Anda di halaman 1dari 102

BAB 1

GIGI TIRUAN LENGKAP LEPASAN


(COMPLETE DENTURE)

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar tujuan pembuatan
GTLL
2.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian GTLL
3.Mampu menjelaskan dengan benar macam-macam GTLL
4.Mampu menjelaskan dengan benar bagian-bagian dari GTLL
5.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dan faktor yang
berhubungan dengan retensi dan stabilisasi GTLL

Gigi tiruan lengkap lepasan atau dikenal dengan istilah complete denture
merupakan salah satu jenis gigi tiruan yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia sekarang ini. Untuk mengetahui secara jelas mengenai
gigi tiruan lengkap ini, maka akan dibahas beberapa hal dalam bab ini.

a. Pendahuluan
Prostodontik adalah cabang ilmu dan seni dalam bidang kedokteran
gigi yang bersangkutan dengan perbaikan dan pemeliharaan fungsi oral,
kenyamanan, penampilan dan kesehatan penderita dengan cara mengganti
gigi-gigi beserta struktur jaringan mulut yang hilang dengan suatu alat tiruan.
Ilmu Gigi Tiruan Lengkap Lepasan merupakan cabang ilmu dari
prostodontik yang berhubungan dengan desain dan pembuatan gigi tiruan
lengkap lepasan, digunakan ketika menghadapi penderita yang kehilangan
seluruh gigi aslinya atau yang akan segera kehilangan gigi aslinya.
Gigi Tiruan Lengkap selalu merupakan alat yang lepasan. Alat tiruannya
disebut Gigi Tiruan atau Protesa atau Denture.
Dengan kehilangan seluruh giginya, penderita akan mengalami perubahan-
perubahan dalam hal :
1. mastikasi (pengunyahan)
2. bicara
3. estetika
4. resorpsi tulang alveolar.

b. Pengertian GTLL (Complete denture)


Adalah salah satu gigi tiruan lepasan yang menggantikan seluruh gigi-
geligi pada suatu lengkung rahang.
Gigi tiruan lengkap lepasan ini tidak hanya terdapat pada satu rahang saja
tetapi juga pada kedua rahang. Gigi tiruan lengkap pada salah satu rahang
saja dikenal dengan istilah Single Complete Denture.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 1


c. Tujuan pembuatan GTLL ( complete denture)

Tujuan pembuatan GTLL adalah untuk mengembalikan fungsi-fungsi


yang menurun atau berkurang (sebagai akibat hilangnya gigi-gigi asli) yaitu
dengan jalan mengembalikan keadaan anatomi dan faal penderita yang telah
mengalami kehilangan seluruh giginya ke keadaan yang mendekati anatomi
dan faal semula.
Fungsi-fungsi yang menurun adalah :
• fungsi pengunyahan
• fungsi bicara
• fungsi estetika
Dengan demikian, tujuan pembuatan GTLL adalah mengembalikan ketiga
fungsi tadi ke keadaan yang mendekati keadaan semula yang normal.
Keadaan karakteristik wajah akibat hilangnya seluruh gigi antara lain adalah :
bibir kelihatan tipis, bibir atas masuk, hilangnya batas vermilion, keriput dan
menurunnya sudut mulut (karena usia lanjut dan karena berkurangnya
dimensi vertikal).

d. Macam-macam GTLL (Complete Denture)


Complete denture yang merupakan suatu gigi tiruan lengkap pada suatu
lengkung rahang, dapat di bagi berdasarkan cara transisinya dan bahan
pembuatannya, yaitu sebagai berikut :

• Gigi tiruan lengkap lepasan berdasarkan cara transisinya, yaitu :

1. Over Denture.
Adalah gigi tiruan yang dipasang di atas permukaan akar-akar
yang dipertahankan dan memperoleh sebagian dukungan dari sisa-
sisa akar tersebut.

• Immediate Over denture.


Adalah gigi tiruan sebagian atau gigi tiruan lengkap yang dibuat
dan diinsersikan segera setelah pencabutan gigi asli dimana satu atau
lebih berupa mahkota atau akar gigi disisakan sebagai dukungan.

• Remote Over denture.


Adalah overdenture dalam bentuk lain dari suatu immediate
denture yang dibuat dan diinsersikan pada beberapa waktu setelah
dilakukan pencabutan gigi asli dan overdenture ini mungkin atau tidak
mungkin menggunakan basis logam. Dimana basis logam ini
memperkuat overdenture sehingga dapat mencegah perubahan
dimensi, dan meningkatkan kesehatan daerah gingiva yang
bersebalahan dengan gigi abutmens.

• Telescope Crown
Adalah bagian prosthodontic untuk suatu prothesis cekat atau
lepasan dan biasanya terdiri dari primer coping dan sekunder crown
yang Merupakan penyangga atau mahkota, yang digunakan untuk
menstabilkan suatu overdenture dimana mahkota klinis yang masih
ada 4mm atau lebih.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 2


2. Immediete Denture.
Adalah sebuah gigi tiruan lengkap atau gigi tiruan sebagian yang
diinsersi pada hari yang sama, sesaat setelah pencabutan gigi asli.

3.Transisional Denture
Adalah gigi tiruan yang mengganti regio gigi yang hilang, yang
dapat digunakan untuk waktu yang singkat sebelum gigi-gigi asli yang
tersisa dicabut dan diganti dengan gigi tiruan.

• Gigi tiruan lengkap lepasan berdasarkan bahan pembuatanya, yaitu :

1.Bahan basis Resin Akrilik.

Merupakan gigi tiruan lengkap lepasan yang terbuat dari bahan


resin akrilik yang mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian,
diantaranya sebagai berikut :

Keuntungan basis resin akrilik, yaitu :

• Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya, sehingga


memenuhi faktor estetika.
• Dapat dilakukan relining dan rebasing dengan mudah.
• Relative lebih ringan.
• Teknik pembuatan dan pemolesanya mudah.
• Harganya relatif lebih murah.
Sedangkan kerugian dari basis resin akrilik, yaitu :

• Penghantar thermis yang buruk.


• Mudah terjadi abrasi pada saat pembersihan atau pemakaian.
• Dimensinya tidak stabil baik pada waktu pembuatan, pemakaian
maupun reparasi.
• Karena dapat menyerap cairan mulut sehingga dapat
mempengaruhi stabilitas warna dan menimbulkan bau.

2. Basis kombinasi metal dan akrilik.

Merupakan gigi tiruan lengkap lepasan dengan bahan dari basis


kombinasi kerangka logam dan resin akrilik. Basis kombinasi ini berupa
kerangka dari logam dan lapisan resin untuk perlekatan elemen gigi
tiruan, dan bagian yang berkontak dengan mukosa mulut. Tujuan dari
pemakaian basis kombinasi ini memanfaatkan kelebihan dari masing-
masing bahan tersebut.

e. Bagian-bagian GTLL (Complete Denture)

GTLL terdiri atas basis (landasan / plat) dan elemen gigi tiruan.

1. BASIS GTLL

Basis atau plat GTLL merupakan dasar atau kerangka dari suatu GTLL.
Dapat terbuat dari bahan akrilik dan kerangka logam/metal. Basis kemudian

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 3


diperpanjang hingga mencapai vestibulum, bagian ini disebut sayap GTLL.
Bila terletak di bukal, disebut sayap bukal atau buccal flange, bila di labial
disebut sayap labial dan bila di lingual disebut sayap lingual atau lingual
flange.

• Bahan Basis GTLL

Basis GTLL dapat terbuat dari akrilik dan metal atau kerangka logam.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang paling banyak
digunakan adalah bahan akrilik dan yang dimaksud disini adalah bahan “heat
cured acrylic”. Bahan kerangka logam yang digunakan untuk basis GTLL
adalah emas, aluminum-manganese, platinum, stellite (cobalt-chromium)
alloys, dan stainless steel dan yang digunakan di Indonesia adalah bahan
cobalt chromium dan vitalium.

a. Bahan basis akrilik

Kelebihan :
- relatif murah
- lebih ringan dibandingkan dengan bahan kerangka logam
- mudah dilakukan relining, rebasing
- mudah dilakukan reparasi bila patah
- prosedur pembuatan tidak rumit
- waktu pembuatan lebih singkat, sehingga jumlah kunjungan pasien
lebih singkat

Kekurangan :
- lebih tebal dibandingkan bahan kerangka logam
- menutupi seluruh jaringan palatum
- sifat penghantar panasnya tidak sebaik kerangka logam

b. Bahan basis kerangka logam/metal

Kelebihan :
- penghantar panas yang baik
- lebih tipis dibandingkan bahan akrilik, sehingga memperbesar ruangan
untuk lidah terutama daerah palatum
- keakuratannya lebih baik dibandingkan akrilik terutama daerah
permukaan basal / permukaan cetak
- menambah stabilitas bagi protesa rahang bawah karena lebih berat
dari bahan akrilik
- tidak mudah berbau seperti akrilik dan lebih mudah dibersihkan (lebih
higienis).

Kekurangan :
- lebih mahal dibandingkan akrilik
- sulit dilakukan relining, rebasing
- menambah berat protesa rahang atas

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 4


• Batas Perluasan Basis GTLL

Lebar basis harus seluas mungkin dengan tujuan agar beban kunyah
yang diterima oleh mukosa mulut dapat terbagi lebih banyak. Guna
memenuhi faktor retensi, tepi sayap GTLL harus mencapai batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak dan vestibulum harus terisi penuh oleh sayap
GTLL.

Pada rahang atas, batas paling posterior basis paling sedikit harus
mencapai garis getar atau AH – line. Umumnya dibuat 1 - 2 mm di
belakang garis getar ini, dan di daerah garis tengah palatum, batas paling
posterior berada kira-kira 2 mm di depan Fovea palatina Garis getar jangan
dikacaukan sebagai batas antar palatum keras dan palatum lunak karena
garis getar selalu terletak di palatum lunak. Sebenarnya sebutan area lebih
tepat dibandingkan dengan sebutan garis. Arah garis getar ini tergantung dari
bentuk palatum seseorang. Makin datar bentuk palatum, garis getar makin ke
posterior. Penentuan garis getar oleh dokter gigi berguna bagi para teknisi
gigi untuk menentukan batas paling posterior basis GTLL. Protesa harus
menutupi Tuberositas maxillaries dan diperluas ke Hamular notches. Bila
terlalu panjang sampai melewati Hamular notches, protesa akan
mengganggu Pterygomandibular raphe. Ketika pasien membuka lebar
mulutnya, ptrygomandibular raphe akan tertarik ke bawah. Bila batas protesa
terlalu panjang sampai ke daerah ini, mukosa yang menutupi raphe ini akan
terluka oleh gerakan protesa.

Pada rahang bawah, batas paling posterior basis harus mencapai retromolar
pad, agar diperoleh “border seal” yang sempurna.dan batas perluasan basis
di bagian lingual mencapai Mylohyoid ridge, tetapi tidak boleh melebihi batas
ini karena otot-otot dasar mulut akan bergerak ketika seseorang menelan
atau mengunyah sehingga dapat mendorong protesa. Gerakan protesa dapat
menyebabkan luka pada mukosa di sekitarnya.

• Bentuk Basis GTLL Yang Memenuhi Syarat Retensi

Retensi suatu GTLL dapat diperoleh dari adanya adhesi dan kohesi,
tegangan permukaan selapis tipis cairan yang berada diantara GTLL dan
mukosa, sifat kapilaritas saliva, tekanan atmosfir dan kerja otot-otot mulut
dan wajah. Kerja otot-otot ini berhubungan erat dengan bentuk permukaan
poles basis GTLL. Yang dapat dilakukan oleh para teknisi gigi dalam rangka
memenuhi faktor retensi ini yaitu membentuk suatu GTLL sedemikian rupa
sehingga otot-otot mulut dan wajah dapat bekerja menahan GTLL tersebut
pada tempatnya. Maka dari itu, desain suatu GTLL khususnya bentuk
permukaan poles basis GTLL perlu mendapat perhatian agar memenuhi
faktor retensi.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

• Basis GTLL dibuat seluas mungkin tetapi tidak melampaui batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 5


• Pada daerah frenulum, harus dibebaskan, tetapi bentuk lekukan yang
dibuat pada sayap GTLL, harus tepat dengan besarnya frenulum.
Lekukan tidak boleh dibuat terlalu lebar karena akan mengurangi faktor
retensi, tetapi juga tidak boleh terlalu sempit karena akan melukai
frenulum.

• Pada GTLL rahang atas, sayap distobukal yang terlalu tebal akan
mengganggu pergerakan normal Processus coronoideus.

• Basis yang terlalu tebal di daerah Frenulum buccalis, akan mengganggu


pergerakan frenulum ini. Akibatnya memudahkan protesa terlepas.

• Tepi sayap pada basis harus membulat dan mengisi penuh vestibulum,
tidak boleh tajam dan harus dipoles, dengan demikian tidak akan
menimbulkan iritasi pada mukosa.

• Tepi sayap pada basis tidak boleh digerinda berlebihan karena dapat
menghilangkan peripheral seal.

• Bentuk sayap lingual pada basis dibuat cekung. Bentuk ini sesuai dengan
bentuk lidah sehingga posisi lidah akan terletak dengan baik pada
permukaan lingual basis sehingga memberi efek pertahanan bagi
protesa.

• Bentuk sayap bukal pada basis dibuat cekung sehingga otot-otot wajah
terletak dengan baik dan akan membantu kedudukan protesa pada
tempatnya.

2. ELEMEN GIGI TIRUAN

Elemen gigi tiruan yang biasa dipergunakan dalam pembuatan gigi


tiruan lengkap bermacam-macam bentuk, warna, ukuran dan bahannya.

Macam elemen berdasarkan letaknya:


• Elemen gigi anterior : tidak mempunyai tonjol.
• Elemen gigi posterior : mempunyai tonjol (cusp)

Macam elemen berdasarkan bentuknya:


• Elemen gigi anatomis : mempunyai tonjol, umumnya bersudut 20o –
30o .
• Elemen gigi non anatomis (Flat plane tooth) : tidak bertonjol
• Elemen gigi dengan permukaan labial cembung dan datar
• Elemen gigi dengan garis luar ovoid, square, tapering

Macam elemen berdasarkan warnanya:


Warna dapat bermacam-macam, tergantung dari contoh warna (shade
guide) yang dipilih oleh dokter gigi, misal A1, B3, C4, D2, Ortholux B77.
Warna pada satu gigi anterior dapat dibagi menjadi : cervical shade, body
shade, incisal shade.
Warna pada satu gigi posterior : hanya satu warna (yellow atau dark yellow).

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 6


Macam elemen berdasarkan ukurannya:
Ukuran gigi tiruan yang dipergunakan merupakan faktor yang penting,
karena bila bila kita mempergunakan gigi yang terlalu besar, akan terlihat
lebih menyolok dan lebih menarik perhatiaan orang yang memandangnya.
Ukurannya bermacam-macam, menurut tinggi, lebar gigi dan kontur gigi
permukaan labial atau bukal (cembung, cekung atau datar).
Untuk dapat melakukan pemilihan gigi dengan baik, haruslah diingat
beberapa faktor yang dapat menyebabkan gigi tampak lebih besar atau kecil
dari ukuran sebenarnya, yaitu :
a. Warna
Gigi yang berwarna lebih muda akan tampak lebih besar dari yang
berwarna lebih gelap.
b. Bentuk permukaan labial
Permukaan labial gigi yang berbentuk cembung akan menyebabkan
gigi tersebut tampak lebih kecil dari yang mempunyai permukaan
labial datar atau cekung.
c. Panjang dan lebar gigi
Gigi yang agak panjang akan terlihat lebih ramping / kecil, sedangkan
gigi yang lebar akan terlihat lebih pendek dan besar.
Dua buah gigi dengan lebar mesio-distal yang sama, gigi dengan jarak
cervico-incisal lebih panjang akan terlihat lebih ramping / kecil dibandingkan
dengan yang lebih pendek.

Macam elemen berdasarkan bahannya


• Elemen gigi akrilik
• Elemen gigi porselen / keramik
• Elemen gigi logam

Elemen gigi tiruan akrilik


1.Kebaikan :
• Mempunyai daya tahan tekanan (impact strength) yang besar
• Ringan
• Setelah diasah mudah dipoles kembali
• Hubungan dengan basis geligi tiruan merupakan hubungan kimiawi,
sehingga lebih kuat
• Tidak menimbulkan bunyi waktu dipergunakan mengunyah.

2. Keburukan :
• Mudah aus
• Mudah dilekati sisa makanan
• Warna mudah berubah
• Mudah tergores benda keras (tulang dll)
• Perlekatan dengan basis geligi tiruan dapat kurang baik, karena :
o Terdapat sisa malam, pembersihan kurang baik
o Gigi dipoles terlalu licin
o Gigi terkena bahan pemisah (cold mold seal), terkena minyak.

3. Indikasi penggunaan :
• Jarak antar alveolar kecil
• Bentuk anatomi yang khas

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 7


• Untuk terapi meninggikan gigitan
• Untuk pembuatan geligi tiruan lengkap segera.

Elemen gigi tiruan keramik

1. Kebaikan :
• Estetik lebih baik dari gigi akrilik
• Lebih kuat
• Tidak mudah aus / tahan gesekan atau goresan
• Tidak mudah dilekati sisa makanan
• Tidak berubah warna

2.Keburukan :
• Bila diasah tidak dapat dipoles kembali
• Sering menimbulkan bunyi pada waktu mengunyah
• Meski keras tetapi rapuh, mudah pecah bila menerima gaya lateral
yang kuat
• Hubungan dengan basis geligi tiruan merupakan hubungan mekanik,
dengan adanya retensi yang dibuat oleh pabrik, yaitu berupa krampon
(pin) untuk gigi depan dan saluran (groove) pada gigi belakang.
• Memperbesar daya kunyah sehingga mempercepat terjadinya
resorpsi tulang alveolar

Elemen gigi porselen tidak dianjurkan dipergunakan lagi karena


keburukannya lebih menimbulkan efek yang merusak dibandingkan
keuntungan yang didapat.

Pemakaian gabungan gigi akrilik dan keramik


Gigi-gigi akrilik untuk rahang bawah dan gigi-gigi keramik untuk rahang
atas. Bila menemukan kasus yang tidak umum / tidak biasa, sebaiknya
pergunakan elemen gigi akrilik.
Disamping elemen gigi tiruan akrilik dan keramik, ada pula gigi-gigi
logam, dipergunakan bila tekanan kunyah penderita besar dan jarak antar
alveolarnya kecil. Gigi-gigi logam kadang dipergunakan untuk menghindari
ausnya gigi akrilik, dengan menempatkannya di bagian belakang. Gigi-gigi
logam sudah sangat jarang dipergunakan.

f. Retensi dan stabilisasi GTLL (Complete Denture)

Retensi Gigi Tiruan.


Adalah ketahanan gigi tiruan untuk tetap berada pada posisinya
apabila ada daya yang melepaskanya.
Kekuatan retentif memberikan ketahanan terhadap pengungkitan gigi
tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi
tiruan, yaitu:
• Permukaan oklusal.
Adalah bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak dengan gigi
antagonisnya, bisa berupa gigi tiruan atau gigi asli.
• Permukaan poles.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 8


Adalah bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi
tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian
basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan
bukal dan lingual gigi, dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi
dan lidah.
• Permukaan cetakan.
Adalah bagian dari gigi tiruan yang konturnya ditentukan oleh
cetakan. Bagian ini mencakup tepi gigi tiruan yang terbentang ke
permukaan poles.

Retensi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, sebagai berikut :


• Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut.
Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dan mukosa mulut
tergantung pada efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi.
Adhesi adalah kekuatan tarik menarik antara molekul-molekul
yang berbeda, seperti saliva dan resin akrilik atau saliva dan mukosa.
Kekuatan adhesi mempengaruhi pembasahan gigi tiruan dan
permukaan mukosa. Keefektifan adhesi tergantung pada rapatnya
kontak antara basis gigi tiruan dan jaringan pendukung serta pada
daya alir saliva.
Kohesi yaitu kekuatan tarik menarik antara molekul-molekul yang
sama. Kekuatan kohesi mempertahankan keutuhan film saliva. Jadi,
kekuatan antar molekular ini membentuk rantai antara gigi tiruan dan
mukosa yang cenderung menahan gigi tiruan pada posisinya.

• Perluasan basis gigi tiruan.


Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang
ditutup oleh basis gigi tiruan. Retensi terutama diperoleh dari efek
perlekatan jaringan lunak pada basis gigi tiruan.

• Peripheral seal.
Efektivitas peripheral seal sangat mempengaruhi efek retensi dari
tekanan atmosfer. Tekanan fisik ini berpengaruh terhadap tekanan-
tekanan yang dapat melepaskan gigi tiruan.

