lebih ringan dibandingkan dengan bahan kerangka logam
- mudah dilakukan relining, rebasing
- mudah dilakukan reparasi bila patah
- prosedur pembuatan tidak rumit
- waktu pembuatan lebih singkat, sehingga jumlah kunjungan pasien
lebih singkat
Kekurangan :
- lebih tebal dibandingkan bahan kerangka logam
- menutupi seluruh jaringan palatum
- sifat penghantar panasnya tidak sebaik kerangka logam
Kelebihan :
- penghantar panas yang baik
- lebih tipis dibandingkan bahan akrilik, sehingga memperbesar ruangan
untuk lidah terutama daerah palatum
- keakuratannya lebih baik dibandingkan akrilik terutama daerah
permukaan basal / permukaan cetak
- menambah stabilitas bagi protesa rahang bawah karena lebih berat
dari bahan akrilik
- tidak mudah berbau seperti akrilik dan lebih mudah dibersihkan (lebih
higienis).
Kekurangan :
- lebih mahal dibandingkan akrilik
- sulit dilakukan relining, rebasing
- menambah berat protesa rahang atas
Lebar basis harus seluas mungkin dengan tujuan agar beban kunyah
yang diterima oleh mukosa mulut dapat terbagi lebih banyak. Guna
memenuhi faktor retensi, tepi sayap GTLL harus mencapai batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak dan vestibulum harus terisi penuh oleh sayap
GTLL.
Pada rahang atas, batas paling posterior basis paling sedikit harus
mencapai garis getar atau AH – line. Umumnya dibuat 1 - 2 mm di
belakang garis getar ini, dan di daerah garis tengah palatum, batas paling
posterior berada kira-kira 2 mm di depan Fovea palatina Garis getar jangan
dikacaukan sebagai batas antar palatum keras dan palatum lunak karena
garis getar selalu terletak di palatum lunak. Sebenarnya sebutan area lebih
tepat dibandingkan dengan sebutan garis. Arah garis getar ini tergantung dari
bentuk palatum seseorang. Makin datar bentuk palatum, garis getar makin ke
posterior. Penentuan garis getar oleh dokter gigi berguna bagi para teknisi
gigi untuk menentukan batas paling posterior basis GTLL. Protesa harus
menutupi Tuberositas maxillaries dan diperluas ke Hamular notches. Bila
terlalu panjang sampai melewati Hamular notches, protesa akan
mengganggu Pterygomandibular raphe. Ketika pasien membuka lebar
mulutnya, ptrygomandibular raphe akan tertarik ke bawah. Bila batas protesa
terlalu panjang sampai ke daerah ini, mukosa yang menutupi raphe ini akan
terluka oleh gerakan protesa.
Pada rahang bawah, batas paling posterior basis harus mencapai retromolar
pad, agar diperoleh “border seal” yang sempurna.dan batas perluasan basis
di bagian lingual mencapai Mylohyoid ridge, tetapi tidak boleh melebihi batas
ini karena otot-otot dasar mulut akan bergerak ketika seseorang menelan
atau mengunyah sehingga dapat mendorong protesa. Gerakan protesa dapat
menyebabkan luka pada mukosa di sekitarnya.
Retensi suatu GTLL dapat diperoleh dari adanya adhesi dan kohesi,
tegangan permukaan selapis tipis cairan yang berada diantara GTLL dan
mukosa, sifat kapilaritas saliva, tekanan atmosfir dan kerja otot-otot mulut
dan wajah. Kerja otot-otot ini berhubungan erat dengan bentuk permukaan
poles basis GTLL. Yang dapat dilakukan oleh para teknisi gigi dalam rangka
memenuhi faktor retensi ini yaitu membentuk suatu GTLL sedemikian rupa
sehingga otot-otot mulut dan wajah dapat bekerja menahan GTLL tersebut
pada tempatnya. Maka dari itu, desain suatu GTLL khususnya bentuk
permukaan poles basis GTLL perlu mendapat perhatian agar memenuhi
faktor retensi.
• Basis GTLL dibuat seluas mungkin tetapi tidak melampaui batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak.
• Pada GTLL rahang atas, sayap distobukal yang terlalu tebal akan
mengganggu pergerakan normal Processus coronoideus.
• Tepi sayap pada basis harus membulat dan mengisi penuh vestibulum,
tidak boleh tajam dan harus dipoles, dengan demikian tidak akan
menimbulkan iritasi pada mukosa.
• Tepi sayap pada basis tidak boleh digerinda berlebihan karena dapat
menghilangkan peripheral seal.
• Bentuk sayap lingual pada basis dibuat cekung. Bentuk ini sesuai dengan
bentuk lidah sehingga posisi lidah akan terletak dengan baik pada
permukaan lingual basis sehingga memberi efek pertahanan bagi
protesa.
• Bentuk sayap bukal pada basis dibuat cekung sehingga otot-otot wajah
terletak dengan baik dan akan membantu kedudukan protesa pada
tempatnya.
2. Keburukan :
• Mudah aus
• Mudah dilekati sisa makanan
• Warna mudah berubah
• Mudah tergores benda keras (tulang dll)
• Perlekatan dengan basis geligi tiruan dapat kurang baik, karena :
o Terdapat sisa malam, pembersihan kurang baik
o Gigi dipoles terlalu licin
o Gigi terkena bahan pemisah (cold mold seal), terkena minyak.
3. Indikasi penggunaan :
• Jarak antar alveolar kecil
• Bentuk anatomi yang khas
1. Kebaikan :
• Estetik lebih baik dari gigi akrilik
• Lebih kuat
• Tidak mudah aus / tahan gesekan atau goresan
• Tidak mudah dilekati sisa makanan
• Tidak berubah warna
2.Keburukan :
• Bila diasah tidak dapat dipoles kembali
• Sering menimbulkan bunyi pada waktu mengunyah
• Meski keras tetapi rapuh, mudah pecah bila menerima gaya lateral
yang kuat
• Hubungan dengan basis geligi tiruan merupakan hubungan mekanik,
dengan adanya retensi yang dibuat oleh pabrik, yaitu berupa krampon
(pin) untuk gigi depan dan saluran (groove) pada gigi belakang.
• Memperbesar daya kunyah sehingga mempercepat terjadinya
resorpsi tulang alveolar
• Peripheral seal.
Efektivitas peripheral seal sangat mempengaruhi efek retensi dari
tekanan atmosfer. Tekanan fisik ini berpengaruh terhadap tekanan-
tekanan yang dapat melepaskan gigi tiruan.
Selain factor retensi dan stabilisasi yang perlu diperhatikan juga adalah
adanya undercut pada jaringan lunak rongga mulut.Undercut adalah kontur
dari potongan melintang residual alveolar ridge atau bagian gigi yang terletak
di bawah garis kontur terbesar yang dapat menghalangi / menyulitkan arah
masuk dan keluar suatu gigi tiruan [ ataupun yang dapat memberikan retensi
bagi suatu gigi tiruan lepasan].
Undercut ada 2 macam:
1. Yang menguntungkan (dapat menembah retensi).
2. Tidak menguntungkan (dapat menyulitkan arah masuk gigi
tiruan).
