Laporan Akhir Kel 4 Komunitas New
Laporan Akhir Kel 4 Komunitas New
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan. (Harnilawati.2013 : 3)
(Harnilawati.2013 : 7)
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu klien yang berada pada
lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat yang
relative sama sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga dan komunitas.
Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain :
daerah terpencil, daerah rawan dan daerah kumuh.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak
dari keberhasilan mengatasi stresor.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stresor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan tujuan,
sasaran dan strategi intervensi keperawatan komunitas. (Chairani, Reni.2015 : 5)
Tabel 1.1 Perbedaan penanganan masalah kesehatan antara Asclepius dan Hegeia
1. Kelompok/aliran 1
Aliran ini cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah orang jatuh
sakit. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan kuratif. Kelompok tersebut terdiri
atas dokter, psikiater dan praktisi praktisi lain yang melakukan perawatan atau
pengobatan penyakit baik fisik maupun psikologis.
2. Kelompok/aliran 2
(Hernilawati.2013:11)
2.5 Perbedaan Keperawatan Komunitas dan Klinik
Perbedaan
No Aspek
Rumah Sakit Komunitas
1. Tempat kegiatan Bangsal perawatan klinik Puskesmas
Rumah
Sekolah
Perusahaan-perusahaan
Panti-panti
2. Tipe-tipe klien Orang sakit Orang sehat
yang dilayani Orang meninggal Orang sakit
Orang meninggal
3. Ruang lingkup Kuratif Promotif
pelayanan Rehabilitatif Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Resosiasi
4. Fokus/perhatian Rasa aman selama sakit Prningkatan kesehatan
utama Pencegahan penyakit
5. Sasaran individu Individu
pelayanan Keluarga
Kelompok kusus
Masyarakat
(Hernilawati.2013 : 7)
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus
dan terlat dala masyarakatynag berubah, sehingga pemenuhan dari metode keperawatan
kesehatan berubah, karena gaya hidup masyrakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definsi dan filosifi kini dari keperawatan
memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukan secara keseluruahan
dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupu dimensi sakit dalam interkasi nya
dengan keluarga dan komunitas. Trend praktik keperawatan meliputi perkembangan
berbagai tempat praktik dimana perawat memilki kemandirian yang lebih besar.
Perkembangan keperawatan di Indonesia ini sangatlah pesat, hal ini disebabkan oleh:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi
dengan cepat dapat diaakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat
diketahui msyarakat
2. Perkemabngan era globalisasi ini menyebabkan keperawatan di Indonesia harus
menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di Negara yang telah berkembang
3. Social ekonomi masyakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi dilain pihak masyarakat ekonomi
rendah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau.
B. Fungsi perawat
Berdasarkan perannya tersebut, perawat diharapkan dapat mendukung individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mencapai tujuan perilaku untuk hidup
sehat dan optimal yaitu diantaranya:
1. Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan
dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan
2. Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan dan
pendidikan kesehatan
3. Melakasanakan penyuluhan atau pendidikann kesehatan untuk pemulihan
kesehatan klien
4. Mengajarkan kepada klien informasi tentang tahapan perkembangan
5. Membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari media massa,
media elektronik dan lainnya
6. Memberikan informasi, mendengarkan secara objektif, memberikan dukungan,
memberikan asuhan, dan menjaga keputusan yang diberikan klien
7. Membantu klien mengidentifikasi masalah serta faktor-faktor yang
mempengaruhi
8. Memberikan petunjuk kepada klien untuk mencari pendekatan pemecahan
masalah yang tepat
1. Fungsi independen
Merupaan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melakukan tugasnya dilakukan secara mandiri dengan keputusan sendri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan,
pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri, dan
aktualisasi diri
2. Fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan . hal ini biasnaya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, dan lainnya
3. Fungsi independen
Dilakukan dalam kelompok timyang bersifat saling ketergantungandiantara satu
sama lain. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja
sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita penyakit kompleks.
3. Validasi Data Informasi yang dikumpulkan selama tahap pengkajian harus lengkap,
faktual dan akurat, sebab diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan didasarkan
informasi ini. Validasi merupakan verifikasi data untuk mengkonfirmasi bahwa data
tersebut akurat dan faktual. Validasi data sangat membantu perawat dalam melaksanakan
tugas, meyakinkan bahwa informasi pengkajian sudah lengkap, serta data subjektif dan
objektif dapat diterima.
4. Analisis komunitas Dalam melakukan analisis komunitas ada beberapa tahap yang
perlu dilakukan, yaitu kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.
a. Kategorisasi Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian data
pengkajian komunitas secara tradisional adalah sebagai berikut.
1) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, etnis, dan kelompok
ras). 2) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan besarnya kepala keluarga,
ruang publik, serta jalan).
3) Karakteristik sosialekonomi (pekerjaan dan kategori pekerjaan, tingkat pendidikan,
dan sewa atau pola kepemilikan rumah).
4) Sumber dan pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Pusat Kesehatan
Mental, dan sebagainya)
A. ANALISIS KOMUNITAS
Dalam melakukan analisis komunitas ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu
kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.
1. Kategorisasi Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian tradisional data
pengkajian komunitas adalah sebagai berikut.
a. Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, etnis dan kelompok ras).
b. Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan besarnya kepala keluarga (KK), ruang
publik, dan jalan).
c. Karakteristik sosialekonomi (pekerjaan dan kategori pekerjaan, tingkat pendidikan, dan sewa
atau pola kepemilikan rumah).
d. Sumber dan pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Pusat Kesehatan Mental,
dan sebagainya).
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
Diagnosis adalah suatu pernyataan tentang sintesis analisis data. Diagnosis keperawatan adalah
respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau risiko dan potensial, serta perawat diberi
kewenangan untuk mengatasi.
Penulisan diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas berbeda dengan individu dan
keluarga. Menurut Freeman (1970) dalam Ervin (2008), upaya atau action pelayanan keperawatan
komunitas haruslah berlandaskan pengkajian yang akurat yang dilakukan oleh seluruh komponen
yang ada di dalam komunitas, sehingga diagnosis keperawatan komunitas adalah kunci utama
pelayanan keperawatan yang dilakukan di komunitas.
Ada tiga bagian diagnosis keperawatan berikut ini.
1. Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan.
2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah.
3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Fokus diagnosis pada komunitas biasanya kelompok, populasi atau kelompok komunitas yang
memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan, etnis, kondisi perumahan).
3. Menetapkan Tujuan.
Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dapat diukur, dibatasi waktu, dan
berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik dalam penulisan tujuan.
b. Kapan melakukannya?
c. Berapa banyak?
d. Siapa yang menjadi sasaran?
e. Lokasinya di mana?
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan keperawatan komunitas
dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap implementasi adalah bagaimana
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, tetapi yang sangat penting
dalam implementasi keperawatan kesehatan komunitas adalah melakukan tindakan-tindakan
berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan atau mengatasi kondisi tidak sehat,
mencegah penyakit, dan dampak pemulihan.
1. Pengertian pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memfasilitasi agar
masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi, dan kebutuhan
setempat. Menurut Wallerstein (1992), pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses kegiatan
sosial yang meningkatkan partisipasi masyarakat dan organisasi yang bertujuan meningkatkan
kontrol individu dan masyarakat, kemampuan politik, memperbaiki kualitas hidup masyarakat,
dan keadilan sosial.
2. Proses pemberdayaan Kartasasmita (1995) menyatakan bahwa proses pemberdayaan dapat
dilakukan melalui tiga proses. Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang (enabling). Titik tolaknya adalah setiap manusia memiliki
potensi yang dapat dikembangkan. Artinya tidak ada sumber daya manusia atau masyarakat
tanpa daya. Dalam konteks ini, pemberdayaan adalah membangun daya, kekuatan atau
kemampuan, dengan mendorong (encourage) dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan
potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi atau
daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering), sehingga diperlukan langkah yang lebih
positif, selain dari iklim atau suasana. Ketiga, memberdayakan juga mengandung arti
melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah,
oleh karena kekurangberdayaannya dalam menghadapi yang kuat.
3. Strategi dalam pemberdayaan masyarakat Beberapa strategi dalam pemberdayaan
masyarakat yang digunakan, yaitu menumbuhkembangkan potensi masyarakat, kontribusi
masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat, mengembangkan gotong royong, bekerja
bersama masyarakat, komunikasi informasi dan edukasi (KIE) berbasis masyarakat, kemitraan
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat serta organisasi masyarakat lain, dan desentralisasi.
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan memperoleh
informasi tentang keberhasilan pencapaian tujuan, kegiatan, hasil, dan dampak serta biayanya.
Fokus utama dari evaluasi adalah mencapai perkiraan yang sistematis dari dampak program.
Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur suatu pencapaian tujuan
atau keadaan tertentu dengan membandingkan dengan standar nilai yang sudah ditentukan
sebelumnya. Juga merupakan suatu usaha untuk mencari kesenjangan antara yang ditetapkan
dengan kenyataan hasil pelaksanaan. Menurut Wijono (1997), evaluasi adalah prosedur secara
menyeluruh yang dilakukan dengan menilai masukan, proses dan indikator keluaran untuk
menentukan keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Menurut WHO (1990), pengertian evaluasi adalah suatu cara sistematis untuk memelajari
berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang lebih baik
dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan masa datang. Pengertian lain menyebutkan, bahwa
evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil
programnya dan berdasarkan hasil tersebut mengadakan penyesuaianpenyesuaian untuk
mencapai tujuan secara efektif. Jadi evaluasi tidak sekadar menentukan keberhasilan atau
kegagalan, tetapi juga mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa
yang bisa dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.
A. JENIS-JENIS EVALUASI
1. Menurut waktu pelaksanaan Menurut waktu pelaksanaan evaluasi dapat dibagi menjadi dua
sebagai berikut.
a. Evaluasi formatif Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program dan bertujuan
untuk memperbaiki pelaksanaan program. Temuan utama berupa masalah-masalah dalam
pelaksanaan program.
b. Evaluasi sumatif Dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai dan bertujuan
untuk menilai hasil pelaksanaan program. Temuan utama berupa capaian-capaian dari
pelaksanaan program.
2. Menurut Tujuan Menurut tujuan evaluasi dapat dibagi menjadi tiga, berikut ini.
a. Evaluasi proses
Evaluasi proses bertujuan untuk mengkaji bagaimana program berjalan dengan fokus pada
masalah penyampaian pelayanan (service delivery).
c. Evaluasi dampak Evaluasi dampak bertujuan untuk mengkaji apakah program memberikan
pengaruh yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga, masyarakat, dan kelembagaan.
Terkait dengan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai dari informasi tentang
penggunaan pengaruh (evaluasi hasil/manfaat), tentang penampilan kegiatankegiatan (evaluasi
proses) atau tentang fasilitas-fasilitas dan penataan-penataan (evaluasi struktur). Evaluasi harus
dipandang sebagai suatu cara untuk perbaikan pembuatan keputusan untuk tindakan-tindakan
di masa yang akan datang.
B. KOMPONEN-KOMPONEN EVALUASI
C. PROSES EVALUASI
Proses evaluasi dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi
terhadap program yang dievaluasi.
2. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang
akan dievaluasi.
3. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
4. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi
tersebut.
5. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
6. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya
berdasarkan hasil evaluasi tersebut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian
Hasil tabulasi data pengkajian tatanan kesehatan komunitas
1. PEMETAAN GEOGRAFIK DAN SOSAIL (GEO-SOSICIAL MAPPING)
Gambarkan letak geografis wilayah
Buatlah peta komunitas RT dan konteks social
Warga rt 07 dalam menghadapi penyembuhan suatu penyakit banyak keyakinan serta pemahaman
dalam menyembuhkan suatu penyakit. Ada yang memahami pengobatan herbal ada yang memahami
pegobatan secara farmakologi. Biasanya warga lebih memilih klinik dokter dalam menyembuhkan suatu
masalah penyakit karena dengan dating langsung ke klinik dokter dapat langsung segera di tangani
dengan cepat dan di beri sarpan pengobatan yang tepat. Namun ada juga yang memilih ke psukesmas
karena bisa menggunakan asuransi kesehatan BPJS kesehatan. Namun untuk penyakit yang di derita
bersifat emergency warga baru memilih layanan kesehatan rumah sakit sebagai tempat utama dalam
mengatasi masalah kesehatannya. Terdapat juga mantri di lingkungan warga rt 07 yang sangat
membantu dalam menentukan status kesehatan warga rt 07.
