Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pengampu : Ns.Reta Renylda M.Kep


Kelompok 4

1. Pita Ayu Lestari


2. Putri Balqis
3. Putrision .S.
4. Rebecca Uli .S
5. Regina S.Turnip
6. Reza Nurmala Sari
7. Rinda Agustina

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN
TA 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health
family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada
mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain. (Harnilawati.2013 : 1)
Jaminan mutu dalam keperawatan komunitas (quality assurance in nursing
community) merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta
mendasar dalam memerikan layanan keperawatan kepada klien. Seorang perawat
komunitas yang profesional harus senantiasa berupaya memberikan layanan keperawatan
dengan mutu yang terbaik kepada semua klien yang terkecuali. Pendekatan jaminan mutu
layanan keperawatan merupakan salah satu perangkat yang sangat berguna bagi mereka
yang mengelola atau merencanakan layanan keperawatan. Pendekatan tersebut juga
merupakan bagian dari keterampilan yang sangat mendasar bagi setiap pemberi
(provider) layanan kesehatan yang secara langsung melayani.(Ferry Efendi.2009 : 121)
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-
upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit
maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyaki. Dari penjelasan diatas maka
kelompok tertarik membahas mengenai konsep keperawatan kounitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja pengertian keperawatan komunitas?
2. Apa saja tujuan keperawatan komunitas?
3. Bagaiman falsafah/paradigma keperawatan komunitas?
4. Bagaimana perkembangan keperawatan komunitas?
5. Apa saja perbedaan keperawatan komunitas dan klinik?
6. Bagaimana trend dan issue dalam keperawatan komunitas?
7. Apa saja peran dan fungsi keperawatan komunitas?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep keperawatan komunitas.
2. Tujuan kusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Untuk mengetahui pengertian Keperawatan Komunitas.
b. Untuk mengetahui tujuan Keperawatan Komunitas.
c. Untuk mengetahui falsafah/paradigm Keperawatan Komunitas.
d. Untuk mengetahui perkembangan Keperawatan Komunitas.
e. Untuk mengetahui perbedaan Keperawatan Komunitas dan Klinik.
f. Untuk mengetahui trend dan Issue dalam Keperawatan Komunitas.
g. Untuk mengetahui peran dan Fungsi Keperawatan Komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia. (Harnilawati,2013 : 2)
Komunitas sebagai sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(value), perhatian (interest) yang merupakan kellompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.(Harnilawati,2013 : 2)
Keperawatan komunitas adalah praktik keperawatan professional yang diberikan
secara holistic (biopsikososiospritual) dan difokuskan pada kelompok resiko tinggi yang
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif, preventif tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitative dengan melibatkan komunitas sebagai mitra yang
handal dalam menyelesaikan masalah. (Chairani, Reni. 2015 : 4)
Dari definisi diatas disimpulkan bahwa ada 4 hal yang penting :
1. Perawat komunitas dituntut untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
professional, dengan terus meningakatkan kompetensinya dalam membantu
komunitas menyelesaikan masalah biopsikososiospiritual
2. Upaya pencegahan primer yaitu promotif dan preventif menjadi prioritas pelayanan
keperawatan komunitas, tentu saja perawat harus mampu melakukan upaya promosi
kesehatan agar komunitas mandiri untuk nberprilaku hidup sehat
3. Komunitas sebbagai mitra handal menunjukakan bahwa pelayanan keperawatan tidak
akan berhasil apabila tidak mlibatkan dan memberdayakan komunitas (Chairani,
Reni. 2015 : 5)

2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas


Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung (direct care) kepada seluruh
masyarakat dalam rentang sehat sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh masalah
kesehatan masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok maupun
masyarakat. Tujuan umum pelayanan keperawatan komunitas dalam pedoman
penyelanggaraan upaya keselamatan masyarakat di puskesmas adalah untuk
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan
masyarakat yang optimal. Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang kesehatan.
2. Meningkatnnya penemuan dini kasus-kasus prioritas.
3. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus prioritas di puskesmas.
4. Menigkatnya penanganan kasus prioritas yang mendapatkan tindak lanjut
keperawatan di rumah.
5. Meningkatnya akses keluarga iskin mendapat pelayanan kesehatan/keperawatan
kesehatan masyarakat.
6. Meningkatnya pembinaan keperawatan kelompok khusus.
7. Memperluas daerah binaan keperawatan di masyarakat. (Widyanto, Faisalado
Candra.2014 : 39)

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan


peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan. (Harnilawati.2013 : 3)

2.3 Falsafah/ Paradigma Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka
dapat dikembangkan falsafal keperawatan komunitas sebagai landasan praktik
keperawatan komunitas.
Dalam falsafal keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosial-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

(Harnilawati.2013 : 7)

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sebagai


berikut :

1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu klien yang berada pada
lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat yang
relative sama sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga dan komunitas.
Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain :
daerah terpencil, daerah rawan dan daerah kumuh.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak
dari keberhasilan mengatasi stresor.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stresor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan tujuan,
sasaran dan strategi intervensi keperawatan komunitas. (Chairani, Reni.2015 : 5)

Falsafah Keperawatan memandang bahwa keperawatan sebagai pekerjaan yang


luhur dan manusiawi. Penerapan falsafah dalam keperawatan komunitas yaitu :
1. Pelayanan keperawatan komunitas merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
yang harus ada dan terjangkau serta dapat diterima semua orang
2. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitative
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsuang secara berkelanjutan
4. Perawat sebagai profider dank lien sebagai penerima pelayanan kesehatan menjalin
suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan danlam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan
5. Pengembangan tenaga keeperawatan direncanakan berkesinambungan
6. Individu dalam suatumasyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya dengan
mendorong, mendidik dan berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatannya
sendiri (widyanto, faisalado candra. 2014 : 2)
2.4 Perkembangan Keperawatan Komunitas
Perkembangan keperawatan komunitas tidak terlepas dari tokoh metologi Yunani,
Asclepius adalah seorang dokter sementara Hegeia adalah asisten Asclepius yang juga
merupakan istrinya.

Tabel 1.1 Perbedaan penanganan masalah kesehatan antara Asclepius dan Hegeia

Tokoh Cara penanganan masalah kesehatan masyarakat


Asclepius Dilakukan setelah penyakit itu terjadi pada seseorang
Hegeia Penanganan masalah melalui :
- Hidup seimbang
- Menghindari makanan atau minuman beracun
- Memakan makanan yang bergizi (cukup)
- Istirahat yang cukup
- Olahraga

Dari perbedaan pendekatan penanganan masalah kesehatan antara Asclepius da


Hegeia tersebut, akhirnya muncul dua aliran/pendekatan dalam penanganan masalah-
masalah kesehatan pada masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Kelompok/aliran 1

Aliran ini cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah orang jatuh
sakit. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan kuratif. Kelompok tersebut terdiri
atas dokter, psikiater dan praktisi praktisi lain yang melakukan perawatan atau
pengobatan penyakit baik fisik maupun psikologis.

2. Kelompok/aliran 2

Aliran ini cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit sebelum


terjadinya penyakit. Kelompok ini antara lain perawat komunitas.

(Hernilawati.2013:11)
2.5 Perbedaan Keperawatan Komunitas dan Klinik

Perbedaan
No Aspek
Rumah Sakit Komunitas
1. Tempat kegiatan Bangsal perawatan klinik Puskesmas
Rumah
Sekolah
Perusahaan-perusahaan
Panti-panti
2. Tipe-tipe klien Orang sakit Orang sehat
yang dilayani Orang meninggal Orang sakit
Orang meninggal
3. Ruang lingkup Kuratif Promotif
pelayanan Rehabilitatif Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Resosiasi
4. Fokus/perhatian Rasa aman selama sakit Prningkatan kesehatan
utama Pencegahan penyakit
5. Sasaran individu Individu
pelayanan Keluarga
Kelompok kusus
Masyarakat
(Hernilawati.2013 : 7)

2.6 Trend dan Issue dalam Keperawatan Komunitas

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus
dan terlat dala masyarakatynag berubah, sehingga pemenuhan dari metode keperawatan
kesehatan berubah, karena gaya hidup masyrakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definsi dan filosifi kini dari keperawatan
memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukan secara keseluruahan
dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupu dimensi sakit dalam interkasi nya
dengan keluarga dan komunitas. Trend praktik keperawatan meliputi perkembangan
berbagai tempat praktik dimana perawat memilki kemandirian yang lebih besar.

Perkembangan keperawatan di Indonesia ini sangatlah pesat, hal ini disebabkan oleh:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi
dengan cepat dapat diaakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat
diketahui msyarakat
2. Perkemabngan era globalisasi ini menyebabkan keperawatan di Indonesia harus
menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di Negara yang telah berkembang
3. Social ekonomi masyakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi dilain pihak masyarakat ekonomi
rendah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau.

Trend yang sedang dibicarakan adalah:


a. Pengaruh Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walapun secara individu ada
beberapa nama seperti F. Nightingle, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia
Dock telah memengaruhi dalam pembuatan berbagai bidang nampaknya perawat
kurang dihargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada
perawat mengenai masalah keperawatan komunitas
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan
seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan
dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah
wanita dan politik merupakan dominasi laki-laki. Keterlibatan perawat dalam politik
mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi
professional, dan tempat perawatan professional. Organisasi keperawatan mampu
memgabungkan semua upaya seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Refor).
Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum keperawatan,
sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan
praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan
b. Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan
Prospek keperawatan komunitas dimasa yang akan datang cenderung semakin
berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran
perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah
kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara
keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang
dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat
pelayanan akan semakin besar dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Komponen-komponen perubahan dalam masyarakat
1. Pertambahan penduduk
Pertambahan penduduk secara cepat (population) dan perubahan dalam gambaran
penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi usia, penyebarannya, dan
kepadatan penduduk kota besar.
2. Transisi penyakit
Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu perubahan penyakit menular
ke penyakit degenerative, seperti penyakit jantung, kanker, depresimental dan
ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini
marak adalah penyalahgunaan narkotika.
3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social.
Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan di
sertai perubahan-perubahan sikap, nilai, gaya hidup, kondisi lingkungan,
kelompok-kelompok masyarakat baru, masalh individu, dan masyarakat.
4. Meningkatnya pengetahuan masyarakat sebagai pelayanan kesehatan akan
meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan
kesehatan pola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan pencapaian
kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000.
5. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau wewenang
pada perawat.
c. Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai
dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan.
“Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan,
oleh karen itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “ Puskesmas yang
mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”.
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu
yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal
Visi dan Misi Puskesmas Idaman
1. ”Puskesmas Idaman yang bermutu”,
Merupakan visi Puskesmas Idaman yang menggambarkan keadaan yang
ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan datang yaitu Puskesmas dengan
pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan ,
baik pelanggan eksternal maupun internal.
2. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai
berikut:
1) Memastikan Pelanggan Puskesmas.
Pelanggan Puskesmas perlu diketahui, untuk mengetahui seberapa besar
potensipasar yang akan kita layani.
2) Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.
Psikografi pelanggan perlu diketahui untuk mengetahui budaya , perilaku
dankebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, sehingga kita dapat
mengantisipasi bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
3) Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman. Pola pikir semua pegawai
perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua pegawai mempunyai polapikir yang sama
untuk menyelenggarakan pelayanan prima di Puskesmas Idaman.
2.7 Peran dan Fungsi Keperawatan Komunitas
A. Peran Perawat
Peran merupakan seperangkat perilaku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam unit social (Robbins, 2002). Peran dipengaruhi
oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah:
1. Pemberi Asuhan Keperawatan ( Cave Provider)
Ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan
keperawatan masyarakat yang utuh (holistic) serta berkesinambungan
(komprehensif). Asuhan keperawatan dapat diberikan secara langsung maupun tidak
langsung pada berbagai tatanan kesehatan meliputi puskesmas, runag rawat inap
puskesmas, dan lainnya
2. Peran Sebagai Pendidik (Educator)
Untuk memeberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan dimasyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat. Perawat bertindak sebagai pendidik harus
mampu mengakaji kebutuhan klien yaitu kepada indiividu, keluarga, kelompok
masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program penyuluhan
atau pendidikan kesehatan baik sehat ataupun sakit. Misalnya penyuluhan tentang
nutrisi, senam lansia, manajemen stress, terapi relaksasi dan lainnya
3. Peran Sebagai Konselor (Counselor)
Melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara
efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan dengan melibatkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
4. Peran Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberika contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehta yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat
5. Peran Sebagai Pembela (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok, atau tingkat komunitas. Pada
tinngkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan social
yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak
klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan yang terbaik untuk klien dan
memastikan kebutuhan klien terpenuhi
6. Peran Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola beerbagaia kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang diberikan padanya
7. Peran Sebagai Kolabolator
Peran perawat sebagai kolabolator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lainnya dalam kaitannya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindaka kolaborasi ini merupakan proses pengambilan
keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan. (Candra Widyanto, Faisalado. 2014 : 47)

B. Fungsi perawat
Berdasarkan perannya tersebut, perawat diharapkan dapat mendukung individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mencapai tujuan perilaku untuk hidup
sehat dan optimal yaitu diantaranya:
1. Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan
dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan
2. Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan dan
pendidikan kesehatan
3. Melakasanakan penyuluhan atau pendidikann kesehatan untuk pemulihan
kesehatan klien
4. Mengajarkan kepada klien informasi tentang tahapan perkembangan
5. Membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari media massa,
media elektronik dan lainnya
6. Memberikan informasi, mendengarkan secara objektif, memberikan dukungan,
memberikan asuhan, dan menjaga keputusan yang diberikan klien
7. Membantu klien mengidentifikasi masalah serta faktor-faktor yang
mempengaruhi
8. Memberikan petunjuk kepada klien untuk mencari pendekatan pemecahan
masalah yang tepat

Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi


diantaranya:

1. Fungsi independen
Merupaan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melakukan tugasnya dilakukan secara mandiri dengan keputusan sendri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan,
pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri, dan
aktualisasi diri
2. Fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan . hal ini biasnaya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, dan lainnya
3. Fungsi independen
Dilakukan dalam kelompok timyang bersifat saling ketergantungandiantara satu
sama lain. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja
sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita penyakit kompleks.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas


A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan
komunitas. Perawat berupaya untuk mendapatkan informasi atau data tentang kondisi
kesehatan komunitas dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan komunitas.
Dalam tahap pengkajian ini, ada empat kegiatan yang dilakukan, yaitu pengumpulan data,
pengorganisasian data, validasi data, dan pendokumentasian data.
1. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses mendapat informasi tentang
kondisi kesehatan dari klien. Dalam hal ini kesehatan komunitas. Proses pengumpulan
data harus dilakukansecara sistematik dan terus menerus untuk mendapatkan data atau
informasi yang signifikan yang menggambarkan kondisi kesehatan komunitas.
a. Tipe data Data dapat berupa data subjektif atau data objektif. Data subjektif biasa
dikaitkan sebagai keluhan. Di komunitas, data subjektif biasa terkait dengan keluhan
komunitas, misalnya terkait lingkungan yang tidak nyaman secara fisik dan psikologis,
perasaan tertekan, perasaan ketakutan, dan sebagainya. Data subjektif meliputi, sensasi
komunitas terkait dengan perasaan, nilai-nilai, keyakinan, sikap dan persepsi terhadap
status kesehatan atau situasi kehidupannya.
Data objektif biasanya berkaitan dengan tanda-tanda yang dapat dideteksi dengan
pengamatan, dapat diukur atau diperiksa dengan menggunakan standar. Informasi atau
data diperoleh dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan
sentuhan/peraba, yang biasanya dilakukan melalui metode observasi dan pemeriksaan.
b. Sumber data Pengetahuan tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui, karena data yang dikumpulkan harus sesuai dengan tujuannya, sebab bila terjadi
kesalahan dalam sumber data, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam penarikan
kesimpulan.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder. Dari sumber data,
kita dapat mengetahui apakah data yang dikumpulkan berupa data primer atau data
sekunder. Untuk mengumpulkan data primer komunitas, dapat dilakukan dengan cara
survai epidemiologi, pengamatan epidemiologi, dan penyaringan, sedangkan
pengumpulan data sekunder, sumber datanya dapat berupa seperti berikut.
1) Sarana pelayanan kesehatan, misalnya rumah sakit, Puskesmas, atau balai pengobatan.
2) Instansi yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan, dan Biro Pusat Statistik.
3) Absensi, sekolah, industri, dan perusahaan.
4) Secara internasional, data dapat diperoleh dari WHO, seperti Population and vital
Statistics report, population bulletin, dan sebagainya.
c. Metode pengumpulan data keperawatan komunitas Pengumpulan data komunitas dapat
dilakukan dengan teknik sebagai berikut.
1) Wawancara. Kegiatan ini merupakan proses interaksi atau komunikasi langsung antara
pewawancara dengan responden. Data yang dikumpulkan bersifat:
a) fakta, misalnya umur, pendidikan, pekerjaan, penyakit yang pernah diderita;
b) sikap, misalnya sikap terhadap pembuatan jamban keluarga, atau keluarga berencana;
c) pendapat, misalnya pendapat tentang pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
perawat di Puskesmas;
d) keinginan, misalnya pelayanan kesehatan yang diinginkan;
e) pengalaman, misalnya pengalaman waktu terjadi wabah kolera yang melanda daerah
mereka.
2) Angket
Teknik lain dalam pengumpulan data adalah melalui angket. Pada angket, jawaban diisi
oleh responden sesuai dengan daftar yang diterima, sedangkan pada wawancara, jawaban
responden diisi oleh pewawancara.
Untuk pengembalian daftar isian dapat dilakukan dengan dua cara yakni canvasser, yaitu
daftar yang telah diisi, ditunggu oleh petugas yang menyerahkan dan householder, yaitu
jawaban responden dikirimkan pada alamat yang telah ditentukan. Keuntungan dalam
pengumpulan data melalui angket, yaitu relatif murah, tidak membutuhkan banyak
tenaga, dan dapat diulang.
Kerugiannya adalah:
a) jawaban tidak spontan;
b) banyak terjadi nonrespons;
c) pertanyaan harus jelas dan disertai dengan petunjuk yang jelas;
d) pengembalian lembar jawaban sering terlambat;
e) jawaban sering tidak lengkap terutama bila kalimat pertanyaan kurang dimengerti;
f) sering tidak diisi dengan responden, tetapi diisi oleh orang lain;
g) tidak dapat digunakan oleh responden yang buta aksara.