Retensi GTLL diperoleh dari :

1. Adhesi dan kohesi antara permukaan jaringan dan permukaan cetak


gigi tiruan, dibantu oleh adanya air liur.
2. Terjadinya ruang hampa udara bila terdapat gaya yang cenderung
melepaskan gigi tiruan.
3. Perluasan basis GTLL. Basis GTLL dibuat seluas mungkin tetapi
tidak melewati batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, dan juga
tidak mengganggu perlekatan otot-otot (frenuli). Tepi sayap GTLL
membulat serta mengisi penuh vestibulum. Dengan seluas mungkin,
GTLL akan dapat menahan tekanan gaya lebih baik dan akan
membentuk “seal” pada bagian tepinya dengan lebih baik.
4. Bentuk permukaan poles GTLL di permukaan bukal, labial, lingual
dibuat cekung sedemikian rupa dengan tepi membulat sehingga
tekanan pipi dan lidah akan menahannya ditempat, bukan
melepaskannya.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 9


5. Sayap lingual gigi tiruan bawah jangan dibuat menekan dasar mulut
karena akan turut terangkat bila pasien mengangkat lidahnya.
6. Adanya “peripheral seal”. Tekanan atmosfer / udara tidak dapat
masuk (“sealed out”), dengan bantuan air liur pada kontak antara
jaringan mulut dan dasar gigi tiruan. Agar “seal” tidak hilang, daerah
tepi sayap gigi tiruan tidak boleh diasah terlalu banyak.
7. Pembuatan postdam (“posterior palatal seal”).
8. Elemen gigi tiruan ditempatkan pada suatu garis gaya antara ridge
atas dan ridge bawah sehingga tekanan daya kunyah akan
menahannya ditempat, bukan melepaskannya.
9. Kontak oklusi yang seimbang akan menahan gigi tiruan pada
tempatnya dan tidak menyebabkannya lepas.

Stabilisasi Gigi Tiruan.


Adalah daya tahan gigi tiruan untuk bertahan ditempatnya melawan
tekanan fungsional yang menggerakkannya dan untuk tetap dalam
keadaan seimbang terhadap jaringan pendukungnya.
Gigi tiruan yang stabil adalah gigi yang selama berfungsi hanya
sedikit bergerak terhadap fungsi tulang dibawahnya. Gigi tiruan tetap di
tempatnya bila kekuatan retentif yang bekerja pada gigi tiruan melebihi
kekuatan yang menggerakkan dan gigi tiruan mempunyai dukungan yang
cukup. Dukungan ini ditentukan oleh bentuk dan konsistensi jaringan
pendukung gigi tiruan serta kecermatan kontak gigi tiruan.

Selain factor retensi dan stabilisasi yang perlu diperhatikan juga adalah
adanya undercut pada jaringan lunak rongga mulut.Undercut adalah kontur
dari potongan melintang residual alveolar ridge atau bagian gigi yang terletak
di bawah garis kontur terbesar yang dapat menghalangi / menyulitkan arah
masuk dan keluar suatu gigi tiruan [ ataupun yang dapat memberikan retensi
bagi suatu gigi tiruan lepasan].
Undercut ada 2 macam:
1. Yang menguntungkan (dapat menembah retensi).
2. Tidak menguntungkan (dapat menyulitkan arah masuk gigi
tiruan).

RINGKASAN
Bab ini menjelaskan tujuan pembuatan gigi tiruan lengkap , yaitu
mengembalikan fungsi yang hilang/menurun (estetik, pengunyahan dan
bicara). GTLL itu sendiri dapat disefinisikan sebagai gigi tiruan yang
menggantikan gigi geligi pada suatu lengkung rahang.
Macam-cam GTLL, antara lain over denture, immediate denture dan
transitional denture. GTLL terdiri dari basis atau plat dan elemen gigi
tiruan.Basis GTLL dapat terbuat dari akrilik dan metal atau kerangka logam.
Sedangkan Elemen gigi tiruan yang biasa dipergunakan dalam pembuatan
gigi tiruan lengkap bermacam-macam bentuk, warna, ukuran dan bahannya.
Retensi GTLL adalah ketahanan gigi tiruan untuk tetap berada pada
posisinya apabila ada daya yang melepaskanya dan stabilisasi GTLL daya
tahan gigi tiruan untuk bertahan ditempatnya melawan tekanan fungsional
yang menggerakkannya dan untuk tetap dalam keadaan seimbang terhadap
jaringan pendukungnya.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 10


Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :

1. Sebutkan tujuan pembuatan GTLL?


2. Sebutkan pengertian dari GTLL?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi retensi dari GTLL?
4. Sebutkan pengertian dari retensi dan stabilisasi dari GTLL?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 11


BAB 2
ANATOMI RONGGA MULUT

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar anatomi rongga mulut
rahang atas (maxilla)
2.Mampu menjelaskan dengan benar anatomi rongga mulut rahang
bawah (mandibulla).
3.Mampu menjelaskan dengan benar letak atau posisi anatomi rongga
mulut. Baik rahang atas maupun rahang bawah.

Pada pembuatan gigi tiruan lengkap lepasan dimana seorang pasien


sudah kehilangan seluruh gigi geliginya, maka factor retensi dan stabilisasi
merupakan factor yang perlu diperhatikan. Untuk mendapatkan retensi dan
stabilisasi GTLL diperlukan pengetahuan tentang anatomi rongga mulut,
sehingga dalam menentukan batas-batas tepi dari gigi tiruan dapat ditentukan
dengan benar. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai anatomi rongga mulut
yang berhubungan dengan pembuatan GTLL.

a. Anatomi Rongga Mulut Rahang Atas (Maxilla)

Gambar 1
Maxilla
1. Pappila Insisiva
Adalah bantalan jaringan lunak yang terletak pada garis median tepat di
belakang dan di antara gigi incisive sentral.
Papilla ini menutupi Foramen incisivum yang mengandung saraf dan
pembuluh darah nasopalatina. Posisi dari papilla ini relative konstan setelah
pencabutan gigi, sehingga posisi ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
menempatkan gigi tiruan. Misalnya adalah permukaan labial dari gigi anterior
pada umumnya dapat ditempatkan 10–12 mm di depan dari central papilla
insisiva. Jika ridge mengalami resorpsi maka papilla ini terletak pada sentral

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 12


dari ridge. Daerah ini memerlukan relief agar tidak mengiritasi pembuluh
darah dan saraf.

Gambar 2
Pappila Insisiva

2. Garis getar (vibrating line)


Adalah garis khayal yang digambarkan melintasi palatum, yang
menandai permulaan palatum yang bergerak pada saat penderita
mengucapkan “A H”.
Garis ini membentang dari hamular notch satu ke hamular notch yang
lain, akan melintasi garis median, + 2 mm. di depan fovea palatina.Garis
vibrasi jangan dikacaukan dengan batas palatum keras dan lunak karena
selalu terletak pada palatum lunak. Garis ini lebih cocok disebut area.
Arahnya bervarisai tergantung bentuk palatum. Makin tinggi palatum makin
ke depan dan nyata garis ini. Makin datar palatum, garis ini makin ke
posterior dan membentuk kurva yang hampir rata dan memberikan posterior
palatal seal (postdam) yang lebih besar.

Gambar 3
Vibrating Line

3. Fovea Palatina
Adalah 2 buah lekukan kecil (indentasi) di daerah median bagian
posterior palatum. Dibentuk oleh gabungan dari glandula mukosa.
Lekukan ini dekat garis vibrasi dan selalu pada jaringan lunak.
Merupakan petunjuk yang ideal untuk lokasi batas posterior dari GT atas.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 13


Gambar 4
Fovea Palatina

4. Hamular notch atau Pterygomaxillary notch


Adalah 2 takik (kanan dan kiri) yang dibentuk oleh proc. Pterygoideus
dari tulang sphenoid dan ujung posterior dari maxilla di belakang tuberositas.
Di area ini tidak ada otot atau ligamen sehingga notch dapat diberi tekanan
seperti posterior palatal seal. Notch ini merupakan ujung lateral dari batas
posterior GT atas dan batas posterior dari GT ini harus mencapai notch
tersebut.

Gambar 5
Hamular Notches

5. Sisa Gingiva Palatal atau Palatal Gingival Vestige


Adalah sisa-sisa gingival palatal. Setelah pencabutan gigi biasanya sisa
gingiva ini relative konstan sama seperti pada papilla insisiva. Letak yang
relative konstan ini dapat membantu dalam meletakkan elemen gigi tiruan
posterior saat penyusunan gigi pada pembuatan gigi tiruan lengkap.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 14


Gambar 6
sisa gingival palatal

6. Frenulum maxillaries
Terdiri dari 2 frenulum, yaitu:
- Frenulum labialis atas merupakan lipatan membrana mukosa pada
garis median tetapi tidak mengandung otot dan tidak mempunyai
gerakan sendiri. Bentuknya seperti kipas yang mengecil kebawah pada
permukaan labial dari ridge. Lekukan labial (notch) dari sayap labial
denture harus cukup memberi kebabasan bagi frenulum waktu berfungsi.

- Frenulum buccalis atas merupakan lipatan membrana mukosa pada


daerah pipi (buccal) di kiri dan kanan, bisa satu atau dua, kadang-
kadang besar. Otot caninus melekat di atas frenulum buccalis dan
mempengaruhi posisinya. Otot orbicularis oris akan menarik kedepan
dan otot buccinator akan menarik kebelakang. Karena itu buccal notch
protesa harus cukup lebar agar tidak mengganggu pergerakannya.
Sayap labial dari GTLL terletak antara frenulum labialis dan frenulum
buccalis.

Gambar 7
Frenulum Buccalis

7. Torus palatinus
Adalah daerah keras dan menonjol pada atap mulut atau langit-langit
sekitar garis median. Luasnya dapat ditentukan dengan palpasi atau
perabaan tangan dokter gigi. Ditutup lapisan mukosa yang tipis sehingga
kadang-kadang perlu dibuat relief pada daerah ini sesuai dengan bentuknya.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 15


Makin cembung bentuknya, makin besar relief diperlukan. Bila besar sekali
perlu pembedahan.

Gambar 8
Torus Palatinus

8. Foramen palatina :
Adalah lubang yang terletak di posterior dari palatal di sisi kiri dan
kanan. Foramen palatina ditutupi oleh jaringan lunak yang tebal sehingga
tidak perlu direlief kecuali pada kasus resorpsi yang berlebihan.

Gambar 9
Foramen palatina
9. Rugae :
Merupakan tonjolan jaringan lunak yang panjang, bentuknya tidak
teratur dan terletak di bagian anterior palatum. Jalannya serong-serong.
Fungsinya tidak diketahui tetapi harus tercetak jelas karena bila tertekan
protesa akan menimbulkan luka dan rasa sakit.

Gambar 10
Rugae Palatina

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 16


b. Anatomi Rongga Mulut Rahang Bawah ( Mandibulla)

Gambar 11
Mandibulla
1. Retromolar Pad
Daerah yang berupa bantalan berbentuk segitiga, merupakan batas
anterior dari ramus mandibularis. Ditutupi oleh mukosa yang tebal sehingga
menyerupai bantalan. Batas distal protesa harus menutupi daerah ini. Daerah
ini dapat mendukung basis GT dan mencegah pergerakan GT ke arah distal

Gambar 12
Retromolar Pad
2. Mylahyoid Ridge
Adalah area di lingual, pada umumnya setelah pencabutan gigi dan
adanya resorbsi alveolar ridge maka mylohyoid ridge akan lebih
menonjol. Keadaan ini akan menyebabkan kemerahan pada area
tersebut jika basis terlalu menekan.

Gambar 13
Mylohyoid Ridge

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 17


3. Frenulum mandibularis
Terdiri dari 3 frenulum, yaitu:
- Frenulum labialis dan buccalis bawah :
Mengandung jaringan ikat fibrosa untuk melekatkan orbicularis oris.
Karena itu sangat aktif, sensitif dan harus hati-hati pada pembuatan seal
tanpa melukainya.
Bagian protesa yang membentang antara frenulum labialis dan frenulum
buccalis disebut sayap labial. Perluasan sayap ini terbatas oleh serabut otot
orbicularis dan otot incisivus labii inferior yang berjalan dekat crest dari ridge.

- Frenulum lingualis
Adalah perlekatan bagian anterior dari lidah. Frenulum ini sangat aktif
dan kadang-kadang lebar sehingga batas protesa perlu trimming secara
fungsional untuk menghindarkan perlekatan tersebut melepaskan protesa.
Agar lekukan ini bebas, perlu dibuat lingual notch pada protesa.

4. Buccal shelf :
Dibatasi oleh :
- sebelah medial : residual ridge
- sebelah anterior : frenulum buccalis
- sebelah lateral : external oblique ridge
- sebelah distal : retromolar pad.
Daerah ini luas dan permukaannya tegak lurus tekanan kunyah, karena itu
dapat menerima tekanan kunyah dengan baik.
Sebagian otot buccinator terletak di bawah sayap buccal karena
perlekatannya tidak mengganggu GT. Perlekatannya pada buccal shelf ini
sangat menguntungkan karena dapt ditumpangi GT terutama jika crest dari
mandibula kecil dan tajam.

5. Regio masseter :
Ujung distal GT bawah harus menutup rapat untuk menghindari terlepasnya
GT akibat kontraksi masseter di luar otot buccinator pada regio ini.

6. Sulcus alveololingualis :
Yaitu ruangan antara sisa rahang bawah dan lidah. Sayap GT yang terletak di
daerah ini adalah sayap lingual. Bagian paling distalnya disebut
retromylohyoid space.

Gambar 14
Alveolus, sulcus bukalis, sulcus lingualis

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 18


Ringkasan
Bab ini menjelaskan anatomi rongga mulut, baik rahang atas (maxilla)
maupun rahang atas (mandibula). Anatomi rongga mulut ini penting dipelajari
karena berhugungan dengan pembuatan GTLL.
Anatomi rongga mulut rahang atas (maxilla) terdiri dari : papilla insisiva,
hamular notches, fovea paltina, garis getar, sisa gingival palatal dll.
Sedangkan anatomi rongga mulut rahang bawah (mandibulla). Terdiri dari:
retromolar pad, frenulum bukalis dan lingualis, mylohyoid ridge dll.
Permukaan labial dari gigi anterior pada umumnya dapat ditempatkan 10–12
mm di depan dari central papilla insisiva dan hamular notch merupakan batas
akhir dari basis GT rahang atas. Retromolar pad berguna dalam mendukung
GT dan mencegah pergerakan GT ke arah distal.

PERTANYAAN

Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:

1. Sebutkan anatomi rongga mulut rahang atas yang berhubungan


dengan GTLL?
2. Sebutkan daerah yang relative konstan pada rahang atas untuk
pedoman penyusunan gigi?
3. Sebutkan frenulum yang terletak di rahang bawah?
4. Apa guna retromolar pad pada pemakaian GTLL?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 19


BAB 3
HUBUNGAN ANTAR RAHANG

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dari hubungan
rahang
2.Mampu menjelaskan dengan benar mengenai oklusi dan artikulasi.
3.Mampu menjelaskan dengan benar mengenai dimensi vertikal dan
akibatnya jika terlalu tinggi dan terlalu rendah.
4. Mampu menjelaskan dengan benar macam-macam gigitan, baik gigi
posterior maupun gigi anterior.

Hubungan rahang atau yang dikenal dengan istilah relasi maxillo


mandibular / intermaxillarry relation merupakan hubungan yang penting
difahami untuk mendalami ilmu gigi tiruan khususnya gigi tiruan penuh.
Untuk mengetahui secara jelas maka dalam bab ini akan dibahas beberapa
hal yang berhubungan dengan hubungan rahang.

a. Pengertian Hubungan Rahang ( relasi maxilla mandibular /


intermaxillary relation)
Yang dimaksud disini adalah hubungan yang statis maupun dinamis
antara rahang atas dan rahang bawah juga meliputi gigi-gigi rahang atas dan
bawah.
Komponen-komponen pergerakan rahang adalah :
a. Maxilla dan mandibula disertai dengan gigi geligi
b. Sendi rahang (TMJ = temporo mandibular joint)
c. Otot-otot (musculatur) pengunyahan yang disertai dengan saraf dan
pembuluh darah.
Ketiga komponen saling berkaitan. Kehilangan gigi geligi dapat
menyebabkan gangguan oklusi yang kemudian dapat menyebabkan
gangguan relasi maxillo mandibular.

Gambar 1
Anatomi Temporo Mandibular Joint

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 20


Gerakan rahang manusia terdiri atas gerak dasar dan gerak fungsional.
Gerak dasar terbagi atas gerak rotasi (gerak memutar) dan gerak luncur.
Gerak fungsional terbagi menjadi gerak buka tutup, gerak maju mundur dan
gerak lateral. Pada GTLL untuk meniru gerak tersebut, model dipasang pada
artikulator yaitu suatu alat untuk meniru gerakan rahang manusia.
Hubungan antar rahang merupakan faktor yang sangat penting dalam
ilmu kedokteran gigi, khususnya oklusi.

Gambar 2
Gerakan translasi / luncur dari condylus

Gambar 3
Skema gerakan dasar dari rahang

b.Oklusi

Yang dimaksud dengan oklusi adalah kontak antara permukaan potong


atau kunyah dari gigi-gigi atas dan bawah atau hubungan statis ketika gigi-
gigi atas dan bawah dalam keadaan berkontak. Bila kontak tersebut terjadi
maksimal, maka disebut Maximum intercuspation.

Oklusi atau occlusion terbagi atas:


1. oklusi sentrik
2. oklusi eksentrik/artikulasi

1. Oklusi sentrik
Adalah kontak maksimal antara gigi-gigi atas dan bawah dengan
keadaan mandibula pada posisi paling mundur.

Selain oklusi sentrik terdapat istilah oklusi yang lain, yaitu:

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 21


-Oklusi habitual (habitual occlusion).
Adalah hubungan kontak statis antara gigi-gigi atas dan bawah yang
paling enak bagi seseorang dan yang paling sering terjadi.
-Oklusi yang seimbang
Adalah oklusi dengan kontak yang bersamaan dari permukaan oklusal
gigi-gigi pada kedua rahang tanpa melihat posisi dari rahang bawah.

2. Oklusi eksentrik /Artikulasi


Adalah kontak dinamis yang merupakan kontak gesek / geser antara gigi-
gigi atas dan bawah ketika rahang bawah bergerak ke dan dari lateral.

Harus diingat bahwa oklusi pada gigi-gigi asli mungkin tidak sesuai untuk
suatu geligi tiruan lengkap. Pada geligi tiruan lengkap, kontak gigi-gigi atas
dan bawah pada gerakan protrusi dan lateral adalah mutlak, sedangkan
pada geligi asli keadaan serupa tidak selalu terjadi. Jadi oklusi dan artikulasi
seimbang pada suatu geligi tiruan lengkap lepasan harus ada demi
tercapainya faktor retensi dan stabilisasi.

c.Relasi Rahang

Adalah hubungan statis maupun dinamis dari rahang atas dan rahang
bawah.
Relasi rahang ini terbagi menjadi:
1. Relasi sentrik
2. Relasi eksentrik

1. Relasi sentrik
Adalah relasi atau hubungan antara rahang atas dan rahang bawah
dengan keadaan posisi mandibula / rahang bawah paling mundur.
2. Relasi eksentrik
Adalah relasi antara rahang atas dan rahang bawah ketika rahang bawah
bergerak ke dan dari lateral

Gambar 4
Condilus dalam posisi relasi sentric (condyl terletak paling posterior)

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 22


d.Dimensi vertikal (DV)

Adalah jarak vertikal antara rahang atas dan rahang bawah.

Dimensi vertical terdiri dari:


1.Dimensi vertikal oklusi
- gigi-gigi atas dan bawah berkontak maksimal
- otot tidak tegang (dalam keseimbangan)
2.Dimensi vertikal istirahat (Physiological Rest Position)
- gigi atas dan bawah tidak berkontak
- otot tidak tegang

Disini terdapat ruang antara gigi-gigi atas dan bawah yang disebut
Free way space yang berjarak kira-kira 2 – 4 mm. ( selisih antara DV oklusi
dan DV istirahat).

* Bila dimensi vertikal terlalu tinggi, dapat menyebabkan ;


• wajah pemakai GTLL menjadi kaku, nampak tidak wajar
• pemakai GTLL lekas lelah
• menimbulkan rasa sakit yang berpindah-pindah
• ketika pemakai berbicara, terdengar bunyi beradunya gigi-gigi
• GTLL cepat menjadi longgar karena terjadi kerusakan / resorpsi
tulang alveolar yang cepat

* Bila dimensi vertikal terlalu rendah, dapat menyebabkan :


• Wajah pemakai GTLL tampak jauh lebih tua dari usia sebenarnya
• Trauma pada sendi temporomandibula, bias timbul rasa saki, bunyi
berkeretek, sakit kepala atau neuralgia
• Karena berkurangnya tempat untuk lidah, geligi tiruan cenderung
untuk terdorong ke depan, terutama yang bawah
• Daya / tekanan kunyah jadi berkurang, sehingga kurang efisien

Dapat disimpulkan bahwa dimensi vertikal oklusi yang terlalu tinggi,


meski hanya sedikit harus dihindari karena dapat berakibat merusak pada
jaringan pendukung. Kurangnya dimensi vertikal oklusi, bila hanya sedikit
akan berakibat yang kurang dirasai / merusak dibandingkan dengan dimensi
vertikal oklusi yang sedikit terlalu tinggi.