TOKO KLONTONG( ( MENJUAL OBAT PENJUALAN MAKANAN SIAP SAJI
SECARA BEBAS TANPA IZIN)
- PUSKESMAS
- POSYANDU MANTRI KEPERAWATAN
Pada tanggal 17 januari 2022, mahasiswa profesi keperawatan poltekkes jambi, melakukan
pendataan di rt 07 kelurahan sungai asam kecamatan pasar, memiliki jumlah data KK yang di kaji
sebanyak 80 KK. Terdapat beberapa latar belakang dari setiap KK, di mulai dari pedagang hingga
pegawai. Namun terdapat juga keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah namun status
ekonomi yang memiliki perubahan. Terdapat dampak yang begitu besar yang di rasakan oleh warga rt
07 kelurahan sungai asam kecamatan pasar yaitu dampak covid 19. Pendapatan yang menurun
sehingga harus mencari tambahan pendapatan contohnya ibu-ibu di lingkungan rt 07 mencari
tambahan pendapatan dengan berjualan di sekitar rumah nya. Dan juga ketua rt 07 juga menrasakan
dampak sehingga harus mecari tambahan pendapatan dengan menjadi ojek online. Terdapat juga
warga rt 07 yang menjadi mantri di lingkungan rt 07 dan sangat di butuhkan jika terdapat warga yang
mengalami msalah kesehatan atau pun perawatan sakit.
Perubahan atau pergeseran sosial nya Semenjak ada wabah covid 19 warga rt 07 harus mematuhi
protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker dan mencuci tangan, namun masih ada sebagian
warga yang tidak taat mematuhi protokol kesehatan. Namun demikian Untuk mencegah penularan virus
covid 19 warga rt 07 mengikuti program vaksinasi di lingkungan puskesmas koni rata-rata telah divaksin
Dari perkembangan politik di wilayah RT 07, warga mengikuti kegiatan politik di Indonesia namun
tidak ada warga rt 07 yang mencalonkan anggota politik di partai-partai untuk menjadi anggota
parlemen atau perwakilan rakyat.
6. Sejarah Kehidupan ( life history )
Pengalaman hidup masyarakat untuk mampu dan menunjukan suka cita, kesedihan dan
kebahagiaan
Foto kegiatan di masyarakat
Pada tanggal 17 januari 2022, mahasiswa profesi keperawatan poltekkes jambi, melakukan
pendataan di rt 07 kelurahan sungai asam kecamatan pasar, memiliki jumlah data KK yang di kaji
sebanyak 80 KK, memiliki status agama beragam dan suku budaya, memiliki keyakinan masing-masing
serta kepercayaan dalam mengatasi suka duka. Warga merasakan sangat berduka ketika masa covid apa
lagi terdapat warga terkonfirmasi covid dan harus di makamkan menggunakan protocol covid 19. Dan
keluarga yang berduka tidak dapat sepenuhnya melihat jenazah untuk terakhir kalinya.
Meningkatkan ibadah Dalam menghadapi duka yang di alami dengan cara memberikan doa
serta harapan. Rt 07 kelurahan sungai asam kecamatan pasar dengan mayoritas agama islam, yaitu
dengan melakukan pengajian rutin. Selain itu warga rt 07 juga melakukan kegiatan yang menignkatkan
hobby yaitu bermain olahraga volley. Kegiatan rutin juga di lakukan oleh warga dengan melakukan
senam pagi setaip minggu sekali. Terkadang juga membuat kegiatan dengan mengikuti lomba kegiatan
kampung bantar. Sebelumnya warga rt 07 tidak memiliki kegiatan seperti olahraga karna ketua rt saat ini
adlaah ketua rt yang baru menggangtikan ketua rt yang lama.
7. kalender komunitas ( community calendar )
Kalender ekonomi merupakan aktivitas ekonomi di dalam masyarakat misalnya di dalam
masyarakat pertanian
Seperti pembajakan sawah, penanaman bibit padi, panen, dsb
Kalender budaya, meliputi berbagai social dan kulutr aktivitas seperti liburan,festival
daerah dan perayaan keagamaan
Foto kegiatan kebudayaan setempat
Kegiatan rutin yang di lakukan setelah pasca covid 19. Sejak pertengahan tahun 2021 lalu, kegiatan
sudah mulai bisa di lakukan seperti kembali melakukan gotong royong, melakukan olahraga rutin
dengan bermain volley, melakukan pengajian serta terdapat beberapa anggota ibu-ibu kader mengikuti
kegiatan ibu-ibu PKK. Terdapat juga kegiatan dari kecamatan dengan membagikan bantuan.