3) Observasi Observasi merupakan salah teknik pengumpulan data yang menggunakan


pertolongan indera mata.
Teknik ini bermanfaat untuk:
a) mengurangi jumlah pertanyaan, misalnya pertanyaan tentang kebersihan rumah tidak
perlu ditanyakan, tetapi cukup dilakukan observasi oleh pewawancara;
b) mengukur kebenaran jawaban pada wawancara tentang kualitas air minum yang
digunakan oleh responden dapat dinilai dengan melakukan observasi langsung pada
sumber air yang dimaksud;
c) untuk memperoleh data yang tidak diperoleh dengan wawancara atau angket,
misalnya pengamatan terhadap prosedur tetap dalam pelayanan kesehatan.
Observasi bermacam-macam, antara lain:
a) observasi partisipasi lengkap, yaitu mengadakan observasi dengan cara mengikuti
seluruh kehidupan responden;
b) observasi partisipasi sebagian, yaitu mengadakan observasi dengan cara mengikuti
sebagian kehidupan responden sesuai dengan data yang diinginkan;
c) observasi tanpa partisipasi, yaitu mengadakan observasi tanpa ikut dalam kehidupan
responden.
Dalam pengumpulan data dengan teknik observasi terdapat beberapa kelemahan,
yaitu memiliki keterbatasan kemampuan indera mata, hal-hal yang sering dilihat dan
diperhatikan akan berkurang, hingga adanya kelainan kecil saja tidak terdeteksi.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan berulang-ulang dan pengamatan dilakukan oleh beberapa orang.
4) Pemeriksaan
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan. Pemeriksaan yang
dilakukan dapat berupa pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan dapat dilakukan hanya sekali atau berulang-
ulang tergantung pada tujuan. Waktu dan frekuensi pemeriksaan ini harus ditentukan
pada waktu perencanaan sesuai dengan perkiraan timbulnya insiden. Tempat
pemeriksaan dapat dilakukan di lapangan atau sarana pelayanan kesehatan.
Organ yang diperiksa dapat berupa, seluruh organ, organ tertentu seperti paru-paru,
jantung, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan sebagainya, serta beberapa organ
sekaligus, seperti pemeriksaan jantung dan paru-paru.
2. Pengorganisasian
Data Dalam pengkajian komunitas ada beberapa data yang perlu dikumpulkan, yaitu data
inti komunitas, subsistem komunitas, dan persepsi
a. Data inti komunitas Data komunitas ini merupakan data yang dikumpulkan dalam inti
komunitas yang meliputi,
1. sejarah atau riwayat (riwayat daerah dan perubahan daerah);
2. demografi (usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan distribusi etnis);
3. tipe keluarga (keluarga/bukan keluarga, kelompok);
4. status perkawinan (kawin, janda/duda, single);
5. statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia, dan penyebab kematian);
6. nilai-nilai dan keyakinan;
7. agama.
b. Data subsistem komunitas Data subsistem komunitas yang perlu dikumpulkan dalam
pengkajian komunitas sebagai berikut.
1) Lingkungan fisik Sama seperti pemeriksaan fisik klien individu, di komunitas juga
dilakukan pemeriksaan fisik lingkungan komunitas. Panca indera yang digunakan dalam
pengkajian fisik adalah inspeksi, auskultasi, tanda-tanda vital, review sistem, dan pemeriksaan
laboratorium.
1) Inspeksi Pemeriksaan dengan menggunakan semua organ-organ indera
dan dilakukan secara survei yakni berjalan di masyarakat atau mikro-pengkajian
terhadap perumahan, ruang terbuka, batas-batas, layanan transportasi pusat, pasar,
tempat bertemu orang-orang di jalan, tanda-tanda pembusukan, etnis, agama,
kesehatan dan morbiditas, serta media politik.
2) Auskultasi Mendengarkan warga masyarakat tentang lingkungan fisik.
Tanda-tanda vital dengan mengamati iklim, medan, serta batas alam, seperti sungai
dan bukitbukit. Sumber daya masyarakat dengan mencari tanda-tanda kehidupan,
seperti pengumuman, poster, perumahan dan bangunan baru. Sistem review,
arsitektur, bahan bangunan yang digunakan, air, pipa, sanitasi, jendela, dan
sebagainya. Juga fasilitas bisnis dan rumah ibadah (masjid, gereja dan vihara, dan
sebagainya).
3) Pemeriksaan laboratorium Data sensus atau studi perencanaan untuk
proses mapping masyarakat, yang berarti untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
data atau informasi tentang status kesehatan komunitas yang dibutuhkan sebagai
dasar dalam perencanaan.
2) Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan dan sosial perlu dikaji di komunitas, yaitu Puskesmas, klinik, rumah
sakit, pengobatan tradisional, agen pelayanan kesehatan di rumah, pusat emergensi,
rumah perawatan, fasilitas pelayanan sosial, pelayanan kesehatan mental, apakah ada
yang mengalami sakit akut atau kronis.
3) Ekonomi
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan ekonomi adalah, karakteristik keuangan
keluarga dan individu, status pekerja, kategori pekerjaan dan jumlah penduduk yang tidak
bekerja, lokasi industri, pasar, dan pusat bisnis.
4) Transportasi dan keamanan
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan transportasi dan keamanan adalah: alat
transportasi penduduk datang dan ke luar wilayah, transportasi umum (bus, taksi, angkot,
dan sebagainya serta transportasi privat (sumber transportasi atau transpor untuk
penyandang cacat). Layanan perlindungan kebakaran, polisi, sanitasi, dan kualitas udara.
5) Politik dan pemerintahan
Data yang perlu dikumpulkan meliputi data pemerintahan (RT, RW, desa/kelurahan,
kecamatan, dan sebagainya), kelompok pelayanan masyarakat (posyandu, PKK, karang
taruna, posbindu, poskesdes, panti, dan sebagainya) serta data politik, yaitu kegiatan
politik yang ada di wilayah tersebut serta peran peserta partai politik dalam pelayanan
kesehatan.
6) Komunikasi
Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu komunikasi formal yang meliputi surat kabar, radio dan televisi, telepon, internet,
dan hotline, serta komunikasi informal yang meliputi papan pengumuman, poster, brosur,
halo-halo, dan sebagainya.
7) Pendidikan
Data yang terkait dengan pendidikan meliputi, sekolah yang ada di komunitas, tipe
pendidikan, perpustakaan, pendidikan khusus, pelayanan kesehatan di sekolah, program
makan siang di sekolah, dan akses pendidikan yang lebih tinggi.
8) Rekreasi.
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan rekreasi yang meliputi, taman, area bermain,
perpustakaan, rekreasi umum dan privat, serta fasilitas khusus.
c. Data persepsi
1) Tempat tinggal yang meliputi bagaimana perasaan masyarakat tentang komunitasnya,
apa yang menjadi kekuatan mereka, permasalahan, tanyakan pada masyarakat dalam
kelompok yang berbeda (misalnya, lansia, remaja, pekerja, profesional, ibu rumah
tangga, dan sebagainya).
2) Persepsi umum yang meliputi pernyataan umum tentang kesehatan dari komunitas, apa
yang menjadi kekuatan, apa masalahnya atau potensial masalah yang dapat diidentifikasi.

3. Validasi Data Informasi yang dikumpulkan selama tahap pengkajian harus lengkap,
faktual dan akurat, sebab diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan didasarkan
informasi ini. Validasi merupakan verifikasi data untuk mengkonfirmasi bahwa data
tersebut akurat dan faktual. Validasi data sangat membantu perawat dalam melaksanakan
tugas, meyakinkan bahwa informasi pengkajian sudah lengkap, serta data subjektif dan
objektif dapat diterima.
4. Analisis komunitas Dalam melakukan analisis komunitas ada beberapa tahap yang
perlu dilakukan, yaitu kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.
a. Kategorisasi Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian data
pengkajian komunitas secara tradisional adalah sebagai berikut.
1) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, etnis, dan kelompok
ras). 2) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan besarnya kepala keluarga,
ruang publik, serta jalan).
3) Karakteristik sosialekonomi (pekerjaan dan kategori pekerjaan, tingkat pendidikan,
dan sewa atau pola kepemilikan rumah).
4) Sumber dan pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Pusat Kesehatan
Mental, dan sebagainya)
A. ANALISIS KOMUNITAS
Dalam melakukan analisis komunitas ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu
kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.
1. Kategorisasi Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian tradisional data
pengkajian komunitas adalah sebagai berikut.
a. Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, etnis dan kelompok ras).
b. Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan besarnya kepala keluarga (KK), ruang
publik, dan jalan).
c. Karakteristik sosialekonomi (pekerjaan dan kategori pekerjaan, tingkat pendidikan, dan sewa
atau pola kepemilikan rumah).
d. Sumber dan pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Pusat Kesehatan Mental,
dan sebagainya).

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
Diagnosis adalah suatu pernyataan tentang sintesis analisis data. Diagnosis keperawatan adalah
respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau risiko dan potensial, serta perawat diberi
kewenangan untuk mengatasi.
Penulisan diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas berbeda dengan individu dan
keluarga. Menurut Freeman (1970) dalam Ervin (2008), upaya atau action pelayanan keperawatan
komunitas haruslah berlandaskan pengkajian yang akurat yang dilakukan oleh seluruh komponen
yang ada di dalam komunitas, sehingga diagnosis keperawatan komunitas adalah kunci utama
pelayanan keperawatan yang dilakukan di komunitas.
Ada tiga bagian diagnosis keperawatan berikut ini.
1. Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan.
2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah.
3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Fokus diagnosis pada komunitas biasanya kelompok, populasi atau kelompok komunitas yang
memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan, etnis, kondisi perumahan).

C. TAHAPAN DALAM PERENCANAAN


Perencanaan terdiri atas beberapa tahapan, yaitu:
1) memprioritaskan diagnosis komunitas;
2) menetapkan sasaran intervensi yang diharapkan;
3) menetapkan tujuan yang diharapkan; dan
4) menetapkan intervensi keperawatan.
1. Memprioritaskan diagnosis komunitas Perawat tidak bisa melakukan penyelesaian terhadap
seluruh diagnosis keperawatan yang telah diidentifikasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
sumber daya yang ada (tenaga, dana dan waktu). Untuk itu perlu menetapkan metode dalam
memprioritaskan diagnosis keperawatan komunitas.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam memprioritaskan diagnosis keperawatan
komunitas, antara lain menurut The American Public Health Association (1999) menganjurkan
untuk memperhatikan lima faktor dalam memperioritaskan masalah, yaitu:
a. luasnya perhatian masyarakat;
b. sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (dana, tenaga, waktu, alat dan
penyaluran);
c. bagaimana cara mengatasi masalah tersebu
d. kebutuhan pendidikan khusus;
e. penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan.
Dalam menetapkan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu melibatkan masyarakat atau
komunitas dalam suatu pertemuan musyawarah masyarakat. Masyarakat atau komunitas akan
memprioritaskan masalah yang ada dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas.
Masyarakat atau komunitas dalam musyawarah tersebut dapat memprioritaskan masalah tersebut
dengan menggunakan scoring. Adapun aspek yang disekor (diberi nilai) meliputi hal-hal sebagai
berikut.
a. Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitasb.
b. Risiko parah dari masalah tersebut.
c. Potensial untuk dilakukan pendidikan.
d. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
e. Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
f. Kesesuaian dengan program pemerintah.
g. Tersedianya tempat untuk mengatasi.
h. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
i. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
j. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
k. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.
3. Menetapkan sasaran
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, maka langkah selanjutnya adalah
menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan. Dalam pelayanan kesehatan
sasaran adalah pernyataan situasi ke depan, kondisi, atau status jangka panjang, dan belum bisa
diukur. Berikut ini adalah contoh dari penulisan sasaran.

a. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi.

b. Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru.

c. Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah.

d. Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler.

3. Menetapkan Tujuan.

Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dapat diukur, dibatasi waktu, dan
berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik dalam penulisan tujuan.

a. Menggunakan kata kerja.

b. Menggambarkan tingkah laku akhir.

c. Menggambarkan kualitas penampilan.

d. Menggambarkan kuantitas penampilan.

e. Menggambarkan bagaimana penampilan diukur.

f. Berhubungan dengan sasaran (goal).

g. Adanya batasan waktu.

4. Menetapkan rencana intervensi Rencana intervensi dalam keperawatan komunitas


berorientasi pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan
manajemen krisis. Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas,
maka harus mencakup:

a. Apa yang akan dilakukan?

b. Kapan melakukannya?

c. Berapa banyak?
d. Siapa yang menjadi sasaran?

e. Lokasinya di mana?

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan keperawatan komunitas
dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap implementasi adalah bagaimana
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, tetapi yang sangat penting
dalam implementasi keperawatan kesehatan komunitas adalah melakukan tindakan-tindakan
berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan atau mengatasi kondisi tidak sehat,
mencegah penyakit, dan dampak pemulihan.
1. Pengertian pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memfasilitasi agar
masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi, dan kebutuhan
setempat. Menurut Wallerstein (1992), pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses kegiatan
sosial yang meningkatkan partisipasi masyarakat dan organisasi yang bertujuan meningkatkan
kontrol individu dan masyarakat, kemampuan politik, memperbaiki kualitas hidup masyarakat,
dan keadilan sosial.
2. Proses pemberdayaan Kartasasmita (1995) menyatakan bahwa proses pemberdayaan dapat
dilakukan melalui tiga proses. Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang (enabling). Titik tolaknya adalah setiap manusia memiliki
potensi yang dapat dikembangkan. Artinya tidak ada sumber daya manusia atau masyarakat
tanpa daya. Dalam konteks ini, pemberdayaan adalah membangun daya, kekuatan atau
kemampuan, dengan mendorong (encourage) dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan
potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi atau
daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering), sehingga diperlukan langkah yang lebih
positif, selain dari iklim atau suasana. Ketiga, memberdayakan juga mengandung arti
melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah,
oleh karena kekurangberdayaannya dalam menghadapi yang kuat.
3. Strategi dalam pemberdayaan masyarakat Beberapa strategi dalam pemberdayaan
masyarakat yang digunakan, yaitu menumbuhkembangkan potensi masyarakat, kontribusi
masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat, mengembangkan gotong royong, bekerja
bersama masyarakat, komunikasi informasi dan edukasi (KIE) berbasis masyarakat, kemitraan
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat serta organisasi masyarakat lain, dan desentralisasi.

E. EVALUASI
Evaluasi merupakan serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan memperoleh
informasi tentang keberhasilan pencapaian tujuan, kegiatan, hasil, dan dampak serta biayanya.
Fokus utama dari evaluasi adalah mencapai perkiraan yang sistematis dari dampak program.
Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur suatu pencapaian tujuan
atau keadaan tertentu dengan membandingkan dengan standar nilai yang sudah ditentukan
sebelumnya. Juga merupakan suatu usaha untuk mencari kesenjangan antara yang ditetapkan
dengan kenyataan hasil pelaksanaan. Menurut Wijono (1997), evaluasi adalah prosedur secara
menyeluruh yang dilakukan dengan menilai masukan, proses dan indikator keluaran untuk
menentukan keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Menurut WHO (1990), pengertian evaluasi adalah suatu cara sistematis untuk memelajari
berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang lebih baik
dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan masa datang. Pengertian lain menyebutkan, bahwa
evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil
programnya dan berdasarkan hasil tersebut mengadakan penyesuaianpenyesuaian untuk
mencapai tujuan secara efektif. Jadi evaluasi tidak sekadar menentukan keberhasilan atau
kegagalan, tetapi juga mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa
yang bisa dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.
A. JENIS-JENIS EVALUASI

Jenis - jenis evaluasi dapat di kelompok sebagai berikut.