A b
Gambar 5
A. DV yang terlalu tinggi B. DV yang terlalu rendah

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 23


Gambar 6
DV yang telah diperbaiki menjadi normal

a b
Gambar 7
a.Profil penderita Nampak lebih tua akibat DV yang terlalu rendah
b.Profil lebih baik karena DV telah ditinggikan.

a b
Gambar 8
a.profil wanita 45 tahun dengan DV normal
b. profil wanita 45 tahun dengan DV rendah

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 24


e.Macam-macam gigitan
Pada gigi Posterior

Menurut Angle, ada 3 kelas pada hubungan antara gigi-gigi posterior


atas dan bawah dan yang menjadi pusat perhatian adalah gigi Molar 1.
Kelas-kelas tersebut adalah :

Kelas I ( “Netroklusi” )
Ciri-cirinya adalah :
1. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 bawah berkontak dengan
embrasure area antara gigi Premolar 2 atas dan gigi Molar 1 .
2. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 atas berada pada mesiobuccal
groove gigi Molar 1 bawah (ini disebut sebagai kunci oklusi).
3. Mesiolingual cusp gigi Molar 1 atas berada pada central fossa area
gigi Molar 1 bawah.

Gambar 9
Kelas I
Kelas II
Ciri-cirinya adalah :
1. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 bawah berkontak dengan central
fossa area gigi Molar 1 atas
2. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 bawah berada pada buccal groove
gigi Molar 1 atas
3. Distolingual cusp gigi Molar 1 atas berkontak dengan central fossa
area gigi Molar 1 bawah.

Gambar 10
Kelas II
Kelas III
Ciri-cirinya adalah :
1. Distobuccal cusp gigi Molar 1 bawah berada di embrasure antara
gigi Premolar 2 atas dan Molar 1 atas
2. Mesiobuccal cusp gigi Molar 1 atas berada di embrasure antara gigi
Molar 1 dan Molar 2 bawah

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 25


3. Mesiolingual cusp gigi Molar 1 atas berada di mesial pit gigi Molar 2
bawah.

Gambar 11
Kelas III

Pada gigi anterior

Pada gigi anterior, gigitan terdiri dari :


• Kls I ---- Normal
• Kls II divisi 1 ---- deep bite
• Kls II divisi 2
• Kls III edge to edge
• Kls III cross bite
• Anterior open bite

Gambar 12
Gigitan pada gigi anterior

Pada gigitan ini, terutama pada keadaan gigitan kelas I, ada beberapa istilah
yang perlu diperhatikan, yaitu :

• Overbite (vertical overlap)


Adalah jarak vertikal antara incisal edge gigi depan atas dan incisal edge
gigi depan bawah atau cusp gigi belakang atas dan cusp gigi belakang
bawah. Bisa berjarak 3 – 5 mm.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 26


• Overjet (horizontal overlap)
Adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi depan atas dan incisal
edge gigi depan bawah atau cusp gigi belakang atas dan cusp gigi belakang
bawah.

Gambar 13
overjet dan overbite

• Working side dan Balancing side


Ketika mandibula bergerak ke kanan, maka cusp bukal gigi bawah
berhadapan (dalam keadaan berkontak) dengan cusp bukal gigi atas. Sisi
kanan ini disebut sebagai working side atau functioning side. ( sama halnya
bila mandibula bergerak ke kiri, maka sisi kiri merupakan working side ).
Pada saat yang sama, hubungan kontak antar cusp bukal gigi bawah dan
cusp lingual gigi atas di sisi kiri rahang merupakan sisi keseimbangan atau
balancing side atau nonfunctioning side. Jadi Balancing side merupakan
hubungan kontak antara cusp bukal gigi bawah dan cusp lingual gigi atas di
sisi lawan dari sisi kerja. Balancing side bertujuan memberi keseimbangan
ketika terjadi kontak gigi-gigi atas dan bawah pada sisi kerja, sehingga GTLL
dapat memenuhi faktor kestabilan.

Gambar 14
Hubungan gigi posterior RA dan RB: sentrik oklusi (Normal)

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 27


Gambar 14
Hubungan gigi posterior RA dan RB: Working side

Gambar 14
Hubungan gigi posterior RA dan RB: Balancing side

Ringkasan
Bab ini menjelaskan hubungan rahang yaitu suatu hubungan yang statis
maupun dinamis antara rahang atas dan rahang bawah juga meliputi gigi-
gigi rahang atas dan bawah. Komponen-komponen pergerakan rahang
adalah :a. Maxilla dan mandibula disertai dengan gigi geligi; b. Sendi rahang
(TMJ = temporo mandibular joint), c.Otot-otot (musculatur) pengunyahan
yang disertai dengan saraf dan pembuluh darah. Ketiga komponen saling
berkaitan. Kehilangan gigi geligi dapat menyebabkan gangguan oklusi yang
kemudian dapat menyebabkan gangguan relasi maxillo mandibular.
Oklusi adalah kontak antara permukaan potong atau kunyah dari gigi-gigi
atas dan bawah atau hubungan statis ketika gigi-gigi atas dan bawah dalam
keadaan berkontak. Oklusi atau occlusion terbagi atas oklusi sentrik dan
oklusi eksentrik/artikulasi.
Dimensi vertikal adalah jarak vertikal antara rahang atas dan rahang
bawah dan terdiri dari dimensi vertikal oklusi dan dimensi vertikal istirahat.

Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :

1. Sebutkan pengertia dari hubungan rahang?


2. Sebutkan akibat dimensi vertical yang terlalu tinggi?
3. Sebutkan macam-macam gigitan pada gigi posterior?
4. Sebutkan apa yang dimaksud overjet dan overbite?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 28


BAB 4
SENDOK CETAK DAN
SENDOK CETAK PERORANGAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian sendok cetak.
2.Mampu menjelaskan dengan benar macam-macam sendok cetak
berdasarkan jenis, ukuran dan bentuknya.
3.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dari sendok cetak
perorangan.
4. Mampu menjelaskan dengan benar bahan-bahan pembuat sendok
cetak perorangan dan cara melakukannya.

Pada pembuatan gigi tiruan lengkap sebelumnya diawali dengan


pencetakan rongga mulut dengan menggunakan sendok cetak. Untuk
mengetahuinya, maka dalam bab ini akan dibahas mengenai beberpa hal
mengenai sendok cetak dan sendok cetak perorangan

a. Sendok cetak
Adalah suatu alat untuk membawa bahan cetak ke dalam mulut pasien,
menjaga bahan cetak tetap pada posisinya sampai mencetak rahang dan
mengontrol bahan cetak sementara bahan cetak mengeras.

Sendok cetak ada bermacam-macam jenis, ukuran maupun bentuknya.

I. Menurut anatomi rahang :


1. Sendok cetak untuk rahang atas
2. Sendok cetak untuk rahang bawah.

II. Menurut bahan cetak yang digunakan :


1. Sendok cetak yang tidak berlubang :
- ada yang berpegas
- ada yang tidak berpegas
2. Sendok cetak yang berlubang
3. Sendok cetak dengan pipa pendingin

III. Menurut keadaan gigi :


1. Untuk gigi tiruan penuh
2. Untuk gigi tiruan sebagian lepas :
- untuk rahang dengan kehilangan beberapa gigi
- untuk rahang dengan kehilangan gigi anterior atau
posterior
3. Untuk gigi tiruan cekat :
- untuk setengah / sebagian rahang
- untuk seluruh rahang.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 29


IV. Menurut besarnya rahang :
1. Dengan kode nomor : 1, 2, 3
2. Dengan kode huruf : S, M, L.

V. Menurut penyediaannya :
1. Sendok cetak siap pakai (ready made)
2. Sendok cetak perseorangan (individual tray / custom tray).

Sendok cetak yang digunakan untuk bahan cetak alginate adalah :


1. Sendok cetak berlubang (perforated tray)
2. Sendok cetak tidak berlubang.
Untuk sendok cetak ini, cara-cara di bawah ini berguna untuk
menambah retensi pada sendok cetak :
a. disekeliling tepi sendok cetak diberi pita perekat
b. tepi sendok cetak mempunyai pegas
c. seluruh permukaan dalam sendok cetak diberi tetesan
malam
d. tepi sendok cetak diberi bentuk membulat
e. permukaan dalam sendok cetak diulasi perekat
(commercial adhesive).

a b

C d

Gambar 1 Sendok Cetak:


a. Berlubang (perforated)
b. Tidak berlubang tetapi berpegas
c. Tidak berlubang dan tidak berpegas untuk bahan cetak compound
d. Dengan pipa pendingin untuk bahan cetak hydrocolloid reversible

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 30


Modifikasi sendok cetak :

Tujuan modifikasi sendok cetak :


1. Untuk mendapatkan cetakan yang baik yang mencakup semua
bagian-bagian yang ditentukan
2. Untuk mendapat seal yang baik : pheripheral seal, posterior seal
3. Untuk menghemat bahan cetak
4. Untuk mendapat pembagian tekanan yang merata.

Modifikasi dilakukan dengan menambah wax atau compound pada bagian


yang diperlukan, misalnya :
a. Pada penderita dengan palatum yang tinggi maka pada bagian
palatum sendok cetak diberi compound.
Hal ini selain untuk mendapat cetakan yang baik, berguna juga
untuk menghemat bahan cetak.
b. Pada flange sendok cetak yang terlalu panjang, dilakukan
pengguntingan supaya tidak terlalu menekan mukosa mulut
c. Bagian posterior sendok cetak yang kurang panjang ditambah
dengan wax
d. Bagian lingual sendok cetak diberi wax atau compound agar dasar
mulut tidak naik waktu dicetak sehingga retromylohyoid dapat
tercetak dengan baik.

b. Sendok cetak perseorangan


= Individual Tray / SCP

Adalah sendok cetak yang dibuat untuk mendapatkan reproduksi daerah


tak bergigi dan seluruh jaringan mulut, khusus digunakan untuk satu pasien
dan satu kali pakai pada satu kasus.
Cara mencetak yang dilakukan dengan menggunakan sendok cetak
perseorangan adalah mencetak dengan mulut dalam keadaan berfungsi
(otot-otot mulut digerakkan). Sebelum pencetakan fisiologis tersebut, untuk
mendapatkan tepi/peripheral seal yang akurat dilakukan prosedur border
molding oleh dokter gigi.Hasil cetakan yang diperoleh disebut cetakan
fungsional (kadang-kadang ada yang menyebutnya sebagai cetakan kedua
atau cetakan akhir).

Gambar 2
Sendok cetak dengan border molding

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 31


Sendok cetak perseorangan (SCP) dibuat di atas model. Yang biasanya
digunakan adalah study model. Untuk membuat SCP, perlu dibuat /
digambar lebih dahulu batas-batasnya :
I. Rahang atas
1. Tarik garis transversal di bagian posterior menghubungkan
kedua Hamular notch (A). Garis tsb melalui posterior Fovea
palatina (B), tidak merupakan garis lurus, tatapi mengikuti
garis batas palatum durum.
2. Teruskan garis tsb ke lateral, lalu ke anterior (sebelah lateral
dinding Processus alveolaris), melewati bagian atas Frenulum
bukalis (C) dan frenulum labialis (D).
3. Garis batas ini berjarak + 2 mm. dari batas mukosa bergerak
dan tidak bergerak.

Gambar 3
Garis batas SCP RA

II. Rahang bawah


1. Gambarkan garis di bagian distal Retromolar pad (A), teruskan
garis tsb ke sebelah bukal ke arah inferior dan anterior sampai
permulaan External oblique ridge (B).
2. Teruskan garis tsb diatas mengikuti Oblique ridge kemudian
melewati bagian atas Frenulum buccalis (C), teruskan ke
anterior melewati bagian atas Frenulum labialis (D).
3. Pada bagian lingual dari A ke bawah ke Tuberositas lingualis
(E), teruskan ke inferior dan anterior ke arah Mylohyoid ridge
(F), kemudian melewati bagian atas Frenulum lingualis (G).
4. Garis batas ini berjarak + 2 mm. Dari batas mukosa bergerak
dan tidak bergerak.

Gambar 4
Garis batas SCP RB

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 32


Syarat-syarat Sendok Cetak Perseorangan :

1. Kaku (tidak fleksibel), tidak terlalu tebal


2. Bentuknya tidak berubah sementara dibuat dan sementara dilakukan
pengecoran
3. Pembuatannya sederhana, tidak memakan waktu dan biaya banyak
4. Harus dapat dipotong, dibentuk, ditipiskan dengan bur, stone, gunting
5. Halus, tidak tajam.

c. Bahan-bahan untuk membuat sendok cetak perseorangan


Bahan yang digunakan untuk membuat sendok cetak perseorangan:
1. Autopolymerizing acrylic resin (self curing acrylic)
2. Heat curing acrylic
3. Thermoplastic resin sheets (digunakan dengan alat vacuum)
4. Thermoplastic shellac baseplate

1.Autopolymerizing acrylic resin (self curing acrylic)

Bahan ini mudah digunakan, tidak membutuhkan peralatan khusus dan


sendok cetak yang dibuat hasilnya sangat baik SCP resin dapat dibuat
tipis tetapi kaku, mudah dikurangi dengan bur dan mudah dipoles dan
stabilitas dimensinya baik untuk membuat cetakan yang akurat

Ada 2 metode yang dapat dilakukan yaitu :

a. Sprinkle-on method
Tidak sering digunakan. Sering bubuk resin tidak dibasahi dengan baik
oleh monomer.
Prosedur :
1. Buat batas-batas scp pada model
2. Undercut diblockout dengan wax
3. Letakkan selembar baseplate wax di atas model sebagai relief
atau sebagai separator (berguna untuk tempat bahan cetak).
Potong kelebihan wax sampai sebatas 1 mm dari batas scp.
4. Ulaskan bahan pengganti tinfoil ke model dan ke wax relief. Bahan
ini memudahkan wax dilepaskan dari scp.
5. Taburkan bubuk polymer ke atas model dan relief wax, tetesi
dengan monomer. Teruskan tahap ini sampai meliputi seluruh
model dan dibuat setebal + 2 mm. Ketika menaburkan bubuk dan
menetesi dengan monomer, model dimiringkan sehingga tidak
terjadi ketebalan resin di satu tempat misalnya di daerah palatum
atau muccobuccal fold rahang bawah
6. Tutup dengan plaster bowl sampai acrylic resin mengeras
7. Buat adonan bubuk polymer dan monomer dalam wadah kecil.
Pada keadaan dough stage, buat pegangan scp dan lekatkan ke
scp sambil ditetesi lagi monomer. Bisa diletakkan di bgn anterior
atau 3 tempat pada scp rahang bawah yaitu 1 di anterior dan 2 di
daerah molar pertama. Ukuran pegangan kira-kira tebal 3 – 4 mm,
panjang 8 mm, tinggi 8 mm. Letak pegangan menggambarkan
kira-kira posisi gigi, jangan terlalu ke depan karena akan
mengganggu pencetakan.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 33


8. Setelah resin mengeras, lepaskan scp dari model lalu kelebihan
resin dibuang.
9. Tepi-tepi tajam dihaluskan lalu dipoles
10. Kembalikan scp ke model dan siap dikirim ke drg.

Masalah yang sering terjadi :


Sulit mengontrol ketebalan scp. Ketika menabur bubuk
polymer dan membasahinya dengan monomer, cenderung mengalir
ke daerah yang berceruk dalam seperti palatum dan terlalu tipis di
daerah ridge. Bila undercut sangat dalam, tidak diblockout, scp mudah
patah ketika dilepaskan dari model.

b. Finger-adapted dough method


Adonan resin pada keadaan dough stage dibentuk menjadi scp
dengan penekanan jari. Metodenya cepat dan scp yang dihasilkan
baik dan memiliki kestabilan dimensi yang baik.
Prosedur :
1. Gambarkan batas-batas scp.
2. Gambarkan batas-batas untuk wax relief (berjarak kira-kira 1 mm
dari batas scp)
3. Undercut diblockout dengan wax
4. Letakkan selembar baseplte wax sebagai relief. Buang wax
ukuran 4 mm2 pada beberapa daerah sebagai “vertical stop”
5. Ulaskan bahan pengganti tinfoil ke model dan wax relief
6. Buat adonan acrylic resin
7. Pada keadaan dough stage, resin diaplikasikan ke model dan
tekan dengan jari hingga meliputi seluruh model sampai batas-
batas yang telah ditentukan.
8. Buang kelebihan resin.
9. Sisa bahan resin dibuat pegangan scp dan lekatkan ke scp sambil
ditetesi monomer
10. Penekanan jari tetap dilakukan guna menahan resin tetap berada
di tempatnya sampai resin mengeras
11. Lepaskan resin dari model, rapihkan. Tepi-tepi yang tajam
dihaluskan
12. Kembalikan ke model dan siap dikirim ke drg.
Dapat pula dilakukan pembuatan scp tanpa wax relief / wax separator.
Setelah undercut diblockout, study model diulasi CMS. Setelah CMS kering,
aplikasikan self curing acrylic ke atas model.

a b

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 34


C d

e
g
Gambar 5
a.Model kerja di block out
b.Model kerja Diulasi CMS
c. Pengadukan self curing acrylic
d.Aplikasi & penekanan dengan jari
e.Pembuatan tangkai pegangan

2.Heat curing acrylic

Prosedurnya:
1. Gambarkan batas-batas scp
2. Letakkan wax relief pada permukaan model. Tidak boleh ditekan
terlalu keras agar tebal wax tidak berubah
3. Beri lapisan wax II di atas lapisan wax I
4. Potong + 5 mm bentuk groove sepanjang daerah postdam untuk
memperoleh suatu seal dari sendok cetak
5. Buat “vertical stop” beberapa buah (berukuran + 4 mm2 )
6. Daerah vertical stop diberi bedak talk dan seluruh permukaan
lapisan wax II juga dibubuhi talk. Setelah itu lapisan wax III
diletakkan di atas lapisan wax II tepat sampai batas-batas lapisan
wax II. Lapisan wax III ini harus cukup tebal dan vertical stop
harus terbentuk
7. Bagian perifer dipotong 3 – 4 mm dari buccal fold
8. Bentuk tangkai scp pada permukaan labial
9. Haluskan seluruh permukaan wax scp tersebut
10. Lakukan proses flasking, boiling out, curing, deflasking dan
pengrapihan serta penghalusan scp acrylic.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 35


3.Thermoplastic resin sheets

Bahan ini digunakan dengan alat sistem vacuum atau tekanan.


Metodenya mudah dan cepat tetapi membutuhkan peralatan khusus.

Prosedur :
1. Gambarkan batas-batas scp
2. Undercut diblockout
3. Letakkan bahan untuk relief seperti selembar basah nonasbestos
casting ring lining material, yang tidak akan meleleh selama
pemanasan resin sheet (lembaran resin)
4. Letakkan model di tengah-tengah meja vacuum-adapter
5. Letakkan lembaran resin ke heating frame
6. Nyalakan tombol pemanas
7. Rendahkan frmae dan lembar an resin ke model dan lakukan
proses vacuum. Setelah selesai, biarkan lembaran resin menjadi
dingin, lalu keluarkan dari alat vacuum
8. Buang kelebihan bahan
9. Lepaskan scp dari model dan rapihkan tepinya
10. Buat pegangan dari self curing acrylic atau pegangan metal
11. Kembalikan ke model dan siap dikirim ke drg.
Masalah yang sering terjadi :
Membutuhkan peralatan dan bahan khusus. Kadang-kadang setelah
scp jadi, bahan kurang kaku. Penyediaan relief agak sulit, terlebih bila
menginginkan bahan relief tetap berada di scp. Relief dari wax tidak
memadai karena wax akan meleleh ketika dilakukan proses
pemanasan.

4.Thermoplastic shellac baseplate

Kebaikan cara ini adalah caranya yang cepat. Kelemahannya adalah


kurangnya kestabilan dimensi dari bahan shellac, terutama pada waktu
aplikasi panas dilakukan ketika drg melakukan border molding.

Prosedur :
1. Gambarkan batas-batas scp
2. Undercut di blockout dengan bahan campuran plaster dan pumice
atau selembar basah nonasbestos casting ring lining material
3. Relief dengan selembar basah nonasbestos casting ring lining
material. Bila menggunakan wax, akan meleleh ketika prosedur
dilakukan
4. Tempatkan 2 lembar bahan shellac base plate di atas model lalu
hangatkan dengan api
5. Tekuk kelebihan shellac
6. Lakukan sampai shellac berkontak rapat ke model dan bahan
relief
7. Buat pegangan dari sisa bahan shellac
8. Biarkan bahan shellac menjadi dingin
9. Lepaskan dari model dan rapihkan tepinya
10. Kembalikan ke model dan siap dikirim ke drg.
Masalah yang sering terjadi :

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 36


Kurangnya kestabilan dimensi dan kekakuan bahan shellac. Relief
sulit dilakukan terlebih bila menggunakan wax karena wax akan
meleleh. Pemotongan kelebihan shellac sulit dilakukan karena bahan
menempel pada bur. Bahan ini kurang memuaskan bila dibandingkan
dengan bahan self curing acryllic atau bahan thermoplastic vacuum-
adapted resin.