JANUARI 2022
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
7
2 3 4 5 6 8
10 14
9 11 12 13 15
16 17 18 19 20 21 22
26
23 24 25 27 28 29
30 31
FEBRUARI 2022
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
4 5
1 2 3
9 11
6 7 8 10 12
16 18
13 14 15 17 19
25
20 21 22 23 24 26
27 28
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa jumlah keluarga yang memiliki bayi usia 0-12
bulan di RT 07 sebanyak 3 KK( 100 % )
1.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyusui Bayi di RT 07
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan kebiasaan menyusui bayi di RT 07 sebanyak 3 bayi dengan
persentasi 100%
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Penambah Darah di
RT 07
3.7 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengalami Mual Muntah Berlebihan / Perdarahan /
Tekanan Darah di RT 07
Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengalami Mual Muntah Berlebihan /
Perdarahan / Tekanan Darah di RT 07
3.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengalami Sesak Nafas / Demam Tinggi /
Penurunan Berat Badan di RT 07
Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengalami Sesak Nafas / Demam Tinggi /
Penurunan Berat Badan di RT 07
3.9 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Melakukan Aktifitas Fisik : Olahraga Rutin di RT 07
Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Melakukan Aktifitas Fisik : Olahraga Rutin
di RT 07
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Remaja memiliki prestasi dalam bidang pendidikan
dan keterampilan khusus di RT 07
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Remaja menggunakan smarphone dan media sosial
lebih dari 5 jam sehari di RT 07
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Remaja melakukan olaraga rutin selama 30 menit
setiap hari di RT 07
5. Lansia
5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Lansia di RT 07
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Lansia di RT 07
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Lansia memakai alat bantu mobilisasi : kaca
mata/tongkat/kursi roda/walker di RT 07
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Lansia mengalami gangguan pendengaran dan penurunan
penglihatan di RT 07
5.8 Distribusi Frekuensi Lansia melakukan aktifitas fisik : olaraga rutin selama 30 menit setiap
hari di RT 07
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Lansia melakukan aktifitas fisik : olaraga rutin selama 30 menit
setiap hari di RT 07
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar mengkonsumsi air putih Dalam upaya
kebiasaan kesehatan dengan jumlah 80KK
6.8 Data Penyakit (menular maupun tidak menular) dalam 1 bulan terakhir
Tabel 6.8 masalah kesehatan penduduk rt 07
6.11 Distribusi Frekuensi Menimbang bayi atau balita setiap bulan secara teratur di RT 07
Tabel 6.11 Distribusi Frekuensi Menimbang bayi atau balita setiap bulan secara teratur di RT
07
6.12 Distribusi Frekuensi Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun dan air
bersih di RT 07
Tabel 6.12 Distribusi Frekuensi Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun
dan air bersih di RT 07
B. Diagnosis Keperawatan
Tabel analisa data
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 Data Subjektif : Managemen Kesehatan Kurang terpapar
A. Masyarakat yang mengidap tidak efektif informasi
penyakit Hipertensi di RT 07 (D.0116)
Sungai Asam mengatakan
bahwa mereka tidak
mengetahui makanan
pantangan hipertensi.
B. Masyarakat yang mengidap
penyakit hipertensi di RT 07
Sungai Asam mengatakan
bahwa mereka tidak rutin
control dan minum obat.
Data Objektif :
A. Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan masyarakat di RT
07 Sungai Asam mengidap
penyakit Hipertensi pada
lansia sebesar 44,4%.
B. Berdasarkan hasil pengkajian
kepada masyarakat di RT 07
Sungai Asam, didapatkan
bahwa mayoritas masyarakat
yang mengidap penyakit
hipertensi tidak rutin untuk
minum obat.
2 Data Subjektif : Manajemen kesehatan Kurang terpapar
A. Masyarakat yang memiliki tidak efektif informasi
balita di RT 07 Sungai Asam
mengatakan bahwa mereka
jarang membawa anaknya ke
puskesmas.
B. Kader posyandu mengatakan
bahwa kunjungan untuk anak
balita 1-5 tahun menurun.
Data Objektif :
A. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan
jumlah bayi sebanyak 4 jiwa.
B. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan
jumlah balita sebanyak 18
jiwa.
C. Berdasarkan hasil pengkajian
di RT 07 Sungai Asam
didapatkan hasil bahwa
sebanya 3 bayi mendapatkan
ASI Eklusif ≤ 6 bulan. 1 bayi
mendapatkan ASI Eklusif ≥ 6
bulan.
D. Jumlah kader posyandu 3
3 Data Subjektif : Perilaku kesehatan Pemilihan gaya hidup
A. Masyarakat di RT 07 Sungai cenderung beresiko tidak sehat
Asam mengatakan bahwa (resiko)
jarang berolahraga. (D.0099)
B. Masyarakat di RT 07 Sungai
Asam mengatakan bahwa
sering mengkonsumsi
kopi/soda.
C. Masyarakat di RT O7 Sungai
Asam mengatakan
mengkonsumsi rokok kurang
lebih 12 batang/hari
Data Objektif :
A. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan hasil
bahwa sebesar 35% memiliki
kebiasaan merokok.
B. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan hasil
bahwa sebesar 33,75% tidak
memiliki kebiasaan latihan
fisik secara teratur.
C. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan hasil
bahwa sebesar 77,5% memiliki
kebiasaan minum kopi/soda.
4 Data Subjektif : Potensial rendahnya Kurang terpapar
A. Orangtua di RT 07 Sungai pemahaman remaja informasi
Asam mengatakan bahwa terhadap penggunaan
anaknya menggunakan smartphone
smartphone lebih dari 5 jam
sehari
Data Objektif :
A. Berdasarkan hasil observasi
di RT 07 Sungai Asam,
didapatkan hasil bahwa
sebanyak 26,16% terdapat
anak usia remaja.
B. Berdasarkan hasil
pengkajian pada masyarakat
di RT 07 Sungai Asam,
didapatkan hasil bahwa
sebanyak 26,16% remaja
menggunakan smarphone
dan media sosial lebih dari 5
jam sehari
Tabel NCP
TUK :
1. Terjadi
peningkatan
kesadaran dan
pengetahuan
tentang diet
hipertensi.
2. Terjadi
peningkatan
kemampuan
untuk membuat
menu makanan
sehat/diet
hipertensi.
Perilaku TUM: Penyuluhan Remaja Posko Mahasiswa komunikasi
kesehatan Masyarakat kesehatan di RT RT 07 Informasi
cenderung Terhindar dari tentang 07 Kel. Edukasi
beresiko penyakit yang bahaya Sungai Asam
cenderung berisiko
(00099) merokok Asam Sungai
terhadap perilaku
yang dilakukan. pada remaja
TUK:
1. Mampu
Mengenali dan
menyeimbangka
n aktivitas hidup
2. Mampu
Mencari
informasi
tentang strategi
untuk aktifitas
hidup yang
seimbang
3. Mampu
Menghindari
atau mengurangi
penggunaan
tembakau.
Potensial TUM : Penyuluhan Remaja Posko Mahasiswa komunikasi
rendahnya Masyarakat di RT kesehatan di RT RT 07 Informasi
pemahaman 07 Sungai Asam tentang 07 Kel. Edukasi
remaja terhadap mampu dan siap efek Sungai Asam
penggunaan untuk penggunaan Asam Sungai
smartphone meningkatkan smartphone
manajemen pada remaja
kesehatan.
TUK :
1. Mampu
menghindari
penggunaan
smartphone yang
berlebihan.