RINGKASAN
Bab ini menjelaskan tujuan pembuatan gigi tiruan lengkap , yaitu
mengembalikan fungsi yang hilang/menurun (estetik, pengunyahan dan
bicara). GTLL itu sendiri dapat disefinisikan sebagai gigi tiruan yang
menggantikan gigi geligi pada suatu lengkung rahang.
Macam-cam GTLL, antara lain over denture, immediate denture dan
transitional denture. GTLL terdiri dari basis atau plat dan elemen gigi
tiruan.Basis GTLL dapat terbuat dari akrilik dan metal atau kerangka logam.
Sedangkan Elemen gigi tiruan yang biasa dipergunakan dalam pembuatan
gigi tiruan lengkap bermacam-macam bentuk, warna, ukuran dan bahannya.
Retensi GTLL adalah ketahanan gigi tiruan untuk tetap berada pada
posisinya apabila ada daya yang melepaskanya dan stabilisasi GTLL daya
tahan gigi tiruan untuk bertahan ditempatnya melawan tekanan fungsional
yang menggerakkannya dan untuk tetap dalam keadaan seimbang terhadap
jaringan pendukungnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Gambar 1
Maxilla
1. Pappila Insisiva
Adalah bantalan jaringan lunak yang terletak pada garis median tepat di
belakang dan di antara gigi incisive sentral.
Papilla ini menutupi Foramen incisivum yang mengandung saraf dan
pembuluh darah nasopalatina. Posisi dari papilla ini relative konstan setelah
pencabutan gigi, sehingga posisi ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
menempatkan gigi tiruan. Misalnya adalah permukaan labial dari gigi anterior
pada umumnya dapat ditempatkan 10–12 mm di depan dari central papilla
insisiva. Jika ridge mengalami resorpsi maka papilla ini terletak pada sentral
Gambar 2
Pappila Insisiva
Gambar 3
Vibrating Line
3. Fovea Palatina
Adalah 2 buah lekukan kecil (indentasi) di daerah median bagian
posterior palatum. Dibentuk oleh gabungan dari glandula mukosa.
Lekukan ini dekat garis vibrasi dan selalu pada jaringan lunak.
Merupakan petunjuk yang ideal untuk lokasi batas posterior dari GT atas.
Gambar 5
Hamular Notches
6. Frenulum maxillaries
Terdiri dari 2 frenulum, yaitu:
- Frenulum labialis atas merupakan lipatan membrana mukosa pada
garis median tetapi tidak mengandung otot dan tidak mempunyai
gerakan sendiri. Bentuknya seperti kipas yang mengecil kebawah pada
permukaan labial dari ridge. Lekukan labial (notch) dari sayap labial
denture harus cukup memberi kebabasan bagi frenulum waktu berfungsi.
Gambar 7
Frenulum Buccalis
7. Torus palatinus
Adalah daerah keras dan menonjol pada atap mulut atau langit-langit
sekitar garis median. Luasnya dapat ditentukan dengan palpasi atau
perabaan tangan dokter gigi. Ditutup lapisan mukosa yang tipis sehingga
kadang-kadang perlu dibuat relief pada daerah ini sesuai dengan bentuknya.
Gambar 8
Torus Palatinus
8. Foramen palatina :
Adalah lubang yang terletak di posterior dari palatal di sisi kiri dan
kanan. Foramen palatina ditutupi oleh jaringan lunak yang tebal sehingga
tidak perlu direlief kecuali pada kasus resorpsi yang berlebihan.
Gambar 9
Foramen palatina
9. Rugae :
Merupakan tonjolan jaringan lunak yang panjang, bentuknya tidak
teratur dan terletak di bagian anterior palatum. Jalannya serong-serong.
Fungsinya tidak diketahui tetapi harus tercetak jelas karena bila tertekan
protesa akan menimbulkan luka dan rasa sakit.
Gambar 10
Rugae Palatina
Gambar 11
Mandibulla
1. Retromolar Pad
Daerah yang berupa bantalan berbentuk segitiga, merupakan batas
anterior dari ramus mandibularis. Ditutupi oleh mukosa yang tebal sehingga
menyerupai bantalan. Batas distal protesa harus menutupi daerah ini. Daerah
ini dapat mendukung basis GT dan mencegah pergerakan GT ke arah distal
Gambar 12
Retromolar Pad
2. Mylahyoid Ridge
Adalah area di lingual, pada umumnya setelah pencabutan gigi dan
adanya resorbsi alveolar ridge maka mylohyoid ridge akan lebih
menonjol. Keadaan ini akan menyebabkan kemerahan pada area
tersebut jika basis terlalu menekan.
Gambar 13
Mylohyoid Ridge
- Frenulum lingualis
Adalah perlekatan bagian anterior dari lidah. Frenulum ini sangat aktif
dan kadang-kadang lebar sehingga batas protesa perlu trimming secara
fungsional untuk menghindarkan perlekatan tersebut melepaskan protesa.
Agar lekukan ini bebas, perlu dibuat lingual notch pada protesa.
4. Buccal shelf :
Dibatasi oleh :
- sebelah medial : residual ridge
- sebelah anterior : frenulum buccalis
- sebelah lateral : external oblique ridge
- sebelah distal : retromolar pad.
Daerah ini luas dan permukaannya tegak lurus tekanan kunyah, karena itu
dapat menerima tekanan kunyah dengan baik.
Sebagian otot buccinator terletak di bawah sayap buccal karena
perlekatannya tidak mengganggu GT. Perlekatannya pada buccal shelf ini
sangat menguntungkan karena dapt ditumpangi GT terutama jika crest dari
mandibula kecil dan tajam.
5. Regio masseter :
Ujung distal GT bawah harus menutup rapat untuk menghindari terlepasnya
GT akibat kontraksi masseter di luar otot buccinator pada regio ini.
6. Sulcus alveololingualis :
Yaitu ruangan antara sisa rahang bawah dan lidah. Sayap GT yang terletak di
daerah ini adalah sayap lingual. Bagian paling distalnya disebut
retromylohyoid space.
Gambar 14
Alveolus, sulcus bukalis, sulcus lingualis
PERTANYAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Gambar 1
Anatomi Temporo Mandibular Joint
Gambar 2
Gerakan translasi / luncur dari condylus
Gambar 3
Skema gerakan dasar dari rahang
b.Oklusi
1. Oklusi sentrik
Adalah kontak maksimal antara gigi-gigi atas dan bawah dengan
keadaan mandibula pada posisi paling mundur.
Harus diingat bahwa oklusi pada gigi-gigi asli mungkin tidak sesuai untuk
suatu geligi tiruan lengkap. Pada geligi tiruan lengkap, kontak gigi-gigi atas
dan bawah pada gerakan protrusi dan lateral adalah mutlak, sedangkan
pada geligi asli keadaan serupa tidak selalu terjadi. Jadi oklusi dan artikulasi
seimbang pada suatu geligi tiruan lengkap lepasan harus ada demi
tercapainya faktor retensi dan stabilisasi.
c.Relasi Rahang
Adalah hubungan statis maupun dinamis dari rahang atas dan rahang
bawah.