Bila menggunakan bahan cetak alginate, sendok cetak perseorangan perlu


dibuat lubang-lubang sebagai retensi bahan cetak dan agar bahan cetak
dapat mengalir keluar ketika drg melakukan penekanan ketika mencetak.

Gambar 6
Pembuatan lubang pd SCP

Ringkasan
Sendok cetak adalah suatu alat untuk membawa bahan cetak ke dalam
mulut pasien, menjaga bahan cetak tetap pada posisinya sampai mencetak
rahang dan mengontrol bahan cetak sementara bahan cetak mengeras.
Sendok cetak ini bermacam-macam bentuk, jenis serta ukurannya.
Sendok cetak perorangan adalah sendok cetak yang dibuat untuk
mendapatkan reproduksi daerah tak bergigi dan seluruh jaringan mulut,
khusus digunakan untuk satu pasien dan satu kali pakai pada satu kasus.
Cara mencetak yang dilakukan dengan menggunakan sendok cetak
perseorangan adalah mencetak dengan mulut dalam keadaan berfungsi
(otot-otot mulut digerakkan). Sebelum pencetakan fisiologis tersebut, untuk
mendapatkan tepi/peripheral seal yang akurat dilakukan prosedur border
molding oleh dokter gigi.

Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :
1. Sebutkan pengertian dari sendok ceta?
2. Sebutkan sendok cetak yang digunakan untuk bahan cetakalginate?
3. Sebutkan batas-batas sendok cetak perorangan pada RA?
4. Sebutkan bahan pembuat sendok cetak perorangan dan bagaimana
cara melakukannya?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 37


BAB 5
CETAKAN NEGATIF DAN
PEMBUATAN MODEL KERJA

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian cetakan dan
cetakan rahang.
2.Mampu menjelaskan dengan benar tujuan membuat cetakan
rahang.
3.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dan macam-macam
model rahang.
4. Mampu menjelaskan dengan benar prosedur membuat model kerja.

Dalam pembuatan gigi tiruan, factor pencetakan rongga mulut


memegang perananan sangat penting dalam keberhasilan pembuatan suatu
gigi tiruan. Oleh karena itu dalam bab ini akan dibahas beberapa hal yang
berhubungan dengan cetakan.

a.Cetakan dan cetakan rahang.


Cetakan :
Adalah reproduksi negatif atau lawan dari suatu obyek yang dicetak.

Cetakan rahang :
Adalah reproduksi negatif dari jaringan di dalam rongga mulut, baik
jaringan lunak maupun jaringan keras (gigi).

Gambar 1
Jaringan rongga mulut RA dan RB

b.Tujuan membuat cetakan rahang :

1. untuk memperoleh bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan


mendukung gigi tiruan dengan tanda-tanda anatomis yang sama
dengan keadaan asli di dalam mulut.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 38


2. untuk memperoleh suatu model (cast) dari jaringan pendukng gigi
tiruan yang dapat dipelajari di luar mulut supaya diagnosa dapat
ditegakkan dengan lebih sempurna.
3. untuk memperoleh model yang akan digunakan untuk pembuatan
sendok cetak perseorangan.

Untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik sesuai dengan tujuannya


maka perlu diketahui tanda-tanda anatomis (anatomical landmark) dari
rongga mulut yang dicetak.

Pada pembuatan GTLL, diperlukan 2 macam cetakan, yaitu cetakan


anatomis dan cetakan fungsional.

- Cetakan anatomis atau cetakan pendahuluan


adalah cetakan pertama yang dibuat dengan keadaan mulut pasien
terbuka dan statis. Dilakukan dengan sendok cetak siap pakai (stock
tray) dengan menggunakan bahan cetak alginate.
Tujuan dibuatnya cetakan anatomis ini adalah untuk memperoleh
“study model” (model studi). Study model tsb digunakan untuk
pembuatan sendok cetak perseorangan.

- Cetakan fungsional atau cetakan akhir adalah cetakan kedua yang


dibuat dengan keadaan mulut pasien terbuka dan tertutup dan
berfungsi (otot-otot mulut melakukan gerakan). Dilakukan dengan
sendok cetak perseorangan dengan menggunakan bahan cetak
rubber base, pasta zinc oxide eugenol, alginate. Hasil cetakan lebih
detail atau lebih akurat dibandingkan cetakan anatomis.
Tujuan dibuatnya cetakan fungsional ini adalah untuk memperoleh
“working model” (model kerja) atau “master cast”.

Gambar 2
cetakan fungsional RA dan RB dengan bahan rubber base

MENILAI HASIL CETAKAN PADA GIGI TIRUAN LENGKAP LEPASAN

I. Cetakan Rahang atas


a. Harus meliputi seluruh ridge atau processus alveolaris rahang
atas dan daerah jaringan lunak sekitarnya, mencapai batas
mukosa bergerak dan tidak bergerak.
b. Batas posterior meliputi : Fovea palatina dan lebih posterior
dari garis vibrasi

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 39


c. Batas lateral meliputi : Pterygomaxillary notch dan Frenulum
buccalis
d. Batas labial meliputi : Muccobuccal fold dan Frenulum labialis
II. Cetakan Rahang bawah
a. Harus meliputi seluruh ridge atau processus alveolaris rahang
bawah dan daerah jaringan lunak sekitarnya, mencapai batas
mukosa bergerak dan tidak bergerak.
b. Batas posterior meliputi : Retromolar pad
c. Batas lateral meliputi : sampai External oblique ridge, hingga
Frenulum buccalis
d. Batas lingual meliputi : seluruh ridge sampai dasar mulut, bila
jaringan dalam keadaan rileks dan Frenulum lingualis

III. Faktor fisik


a. Cetakan tidak boleh : ada gelembung udara
sobek
lipatan-lipatan
b. Bagian sendok cetak tidak boleh kelihatan pada cetakan. Bila
kelihatan berarti bagian ini terlalu banyak ditekan, jadi waktu
menekan sendok cetak dan bahan cetak tidak rata.

c. Bila digunakan bahan lain untuk menambah atau memperbaiki


sendok cetak maka bahan tsb. tidak boleh mengisi bagian
penting atau terlihat pada cetakan.

d. Bahan cetak alginate tidak boleh berlebih dari sendok cetak :


* Semua bagian harus didukung sendok cetak
* Bila sebelum pencetakan ada bagian yang harus diisi
lebih dulu dengan alginate maka penambahan itu
harus bersatu dengan baik dengan alginate yang ada
pada sendok cetak.

c.Membuat model kerja

Model atau “Cast” adalah reproduksi positif dari jaringan mulut di rahang
atas dan rahang bawah. Dibuat atau diperoleh dengan cara mengecor
cetakan rahang dengan adonan stone.
Ada 2 macam model yang digunakan untuk pembuatan GTLL, yaitu :

a. Model studi atau “study model”


Yaitu model pertama yang diperoleh dari cetakan pendahuluan, yang
berguna untuk mendiagnosis atau mempelajari keadaan rahang
penderita dan untuk pembuatan sendok cetak perseorangan.
b. Model kerja atau “working model” atau “master cast”
Yaitu model kedua yang diperoleh dari cetakan kedua atau cetakan
fungsional. Model ini menggambarkan keadaan rahang penderita
yang lebih detail atau lebih akurat dibandingkan dengan model studi
dan prosedur pembuatan GTLL dilakukan di model tersebut.

Umumnya teknisi gigi menerima model kerja dari drg, untuk selanjutnya
dibuatkan galangan gigit. Bila yang diterima teknisi adalah hasil cetakan

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 40


fungsional (cetakan kedua), maka teknisi harus melakukan pengecoran
dengan dental stone. Sebelum dilakukan pengecoran, teknisi membuat
“BEADING DAN BOXING”.

Beading :
Adalah prosedur yang dilakukan untuk membatasi tepi cetakan dengan
melekatkan utility wax pada sekeliling batas perifer cetakan.

Boxing :
Adalah prosedur pembuatan dinding pembatas berbentuk box dari bahan
baseplate wax yg dilekatkan pada utility wax di sekeliling batas perifer
cetakan.

Maksud beading dan boxing adalah :


1. Memudahkan pekerjaan mengecor dental stone.
2. Membatasi atau menjaga agar dental stone tidak mudah mengalir
keluar.
3. mencegah hilangnya bentuk perifer ( batas tepi ) cetakan.

Bahan yang digunakan adalah :


- utility wax atau beading wax berdiameter 5 mm
- boxing wax atau base plate wax

Prosedur Boxing adalah sebagai berikut :

A. Rahang atas
1. Keringkan cetakan dengan semprotan udara kering
2. Lekatkan utility wax pada sekeliling batas perifer cetakan (
bagian labial / bukal ) dengan jarak 3 mm di bawah puncak
batas perifer cetakan dengan lecron panas atau dengan
tetesan sepotong wax
3. Pada bagian posterior dari cetakan rahang atas, pada bagian
belakang dari garis A-H, juga dilekatkan utility wax. Karena
pada bagian posterior ini tidak terdapat batas perifer, maka
sebagai gantinya garis A-H kita anggap sebagai batas perifer
cetakan, sejauh 3 mm.
4. Buatlah sebuah dinding dari baseplate wax, yang akan
mengelilingi dan melekat pada utility wax tadi agar
menghasilkan suatu box ( kotak ) . Tinggi dinding itu dipotong
sehingga jarak antara bagian atas dinding dengan batas
perifer cetakan / puncak tertinggi cetakan + 13 mm.
5. Lekatkan dinding wax tadi dengan utility wax, dengan
menggunakan lecron panas atau tetesan sepotong wax
6. Cetakan rahang atas yang telah di boxing, siap untuk dicor.
B. Rahang bawah
1. Keringkan cetakan dengan semprotan udara kering
2. Lekatkan utility wax pada sekeliling batas perifer cetakan (
bagian labial, bukal dan lingual ) dengan jarak 3 mm di bawah
puncak batas perifer cetakan dengan lecron panas atau
tetesan sepotong wax

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 41


3. Perhatikan daerah retromolar pad dari cetakan setelah diberi
utility wax. Apakah daerah ini akan tertekan oleh dinding wax
yang akan dipasang. Yang penting untuk semua bagian, jarak
antara batas perifer dengan dinding wax tetap dipertahankan 3
mm.
4. Ambil sepotong modeling wax atau baseplate wax, lalu
lekatkan pada daerah lingual, mengikuti lengkungan dari
sayap lingual
5. Buatlah dinding dari baseplate wax yang mengelilingi dan
melekat pada utility wax tadi, sehingga terbentuklah suatu box
( kotak ). Tinggi dinding box + 13 mm lebih tinggi dari puncak
tertinggi cetakan
6. Lekatkan dinding wax tadi dengan utility wax dengan lecron
panas atau tetesan sepotong wax
7. Cetakan rahang bawah siap untuk dicor.

Gambar 3
Penampang melintang posisi dari utility wax

Gambar 4
Penampang melintang dari utility wax (beading)
dan baseplate wax (boxing)

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 42


a b

C d

e
Gambar 5 pembuatan model kerja:
a. Melekatkan beading wax
b.Melekatkan boxing wax RA
c. Melekatkan boxing wax RB
d.Pengecoran dengan dental stone
e. Trimming model

Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai cetakan rahang, yaitu reproduksi negatif
dari jaringan di dalam rongga mulut, baik jaringan lunak maupun jaringan
keras (gigi). Pada pembuatan GTLL, diperlukan 2 macam cetakan, yaitu
cetakan anatomis dan cetakan fungsional.
Model atau “Cast” adalah reproduksi positif dari jaringan mulut di rahang
atas dan rahang bawah. Dibuat atau diperoleh dengan cara mengecor
cetakan rahang dengan adonan stone. Ada 2 macam model yang digunakan
untuk pembuatan GTLL, yaitu : model study dan model kerja.
Pembuatan model kerja dengan cetakan fungsional harus dilakukan
dengan cara beading dan boxing. Tujuannya adalah memudahkan pekerjaan
mengecor dental stone, membatasi atau menjaga agar dental stone tidak

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 43


mudah mengalir keluar dan mencegah hilangnya bentuk perifer ( batas tepi )
cetakan.

Pertanyaan

Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:


1. Sebutkan pengertian dari cetakan rahang?
2. Sebutkan macam-cam cetakan rahang?
3. Sebutkan pengertian model rahang?
4. Sebutkan cara melakukan pembuatan model kerja dengan cara
beading dan boxing?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 44


BAB 6
GALANGAN GIGIT
( BITE OCCLUSAL RIM )

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar persiapan pada model kerja
sebelum pembuatan galangan gigit.
2.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian galangan gigit.
3.Mampu menjelaskan dengan benar mengenai bagian-bagian dari
galangan gigit.
4. Mampu menjelaskan dengan benar cara membuat galangan gigit.

Untuk mempermudah penyusunan gigi pada pembuatan gigi tiruan


lengkap (GTLL) dibuat suatu pedoman berupa galangan gigit yang terbuat
dari Baseplate wax. Untuk mengetahui bagaimana pembuatan galangan gigit
, maka dalam bab ini akan dibahas beberapa hal mengenai galangan gigit.

a.Persiapan pada model kerja


sebelum dibuat galangan gigit, maka dilakukan persiapan pada model
kerja berupa:

1. Pembuatan takik / tekukan sebagai kunci pada dasar model kerja.


2. Pembuatan kawat penguat.
3. Pembuatan Garis Tengah pada model kerja
4. Pembuatan Garis Proyeksi
1. Pembuatan takik / tekukan sebagai kunci pada dasar model kerja.
Membuat tekukan pengontrol pada dasar model kerja berfungsi untuk
memudahkan pada saat remounting ke artikulator untuk prosedur
selective grinding.

cara : - model kerja dihaluskan dengan kertas amplas.


- buat tekukan 3 buah berbentuk hurup “V”.

Gambar 1
Tekukan bentuk huruf “V” pd dasr model kerja RA dan RB

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 45


2. Pembuatan kawat penguat.

- Menggunakan kawat penguat jika baseplate terbuat dari wax /


shellac tujuan agar tidak mudah patah.
- RA : kawat diletakkan di daerah posterior 1-2 mm di depan batas
posterior, kawat berkontak dengan model dan panjang 2- 4
mm dari puncak ridge.
- RB : letak kawat ditengah - tengah puncak ridge dan batas tepi
inferior sayap lingual, Panjang tidak lebih dari M1.

3. Pembuatan Garis Tengah Pada Model


Rahang Atas:
Untuk membuat garis tengah pada model RA, diperlukan 3 patokan
yang tetap. Dengan menghubungkan ketiga titik tersebut, akan
diperoleh satu garis. Ketiga titik tersebut adalah :
1. Titik Frenulum labialis atas
2. Titik yang merupakan pertemuan dari Rugae ke 2 kiri dan
kanan yang ada di palatum
3. Titik tengah antara ke 2 Fovea palatinus.
Rahang Bawah:
Untuk membuat garis tengah pada model RB, juga diperlukan 3 buah
titik/patokan yang tetap, yaitu :
1. Titik Frenulum labialis bawah
2. Titik Frenulum lingualis
3. Titik yang merupakan proyeksi dari titik posterior dari garis
tengah model RA , pada waktu galangan gigit RA dan
galangan gigit RB dalam keadaan oklusi sentrik.

4. Pembuatan Garis Proyeksi


Pembuatan garis proyeksi pada puncak alveolaris model bertujuan
untuk memudahkan dalam menyusun gigi. Pedoman bahwa gigi-gigi
harus terletak diatas puncak ridge. Jika tidak GTLL akan mudah lepas saat
artikulasi, oleh karena daya kunyah tidak jatuh pada puncak ridge.

- Garis Proyeksi puncak ridge melalui titik :


RA : - titik caninus atas.
- titik hamular notch/lekukan pterygo maxillaris.
- titk pertemuan puncak ridge anterior dengan garis tengah.
RB : - titik caninus bawah.
- titik retromolar pad.
- titik pertemuan puncak ridge anterior dengan garis tengah.
- Letakkan penggaris diatas antara kedua titik tsb dan hubungkan
garis ini ditarik dan dilanjutkan hingga bagian tepi dari model kerja.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 46


Gambar 2
Menandai letak puncak ridge

Gambar 3.
Garis Proyeksi puncak ridge
A. tuberositas maxilla.
B. sudut gigi Caninus.
C. raphe median.
D. daerah retromylohyoid

b.Galangan gigit
Galangan gigit atau Bite Occlusal Rim dibuat agar dokter gigi dapat
melakukan penentuan gigitan yaitu letak gigit dan tinggi gigit ( Oklusi sentrik,
Relasi sentrik dan Dimensi vertikal oklusi) dan teknisi gigi melakukan
penyusunan elemen gigi dengan pedoman galangan gigit tersebut.
Galangan gigit atau Bite Occlusal Rim terdiri atas :
1. Baseplate
2. Wax rim atau bite rim

1. Baseplate
Bahan-bahan untuk membuat baseplate yaitu :
a) modelling wax tipe hard
b) shellac baseplate
c) self curing acrylic

Prosedur pembuatan baseplate :


1. Permukaan kontak mukosa model kerja diolesi talk atau CMS atau
direndam air
2. Selembar modelling wax atau shellac dipanaskan di atas lampu
spiritus sehingga menjadi plastis seluruhnya ( lunak seluruhnya ).
Bila menggunakan self curing acrylic, buatlah adonannya.
3. Lembaran modelling wax atau shellac lunak atau adonan self
curing acrylic diletakkan di atas model kerja, tekankan ke model
kerja tersebut sehingga mengikuti kontur model kerja tersebut.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 47


Pertahankan bentuknya hingga modelling wax atau shellac atau
self curing acrylic mengeras kembali.
4. Potong kelebihan modelling wax atau shellac atau self curing
acrylic. Rapihkan dan haluskan tepinya.

2. Wax rim atau Bite rim


Wax rim ditempatkan di atas baseplate dan wax rim menjadi panduan
untuk dilakukannya penyusunan elemen gigi.
Posisi wax rim untuk GTLL harus diperkirakan, yaitu dengan melihat
puncak ridge yang masih tinggal. Jika letak dan posisi wax rim yang
dibuat di laboratorium gigi baik, maka perubahan penampilan wajah
tidak banyak dilakukan oleh drg.

Wax rim dapat dibuat : - dengan Bite rim former


- wax lembaran digulung

Prosedur pembuatan Wax rim:


1. Letakkan kembali baseplate ke model.
Buat gulungan malam, bentuklah menjadi suatu balok lalu letakkan
di atas baseplate dan lekatkan dengan tetesan malam.
Proyeksi garis puncak ridge digambarkan ke wax rim RA dan RB.

Gambar 5
Membuat garis proyeksi pada galangan gigit

2. Lebar wax rim bagian anterior adalah 5 mm dan bagian postrior


adalah 8-10 mm.i
Tinggi wax rim RA dari baseplate kira-kira 10-12 mm di daerah
anterior dan 5-7 mm di daerah posterior.
Tinggi wax rim RB dari baseplate kira-kira 6-8 mm di daerah
anterior dan 3-6 mm di daerah posterior.
Wax rim RB dibuat kira-kira setinggi ½ - 2/3 Retromolar pad.
Wax rim RA terbagi menjadi 2 : 1 (bukal : palatal) dan wax rim RB
terbagi menjadi 1 : 1 (bukal : lingual), yang menjadi garis pembagi
adalah proyeksi garis puncak ridge.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 48


Gambar 6
Skema lebar galangan gigit RA dan RB

Gambar 7
Hasil pembuatan galangan gigit RA dan RB
dengan bantuan garis proyeksi

c.Tujuan Pembuatan Galangan Gigit


Tujuan pembuatan galangan gigit pada GTLL, adalah:

1. Menentukan profil pasien.


2. Menentukan tinggi gigit dan letak gigit (oklusi sentrik, relasi sentrik
dan dimensi vertikal oklusi).
3. Menentukan letak permukaan bidang oklusal.
4. Menentukan letak garis tengah, letak garis senyum dan letak garis
caninus.
5. Sebagai panduan ketika menyusun elemen gigi tiruan.