2. Mampu
menggunakan
smartphone
secara efektif
Tabel prioritas masalah
4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah butuh perhatian segera 2 1 2x1/2=1
Masalah tidak butuh perhatian
segera
1
Tidak dianggap sebagai masalah
yang membutuhkan perubahan
0
4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah butuh perhatian segera 2 1 2x1/2=1
Masalah tidak butuh perhatian
segera
1
Tidak dianggap sebagai masalah
yang membutuhkan perubahan
0
4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah butuh perhatian segera 2 1 2x1/2=1
Masalah tidak butuh perhatian
segera
1
Tidak dianggap sebagai masalah
yang membutuhkan perubahan
0
4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah butuh perhatian segera 2 1 2x1/2=1
Masalah tidak butuh perhatian
segera
1
Tidak dianggap sebagai masalah
yang membutuhkan perubahan
0
D. Pelaksanaan
1. MMRT 1
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
Pemecahan masalah kesehatan masyarakat merupakan bagian terpenting dari
kompetensi yang wajib dimiliki oleh mahasiswa profesi ners keperawatan Poltekkes
Kemenkes Jambi yang mampu mengenal, merumuskan, dan menyusun prioritas
masalah kesehatan masyarakat baik sekarang maupun yang akan datang, serta berusaha
dan bekerja untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam stase praktik komunitas
profesi keperawatan, selanjutnya mahasiswa akan dipaparkan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan didalam masyarakat.
Data tentang kejadian penyakit di masyarakat perlu dikumpulkan dan dinilai
keberadaan masalah keperawatannya, data tersebut bisa diperoleh secara primer
(misalnya survey pendahuluan atau rapid assessment) maupun secara sekunder
(dengan memanfaatkan data yang sudah ada di Puskesmas, Posyandu, kelurahan,
kecamatan, desa, rumah sakit, dsb) ataupun kombinasi dari data sekunder dan primer
rapid assessment merupakan salah satu cara yang sangat bermakna dalam memberikan
data bagi mahasiswa. kegiatan tersebut dapat dilakukan ketika ada pertemuan warga.
Oleh karena itu, perlu dilakukan musyawarah masyarakat desa satu (MMD 1) yang
dapat mempertemukan warga dengan mahasiswa agar menjadi sarana untuk
menemukan permasalahan yang sedang terjadi di suatu wilayah yang dijadikan tempat
praktik oleh mahasiswa profesi ners keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan musyawarah masyarakat di Rt.07 Kel. Sungai asam,
diharapkan mahasiswa dapat memperkenalkan diri pada masyarakat dalam
melakukan rapid assessment terhadap masalah yang muncul dan
menyampaikan rencana kegiatan dalam menjalankan praktik klinik mata
kuliah keperawatan komunitas dan keluarga di Rt.07 Kel. Sungai Asam.
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal antara mahasiswa dengan tokoh masyarakat dan warga di
wilayah Rt.07 Kel. Sungai Asam
b. Mengetahui struktur wilayah Rt.07 Kel. Sungai Asam
c. Mengetahui data demografi
d. Menemukan adanya kelompok warga dengan masalah kesehatan
spesifik atau kelompok risiko tinggi
e. Mendapatkan informasi jadwal perkumpulan warga
f. Menjelaskan rencana kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas
dan keluarga selama 5 minggu kedepan
3. Sasaran dan Target
a. Kepala Lurah Rt.07 Kel. Sungai Asam
b. Ketua Rt.07 Kel. Sungai Asam
c. Kader Kesehatan Rt.07 Kel. Sungai Asam
d. Tokoh Masyarakat Rt.07 Kel. Sungai Asam
e. Pemuda Pemudi Rt.07 Kel. Sungai Asam
C. Strategi
1. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab
2. Materi
Terlampir
3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Januari 2022
Jam : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Posko Rt.07 Sungai asam
4. Setting Tempat
Tempat yang digunakan adalah posko didepan rumah pak Rt.07 Kel.Sungai
Asam yang biasa digunakan warga untuk kegiatan pengajian anak-anak. Semua
peserta duduk secara lesehan dengan alas tikar.
Keterangan:
: Pintu Masuk
: Duduk Peserta
: Pemateri
5. Media
LCD Proyektor dan laptop
D. Proses Pelaksanaan
program kerja
4. 10.55-11.00 Kesimpulan Mahasiswa
Penutup
E. Pengorganisasian
1. Evaluasi MMD I
Judul Kegiatan
Latar Belakang
Tujuan
Strategi Pelaksanaan
Pengorganisasian
Susunan Acara
Total
Presentase
Tersebarnya Undangan
Perizinan Tempat
Total
Presentase
Perlaksanaan MMD I Ada Tidak
Panitia MMD I
Total
Presentase
Total
Presentase
2. Edukasi Kesehatan 1
“Edukasi KesehatanTentang Perawatan Hipertensi Dirumah Pada Lansia Di RT 07
Kel.Sungai Asam Kota Jambi “
1. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum,
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal
yang merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Hipertensi ditandai
dengan peningkatan tekanan darah sistol ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg.
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 07 Kel. Sungai Asam, didapatkan
jumlah lansia sebanyak 20 jiwa dan lansia yang mengidap penyakit
Hipertensi sebanyak 12 jiwa. Rata-rata usia lansia lebih dari 60 tahun
keatas. Berdasarkan wawancara pada lansia di Rt 07 didapatkan sebagian
lansia mengatakan kuduknya pegal dan berat, nyeri di bagian kepala
menjalar ke leher dan telah mengalami penurunan fungsi salah satunya
system peredaran darah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui Lansia
tidak rutin memeriksa kesehatan dan mengkomsumsi obat. Lansia juga
tidak mengetahui tentang hipertensi, lansia tidak mengetahui diet untuk
penderita hipertensi, cara perawatan hipertensi dirumah serta komplikasi
yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi.
Dengan terjadinya peningkatan populasi lansia dan berbagai
macam penyakit degeneratif yang sering menyerang pada usia lansia saat
ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan
Pendidikan kesehatan tentang penyakit Degeneratif (Hipertensi) dan
perawatannya sehingga lansia dapat melakukan perawatan dini secara
mandiri sebelum berkonsultasi pada pusat pelayanan kesehatan.