1. Menurut waktu pelaksanaan Menurut waktu pelaksanaan evaluasi dapat dibagi menjadi dua
sebagai berikut.

a. Evaluasi formatif Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program dan bertujuan
untuk memperbaiki pelaksanaan program. Temuan utama berupa masalah-masalah dalam
pelaksanaan program.
b. Evaluasi sumatif Dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai dan bertujuan
untuk menilai hasil pelaksanaan program. Temuan utama berupa capaian-capaian dari
pelaksanaan program.

2. Menurut Tujuan Menurut tujuan evaluasi dapat dibagi menjadi tiga, berikut ini.

a. Evaluasi proses

Evaluasi proses bertujuan untuk mengkaji bagaimana program berjalan dengan fokus pada
masalah penyampaian pelayanan (service delivery).

b. Evaluasi Biaya-Manfaat Evaluasi biaya-manfaat bertujuan untuk mengkaji biaya program


relatif terhadap alternatif penggunaan sumber daya dan manfaat dari program.

c. Evaluasi dampak Evaluasi dampak bertujuan untuk mengkaji apakah program memberikan
pengaruh yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga, masyarakat, dan kelembagaan.

Terkait dengan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai dari informasi tentang
penggunaan pengaruh (evaluasi hasil/manfaat), tentang penampilan kegiatankegiatan (evaluasi
proses) atau tentang fasilitas-fasilitas dan penataan-penataan (evaluasi struktur). Evaluasi harus
dipandang sebagai suatu cara untuk perbaikan pembuatan keputusan untuk tindakan-tindakan
di masa yang akan datang.

B. KOMPONEN-KOMPONEN EVALUASI

Beberapa komponen–komponen dalam evaluasi program antara lain sebagai berikut.

1. Evaluasi menjadi bagian integral dari desain program.

2. Evaluasi direncanakan dengan baik sejak awal.

3. Pelaksanaan evaluasi mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

4. Evaluasi menjadi bagian dari tanggung jawab pemimpin program.

5. Evaluasi memperoleh alokasi sumber daya yang memadai.

C. PROSES EVALUASI
Proses evaluasi dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi
terhadap program yang dievaluasi.
2. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang
akan dievaluasi.
3. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
4. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi
tersebut.
5. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
6. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya
berdasarkan hasil evaluasi tersebut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
 Hasil tabulasi data pengkajian tatanan kesehatan komunitas
1. PEMETAAN GEOGRAFIK DAN SOSAIL (GEO-SOSICIAL MAPPING)
Gambarkan letak geografis wilayah
Buatlah peta komunitas RT dan konteks social

2. Genogram Or General Diagram


genogram silsilah pada masyarakat dari tiga generasi untuk setiap keluarga yang di kaji terdapat
80 genogram dari kk yang di kaji

3. Diagram Organiasasi Komunitas (Community Organization Chart)


 Hubungan kekerabatan di dalam kehidupan masyarakat berupa himpunan dari berbagai
bentuk hubungan dan organisasi kehidupan
 Struktur organisasi masyarakat meliputi, ekonomi,social, dan politik

4. Sistem kesehatan komunitas ( community helath systems)


 System pengobatan yang beragam
 Bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dengan penyakit bergantung pada konsep sehat,
sakit, atau penyakit yang ditemukan
 Foto puskesmas, RS, praktik bidan /dokter/klinik
 Foto apotek dsb

Warga rt 07 dalam menghadapi penyembuhan suatu penyakit banyak keyakinan serta pemahaman
dalam menyembuhkan suatu penyakit. Ada yang memahami pengobatan herbal ada yang memahami
pegobatan secara farmakologi. Biasanya warga lebih memilih klinik dokter dalam menyembuhkan suatu
masalah penyakit karena dengan dating langsung ke klinik dokter dapat langsung segera di tangani
dengan cepat dan di beri sarpan pengobatan yang tepat. Namun ada juga yang memilih ke psukesmas
karena bisa menggunakan asuransi kesehatan BPJS kesehatan. Namun untuk penyakit yang di derita
bersifat emergency warga baru memilih layanan kesehatan rumah sakit sebagai tempat utama dalam
mengatasi masalah kesehatannya. Terdapat juga mantri di lingkungan warga rt 07 yang sangat
membantu dalam menentukan status kesehatan warga rt 07.
TOKO KLONTONG( ( MENJUAL OBAT PENJUALAN MAKANAN SIAP SAJI
SECARA BEBAS TANPA IZIN)

TOKO OBAT STATUS KESEHATAN MAKANAN


MASYARAKAT LOKAL

- PUSKESMAS
- POSYANDU MANTRI KEPERAWATAN

PUSAT KESEHATAN PUSAT


FORMAL KESEHATAN
INFORMAL

5. Sejarah local ( local history )


 Sejarah masa lampau meliputi perubahan ekonomi, pergeseran social
 Perkembangan politik, di lengkapi dengan wawasan yang bermanfaat
 Foto took dan perdagangan dsb

Pada tanggal 17 januari 2022, mahasiswa profesi keperawatan poltekkes jambi, melakukan
pendataan di rt 07 kelurahan sungai asam kecamatan pasar, memiliki jumlah data KK yang di kaji
sebanyak 80 KK. Terdapat beberapa latar belakang dari setiap KK, di mulai dari pedagang hingga
pegawai. Namun terdapat juga keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah namun status
ekonomi yang memiliki perubahan. Terdapat dampak yang begitu besar yang di rasakan oleh warga rt
07 kelurahan sungai asam kecamatan pasar yaitu dampak covid 19. Pendapatan yang menurun
sehingga harus mencari tambahan pendapatan contohnya ibu-ibu di lingkungan rt 07 mencari
tambahan pendapatan dengan berjualan di sekitar rumah nya. Dan juga ketua rt 07 juga menrasakan
dampak sehingga harus mecari tambahan pendapatan dengan menjadi ojek online. Terdapat juga
warga rt 07 yang menjadi mantri di lingkungan rt 07 dan sangat di butuhkan jika terdapat warga yang
mengalami msalah kesehatan atau pun perawatan sakit.

Perubahan atau pergeseran sosial nya Semenjak ada wabah covid 19 warga rt 07 harus mematuhi
protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker dan mencuci tangan, namun masih ada sebagian
warga yang tidak taat mematuhi protokol kesehatan. Namun demikian Untuk mencegah penularan virus
covid 19 warga rt 07 mengikuti program vaksinasi di lingkungan puskesmas koni rata-rata telah divaksin

Dari perkembangan politik di wilayah RT 07, warga mengikuti kegiatan politik di Indonesia namun
tidak ada warga rt 07 yang mencalonkan anggota politik di partai-partai untuk menjadi anggota
parlemen atau perwakilan rakyat.
6. Sejarah Kehidupan ( life history )
 Pengalaman hidup masyarakat untuk mampu dan menunjukan suka cita, kesedihan dan
kebahagiaan
 Foto kegiatan di masyarakat

Pada tanggal 17 januari 2022, mahasiswa profesi keperawatan poltekkes jambi, melakukan
pendataan di rt 07 kelurahan sungai asam kecamatan pasar, memiliki jumlah data KK yang di kaji
sebanyak 80 KK, memiliki status agama beragam dan suku budaya, memiliki keyakinan masing-masing
serta kepercayaan dalam mengatasi suka duka. Warga merasakan sangat berduka ketika masa covid apa
lagi terdapat warga terkonfirmasi covid dan harus di makamkan menggunakan protocol covid 19. Dan
keluarga yang berduka tidak dapat sepenuhnya melihat jenazah untuk terakhir kalinya.

Meningkatkan ibadah Dalam menghadapi duka yang di alami dengan cara memberikan doa
serta harapan. Rt 07 kelurahan sungai asam kecamatan pasar dengan mayoritas agama islam, yaitu
dengan melakukan pengajian rutin. Selain itu warga rt 07 juga melakukan kegiatan yang menignkatkan
hobby yaitu bermain olahraga volley. Kegiatan rutin juga di lakukan oleh warga dengan melakukan
senam pagi setaip minggu sekali. Terkadang juga membuat kegiatan dengan mengikuti lomba kegiatan
kampung bantar. Sebelumnya warga rt 07 tidak memiliki kegiatan seperti olahraga karna ketua rt saat ini
adlaah ketua rt yang baru menggangtikan ketua rt yang lama.
7. kalender komunitas ( community calendar )
 Kalender ekonomi merupakan aktivitas ekonomi di dalam masyarakat misalnya di dalam
masyarakat pertanian
 Seperti pembajakan sawah, penanaman bibit padi, panen, dsb
 Kalender budaya, meliputi berbagai social dan kulutr aktivitas seperti liburan,festival
daerah dan perayaan keagamaan
 Foto kegiatan kebudayaan setempat

Kegiatan rutin yang di lakukan setelah pasca covid 19. Sejak pertengahan tahun 2021 lalu, kegiatan
sudah mulai bisa di lakukan seperti kembali melakukan gotong royong, melakukan olahraga rutin
dengan bermain volley, melakukan pengajian serta terdapat beberapa anggota ibu-ibu kader mengikuti
kegiatan ibu-ibu PKK. Terdapat juga kegiatan dari kecamatan dengan membagikan bantuan.

JANUARI 2022
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

7
2 3 4 5 6 8

10 14
9 11 12 13 15

16 17 18 19 20 21 22

26
23 24 25 27 28 29

30 31

FEBRUARI 2022
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

4 5
1 2 3

9 11
6 7 8 10 12

16 18
13 14 15 17 19

25
20 21 22 23 24 26

27 28

 1. Februari imlek 2022


 4 kegiatan rutin (gotong royong)
 5 edukasi kesehatan 2 (posyandu)
 9 edukasi kesehatan ke-3 masyarakat/posyandu
 11 kegiatan rutin (gotong royong)
 16 edukasi kesehatan ke-4
 18 kegiatan rutin (gotong royong)
Musyawarah masyarakat rt 07 kel sungai asam kec.pasar
 25 kegiatan rutin (gotong royong)

 Hasil tabulasi data pengkajian individu dalam keluarga

A.Tabulasi Data Pengkajian Individu Dalam Keluarga Pada RT 07 Kel.


Sungai Asam
I. Data Umum
1. Distribusi Jumlah KK di RT 07 Kel Sungai Asam

Tabel 1.1 Distribusi Jumlah KK di RT 07 Kel Sungai Asam


N Nama RT Jumlah KK
O
1. RT 07 80 KK
Jumlah 80 KK
Berdasarkan tabel di atas, di dapatkan data jumlah keseluruhan KK warga rt
07 sebanyak 80KK.

2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasakan Usia di RT 07

2.1 Tabel Distribusi Penduduk Berdasakan Usia di RT 07

No. U sia J umlah Persentase (%)


1. Bayi (0 - 12 Bulan) 4 1,43 %
Pra Sekolah (1 – 5 Tahun) 18 6,45%
2.
Usia Sekolah (6 – 12 Tahun) 38 13,62%
3.
Remaja (13 – 21 Tahun) 35 12,54%
4.
Dewasa Awal (22 – 45 Tahun) 112 40,14%
5
Dewasa Akhir (46 – 60 tahun) 52 18,63%
6.
7. Lansia (> 60 Tahun) 20 7,16%
J umlah 279 100%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan sebagian besar usia penduduk di RT 07


adalah pada usia dewasa awal yaitu (22-45 tahun) sebanyak 112 jiwa (40,50% )
3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di RT 07
3.1 Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di RT 07
No J enis Kelamin J umlah Persentase (%)
.
1. Laki-laki 141 51,2%
2. Perempuan 138 48,7%
J umlah 279 100%
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan sebagian besar jenis kelamin warga rt 07
adalah laki-laki berjumlah 141 jiwa dengan jumlah presentasi 51,2%

4. Distribusi Pendudukan Berdasarkan Status Perkawinan di RT 07


4.1 Tabel Distribusi Pendudukan Berdasarkan Status Perkawinan di RT 07
No Status Perkawinan Jumlah Persentase
1. Kawin 114 40,86%
2. Belum Kawin 125 44,80%
3. Janda 17 6,09%
4. Duda 23 8,24%
J umlah 279 100%
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan sebagian besar memiliki status perkawinan
yaitu kawin dengan jumlah 114 jiwa dengan presentasi 40,86%

5 Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di RT 07


5.1 Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di RT 07
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1. Pegawai Negeri Sipil 27 8,60 %
2. Pensiun ASN 6 2,15 %
3. Karyawan Swasta 48 17,20 %
4. Wiraswasta/Pedagang 25 8,96 %
5. Buruh 13 4,65 %
6. IRT 48 17,20 %
7. Belum Bekerja 86 30,82 %
8. Tidak Bekerja 24 8,60 %
9. Bidan 1 0,35 %
10. Guru 1 0,35%
Jumlah 279 100%
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data alatar belakang pekerjaan sebagian besar
belum bekerja dengan presentasi 30,82 %

6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di RT 07


6.1 Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di RT 07
No Agama Jumlah Persentase (%)
1. Islam 206 73,83%
2. Kristen 22 7,88%
3. Katolik 7 2,50%
4. Budha 44 15,77%
Jumlah 279 100%
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan mayoritas agama yang di anut adalah islam
dengan jumlah 206 dengan presentasi 73,83%
7. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir di RT 07
Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir di RT 07
No. Pendidikan J umlah Persentase (%)
1. Perguruan Tinggi 22 7,88%
2. Diploma III 24 8,60%
3. SMA 104 37,27%
4. SMP 59 21,14%
5. SD 40 14,33%
6 TK 16 5,73%
7. Belum Sekolah (0-4 Tahun) 14 5,01%%
J umlah 279 100%
Berdasarkan tabel di atas, data penduduk dengan latar belakang pendidikan
sebagian besar yaitu SMA/SLTA sederajat berjumlah 104 dengan presentasi
37,27%

8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tipe Keluarga di RT 07


8.1 Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Tipe Keluarga di RT 07
No Tipe Keluarga Jumlah Presentasi (%)
1. Keluarga Inti 53 66,25%
2. Keluarga Extended 3 3,75%
3. Single Parent 16 20%
4. Single Adult 3 3,75%
5. The Dyad Family 5 6,25%
Jumlah 80 100%
Berdasarkan tabel di atas, berdasarkan tipe keluarga sebagian besar yaitu dengan
tipe keluarga keluarga inti berjumlah 53 KK dengan presentasi 66,25%

9. Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di RT 07


9.1 Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di RT 07
No Suku bangsa Jumlah Presentasi (%)
1. Melayu 51 63,75%
2. Jawa 4 5%
3. Minang 4 5%
4. Arab 6 7,5%
5. China 15 18,75%
Jumlah 80 100%
Berdasarkan tabel di atas, berdasarkan suku bangsa dengan mayoritas melayu
sebanyak 51 KK dengan presentasi 63,75%

10. Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Penghasilan Penduduk


di RT 07
10.1 Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Penghasilan Penduduk di
RT 07
No Penghasilan Jumlah Presentasi (%)
1. ≤ 1.000.000 4 5%
2. ≥ 1.000.000 – 3.000.000 36 45%
3. 3.000.000 – 5.000.000 27 33,75%
4. ≥ 5.000.000 13 16,25%
Jumlah 80 100%
Berdasarkan tabel di atas, penghasilan yang di dapat sebagian besar berjumlah
≥ 1.000.000 – 3.000.000 sebanyak 36 KK dengan presentasi 45%

II.Bayi dan Balita


1. Bayi
1.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi di RT 07
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi di RT 07
No Keluarga memiliki bayi usia 0-12 bulan Jumlah Presentase
1. Ya 3 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 3 Jiwa 100%

Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa jumlah keluarga yang memiliki bayi usia 0-12
bulan di RT 07 sebanyak 3 KK( 100 % )
1.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyusui Bayi di RT 07

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyusui Bayi di RT 07

No Kebiasaan menyusui bayi Jumlah Presentase


1. Ya 3 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 3 Jiwa 100%

Berdasarkan Tabel diatas didapatkan kebiasaan menyusui bayi di RT 07 sebanyak 3 bayi dengan
persentasi 100%

1.3 Distribusi Frekuensi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di RT 07

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di RT 07

No Bayi mendapatkan imunisasi dasar Jumlah Presentase


lengkap
1. Ya 1 Jiwa 25%
2. Tidak 2 Jiwa 75%
Jumlah 3 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bayi yang belum mendapatkan imunisasi lengkap di RT 07
sebanyak 3 bayi dengan persentasi 75%

1.4 Distribusi Frekuensi Bayi Mengalami Demam / Batuk / Pilek di RT 07

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Bayi Mengalami Demam / Batuk / Pilek di Rt 07