Relasi rahang ini terbagi menjadi:
1. Relasi sentrik
2. Relasi eksentrik
1. Relasi sentrik
Adalah relasi atau hubungan antara rahang atas dan rahang bawah
dengan keadaan posisi mandibula / rahang bawah paling mundur.
2. Relasi eksentrik
Adalah relasi antara rahang atas dan rahang bawah ketika rahang bawah
bergerak ke dan dari lateral
Gambar 4
Condilus dalam posisi relasi sentric (condyl terletak paling posterior)
Disini terdapat ruang antara gigi-gigi atas dan bawah yang disebut
Free way space yang berjarak kira-kira 2 – 4 mm. ( selisih antara DV oklusi
dan DV istirahat).
A b
Gambar 5
A. DV yang terlalu tinggi B. DV yang terlalu rendah
a b
Gambar 7
a.Profil penderita Nampak lebih tua akibat DV yang terlalu rendah
b.Profil lebih baik karena DV telah ditinggikan.
a b
Gambar 8
a.profil wanita 45 tahun dengan DV normal
b. profil wanita 45 tahun dengan DV rendah
Kelas I ( “Netroklusi” )
Ciri-cirinya adalah :
1. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 bawah berkontak dengan
embrasure area antara gigi Premolar 2 atas dan gigi Molar 1 .
2. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 atas berada pada mesiobuccal
groove gigi Molar 1 bawah (ini disebut sebagai kunci oklusi).
3. Mesiolingual cusp gigi Molar 1 atas berada pada central fossa area
gigi Molar 1 bawah.
Gambar 9
Kelas I
Kelas II
Ciri-cirinya adalah :
1. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 bawah berkontak dengan central
fossa area gigi Molar 1 atas
2. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 bawah berada pada buccal groove
gigi Molar 1 atas
3. Distolingual cusp gigi Molar 1 atas berkontak dengan central fossa
area gigi Molar 1 bawah.
Gambar 10
Kelas II
Kelas III
Ciri-cirinya adalah :
1. Distobuccal cusp gigi Molar 1 bawah berada di embrasure antara
gigi Premolar 2 atas dan Molar 1 atas
2. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 atas berada di embrasure antara gigi
Molar 1 dan Molar 2 bawah
Gambar 11
Kelas III
Gambar 12
Gigitan pada gigi anterior
Pada gigitan ini, terutama pada keadaan gigitan kelas I, ada beberapa istilah
yang perlu diperhatikan, yaitu :
Gambar 13
overjet dan overbite
Gambar 14
Hubungan gigi posterior RA dan RB: sentrik oklusi (Normal)
Gambar 14
Hubungan gigi posterior RA dan RB: Balancing side
Ringkasan
Bab ini menjelaskan hubungan rahang yaitu suatu hubungan yang statis
maupun dinamis antara rahang atas dan rahang bawah juga meliputi gigi-
gigi rahang atas dan bawah. Komponen-komponen pergerakan rahang
adalah :a. Maxilla dan mandibula disertai dengan gigi geligi; b. Sendi rahang
(TMJ = temporo mandibular joint), c.Otot-otot (musculatur) pengunyahan
yang disertai dengan saraf dan pembuluh darah. Ketiga komponen saling
berkaitan. Kehilangan gigi geligi dapat menyebabkan gangguan oklusi yang
kemudian dapat menyebabkan gangguan relasi maxillo mandibular.
Oklusi adalah kontak antara permukaan potong atau kunyah dari gigi-gigi
atas dan bawah atau hubungan statis ketika gigi-gigi atas dan bawah dalam
keadaan berkontak. Oklusi atau occlusion terbagi atas oklusi sentrik dan
oklusi eksentrik/artikulasi.
Dimensi vertikal adalah jarak vertikal antara rahang atas dan rahang
bawah dan terdiri dari dimensi vertikal oklusi dan dimensi vertikal istirahat.
Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :
TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Sendok cetak
Adalah suatu alat untuk membawa bahan cetak ke dalam mulut pasien,
menjaga bahan cetak tetap pada posisinya sampai mencetak rahang dan
mengontrol bahan cetak sementara bahan cetak mengeras.
V. Menurut penyediaannya :
1. Sendok cetak siap pakai (ready made)
2. Sendok cetak perseorangan (individual tray / custom tray).
a b
C d
Gambar 2
Sendok cetak dengan border molding
Gambar 3
Garis batas SCP RA
Gambar 4
Garis batas SCP RB
a. Sprinkle-on method
Tidak sering digunakan. Sering bubuk resin tidak dibasahi dengan baik
oleh monomer.
Prosedur :
1. Buat batas-batas scp pada model
2. Undercut diblockout dengan wax
3. Letakkan selembar baseplate wax di atas model sebagai relief
atau sebagai separator (berguna untuk tempat bahan cetak).
Potong kelebihan wax sampai sebatas 1 mm dari batas scp.
4. Ulaskan bahan pengganti tinfoil ke model dan ke wax relief. Bahan
ini memudahkan wax dilepaskan dari scp.
5. Taburkan bubuk polymer ke atas model dan relief wax, tetesi
dengan monomer. Teruskan tahap ini sampai meliputi seluruh
model dan dibuat setebal + 2 mm. Ketika menaburkan bubuk dan
menetesi dengan monomer, model dimiringkan sehingga tidak
terjadi ketebalan resin di satu tempat misalnya di daerah palatum
atau muccobuccal fold rahang bawah
6. Tutup dengan plaster bowl sampai acrylic resin mengeras
7. Buat adonan bubuk polymer dan monomer dalam wadah kecil.
Pada keadaan dough stage, buat pegangan scp dan lekatkan ke
scp sambil ditetesi lagi monomer. Bisa diletakkan di bgn anterior
atau 3 tempat pada scp rahang bawah yaitu 1 di anterior dan 2 di
daerah molar pertama. Ukuran pegangan kira-kira tebal 3 – 4 mm,
panjang 8 mm, tinggi 8 mm. Letak pegangan menggambarkan
kira-kira posisi gigi, jangan terlalu ke depan karena akan
mengganggu pencetakan.
a b
e
g
Gambar 5
a.Model kerja di block out
b.Model kerja Diulasi CMS
c. Pengadukan self curing acrylic
d.Aplikasi & penekanan dengan jari
e.Pembuatan tangkai pegangan
Prosedurnya:
1. Gambarkan batas-batas scp
2. Letakkan wax relief pada permukaan model. Tidak boleh ditekan
terlalu keras agar tebal wax tidak berubah
3. Beri lapisan wax II di atas lapisan wax I
4. Potong + 5 mm bentuk groove sepanjang daerah postdam untuk
memperoleh suatu seal dari sendok cetak
5. Buat “vertical stop” beberapa buah (berukuran + 4 mm2 )
6. Daerah vertical stop diberi bedak talk dan seluruh permukaan
lapisan wax II juga dibubuhi talk. Setelah itu lapisan wax III
diletakkan di atas lapisan wax II tepat sampai batas-batas lapisan
wax II. Lapisan wax III ini harus cukup tebal dan vertical stop
harus terbentuk
7. Bagian perifer dipotong 3 – 4 mm dari buccal fold
8. Bentuk tangkai scp pada permukaan labial
9. Haluskan seluruh permukaan wax scp tersebut
10. Lakukan proses flasking, boiling out, curing, deflasking dan
pengrapihan serta penghalusan scp acrylic.