3. Implementasi Keperawatan
1. Metode
Penyuluhan dan Demonstrasi
2. Media dan alat
Power point, LCD, Leaflet, Spanduk, Kursi, Alat tulis
3. Waktu dan Tempat
Jumat,28 Januari 2022 di Puskesmas Koni/Posko RT 07 Kel.Sungai Asam
4. Sasaran
Lansia Puskesmas Koni/Posko di RT 07 Kel.Sungai Asam Kota Jambi
5. Strategi Pelaksanaan
6. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Putri Balqis
- Bertanggung jawab dari awal acara sampai akhir acara
- Berkoordinasi dengan ci klinik dan pembimbing akademik
b. Ketua pelaksana : Regina.S.Turnip
- Melapor kepada ci klinik,dan dosen pembimbing
- Mengkoordinir seksi acara, seksi dokumentasi, seksi perlengkapan,
- Meminta data, file kop surat dengan tata usaha
c. Penyaji :
1. Rinda Agustina sebagai penyaji konsep
- Menyajikan atau menjelaskan materi secara berurutan dan terarah
dengan waktu yang sudah ditentukan
5. Menggali persepsi
peserta tentang
hipertensi
6. Memberikan
reinforcement
positif pada peserta
Pelaksanaan 30 menit A. Pemaparan Teori Menyimak dan
1. Menjelaskan materi
memperhatikan
penyuluhan tentang ;
a. Pengertian
hipertensi
b. Penyebab
hipertensi
c. Tanda & gejala
hipertensi
d. Perawatan
hipertensi
dirumah
e. Demonstrasi
4. Menanyakan
kembali kepada
peserta mengenai Memberikan
materi penyuluhan kesempatan
5. Memberikan untuk diskusi (3
reinforment positif pertanyaan)
setelah
dilakukannya
penyuluhan
6. Memberikan
kesempatan untuk
Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan dari
Mendengar dan
konsep hipertensi
menyimak Menjawab
dan diet pada salam
penderita Hipertensi
2. Menyampaikan
rencana tindak lanjut
pada pasien
hipertensi tentang
diet yang baik.
Mengucapkan
terimakasih dan
salam penutup
4. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Putri Balqis
b. Ketua pelaksana : Regina S.Turnip
c. Penyaji : Rinda agustina
d. Moderator : Pita Ayu Lestari
e. Notulen dan observer
1. Reza nurmala sari
2. Rebecca uli sinaga
f. Seksi acara
Regina S.Turnip
g. Seksi dokumentasi
Putrision simamora
2. Evaluasi proses
f. Pengertian
hipertensi
g. Penyebab
hipertensi
h. Tanda & gejala
hipertensi
i. Patofisiologi
hipertensi
j. Teknik
farmakologi dan
non farmakologi
pengobatan
hipertensi
k. Diet pada
penderita
Hipertensi Mengikuti
l. Menanyakan demonstrasi
kembali
kepada peserta
mengenai
materi
penyuluhan
(Terlaksana Mendemostrasikan
dan sesuai) ulang
m. Memberikan
reinforment
positif setelah
dilakukannya
penyuluhan
7. Memberikan
Peserta aktif bertanya
kesempatan untuk
diskusi (3
pertanyaan)
(Terlaksana
dan sesuai)
Penutup 5 menit 4. Menyimpulkan Mendengar dan
hasil pemaparan menyimak
materi Menjawab salam
(Terlaksana
dan sesuai)
5. Menyampaikan
rencana tindak lanjut
pada pasien
hipertensi seperti
latihan dirumah
Mengucapkan
terimakasih dan
salam penutup
(Terlaksana
dan sesuai)
3. Evaluasi hasil
Peserta aktif bertanya pada sesi tanya jawab
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
1) Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani,2006). Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian
atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang
lama( Saraswati,2009).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO(World Health Organization)
memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak
membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007). Hipertensi dapat
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
2. Penyebab Hipertensi
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan
menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang mendorong
terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan,
merokok (M.Adib,2009).
3. Gejala Hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk
terasa pegal, mudah marah,telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
ditengkuk,mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah darihidung).
4. Diit hipertensi
makanan sama dengan diet rendah garam I, boleh menggunakan ¼ sedok teh
Di dalam makanan, lemak terdiri dari dua macam, yakni lemak jenuh dan
tidak jenuh. Lemak jenuh bersifat menaikkan kadar kolesterol, yang terdapat
pada makanan yang berasal dari hewan, seperti daging, sapi, kerbau, babi,
kambing, mentega, susu, keju dan sebagian kecil dari tumbuh-tumbuhan, seperti
minyak jagung, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji matahari,
sebagian kecil hewani, antara lain seperti ikan dan minyak ikan. Diet ini
bertujuan untuk menurunkan kolesterol darah.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Agustina Pungki, Didit Damayanti, and Iskari Ngadiarti. 2021. “Penerapan Anjuran Diet Dash
Dibandingkan Diet Rendah Garam Berdasarkan Konseling Gizi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Larangan Utara.” Gizi Indonesia 44(1):109–20. doi:
10.36457/gizindo.v44i1.559.
Kii, Maria Ina, Dwi Soelistyoningsih, and Nicky Danur Jayanti. 2021. “HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH GARAM PADA PENDERITA HIPERTENSI SISTOLIK
Darah Sistolik ≥ 140 MmHg Dengan Tekanan Darah Populasi Lansia . Berdasarkan Data Dari
Survei Hipertensi Menurut Data World Health Organization ( WHO ) Pada Tahun 2011 Tercatat
Terdapat 1 Milyar Menyebabkan Peningkatan Beban Biaya Kesehatan Dampak Buruk
Hipertensi Sistolik Adalah Suatu Faktor Risiko Kardiovaskuler Penting Pada Lansia . Ada 2 ( Dua )
Faktor Yang Bisa Memprediksi Dan Pantulan Gelombang Karotid Secara Dini . Hipertensi Sistolik
Jelas Berhubungan Dengan Kardiovaskuler 2 , 5 Kali Lipat Pada Kedua Jenis Fisik Saja Tetapi
Juga Berdampak Pada Psikis , Dimana Cemas , Dan Tidak Bisa Kontrol Emosi Ketika Psikologis
Sebagian Besar Terdapat Bentuk Depresi Dan Kecemasan Tekanan Darah , Peningkatan
Tekanan Darah Ini Akan Tersebut Dan Dapat Berdampak Pada Kualitas Hidup Dukungan
Keluarga Merupakan Faktor Terpenting Dalam Membantu Individu Menyelesaikan Masalah ,
Dukungan Keluarga Akan Menambah Rasa Sehingga Keluarga Dapat Memenuhi Kebutuhan
Pasien , Mengetahui Kapan Keluarga Harus Mencari Pertolongan Dan Mendukung Kepatuhan
Terhadap Penting , Keluarga Dapat Menjadi Faktor Yang Sangat Kesehatan Individu ( Handayani
, 2014 ).” 2(3):132–40.
