LP Anemia - Balqis
LP Anemia - Balqis
LP Anemia - Balqis
Disusun Oleh :
Putri Balqis
PO71202230069
B. Etiologi
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kebutuhan zat besi meningkat
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi
Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan
prevalensi anemia defisiensi zat besi, antara lain :
1. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.
2. Pendarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir
6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.
D. Manifestasi Klinik
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,
palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih
hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem
neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
E. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal
3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan
yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan
hemoglobin 19%. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan
kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
F. PATHWAY
Kehamilan
Kurang informasi
Kurangnya
Kurang
suplai O2 ke
pengetahuan
otak
Resiko komplikasi Ketidakseimbangan
BBLR, abortus, partus nutrisi kurang dari
prematur kebutuhan tubuh
Respon keluarga Ketidakmampuan
keluarga mengenali
kurang pengetahuan/ masalah kesehatan
Ketidaktahuan fakta
Ketidakmampuan
Tidak memahami
keluarga mengambil
mengenai fisik, berat dan
keputusan
luas masalah
Tidak mengetahuai Ketidakmampuan
keadaan penyakit, keluarga merawat
penyebab, perjalanan anggota keluarga
penyakit, gejala dan yang sakit
perawatan
Pengalaman yang kurang Ketidakmampuan
dari petugas kesehatan keluarga
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
G.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
pravelensi anemia. Keuntungan metode pemeriksaan Hb adalah mudah, sederhana dan
penting bila kekurangan besi tinggi, seperti pada kehamilan sedangkan keterbatasan
pemerisaan Hb adalah spesifitasnya kurang yaitu sekitar 65-99% dan sensitifitasnya 80-
90% .
Anemia pada ibu hamil berdasarkan pemeriksaan dan pengawasan Hb dengan Sahli
dapat digolong kan berdasarkan berat-ringannya terbagi menjadi, anemia berat jika Hb
7gr%, anemia sedang jika kadar Hb antara 7 sampai 8gr% dan bila anemia ringan jika
kadar Hb antara 9 sampai 10gr% .
Metode yang paling sering digunakan dilaboratorium dan paling sederhana adalah
metode sahli dan sampai saat ini baik di puskesmas maupun di beberapa Rumah Sakit.
Pada metode sahli, hemoglobin dihidrolisis dibentuk dengan HCL menjadi forroheme
oleh oksigen yang ada diudara diosidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi
dengan ion CL membentuk Ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin
yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standard,
karena membandingan pengamatan dengan mata secara langsung tanpa menggunakan
alat, maka subjektivitas hasil pemeriksaan sangat berpengaruh hasil pembacaan
H.Penatalaksanaan
Pencegahan dan terapi anemia pada kehamilan berdasarkan klasifikasi anemia
adalah sebagai berikut
1. Anemia Zat Besi Bagi Wanita Hamil
Kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada trimester kedua
dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena itu
pada trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi.sebaiknya
wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari,
selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-
sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin. Terapinya adalah :
oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan
kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum
dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus
maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam
waktu 24 jam).
Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena
anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan test alergi
sebanyak 0,50 cc / IC.
2. Anemia Megaloblastik
Pencegahannya adalah apabila pemberian zat besi tidak berhasil maka
ditambah dengan asam folat, adapun terapinya adalah
asam folat 15-30 mg / hari,
vitamin B12 1,25 mg / hari
sulfas ferrosus 500 mg / hari
pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat sehingga dapat diberikan
transfusi darah
3. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik ini dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan
adalah tranfusi darah.
4. Anemia Hemolitik
Pengobatan adalah tranfusi darah.
5. Anemia Lain
Dengan pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu
pada trimester I dan III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil
mengalami anemia, maka dilakukan pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet pada
ibu hamil di Puskesmas, artinya ibu hamil setiap hari mengkonsumsi 1 tablet besi
I. Fokus Pengkajian
Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll.
b. Keluhan utama
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala penurunan
kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama meliputi letih, lesu, lemah, lelah ,
pandangan berkunang-kunang
c. Rirwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang
nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa
kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang
terjadi.
Pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa mengeluhkan pusing, lelah, dll.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit
tertentu seperti infeksi dapat memungkinkan terjadinya anemia.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik.
d. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas-istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardia/ takipnae.
2) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
3) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB).
4) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi
e. Pemeriksaan penunjang
1) Hitung kada Hb dalam darah
2) Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan dinilai untuk darah
hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada
normal.
3) Feritin . Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah zat besi dalam
tubuh dan membantu mendeteksi anemia kekurangan zat besi..
4) Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti
yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam
sumsum tulang juga menunjuk ke arah anemia kekurangan besi
J. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan jaringan.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan kadar hemoglobin dalam
darah.
3. Nutrisi kurang dari kebtuhan berhubungan dengan peningkatan isi lambung.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.
K. Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC / Tujuan Intervensi
Keperawatan KH NIC Aktivitas
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Management a. Kaji TTV pasien,
berhubungan dengan asuhan enrgi b. Kaji penyebab keletihan
hipoksia sel dan keperawatan ...x... c. Pantau asupan nutrisi
jaringan. jam klien mampu pasien
menoleransi aktivitas d. Ajarkan rentang
yang bisa dilakukan . pengaturan aktivitas dan
KH: teknik manajemen waktu
a. Menyadari untuk mencegah kelelahan.
keterbatasan energi e. Bantu apsien untuk
b. Menyeimbangkan mengidentifikasi aktivitas
aktivitas dan istirahat pasien
c. Mengatur jadwal f. Bantu pasien untuk
aktivitas untuk mengubah posisi secara
menghemat energi. berkala, jika perlu.
Gangguan perfusi Setelah dilakukan Managemen a. Kaji TTv
jaringan berhubungan asuhan sirkulasi b. Kaji sirkulalsi ke jaringan
dengan menurunan keperawatn ...x... jam perifer
kadar hemoglobin status sirkulasi c. Berikan diet tinggi Fe
dalam darah. normal. d. Informasikan pasien
KH: untuk istirahat total.
a. Tekanan sistole dan e. Kolaborasikan kedokter
diastole dalam untuk pemberian oksigen
rentang yang f. Kolaborasikan untuk
diharapkan transfusi
b. Menunjukkan
konsentrasi yang baik
c. Tingkat kesadaran
baik
Nutrisi kurang dari Setelah dilakuan Managemen a. kaji faktor pencetus mual
kebtuhan asuhan nutrisi dan muntah
berhubungan dengan keperawatan ...x... b. kaji maknan kesukaan
peningkatan isi jam pasien pasien
lambung. mmemperlihatkan c. kaji riwayat alergi pasien
status gizi yang baik. d. berikan pasien makanan
KH: yang hangat
a. Pasien akan e. berikan pasien makanan
mempertahankan sedikit tapi sering
berat badan. f. minimalkan faktor yang
b. Menoleransi diet dapat menimbulkan mual
yang di anjurkan. muntah.
c. Memiliki tingkat g. Kolaborasikan untuk
energi yang adekuat pemberian obat antiemetik.
Bothamley, judy dan Maureen boyle. 2011. Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC
M, Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.
Jakarta: EGC
Johnson, M.,et all, 2016, Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC). Sixth Edition. Iowa : Mosby Elsavier.