Prosedur :
1. Gambarkan batas-batas scp
2. Undercut diblockout
3. Letakkan bahan untuk relief seperti selembar basah nonasbestos
casting ring lining material, yang tidak akan meleleh selama
pemanasan resin sheet (lembaran resin)
4. Letakkan model di tengah-tengah meja vacuum-adapter
5. Letakkan lembaran resin ke heating frame
6. Nyalakan tombol pemanas
7. Rendahkan frmae dan lembar an resin ke model dan lakukan
proses vacuum. Setelah selesai, biarkan lembaran resin menjadi
dingin, lalu keluarkan dari alat vacuum
8. Buang kelebihan bahan
9. Lepaskan scp dari model dan rapihkan tepinya
10. Buat pegangan dari self curing acrylic atau pegangan metal
11. Kembalikan ke model dan siap dikirim ke drg.
Masalah yang sering terjadi :
Membutuhkan peralatan dan bahan khusus. Kadang-kadang setelah
scp jadi, bahan kurang kaku. Penyediaan relief agak sulit, terlebih bila
menginginkan bahan relief tetap berada di scp. Relief dari wax tidak
memadai karena wax akan meleleh ketika dilakukan proses
pemanasan.
Prosedur :
1. Gambarkan batas-batas scp
2. Undercut di blockout dengan bahan campuran plaster dan pumice
atau selembar basah nonasbestos casting ring lining material
3. Relief dengan selembar basah nonasbestos casting ring lining
material. Bila menggunakan wax, akan meleleh ketika prosedur
dilakukan
4. Tempatkan 2 lembar bahan shellac base plate di atas model lalu
hangatkan dengan api
5. Tekuk kelebihan shellac
6. Lakukan sampai shellac berkontak rapat ke model dan bahan
relief
7. Buat pegangan dari sisa bahan shellac
8. Biarkan bahan shellac menjadi dingin
9. Lepaskan dari model dan rapihkan tepinya
10. Kembalikan ke model dan siap dikirim ke drg.
Masalah yang sering terjadi :
Gambar 6
Pembuatan lubang pd SCP
Ringkasan
Sendok cetak adalah suatu alat untuk membawa bahan cetak ke dalam
mulut pasien, menjaga bahan cetak tetap pada posisinya sampai mencetak
rahang dan mengontrol bahan cetak sementara bahan cetak mengeras.
Sendok cetak ini bermacam-macam bentuk, jenis serta ukurannya.
Sendok cetak perorangan adalah sendok cetak yang dibuat untuk
mendapatkan reproduksi daerah tak bergigi dan seluruh jaringan mulut,
khusus digunakan untuk satu pasien dan satu kali pakai pada satu kasus.
Cara mencetak yang dilakukan dengan menggunakan sendok cetak
perseorangan adalah mencetak dengan mulut dalam keadaan berfungsi
(otot-otot mulut digerakkan). Sebelum pencetakan fisiologis tersebut, untuk
mendapatkan tepi/peripheral seal yang akurat dilakukan prosedur border
molding oleh dokter gigi.
Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :
1. Sebutkan pengertian dari sendok ceta?
2. Sebutkan sendok cetak yang digunakan untuk bahan cetakalginate?
3. Sebutkan batas-batas sendok cetak perorangan pada RA?
4. Sebutkan bahan pembuat sendok cetak perorangan dan bagaimana
cara melakukannya?
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Cetakan rahang :
Adalah reproduksi negatif dari jaringan di dalam rongga mulut, baik
jaringan lunak maupun jaringan keras (gigi).
Gambar 1
Jaringan rongga mulut RA dan RB
Gambar 2
cetakan fungsional RA dan RB dengan bahan rubber base
Model atau “Cast” adalah reproduksi positif dari jaringan mulut di rahang
atas dan rahang bawah. Dibuat atau diperoleh dengan cara mengecor
cetakan rahang dengan adonan stone.
Ada 2 macam model yang digunakan untuk pembuatan GTLL, yaitu :
Umumnya teknisi gigi menerima model kerja dari drg, untuk selanjutnya
dibuatkan galangan gigit. Bila yang diterima teknisi adalah hasil cetakan
Beading :
Adalah prosedur yang dilakukan untuk membatasi tepi cetakan dengan
melekatkan utility wax pada sekeliling batas perifer cetakan.
Boxing :
Adalah prosedur pembuatan dinding pembatas berbentuk box dari bahan
baseplate wax yg dilekatkan pada utility wax di sekeliling batas perifer
cetakan.
A. Rahang atas
1. Keringkan cetakan dengan semprotan udara kering
2. Lekatkan utility wax pada sekeliling batas perifer cetakan (
bagian labial / bukal ) dengan jarak 3 mm di bawah puncak
batas perifer cetakan dengan lecron panas atau dengan
tetesan sepotong wax
3. Pada bagian posterior dari cetakan rahang atas, pada bagian
belakang dari garis A-H, juga dilekatkan utility wax. Karena
pada bagian posterior ini tidak terdapat batas perifer, maka
sebagai gantinya garis A-H kita anggap sebagai batas perifer
cetakan, sejauh 3 mm.
4. Buatlah sebuah dinding dari baseplate wax, yang akan
mengelilingi dan melekat pada utility wax tadi agar
menghasilkan suatu box ( kotak ) . Tinggi dinding itu dipotong
sehingga jarak antara bagian atas dinding dengan batas
perifer cetakan / puncak tertinggi cetakan + 13 mm.
5. Lekatkan dinding wax tadi dengan utility wax, dengan
menggunakan lecron panas atau tetesan sepotong wax
6. Cetakan rahang atas yang telah di boxing, siap untuk dicor.
B. Rahang bawah
1. Keringkan cetakan dengan semprotan udara kering
2. Lekatkan utility wax pada sekeliling batas perifer cetakan (
bagian labial, bukal dan lingual ) dengan jarak 3 mm di bawah
puncak batas perifer cetakan dengan lecron panas atau
tetesan sepotong wax
Gambar 3
Penampang melintang posisi dari utility wax
Gambar 4
Penampang melintang dari utility wax (beading)
dan baseplate wax (boxing)
C d
e
Gambar 5 pembuatan model kerja:
a. Melekatkan beading wax
b.Melekatkan boxing wax RA
c. Melekatkan boxing wax RB
d.Pengecoran dengan dental stone
e. Trimming model
Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai cetakan rahang, yaitu reproduksi negatif
dari jaringan di dalam rongga mulut, baik jaringan lunak maupun jaringan
keras (gigi). Pada pembuatan GTLL, diperlukan 2 macam cetakan, yaitu
cetakan anatomis dan cetakan fungsional.
Model atau “Cast” adalah reproduksi positif dari jaringan mulut di rahang
atas dan rahang bawah. Dibuat atau diperoleh dengan cara mengecor
cetakan rahang dengan adonan stone. Ada 2 macam model yang digunakan
untuk pembuatan GTLL, yaitu : model study dan model kerja.