Rachmawati, Diah, Retno Sintowati, Nining Lestari, and Tri Agustina. 2021. “Pengaruh Diet Dash
(Dietary Approach To Stop Hypertension) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi: Studi Literatur.” Proceeding of The URECOL 150–57.
Soewito, Bambang, and Marta Pastari. 2021. “Edukasi Dan Pendampingan Diet Lansia Dengan
Hipertensi.” 5:566–69.
Taufandas, Muh Jumaidi Sapwal Maruli, Novi Hermawati, Novi Hermawati Maruli Taufandas
Muh.Jumaidi Sapwal, and Novi Hermawati Maruli Taufandas Muh.Jumaidi Sapwal. 2021.
“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Ladon
Wilayah Kerja Puskesmas Wanasaba.” Jurnal Medika Hutama 2(Vol. 2 No. 02 (2021): Jurnal
Medika Hutama):801–15.
Price, S.A., dan L.M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2
Edisi 6. Jakarta : EGC; 2006
Wahyu Nugroho, SKM. 1992. Buku Kedokteran. Edisi 1. Perawatan Lanjut Usia. EGC :
Jakarta
3. Edukasi Kesehatan 2
“Edukasi Tentang NAPZA Pada Remaja Di RT 07 Kel.Sungai Asam “
1. Latar Belakang
1. Karakteristik
Remaja adalah periode ketika individu menjadi matur secara fisik maupun
psikologis dan memperoleh identitas personal. Di akhir periode kritis
perkembangan ini, individu harus siap memasuki dunia dewasa dan mengembang
berbagai tanggung jawab. Periode remaja seringkali dibagi ke dalam tiga tahap ;
remaja awal, berlangsung dari usia 12 hingga 13; remaja menengah, dari usia 14
hingga 16 tahun; remaja akhir ,dari usia 17 hingga 18 atau 20 tahun.
Berdasarkan hasil pengkajian pada masyarakat di RT 07 Sungai Asam
didapatkan hasil bahwa sebesar 35% memiliki kebiasaan merokok.
2. Rencana Tindakan
b. Tujuan
3. Implementasi Keperawatan
1. Metode
Penyuluhan
2. Media dan alat
Power point, LCD, Leaflet, Spanduk, Kursi, Alat tulis
3. Waktu dan Tempat
Jumat,28 Januari 2022 di Puskesmas Koni/Posko RT 07 Kel.Sungai Asam
4. Sasaran
Remaja Puskesmas Koni/Posko di RT 07 Kel.Sungai Asam Kota Jambi
5. Strategi Pelaksanaan
6. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Putri Balqis
- Bertanggung jawab dari awal acara sampai akhir acara
- Berkoordinasi dengan ci klinik dan pembimbing akademik
b. Ketua pelaksana : Rinda Agustina
- Melapor kepada ci klinik,dan dosen pembimbing
- Mengkoordinir seksi acara, seksi dokumentasi, seksi perlengkapan,
- Meminta data, file kop surat dengan tata usaha
c. Penyaji :
2. Regina S. Turnip sebagai penyaji konsep
- Menyajikan atau menjelaskan materi secara berurutan dan terarah
dengan waktu yang sudah ditentukan
d. Moderator :
- Memimpin acara dari awal hingga berakhirnya acara sesuai dengan
susuan acara
- Memimpin sesi tanya jawab
- Menyampaikan simpulan dari materi
- Menghubungkan penyaji konsep dengan penyaji dokumentasi.dengan
audiens
e. Notulen dan observer
3. Reza Nurmala Sari
4. Rebecca Uli Sinaga
- Mengobservasi jalannya acara, waktu dan mencatat jikalau ada yang
tidak sesuai dengan SAP
- Mencatat pertanyaan dari peserta dan mengkomunikasikan dengan
penyaji
f. Seksi acara
1. Seluruh Anggota kelompok 4
g. Seksi humas & dokumentasi
2. Putrision simamora sebagai dokumentasi foto dan video
- Mendokumentasikan kegiatan selama acara baik foto maupun video
dengan baik.
- Membuat link google drive untuk menyebarkan foto untuk membuat
lampiran.
4. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Putri Balqis
b. Ketua pelaksana : Pita Ayu Lestari
c. Penyaji : Regina S. Turnip
d. Moderator : Putrision Simamora
e. Notulen dan observer
3. Reza nurmala sari
4. Rebecca uli sinaga
f. Seksi acara
Rebecca Uli Sinaga
g. Seksi dokumentasi
Putrision simamora
2. Evaluasi proses
Tahapan Kegiatan Waktu (menit) Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Lansia
Pembukaan 7 menit 1. Memberi salam Menjawab salam
(Berjalan dengan (terlakaksana Mendengarkan dan
baik dan sesuai) dan sesuai) memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
(terlakaksana
dan sesuai)
3. Mengingatkan
kontrak waktu,
tempat, dan topik
Memperkenalkan
kelompok dan CI
klinik dan
pembimbing
akademik
(terlakaksana
dan sesuai)
4. Menggali persepsi
peserta tentang
NAPZA
(terlakaksana
dan sesuai)
5. Memberikan
reinforcement
positif pada
peserta
(terlakaksana
dan sesuai)
Pelaksanaan 30 menit A. Pemaparan Teori Menyimak dan
1. Menjelaskan materi memperhatikan
tentang :
Pengertian Peserta aktif bertanya
NAPZA.
Penyebab, tanda
dan gejala
NAPZA.
Upaya
pencegahan dan
penanganan
NAPZA.