No Bayi mengalami demam/batuk/pilek Jumlah Presentase


1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 3 Jiwa 100%
Jumlah 3 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bayi yang tidak mengalami demam di RT 07 sebanyak 3
bayi dengan persentasi 100%
1.5 Distribusi Frekuensi Bayi Mengalami Sesak Nafas / Kejang
Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Bayi Mengalami Sesak Nafas di RT 07

No Bayi Mengalami Sesak Nafas / Jumlah Presentase


Kejang
1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 3 Jiwa 100%
Jumlah 3 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bayi yang tidak mengalami sesak nafas di RT 07 sebanyak
3 bayi dengan persentasi 100%
2. Balita
2.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Balita di RT 07

Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Balita di RT 07

No Keluarga memiliki balita usia 1-5 Jumlah Presentase


tahun
1. Ya 18 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 18 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah balita di RT 07 sebanyak 18 bayi dengan persentasi
100%

2.2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Balita di RT 07

Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Balita di RT 07

No Berat badan balita naik dalam 2 Jumlah Presentase


bulan terakhir ( cek KMS)
1. Ya 18 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 18 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan berat badan balita di RT 07 sebanyak 18 bayi dengan
persentasi 100%

2.3 Distribusi Frekuensi Balita Mengalami Diare di RT 07


Tabel 234 Distribusi Frekuensi Balita Mengalami Diare di RT 07

No Balita mengalami Jumlah Presentase


diare/muntah/konstipasia
1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 18 Jiwa 100%
Jumlah 18 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan balita yang tidak mengalami diare di RT 07 sebanyak 18
bayi dengan persentasi 100%
2.4 Distribusi Frekuensi Balita Mengalami Demam,Batuk,Pilek

Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Balita Mengalami Demam,Batuk,Pilek

No Balita mengalami demam,batuk Jumlah Presentase


pilek
1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 18 Jiwa 100%
Jumlah 18 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan balita yang tidak mengalami demam di RT 07 sebanyak 18
bayi dengan persentasi 100%

2.5 Distribusi Frekuensi Balita Mengalami Sesak Nafas di RT 07

Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Balita Mengalami Sesak Nafas di RT 07

No Balita mengalami sesak Jumlah Presentase


nafas/penyakit kulit
1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 18 Jiwa 100%
Jumlah 18 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan balita yang tidak mengalami sesak nafas di RT 07 sebanyak
18 bayi dengan persentasi 100%
3. Ibu Hamil
3.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Hamil di RT 07

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Hamil di RT 07

No Keluarga memiliki ibu hamil Jumlah Presentase


1. Ya 1 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah balita di RT 07 sebanyak 1 ibu hamil dengan
persentasi 100%

3.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Usia Kehamilan ( Minggu ) di RT 07

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Usia Kehamilan ( Minggu ) di RT 07

No Usia kehamilan (minggu) Jumlah Presentase


1. Ya 1 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah usia ibu hamil di RT 07 sebanyak 1 ibu hamil
dengan persentasi 100%

3.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Merencanakan ke Hamilannya di RT 07

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Merencanakan ke Hamilannya di RT 07

No Ibu hamil merencanakan Jumlah Presentase


kehamilannya saat ini
1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 1 Jiwa 100%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah yang merencanakan kehamilan di RT 07 sebanyak
1 ibu hamil dengan persentasi 100%

3.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Memeriksa Kehamilan


(Posyandu,Puskesmas,Bidan,RS)

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Memeriksa Kehamilan


(Posyandu,Puskesmas,Bidan,RS)

No Ibu hamil memeriksakan kehamilan Jumlah Presentase


setiap bulan ke petugas kesehatan
(posyandu/puskesmas/klinik
bidan/RS)
1. Ya 1 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan yang memeriksa kehamilan ke puskesmas / RS di RT 07
sebanyak 1 ibu hamil dengan persentasi 100%
3.5 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Penambah Darah di RT 07

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Penambah Darah di
RT 07

No Ibu hamil mengkomsumsi tablet Jumlah Presentase


penambah darah
1. Ya 0 0%
2. Tidak 1 Jiwa 100%
Jumlah 1 Jiwa 100%

Berdasarkan Tabel diatas didapatkan yang mengkonsumsi tablet penambah darah di RT 07


sebanyak 1 ibu hamil dengan persentasi 100%

3.6 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Diberi Imunisasai TT di RT 07

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Diberi Imunisasai TT di RT 07

No Ibu hamil diberi imunisasi TT Jumlah Presentase


1. Ya 1 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan yang meenerima imunisasi TT di RT 07 sebanyak 1 ibu
hamil dengan persentasi 100%

3.7 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengalami Mual Muntah Berlebihan / Perdarahan /
Tekanan Darah di RT 07

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengalami Mual Muntah Berlebihan /
Perdarahan / Tekanan Darah di RT 07

No Ibu hamil mengalami mual muntah Jumlah Presentase


berlebihan/pendarahan/tekanan
darah
1. Ya 1 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan yang mengalami mual muntah di RT 07 sebanyak 1 ibu
hamil dengan persentasi 100%

3.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengalami Sesak Nafas / Demam Tinggi /
Penurunan Berat Badan di RT 07

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Mengalami Sesak Nafas / Demam Tinggi /
Penurunan Berat Badan di RT 07

No Ibu hamil mengalami sesak Jumlah Presentase


nafas/demam tinggi/penurunan
berat badan
1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 1 Jiwa 100%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan yang tidak mengalami sesak nafas di RT 07 sebanyak 1 ibu
hamil dengan persentasi 100%

3.9 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Melakukan Aktifitas Fisik : Olahraga Rutin di RT 07

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Melakukan Aktifitas Fisik : Olahraga Rutin
di RT 07

No Ibu hamil melakukan aktifitas fisik : Jumlah Presentase


Olaraga rutin selama 30 menit setiap
hari
1. Ya 1 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan yang melakukan aktifitas fisik olahraga rutin di RT 07
sebanyak 1 ibu hamil dengan persentasi 100%
3.10 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Merencanakan Kelahiran di Pelayanan Kesehatan
(RS,Puskesmas,Bidan) di RT 07

Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Merencanakan Kelahiran di Pelayanan


Kesehatan (RS,Puskesmas,Bidan) di RT 07

No Ibu hamil merencakan kelahiran Jumlah Presentase


dipelayanan kesehatan
(RS/Puskesmas/klinik bidan)
1. Ya 1 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 1 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan yang melakukan aktifitas fisik olahraga rutin di RT 07
sebanyak 1 ibu hamil dengan persentasi 100%
4. Remaja
4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Remaja di RT 07

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Remaja di RT 07

No Keluarga memiliki anak usia Jumlah Presentase


remaja,jika iya berapa ... orang
1. Ya 73 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 73 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah remaja di RT 07 sebanyak 73 dengan persentasi
100%

4.2 Distribusi Frekuensi Remaja mengikuti kegiatan khusus


keterampilan/kepemimpinan/keagamaan di RT 07

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Remaja mengikuti kegiatan khusus


keterampilan/kepemimpinan/keagamaan di RT 07

No Remaja mengikuti kegiatan khusus Jumlah Presentase


keterampilan/kepemimpinan/keagamaan
1. Ya 25 Jiwa 34,24%
2. Tidak 48 Jiwa 65,75%
Jumlah 73 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah remaja yang mengikuti kegiatan khusus
keterampilan di RT 07 sebanyak 25 dengan persentasi 34,24%

4.3 Distribusi Frekuensi Remaja memiliki kebiasaan merokok/kecanduan alcohol dan


narkotika/riwayat tindakan criminal/rehabilitas di RT 07

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Remaja memiliki kebiasaan merokok/kecanduan


alcohol dan narkotika/riwayat tindakan criminal/rehabilitas di RT 07

No Remaja memiliki kebiasaan Jumlah Presentase


merokok/kecanduan alcohol dan
narkotika/riwayat tindakan
criminal/rehabilitas
1. Ya 38 Jiwa 52,05%
2. Tidak 35 Jiwa 47,94%
Jumlah 73 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah remaja yang merokok di RT 07 sebanyak 38
dengan persentasi 52,05%%
4.4 Distribusi Frekuensi Remaja memiliki prestasi dalam bidang pendidikan dan
keterampilan khusus di RT 07

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Remaja memiliki prestasi dalam bidang pendidikan
dan keterampilan khusus di RT 07

No Remaja memiliki prestasi dalam Jumlah Presentase


bidang pendidikan dan keterampilan
khusus
1. Ya 25 Jiwa 34,24%
2. Tidak 48 Jiwa 65,75%
Jumlah 73 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan remaja yang memiliki prestasi dalam bidang pendidikan
dan keterampilan khusus di RT 07 sebanyak 25 dengan persentase 34,24%

4.5 Distribusi Frekuensi Remaja menderita gangguan nutrisi


(obesitas-malnutrisi)/prehipertensi/jantung/ginjal/kulit di RT 07
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Remaja menderita gangguan nutrisi (obesitas-
malnutrisi)/prehipertensi/jantung/ginjal/kulit di RT 07

No Remaja menderita gangguan nutrisi Jumlah Presentase


(obesitas-malnutrisi)/prehipertensi/jantung/
ginjal/kulit
1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 73 Jiwa 100%
Jumlah 73 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan remaja yang menderita gangguan nutrisi di RT 07
sebanyak 0 dengan persentase 0%

4.6 Distribusi Frekuensi Remaja mengalami gangguan psikis/mental/kejiwaan di RT 07


Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Remaja mengalami gangguan
psikis/mental/kejiwaan di RT 07

No Remaja mengalami gangguan Jumlah Presentase


psikis/mental/kejiwaan
1. Ya 0 Jiwa 0%
2. Tidak 73 Jiwa 100%
Jumlah 73 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan jumlah Remaja yang mengalami gangguan psikis /
mental / kejiwaan di RT 07 sebanyak 0 dengan persentase 0%
4.7 Distribusi Frekuensi Remaja menggunakan smarphone dan media sosial lebih dari
5 jam sehari di RT 07

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Remaja menggunakan smarphone dan media sosial
lebih dari 5 jam sehari di RT 07

No Remaja menggunakan smarphone dan Jumlah Presentase


media sosial lebih dari 5 jam sehari
1. Ya 25 Jiwa 34,24%
2. Tidak 48 Jiwa 65,75%
Jumlah 73 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan remaja yang menggunakan smartphone dan media sosial
lebih dari 5 jam sehari di RT 07 sebanyak 25 dengan persentase 34,24 %
4.8 Distribusi Frekuensi Remaja melakukan olaraga rutin selama 30 menit setiap hari
di RT 07

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Remaja melakukan olaraga rutin selama 30 menit
setiap hari di RT 07

No Remaja melakukan olaraga rutin Jumlah Presentase


selama 30 menit setiap hari
1. Ya 25 Jiwa 34,24%
2. Tidak 48 Jiwa 65,75%
Jumlah 73 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan remaja yang melakukan olahraga rutin selama 30 menit
setiap hari di RT 07 sebanyak 25 dengan persentase 34,24%

4.9 Distribusi Frekuensi Remaja merencanakan pendidikan tingkat lanjut (perguruan


tinggi) di RT 07

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Remaja merencanakan pendidikan tingkat lanjut


(perguruan tinggi) di RT 07

No Remaja merencanakan pendidikan Jumlah Presentase


tingkat lanjut (perguruan tinggi)
1. Ya 25 Jiwa 34,24%
2. Tidak 48 Jiwa 65,75%
Jumlah 80 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan remaja yang merencanakan pendidikan tingkaat lanjut di
RT 07 sebanyak 25 dengaan persentase 34,24%

5. Lansia
5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Lansia di RT 07
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Lansia di RT 07

No Keluarga memiliki lansia Jumlah Presentase


1. Ya 20 Jiwa 100%
2. Tidak 0 Jiwa 0%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan keluarga yang memiliki lansia di RT 07 sebanyak 20
dengan persentase 100%

5.2 Distribusi Frekuensi Lansia memakai alat bantu mobilisasi : kaca


mata/tongkat/kursi roda/walker di RT 07

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Lansia memakai alat bantu mobilisasi : kaca
mata/tongkat/kursi roda/walker di RT 07

No Lansia memakai alat bantu mobilisasi : Jumlah Presentase


kaca mata/tongkat/kursi roda/walker
1. Ya 13 Jiwa 65%
2. Tidak 7 Jiwa 35%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan lansia yang memakai alat bantu mobilisasi di RT 07
sebanyak 13 dengan persentase 65%

5.3 Distribusi Frekuensi Lansia mengalami jatuh/terpeleset/terduduk dikamar


mandi/area yang licin lainnya di RT 07

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Lansia mengalami jatuh/terpeleset/terduduk


dikamar mandi/area yang licin lainnya di RT 07

No Lansia mengalami Jumlah Presentase


jatuh/terpeleset/terduduk dikamar
mandi/area yang licin lainnya
1. Ya 1 Jiwa 5%
2. Tidak 19 Jiwa 95%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan lansia yang mengalami jatuh di RT 07 sebanyak 1 dengan
persentase 5%
5.4 Distribusi Frekuensi Lansia mengalami gangguan pendengaran dan penurunan
penglihatan di RT 07

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Lansia mengalami gangguan pendengaran dan penurunan
penglihatan di RT 07

No Lansia mengalami gangguan Jumlah Presentase


pendengaran dan penurunan
penglihatan
1. Ya 14 Jiwa 70%
2. Tidak 6 Jiwa 30%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan lansia yang mengalami gangguan pendengaran dan
gangguan penglihatan di RT 07 sebanyak 14 dengan persentase 70%

5.5 Distribusi Frekuensi Lansia rutin mengikuti kegiatan posyandu/program kesehatan di


Puskesmas di RT 07

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Lansia rutin mengikuti kegiatan posyandu/program


kesehatan di Puskesmas di RT 07

No Lansia rutin mengikuti kegiatan Jumlah Presentase


posyandu/program kesehatan di
Puskesmas
1. Ya 10 Jiwa 50%
2. Tidak 10 Jiwa 50%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan lansia yang rutin mengikuti kegiatan posyandu di RT 07
sebanyak 10 dengan persentase 50%

5.6 Distribusi Frekuensi Lansia menderita Hipertensi/DM/riwayat Stroke/gangguan


jantung/ginjal/gangguan mental/kesepian di RT 07
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Lansia menderita Hipertensi/DM/riwayat Stroke/gangguan
jantung/ginjal/gangguan mental/kesepian di RT 07

No Lansia menderita Jumlah Presentase


Hipertensi/DM/riwayat
Stroke/gangguan
jantung/ginjal/gangguan
mental/kesepian
1. Ya 14 Jiwa 70%
2. Tidak 6 Jiwa 30%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan lansia yang menderita hipertensi / DM / Riwayat Stroke di
RT 07 sebanyak 14 dengan persentase 70%

5.7 Distribusi Frekuensi Lansia menderita sesak nafas/anokreksia/gangguan


nutrisi(obesitas/malnutrisi)/diare/gangguan menelan di RT 07

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Lansia menderita sesak nafas/anokreksia/gangguan


nutrisi(obesitas/malnutrisi)/diare/gangguan menelan di RT 07

No Lansia menderita sesak Jumlah Presentase


nafas/anokreksia/gangguan
nutrisi(obesitas/malnutrisi)/diare/ganggua
n menelan
1. Ya 1 Jiwa 5%
2. Tidak 19 Jiwa 95%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan lansia yang menderita sesak nafas di RT 07 sebanyak 1
dengan persentase 5%

5.8 Distribusi Frekuensi Lansia melakukan aktifitas fisik : olaraga rutin selama 30 menit setiap
hari di RT 07
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Lansia melakukan aktifitas fisik : olaraga rutin selama 30 menit
setiap hari di RT 07

No Lansia melakukan aktifitas fisik : Jumlah Presentase


olaraga rutin selama 30 menit setiap
hari
1. Ya 10 Jiwa 50%
2. Tidak 10 Jiwa 50%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Bersadarkan Tabel diatas dapat diketahui lansia yang melakukan aktivitas fisik di RT 07
sebanyak 10 dengan persentase 50%

5.9 Distribusi Frekuensi Lansia merencanakan kematian dan surat wasiat di RT 07


Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Lansia merencanakan kematian dan surat wasiat di RT 07

No Lansia merencanakan kematian dan Jumlah Presentase


surat wasiat
1. Ya 1 Jiwa 5%
2. Tidak 19 Jiwa 95%
Jumlah 20 Jiwa 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui lansia yang merencanakan kematian dan surat wasiat
di RT 07 sebanyak 1 dengan persentase 5%

5.10 Tabel Distribusi Frekuensi kesehatan lansia RT 07


NO Jenis penyakit Jumlah Persentase%
1. Hipertensi 7 jiwa 35 %
2. Asam urat 5 jiwa 25 %
3. Diabetes mellitus 7 jiwa 35 %
4. Riwayat depresi 1 jiwa 5 %
5. Kolestrol 0 jiwa 0 %
6. Hepatitis B 0 jiwa 0 %
Total 20 jiwa 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas lansia mengidap penyakit hipertensi
dan diabetes mellitus dengan persentase 35%.
6. Analisa Tempat Tinggal Penduduk di RT 07
6.1 Distribusi Frekuensi Analisa Tempat Tinggal Penduduk di RT 07
Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Analisa Tempat Tinggal Penduduk di RT 07

NO Jenis lantai Jumlah Persentase%


1. Semen 21 KK 26,25%
2. Keramik 56 KK 70%
3. Kayu 3 KK 3,75%
JUMLAH 80 KK 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas jenis lantai masyarakat di RT 07
Kel. Sungai Asam menggunakan keramik dengan jumlah 56 KK dengan persentase 70%.

