LP Anemia - Balqis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Disusun Oleh :
Putri Balqis
PO71202230069

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK
2023-2024
A. Pengertian
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada
trimester II .

B. Etiologi
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kebutuhan zat besi meningkat
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi
Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan
prevalensi anemia defisiensi zat besi, antara lain :
1. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.
2. Pendarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir
6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.

C. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil


Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomi maupun
fisiologi pada ibu. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan
psikologis. Untuk itulah dalam kehamilan terjadi adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan
psikologi.
a. System reproduksi + payudara
1) vagina dan vulva
Akibat pengaruh hormon estrogen,vagina dan vulva mengalami perubahan pula.
Sampai minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiruan tanda disebut tanda chatwick. Warna portio
pun tampak kebiruan.
2) Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen, jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks
lebih banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak
mengandung kolagen. Akbiat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah maka kosintensinya serviks
menjadi lunak yang disebut tanda Goodell.
3) Uterus
Pada kehamilan 8 minggu uteus membesar sebesar telur bebek dan pada
kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada saat ini fundus uteri
telah dapat diraba dari luar diatas simpisis.
4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum, korpus
luteum gravidarum berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian dia mengecil setelah
plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron.
5) Payudara/Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,
estrogen dan progesteron, akan tetap belum mengeluarkan air susu ibu (ASI).
Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran,sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus pada mammae.
b. Sistemik :
1) Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia
kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada
minggu 30-32 karena setelah 34 minggu plasma darah terus meningkat tetapi
volume sel darah merah tidak.
2) Sistem respirasi
Pada 32 minggu keatas, karena uterus yang membesar kearah diafragma
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Hal tersebut mengakibatkan
kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas.
3) Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung
menurun.Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan intestin.
4) Sistem traktus urinarius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air
menjadi lancar.
5) Sistem integumen
a) Pigmentasi: disebabkan oleh hormon pituitari anterior melanotropin yang
meningkat selama kehamilan.
b) Fasial melasma : chloasma atau topeng kehamilan adalah bentuk seperti
jerawat, merupakan hiperpigmentasi, berwarna kecoklatan diatas pipi,
hidung dan kening.
c) Linea nigra : merupakan garis pigmentasi yang terentang dari simfisis pubis
sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah tubuh.
d) Striae gravidarum tanda regagangan disebabkan kerja adenokortikosteroid
yang terlihat pada abdomen, paha dan payudara.
e) Angioma atau telangiektasis (vascular spiders): ujung arteriola yang
berdenyut dan menonjol berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan.
Biasanya ditemukan pada leher, dada, wajah dan lengan
6) Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga kalsium dan
fosfor.Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan
baik.Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah
terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil membantu
aktivitas penghancuran email yang menyebabkan caries.Di lain pihak, sendi
pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita secara
bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen.Untuk
mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertari ke belakang dan
tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat
menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
7) System Persarafan
Trimester I
Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan
gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah.
Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau
mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang
lebih disukai.
Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan
perasaan tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan
yang rasanya pahit selama kehamilan.
Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam
tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang mulai berkurang.
Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop)
sering terjadi pada awal kehamilan.
Trimester II
Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan
tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan
dengan gangguan penglihatan, sinusitis, atau migran.
Kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan tekanan pada