Pembuatan model kerja dengan cetakan fungsional harus dilakukan
dengan cara beading dan boxing. Tujuannya adalah memudahkan pekerjaan
mengecor dental stone, membatasi atau menjaga agar dental stone tidak
Pertanyaan
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Gambar 1
Tekukan bentuk huruf “V” pd dasr model kerja RA dan RB
Gambar 3.
Garis Proyeksi puncak ridge
A. tuberositas maxilla.
B. sudut gigi Caninus.
C. raphe median.
D. daerah retromylohyoid
b.Galangan gigit
Galangan gigit atau Bite Occlusal Rim dibuat agar dokter gigi dapat
melakukan penentuan gigitan yaitu letak gigit dan tinggi gigit ( Oklusi sentrik,
Relasi sentrik dan Dimensi vertikal oklusi) dan teknisi gigi melakukan
penyusunan elemen gigi dengan pedoman galangan gigit tersebut.
Galangan gigit atau Bite Occlusal Rim terdiri atas :
1. Baseplate
2. Wax rim atau bite rim
1. Baseplate
Bahan-bahan untuk membuat baseplate yaitu :
a) modelling wax tipe hard
b) shellac baseplate
c) self curing acrylic
Gambar 5
Membuat garis proyeksi pada galangan gigit
Gambar 7
Hasil pembuatan galangan gigit RA dan RB
dengan bantuan garis proyeksi
Gambar 8
Tinggi galangan gigit RA dan RB
A = 10-12 mm; B dan E = tidak ditentukan; C = 6- 8 mm; F = 4-7 mm
Gambar 10
Bidang oklusal sejajar bidang datar
Gambar 11
Hubungan galangan gigit RA dan RB
A= normal; B=retrusif; C=protrusive
Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai galangan gigit. Sebelum dibuat maka
dipersiapkan terlebih dahulu persiapan pada model kerja, berupa sebelum
dibuat galangan gigit, maka dilakukan persiapan pada model kerja berupa:
Pembuatan takik / tekukan sebagai kunci pada dasar model kerja; pembuatan
kawat penguat; pembuatan Garis Tengah pada model kerja; pembuatan
Garis Proyeksi.
Galangan gigit atau Bite Occlusal Rim dibuat agar dokter gigi dapat
melakukan penentuan gigitan yaitu letak gigit dan tinggi gigit ( Oklusi sentrik,
Relasi sentrik dan Dimensi vertikal oklusi) dan teknisi gigi melakukan
penyusunan elemen gigi dengan pedoman galangan gigit tersebut.
Galangan gigit atau Bite Occlusal Rim terdiri atas :Baseplate dan Wax rim
atau bite rim.
Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:
TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Pengertian artikulator
yaitu suatu alat bantu yang dapat menirukan gerakan rahang
manusia dan posisi serta relasi rahang penderita dapat dilihat melalui
model rahang atas dan model rahang bawah yang dipasang
diartikulator tersebut. Untuk membuat GTLL, setidak-tidaknya
menggunakan jenis Artikulator Rata-rata, contoh : Free – plane,
Handy - II A, sedangkan penggunaan okludator tidak dianjurkan.
Gambar 1
Gritman dental articulator 1899
Gambar 2
George E. hayes articulator 1860
Gambar 3
Gysi “adaptable” articulator 1912
Gambar 4
Artikulator Free plane
Gambar 5
Artikulator Handy II
B. SEMI ADJUSTABLE
Artikulator yang dapat diatur gerakannya pada satu atau beberapa
gerakan tetapi tidak semua pergerakan yang dapat dilakukan, yaitu:
sudut condylar, pergerakan sisi Bennett, pedoman incisal dan caninus,
bentuk fossa glenoid dan eminintia.
Pada umumnya penggunaan articulator ini dibantu dengan
menggunakan suatu alat yang disebut : face-bow.
Adalah alat yang digunakan pada mulut pasien untuk
mengetahui sudut rahang dan kemudian dipindahkan ke articulator
semi adjustable, sehingga pergerakan artiklutor sesuai dengan
pergerakan rahang pasien yang sesungguhnya. Prosedur
pemindahan face bow dari mulut pasien ke articulator disebut
prosedur face bow transfer
Gambar 7
Artikulator semi adjustable dengan
pemasangan alat face bow
Gambar 8
Pemasangan face bow
Tranfer pada pasien dan Face bow di pasang
di artikulator.
Gambar 9
Artikulator fully adjustable
1. Bagian engsel
Upper member artikulator harus dapat digerakkan buka tutup, guna
meniru gerakan buka tutup mulut pasien serta dapat digerakkan ke
kana – kiri dan ke belakang untuk mengetahui susunan gigi sudah
dalam keadaan oklusi dan artikulasi seimbang (balanced occlusion)
atau belum. Namun ketika hendak memasang model di artikulator,
sekrup-sekrup di bagian engsel ini harus dikencangkan lebih dahulu.
- garis tengah dari mounting table (meja artikulator) dan berada tepat
pada garis persilangan garis tengah mounting table dan garis yang
menunjukkan letak mesial incisal edge dari gigi 1 | 1 pada
mounting table.
3. Incisal table
Terletak pada bagian depan dari lower member artikulator. Biasanya
bersudut 10o .
Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai articulator, yaitu suatu alat bantu yang
dapat menirukan gerakan rahang manusia dan posisi serta relasi rahang
penderita dapat dilihat melalui model rahang atas dan model rahang bawah
yang dipasang diartikulator tersebut. Untuk membuat GTLL, setidak-tidaknya
Pertanyaan
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Untuk memilih elemen gigi tiruan posterior, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Jangan menggunakan elemen yang terlalu besar atau terlalu kecil. Harus
ada sisa sayap sebagai tempat dukungan pipi sehingga otot-otot pipi dapat
membantu memberikan retensi
2. Distal Molar bawah terakhir terletak + 6 mm dari Retromolar pad. Jadi jika
ruangan tidak mencukupi, elemen gigi P2 boleh ditiadakan
3. Lebar buccolingual elemen gigi tiruan posterior harus lebih kecil dari lebar
buccolingual gigi asli yang digantikan, agar jaringan di bawahnya tidak
menanggung beban kunyah yang besar.
Gambar 1
inklinasi gigi Insisive 1
Gambar 2
Inklinasi gigi incisive 2
Gambar 3
Inklinasi gigi caninus
Gambar 4
Inklinasi gigi-gigi anterior RA
Gambar 5
Posisi gigi Premolar 1 dan 2 terhadap bidang oklusal dan
Permukaan labialnya membentuk garis lurus
Gambar 7
Garis oblique (A) dan bidang oklusal (B) dari pandangan bukal dan oklusal
Gambar 8
Posisi gigi molar 2 terhadap bidang oklusal dan
Penyusunan gigi-gigi RA secara keseluruhan
Sebagai kunci oklusi, maka gigi Molar pertama RA dan RB dipasang terlebih
dahulu:
➢ 6 6 . - mesiobuccal cusp gigi 6 | 6 berada di mesio buccal groove
gigi 6 6 .
- mesiopalatal cusp gigi 6 | 6 berada di central fossa gigi
6 6 .
Gambar 10
Inklinasi gigi-gigi anterior RB
Gambar 11
Oklusi sentrik gigi-gigi anterior RA dan RB
Gambar 12
Oklusi sentrik gigi premolar 2 dan molar 1 RA dan RB
Gambar 13
working side (kanan) dan balancing side (kiri)
1. Elemen gigi tiruan ditempatkan pada bite rim, dengan cara memotong
atau membuang bite rim sedikit demi sedikit, misalnya ingin
5. Pada susunan 4 gigi anterior atas dan bawah, ketika dilakukan gerakan
protrusi, incisal edge ke 4 gigi hanya bersinggungan, tidak boleh ada
hambatan.
7. Overjet pada gigi posterior harus cukup, dengan demikian protesa dapat
memberi dukungan yang baik bagi pipi sehingga pipi tidak mudah
tergigit.
8. Ketika memilih panjang dan lebar elemen gigi tiruan anterior, maka
ukuran elemen gigi tiruan disesuaikan dengan garis-garis pemandu
yang ada pada bite rim. Garis-garis pemandu yang ada pada bite rim
adalah Garis tengah (midline), Garis C, dan Garis senyum atau Garis
ketawa (High lip line).
Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :
1. Sebutkan factor dentogenik pada gigi anterior yang harus
diperhatikan dalam penyusunan gigi?
2. Sebutkan gigi-gigi yang merupakan kunci oklusi?
3. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menuyusun gigi
tiruan?
TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Wax contouring
yaitu membentuk pola malam dari basis gigi tiruan sedemikian rupa
sehingga menyerupai anatomi gusi atau jaringan lunak mulut yang asli.
Gigi tiruan malam yang selesai dilakukan waxing disebut “Trial Denture”.
Trial denture ini dicobakan ke dalam mulut pasien dengan tujuan untuk :
• melihat fungsi estetik, fungsi bicara (fonetik), fungsi pengunyahan
• pemeriksaan ulang dimensi vertikal, oklusi dan artikulasi.
Oleh karena itu trial denture harus sudah seperti gigi tiruan yang
sesungguhnya atau yang akan selesai, termasuk tebal basis gigi tiruan,
batas-batas perifer, anatomi elemen gigi tiruan. Lebih rapih suatu trial
denture, lebih mudah melakukan pekerjaan penyelesaian gigi tiruan akrilik
nantinya.
1. CARA LANGSUNG
Membentuk kontur gingiva secara langsung dilakukan di dalam mulut
pasien saat coba gigi tiruan malam dan dilakukan oleh seorang dokter gigi.
Cara :
1. Ketebalan sayap dikurangi dan diganti dengan wax lunak kemudian
tempatkan kembali dalam mulut pasien.
2. Untuk membentuk bagian Labial : pasien diminta untuk mengerutkan
bibirnya, sedangkan otot pipi digerak-gerakkan oleh operator.
3. Untuk mmbentuk bagian Lingual : pasien diminta untuk
menggerakkan lidah ke semua arah, sehingga wax lunak akan
mengikuti bentuk otot saat berfungsi dan ketebalannya sesuai dengan
ruang vestibulum saat berfungsi.
4. Setelah selesai dan tampak hasilnya sudah baik , kemudian GT
malam dikeluarkan dari mulut secara hati-hati dan satu persatu,
kemudian segera dicelupkan kedalam air es agar permukaan wax
tidak berubah.
Gambar 1
Wax dipotong membentuk sudut 45o
Gambar 3
Bentuk penonjolan akar gigi membentuk huruf “V”
8. Waxing bagian .tengah dan tepi Labial dan bukal dibentuk cekung.
Pada RA harus menutupi tuberositas dan bagian Palatal sampai garis
A – H line.
Gambar 4
Hasil wax contouring RA dan RB
Postdam :
merupakan penonjolan seperti bubungan pada tepi posterior protesa
rahang atas yang dibentuk dari pengerokan pada model kerja di daerah
sebelah anterior dari garis getar / AH line.
Gambar 5
Pembentukan postdam
A. Hamular Notch
B. Vibrating Line
C. Fovea Platina
D. Bentuk 2 gunung
E. Penampang melintang bagian model yang
dikerok
Ringkasan
Pertanyaan
a. Flasking
Adalah suatu proses penanaman model dan trial denture malam dalam
suatu flask/cuvet untuk membuat sectional mold. Mold bagian bawah dibuat
dengan menanam model dalam gips dan bagian atas dibuat dari 2 adukan
stone yang terpisah di atas denture wax. Proses ini dilakukan untuk
memampatkan dan memproses resin akrilik saat pembuatan landasan gigi
tiruan dan alat-alat prostetik lainnya.
a. Sulit mengontrol pada waktu boiling out, apakah wax sudah bersih atau
belum
b. Sulit untuk memulaskan separating medium
c. Ketika packing, sulit mengontrol apakah akrilik sudah mencapai daerah
sayap atau belum
Keuntungan :
a. Pengulasan separating medium mudah
b. Packing mudah dikontrol
c. Boiling out mudah dikontrol
Indikasi :
a. GTSL dengan sayap besar/lebar
b. Free end saddle
c. GTLL
a b
c
Gambar 1
flasking RA (a). tampak dari oklusal;(b).tampak dari samping;
(c). tampak dari depan.
Gambar 3
Posisi model yang ditanam dalam cuvet
Gambar 4
Model RA dan RB yang telah ditanam dalam flask bawah
Gambar 5
Pengisian adonan stone diatas model malam
SEPARATING MEDIUM
Separating medium adalah suatu bahan pelapis yang diulaskan atau
dilapiskan di atas suatu permukaan bahan yang dapat mencegah melekatnya
permukaan bahan lain ke permukaan bahan yang pertama tadi.
Macamnya :
1. Tinfoil
2. cold mold seal
3. air sabun
4. vaseline
b. Boiling out
Adalah menghilangkan wax dari model yang telah ditanam dalam flask,
untuk mendapatkan suatu “mold space”.
Caranya :
1. Masukkan flask ke dalam air dengan temperatur kamar kemudian
panaskan. Setelah mendidih tunggu beberapa saat (+ 5 menit),
kemudian flask diangkat.
2. Flask dibuka, flask atas dan flask bawah dipisahkan.
3. Sisa wax yang telah lunak dibersihkan dengan menyiramkan air panas
sampai bersih. (air panas boleh dibubuhi sedikit detergent).
4. Setelah mold space bersih, periksa kembali keadaannya.
5. Tepi-tepi plaster yang tipis atau tajam harus dihaluskan.
6. Bila ada elemen gigi yang lepas, dikembalikan pada kedudukan semula.
7. Mold space siap diulasi dengan separating medium (menggunakan
cms).
8. Elemen gigi tiruan tidak boleh terkena separating medium.
c. Packing
Adalah proses menempatkan adonan akrilik resin ke dalam mold
kemudian dilakukan pengepresan pada cuvet dan siap dilakukan
pemanasan/pemasakan (curing).
Cara Packing :
A. Untuk HOLDING THE CASTING:
1. Campur polimer ke dalam monomer, aduk perlahan-lahan.
2. Tutup mixing jar rapat-rapat sampai tercapai dough stage.
3. Ambil sedikit adonan, tekan perlahan-lahan sampai ke daerah sayap
(mixing jar tetap tertutup), hindari kontak dengan jari → gunakan
cellophane.
Gambar 8
Penempatan adonan akrilik ke mold
Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai proses flasking, yaitu suatu proses
penanaman model dan trial denture malam dalam suatu flask/cuvet untuk
membuat sectional mold. Mold bagian bawah dibuat dengan menanam
model dalam gips dan bagian atas dibuat dari 2 adukan stone yang
terpisah di atas denture wax. Proses ini dilakukan untuk
memampatkan dan memproses resin akrilik saat pembuatan landasan gigi
tiruan dan alat-alat prostetik lainnya. Flasking gigi tiruan ada 2 cara, yaitu
Holding the casting dan Pulling the casting.
Boiling out adalah menghilangkan wax dari model yang telah ditanam
dalam flask, untuk mendapatkan suatu “mold space”.
Packing adalah proses menempatkan adonan akrilik resin ke dalam mold
kemudian dilakukan pengepresan pada cuvet dan siap dilakukan
pemanasan/pemasakan (curing).
Pertanyaan
TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Curing
adalah polimerisasi dari resin akrilik antara monomer yang bereaksi
dengan polimernya bila dipanaskan atau ditambah suatu zat kimia lain.
Komposisi :
A. Powder.
i. Polimer poly ( methyl methacrylate). Baik serbuk yang diperoleh dari
Polimerisasi methyl methacrilate dalam air maupun partikel yang
Tidak teratur bentuknya yang diperoleh dengan cara menggerinda
batangan polimer.
ii. Initiator peroksida ; berupa 0,2-0,5% benzoyl peroksida.
iii. Pigmen ; sekitar 1% tercampur dalam partikel polimer Titanium.
iv. Opaficer atau Zinc Oksida Dibutil Ptalat.
v. Plasticizers
vi. Serat Sintetik Nilon, akrilik.
B. Cairan/liquid
i. Monomer methyl methacrylate
ii. Stabilizer ; sekitar 0,006 % hydroquinone untuk mencegah
berlangsungnya polymerisasi selama penyimpanan.
iii. Kadang-kadang terdapat bahan untuk memicu cross-link; seperti
ethylene glycol dimethacrylate.
1. Rapid cure
2. Slow cure
Bila curing selesai (sampai suhu kamar), flask baru boleh dibuka.
Bila flask dibuka ketika masih panas akan menyulitkan dan dapat
menyebabkan perubahan pada hasil curing, karena polimerisasi
belum selesai.
Cara :
1. Mold gigi tiruan dilepaskan dari flask.
Gambar 1
Mold dilepas dari flask (cuvet)
2. Gergaji dinding luar stone dr atas ke bawah pada area Caninus kanan dan
kiri dan pada ujung distal kanan dan kiri.lakukan secara hati-hati agar tidak
mengenai GT
Gambar 2
Bagian luar dari mold yang telag digergaji
(A). tampak dari atas ; (B). tampak dari samping
3. Lalu bongkar sekat stone perlahan-lahan, lepas dari permukaan fasial gigi-
gigi dengan pisau gips.
Gambar 3
Bahan tanam dibuang dengan pisau gips
(A). tutupnya dibuka; (B).pembuangan dari bagian posterior terlebih dahulu
Gambar 4
Gigi tiruan dengan sekat luar dari mold yang telah dibuang
Gambar 5
Gigi tiruan akrilik pada model kerja yang telah dibuang
bahan tanamnya dan siap di remounting
Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai proses curing, yaitu polimerisasi antara
monomer yang bereaksi dengan polimernya bila dipanaskan atau ditambah
suatu zat kimia lain. Polimerisasi dibagi menjadi polimerisasi secara thermis
disebut heat curing dan polimerisasi secara chemis (bahan kimia sudah
ditambahkan dalam monomer) disebut cold curing atau self curing.
Deflasking adalah proses membuka flask, dengan keadaan plaster
berikut model rahang dan gigi tiruan akrilik didalamnya dikeluarkan secara
utuh. Gigi tiruan tidak boleh terlepas dari model rahangnya agar dapat di
remounting ke articulator untuk proses selective grinding.
Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:
1. Sebutkan pengertian dari curing akrlik?
2. Sebutkan macam-macam polimerisasi dari akrilik?
3. Sebutkan factor-faktor apa yang harus diperhatikan pada saat curing?
4. Sebutkan pengertian dari deflasking?
TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Remounting
Adalah Pemasangan kembali model kerja dan GT kedalam artikulator
setelah proses packing, curing dan deflasking.
Tujuan Remounting:
Untuk mengkoreksi adanya hubungan oklusi yang tidak harmonis dari GT
setelah proses curing. Karena semua perubahan pada hubungan oklusal
setelah proses curing harus diperbaiki dengan menempatkan kembali pada
artikulator dan mengkoreksinya sehingga didapatkan oklusi yang
harmonis/seimbang sebelum dilepas dari model kerja.
Cara remounting:
Gambar 2
Pin insisal terangkat adan tidak berkontak dengan insisal guide table
Ada dua tahap remounting yaitu laboratory remount dan patient remount.
Yang dilakukan oleh teknisi gigi adalah laboratory remount.
Laboratory remount
Sebelum melepaskan gigi tiruan dari modelnya, kembalikan model ke posisi
semula di artikulator dengan panduan takik/ index bentuk “V”.
b. Selective grinding
atau pengasahan selektif
Hukum B.U.L.L (buccal upper lingual lower), termasuk salah satu metode
selective grinding.
Oklusi yang harmonis dan seimbang merupakan salah satu pertimbangan
penting dalam pembuatan gtll. Tindakan selective grinding tidak boleh
dilakukan tanpa pengetahuan atau pengertian keseimbangan oklusi
(balanced occlusion).
Ketidaktepatan dalam oklusi sentrik gigi tiruan setelah diproses,
dihilangkan dengan mengasah atau grinding baik cusp-cusp maupun fossa-
fossa, yang ditandai oleh garis putus-putus (bercak-bercak biru dari
articulating paper), tergantung pada hubungan gigi-gigi dalam gerakan lateral.
Gambar 3
Menandai kontak oklusal yang menyimpang
dengan kertas karbon
2. Setelah itu ganti dengan kertas karbon warna lain misalnya merah
untuk memeriksa oklusi pada keadaan eksentrik.
Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Cara :
1. Lepaskan model kerja dan gigi tiruan dari plat basis di artikulator.
2. Potong dasar model kerja bagian demi bagian dengan gergaji kecil.
3. Lakukan dengan hati-hati dan cermat, sehingga tidak merusak basis
akrilik.
4. Setelah itu masukkan pisau gips diantara celah bekas potongan
gergaji, kemudian sedikit diungkit untuk memisahkan bagian demi
bagian.Lakukan dengan hati-hati dan terkontrol untuk menghindari
patahnya plat/basis akrilik.
5. Tahan daerah sayap dengan menggunakan tangan agar dapat
mengontrol tekanan yang kuat, hati-hati tangan jangan sampai
terluka.