6.2 Distribusi Frekuensi Sumber Penerangan Penduduk di RT 07


Tabel 6.2 Distribusi Frekuensi Sumber Penerangan Penduduk di RT 07

NO Sumber penerangan Jumlah Persentase%


1. Ada 80 KK 100%
2. Tidak ada 0 KK 0%
JUMLAH 80 KK 100 %
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa mayoritas ada sumber penerangan di rumah
masyarakat di RT 07 Kel. Sungai Asam dengan jumlah 80 KK dengan persentase 100%.

6.3 Distribusi Frekuensi Sumber Ventilasi Udara Rumah Penduduk di RT 07

Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi sumber ventilasi udara rumah Penduduk di RT 07

NO Sumber ventilasi udara Jumlah Persentase%


1. Ada 80 KK 100 %
2. Tidak ada 0 KK 0%
JUMLAH 80 KK 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sumber ventilasi rumah warga lengkap dengan
presentasi 100%
6.4 Distribusi Frekuensi Sumber Air Bersih Rumah Penduduk di RT 07
Tabel 6.4 Distribusi Frekuensi Sumber Air Bersih rumah Penduduk di RT 07

NO Sumber air bersih Jumlah Persentase%


1. Ada 80 KK 100 %
2. Tidak ada 0 KK 0%
JUMLAH 80 KK 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat warga mendapatkan sumber air bersih dengan presentasi
100%

6.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kloset / Jamban Rumah Penduduk di RT 07


Tabel 6.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kloset / Jamban Rumah Penduduk di RT 07

NO Jenis kloset/jamban Jumlah Persentase%


1. Jongkok 75 KK 93,75%
2. Duduk 5 KK 6.25 %
JUMLAH 80 KK 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui kloset yang di gunakan warga yaitu kloset jongkok
sebanyak 75KK dengan presentasi 93,75%

6.6 Distribusi Frekuensi Jenis Tangga Rumah Penduduk di RT 07


Tabel 6.6 Distribusi Frekuensi Jenis Tangga Rumah Penduduk di RT 07

NO Jenis Tangga Jumlah Persentase%


1. Ada pegangan 7 KK 8,75%
2. Tidak ada pegangan 7 KK 8,75 %
JUMLAH 14 KK 17,5 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui yang memiliki tangga di dalam rumah, semuanya
masing- masingterdapat peganganmaupun tidak pada tangga dengan presentasi yang sama
sebanyak 8,75%
No Kebiasaan Umum Jumlah 6.7 Distribusi
1 Latihan fisik secara teratur 53 KK Frekuensi Kebiasaan
2 Minum air putih 80 KK Umum Penduduk di
3 Kebiasaan minum kopi/the/soda 62 KK RT 07
4 Mampu mengelola stress 26 KK
5 Konsumsi jamu 7 KK
6 Konsumsi alkohol 0 KK
7 Merokok 28 KK
8 Cek kesehatan rutin 41 KK
9 Tidur & istirahat yang cukup 71 KK

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar mengkonsumsi air putih Dalam upaya
kebiasaan kesehatan dengan jumlah 80KK
6.8 Data Penyakit (menular maupun tidak menular) dalam 1 bulan terakhir
Tabel 6.8 masalah kesehatan penduduk rt 07

No Jenis Penyakit JUMLAH Persentase%


1. Hipertensi 12 44,4%
2. Asam Urat 5 18,51%
3. Diabetes mellitus 7 25,92%
4. Riwayat Depresi 1 3,70%
5. Kolesterol 1 3,70%
6. Hepatitis B 1 3,70%
Total 27 99,93%
Berdasarkan tabel di atas, dapat di ketahui sebagian besar masalah kesehatan i=yaitu
hipertensi dengan jumlah 12 jiwa presentase 44,4%
PHBS Dalam Keluarga
6.9 Distribusi Frekuensi PHBS Dalam Keluarga di RT 07
Tabel 6.9 Distribusi Frekuensi PHBS Dalam Keluarga di RT 07
NO Pertolongan Persalinan Jumlah Persentase%
1. Nakes 80 KK 100 %
2. Dukun 0 KK 0
Total 80 KK 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui masyarakat yang melakukan pertolongan persalinan
di RT 07 sebanyak 73 dengan persentase 100%

6.10 Distribusi Frekuensi Memberikan ASI Ekslusif di RT 07


Tabel 6.10 Distribusi Frekuensi Memberikan ASI Ekslusif di RT 07

NO Memberikan ASI Ekslusif Jumlah Persentase%


1. < 6 Bulan 36 KK 45%
2. > 6 Bulan 44 KK 55%
Total 80 KK 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui pemberian ASI Ekslusif di RT 07 sebanyak 36 dengan
persentase 49,31 %

6.11 Distribusi Frekuensi Menimbang bayi atau balita setiap bulan secara teratur di RT 07
Tabel 6.11 Distribusi Frekuensi Menimbang bayi atau balita setiap bulan secara teratur di RT
07

NO Menimbang bayi atau balita setiap Jumlah Persentase%


bulan secara teratur
1. Ya 73 KK 91,25%
2. Tidak 7 KK 8,75
Total 80 KK 100%
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan menimbang bayi atau balita setiap bulan secara teratur
sebanyak 73 dengan persentase 91,25%

6.12 Distribusi Frekuensi Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun dan air
bersih di RT 07
Tabel 6.12 Distribusi Frekuensi Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun
dan air bersih di RT 07

NO Mencuci tangan sebelum dan Jumlah Persentase%


sesudah makan dengan sabun dan
air bersih
1. Ya 80 KK 100%
2. Tidak 0 KK 0%
Total 80 KK 100%
Bedasarkan Tabel diatas diketahui masyarakat yang mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan dengan sabun dan air bersih di RT 07 sebanyak 80 dengan persentase 100%
6.13 Distribusi Frekuensi Menggunakan air bersih di RT 07
Tabel 6.13 Distribusi Frekuensi Menggunakan air bersih RT 07

NO Menggunakan air bersih Jumlah Persentase%


1. Ya 80 KK 100%
2. Tidak 0 KK 0%
Total 80 KK 100%
Berdasarkan Tabel datas diketahui masyarakat yang meggunakan air bersih di RT 07 sebanyak
80 degan persentase 100%
6.14 Distribusi Frekuensi Menggunakan jamban sehat
di RT 07
Tabel 6.14 Distribusi Frekuensi Menggunakan jamban sehat RT 07

NO Menggunakan jamban sehat Jumlah Persentase%


1. Ya 80 KK 100%
2. Tidak 0 KK 0%
Total 80 KK 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui masyarakat yang mengguanakan jamban sehat di RT
07 sebanyak 80 dengan persentase 100%
6.15 Distribusi Frekuensi Memberantas jentik nyamuk di RT 07
Tabel 6.15 Distribusi Frekuensi Memberantas jentik nyamuk RT 07

NO Memberantas jentik nyamuk Jumlah Persentase%


1. Ya 70 KK 87,5%
2. Tidak 10 KK 12,5%
Total 80 KK 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui masyarakat yang dapat memberantas jentik nyamuk
di RT 07 sebanyak 70 dengan persentase 87,5%
6.16 Distribusi Frekuensi Mengkomsumsi buah dan sayur di RT 07
Tabel 6.16 Distribusi Frekuensi Mengkomsumsi buah dan sayur RT 07

NO Mengkomsumsi buah dan sayur Jumlah Persentase%


1. Ya 80 KK 100%
2. Tidak 0 KK 0%
Total 80 KK 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui masyarakat yang mengkonsumsi buah dan sayur di RT
07 sebanyak 80 dengan persentase 100%

6.17 Distribusi Frekuensi Memiliki jaminan pemeliharaan Kesehatan


( BPJS,askes,jamsostek,jamkesmas,asuransi lainnya)di RT 07
Tabel 6.17 Distribusi Frekuensi Memiliki jaminan pemeliharaan Kesehatan
( BPJS,askes,jamsostek,jamkesmas,asuransi lainnya) di RT 07

NO Memiliki jaminan pemeliharaan Kesehatan Jumlah Persentase%


( BPJS,askes,jamsostek,jamkesmas,asuransi lainnya)
1. Ya 69 KK 86,25%
2. Tidak 11 KK 13,75%
Total 80 KK 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui masyarakat yang memiliki jaminan pemeliharaan
kesehtan di RT 07 sebanyak 69 dengan persentase 86,25%
6.18 Rwayat pla makan keluarga (dalam 1 minggu terakhir)
N Pertany Pagi Siang Malam
o aan Jam 06.00-08.00 Jam 12.00-13.00 18.00-19.00
>6 3-6 1-2 Tida >6 3-6 1-2 Tida >6 3-6 1-2 Tida
kali/ kali/ kali/ k kali/ kali/ kali/ k kali/ kali/ kali/ k
Min Min Min Pern Min Min Min Pern Min Min Min Pern
ggu ggu ggu ah ggu ggu ggu ah ggu ggu ggu ah
1 Makana 59 11 9 KK - 67 11 2 KK - 45 20 15 -
n pokok KK KK KK KK KK KK KK
(Beras,
mie/bih
un,
singkon
g, ubi,
jagung,
kentang
, roti,
biskuit,
krakers)
2 Lauk - 57 23 - - 57 23 - - 45 35 -
pauk KK KK KK KK KK KK
hewani
(ikan
segar,ik
an
dikaleng
kan,
udang
segar,
daging
sapi,
daging
yang
diawetk
an,
sosis,
ayam,
hati,
telur,
bakso,
joroan)
3 Lauk - 47 33 - - 47 33 - - 45 35 -
pauk KK KK KK KK KK KK
nabati
(tempe,
tahu,
oncom,
kacang-
kacanga
n,
kacang
polong,
kacang
merah)
4 Sayuran - - 63 - - - 44 - - - 27 -
(Hijau, KK KK KK
wortel,
tauge,
tomat,
terong,
dll)
5 Bauah - - 10 - - - 33 - - - - -
KK KK
6 Susu - 11 - - - 9 KK - - - 6 KK - -
dan KK
olahann
ya
(susu
skim,
susu full
cream,
yogurt,
keju, ice
cream,
dll)
7 Minyak/ - 45 - - - 33 - - - 10 - -
pengga KK KK KK
nti
Makan
digoren
g, gajih
hewan,
santan)
8 Gula - 41 - - - 11 - - - 37 - -
(minum KK KK KK
an
dalam
kemasa
n
kaleng,
gula
pasir,
madu,
gula
merah,
gula
batu)
9 Sumple - 38 - - - - - - - - - -
men KK
yang
diminu
m

B. Diagnosis Keperawatan
 Tabel analisa data
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 Data Subjektif : Managemen Kesehatan Kurang terpapar
A. Masyarakat yang mengidap tidak efektif informasi
penyakit Hipertensi di RT 07 (D.0116)
Sungai Asam mengatakan
bahwa mereka tidak
mengetahui makanan
pantangan hipertensi.
B. Masyarakat yang mengidap
penyakit hipertensi di RT 07
Sungai Asam mengatakan
bahwa mereka tidak rutin
control dan minum obat.
Data Objektif :
A. Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan masyarakat di RT
07 Sungai Asam mengidap
penyakit Hipertensi pada
lansia sebesar 44,4%.
B. Berdasarkan hasil pengkajian
kepada masyarakat di RT 07
Sungai Asam, didapatkan
bahwa mayoritas masyarakat
yang mengidap penyakit
hipertensi tidak rutin untuk
minum obat.
2 Data Subjektif : Manajemen kesehatan Kurang terpapar
A. Masyarakat yang memiliki tidak efektif informasi
balita di RT 07 Sungai Asam
mengatakan bahwa mereka
jarang membawa anaknya ke
puskesmas.
B. Kader posyandu mengatakan
bahwa kunjungan untuk anak
balita 1-5 tahun menurun.
Data Objektif :
A. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan
jumlah bayi sebanyak 4 jiwa.
B. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan
jumlah balita sebanyak 18
jiwa.
C. Berdasarkan hasil pengkajian
di RT 07 Sungai Asam
didapatkan hasil bahwa
sebanya 3 bayi mendapatkan
ASI Eklusif ≤ 6 bulan. 1 bayi
mendapatkan ASI Eklusif ≥ 6
bulan.
D. Jumlah kader posyandu 3
3 Data Subjektif : Perilaku kesehatan Pemilihan gaya hidup
A. Masyarakat di RT 07 Sungai cenderung beresiko tidak sehat
Asam mengatakan bahwa (resiko)
jarang berolahraga. (D.0099)
B. Masyarakat di RT 07 Sungai
Asam mengatakan bahwa
sering mengkonsumsi
kopi/soda.
C. Masyarakat di RT O7 Sungai
Asam mengatakan
mengkonsumsi rokok kurang
lebih 12 batang/hari
Data Objektif :
A. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan hasil
bahwa sebesar 35% memiliki
kebiasaan merokok.
B. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan hasil
bahwa sebesar 33,75% tidak
memiliki kebiasaan latihan
fisik secara teratur.
C. Berdasarkan hasil pengkajian
pada masyarakat di RT 07
Sungai Asam didapatkan hasil
bahwa sebesar 77,5% memiliki
kebiasaan minum kopi/soda.
4 Data Subjektif : Potensial rendahnya Kurang terpapar
A. Orangtua di RT 07 Sungai pemahaman remaja informasi
Asam mengatakan bahwa terhadap penggunaan
anaknya menggunakan smartphone
smartphone lebih dari 5 jam
sehari
Data Objektif :
A. Berdasarkan hasil observasi
di RT 07 Sungai Asam,
didapatkan hasil bahwa
sebanyak 26,16% terdapat
anak usia remaja.
B. Berdasarkan hasil
pengkajian pada masyarakat
di RT 07 Sungai Asam,
didapatkan hasil bahwa
sebanyak 26,16% remaja
menggunakan smarphone
dan media sosial lebih dari 5
jam sehari
 Tabel NCP