pembuluh darah panggul yang dapat mengganggu sirkulasi dan saraf
yang menuju ektremitas bagian bawah.
Masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani akibat kekurangan
kalsium (hipoklasemia)
Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di
daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan
lateral femoral.
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh
hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena
ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah
duduk atau berdiri dengan periode yang lama.
Trimester III
Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf
atau kompresi akar syaraf
Rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas disebabkan
postur tubuh ibu yang membungkuk.
Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunel
syndrom selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf
median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini
ditandai parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal
akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang
menjalar ke siku.
Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan tangan.
Pembengkakan tersebut menekan saraf median dibawah ligmen
persendian antara lengan dan tangan.
Akroestesia ( kaku dan gatal di tangan ) yang timbul akibat posisi bahu
yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen
fleksus brachialis.
8) Sistem Endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting terjadi untuk
mepertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan
pascapartum (nifas) Tes HCG(Human Chorionic Gonadotropin) positif dan
kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai
kehamilan 6 minggu.
9) Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi
berumutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi waktu hamil
harus ditingkatkan hingga 300 kalori/hari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan (menu
seimbang)
a) kalori
Kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah 2000 Kkal, sedang untuk
orang hamil dan menyusui masing-masing adalah 2300 dan 2800 Kkal.
Kalori dipergunakan untuk produksi energi. Bila kurang energi akan
diambil dari pembakaran protein yang mestinya dipakai untuk pertumbuhan
b) protein
Protein dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan yaitu untuk
pertumbuhn janin,uterus,plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk
pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu(protein plasma,
hemoglobin, dan lain-lain). Bila wanita tidak hamil, konsumsi protein yang
ideal adalah 0,9 gram/kg/bb/hari tetapi selama kehamilan dibutuhkan
tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah
protein hewani seperti daging, susu, telur, keju dan ikan kerena mereka
mengandung komposisi asam amino yang lengkap. Susu dan produk susu
disamping sebagai sumber protein adalah juga kaya dengan kalsium.
c) Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-hari yaitu
buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Zat besi yang tidak bisa terpenuhi
dengan makan sehari-hari.
d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah
diberikan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat
terbukti mencegah kecatatan pada bayi.
10) Respon Imunologi
Janin yang terjadi akibat pertemuan dua gamet yang berlainan, satu dari
pihak ayah dan yang lain dari pihak ibu, sebenarnya merupakan benda asing
bagi ibunya. Dari sudut imunologis, adanya “benda asing” ini harus ditolak dan
dikeluarkan dari dalam tubuh. Namun ternyata, janin dapat diterima oleh system
imunitas tubuh wanita, walaupun antigen-antigen tersebut tidak pernah
menimbulkan forbiden clone selama perkembangan sistem tersebut. Dalam
kurun waktui 20 tahun terakhir ini, setelah pengetahuan imunologi sangat
meningkat, timbul penemuan dasar dan klinis yang memperlihatkan bahwa
respon imunitas pada keadaan-keadaan tertentu, seperti kehamilan, dapat
bangkit dan menimbulkan abortus. Setelah sperma berhasil menempuh
perjalanan yang cukup jauh di dalam saluran reproduksi wanita, akhirnya
bertemu juga dengan ovum di daerah tuba falopii dan terjadilah fertilisasi.
Dilihat dari sudut ilmu kebidanan, maka janin yang dapat dipertahankan selama
36 minggu kehamilan merupakan hal yang normal, sebaliknya dari sudut
imunologi, justru hal ini merupakan suatu kejadian alam; sebab telah diketahui
bahwa komposisi genetik janin tetjadi dari 2 set kromosom yang berbeda.
Ekspresi gen ayah selama perkembangan janin intrauterine menyebabkan
janin bersifat alograf terhadap ibunya sendiri. Oleh karena itulah maka, dari
sudut imunologi, penolakan plasenta dan janin oleh sistem imunitas ibu,
sehingga terjadi abortus, merupakan keadaan yang seharusnya terjadi. Hal
inidisebakan karena sistem imunitas selular akan bangkit terhadap janin yang
merupakan benda asing itu. Atas pengaruh zat limfokin yang dilepaskan SSLC
akan datang berbagai macam sel fagosit, termasuk makrofag dan leukosit. Daya
penolokan ini dapat di tingkatkan lagi pada waktu sel K, yang termasuk sel-sel
limfosit, turut menyerang alograf tersebut

D. Manifestasi Klinik
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,
palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih
hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem
neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.

E. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal
3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan
yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan
hemoglobin 19%. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan
kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
F. PATHWAY

Kehamilan

Plasma meningkat, Intake nutrisi tidak


pembentukan retikulosit adekuat
lambat, hidremia
(mual muntah)

Kurang informasi

Defisisnesi zat besi, asam


folat (anemia)

Kurangnya
Kurang
suplai O2 ke
pengetahuan
otak
Resiko komplikasi Ketidakseimbangan
BBLR, abortus, partus nutrisi kurang dari
prematur kebutuhan tubuh
Respon keluarga Ketidakmampuan
keluarga mengenali
 kurang pengetahuan/ masalah kesehatan
Ketidaktahuan fakta
Ketidakmampuan
 Tidak memahami
keluarga mengambil
mengenai fisik, berat dan
keputusan
luas masalah
 Tidak mengetahuai Ketidakmampuan
keadaan penyakit, keluarga merawat
penyebab, perjalanan anggota keluarga
penyakit, gejala dan yang sakit
perawatan
 Pengalaman yang kurang Ketidakmampuan
dari petugas kesehatan keluarga
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
G.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
pravelensi anemia. Keuntungan metode pemeriksaan Hb adalah mudah, sederhana dan
penting bila kekurangan besi tinggi, seperti pada kehamilan sedangkan keterbatasan
pemerisaan Hb adalah spesifitasnya kurang yaitu sekitar 65-99% dan sensitifitasnya 80-
90% .
Anemia pada ibu hamil berdasarkan pemeriksaan dan pengawasan Hb dengan Sahli
dapat digolong kan berdasarkan berat-ringannya terbagi menjadi, anemia berat jika Hb
7gr%, anemia sedang jika kadar Hb antara 7 sampai 8gr% dan bila anemia ringan jika
kadar Hb antara 9 sampai 10gr% .
Metode yang paling sering digunakan dilaboratorium dan paling sederhana adalah
metode sahli dan sampai saat ini baik di puskesmas maupun di beberapa Rumah Sakit.
Pada metode sahli, hemoglobin dihidrolisis dibentuk dengan HCL menjadi forroheme
oleh oksigen yang ada diudara diosidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi
dengan ion CL membentuk Ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin
yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standard,
karena membandingan pengamatan dengan mata secara langsung tanpa menggunakan
alat, maka subjektivitas hasil pemeriksaan sangat berpengaruh hasil pembacaan

H.Penatalaksanaan
Pencegahan dan terapi anemia pada kehamilan berdasarkan klasifikasi anemia
adalah sebagai berikut
1. Anemia Zat Besi Bagi Wanita Hamil
Kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada trimester kedua
dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena itu
pada trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi.sebaiknya
wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari,
selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-
sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin. Terapinya adalah :
 oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan
kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum
dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
 intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus
maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam
waktu 24 jam).
 Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena
anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan test alergi
sebanyak 0,50 cc / IC.
2. Anemia Megaloblastik
Pencegahannya adalah apabila pemberian zat besi tidak berhasil maka
ditambah dengan asam folat, adapun terapinya adalah
 asam folat 15-30 mg / hari,
 vitamin B12 1,25 mg / hari
 sulfas ferrosus 500 mg / hari
 pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat sehingga dapat diberikan
transfusi darah
3. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik ini dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan
adalah tranfusi darah.
4. Anemia Hemolitik
Pengobatan adalah tranfusi darah.
5. Anemia Lain
Dengan pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu
pada trimester I dan III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil
mengalami anemia, maka dilakukan pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet pada
ibu hamil di Puskesmas, artinya ibu hamil setiap hari mengkonsumsi 1 tablet besi