6. Buang potongan gips yang kecil dahulu baru kemudian yang agak
besar.
7. Untuk membuang gips pada daerah undercut gunakan bur fissure
cross cut atau separating disk.
Flash adalah :
Resin akrilik yang menonjol keluar di antara kedua mold karena tekanan yang
dilakukan selama proses prosessing.
Gambar 1
Membuang flash dengan arbon band
Gambar 2
Carbide bur untuk membuang flash
Gambar 3
Pahat untuk membuang flash
Tahapan :
1. Menghaluskan
2. Mengkilapkan
1. Menghaluskan.
Semua guratan, lekukan dan area yang kasar harus dibuang dan dihilangkan
dengan menggunakan alat abrasif. Seluruh permukaan halus dan rata.
Cara :
- Gunakan rag wheel (putih) dan bahan abrasif pumice halus (basah)
untuk menghaluskan seluruh permukaan akrilik.
- Hilangkan semua daerah yang kasar dengan putaran wheel yang
tidak terlalu cepat untuk menghindari perubahan kontur.
2. Mengkilapkan.
Setelah seluruh permukaan halus baru mulai dikilapkan, dengan
menggunakan buff wheel (dari wool) dan akrilik polish
Cara :
- Caranya sama dengan pada saat menghaluskan tetapi wheel yang
digunakan adalah dari bahan wool yang halus dan lunak.
- Gunakan bubuk polish basah dengan putaran yang sedang.
- Permukaan bagian dalam tidak boleh dipoles.
Gambar 4
Hasil poles gigi tiruan lengkap
Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai denture recovery, yaitu pemulihan gigi
tiruan dengan membuang atau memisahkan stone/ gips plaster model kerja
dari gigi tiruan akrilik setelah proses remounting dan selective grinding
selesai. Dan denture finishing yaitu Proses menyempurnakan bentuk akhir
gigi tiruan dengan membuang sisa akrilik pada tepi-tepi gigi tiruan, sisa akrilik
atau stone yang tertinggal sekitar elemen gigi atau nodul-nodul pada basis
akrilik akibat dari prosesing akrilik. Selain itu juga membahas mengenai
Peranyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:
Gigi tiruan lengkap yang telah digunakan beberapa lama oleh penderita
sering mengalami kerusakan maupun ketidak cekatan gigi tiruan. Untuk
mengetahui definisi, indikasi dan cara pencekatan kembali dan reparasi gigi
tiruan akan dibahas pada bab ini.
Definisi :
Suatu cara untuk memperbaiki gigi tiruan yang tidak cekat atau tidak tepat
lagi, sehingga kembali menjadi cekat atau tepat pada tempatnya, begitu pula
hubungan oklusi maupun artikulasinya.
Ada 3 cara :
Indikasi :
a. Gigi tiruan sudah tidak tepat lagi
b. Hanya terdapat sedikit perubahan oklusi, sehingga oklusi dapat
dipertahankan
c. Desain gigi tiruan baik
d. Basis gigi tiruan masih baik
e. Elemen gigi tidak patah, rusak, aus berlebihan
f. Penderita masih puas dengan penampilannya.
Cara relining :
1. Gigi tiruan dilubangi (4-5 lubang) untuk retensi bahan cetak,
kemudian siap untuk dilakukan pencetakan dengan alginate. Disini
gigi tiruan digunakan sebagai SC.
Indikasi :
a. Gigi tiruan yang sudah longgar, karena resorpsi tl alveolar
b. Desain gigi tiruan masih baik
c. Susunan dan bentuk elemen gigi tiruan masih baik, tidak patah/rusak,
tidak aus berlebihan
d. Basis gigi tiruan sudah buruk karena pemakaian gigi tiruan yang sudah
lama atau warna berubah
e. Keadaan porus dalam yang terlalu banyak.
Cara Rebasing :
1. Buat adonan gips letakkan diatas artikulator bagian bawah.
2. Permukaan oklusal dan insisal gigi tiruan dibenamkan ke dalam
adonan gips tadi kira-kira setinggi 1/3 bagian oklusal.
3. rapikan gips plaster.
4. Gigi tiruan dengan model hasil pencetakan beserta oklusal index
dipasang di artikulator, kemudian semua kunci engsel dikunci
sehingga tidak bergerak-gerak.
5. Gigi tiruan dilepas kemudian potong seluruh basis gigi tiruan sampai
batas cervikal gigi tiruan.
6. Kembalikan sisa elemen gigi tiruan dan sedikit basis akrilik yang
tersisa ke dalam oklusal index.
7. Buat basis baru dari baseplate wax pada model kerja kemudian
rekatkan kembali dengan elemen gigi tiruan yang ada di oklusal Index
kemudian lakukan Wax conoturing dan terakhir difixir.
8. Lepaskan model kerja dan wax gigi tiruan kemudian lakukan Flasking
s/d poles.
C
Gambar 1
(A). pembuatan oklusal index; (B). basis gigi tiruan yang
telah dipotong; (C). pembuatan basis wax.
3. Rekonstruksi
Adalah prosedur penggantian seluruh gigi tiruan dan elemen giginya, tetapi
tanpa mengganti kerangka logam. Rekonstruksi pada umumnya dilakukan
pada gigi tiruan lengkap dengan basis kerangka logam.
b. Reparasi GTLL
Gambar 1
Gigi tiruan RA yang patah
Gambar 2
Fiksasi gigi tiruan yang patah dengan batang korek api
3. Buat model kerja pada gigi tiruan patah yang sudah disambung tadi.
4. Gunakan malam atau kapas basah untuk mengisi daerah undercut.
5. Setelah kering buang batang korek api tersebut dan buat ruang akrilik
sepanjang area patah yaitu dengan membuat bevel dan dovetail.
6. Gigi tiruan dilepas, model kerja diulasi cms, kemudian gigi tiruan
dipasang kembali dan wax/kapas di daerah undercut diganti dengan
gips.
Gambar 5
Elemen dicekatkan pada gigi sebelahnya
dan pembuatan gips index
Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai definisi refitting yaitu cara untuk
memperbaiki gigi tiruan yang tidak cekat atau tidak tepat lagi, sehingga
kembali menjadi cekat atau tepat pada tempatnya, begitu pula hubungan
oklusi maupun artikulasinya. Refitting terdiri dari 2 macam; yaitu relining dan
rebasing.
Sedangkan definisi dari reparasi gigi tiruan adalah suatu tindakan
perbaikan gigi tiruan dengan tujuan memperbaiki kerusakan yang terjadi
setelah dipakai beberapa lama oleh pasien. Ada bermacam-macam
kerusakan yang terjadi, misalnya plat yang patah atau retak dan elemen gigi
yang lepas. Patahnya gigi tiruan bisa disebabkan karena kesalahan
konstruksi, faktor dari dalam dan dari luar mulut.
Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :
1. Sebutkan yang dimaksud dengan refitting?
2. Sebutkan macam-macam proses refitting?
3. Sebutkan yang dimaksdud dengan reparasi gigi tiruan?
4. Sebutkan macam-macam kerusakan yang menyebabkan gigi tiruan
harus direparasi?