DATA DIAGNOSA TUJUAN SLKI SIKI


KEPERAWATAN
Data Subjektif : Managemen Kesehatan Setelah dilakukan Kriteria Hasil : Edukasi Kesehatan
A. Masyarakat yang tidak efektif berhubungan Tindakan keperawatan 1.menerapkan program Observasi :
mengidap penyakit dengan Kurang terpapar 1x4 Jam diharapkan perawatan meningkat 1. Identifikasi kesiapan
Hipertensi di RT 07 informasi managemen Kesehatan 2. aktifitas hidup sehari-hari dan kemampuan
Sungai Asam meningkat di RT 07 efektif memenuhi tujuan menerima informasi
mengatakan bahwa Sungai Asam Kesehatan 2. Identifikasi factor-
mereka tidak 3.Verbalisasi kesulitan dalam faktor yang dapat
mengetahui makanan menjalani program meningkatkan dan
pantangan hipertensi. perawatan/pengobatan menurunkan motivasi
B. Masyarakat yang menurun perilaku hidup bersih
mengidap penyakit dan sehat
hipertensi di RT 07 Terapeutik:
Sungai Asam 1. Sediakan materi dan
mengatakan bahwa media Pendidikan
mereka tidak rutin kesehatan
control dan minum 2. jadwalkan pendidikan
obat kesehatan sesuai
kesepakatan
Data objektif : 3. berikan kesempatan
A. Berdasarkan hasil untuk bertanya
pengkajian Edukasi :
didapatkan 1. Jelaskan factor resiko
masyarakat di RT 07 yang dapat
Sungai Asam mempengaruhi
mengidap penyakit Kesehatan
Hipertensi pada 2. Ajarkan perilaku
lansia sebesar 44,4%. hidup bersih dan
B. Berdasarkan hasil sehat
pengkajian kepada 3. Ajarkan strategi
masyarakat di RT 07 yang dapat
Sungai Asam, digunakan
didapatkan bahwa meningkatkan
mayoritas masyarakat perilaku hidup
yang mengidap bersih dan sehat
penyakit hipertensi
tidak rutin untuk
minum obat.
C. Berdasarkan hasil
pengkajian kepada
masyarakat di RT 07
Sungai Asam
didapatkan hasil
bahwa sebesar
Data Subjektif Managemen Kesehatan Setelah dilakukan Kriteria Hasil : Edukasi Kesehatan
A. Masyarakat yang tidak efektif berhubungan Tindakan keperawatan 1.menerapkan program Observasi :
memiliki balita di RT dengan Kurang terpapar 1x4 Jam diharapkan perawatan meningkat 3. Identifikasi kesiapan
07 Sungai Asam informasi managemen Kesehatan 2. aktifitas hidup sehari-hari dan kemampuan
mengatakan bahwa meningkat di RT 07 efektif memenuhi tujuan menerima informasi
mereka jarang Sungai Asam Kesehatan 4. Identifikasi factor-
membawa anaknya 3.Verbalisasi kesulitan dalam faktor yang dapat
ke puskesmas. menjalani program meningkatkan dan
B. Kader posyandu perawatan/pengobatan menurunkan motivasi
mengatakan bahwa menurun perilaku hidup bersih
kunjungan untuk dan sehat
anak balita 1-5 tahun Terapeutik:
menurun. 4. Sediakan materi dan
Data Objektif : media Pendidikan
A. Berdasarkan hasil kesehatan
pengkajian pada 5. jadwalkan pendidikan
masyarakat di RT 07 kesehatan sesuai
Sungai Asam kesepakatan
didapatkan jumlah 6. berikan kesempatan
bayi sebanyak 4 jiwa. untuk bertanya
B. Berdasarkan hasil Edukasi :
pengkajian pada 1. Jelaskan factor resiko
masyarakat di RT 07 yang dapat
Sungai Asam mempengaruhi
didapatkan jumlah Kesehatan bayi dan
balita sebanyak 18 balita
jiwa. 2. Ajarkan cara
C. Berdasarkan hasil pemberian asi ekslusif
pengkajian di RT 07 pada bayi
Sungai Asam
didapatkan hasil
bahwa sebanya 3 bayi
mendapatkan ASI
Eklusif ≤ 6 bulan. 1
bayi mendapatkan
ASI Eklusif ≥ 6 bulan.
D. Jumlah kader
posyandu 3
Data Subjektif : Perilaku kesehatan Setelah dilakukan Kriteria Hasil : Promosi perilaku upaya
A. Masyarakat di RT 07 cenderung beresiko Tindakan keperawatan 1. Penerimaan terhadap Kesehatan
Sungai Asam (resiko) 1x4 Jam diharapkan perubahan status Observasi :
mengatakan bahwa berhubungan dengan perilaku kesehatan Kesehatan meningkat 1.identifikasi perilaku
jarang berolahraga. Pemilihan gaya hidup membaik di RT 07 2. Kemampuan melakukan upaya Kesehatan yang
B. Masyarakat di RT 07 tidak sehat Sungai Asam Tindakan pencengahan dapat digunakan
Sungai Asam masalah Kesehatan
mengatakan bahwa meningkat Terapeutik
sering mengkonsumsi 3. Kemampuan peningkatan
kopi/soda. Kesehatan 1.berikan lingkungan yang
C. Masyarakat di RT O7 mendukung Kesehatan
Sungai Asam 2. orientasi Kesehatan
mengatakan yang dapat dimanfaatkan
mengkonsumsi rokok
kurang lebih 12 Edukasi :
batang/hari 1. Anjurkan persalinan di
Data Objektif : tolong oleh tenaga
A. Berdasarkan hasil Kesehatan
pengkajian pada 2. Anjurkan memberi
masyaraat di RT 07 ASI Ekslusif
Sungai Asam 3. Anjurkan menimbang
didapatkan hasil balita setiap bulan
bahwa sebesar 35% 4. Anjurkan
memiliki kebiasaan menggunakan air
merokok. bersih
B. Berdasarkan hasil 5. Anjurkan mencuci
pengkajian pada tangan dengan air
masyarakat di RT 07 bersih dan sabun
Sungai Asam 6. Anjurkan
didapatkan hasil menggunakan jamban
bahwa sebesar sehat
33,75% tidak 7. Anjurkan
memiliki kebiasaan memberantas jentik
Latihan fisik secara setiap seminggu sekali
teratur. 8. Anjurkan makan sayur
C. Berdasarkan hasil dan buah setiap hari
pengkajian pada 9. Anjurkan aktifitas fisik
masyarakat di RT 07 setiap hari
Sungai Asam 10. Anjurkan tidak
didapatkan hasil merokok didalam
bahwa sebesar 77,5% rumah
memiliki kebiasaan
minum kopi/soda
Data Subjektif : Kurang terpapar Setelah dilakukan Kriteria Hasil : 1.mengadakan
A. Orangtua di RT 07 informasi berhubungan Tindakan keperawatan 1. Meningkatnya penyuluhan kepada
Sungai Asam dengan Potensial 1x4 Jam diharapkan pengetahuan remaja remaja terhadap bahaya
mengatakan bahwa rendahnya pemahaman perilaku beresiko tidak terhadap atau dampak penggunaan smartphone
anaknya remaja terhadap terjadi pada remaja di dari 2.remaja dapat
menggunakan penggunaan smartphone RT 07 Sungai Asam pemakaian/penggunaan menerapkan peerilaku
smartphone lebih dari smartphone perubahan yang baik dan
5 jam sehari 2. Dapat menghindari sehat
pengaruh buruk dari
Data Objektif : pemakaian smartphone
A. Berdasarkan hasil 3. Remaja dapat
observasi di RT 07 memperlihatkan
Sungai Asam, perubahan perilaku
didapatkan hasil yang baik dan sehat
bahwa sebanyak
26,16% terdapat
anak usia remaja.
B. Berdasarkan hasil
pengkajian pada
masyarakat di RT 07
Sungai Asam,
didapatkan hasil
bahwa sebanyak
26,16% remaja
menggunakan
smarphone dan
media sosial lebih
dari 5 jam
C. Perencanaan
 Tabel POA

Diagnosa Tujuan Kegiatan Sasaran W Tempat Sumber Metode dan PJ


Keperawatan a Dana media
k
t
u
Ketidakefektifa TUM : Penyuluhan Lansia Posko Mahasiswa komunikasi Rinda
n pemeliharaan Meningkatkan kesehatan di RT RT 07 Informasi Agustina
kesehatan pemeliharaan tentang diet 07 Kel. Edukasi
(00188) kesehatan pada pada lansia Sungai Asam
lansia dengan dengan Asam Sungai
hipertensi. Hipertensi.

TUK :
1. Terjadi
peningkatan
kesadaran dan
pengetahuan
tentang diet
hipertensi.
2. Terjadi
peningkatan
kemampuan
untuk membuat
menu makanan
sehat/diet
hipertensi.
Perilaku TUM: Penyuluhan Remaja Posko Mahasiswa komunikasi
kesehatan Masyarakat kesehatan di RT RT 07 Informasi
cenderung Terhindar dari tentang 07 Kel. Edukasi
beresiko penyakit yang bahaya Sungai Asam
cenderung berisiko
(00099) merokok Asam Sungai
terhadap perilaku
yang dilakukan. pada remaja

TUK:
1. Mampu
Mengenali dan
menyeimbangka
n aktivitas hidup
2. Mampu
Mencari
informasi
tentang strategi
untuk aktifitas
hidup yang
seimbang
3. Mampu
Menghindari
atau mengurangi
penggunaan
tembakau.
Potensial TUM : Penyuluhan Remaja Posko Mahasiswa komunikasi
rendahnya Masyarakat di RT kesehatan di RT RT 07 Informasi
pemahaman 07 Sungai Asam tentang 07 Kel. Edukasi
remaja terhadap mampu dan siap efek Sungai Asam
penggunaan untuk penggunaan Asam Sungai
smartphone meningkatkan smartphone
manajemen pada remaja
kesehatan.

TUK :
1. Mampu
menghindari
penggunaan
smartphone yang
berlebihan.
2. Mampu
menggunakan
smartphone
secara efektif
 Tabel prioritas masalah

Kriteria Skor Bobot Hasil

1. Ada/ tidaknya masalah


Skala:
Defisit(aktual) 3 1 3x1/3 = 1
Ancaman (risiko) 2
Krisis yang akan datang 1

2. Kondisi masalah untuk


diubah
Skala:
2 2 1x2/2 = 1
Mudah untuk diubah
1
Sebagian mudah untuk diubah
0
Tidak dapat diubah

3. Potensial masalah untuk


dicegah
Skala:
Tinggi
3 1 2x1/3=2/3
Sedang
2
Rendah
1

4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah butuh perhatian segera 2 1 2x1/2=1
Masalah tidak butuh perhatian
segera
1
Tidak dianggap sebagai masalah
yang membutuhkan perubahan
0

Total skor 4 3 2/3

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


Kriteria Skor Bobot Hasil

1. Ada/ tidaknya masalah


Skala:
Defisit(aktual) 3 1 3x1/3 = 1
Ancaman (risiko) 2
Krisis yang akan datang 1

2. Kondisi masalah untuk


diubah
Skala:
2 2 1x2/2 = 1
Mudah untuk diubah
1
Sebagian mudah untuk diubah
0
Tidak dapat diubah

3. Potensial masalah untuk


dicegah
Skala:
Tinggi
3 1 2x1/3=2/3
Sedang
2
Rendah
1

4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah butuh perhatian segera 2 1 2x1/2=1
Masalah tidak butuh perhatian
segera
1
Tidak dianggap sebagai masalah
yang membutuhkan perubahan
0

Total skor 4 3 2/3

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Kriteria Skor Bobot Hasil


1. Ada/ tidaknya masalah
Skala:
Defisit(aktual) 3 1 2x1/3= 2/3
Ancaman (risiko) 2
Krisis yang akan datang 1

2. Kondisi masalah untuk


diubah
Skala:
2 2 1x2/2 = 1
Mudah untuk diubah
1
Sebagian mudah untuk diubah
0
Tidak dapat diubah

3. Potensial masalah untuk


dicegah
Skala:
Tinggi
3 1 1x1/3 =1/3
Sedang
2
Rendah
1

4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah butuh perhatian segera 2 1 2x1/2=1
Masalah tidak butuh perhatian
segera
1
Tidak dianggap sebagai masalah
yang membutuhkan perubahan
0

Total skor 4 2 3/6

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Kriteria Skor Bobot Hasil


1. Ada/ tidaknya masalah
Skala:
Defisit(aktual) 3 1 1x1/3 = 1/3
Ancaman (risiko) 2
Krisis yang akan datang 1

2. Kondisi masalah untuk


diubah
Skala:
2 2 1x2/2 = 1
Mudah untuk diubah
1
Sebagian mudah untuk diubah
0
Tidak dapat diubah

3. Potensial masalah untuk


dicegah
Skala:
Tinggi
3 1 1x1/3 =1/3
Sedang
2
Rendah
1

4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah butuh perhatian segera 2 1 2x1/2=1
Masalah tidak butuh perhatian
segera
1
Tidak dianggap sebagai masalah
yang membutuhkan perubahan
0

Total skor 4 2 2/6

No Diagnosa Keperwatan Skor


1 Managemen Kesehatan tidak efektif 3 2/3

2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko 2 3/6


3 Potensial rendahnya pemahaman remaja terhadap penggunaan smartphone 2 2/6

D. Pelaksanaan
1. MMRT 1
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan : Musyawarah masalah kesehatan individu dalam keluarga


Sasaran : Masyarakat Rt.07 Kel.Sungai asam
Waktu : 60 menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Januari 2022
Jam : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Posko Rt.07 Sungai asam
Penyuluh : D4 Sarjana Terapan Keperawatan

A. Latar Belakang
Pemecahan masalah kesehatan masyarakat merupakan bagian terpenting dari
kompetensi yang wajib dimiliki oleh mahasiswa profesi ners keperawatan Poltekkes
Kemenkes Jambi yang mampu mengenal, merumuskan, dan menyusun prioritas
masalah kesehatan masyarakat baik sekarang maupun yang akan datang, serta berusaha
dan bekerja untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam stase praktik komunitas
profesi keperawatan, selanjutnya mahasiswa akan dipaparkan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan didalam masyarakat.
Data tentang kejadian penyakit di masyarakat perlu dikumpulkan dan dinilai
keberadaan masalah keperawatannya, data tersebut bisa diperoleh secara primer
(misalnya survey pendahuluan atau rapid assessment) maupun secara sekunder
(dengan memanfaatkan data yang sudah ada di Puskesmas, Posyandu, kelurahan,
kecamatan, desa, rumah sakit, dsb) ataupun kombinasi dari data sekunder dan primer
rapid assessment merupakan salah satu cara yang sangat bermakna dalam memberikan
data bagi mahasiswa. kegiatan tersebut dapat dilakukan ketika ada pertemuan warga.
Oleh karena itu, perlu dilakukan musyawarah masyarakat desa satu (MMD 1) yang
dapat mempertemukan warga dengan mahasiswa agar menjadi sarana untuk
menemukan permasalahan yang sedang terjadi di suatu wilayah yang dijadikan tempat
praktik oleh mahasiswa profesi ners keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan musyawarah masyarakat di Rt.07 Kel. Sungai asam,
diharapkan mahasiswa dapat memperkenalkan diri pada masyarakat dalam
melakukan rapid assessment terhadap masalah yang muncul dan
menyampaikan rencana kegiatan dalam menjalankan praktik klinik mata
kuliah keperawatan komunitas dan keluarga di Rt.07 Kel. Sungai Asam.
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal antara mahasiswa dengan tokoh masyarakat dan warga di
wilayah Rt.07 Kel. Sungai Asam
b. Mengetahui struktur wilayah Rt.07 Kel. Sungai Asam
c. Mengetahui data demografi
d. Menemukan adanya kelompok warga dengan masalah kesehatan
spesifik atau kelompok risiko tinggi
e. Mendapatkan informasi jadwal perkumpulan warga
f. Menjelaskan rencana kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas
dan keluarga selama 5 minggu kedepan
3. Sasaran dan Target
a. Kepala Lurah Rt.07 Kel. Sungai Asam
b. Ketua Rt.07 Kel. Sungai Asam
c. Kader Kesehatan Rt.07 Kel. Sungai Asam
d. Tokoh Masyarakat Rt.07 Kel. Sungai Asam
e. Pemuda Pemudi Rt.07 Kel. Sungai Asam
C. Strategi
1. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab

2. Materi
Terlampir
3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Januari 2022
Jam : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Posko Rt.07 Sungai asam

4. Setting Tempat
Tempat yang digunakan adalah posko didepan rumah pak Rt.07 Kel.Sungai
Asam yang biasa digunakan warga untuk kegiatan pengajian anak-anak. Semua
peserta duduk secara lesehan dengan alas tikar.

Keterangan:
: Pintu Masuk

: Duduk Peserta

: Pemateri
5. Media
LCD Proyektor dan laptop
D. Proses Pelaksanaan

NO Waktu KEGIATAN PENYAMPAI


1. 10.00-10.20  Registrasi Mahasiswa, Pembimbing
 Pembukaan Klinik, Ketua Rt.07 Kel.
 Sambutan pak Rt.07 Kel.Sungai Asam Sungai Asam

 Sambutan Pembimbing Klinik


(puskesmas)
2. 10.20-10.40 Penyampaian Materi Mahasiswa
 Memperkenalkan diri
 Memaparkan hasil survey laporan di
Rt.07 Kel. Sungai Asam
3. 10.40-10.55  Diskusi Mahasiswa Dan
 Penyampaian prioritas masalah dan Perwakilan Masyarakat

program kerja
4. 10.55-11.00  Kesimpulan Mahasiswa
 Penutup

E. Pengorganisasian

1. Penanggung Jawab: Adlu Ramadhan

2. Seksi Acara: Susilawati, Riapuni, Mutya Rukmayanti, Debby Novita Sari,


Reza Nurmala Sari, Rebecca Uli Sinaga, Riani Lestari, Sumarni

3. Pembawa Acara: Vivianti Dewi

4. Penyaji: Tomi Dwi Putra, Rinda Agustina, Regina S. Turnip

5. Notulen: Ika Minarsih, Putri Sion, Reza Nurmala Sari


F. Evaluasi

1. Evaluasi MMD I

Dokumen SAP MMD I Ada Tidak

Judul Kegiatan

Latar Belakang

Tujuan

Sasaran Dan Target

Strategi Pelaksanaan

Pengorganisasian

Susunan Acara

Total

Presentase

Persiapan MMD I Ada Tidak

Tersebarnya Undangan

Tersusunnya Selembaran MMD

Perizinan Tempat

Total

Presentase
Perlaksanaan MMD I Ada Tidak

Panitia MMD I

Jumlah Kehadiran Peserta >80%

Pembawa Acara Melakukan Pembukaan

Mahasiswa Memperkenalkan Diri

Penyaji Menyampaikan Program

Penyaji Menjabarkan Masalah Kesehatan

Diskusi Dan Tanya Jawab Setelah Materi

Total

Presentase

Hasil MMD I Ada Tidak

Peserta Memahami Tujuan Kegiatan

Peserta Dan Mahasiswa Menemukan Permasalahan Di


Wilayahnya

Mahasiswa Mengetahui Struktur Wilayah

Mahasiswa Mendapatkan Data Demografi

Mahasiswa Menemukan Adanya Kelompok Warga


Dengan Masalah Kesehatan Spesifik / Risiko Tinggi

Mahasiswa Mendapatkan Informasi Jadwal


Perkumpulan Warga

Total

Presentase
2. Edukasi Kesehatan 1
“Edukasi KesehatanTentang Perawatan Hipertensi Dirumah Pada Lansia Di RT 07
Kel.Sungai Asam Kota Jambi “
1. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum,
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal
yang merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Hipertensi ditandai
dengan peningkatan tekanan darah sistol ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg.
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 07 Kel. Sungai Asam, didapatkan
jumlah lansia sebanyak 20 jiwa dan lansia yang mengidap penyakit
Hipertensi sebanyak 12 jiwa. Rata-rata usia lansia lebih dari 60 tahun
keatas. Berdasarkan wawancara pada lansia di Rt 07 didapatkan sebagian
lansia mengatakan kuduknya pegal dan berat, nyeri di bagian kepala
menjalar ke leher dan telah mengalami penurunan fungsi salah satunya
system peredaran darah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui Lansia
tidak rutin memeriksa kesehatan dan mengkomsumsi obat. Lansia juga
tidak mengetahui tentang hipertensi, lansia tidak mengetahui diet untuk
penderita hipertensi, cara perawatan hipertensi dirumah serta komplikasi
yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi.
Dengan terjadinya peningkatan populasi lansia dan berbagai
macam penyakit degeneratif yang sering menyerang pada usia lansia saat
ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan
Pendidikan kesehatan tentang penyakit Degeneratif (Hipertensi) dan
perawatannya sehingga lansia dapat melakukan perawatan dini secara
mandiri sebelum berkonsultasi pada pusat pelayanan kesehatan.