Gambar 8
Tinggi galangan gigit RA dan RB
A = 10-12 mm; B dan E = tidak ditentukan; C = 6- 8 mm; F = 4-7 mm

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 49


Gambar 9
Bidang oklusal galangan gigit harus
sejajar dengan garis campers

Gambar 10
Bidang oklusal sejajar bidang datar

Gambar 11
Hubungan galangan gigit RA dan RB
A= normal; B=retrusif; C=protrusive

Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai galangan gigit. Sebelum dibuat maka
dipersiapkan terlebih dahulu persiapan pada model kerja, berupa sebelum
dibuat galangan gigit, maka dilakukan persiapan pada model kerja berupa:
Pembuatan takik / tekukan sebagai kunci pada dasar model kerja; pembuatan
kawat penguat; pembuatan Garis Tengah pada model kerja; pembuatan
Garis Proyeksi.
Galangan gigit atau Bite Occlusal Rim dibuat agar dokter gigi dapat
melakukan penentuan gigitan yaitu letak gigit dan tinggi gigit ( Oklusi sentrik,
Relasi sentrik dan Dimensi vertikal oklusi) dan teknisi gigi melakukan
penyusunan elemen gigi dengan pedoman galangan gigit tersebut.
Galangan gigit atau Bite Occlusal Rim terdiri atas :Baseplate dan Wax rim
atau bite rim.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 50


Tujuan pembuatan galangan gigit adalah Menentukan profil pasien,
menentukan tinggi gigit dan letak gigit (oklusi sentrik, relasi sentrik dan
dimensi vertikal oklusi), menentukan letak permukaan bidang oklusal,
menentukan letak garis tengah, letak garis senyum dan letak garis caninus
dan sebagai panduan ketika menyusun elemen gigi tiruan.

Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:

1. Sebutkan persiapan pada model kerja sebelum pembuatan galangan


gigit?
2. Sebutkan 3 pedoman yang digunakan untuk membuat garis tengah RA?
3. Sebutkan cara membuat garis proyeksi pada model RA?
4. Sebutkan tujuan pembuatan galangan gigit?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 51


BAB 7
PEMASANGAN MODEL DI ARTIKULATOR

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dan sejarah
perkembangan artikulator.
2.Mampu menjelaskan dengan benar jenis-jenis artikulator.
3.Mampu menjelaskan dengan benar bagian-bagian artikulator.
4. Mampu menjelaskan dengan benar prosedur pemasangan model
pada artikulator.

Untuk membuat suatu GTLL, diperlukan articulator agar dapat


menirukan gerakan rahang manusia. Untuk mengetahui tentang articulator
maka dalam bab ini akan dibahas mengenai pengertian, jenis dan bagian-
bagian dari articulator.

a. Pengertian artikulator
yaitu suatu alat bantu yang dapat menirukan gerakan rahang
manusia dan posisi serta relasi rahang penderita dapat dilihat melalui
model rahang atas dan model rahang bawah yang dipasang
diartikulator tersebut. Untuk membuat GTLL, setidak-tidaknya
menggunakan jenis Artikulator Rata-rata, contoh : Free – plane,
Handy - II A, sedangkan penggunaan okludator tidak dianjurkan.

b. Sejarah Perkembangan Artikulator.


1. Occludator/ gips slot.
2. EVANS (1840)
Menemukan : articulator engsel atau yang disebut dengan schammer
articulator/ klap articulator articulator non anatomis.
Articulator ini terdiri dari 2 bagian dan dihubungkan
dengan pin sehingga menyerupai engsel seperti rotasi
dalam rotasi bidang sagital.
3. W.G.A BONWILL (1863)
Menciptakan : artikulator sendi/ artikulator anatomis/ gurichts articulator.
Artikulator ini terdapat gerakan rotasi dan horizontal.
4. GISY.
Artikulator Bonwill diberi sudut pegas 34 ° dan diberi pin untuk
gigi anterior.
5. GRITMAN
Mengembangkan okludator yang diberi engsel sehingga dapat
bergerak.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 52


c. Jenis artikulator
Bermacam-macam jenis articulator antara lain:
1. OKLUDATOR/ Plane line articulator
Articulator yang paling sederhana/simple dan hanya terdapat gerakan
buka tutup saja, tidak terdapat [ergerakan ke lateral atau gerakan
meluncur dan hanya memungkinkan pergerakan dengan plane line.
Artikulator ini tidak dianjurkan dalam pembuatan GTLL.

Gambar 1
Gritman dental articulator 1899

Gambar 2
George E. hayes articulator 1860

Gambar 3
Gysi “adaptable” articulator 1912

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 53


2. ARTIKULATOR
A. RATA-RATA / Anatomical articulator
Articulator yang menghasilkan pergerakan normal dari mandibula
selama proses pengunyahan. Articulator ini mempunyai sudut
pergerakan sendi rata-rata manusia (tidak di atur ). Artikulator ini paling
sering digunakan pada pembuatan GTLL.

Gambar 4
Artikulator Free plane

Gambar 5
Artikulator Handy II

B. SEMI ADJUSTABLE
Artikulator yang dapat diatur gerakannya pada satu atau beberapa
gerakan tetapi tidak semua pergerakan yang dapat dilakukan, yaitu:
sudut condylar, pergerakan sisi Bennett, pedoman incisal dan caninus,
bentuk fossa glenoid dan eminintia.
Pada umumnya penggunaan articulator ini dibantu dengan
menggunakan suatu alat yang disebut : face-bow.
Adalah alat yang digunakan pada mulut pasien untuk
mengetahui sudut rahang dan kemudian dipindahkan ke articulator
semi adjustable, sehingga pergerakan artiklutor sesuai dengan
pergerakan rahang pasien yang sesungguhnya. Prosedur
pemindahan face bow dari mulut pasien ke articulator disebut
prosedur face bow transfer

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 54


Gambar 6
Artikulator Semi adjustable (dentatus)

Gambar 7
Artikulator semi adjustable dengan
pemasangan alat face bow

Gambar 8
Pemasangan face bow
Tranfer pada pasien dan Face bow di pasang
di artikulator.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 55


C. FULLY ADJUSTABLE
Artikulator yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat
mengakomodasi banyak pergerakan dan posisi dari mandibula dalam
hubungannya dengan maxilla sehingga dapat direkam dalam mulut.

Gambar 9
Artikulator fully adjustable

d.Bagian-bagian artikulator rata-rata (free plane & handy II)


Bagian-bagian articulator rata-rata type free plane dan Handy II :

1. Midline (garis Tengah pada upper member).


2. Upper member/frame (bagian atas dari artikulator).
3. Spring.
4. Screw/engsel sendi.
5. Lower member/frame.
6. Horizontal plate.
7. Lock pin.
8. Mounting tray.
9. Center line pointer
10. Incisal guide pin.
11. Lock screw for incisal pin.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 56


Gambar 10
Bagian-bagian dari Artikulator Rata-rata

Sebelum memasang model kerja di artikulator, bagian-bagian artikulator


harus diperiksa dahulu :

1. Bagian engsel
Upper member artikulator harus dapat digerakkan buka tutup, guna
meniru gerakan buka tutup mulut pasien serta dapat digerakkan ke
kana – kiri dan ke belakang untuk mengetahui susunan gigi sudah
dalam keadaan oklusi dan artikulasi seimbang (balanced occlusion)
atau belum. Namun ketika hendak memasang model di artikulator,
sekrup-sekrup di bagian engsel ini harus dikencangkan lebih dahulu.

2. Incisal Guide Pin


Bagian ini terletak pada upper member artikulator, disatukan dengan
sekrup. Di bagian atasnya terdapat suatu “step”. Ketika hendak
memasang model, Incisal Guide Pin ini harus ditekan keatas sampai
step menyentuh rapat dengan upper member dan ujung bawah Incisal
Guide Pin menyentuh Iincisal table.

Pada bagian tengah Incisal Guide Pin terdapat jarum horizontal,


disebut Center line pointer, yang ujungnya menunjukkan :

- posisi dari midline dan mesial incisal edge 1 | 1

- garis tengah dari mounting table (meja artikulator) dan berada tepat
pada garis persilangan garis tengah mounting table dan garis yang
menunjukkan letak mesial incisal edge dari gigi 1 | 1 pada
mounting table.

3. Incisal table
Terletak pada bagian depan dari lower member artikulator. Biasanya
bersudut 10o .

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 57


4. Mounting table (meja artikulator)
Meja ini harus berdiri tegak pada lower member dan stabil. Garis
tengah mounting table harus berimpit dengan garis tengah artikulator.
Garis incisal pada meja articulator harus menyentuh ujung jarum
Center line pointer.

5. Centric screws dikencangkan.


Untuk memasang model kasus GTLL di laboratorium gigi, pada
kenyataannya meja artikulator tidak dipakai, karena umumnya drg telah
menentukan hubungan rahang atas dan rahang bawah serta memfiksasi
hubungan ini. Dengan demikian, teknisi gigi memasang model RA & RB pada
artikulator tanpa membuka atau memisahkan model rahang atas dari model
rahang bawah. Karena tidak menggunakan meja artikulator, maka sebagai
panduan untuk memasang model ke artikulator, digunakanlah segitiga khayal
yang dinamakan “segitiga Bonwill”, dengan bantuan karet. Posisi bidang
oklusal dari galangan gigit sejajar dengan posisi karet pada segitiga ini.

e.Prosedur pemasangan model pada articulator.


Prosedur kerja :

1. Upper member dan lower member artikulator diolesi vaselin.


2. Pasang karet pada ke 3 area yang membentuk segitiga Bonwill.
3. Upper member dibuka
4. Letakkan model RA & RB sedemikian rupa sehingga permukaan
bidang oklusal galangan gigit RA terletak setinggi segitiga Bonwill
5. Kedudukan ini dipertahankan dengan bantuan memberi suatu benda
penahan yang diletakkan di bawah model RB.
Perhatikan :- garis tengah model berimpit dengan garis tengah
articulator.
- Permukaan bidang oklusal sejajar permukaan lantai
- Center line pointer terletak ditengah-tengah antara
incisal edge 1 | 1 .
6. Buat adonan plaster, letakkan di atas model RA, lalu tutupkan upper
member artikulator. Rapihkan plaster.
7. Setelah plaster mengeras, artikulator dibalik.
- Buka lower member articulator.
- Benda penahan dikeluarkan.
- Buat adonan plaster, letakkan di atas model RB.
- Tutupkan lower member artikulator, rapihkan plaster.
- Artikulator dibalikkan ke kedudukan semula, lalu upper member
dan lower member diikat kencang.
8. Setelah pengerasan plaster selesai, ikatan tadi dibuka dan
selanjutnya dapat dilakukan pekerjaan penyusunan elemen gigi.

Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai articulator, yaitu suatu alat bantu yang
dapat menirukan gerakan rahang manusia dan posisi serta relasi rahang
penderita dapat dilihat melalui model rahang atas dan model rahang bawah
yang dipasang diartikulator tersebut. Untuk membuat GTLL, setidak-tidaknya

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 58


menggunakan jenis Artikulator Rata-rata, contoh : Free – plane, Handy - II A,
sedangkan penggunaan okludator tidak dianjurkan.
Articulator terdiri dari articulator rata-rata, semi adjustable dan fully
adjustable. Articulator rata-rata mempunyai sudut pergerakan sendi rata-rata
manusia, semi adjustable mempunyai sudut yang dapat diatur gerakannya
pada satu atau beberapa gerakan tetapi tidak semua pergerakan yang dapat
dilakukan, sedangkan fully adjustable mempunyai sudut yang dapat diatur
sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodasi banyak pergerakan dan
posisi dari mandibula dalam hubungannya dengan maxilla sehingga dapat
direkam dalam mulut.

Pertanyaan

Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:


1. Sebutkan pengertian dari articulator?
2. Mengapa dalam pembuatan gigi tiruan lengkap tidak dianjurkan
menggunakan okludator?
3. Sebutkan yang dimaksud dengan articulator fully adjustable?
4. Sebutkan bagian-bagian dari articulator rata-rata?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 59


BAB 8
PENYUSUNAN ELEMEN GIGI TIRUAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar faktor dentogenik yang
perlu diperhatikan pada saat pemilihan gigi tiruan anterior.
2.Mampu menjelaskan dengan benar cara menyusun elemen gigi
tiruan rahang atas.
3.Mampu menjelaskan dengan benar cara menyusun elemen gigi
tiruan rahang bawah.

Penyusunan elemen gigi tiruan merupakan factor penting dalam


pembuatan gigi tiruan lengkap, karena dengan penyusunan elemen yang baik
dan memperhatikan beberapa hal maka akan dihasilkan GTLL yang baik.
Untuk mengetahui tentang penyusunan gigi maka dalam bab ini akan dibahas
mengenai bagaimana penyusunan setiap elemen gigi baik di rahang atas
maupun rahang bawah.

a. Factor dentogenic gigi anterior

Sebelum melakukan penyusunan elemen gigi tiruan, tentunya teknisi


melakukan pemilihan elemen gigi tiruan. Ketika melakukan pemilihan maupun
penyusunan elemen gigi tiruan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dari sudut pandang “Dentogenic”, khususnya untuk elemen gigi anterior.
Faktor-faktor tersebut yaitu :

I. SEX / GENDER / JENIS KELAMIN PENDERITA

Perbedaan susunan elemen gigi wanita dan pria :


GIGI WANITA GIGI PRIA

- ukuran gigi lebih kecil - ukuran gigi lebih besar


- bentuk lebih ovoid, lebih feminin - bentuk lebih persegi/bersudut,
lebih maskulin
- permukaan mesial gigi I2 atas - permukaan mesial I2 atas
biasanya kelihatan atau lebih tersembunyi di belakang distal I1
keluar dari distal I1 atas. atas.
Akibatnya senyum jadi lebih Akibatnya gigi C lebih menonjol
halus dan I1 atas jadi lebih besar
- permukaan distal gigi C atas - permukaan distal gigi C atas
berputar dalam arah posterior → hanya berputar sedikit → maka
maka dari arah depan, 1/3 dari depan, 2/3 mesial permukaan
mesial permukaan labial labial kelihatan.
kelihatan.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 60


- ujung cusp gigi C atas lebih - gigi C atas vertikal terhadap bid
masuk kedalam dibandingkan oklusal. Kadang-kadang daerah
bgn cervical. cervical sedikit lebih keluar
dibandingkan ujung cusp gigi C.

II. UKURAN, BENTUK WAJAH DAN WARNA KULIT

a. Bentuk permukaan labial gigi anterior terutama 21 | 12 disesuaikan


dengan profil pasien ( muka cembung, datar ).
b. Warna kulit yang gelap jangan menggunakan elemen gigi berwarna
terang.
c. Permukaan labial gigi I1 atas merupakan proyeksi terbalik dari wajah
pasien ( tampak muka ).
Secara garis besar, bentuk garis luar wajah orang dapat dibagi :
square ( persegi ), ovoid ( oval ), tapering ( segitiga )
d. Posisi susunan gigi I1 atas.
Boleh disusun dengan posisi incisal edge I1 atas dimajukan sampai
maks 10 mm dari Papilla incisivus, sehingga dicapai profil pasien yang
baik ( untuk mendukung bibir ) dan fonetik yang baik.

III. KEPRIBADIAN ( PERSONALITY ) DAN FAKTOR KOSMETIK

Kepribadian seseorang nampak dari kebiasaan dan tingkah lakunya, ini


biasanya selaras dengan penampilan giginya.
Faktor kosmetik berhubungan dengan kerapihan seseorang. Bila pasien
berpenampilan rapih, maka susunan gigi harus menunjang penampilannya.
Pada pasien pria yang tidak menyisir rambutnya, berpakaian kotor tidak
disetrika, maka tidak disarankan operator mencoba “menghaluskan” bentuk
susunan giginya karena akan nampak kepalsuannya.

Untuk memilih elemen gigi tiruan posterior, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan yaitu :

1. Jangan menggunakan elemen yang terlalu besar atau terlalu kecil. Harus
ada sisa sayap sebagai tempat dukungan pipi sehingga otot-otot pipi dapat
membantu memberikan retensi
2. Distal Molar bawah terakhir terletak + 6 mm dari Retromolar pad. Jadi jika
ruangan tidak mencukupi, elemen gigi P2 boleh ditiadakan
3. Lebar buccolingual elemen gigi tiruan posterior harus lebih kecil dari lebar
buccolingual gigi asli yang digantikan, agar jaringan di bawahnya tidak
menanggung beban kunyah yang besar.

b. Penyusunan Elemen Gigi Tiruan


Rahang atas

➢ | 1 : - sumbu gigi sejajar atau miring 5o (lima derajat) terhadap median


line.
- titik kontak sebelah mesial tepat pada median line.
- incisal edge tepat pada bidang oklusal

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 61


- permukaan labial sesuai dengan lengkung bite rim namun
sedikit depresi pada sepertiga cervicalnya.

Gambar 1
inklinasi gigi Insisive 1

➢ |2 : - sumbu gigi membentuk sudut yang lebih miring dari | 1 .


- titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal | 1 .
- incisal edge berada + 1 mm di atas bidang oklusal
- permukaan labial sesuai dengan lengkung bite rim namun
depresi pada sepertiga cervicalnya sedikit lebih dalam dari
pada | 1 .

Gambar 2
Inklinasi gigi incisive 2

➢ |3 : - sumbu gigi hampir sejajar dengan median line.


- titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal | 2 .
- puncak cusp menyentuh atau tepat pada bidang oklusal.
- permukaan labial sesuai lengkung bite rim.

Gambar 3
Inklinasi gigi caninus

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 62


➢ 321 | : - penyusunan gigi geligi ini sama dengan penyusunan gigi geligi
| 321 .

Gambar 4
Inklinasi gigi-gigi anterior RA

➢ |4 : - sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal.


- titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal | 3 .
- puncak cusp buccal tepat berada pada atau menyentuh bidang
oklusal.
- puncak cusp palatal terangkat + 1 mm di atas bidang oklusal.
- permukaan buccal sesuai lengkung bite rim.

➢ |5 :- sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal.


- titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal | 4 .
- puncak cusp buccal dan palatal menyentuh bidang oklusal
- permukaan buccal sesuai lengkung bite rim.

Gambar 5
Posisi gigi Premolar 1 dan 2 terhadap bidang oklusal dan
Permukaan labialnya membentuk garis lurus

➢ | 6 : - sumbu gigi pada bagian cervical sedikit miring ke arah mesial.


- titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal | 5 .
- mesiopalatal cusp berada tepat pada atau menyentuh bidang
oklusal.
- mesiobuccal cusp dan distopalatal cusp terangkat 1 mm di
atas bidang oklusal.
- distobuccal cusp terangkat lebih dari 1 mm di atas bidang
oklusal ( terangkat lebih
- tinggi sedikit dari distopalatal cusp.
- permukaan buccal menyimpang 6o dari bite rim ke arah
median.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 63


Gambar 6
Posisi gigi molar 1 terhadap bidang oklusal dan
Permukaan labialnya membentuk garis lurus

➢ | 7 : - sumbu gigi pada bagian cervical lebih miring dari | 6 .


- titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal | 6 .
- mesiopalatal cusp berkedudukan + sama dengan kedudukan
distobuccal gigi | 6
- permukaan buccal segaris dengan permukaan buccal gigi | 6

➢ 7654 | .- penyusunan gigi geligi ini sama dengan penyusunan gigi


geligi | 4567 .

Gambar 7
Garis oblique (A) dan bidang oklusal (B) dari pandangan bukal dan oklusal

Gambar 8
Posisi gigi molar 2 terhadap bidang oklusal dan
Penyusunan gigi-gigi RA secara keseluruhan

Sebagai kunci oklusi, maka gigi Molar pertama RA dan RB dipasang terlebih
dahulu:
➢ 6 6 . - mesiobuccal cusp gigi 6 | 6 berada di mesio buccal groove
gigi 6 6 .
- mesiopalatal cusp gigi 6 | 6 berada di central fossa gigi
6 6 .

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 64


Gambar 9
Kontak oklusal Molar 1 RA dan RB (kunci oklusi)

c. Penyusunan Elemen Gigi Tiruan


Rahang Bawah

➢ | 1 : - sumbu gigi tegak lurus terhadap bidang oklusal.


- permukaan labial sedikit depresi pada bagian cervical.
- dapat ditempatkan di atas atau sedikit ke labial dari puncak
ridge.
- titik kontak mesial tepat pada median line.
- titik kontak distal berkontak dengan titik kontak mesial gigi 2 .
- pada pergerakan protrusi, incisal edge 1 berkontak dengan
incisal edge | 1 .

➢ | 2 : - sumbu gigi sedikit miring ke mesial.


- titik kontak mesial berkontak dengan titik kontal distal | 1 .
- pada pergerakan protrusi, incisal edge gigi 2 berkontak
dengan incisal edge | 1 .

➢ |3 :- ujung cusp berada tepat pada atau menyentuh bidang oklusal.


- sumbu gigi lebih miring ke mesial dibandingkan gigi 2 .
- ujung cusp berada di antara gigi | 23 .
- titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal | 2 .
- permukaan labial bagian cervical lebih prominent
dibandingkan daerah cervical.

➢ 321 | : - penyusunannya sama dengan penyusunan gigi geligi | 123

Gambar 10
Inklinasi gigi-gigi anterior RB

➢ 4 | 4 : - buccal cusp terletak di antara buccal cusp gigi 43 | 34 dan


ujung cuspnya berkontak dengan marginal ridge gigi 43 | 34

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 65


➢ 5 5: - buccal cusp gigi ini terletak di antara gigi 54 | 45 dengan
ujung cuspnya berkontak dengan marginal ridge gigi 54 | 45
- lingual cusp gigi ini terletak di antara palatal cusp gigi 54 | 45
.
➢ 7 7: - mesiobuccal cusp gigi ini berada di antara gigi 76 | 67 .
- mesiopalatal cusp gigi ini terletak di central fossa gigi 7 | 7 .