(terlakaksana
dan sesuai)
2. Menanyakan kembali
kepada peserta
mengenai materi
penyuluhan
(terlakaksana
dan sesuai)
3. Memberikan
reinforment positif
setelah dilakukannya
penyuluhan
(terlakaksana
dan sesuai)
4. Memberikan
kesempatan untuk
diskusi (3
pertanyaan)
(terlakaksana
dan sesuai)
Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan Mendengar dan
hasil pemaparan menyimak
materi Menjawab salam
(terlakaksana
dan sesuai)
2. Menyampaikan
rencana tindak lanjut
(terlakaksana dan
sesuai)
3. Mengucapkan
terimakasih dan
salam penutup
(terlakaksana
dan sesuai)
3. Evaluasi hasil
Peserta aktif bertanya pada sesi tanya jawab
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
NAPZA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi
seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
b. Psikodinamik
1) Faktor Predisposisi
Seseorang dengan gangguan kepribadiaan yaitu gangguan kejiwaan atau anti sosial,
kecemasan dan depresi. Selain daripada itu, yang bersangkutan tidak mampu untuk
berkomunikasi secara wajar dan efektif dirumah, sekolah atau di dalam pergaulan sosialnya.
2) Faktor Kontribusi
Seseorang dalam kondisi lingkungan yang tidak baik akan merasa tertekan dan
ketertekananya itu dapat merupakan faktor pendorong bagi dirinya terlibat dalam
penyalangunaan atau ketergantungan NAPZA. Kondisi lingkungan yang tidak baik meliputi
faktor keluarga, lingkungan teman sebaya, sekolah dan masyarakat.
3) Faktor Pencetus
Merupakan faktor Interaksi antar Ketiga faktor di atas.Faktor pencetus mengakibatkan
seseorang mempuyai resiko jauh lebih besar terlibat penyalahgunaan dan ketergantungan
NAPZA di bandingkan dengan satu dua faktor saja.
3. Penyebab
Penyalahgunaan NAPZA sangatlah kompleks, tetapi selalu merupakan interaksi tiga faktor, yaitu :
1) Faktor NAPZA
2) Faktor individual
3) Faktor lingkungan yang berkontribusi penyalahgunaan NAPZA
a) Lingkungan Keluarga
b) Lingkungan Sekolah
c) Lingkungan Teman sebaya
Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel), apatis ( acuh tak
atuh ), mengantuk, agresif.. Saat sedang ketagihan ( sakau ) : mata merah, hidung berair,
menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan
kebersihan , gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
a. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) baik secara langsung, brosur, iklan, bill board atau
melalui media cetak dan media elektronik kepada masyarakat.
b. Penyuluhan kepada masyarakat (keluarga, sekolah dan kelompok masyarakat lainnya)
c. Promosi kesehatan secara umum
d. Seminar/diskusi
e. Dialog interaktif di radio/TV
f. Pembatasan dan pengawasan ijin diskotik, pub, karaoke dan tempat hiburan lain yang
sering dijadikan sebagai tempat penyalahgunaan NAPZA.
3) Harm Reduction
Adalah upaya yang dilakukan terhadap pengguna atau korban dengan maksud untuk menekan
atau menurunkan dampak yang lebih buruk akibat penggunaan dan ketergantungan terhadap
NAPZA. Kegiatan yang dilakukan seperti :
a. Memberikan terapi dan pengobatan medis agar pengguna/ korban tersebut dapat lepas
dari keracunan, overdosis dan terbebas dari penyakit fisik lainnya.
b. Memberikan rehabilitasi agar pengguna tersebut dapat lepas dari ketergantungan dan
dapat hidup produktif kembali dalam masyarakat.
c. Memberikan konseling guna mencegah kekambuhan dan mencegah penularan penyakit
berbahaya seperti penularan HIV/AIDS, Hepatitis C, penyakit kulit dan kela-min dan lain-
lain.
8. Pengobatan pecandu NAPZA
Rehabilitatif, yaitu membantu korban atau pengguna untuk keluar dari ketergantungan terhadap
NAPZA untuk dapat hidup produktif kembali dalam masyarakat. Saat ini perannya yang baru pada
tingkat memberikan ”back up” kepada fungsi operasional, seperti pemberian informasi kepada
fungsi Reserse dalam menentukan tanda-tanda ketergantungan/ sebagai pengguna atau dalam
pembuatan Visum/BAP test urine tersang-ka dan kepada fungsi Binamitra dalam memberikan
materi penyuluhan terhadap masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah praktik keperawatan professional yang diberikan
secara holistic (biopsikososiospritual) dan difokuskan pada kelompok resiko tinggi yang
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif, preventif tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitative dengan melibatkan komunitas sebagai mitra yang
handal dalam menyelesaikan masalah. Tujuan Keperawatan Komunitas (1) Pelayanan
keperawatan secara langsung (direct care), (2) Perhatian langsung terhadap kesehatan
seluruh masyarakat (health general community). Falsafah/ Paradigma Keperawatan
Komunitas (1) Manusia, (2) Kesehatan , (3) Lingkungan dan (4) Keperawatan . Trend
dan Issue dalam Keperawatan Komunitas (1) Pengaruh Pengaruh politik terhadap
keperawatan professional, (2) Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik
Keperawatan dan (3) Puskesmas Idaman Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh
perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah: (1) Pemberi Asuhan Keperawatan
(Cave Provider) (1) Peran Sebagai Pendidik (Educator), (2) Peran Sebagai Konselor
(Counselor) (3) Peran Sebagai Panutan (Role Model) (3) Peran Sebagai Pembela
(Advocate) (4) Peran Sebagai Manajer Kasus (Case Manager) dan (5) Peran Sebagai
Kolabolator.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca dapat memahami dan mengerti materi tentang
Konsep Keperawatan Komunitas. Semoga keperawatan komunitas kedepan memberikan
harapan yang cerah pada perkembang keperawatan komunitas di Indonesia. Selain itu
diharapkan juga kepada pembaca dapat memberikan masukkan kepada kelompok agar
bisa menjadi pelajaran bagi kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Kholifah,Siti Nur, dkk.2016.Modul Bahan Ajar Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta
Selatan : Pusdik SDM Kesehatan