1. Data Yang Dikaji Lebih Lanjut


Berdasarkan lansia penderita hipertensi Di RT 07 Kel.Sungai Asam
termaksud tidak terkontrol. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup para peserta jaminan Kesehatan nasional (JKN) dari BPJS
Kesehatan yang mengidap penyakit kronis dengan biaya pelayanan
Kesehatan yang efektif dan efisien, contoh program prolanis adalah
control ulang tekanan darah, tidak putus obat berupa obat amlodipine dan
mendapatkan Pendidikan Kesehatan dan diet ketat berupa makanan yang
rendah garam. Pada lansia hipertensi yang tidak terkontrol biasanya
datang dengan keluhan sakit kepala dan tidak mendapatkan obat rutin,
biasanya berasal dari pasien baru. Persentase lansia yang mengalami
hipertensi sebesar 44,4% yang berada di RT 07 Kel.Sungai Asam.
2. Masalah Keperawatan
Berdasarkan masalah keperawatan ketidakefektifan management
kesehatan pada Lansia dengan Hipertensi

2. Proses Keperawatan Komunitas


1. Diagnosis Keperawatan Komunitas
- Ketidakefektifan management kesehatan pada lansia dengan
hipertensi.
2. Rencana Tindakan
a. Rencana Intervensi : Pemberian Edukasi Kesehatan dan perawatan
Hipertensi dirumah.
b. Tujuan
Untuk Memberikan edukasi Kesehatan Tentang perawatan Hipertensi
dirumah Pada Lansia Di RT 07 Kel.Sungai Asam Kota Jambi

3. Implementasi Keperawatan
1. Metode
Penyuluhan dan Demonstrasi
2. Media dan alat
Power point, LCD, Leaflet, Spanduk, Kursi, Alat tulis
3. Waktu dan Tempat
Jumat,28 Januari 2022 di Puskesmas Koni/Posko RT 07 Kel.Sungai Asam
4. Sasaran
Lansia Puskesmas Koni/Posko di RT 07 Kel.Sungai Asam Kota Jambi
5. Strategi Pelaksanaan
6. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Putri Balqis
- Bertanggung jawab dari awal acara sampai akhir acara
- Berkoordinasi dengan ci klinik dan pembimbing akademik
b. Ketua pelaksana : Regina.S.Turnip
- Melapor kepada ci klinik,dan dosen pembimbing
- Mengkoordinir seksi acara, seksi dokumentasi, seksi perlengkapan,
- Meminta data, file kop surat dengan tata usaha
c. Penyaji :
1. Rinda Agustina sebagai penyaji konsep
- Menyajikan atau menjelaskan materi secara berurutan dan terarah
dengan waktu yang sudah ditentukan

- Memahami dan mampu menjelaskan dengan luas konsep hipertensi dan


perawatan hipertensi di rumah.
d. Moderator : Pita Ayu Lestari
- Memimpin acara dari awal hingga berakhirnya acara sesuai dengan
susuan acara
- Memimpin sesi tanya jawab
- Menyampaikan simpulan dari materi
- Menghubungkan penyaji konsep dengan penyaji dokumentasi.dengan
audiens
e. Notulen dan observer
1. Reza Nurmala Sari
2. Rebecca Uli Sinaga
- Mengobservasi jalannya acara, waktu dan mencatat jikalau ada yang
tidak sesuai dengan SAP
- Mencatat pertanyaan dari peserta dan mengkomunikasikan dengan
penyaji
f. Seksi acara
1. Seluruh Anggota kelompok 4
g. Seksi humas & dokumentasi
1. Putrision simamora sebagai dokumentasi foto dan video
- Mendokumentasikan kegiatan selama acara baik foto maupun video
dengan baik.
- Membuat link google drive untuk menyebarkan foto untuk membuat
lampiran.
Tahapan Kegiatan Waktu (menit) Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Lansia
Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
3. Mengingatkan
kontrak waktu,
tempat, dan topik
4. Memperkenalkan
kelompok dan
pembimbing
akademik

5. Menggali persepsi
peserta tentang
hipertensi
6. Memberikan
reinforcement
positif pada peserta
Pelaksanaan 30 menit A. Pemaparan Teori Menyimak dan
1. Menjelaskan materi
memperhatikan
penyuluhan tentang ;
a. Pengertian
hipertensi
b. Penyebab
hipertensi
c. Tanda & gejala
hipertensi

d. Perawatan
hipertensi
dirumah

e. Demonstrasi
4. Menanyakan
kembali kepada
peserta mengenai Memberikan
materi penyuluhan kesempatan
5. Memberikan untuk diskusi (3
reinforment positif pertanyaan)
setelah
dilakukannya
penyuluhan
6. Memberikan
kesempatan untuk
Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan dari
Mendengar dan
konsep hipertensi
menyimak Menjawab
dan diet pada salam
penderita Hipertensi
2. Menyampaikan
rencana tindak lanjut
pada pasien
hipertensi tentang
diet yang baik.
Mengucapkan
terimakasih dan
salam penutup

4. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur

Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Putri Balqis
b. Ketua pelaksana : Regina S.Turnip
c. Penyaji : Rinda agustina
d. Moderator : Pita Ayu Lestari
e. Notulen dan observer
1. Reza nurmala sari
2. Rebecca uli sinaga

f. Seksi acara
Regina S.Turnip
g. Seksi dokumentasi
Putrision simamora

2. Evaluasi proses

Tahapan Kegiatan Waktu (menit) Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Lansia


Pembukaan 6 menit 1. Memberi salam Menjawab salam
(Berjalan dengan (Terlaksana Mendengarkan dan
baik dan sesuai) dan sesuai) memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
(Terlaksana
dan sesuai)
3. Mengingatkan
kontrak waktu,
tempat, dan topik
Memperkenalkan
kelompok dan CI
klinik dan
pembimbing
akademik
(Terlaksana
dan sesuai)

Pelaksanaan 30 menit A. Pemaparan Teori Menyimak dan


memperhatikan
6. Menggali persepsi
peserta tentang
hipertensi
(Terlaksana
dan sesuai)
7. Memberikan
reinforcement
positif pada
peserta
(Terlaksana
dan sesuai)
8. Menjelaskan materi
penyuluhan tentang ;
(Terlaksana dan
sesuai)

f. Pengertian
hipertensi
g. Penyebab
hipertensi
h. Tanda & gejala
hipertensi
i. Patofisiologi
hipertensi
j. Teknik
farmakologi dan
non farmakologi
pengobatan
hipertensi

k. Diet pada
penderita
Hipertensi Mengikuti
l. Menanyakan demonstrasi
kembali
kepada peserta
mengenai
materi
penyuluhan
(Terlaksana Mendemostrasikan
dan sesuai) ulang
m. Memberikan
reinforment
positif setelah
dilakukannya
penyuluhan
7. Memberikan
Peserta aktif bertanya
kesempatan untuk
diskusi (3
pertanyaan)
(Terlaksana
dan sesuai)
Penutup 5 menit 4. Menyimpulkan Mendengar dan
hasil pemaparan menyimak
materi Menjawab salam
(Terlaksana
dan sesuai)
5. Menyampaikan
rencana tindak lanjut
pada pasien
hipertensi seperti
latihan dirumah
Mengucapkan
terimakasih dan
salam penutup
(Terlaksana
dan sesuai)

3. Evaluasi hasil
Peserta aktif bertanya pada sesi tanya jawab
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

HIPERTENSI PADA LANSIA

1) Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani,2006). Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian
atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang
lama( Saraswati,2009).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO(World Health Organization)
memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak
membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007). Hipertensi dapat
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.

2. Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial


(primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada
kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%).Hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang merupakan akibat dari adanyapenyakit lain. Faktor ini juga erat
hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor
makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi
garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol.

Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan
menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang mendorong
terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan,
merokok (M.Adib,2009).

3. Gejala Hipertensi

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk
terasa pegal, mudah marah,telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
ditengkuk,mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah darihidung).

4. Diit hipertensi

Ada 3 macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan


tekanan darah, yaitu :

a. Diet Rendah Garam


Diet rendah garam dalam arti sebenarnya adalah sodium atau natrium.
Dalam diet rendah garam (sodium), selain membatasi sumber konsumsi garam
dapur juga harus membatasi sumber sodium lainnya. sumber sodium lainnya
antara lain makanan yang mengandung soda, kue, baking powder, MSG
(Monosodium Glutamat yang lebih dikenal dengan nama bumbu penyedap
makanan), pengawet makanan atau natrium benzoat (biasanya terdapat di
dalam saos, kecap, selai, jelli). Makanan yang dibuat dari mentega serta obat
yang mengandung Na, biasanya obat sakit kepala atau obat lainnya.

Ada 2 macam diet rendah garam :

1) Diet rendah garam I (200 – 400 mgNa)


Diberikan pada pasien edema, acites dan / hipertensi berat, tidak
ditambahkan garam dapur, hindari bahan makanan tinggi natrium.

2) Diet rendah garam II (600 – 800 mgNa)


Diberikan pada pasien edema, acites dan / hipertensi sedang. Pemberian

makanan sama dengan diet rendah garam I, boleh menggunakan ¼ sedok teh

perhari garam dapur, hindari makanan tinggi natrium.


3) Diet rendah garam III (1000 – 12000 mg Na)

Diberikan pada pasien edema dan / hipertensi ringan. Pemberian makanan


sama dengan diet rendah garam I. Pada pengolahan makanan boleh
menggunakan ½ sendok teh garam dapur dalam sehari.

b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas

kolesterol diperlukan untuk kelancaran metabolisme dalam tubuh tetapi


apabila jumlah yang dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh
tubuh akan membayakan. Kolesterol merupakan bagian dari lemak. Tubuh
memperoleh kolesterol dari makanan sehari-hari dan dari hasil sintesis dalam
hati (hepar). Sekitar 25-50% kolesterol yang berasal dari makanan dapat
diabsorbsi oleh tubuh, selebihnya akan dibuang melalui feses (kotoran).
Beberapa makanan yang tinggi kandungan kolesterolnya, yaitu daging, jeroan,
keju keras, susu, yogurt, kuning telur, kepiting, kerang, udang, cumi-cumi, coklat,
mentega, margarin, hati, lemak babi.

Di dalam makanan, lemak terdiri dari dua macam, yakni lemak jenuh dan
tidak jenuh. Lemak jenuh bersifat menaikkan kadar kolesterol, yang terdapat
pada makanan yang berasal dari hewan, seperti daging, sapi, kerbau, babi,
kambing, mentega, susu, keju dan sebagian kecil dari tumbuh-tumbuhan, seperti
minyak jagung, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji matahari,
sebagian kecil hewani, antara lain seperti ikan dan minyak ikan. Diet ini
bertujuan untuk menurunkan kolesterol darah.

c. Diet tinggi serat

Serat banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan, dan serat makanan


terdapat pada beras, kentang, singkong dan kacang ijo.

Di dalam tubuh manusia, kolesterol dibuat di dalam hati dan kemudian


diubah menjadi asam empedu untuk membantu proses penyerapan makanan.
Asam empedu tersebut sebagian masuk ke dalam darah untuk di bawa hati dan
sebagian lainnya dibuang bersama kotoran. Jika kadar kolesterol dalam darah
cukup tinggi maka kolesterol tersebut akan menempel pada dinding bagian
dalam dari saluran darah. Kolesterol itupun akan mengikat kolesterol lainnya
sehingga saluran darah akan tertutup oleh tumpukan kolesterol.

5. Cara mengatasi dan mencegah Hipertensi

a. Periksakan tekanan darah secara teratur


b. Diit
c. Menghindari makanan yang berlemak
d. Mengurangi asin atau garam
e. Menjaga keseimbangan berat badan
f. Hindari minum minuman keras (beralkohol) dan kurangi/hentikan merokok
a. Istirahat yang cukup
b. Hindari stress
c. Olah raga yang teratur
d. Taati petunjuk pemakian obat dari dokter

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Agustina Pungki, Didit Damayanti, and Iskari Ngadiarti. 2021. “Penerapan Anjuran Diet Dash
Dibandingkan Diet Rendah Garam Berdasarkan Konseling Gizi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Larangan Utara.” Gizi Indonesia 44(1):109–20. doi:
10.36457/gizindo.v44i1.559.

Kii, Maria Ina, Dwi Soelistyoningsih, and Nicky Danur Jayanti. 2021. “HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH GARAM PADA PENDERITA HIPERTENSI SISTOLIK
Darah Sistolik ≥ 140 MmHg Dengan Tekanan Darah Populasi Lansia . Berdasarkan Data Dari
Survei Hipertensi Menurut Data World Health Organization ( WHO ) Pada Tahun 2011 Tercatat
Terdapat 1 Milyar Menyebabkan Peningkatan Beban Biaya Kesehatan Dampak Buruk
Hipertensi Sistolik Adalah Suatu Faktor Risiko Kardiovaskuler Penting Pada Lansia . Ada 2 ( Dua )
Faktor Yang Bisa Memprediksi Dan Pantulan Gelombang Karotid Secara Dini . Hipertensi Sistolik
Jelas Berhubungan Dengan Kardiovaskuler 2 , 5 Kali Lipat Pada Kedua Jenis Fisik Saja Tetapi
Juga Berdampak Pada Psikis , Dimana Cemas , Dan Tidak Bisa Kontrol Emosi Ketika Psikologis
Sebagian Besar Terdapat Bentuk Depresi Dan Kecemasan Tekanan Darah , Peningkatan
Tekanan Darah Ini Akan Tersebut Dan Dapat Berdampak Pada Kualitas Hidup Dukungan
Keluarga Merupakan Faktor Terpenting Dalam Membantu Individu Menyelesaikan Masalah ,
Dukungan Keluarga Akan Menambah Rasa Sehingga Keluarga Dapat Memenuhi Kebutuhan
Pasien , Mengetahui Kapan Keluarga Harus Mencari Pertolongan Dan Mendukung Kepatuhan
Terhadap Penting , Keluarga Dapat Menjadi Faktor Yang Sangat Kesehatan Individu ( Handayani
, 2014 ).” 2(3):132–40.

Rachmawati, Diah, Retno Sintowati, Nining Lestari, and Tri Agustina. 2021. “Pengaruh Diet Dash
(Dietary Approach To Stop Hypertension) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi: Studi Literatur.” Proceeding of The URECOL 150–57.

Soewito, Bambang, and Marta Pastari. 2021. “Edukasi Dan Pendampingan Diet Lansia Dengan
Hipertensi.” 5:566–69.

Taufandas, Muh Jumaidi Sapwal Maruli, Novi Hermawati, Novi Hermawati Maruli Taufandas
Muh.Jumaidi Sapwal, and Novi Hermawati Maruli Taufandas Muh.Jumaidi Sapwal. 2021.
“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Ladon
Wilayah Kerja Puskesmas Wanasaba.” Jurnal Medika Hutama 2(Vol. 2 No. 02 (2021): Jurnal
Medika Hutama):801–15.

Agoes, H. A. (2011). Penyakit Diusia Tua. Jakarta: EGC.


Dinkes Jateng. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. Semarang: Dinas
Kesehatan Jawa Tengah.
Dinkes Kota Semarang. (2013, April). Profil Kesehatan Kota Semarang 2015. Dipetik
Desember Sabtu, 5, 2015, dari www.dinkes-kotasemarang.go.id.
Kuswardhani, T. (2007). Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia. Jurnal Penyakit
Dalam.
Laksono, R. A. (2013). Hubungan Antara Stress, Pola Makan, dan Kebiasaan Merokok
dengan Terjadinya Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Bendosari
Sukoharjo. 1-14.
Palmer, A. B. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Riskesdas. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional Tahun 2013.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Sudoyo, A. W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.
Susanto. (2010). Cegah & Rangkal Penyakit Modern. Yogyakarta: Andi.
WHO. (2011). Hypertension. Departement of Sustainable and Healthy Environments.
Adip, M. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung, dan Stroke.
Yogyakarta : Dianloka; 2009.
Corwin, E.J. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009

Gunawan, L. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius; 2001.