➢ 4567 : sama dengan gigi 7654 .

Gambar 11
Oklusi sentrik gigi-gigi anterior RA dan RB

Gambar 12
Oklusi sentrik gigi premolar 2 dan molar 1 RA dan RB

Gambar 13
working side (kanan) dan balancing side (kiri)

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan penyusunan


elemen gigi tiruan :

1. Elemen gigi tiruan ditempatkan pada bite rim, dengan cara memotong
atau membuang bite rim sedikit demi sedikit, misalnya ingin

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 66


menempatkan I1 atas kiri, maka bite rim yang dibuang hanya di daerah
I1 atas kiri saja, begitu seterusnya.

2. Bidang oklusal tidak boleh hilang.


- Maka sebagai alat bantu agar panduan bidang oklusal tetap ada,
digunakanlah suatu benda dengan permukaan datar, misalnya metal
plate atau glass plate.
- Ketika menempatkan satu elemen gigi tiruan, permukaan gigi yang
seharusnya tepat berada pada bidang oklusal dan permukaan oklusal
bite rim yang masih ada, harus tetap menyentuh dan berkontak rapat
dengan alat bantu tersebut.

3. Harus terbentuk oklusi dan artikulasi seimbang.

4. Ketika dilakukan gerakan protrusi maupun gerakan lateral (artikulasi),


tidak boleh ada hambatan (“blocking”).

5. Pada susunan 4 gigi anterior atas dan bawah, ketika dilakukan gerakan
protrusi, incisal edge ke 4 gigi hanya bersinggungan, tidak boleh ada
hambatan.

6. Pada susunan gigi C, ketika dilakukan gerakan protrusi, lereng cusp


maupun puncak cusp, hanya bersinggungan dengan lereng mesial cusp
C atas dan tidak boleh ada hambatan.

7. Overjet pada gigi posterior harus cukup, dengan demikian protesa dapat
memberi dukungan yang baik bagi pipi sehingga pipi tidak mudah
tergigit.

8. Ketika memilih panjang dan lebar elemen gigi tiruan anterior, maka
ukuran elemen gigi tiruan disesuaikan dengan garis-garis pemandu
yang ada pada bite rim. Garis-garis pemandu yang ada pada bite rim
adalah Garis tengah (midline), Garis C, dan Garis senyum atau Garis
ketawa (High lip line).

9. Elemen gigi tiruan Molar terakhir jangan ditempatkan di atas lereng


posterior Processus alveolaris, dan tidak boleh melewati 2/3 tinggi
Retromolar pad.

10.Bila dilihat dari pandangan anterior, permukaan incisal gigi-gigi incisivus


dan puncak cusp gigi C, nampak sebagai garis lengkung yang
mengikuti lengkung tepi atas dari bibir bawah.

11.Bila dilihat dari pandangan lateral, permukaan bidang oklusal gigi-geligi


tiruan atas membentuk suatu kurva yang disebut sebagai kurva
kompensasi, sebagai ganti kurva Von Spee (pada gigi-geligi asli, yang
ada adalah kurva Von Spee sedangkan pada GTLL adalah kurva
kompensasi).

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 67


Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai penyusunan elemen gigi tiruan. Ketika
melakukan pemilihan maupun penyusunan elemen gigi tiruan, ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dari sudut pandang “Dentogenic”, khususnya
untuk elemen gigi anterior. Faktor-faktor tersebut yaitu : jenis kelamin, ukuran
dan bentuk wajah, warna kulit, kepribadian dan kosmetik.
Penyusunan elemen gigi tiruan dimulai dengan penyusunan gigi anterior
RA dan rahang bawah, kemudian gigi-gigi posterior RA. Untuk penyusunan
gigi-gigi RB diawali dengan gigi molar 1 sebagai kunci oklusi, kemudian
dilanjutkan denga gigi-gigi yang lain.

Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :
1. Sebutkan factor dentogenik pada gigi anterior yang harus
diperhatikan dalam penyusunan gigi?
2. Sebutkan gigi-gigi yang merupakan kunci oklusi?
3. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menuyusun gigi
tiruan?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 68


BAB 9
WAX CONTOURING GTLL
( WAXING / WAX CARVING )

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dari wax
contouing.
2.Mampu mengetahui dengan benar mengenai oklusi dan artikulasi.
3.Mampu menjelaskan dengan benar mengenai dimensi vertikal dan
akibatnya jika terlalu tinggi dan terlalu rendah.
4. Mampu menjelaskan dengan benar macam-macam gigitan, baik gigi
posterior maupun gigi anterior.

Pada pembuatan gigi tiruan lengkap lepasan (GTLL) setelah


penyusunan elemen gigi dilanjutkan dengan proses wax contouring. Dalam
bab ini akan dibahas mengenai wax contouring dan hal-hal yang perlu
diperhatikan.

a. Wax contouring
yaitu membentuk pola malam dari basis gigi tiruan sedemikian rupa
sehingga menyerupai anatomi gusi atau jaringan lunak mulut yang asli.

Gigi tiruan malam yang selesai dilakukan waxing disebut “Trial Denture”.
Trial denture ini dicobakan ke dalam mulut pasien dengan tujuan untuk :
• melihat fungsi estetik, fungsi bicara (fonetik), fungsi pengunyahan
• pemeriksaan ulang dimensi vertikal, oklusi dan artikulasi.

Oleh karena itu trial denture harus sudah seperti gigi tiruan yang
sesungguhnya atau yang akan selesai, termasuk tebal basis gigi tiruan,
batas-batas perifer, anatomi elemen gigi tiruan. Lebih rapih suatu trial
denture, lebih mudah melakukan pekerjaan penyelesaian gigi tiruan akrilik
nantinya.

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika waxing :


- Bentuk akar gigi yang tertanam dalam tulang rahang harus tetap ditiru
- Batas-batas perifer gigi tiruan harus tetap utuh
- Bentuk antara gingiva dan tepi-tepi gigi tiruan harus dibentuk konkaf
(cekung), untuk membantu retensi sesuai dengan arah gaya-gaya dari
otot lidah, otot pipi (otot-otot mulut)
- Daerah akar gigi di bagian bukal dan labial dibentuk agak cembung,
untuk memperbaiki kontur pipi dan bibir
- Di bagian lingual dibentuk konkaf (cekung), untuk membantu retensi
sesuai dengan kedudukan lidah
- Di bagian lingual dibuat jangan terlalu tebal, agar ada cukup tempat
bagi ruang gerak lidah/

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 69


b. Prosedur wax contouring
Ada 2 cara dalam melakukan prosedur wax contouring, yaitu:
1. CARA LANGSUNG
2. CARA TIDAK LANGSUNG

1. CARA LANGSUNG
Membentuk kontur gingiva secara langsung dilakukan di dalam mulut
pasien saat coba gigi tiruan malam dan dilakukan oleh seorang dokter gigi.

Cara :
1. Ketebalan sayap dikurangi dan diganti dengan wax lunak kemudian
tempatkan kembali dalam mulut pasien.
2. Untuk membentuk bagian Labial : pasien diminta untuk mengerutkan
bibirnya, sedangkan otot pipi digerak-gerakkan oleh operator.
3. Untuk mmbentuk bagian Lingual : pasien diminta untuk
menggerakkan lidah ke semua arah, sehingga wax lunak akan
mengikuti bentuk otot saat berfungsi dan ketebalannya sesuai dengan
ruang vestibulum saat berfungsi.
4. Setelah selesai dan tampak hasilnya sudah baik , kemudian GT
malam dikeluarkan dari mulut secara hati-hati dan satu persatu,
kemudian segera dicelupkan kedalam air es agar permukaan wax
tidak berubah.

2. CARA TIDAK LANGSUNG


Cara ini paling sering dan lazim dilakukan.
Cara :
1. Fiksir seluruh tepi gingiva wax dengan meneteskan tetesan malam
pada model kerja atau dengan memanaskan secara hati-hati agar
susunan geligi tidak berubah. Pekerjaan ini dilakukan jika sudah
dibuat postdam.
2. Lunakkan wax dengan api dari lampu spiritus (lebar + 6 mm, panjang
sesuai lengkung elemen-elemen gigi tiruan).
3. Lekatkan dengan tekanan ringan dengan bantuan tekanan jari atau
karet penghapus pada bagian bukal dan labial gigi tiruan rahang atas
dan rahang bawah. Wax jangan sampai mencair. Bila mencair, ketika
mengeras akan menyebabkan pergerakan dari elemen gigi yang telah
disusun.
4. Disekitar cervical, wax dipotong dengan sudut kemiringan 45o. Di
bagian interdental, juga diambil sedikit sehingga berbentuk lekukan
dangkal dan disesuaikan dengan bentuk aslinya.

Gambar 1
Wax dipotong membentuk sudut 45o

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 70


Gambar 2
Letak batas pemotongan di garis servical

5. Bentuk penonjolan akar disesuaikan dengan panjang akar. Bentuk ini


diperoleh dari pembuatan bentuk triangular atau seperti huruf “V” di
atas cervical tiap-tiap elemen gigi tiruan. Bentuk penonjolan ini
alurnya makin ke apikal semakin sempit dan terkadang tidak jelas.
- Panjang bentuk penonjolan akar di rahang atas :
- Di gigi caninus paling panjang
- Di gigi incisive kedua yang terpendek
- Di gigi incisive pertama diantara kedua panjang penonjolan akar
diatas.

- Panjang bentuk penonjolan akar di rahang bawah ;


- Di gigi caninus paling panjang
- Di gigi incisive pertama lebih pendek dibandingkan dengan di gigi
incisive kedua.

Gambar 3
Bentuk penonjolan akar gigi membentuk huruf “V”

6. Bagian lingual dibentuk konkaf (cekung) sebagai tempat lidah,


sedangkan cusp lingual dibuat tidak membentuk undercut sehingga
mengganggu pergerakan lidah.

7. Daerah interproksimal harus sedikit cembung untuk meniru interdental


papilla sehingga hygienis dan mencegah penumpukan sisa makanan.

8. Waxing bagian .tengah dan tepi Labial dan bukal dibentuk cekung.
Pada RA harus menutupi tuberositas dan bagian Palatal sampai garis
A – H line.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 71


9. Haluskan semua permukaan luar geligi tiruan malam dengan
melewatkan diatas api spiritus atau dengan menggosok dengan kain
halus/sutra sampai mengkilap.Dapat juga dibuat stippling (seperti
permukaan Kulit jeruk yang sama dengan permukaan Gusi asli yang
sehat dan berbintik-bintik) dengan menggunakan sikat yang berbulu
kaku/brush kering.

Gambar 4
Hasil wax contouring RA dan RB

c. Postdam / posterior palatal seal


(Penutupan di daerah batas posterior protesa rahang atas)

Postdam :
merupakan penonjolan seperti bubungan pada tepi posterior protesa
rahang atas yang dibentuk dari pengerokan pada model kerja di daerah
sebelah anterior dari garis getar / AH line.

Tujuan pembuatan postdam adalah:


5. Untuk menambah retensi dari gigi tiruan.
6. Mencegah makanan masuk ke bawah gigi tiruan.
7. Memberikan penekanan pada batas posterior dari basis gigi tiruan
RA.

Cara pembuatan postdam :

1. Tarik garis dari hamular notch kiri ke hamular notch kanan, ±2 mm di


depan fovea palatina.

2. Lalu buat garis lagi, membentuk seperti 2 buah gunung.

3. Kerok bagian Posterior RA disepanjang garis dari hamular notch kiri


ke Hamular Notch kanan sedalam ±1 – 1,5 mm tetapi pada bagian
tengah dan tepi lebih dangkal (±1 mm).

4. Kerokan dilanjutkan menuju ke 2 gunung tadi tetapi kerokan makin


lama makin dangkal dan menghilang sampai batas puncak 2 gunung.

Jika belum wax contouring, maka dilanjutkan dengan prosedur tsb,


tetapi jika sudah dilakukan wax contouring maka siap dilaksanakan

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 72


prosedur flasking yang sebelumnya dilakukan tindakan fiksir pada seluruh
tepi basis malam.

Gambar 5
Pembentukan postdam
A. Hamular Notch
B. Vibrating Line
C. Fovea Platina
D. Bentuk 2 gunung
E. Penampang melintang bagian model yang
dikerok

Ringkasan

Bab ini menjelaskan mengenai wax contouring, yaitu membentuk pola


malam dari basis gigi tiruan sedemikian rupa sehingga menyerupai anatomi
gusi atau jaringan lunak mulut yang asli. Ada 2 cara dalam melakukan
prosedur wax contouring, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung.
Postdam merupakan penonjolan seperti bubungan pada tepi posterior
protesa rahang atas yang dibentuk dari pengerokan pada model kerja di
daerah sebelah anterior dari garis getar / AH line. Pembuatan postdam ini
dilakukan sebelum wax contouring, karena saat wax contouring wax sudah
difiksir pada model, sehingga tidak dapat dilepas lagi.

Pertanyaan

Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :


1. Sebutkan pengertian dari wax contouring?
2. Sebutkan 2 cara melakukan wax contouring?
3. Sebutkan pengertian dari postdam?
4. Sebutkan tujuan pembuatan postdam?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 73


BAB 10
FLASKING, BOILING OUT
DAN PACKING GTLL
TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dan cara
melakukan flasking.
2.Mampu menjelaskan dengan benar macam-macam flasking.
3.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dan cara melakukan
boiling out.
4. Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dan cara melakukan
packing

Setelah dilaukan penyusunan gigi dan dilanjutkan dengan wax contouring


maka prosedur selanjutnya adalah prosesing akrilik. Prosesing akrilik ini
diawali dengan flasking kemudian dilanjutkan dengan boiling out, packing
akrilik, curing dan deflasking. Untuk bab ini akan dibahas mengenai flasking,
boiling out dan packing akrilik.

a. Flasking

Adalah suatu proses penanaman model dan trial denture malam dalam
suatu flask/cuvet untuk membuat sectional mold. Mold bagian bawah dibuat
dengan menanam model dalam gips dan bagian atas dibuat dari 2 adukan
stone yang terpisah di atas denture wax. Proses ini dilakukan untuk
memampatkan dan memproses resin akrilik saat pembuatan landasan gigi
tiruan dan alat-alat prostetik lainnya.

Flasking gigi tiruan ada 2 cara :


1. Holding the casting
2. Pulling the casting

1. Holding The Casting

Semua elemen gigi pengganti ditutup pada permukaan labialnya dengan


stone/plaster sehingga setelah boiling out terlihat seperti gua dan ketika
packing, adonan akrilik harus melewati di bawah elemen gigi untuk mencapai
ke daerah sayap (disebut “packing through”).

Kerugian cara ini :

a. Sulit mengontrol pada waktu boiling out, apakah wax sudah bersih atau
belum
b. Sulit untuk memulaskan separating medium
c. Ketika packing, sulit mengontrol apakah akrilik sudah mencapai daerah
sayap atau belum

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 74


Keuntungan : Peninggian gigit tidak terjadi atau dapat dicegah.

Indikasi : GTSL dengan sayap labial/bukal kecil atau tanpa sayap.

2. Pulling The Casting


Semua elemen gigi pengganti tidak ditutup dengan stone/plaster, jadi gigi-
gigi tersebut dibiarkan terbuka pada waktu flasking bagian bawah, sehingga
setelah boiling out gigi-gigi tersebut akan terbawa pada flask atas.

Kerugian : Peninggian gigit sulit dihindari.

Keuntungan :
a. Pengulasan separating medium mudah
b. Packing mudah dikontrol
c. Boiling out mudah dikontrol

Indikasi :
a. GTSL dengan sayap besar/lebar
b. Free end saddle
c. GTLL

Alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk flasking :


1. flask
2. bowl
3. spatula
4. pisau gips
5. vibrator
6. vaseline
7. plaster of paris
8. air

Flask terdiri atas :


1. Bagian bawah
Kadang-kadang ada bagian yang dapat dilepas dibagian
bawah/dasarnya
2. Bagian atas
Lebih tinggi atau dalam. Disertai penutup flask.

Ukuran flask : small, medium, large, extra large.

Prosedur yang dilakukan di lab :


1. Periksa flask apakah penutupnya rapat, apakah flask bagian bawah dan
flask bagian atas berkontak rapat.
2. Pilih flask yang besarnya sesuai dengan besar model. Jarak minimal
model ke dinding flask + 13 mm. Bila model terlalu besar, tepi dan
dasar model dapat ditrim.
3. Gigi tiruan malam di “fixir’ pada bagian seluruh tepinya, agar plaster
tidak masuk ke bawah gigi tiruan malam (diantara gigi tiruan malam dan
model kerja).
4. Aduk plaster dan isi flask bawah dengan adonan tersebut..

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 75


Untuk mendapatkan adonan yang cukup :
4. volume air sama dengan volume flask tetapi dikurangi sedikit
5. plaster dimasukkan ke dalam air sampai permukaannya sedikit di atas
air.
5. Model beserta gigi tiruan malam dimasukkan ke dalam flask sampai
kedasar flask
6. Kelebihan plaster untuk menutupi model. Elemen gigi tiruan tidak
ditutup plaster.
Jangan sampai ada undercut dan tepi flask bawah harus bebas dari
plaster agar tidak mengganggu penutupan flask atas.
7. Biarkan plaster mengeras dan mencapai setting time.haluskan
permukaan plaster dengan amplas halus.
8. Setelah keras ulasi seluruh permukaan plaster dengan separating
medium, biasanya menggunakan vaseline.
9. Pasang flask atas tanpa penutup, kemudian isi dengan adukan plaster
sampai setengah bsgian flask atas sambil digetarkan (untuk mencegah
porus), lanjutkan pengisian plaster sampai penuh.
10.Tutup flask atas sampai rapat. Biarkan adonan plaster sedikit keluar
dari flask atas.
11.Kunci flask.
12.Bersihkan flask dari sisa-sisa plaster, biarkan plaster mengeras (flask
terasa hangat).

a b

c
Gambar 1
flasking RA (a). tampak dari oklusal;(b).tampak dari samping;
(c). tampak dari depan.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 76


Gambar 2
Flasking RB (a). tampak dari oklusal; (b). tampak dari depan.

Gambar 3
Posisi model yang ditanam dalam cuvet

Gambar 4
Model RA dan RB yang telah ditanam dalam flask bawah

Gambar 5
Pengisian adonan stone diatas model malam

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 77


Gambar 6
skema dalam cuvet yg menunjukkan tinggi
dari bahan tanam yg berbeda.

SEPARATING MEDIUM
Separating medium adalah suatu bahan pelapis yang diulaskan atau
dilapiskan di atas suatu permukaan bahan yang dapat mencegah melekatnya
permukaan bahan lain ke permukaan bahan yang pertama tadi.

Macamnya :
1. Tinfoil
2. cold mold seal
3. air sabun
4. vaseline

b. Boiling out
Adalah menghilangkan wax dari model yang telah ditanam dalam flask,
untuk mendapatkan suatu “mold space”.

Caranya :
1. Masukkan flask ke dalam air dengan temperatur kamar kemudian
panaskan. Setelah mendidih tunggu beberapa saat (+ 5 menit),
kemudian flask diangkat.
2. Flask dibuka, flask atas dan flask bawah dipisahkan.
3. Sisa wax yang telah lunak dibersihkan dengan menyiramkan air panas
sampai bersih. (air panas boleh dibubuhi sedikit detergent).
4. Setelah mold space bersih, periksa kembali keadaannya.
5. Tepi-tepi plaster yang tipis atau tajam harus dihaluskan.
6. Bila ada elemen gigi yang lepas, dikembalikan pada kedudukan semula.
7. Mold space siap diulasi dengan separating medium (menggunakan
cms).
8. Elemen gigi tiruan tidak boleh terkena separating medium.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 78


Gambar 7
Mold space yang telah bersih dari wax

c. Packing
Adalah proses menempatkan adonan akrilik resin ke dalam mold
kemudian dilakukan pengepresan pada cuvet dan siap dilakukan
pemanasan/pemasakan (curing).

Faktor-faktor yang perlu diketahui :


1. Panas dari flask
Harus sama dengan temperatur kamar.
- Bila temperatur lebih dingin → menghambat aliran akrilik
- Bila temperatur lebih panas → akrilik mulai proses curing.

2. Mencampur monomer dan polimer


- Perbandingan dan lamanya mencampur (mixing time) harus
menurut aturan pabrik pembuatnya. Umumnya monomer : polimer
= 1 : 3 atau 1 : 4.
- Kedua zat tersebut diaduk dalam mixing jar terbuat dari
gelas/porselen, kemudian aduk perlaha-lahan kemudian ditutup
(untuk mencegah penguapan monomer ketika setting time).
- Mixing jar harus bersih dan kering
- Spatula harus dari stainless steel.
3. Packing time
Yaitu waktu yang tepat untuk memasukkan adonan akrilik kedalam mold
space.
- Bila diruangan panas → packing time akan lebih cepat.
- Cara menentukan packing time : bila adonan akrilik masih melekat
ke mixing jar dan berserabut, belum sampai pada packing time.
- Packing time yang tepat yaitu adonan akrilik pada tahap “dough
stage”.

Cara Packing :
A. Untuk HOLDING THE CASTING:
1. Campur polimer ke dalam monomer, aduk perlahan-lahan.
2. Tutup mixing jar rapat-rapat sampai tercapai dough stage.
3. Ambil sedikit adonan, tekan perlahan-lahan sampai ke daerah sayap
(mixing jar tetap tertutup), hindari kontak dengan jari → gunakan
cellophane.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 79


4. Sisa adonan diletakkan ditengah mold space, ratakan, tutup dengan
sellophane dan pasang flask atas.
5. Press perlahan-lahan dan sebentar-sebentar didiamkan untuk memberi
kesempatan akrilik mengalir ke mold space.
6. Beberapa saat flask dibuka, cellophane diangkat, periksa apakah akrilik
sudah memenuhi mold space sampai ke perifer.
Kelebihan akrilik dibuang dengan pisau tajam atau lecron.
7. Press kembali sampai tidak ada kelebihan akrilik dan flask bawah
berkontak rapat dengan flask atas. Keadaan kontak rapat ini diistilahkan
dengan “metal to metal contact”. Pengepresan berulang-ulang ini disbut
“trial closure”.
8. Pada press terakhir (“final closure”), cellophane tidak dipakai sampai
akrilik mencapai “complete flow”.

B. Untuk PULLING THE CASTING :


Caranya sama dengan A tetapi adonan dibagi dua. Sebagian diletakkan
pada flask bawah (lebih banyak) dan sebagian diletakkan pada flask
atas (lebih sedikit).

Metode pencampuran monomer dan polimer ada dua cara :


a. Dry methode : monomer dan polimer langsung dicampur di dalam
mold space, tidak diaduk, hanya digetarkan.
b. Wet methode : monomer dan polimer dicampur dimixing jar hingga
mencapai dough stage lalu adonan dimasukkan ke mold space.

Monomer dan polimer yang dicampur, mengalami 6 stadium :


1. wet sand / sandy stage
2. puddled sand
3. stringy / sticky stage
4. dough stage / packing stage
5. rubbery stage
6. stiff stage.

Gambar 8
Penempatan adonan akrilik ke mold

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 80


Langkah selanjutnya adalah:
1. Flask dikeluarkan dari press, dibuka hati-hati dan cellophane
dibuang.rapikan kelebihan akrilik. Tambahkan sedikit resin pada
landasan gigi tiruan di 3 atau 4 tempat, taruh cellophane yang baru
tutup kemudian press. Lakukan ini 3x hingga mold terisi padat, semua
kelebihan resin dibuang dan bagian-bagian flask metal to metal. Trial
closure.
2. Sebelum final closure, tinfoil dipasang dan ulasi tinfoil cair pada
permukaan model flask bawah

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada prosedur packing:


1. Suhu dari flask:sama dengan temperature kamar.
2. Perbandingan dan lamanya waktu mencampur monomer dengan
polimer: sesuai aturan pabrik. Biasanya 1:3 atau 1:4.
3. Menentukan packing time: yaitu waktu yang tepat untuk memasukkan
adonan akrilik ke dalam mold. Bila masih lengket dan seperti
berserabut belum bisa di packing. Tunggu hingga benar-benar lepas
dengan mudah.

Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai proses flasking, yaitu suatu proses
penanaman model dan trial denture malam dalam suatu flask/cuvet untuk
membuat sectional mold. Mold bagian bawah dibuat dengan menanam
model dalam gips dan bagian atas dibuat dari 2 adukan stone yang
terpisah di atas denture wax. Proses ini dilakukan untuk
memampatkan dan memproses resin akrilik saat pembuatan landasan gigi
tiruan dan alat-alat prostetik lainnya. Flasking gigi tiruan ada 2 cara, yaitu
Holding the casting dan Pulling the casting.
Boiling out adalah menghilangkan wax dari model yang telah ditanam
dalam flask, untuk mendapatkan suatu “mold space”.
Packing adalah proses menempatkan adonan akrilik resin ke dalam mold
kemudian dilakukan pengepresan pada cuvet dan siap dilakukan
pemanasan/pemasakan (curing).

Pertanyaan

Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :


1. Sebutkan pengertian dari flasking?
2. Sebutkan macam-macam bahan separating medium?
3. Sebutkan pengertian dari boiling out?
4. Sebutkan pengertian dari packing?
5. Sebutkan macam-macam dari packing?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 81


BAB 11
CURING DAN DEFLASKING GTLL

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar definisi dan cara
melakukan curing.
2. Mampu menjelaskan dengan benar macam-macam resin akrilik.
2.Mampu menjelaskan dengan benar definisi dan cara melakukan
deflasking.

a. Curing
adalah polimerisasi dari resin akrilik antara monomer yang bereaksi
dengan polimernya bila dipanaskan atau ditambah suatu zat kimia lain.

Menurut polimerisasinya akrilik dibagi menjadi :


1. Polimerisasi secara thermis disebut heat curing acrylic
2. Polimerisasi secara chemis (bahan kimia sudah ditambahkan dalam
monomer) disebut cold curing atau self curing acrylic.

1.Heat Cured Acrylic .


Adalah jenis resin yang membutuhkan panas untuk melaksanakan proses
polimerisasi. Pada umumnya, dipanaskan pada suhu ≥ 65 0C . Ini adalah
polimer bahan landasan gigi tiruan yang paling banyak digunakan dewasa
ini, termasuk jenis akrilik yang digunakan untuk pembuatan gigi tiruan
lengkap lepasan (GTLL).

Komposisi :

A. Powder.
i. Polimer poly ( methyl methacrylate). Baik serbuk yang diperoleh dari
Polimerisasi methyl methacrilate dalam air maupun partikel yang
Tidak teratur bentuknya yang diperoleh dengan cara menggerinda
batangan polimer.
ii. Initiator peroksida ; berupa 0,2-0,5% benzoyl peroksida.
iii. Pigmen ; sekitar 1% tercampur dalam partikel polimer Titanium.
iv. Opaficer atau Zinc Oksida Dibutil Ptalat.
v. Plasticizers
vi. Serat Sintetik Nilon, akrilik.

B. Cairan/liquid
i. Monomer methyl methacrylate
ii. Stabilizer ; sekitar 0,006 % hydroquinone untuk mencegah
berlangsungnya polymerisasi selama penyimpanan.
iii. Kadang-kadang terdapat bahan untuk memicu cross-link; seperti
ethylene glycol dimethacrylate.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 82


Manipulasi :
a).perbandingan polimer/monomer. Biasanya 3 sampai 3,5/1 satuan
volume atau 2,5/1 satuan berat. Penggunaan perbandingan yang
benar adalah penting :
i. bila ratio terlalu tinggi, tidak semua polimer sanggup dibasahi oleh
monomer dan akibatnya akrilik yang telah digodok akan bergranula.
ii.Tidak boleh terlalu rendah. Sewaktu polimerisasi monomer murni
terjadi pengerutan sekitar 21% satuan volume. Pada adonan akrilik
yang berasal dari perbandingan polimer/monomer yang benar,
kontraksi ini adalah sekitar 7%. Bila terlalu banyak monomer, maka
kontraksi yang terjadi akan besar.
b). Pencampuran bubuk dan cairan dalam perbandingan yang benar
dicampur di dalam tempat tertutup lalu dibiarkan agak lama hingga
dicapai stadium dough.

Pemberian panas dapat secara :


1. dry heat : dipanaskan dengan udara kering
2. vapour : dipanaskan dengan uap panas
3. water : dipanaskan dengan air panas.

Factor-faktor yang perlu diperhatikan pada saat curing, sebagai berikut:


- Pemberian panas harus teratur.
- Monomer (liquid) mendidih pada temperatur 212 oF atau 100 oC.
- Pada tahap permulaan, temperatur air jangan terlalu tinggi,
sehingga panas akibat reaksi polimerisasi dapat dialirkan ke
investment material.
- Panas yang terlalu tinggi sehingga monomer mendidih, dapat
menyebabkan porus yang disebut gaseous porosity.
- Mold space yang kurang terisi selama curing (kurang press), dapat
menyebabkan terjadinya porus yang disebut shrinkage porosity.
- Jadi selama curing, sebaiknya flask tetap dalam press.

Diagram lamanya curing :

1. Rapid cure
2. Slow cure
Bila curing selesai (sampai suhu kamar), flask baru boleh dibuka.
Bila flask dibuka ketika masih panas akan menyulitkan dan dapat
menyebabkan perubahan pada hasil curing, karena polimerisasi
belum selesai.

2.Self Cured Acrylic .


Adalah setiap resin yang dapat dipolimerisasi dengan penambahan suatu
aktivator atau katalisator tanpa menggunakan panas dari luar. Disebut juga
Chemically Activated Resin, Autopolymer Resin, Cold Curing Resin, atau
Quick Cure Resin. Resin akrilik jenis ini sering digunakan untuk
pembuatan sendok cetak perorangan, plat ortodonsia dll.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 83


b. Deflasking
Adalah proses membuka flask, dengan keadaan plaster berikut model
rahang dan gigi tiruan akrilik didalamnya dikeluarkan secara utuh. Gigi tiruan
tidak boleh terlepas dari model rahangnya agar dapat di remounting ke
articulator untuk proses selective grinding.

Cara :
1. Mold gigi tiruan dilepaskan dari flask.

Gambar 1
Mold dilepas dari flask (cuvet)

2. Gergaji dinding luar stone dr atas ke bawah pada area Caninus kanan dan
kiri dan pada ujung distal kanan dan kiri.lakukan secara hati-hati agar tidak
mengenai GT

Gambar 2
Bagian luar dari mold yang telag digergaji
(A). tampak dari atas ; (B). tampak dari samping

3. Lalu bongkar sekat stone perlahan-lahan, lepas dari permukaan fasial gigi-
gigi dengan pisau gips.

Gambar 3
Bahan tanam dibuang dengan pisau gips
(A). tutupnya dibuka; (B).pembuangan dari bagian posterior terlebih dahulu

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 84


4. Stone pada permukaan Lingual gigi-gigi di trim, untuk memperkecil
patahnya GT.

Gambar 4
Gigi tiruan dengan sekat luar dari mold yang telah dibuang

5. Gigi tiruan akrilik pada model kerja siap untuk di remounting

Gambar 5
Gigi tiruan akrilik pada model kerja yang telah dibuang
bahan tanamnya dan siap di remounting

Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai proses curing, yaitu polimerisasi antara
monomer yang bereaksi dengan polimernya bila dipanaskan atau ditambah
suatu zat kimia lain. Polimerisasi dibagi menjadi polimerisasi secara thermis
disebut heat curing dan polimerisasi secara chemis (bahan kimia sudah
ditambahkan dalam monomer) disebut cold curing atau self curing.
Deflasking adalah proses membuka flask, dengan keadaan plaster
berikut model rahang dan gigi tiruan akrilik didalamnya dikeluarkan secara
utuh. Gigi tiruan tidak boleh terlepas dari model rahangnya agar dapat di
remounting ke articulator untuk proses selective grinding.

Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:
1. Sebutkan pengertian dari curing akrlik?
2. Sebutkan macam-macam polimerisasi dari akrilik?
3. Sebutkan factor-faktor apa yang harus diperhatikan pada saat curing?
4. Sebutkan pengertian dari deflasking?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 85


BAB 12
REMOUNTING & SELECTIVE GRINDING

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar definisi dan tujuan dari
remounting.
2.Mampu menjelaskan dengan benar penyebab oklusi yang tidak
harmonis.
3.Mampu menjelaskan dengan benar apa yang harus diperbaiki pada
oklusi yang tidak harmonis.
4. Mampu menjelaskan dengan definisi dan cara melakukan selective
grinding.

a. Remounting
Adalah Pemasangan kembali model kerja dan GT kedalam artikulator
setelah proses packing, curing dan deflasking.

Tujuan Remounting:
Untuk mengkoreksi adanya hubungan oklusi yang tidak harmonis dari GT
setelah proses curing. Karena semua perubahan pada hubungan oklusal
setelah proses curing harus diperbaiki dengan menempatkan kembali pada
artikulator dan mengkoreksinya sehingga didapatkan oklusi yang
harmonis/seimbang sebelum dilepas dari model kerja.

Hubungan Oklusi yang tidak harmonis, dapat disebabkan oleh karena :


1. Kesalahan saat proses di laboratorium
2. Kesalahan dalam pemasangan di articulator.
Seorang tehnisi gigi bertanggungjawab atas pemasangan model di
artikulator dan prosedur laboratorium dan selayaknya mengenali atau
mengetahui kesalahan-kesalahan prosedur laboratorium.

1.Kesalahan-kesalahan prosedur laboratorium:


1. Perubahan tinggi dimensi vertikal oklusi karena bergesernya incisal
guide pin artikulator.
2. Bergesernya susunan elemen-elemen gigi.
3. Adanya wax di elemen-elemen gigi.
4. Kesalahan prosedur packing, dimana akrilik terlalu tebal karena
pengepresan yang tidak optimal.
5. Kesalahan proses curing (pemasakan) terlalu cepat dengan
Temperatur tinggi.
heat curing memerlukan slow curing, yaitu 70° C selama 6-7 jam agar
stabilitas Dimensinya baik.
6. Beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol seperti perubahan dimensi
akrilik, akrilik ekspansi hingga temperatur polimerisasi tercapai dan
resin mengalami kontraksi ketika terjadi polimerisasi dan kontraksi

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 86


berlanjut hingga mencapai suhu kamar. Perbedaan ekspansi dan
kontraksi tersebut menyebabkan sedikit penyusutan basis akrilik yang
mengakibatkan perubahan posisi elemen-elemen gigi dan terjadilah
hubungan oklusi yang tidak harmonis.

2.Kesalahan-kesalahan pemasangan model di artikulator dapat berupa:


1. Kedudukan basis tidak tepat.
2. Basis dan occlusal rim tidak melekat benar ketika melakukan
pencatatan gigitan.
3. Hambatan atau masalah di ujung distal model.
4. Ketidaktepatan penyetelan artikulator pada posisi sentrik dan
eksentrik.
5. Perubahan dimensi plaster yang digunakan untuk pemasangan model

Setiap perubahan dalam hubungan kontak oklusal dari gigi-gigi setelah


selesai diproses harus diperbaiki dengan cara mengembalikan gigi tiruan
akrilik beserta modelnya ke artikulator sebelum gigi tiruan tersebut dipisahkan
dari modelnya.

Perbaikan dari perubahan oklusi:


1. Mengembalikan tinggi dimensi vertikal sesuai dimensi vertikal
sebelum gigi tiruan diproses (oklusi sentrik).
2. Memperbaiki oklusi eksentrik (working dan balancing side).

Cara remounting:

Metode split cast :


1. Model kerja dan galangan gigit malam dipasang di artikulator
yang sebelumnya telah dibuat takik-takik bentuk hurup “V” di kanan,
kiri, depan dan belakang model kerja. Takik ”V” ini digunakan sebagai
pemandu untuk mengembalikan posisi model berikut gigi tiruan ke
artikulator, tanpa mengalami perubahan posisi. Dengan demikian
keadaan model rahang pada artikulator, ketika penyusunan gigi
sesuai dengan keadaan/ posisi model rahang sesudah gigi tiruan
disalin dengan akrilik ketika selective grinding akan dilakukan.
2. Lapisi sedikit vaselin pada seluruh permukaan model dan takik agar
mudah dilepas kembali.
3. Kemudian ditanam dengan gips.
4. Proses selanjutnya penyusunan elemen GT, flasking, packing dan
deflasking.
5. Model kerja dan GT di kembalikan /ditempatkan di artikulator sesuai
dengan tanda takik bentuk “V”.
6. Rekatkan dengan bantuan malam perekat “sticky wax” diseluruh tepi
model.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 87


Gambar 1
Metode split cast

7. Kemudian perhatikan posisi pin incisal terhadap incisal guide table.


# jika pin incisal terangkat , maka ada peninggian gigit dan ini harus
dikoreksi sampai dengan pin tidak terangkat.
# jika pin tidak terangkat, maka tidak ada peninggian gigit dan ini
dilanjut dengan melihat bagaimana dengan artikulasinya.

Gambar 2
Pin insisal terangkat adan tidak berkontak dengan insisal guide table

Cara membuat tiga lekuk/takik “V” pengontrol:


A. Dasar model dihaluskan
B. Tiga index/ lekuk diletakkan di :
- Lekuk 1: pada garis tengah di dasar model
- Lekuk 2 dan 3: tepat di bawah frenulum buccalis kiri dan kanan di
dasar model
- Misal letak index /takik di titik a.
Dari titik a, ke kiri dan ke kanan diukur jarak 4 mm, sehingga
diperoleh titik b dan c.
- Dari titik b dan c, buat busur dengan jari-jari 5 mm, perpotongan
kedua busur ini di titik d dan e.
- Dengan pisau gips, dipotong dasar model tersebut mulai dari titik
b/c miring sehingga titik d dan titik e menjadi satu garis.

Ada dua tahap remounting yaitu laboratory remount dan patient remount.
Yang dilakukan oleh teknisi gigi adalah laboratory remount.

Laboratory remount
Sebelum melepaskan gigi tiruan dari modelnya, kembalikan model ke posisi
semula di artikulator dengan panduan takik/ index bentuk “V”.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 88


Bila incisal guide pin tidak menyentuh meja incisal, berarti dimensi vertikal
oklusi menjadi lebih tinggi, dan sebaliknya bila incisal guide pin sudah
menyentuh meja incisal sebelum elemen-elemen gigi atas dan bawah
berkontak, kemungkinan kekurangan bahan akrilik ketika packing dan terjadi
penyusutan akrilik yang berlebihan. Dimensi vertikal oklusi dikoreksi dengan
cara selective grinding.

b. Selective grinding
atau pengasahan selektif

Adalah memodifikasi permukaan-permukaan oklusal elemen gigi dengan


cara mengasah tempat-tempat tertentu pada permukaan oklusal elemen-
elemen gigi menurut syarat-syarat tertentu sehingga menghasilkan gigi tiruan
dengan oklusi yang seimbang (balanced occlusion).

Pengasahan ini menghilangkan deflective occlusal contacts (kontak oklusal


gigi-gigi yang dapat menyebabkan gerakan menyimpang mandibula dari
arah penutupan yang normal ke relasi sentrik).

Hukum B.U.L.L (buccal upper lingual lower), termasuk salah satu metode
selective grinding.
Oklusi yang harmonis dan seimbang merupakan salah satu pertimbangan
penting dalam pembuatan gtll. Tindakan selective grinding tidak boleh
dilakukan tanpa pengetahuan atau pengertian keseimbangan oklusi
(balanced occlusion).
Ketidaktepatan dalam oklusi sentrik gigi tiruan setelah diproses,
dihilangkan dengan mengasah atau grinding baik cusp-cusp maupun fossa-
fossa, yang ditandai oleh garis putus-putus (bercak-bercak biru dari
articulating paper), tergantung pada hubungan gigi-gigi dalam gerakan lateral.

Tahap-tahap melakukan selective grinding:


1. Mengembalikan dimensi vertikal semula.
Caranya dengan menggunakan kertas karbon (articulating paper yang
tipis) warna hitam/ biru yang diletakkan pada seluruh permukaan
oklusal sampai terlihat tanda-tanda pada daerah-daerah tertentu.

Gambar 3
Menandai kontak oklusal yang menyimpang
dengan kertas karbon

2. Setelah itu ganti dengan kertas karbon warna lain misalnya merah
untuk memeriksa oklusi pada keadaan eksentrik.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 89


Pengasahan tanda-tanda tersebut harus menurut cara:
a. Kalau cusp terlalu tinggi pada oklusi sentrik dan eksentrik, maka
asahlah cusp tersebut.
b. Kalau cusp terlalu tinggi pada keadaan oklusi sentrik tetapi tidak
dalam keadaan oklusi eksentrik, maka asahlah fossanya

3. Pengasahan dengan menggunakan stone kecil di tempat-tempat yang


ada tanda-tanda karbon secukupnya, kemudian ulangi pengecekan
dengan kertas karbon untuk melihat apakah deflective contact sudah
hilang.

4. Setelah dimensi vertikal oklusi telah kembali ke asalnya, ada 3 hal


yang perlu diperhatikan:
a. Jangan mengasah palatal cusp gigi-gigi atas (BU)
b. Jangan mengasah cusp bukal gigi-gigi bawah (LL).
c. Jangan memperdalam fossa dari setiap gigi.
Jika ketiga hal tersebut di atas tidak dipenuhi, maka dapat merusak
tinggi vertikal.

5. Pada pemeriksaan selanjutnya dengan kertas karbon, jika masih


terjadi deflective contact pada gerakan eksentrik (working dan
balancing side), biasanya disebabkan karena hubungan yang kurang
harmonis antara inklinasi penunjuk (guiding inclines) dari cusp-cusp
yang berlawanan.