I. Fokus Pengkajian
Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll.
b. Keluhan utama
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala penurunan
kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama meliputi letih, lesu, lemah, lelah ,
pandangan berkunang-kunang
c. Rirwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang
nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa
kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang
terjadi.
Pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa mengeluhkan pusing, lelah, dll.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit
tertentu seperti infeksi dapat memungkinkan terjadinya anemia.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik.
d. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas-istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardia/ takipnae.
2) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
3) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB).
4) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi
e. Pemeriksaan penunjang
1) Hitung kada Hb dalam darah
2) Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan dinilai untuk darah
hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada
normal.
3) Feritin . Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah zat besi dalam
tubuh dan membantu mendeteksi anemia kekurangan zat besi..
4) Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti
yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam
sumsum tulang juga menunjuk ke arah anemia kekurangan besi

J. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan jaringan.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan kadar hemoglobin dalam
darah.
3. Nutrisi kurang dari kebtuhan berhubungan dengan peningkatan isi lambung.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.

K. Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC / Tujuan Intervensi
Keperawatan KH NIC Aktivitas
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Management a. Kaji TTV pasien,
berhubungan dengan asuhan enrgi b. Kaji penyebab keletihan
hipoksia sel dan keperawatan ...x... c. Pantau asupan nutrisi
jaringan. jam klien mampu pasien
menoleransi aktivitas d. Ajarkan rentang
yang bisa dilakukan . pengaturan aktivitas dan
KH: teknik manajemen waktu
a. Menyadari untuk mencegah kelelahan.
keterbatasan energi e. Bantu apsien untuk
b. Menyeimbangkan mengidentifikasi aktivitas
aktivitas dan istirahat pasien
c. Mengatur jadwal f. Bantu pasien untuk
aktivitas untuk mengubah posisi secara
menghemat energi. berkala, jika perlu.
Gangguan perfusi Setelah dilakukan Managemen a. Kaji TTv
jaringan berhubungan asuhan sirkulasi b. Kaji sirkulalsi ke jaringan
dengan menurunan keperawatn ...x... jam perifer
kadar hemoglobin status sirkulasi c. Berikan diet tinggi Fe
dalam darah. normal. d. Informasikan pasien
KH: untuk istirahat total.
a. Tekanan sistole dan e. Kolaborasikan kedokter
diastole dalam untuk pemberian oksigen
rentang yang f. Kolaborasikan untuk
diharapkan transfusi
b. Menunjukkan
konsentrasi yang baik
c. Tingkat kesadaran
baik
Nutrisi kurang dari Setelah dilakuan Managemen a. kaji faktor pencetus mual
kebtuhan asuhan nutrisi dan muntah
berhubungan dengan keperawatan ...x... b. kaji maknan kesukaan
peningkatan isi jam pasien pasien
lambung. mmemperlihatkan c. kaji riwayat alergi pasien
status gizi yang baik. d. berikan pasien makanan
KH: yang hangat
a. Pasien akan e. berikan pasien makanan
mempertahankan sedikit tapi sering
berat badan. f. minimalkan faktor yang
b. Menoleransi diet dapat menimbulkan mual
yang di anjurkan. muntah.
c. Memiliki tingkat g. Kolaborasikan untuk
energi yang adekuat pemberian obat antiemetik.

Konstipasi Setelah dilakukan Management a. Kaji dan dokumentasikan


berhubungan dengan asuhan konstipasi warna dan konsisten feses.
penurunan peristaltik keperawatan ...x... b. Kaji dan dokumentasi ada
usus. jam konstipasi atau tidak ada bisisng usus
menurun. dan distensi abdomen
KH: c. Berikan kepada pasien
a. Pola eliminasi tentang diet tinggi serat
dalam rentang yang d. Instruksikan kepada
diharapkan pasien menghindari
b. Feses lunak dan mengejan selama defekasi
berbentuk e. Konsultasikan dengan
c. Mengeluarkan feses dokter untuk pemberian
tanpa bantuan. obat untuk bantuan
eleminasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bothamley, judy dan Maureen boyle. 2011. Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC

M, Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.
Jakarta: EGC

Johnson, M.,et all, 2016, Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.

Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC). Sixth Edition. Iowa : Mosby Elsavier.

NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 2015-2017.


Edisi 10. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai