Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA TITIP JUAL (KONSINYASI)

Allah ta’ala berfirman:


“Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad perjanjian itu” (QS. Al Ma’idah: 1)

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada hari ini,
………………………………………., telah diadakan perjanjian dan kesepakatan bersama
antara pihak - pihak sebagai berikut:

Nama : ………………………………………………..
Badan / Instansi : ……………………………………………….
Jabatan : ……………………………………………….
Alamat : ……………………………………………….
No. HP/Telp. : ……………………………………………….

Dalam hal ini sebagai Direktur Utama, yang bertindak selaku pemegang kuasa
PT. Sangkuriang Vaporizer Indonesia, untuk selanjutnya di dalam perjanjian ini disebut
sebagai Pihak Pertama.

Nama : ……………………………………………….
Badan / Instansi : ……………………………………………….
Jabatan : ……………………………………………….
Alamat : ……………………………………………….
No. HP/Telp. : ……………………………………………….

Dalam hal ini sebagai ……………………………………………….yang bertindak selaku


pemegang kuasa dari ………………………………………………., untuk selanjutnya di
dalam perjanjian ini akan disebut sebagai Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua bersama-sama menyatakan hal-hal sebagai berikut:
Bahwa Pihak Pertama merupakan pihak yang menitip-jualkan barang kepada Pihak
Kedua berupa:

Nama Barang : 1. …………………..


2. …………………..
3. …………………..
4. …………………..
5. …………………..
6. …………………..
7. …………………..
8. …………………..
9. …………………..
10. …………………..
Jumlah barang : Terlampir dalam Surat Permintaan/Purchase Order

Harga Jual : Terlampir dalam Surat Permintaan/Purchase Order

Kedua belah pihak menyepakati Perjanjian Jual Beli Barang dengan sistem konsinyasi
(titip jual) mengikuti syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
PENDAHULUAN

1. Barang yang menjadi objek konsinyasi (titip jual) merupakan sebuah kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dengan surat perjanjian ini.
2. Sebelum dibuat perjanjian konsinyasi, Pihak Pertama melampirkan surat penawaran
berisi daftar harga masing-masing barang serta contoh (sampel) barang yang
ditawarkan.

Pasal 2
HAK MILIK BARANG

Barang - barang yang belum terjual atau belum dipesan tanpa terkecuali merupakan hak
milik Pihak Pertama, dan Pihak Pertama berhak melakukan penarikan dengan
pemberitahuan terlebih dahulu.

Pasal 3
PENGEMBALIAN BARANG

1. Pihak Kedua dapat melakukan pengecekan, pengamanan, dan pemisahan barang.


Pihak Kedua berhak menghentikan penjualan barang apabila diketemukan kondisi
yang bisa merugikan konsumen. Barang-barang tersebut harus terlebih dahulu
dibuatkan Nota Retur sebagai persyaratan pengembalian barang.
2. Jika barang belum terjual dalam waktu 2 (dua) minggu dan atau selama 14 (empat
belas) hari kalender sejak dititipkan, maka Pihak Kedua bisa memperhitungkan untuk
melakukan pengembalian barang. Semua bentuk pengembalian atas barang - barang
yang belum terjual atau dianggap tidak terjual oleh Pihak Kedua harus dibuatkan Nota
Retur.
3. Jika kedua belah pihak kemudian menyepakati bahwa barang yang diretur masih bisa
dijual atau layak jual, maka harus dibuat surat jalan dan faktur baru.

Pasal 4
PENAGIHAN

1. Dalam waktu dua minggu sejak barang dititipkan, Pihak Pertama berhak menagih
pembayaran atas barang - barang produk sereh wangi yang telah dititipkan.
2. Pihak Pertama dalam melakukan penagihan secara berkala mengikuti jadwal yang
terlebih dahulu ditetapkan oleh Para Pihak sesuai dengan Surat Pesanan/Purchase
Order yang terlampir.

Pasal 5
PENAMBAHAN PESANAN BARANG

1. Pihak Kedua wajib menyampaikan permintaan penambahan barang yang baru


kepada Pihak Pertama maksimal 3 hari sebelum barang dikirim.
2. Pihak Kedua wajib melunasi invoice/tagihan pembayaran pada periode
sebelumnya kepada Pihak Pertama.
3. Barang akan dikirim oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua apabila Pihak
Kedua telah melakukan pembayaran kepada Pihak Pertama dengan dilampiri bukti
pembayaran.

Pasal 6
MASA BERLAKU PERJANJIAN

Perjanjian ini berlaku selama 3 (tiga) bulan, mulai dari tanggal


………………………………………………. sampai dengan tanggal
………………………………………………..

Pasal 7
SENGKETA

Jika di kemudian hari terjadi sengketa akibat pelaksanaan surat perjanjian ini, maka kedua
belah pihak akan berusaha menyelesaikannya secara musyawarah. Jika musyawarah
tidak berhasil menyelesaikan sengketa, maka kedua belah pihak sepakat untuk
menempuh jalur hukum sebagai langkah penyelesaian terakhir.

Surat perjanjian titip jual (konsinyasi) ini disepakati dan dibuat kedua belah pihak dalam
keadaan sadar sepenuhnya, dan tanpa campur tangan pihak mana pun. Surat perjanjian
ini dibuat rangkap dua, dan keduanya memiliki kekuatan yang sama di mata hukum.

Khotimah
Allah ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi):
“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan
Syirkah, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada kawan
syirkahnya, apabila diantara mereka yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka
(tidak melindungi). (HR. Imam Daruqutni dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Demikianlah, Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak sebagai
suatu perjanjian pada hari dan tanggal sebagaimana disebutkan di atas.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

………………………………………………. ……………………………………………….

SAKSI-SAKSI:
Saksi I Saksi II

……………………….. ………………………..

Anda mungkin juga menyukai