Jika mengasah inklinasi cusp bagian luar, akan menyebabkan estetik


menjadi jelek, maka bila masih terjadi deflective contact pada oklusi
eksentrik, selective grinding dilakukan dengan cara:
a. Pada working side (Hukum BULL):
a.1. Asah inklinasi bagian dalam dari
cusp bukal gigi-gigi atas (BU)
a.2. Asah inklinasi bagian dalam dari
cusp lingual gigi-gigi bawah (LL).

b. Pada balancing side:


Asah inklinasi bagian dalam dari cusp bukal gigi-gigi bawah.

c. Pada pergerakan protrusif:


Asah cusp bukal gigi-gigi atas dan cusp lingual gigi-gigi
bawah.

6. Selective grinding untuk gigi-gigi anterior harus mempertahankan


estetik.
Cara untuk mengasah gigi-gigi anterior:
a. Asah permukaan labil dari gigi-gigi bawah
b. Asah permukaan palatal dari gigi-gigi atas.

Penyelesaian terakhir, gunakan pasta carborundum pada permukaan oklusal


gigi –gigi, untuk menghilangkan ketidakteraturan agar diperoleh permukaan
oklusal yang halus.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 90


Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai remounting, yaitu pemasangan kembali
model kerja dan gigi tiruan kedalam artikulator setelah proses packing,
curing dan deflasking. Tujuan dari remounting adalah untuk mengkoreksi
adanya hubungan oklusi yang tidak harmonis dari GT setelah proses curing.
Karena semua perubahan pada hubungan oklusal setelah proses curing
harus diperbaiki dengan menempatkan kembali pada artikulator dan
mengkoreksinya sehingga didapatkan oklusi yang harmonis/seimbang
sebelum dilepas dari model kerja.
Perbaikan oklusi yang tidak harmonis dilakukan dengan 2 cara, yaitu
memperbaiki dimensi vertical dan oklusi eksentrik. Cara remounting yang
dipakai yaitu dengan metode split cast dengan bantuan takik “V” pada basis
model kera.
Selective grinding merupakan memodifikasi permukaan-permukaan
oklusal elemen gigi dengan cara mengasah tempat-tempat tertentu pada
permukaan oklusal elemen-elemen gigi menurut syarat-syarat tertentu
sehingga menghasilkan gigi tiruan dengan oklusi yang seimbang (balanced
occlusion).

Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :

1. Sebutkan yang dimaksud dengan remounting?


2. Sebutkan tujuan dari remounting?
3. Sebutkan cara memperbaiki oklusi yang tidak harmonis?
4. Sebutkan hukum yang digunakan untuk melakukan selective
grinding? Dan jelaskan maksudnya?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 91


BAB 13
PEMULIHAN, PENYELESAIAN
DAN PEMOLESAN GIGI TIRUAN
(DENTURE RECOVERY, FINISHING DAN
POLESHING)

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar definisi dan cara melakukan
denture recovery.
2.Mampu menjelaskan dengan benar mengenai definisi dan cara
melakukan denture finishing.
3.Mampu menjelaskan dengan benar mengenai definisi dan cara
melakukan denture poleshing.

a. Pemulihan gigi tiruan


(Denture Recovery)
Adalah membuang atau memisahkan stone/ gips plaster model kerja dari
gigi tiruan akrilik setelah proses remounting dan selective grinding selesai.

Cara :
1. Lepaskan model kerja dan gigi tiruan dari plat basis di artikulator.
2. Potong dasar model kerja bagian demi bagian dengan gergaji kecil.
3. Lakukan dengan hati-hati dan cermat, sehingga tidak merusak basis
akrilik.
4. Setelah itu masukkan pisau gips diantara celah bekas potongan
gergaji, kemudian sedikit diungkit untuk memisahkan bagian demi
bagian.Lakukan dengan hati-hati dan terkontrol untuk menghindari
patahnya plat/basis akrilik.
5. Tahan daerah sayap dengan menggunakan tangan agar dapat
mengontrol tekanan yang kuat, hati-hati tangan jangan sampai
terluka.
6. Buang potongan gips yang kecil dahulu baru kemudian yang agak
besar.
7. Untuk membuang gips pada daerah undercut gunakan bur fissure
cross cut atau separating disk.

b. Penyelesaian gigi tiruan


(Denture finishing)
Adalah Proses menyempurnakan bentuk akhir gigi tiruan dengan
membuang sisa akrilik pada tepi-tepi gigi tiruan, sisa akrilik atau stone yang
tertinggal sekitar elemen gigi atau nodul-nodul pada basis akrilik akibat dari
prosesing akrilik.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 92


Jika proses wax contouring sudah sesuai dengan bentuk yang diinginkan
proses finishing lebih mudah dan sederhana dilakukan.

Flash adalah :
Resin akrilik yang menonjol keluar di antara kedua mold karena tekanan yang
dilakukan selama proses prosessing.

Pembuangan flash pd gigi tiruan:


- Dengan menggunakan ARBON BAND dengan tekanan yang ringan
dan putaran yang perlahan atau dengan menggunakan bur presser
(carbide bur).

Gambar 1
Membuang flash dengan arbon band

Gambar 2
Carbide bur untuk membuang flash

- Membuang flash dan stone kecil di sekitar leher gigi: Dengan


menggunakan pahat/alat cungkil kecil yang tajam dengan gerakan
perlahan.

Gambar 3
Pahat untuk membuang flash

- Membuang nodul resin akrilik : Hati-hati membuangnya dengan


menggunakan stone/bur bulat kecil.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 93


c.Poles gigi tiruan
(Denture polishing)
Adalah Proses menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan tanpa
mengubah konturnya.

Tahapan :
1. Menghaluskan
2. Mengkilapkan

1. Menghaluskan.
Semua guratan, lekukan dan area yang kasar harus dibuang dan dihilangkan
dengan menggunakan alat abrasif. Seluruh permukaan halus dan rata.

Cara :
- Gunakan rag wheel (putih) dan bahan abrasif pumice halus (basah)
untuk menghaluskan seluruh permukaan akrilik.
- Hilangkan semua daerah yang kasar dengan putaran wheel yang
tidak terlalu cepat untuk menghindari perubahan kontur.

2. Mengkilapkan.
Setelah seluruh permukaan halus baru mulai dikilapkan, dengan
menggunakan buff wheel (dari wool) dan akrilik polish

Cara :
- Caranya sama dengan pada saat menghaluskan tetapi wheel yang
digunakan adalah dari bahan wool yang halus dan lunak.
- Gunakan bubuk polish basah dengan putaran yang sedang.
- Permukaan bagian dalam tidak boleh dipoles.

Gambar 4
Hasil poles gigi tiruan lengkap

Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai denture recovery, yaitu pemulihan gigi
tiruan dengan membuang atau memisahkan stone/ gips plaster model kerja
dari gigi tiruan akrilik setelah proses remounting dan selective grinding
selesai. Dan denture finishing yaitu Proses menyempurnakan bentuk akhir
gigi tiruan dengan membuang sisa akrilik pada tepi-tepi gigi tiruan, sisa akrilik
atau stone yang tertinggal sekitar elemen gigi atau nodul-nodul pada basis
akrilik akibat dari prosesing akrilik. Selain itu juga membahas mengenai

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 94


denture polishing yaitu Proses menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan
tanpa mengubah konturnya.
Penyelesaian gigi tiruan ini dilakukan secara hati-hati agar gigi tiruan tidak
berubah bentuk ataupun rusak karena tekanan pada saat pengasahan
dengan bur dan semua guratan, lekukan dan area yang kasar harus dibuang
dan dihilangkan dengan menggunakan alat abrasif dan dipoles sehingga
menghasilkan gigi tiruan yang halus dan mengkilap.

Peranyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini:

1. Sebutkan apa yang dimaksudkan definisi dan cara melakukan dengan


denture recovery?
2. Sebutkan apa yang dimaksudkan definisi dan cara melakukan dengan
denture finishing?
3. Apa yang dimaksudkan dengan flash?
4. Sebutkan apa yang dimaksudkan definisi dan cara melakukan dengan
denture poleshing?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 95


BAB 14
REFITTING DAN REPARASI GTLL
TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa:


1.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dan indikasi dari
pencetakan kembali ( refitting).
2.Mampu menjelaskan dengan benar mengenai cara melakukan
pecekatan kembali (refitting)..
3.Mampu menjelaskan dengan benar pengertian dan indikasi reparasi
gigi tiruan.
4. Mampu menjelaskan dengan benar cara melakukan prosedur
reparasi gigi tiruan.

Gigi tiruan lengkap yang telah digunakan beberapa lama oleh penderita
sering mengalami kerusakan maupun ketidak cekatan gigi tiruan. Untuk
mengetahui definisi, indikasi dan cara pencekatan kembali dan reparasi gigi
tiruan akan dibahas pada bab ini.

a. Pencekatan kembali GTLL


(REFITTING)

Definisi :
Suatu cara untuk memperbaiki gigi tiruan yang tidak cekat atau tidak tepat
lagi, sehingga kembali menjadi cekat atau tepat pada tempatnya, begitu pula
hubungan oklusi maupun artikulasinya.

Ada 3 cara :

1. Relining / pelapisan kembali


Adalah perbaikan terhadap permukaan gigi tiruan yang menghadap
jaringan mulut dengan suatu bahan basis baru, sehingga kontak gigi tiruan
dengan permukaan jaringan mulut cekat atau tepat kembali.

Indikasi :
a. Gigi tiruan sudah tidak tepat lagi
b. Hanya terdapat sedikit perubahan oklusi, sehingga oklusi dapat
dipertahankan
c. Desain gigi tiruan baik
d. Basis gigi tiruan masih baik
e. Elemen gigi tidak patah, rusak, aus berlebihan
f. Penderita masih puas dengan penampilannya.

Cara relining :
1. Gigi tiruan dilubangi (4-5 lubang) untuk retensi bahan cetak,
kemudian siap untuk dilakukan pencetakan dengan alginate. Disini
gigi tiruan digunakan sebagai SC.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 96


2. Siap dilakukan pengecoran untuk model kerja dengan moldano
(dental stone type III) kemudian dilanjutkan dengan prosedur Beading
dan boxing.
3. Letakan gigi tiruan dan model kerja serta bahan cetak alginate ke
dalam cuvet, kemudian dilakukan proses Flasking. Gigi tiruan
menghadap ke atas dan tidak ditutupi gips.
4. Sertelah keras buka cuvet atas kemudian bahan cetak alginate dan
model kerja ada dibagian cuvet bawah sedang gigi tiruan ada di cuvet
atas.
5. Bahan alginate dibuang.
6. Permukaan gigi tiruan yang menghadap ke mukosa dikasarkan
dengan bur.
7. Buat postdam pada model kerja RA.
8. Setelah itu dilanjutkan dengan prosedur packing s/d poles.

2. Rebasing / penggantian basis

Adalah membuang basis gigi tiruan yang lama lalu menggantikannya


dengan basis yang baru untuk mencapai penyesuaian terhadap resorpsi
jaringan lunak mulut, tanpa mengubah hubungan oklusinya.

Indikasi :
a. Gigi tiruan yang sudah longgar, karena resorpsi tl alveolar
b. Desain gigi tiruan masih baik
c. Susunan dan bentuk elemen gigi tiruan masih baik, tidak patah/rusak,
tidak aus berlebihan
d. Basis gigi tiruan sudah buruk karena pemakaian gigi tiruan yang sudah
lama atau warna berubah
e. Keadaan porus dalam yang terlalu banyak.
Cara Rebasing :
1. Buat adonan gips letakkan diatas artikulator bagian bawah.
2. Permukaan oklusal dan insisal gigi tiruan dibenamkan ke dalam
adonan gips tadi kira-kira setinggi 1/3 bagian oklusal.
3. rapikan gips plaster.
4. Gigi tiruan dengan model hasil pencetakan beserta oklusal index
dipasang di artikulator, kemudian semua kunci engsel dikunci
sehingga tidak bergerak-gerak.
5. Gigi tiruan dilepas kemudian potong seluruh basis gigi tiruan sampai
batas cervikal gigi tiruan.
6. Kembalikan sisa elemen gigi tiruan dan sedikit basis akrilik yang
tersisa ke dalam oklusal index.
7. Buat basis baru dari baseplate wax pada model kerja kemudian
rekatkan kembali dengan elemen gigi tiruan yang ada di oklusal Index
kemudian lakukan Wax conoturing dan terakhir difixir.
8. Lepaskan model kerja dan wax gigi tiruan kemudian lakukan Flasking
s/d poles.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 97


A B

C
Gambar 1
(A). pembuatan oklusal index; (B). basis gigi tiruan yang
telah dipotong; (C). pembuatan basis wax.

3. Rekonstruksi

Adalah prosedur penggantian seluruh gigi tiruan dan elemen giginya, tetapi
tanpa mengganti kerangka logam. Rekonstruksi pada umumnya dilakukan
pada gigi tiruan lengkap dengan basis kerangka logam.

b. Reparasi GTLL

Adalah suatu tindakan perbaikan gigi tiruan dengan tujuan memperbaiki


kerusakan yang terjadi setelah dipakai beberapa lama oleh pasien.

Macam-macam kerusakan protesa :

A. Basis gigi tiruan yang patah.


Plat atau basis sering ditemukan patah karena penyebab :
1. kesalahan konstruksi
- elemen gigi tiruan disusun diluar lengkung sehingga gaya kunyah
disalurkan ke tengah gigi tiruan dan mengakibatkan protesa
patah.
- basis bagian depan palatum tipis.
- konsistensi akrilik tidak tepat atau kuvet terlalu cepat didinginkan
setelah curing.

2. faktor dari mulut


- tekanan berlebihan pada saat mengunyah.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 98


- resorbsi tulang alveolar yang cepat sehingga gigi tiruan tidak
stabil dan mudah patah.
- frenulum labialis terlalu tinggi. Area ini merupakan awal terjadinya
fraktur.
- penderita mempunyai kebiasaan mengunyah pada 1 sisi.

3. faktor dari luar mulut


- tekanan berlebihan saat perbersihan gigi tiruan.
- gigi tiruan terjatuh atau terinjak.

Cara reparasi basis gigi tiruan yang patah:


1. Bagian gigi tiruan yang patah disatukan kembali dengan
menggunakan sticky wax , tidak boleh ada bagian yang hilang dan
permukaan Sticky wax harus rata.
2. Untuk menambah kekuatan dan stabilisasi gunakan batang korek api
yang dicekatkan pada permukaan oklusal gigi tiruan dengan sticky
wax.

Gambar 1
Gigi tiruan RA yang patah

Gambar 2
Fiksasi gigi tiruan yang patah dengan batang korek api

3. Buat model kerja pada gigi tiruan patah yang sudah disambung tadi.
4. Gunakan malam atau kapas basah untuk mengisi daerah undercut.
5. Setelah kering buang batang korek api tersebut dan buat ruang akrilik
sepanjang area patah yaitu dengan membuat bevel dan dovetail.
6. Gigi tiruan dilepas, model kerja diulasi cms, kemudian gigi tiruan
dipasang kembali dan wax/kapas di daerah undercut diganti dengan
gips.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 99


A B
Gambar 3
A. Bentuk bevel ; B. Bentuk dovetail

7. Lakukan waxing, flasking, packing, curing s/d poles.

Cara reparasi basis retak :


1. Daerah basis gigi yang menghadap/kontak jaringan di cor dengan
gips (jika retaknya sedikit cor tidak perlu semua).
2. Tepi bagian yang retak dilebarkan dengan bur membentuk celah
selebar 3mm.
3. Buat bevel kerah luar untuk retensi. Dan pada permukaan palatal
dibuat bentuk dovetail.
4. Model kerja diulasi cms, gigi tiruan dipasang ke model kerja kembali.
5. Aplikasikan cold curing acrilik, kemudian ratakan dengan jari supaya
groove terisi.
6. Setelah akrilik keras kemudian baru dilakukan poles.

B. Elemen gigi tiruan lepas tapi tidak pecah.


Disebabkan karena:
- kekurangan resin saat packing.
- terdapat lapisan minyak, separating medium, wax pada elemen gigi
tiruan.
- ketika packing dilakukan waktu dough stage terlampaui.

Cara reparasi gigi patah atau hilang:


1. Bersihkan sisa gigi yang patah dengan bur, kemudian diperluas
sampai palatal.
2. Tepi bagian labial jangan dibuang untuk pertimbangan estetik .
3. Pilih gigi tiruan yang sesuai.
4. Cekatkan elemen gigi tiruan yang baru dengan sticky wax.
5. Buat index dari gips pada permukaan labial. Permukaan Labial gigi
diulasi vaselin dulu.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 100


Gambar 4
Gigi tiruan dengan elemen yang lepas
dan pemilihan elemen gigi pengganti

Gambar 5
Elemen dicekatkan pada gigi sebelahnya
dan pembuatan gips index

6. Lepaskan elemen gigi tiruan dan bersihkan sticky wax.


7. Letakkan elemen gigi tiuan dan buat adonan akrilik, masukkan
kedalam celah bagian palatal s/d terisi rata kemudian rapikan.
8. Setelah polimerisasi selesai, kemudian kontur dibentuk, dihaluskan
dan dipoles.

Ringkasan
Bab ini menjelaskan mengenai definisi refitting yaitu cara untuk
memperbaiki gigi tiruan yang tidak cekat atau tidak tepat lagi, sehingga
kembali menjadi cekat atau tepat pada tempatnya, begitu pula hubungan
oklusi maupun artikulasinya. Refitting terdiri dari 2 macam; yaitu relining dan
rebasing.
Sedangkan definisi dari reparasi gigi tiruan adalah suatu tindakan
perbaikan gigi tiruan dengan tujuan memperbaiki kerusakan yang terjadi
setelah dipakai beberapa lama oleh pasien. Ada bermacam-macam
kerusakan yang terjadi, misalnya plat yang patah atau retak dan elemen gigi
yang lepas. Patahnya gigi tiruan bisa disebabkan karena kesalahan
konstruksi, faktor dari dalam dan dari luar mulut.

Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini :
1. Sebutkan yang dimaksud dengan refitting?
2. Sebutkan macam-macam proses refitting?
3. Sebutkan yang dimaksdud dengan reparasi gigi tiruan?
4. Sebutkan macam-macam kerusakan yang menyebabkan gigi tiruan
harus direparasi?

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 101


DAFTAR PUSTAKA

1. Lindawati S.M, dan Titi Soebekti. Kumpulan Naskah Temu Ilmiah


Nasional I (TIMNAS I). PT. Guna Widya. Jakarta. 1988.
2. Swenson G. Merrill. Stout J. Charles . Complete Denture. Fourth Edition.
The C.V. Mosby Company. ST. Louis. 1958.
3. Basker R.M, dkk. Perawatan Prostodontik Bagi Pasien Tak Bergigi.
Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta. 1996.
4. http://gigiputihbersih.wordpress.com.2008/11/21.very.immediate-denture.
5. Gunadi, Heryanto A, dkk. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan,
Jilid 1. Jakarta. 1987.
6. Gehl H.Daniel. Dkk. Complete Denture Prosthesis. Fourth Edition. W.B
Saunders Company. Philadelpia and London.1958.
7. Mac Gregor A .Roy. Watt M. David. Designing Complete Dentures.
Philadelphia, and London, Toronto. 1976.
8. George A. Zarb, dkk. Buku Ajar Prostodontik Untuk Pasien Tidak Bergigi
Menurut Boucher, Edisi 10. EGC. Jakarta. 1990.
9. Carl O. Boucher. Swenson’s Complete Dentures, Sixth Edition. Saint
Louis. Mosby Company. 1970.
10. Stratton J. Russel. Wiebelt j. Frank. An Atlas of Removable Partial
Dentures Design. Quintessence Publishing Co.Inc. Cichago, London,
Berlin, Sao paolo, Tokyo and Hongkong. 1988.
11. Rudd D. Kennet. dkk. Dental Laboratory Procedures. Removable Partial
Denture. Second Edition. S.T . Louis. Toronto. Priceton. Mosby
Company.1986.
12. Landy Chester. Full Denture. Tufts University School of Dental
Medicine.ST. Louis. Mosby Company. 1958.
13. Itjiningsih, W.H. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. Penerbit Buku Kedokteran
Gigi. ECG. Jakarta.
14. Itjiningsih, W.H. Anatomi Gigi. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC.
Jakarta. 1991.
15. Schlosser O. Rudolph. Gehl H. Daniel. Complete Denture Prosthesis.
Third Edition. Philadelpia & London. Mosby Company. 1953.
16. Bureau of Naval Personal , Dental Tehcnician, Prosthetic. The United
States Navi. Navpers 10685-C.
17. Basker R.M, dkk. Perawatan Prostodontik Bagi Pasien Tak Bergigi.
Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta. 1996.
18. Sheldon Winkler, D.D.S.,F.A.C.D. Essential of Complete Denture
Prosthondontics.WB.Saunders Co. Philadelpia/London?Toronto. 1979.
19. Charles M.Heartwell,Jr. Arthur O.Rahn. Syllabus of Complete
Denture.Fourth ed. Lea & Febriges, Philadelpia. 1986.

Gigi Tiruan Lengkap Lepasan - 102

Anda mungkin juga menyukai