Price, S.A., dan L.M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2
Edisi 6. Jakarta : EGC; 2006

Wahyu Nugroho, SKM. 1992. Buku Kedokteran. Edisi 1. Perawatan Lanjut Usia. EGC :
Jakarta
3. Edukasi Kesehatan 2
“Edukasi Tentang NAPZA Pada Remaja Di RT 07 Kel.Sungai Asam “
1. Latar Belakang
1. Karakteristik
Remaja adalah periode ketika individu menjadi matur secara fisik maupun
psikologis dan memperoleh identitas personal. Di akhir periode kritis
perkembangan ini, individu harus siap memasuki dunia dewasa dan mengembang
berbagai tanggung jawab. Periode remaja seringkali dibagi ke dalam tiga tahap ;
remaja awal, berlangsung dari usia 12 hingga 13; remaja menengah, dari usia 14
hingga 16 tahun; remaja akhir ,dari usia 17 hingga 18 atau 20 tahun.
Berdasarkan hasil pengkajian pada masyarakat di RT 07 Sungai Asam
didapatkan hasil bahwa sebesar 35% memiliki kebiasaan merokok.

2. Data Yang Dikaji Lebih Lanjut


Data yang perlu dikaji lebih lanjut pada remaja di RT 07 Kel. Sungai Asam
yaitu melakukan pengontrolan lebih lanjut terhadap remaja RT 07 Sungai Asam
terhadap ada atau tidaknya penggunaan NAPZA.
3. Masalah Keperawatan
Berdasarkan masalah keperawatan perilaku kesehatan cenderung
beresiko.

2. Proses Keperawatan Komunitas

1. Diagnosis Keperawatan Komunitas

Perilaku kesehatan cenderung beresiko

2. Rencana Tindakan

a. Rencana Intervensi : Pemberian Edukasi Kesehatan tentang NAPZA


pada remaja di RT 07 Kel. Sungai Asam.

b. Tujuan

Untuk Memberikan edukasi kesehatan tentang NAPZA pada remaja di


RT 07 Kel. Sungai Asam.

3. Implementasi Keperawatan
1. Metode
Penyuluhan
2. Media dan alat
Power point, LCD, Leaflet, Spanduk, Kursi, Alat tulis
3. Waktu dan Tempat
Jumat,28 Januari 2022 di Puskesmas Koni/Posko RT 07 Kel.Sungai Asam
4. Sasaran
Remaja Puskesmas Koni/Posko di RT 07 Kel.Sungai Asam Kota Jambi
5. Strategi Pelaksanaan
6. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Putri Balqis
- Bertanggung jawab dari awal acara sampai akhir acara
- Berkoordinasi dengan ci klinik dan pembimbing akademik
b. Ketua pelaksana : Rinda Agustina
- Melapor kepada ci klinik,dan dosen pembimbing
- Mengkoordinir seksi acara, seksi dokumentasi, seksi perlengkapan,
- Meminta data, file kop surat dengan tata usaha
c. Penyaji :
2. Regina S. Turnip sebagai penyaji konsep
- Menyajikan atau menjelaskan materi secara berurutan dan terarah
dengan waktu yang sudah ditentukan

d. Moderator :
- Memimpin acara dari awal hingga berakhirnya acara sesuai dengan
susuan acara
- Memimpin sesi tanya jawab
- Menyampaikan simpulan dari materi
- Menghubungkan penyaji konsep dengan penyaji dokumentasi.dengan
audiens
e. Notulen dan observer
3. Reza Nurmala Sari
4. Rebecca Uli Sinaga
- Mengobservasi jalannya acara, waktu dan mencatat jikalau ada yang
tidak sesuai dengan SAP
- Mencatat pertanyaan dari peserta dan mengkomunikasikan dengan
penyaji
f. Seksi acara
1. Seluruh Anggota kelompok 4
g. Seksi humas & dokumentasi
2. Putrision simamora sebagai dokumentasi foto dan video
- Mendokumentasikan kegiatan selama acara baik foto maupun video
dengan baik.
- Membuat link google drive untuk menyebarkan foto untuk membuat
lampiran.

Tahapan Kegiatan Waktu (menit) Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Lansia


Pembukaan 5 menit 7. Memberi salam Menjawab salam
8. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
9. Mengingatkan
kontrak waktu,
tempat, dan topik
10.Memperkenalkan
kelompok dan
pembimbing
akademik
11.Menggali persepsi
peserta tentang
NAPZA.
12.Memberikan
reinforcement
positif pada peserta
Pelaksanaan 30 menit A. Pemaparan Teori Menyimak dan
2. Menjelaskan materi memperhatikan
penyuluhan tentang ;
 Pengertian
NAPZA.
 Penyebab, tanda
dan gejala
NAPZA.
 Upaya
pencegahan dan
penanganan
NAPZA.
3. Menanyakan
kembali kepada
peserta mengenai
materi penyuluhan
4. Memberikan
reinforment positif
setelah
dilakukannya
penyuluhan
5. Memberikan
kesempatan untuk
diskusi (3
pertanyaan)
Penutup 5 menit 3. Menyimpulkan dari
Konsep NAPZA. Mendengar dan
4. Menyampaikan menyimak Menjawab
rencana tindak lanjut salam
5. Mengucapkan
terimakasih dan
salam penutup

4. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur

Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Putri Balqis
b. Ketua pelaksana : Pita Ayu Lestari
c. Penyaji : Regina S. Turnip
d. Moderator : Putrision Simamora
e. Notulen dan observer
3. Reza nurmala sari
4. Rebecca uli sinaga

f. Seksi acara
Rebecca Uli Sinaga
g. Seksi dokumentasi
Putrision simamora
2. Evaluasi proses
Tahapan Kegiatan Waktu (menit) Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Lansia
Pembukaan 7 menit 1. Memberi salam Menjawab salam
(Berjalan dengan (terlakaksana Mendengarkan dan
baik dan sesuai) dan sesuai) memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
(terlakaksana
dan sesuai)
3. Mengingatkan
kontrak waktu,
tempat, dan topik
Memperkenalkan
kelompok dan CI
klinik dan
pembimbing
akademik
(terlakaksana
dan sesuai)
4. Menggali persepsi
peserta tentang
NAPZA
(terlakaksana
dan sesuai)
5. Memberikan
reinforcement
positif pada
peserta
(terlakaksana
dan sesuai)
Pelaksanaan 30 menit A. Pemaparan Teori Menyimak dan
1. Menjelaskan materi memperhatikan
tentang :
 Pengertian Peserta aktif bertanya
NAPZA.
 Penyebab, tanda
dan gejala
NAPZA.
 Upaya
pencegahan dan
penanganan
NAPZA.
(terlakaksana
dan sesuai)
2. Menanyakan kembali
kepada peserta
mengenai materi
penyuluhan
(terlakaksana
dan sesuai)
3. Memberikan
reinforment positif
setelah dilakukannya
penyuluhan
(terlakaksana
dan sesuai)
4. Memberikan
kesempatan untuk
diskusi (3
pertanyaan)
(terlakaksana
dan sesuai)
Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan Mendengar dan
hasil pemaparan menyimak
materi Menjawab salam
(terlakaksana
dan sesuai)
2. Menyampaikan
rencana tindak lanjut
(terlakaksana dan
sesuai)
3. Mengucapkan
terimakasih dan
salam penutup
(terlakaksana
dan sesuai)

3. Evaluasi hasil
Peserta aktif bertanya pada sesi tanya jawab
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian
NAPZA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi
seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

2. Mekanisme terjadinya penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA


a. Organobiologik
Dari sudut pandang organobiologik ( susunan saraf pusat atau otak) mekanisme terjadinya adiksi
(ketagihan) hinggs dependensi ( ketergantungan NAPZA dikenal dua istilah, yaitu gangguan
mental organic akibat NAPZA : kegaduhan, gelisahan dan kekacauan dalam fungsi kognitif ( alam
pikiran), afektif ( alam perasaan/ emosi ) dan psikomotor ( perikaku ), yang disebabkan oleh efek
langsung NAPZA terhadap susunan saraf pusat atau otak.

b. Psikodinamik
1) Faktor Predisposisi
Seseorang dengan gangguan kepribadiaan yaitu gangguan kejiwaan atau anti sosial,
kecemasan dan depresi. Selain daripada itu, yang bersangkutan tidak mampu untuk
berkomunikasi secara wajar dan efektif dirumah, sekolah atau di dalam pergaulan sosialnya.

2) Faktor Kontribusi
Seseorang dalam kondisi lingkungan yang tidak baik akan merasa tertekan dan
ketertekananya itu dapat merupakan faktor pendorong bagi dirinya terlibat dalam
penyalangunaan atau ketergantungan NAPZA. Kondisi lingkungan yang tidak baik meliputi
faktor keluarga, lingkungan teman sebaya, sekolah dan masyarakat.

3) Faktor Pencetus
Merupakan faktor Interaksi antar Ketiga faktor di atas.Faktor pencetus mengakibatkan
seseorang mempuyai resiko jauh lebih besar terlibat penyalahgunaan dan ketergantungan
NAPZA di bandingkan dengan satu dua faktor saja.
3. Penyebab
Penyalahgunaan NAPZA sangatlah kompleks, tetapi selalu merupakan interaksi tiga faktor, yaitu :

1) Faktor NAPZA
2) Faktor individual
3) Faktor lingkungan yang berkontribusi penyalahgunaan NAPZA
a) Lingkungan Keluarga
b) Lingkungan Sekolah
c) Lingkungan Teman sebaya

4. Tanda dan gejala


1. Perubahan Fisik

Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel), apatis ( acuh tak
atuh ), mengantuk, agresif.. Saat sedang ketagihan ( sakau ) : mata merah, hidung berair,
menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.

Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan
kebersihan , gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

1. Perubahan sikap dan perilaku :


a. Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,
pemalas, kurang bertanggung jawab.
b. Pola tidur berubah, bergadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas.
c. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan,
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

5. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA


1) Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan
intervensi. Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko
tinggi untuk penyalahgunaan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar
tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar
faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
2) Pencegahan Sekunder : Mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA
3) Pencegahan Tersier : Merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

6. Upaya penanganan penyalahgunaan NAPZA


1. Upaya pre-emtif
a. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang NAPZA
b. Melaksanakan kegiatan masyarakat terutama generasi muda yang ada kepada kegiatan
positif seperti olahraga, kesenian dan lain-lain
c. Melaksanakan kegiatan edukatif dengan sasaran menghilangkan faktor-faktor peluang, pola
hidup bebas NAPZA dan penerangan secara dini terhadap penyalahgunaan NAPZA.
2. Upaya preventif
a. Melaksanakan pengawasan secara berjenjang oleh orang tua maupun tenaga pendidik
terhadap putra-putri dan keluarga baik di lingkungan urmah sampai lingkungan yang lebih
luas.
b. Mengadakan penertiban/lokalisir pengguna minuman keras pada tempat keramaian
termasuk pada ijin penjualan.
c. Memperketat pengawasan, patroli pada tempat rawan penyalahgunaan dan peredaran
gelap NAPZA, penanaman/pengolahan serta jalur peredaran secara ilegal ke wilayah
Indonesi khususnya wilayah NTT.
3. Upaya penegakan hukum
a. Melakukan penyelidikan dan menindak dengan melibatkan instansi terkait dan partisipasi
masyarakat secara swakarsa dan terkoordinasi.
b. Melakukan proses hukum bagi pelaku penyalahgunaan danperedaran gelap NAPZA secara
obyektif, transparan, cepat, tepat tuntas dan adil oleh penegak hukum yang profesional dan
bertanggung jawab.
c. Memutuskan jalur peredaran gelap NAPZA diwilayah NTT
d. Mengungkapkan jaringan peredaran gelap NAPZA

7. Penanganan penyalahgunaan NAPZA


1) Supply Control
Adalah upaya yang dilakukan untuk menekan atau menurunkan ketersediaan NAPZA di pasar
gelap atau ditengah-tengah masyarakat. Kegiatan yang dilakukan seperti :
a. Pengawasan cultivasi/penanaman NAPZA ilegal
b. Pengawasan masuknya bahan-bahan prekusor dari luar negeri
c. Pencegahan terhadap upaya penyelundupan
d. Razia atau opeasi kepolisian untuk mencegah peredaran NAPZA dalam masyarakat
e. Penindakan terhadap laboratorium gelap
f. Penindakan terhadap pelaku penanaman, pengedar, Bandar
2) Demand Reduction
Adalah upaya yang dilakukan guna menekan atau menurunkan permintaan pasar sehingga
memiliki daya tangkal untuk menolak keberadaan NAPZA. Kegiatan yang dilakukan seperti :

a. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) baik secara langsung, brosur, iklan, bill board atau
melalui media cetak dan media elektronik kepada masyarakat.
b. Penyuluhan kepada masyarakat (keluarga, sekolah dan kelompok masyarakat lainnya)
c. Promosi kesehatan secara umum
d. Seminar/diskusi
e. Dialog interaktif di radio/TV
f. Pembatasan dan pengawasan ijin diskotik, pub, karaoke dan tempat hiburan lain yang
sering dijadikan sebagai tempat penyalahgunaan NAPZA.

3) Harm Reduction
Adalah upaya yang dilakukan terhadap pengguna atau korban dengan maksud untuk menekan
atau menurunkan dampak yang lebih buruk akibat penggunaan dan ketergantungan terhadap
NAPZA. Kegiatan yang dilakukan seperti :

a. Memberikan terapi dan pengobatan medis agar pengguna/ korban tersebut dapat lepas
dari keracunan, overdosis dan terbebas dari penyakit fisik lainnya.
b. Memberikan rehabilitasi agar pengguna tersebut dapat lepas dari ketergantungan dan
dapat hidup produktif kembali dalam masyarakat.
c. Memberikan konseling guna mencegah kekambuhan dan mencegah penularan penyakit
berbahaya seperti penularan HIV/AIDS, Hepatitis C, penyakit kulit dan kela-min dan lain-
lain.
8. Pengobatan pecandu NAPZA
Rehabilitatif, yaitu membantu korban atau pengguna untuk keluar dari ketergantungan terhadap
NAPZA untuk dapat hidup produktif kembali dalam masyarakat. Saat ini perannya yang baru pada
tingkat memberikan ”back up” kepada fungsi operasional, seperti pemberian informasi kepada
fungsi Reserse dalam menentukan tanda-tanda ketergantungan/ sebagai pengguna atau dalam
pembuatan Visum/BAP test urine tersang-ka dan kepada fungsi Binamitra dalam memberikan
materi penyuluhan terhadap masyarakat.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah praktik keperawatan professional yang diberikan
secara holistic (biopsikososiospritual) dan difokuskan pada kelompok resiko tinggi yang
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif, preventif tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitative dengan melibatkan komunitas sebagai mitra yang
handal dalam menyelesaikan masalah. Tujuan Keperawatan Komunitas (1) Pelayanan
keperawatan secara langsung (direct care), (2) Perhatian langsung terhadap kesehatan
seluruh masyarakat (health general community). Falsafah/ Paradigma Keperawatan
Komunitas (1) Manusia, (2) Kesehatan , (3) Lingkungan dan (4) Keperawatan . Trend
dan Issue dalam Keperawatan Komunitas (1) Pengaruh Pengaruh politik terhadap
keperawatan professional, (2) Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik
Keperawatan dan (3) Puskesmas Idaman Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh
perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah: (1) Pemberi Asuhan Keperawatan
(Cave Provider) (1) Peran Sebagai Pendidik (Educator), (2) Peran Sebagai Konselor
(Counselor) (3) Peran Sebagai Panutan (Role Model) (3) Peran Sebagai Pembela
(Advocate) (4) Peran Sebagai Manajer Kasus (Case Manager) dan (5) Peran Sebagai
Kolabolator.

B. Saran
Diharapkan kepada pembaca dapat memahami dan mengerti materi tentang
Konsep Keperawatan Komunitas. Semoga keperawatan komunitas kedepan memberikan
harapan yang cerah pada perkembang keperawatan komunitas di Indonesia. Selain itu
diharapkan juga kepada pembaca dapat memberikan masukkan kepada kelompok agar
bisa menjadi pelajaran bagi kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Candra Widyanto, Faisalado. 2014. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Chairani, Reni.2015.Modul Keperawatan Komunitas I. Jakarta : Australian AID

Harnilawati.2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas.Sulsel : Pustaka As Salam

Swarjana, I Ketut.2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta : ANDI

Kholifah,Siti Nur, dkk.2016.Modul Bahan Ajar Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta
Selatan : Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai