Anda di halaman 1dari 49

Setya Aristu Pranoto, S.Par., M.

Tr Par

Week IV – Wisatawan &


Motivasi Wisatawan
1 Wisatawan

2
Definisi wisatawan

• Wisatawan berasal dari kata Sansekerta yaitu “wisata” yang berarti


“perjalanan”
• Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,
wisatawan merupakan orang yang melakukan wisata.
• Sedangkan pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan perjalanan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat tidak
menetap untuk menikmati objek serta daya tarik destinasi wisata.

3
Definisi wisatawan

• Wisatawan pada umumnya adalah pengunjung yang singgah sementara disuatu daerah
atau tempat yang dikunjungi.
• Pengertian pengunjung atau visitor menurut The International Union of Office Travel
Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO) adalah seseorang yang
melakukan perjalanan ke negara lain selain negaranya di luar tempat kediamannya dengan
tujuan utama kunjungan selain alasan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.

4
Kategori Wisatawan

Yang bisa disebut dengan kategori wisatawan menurut Komisi Liga Bangsa-Bangsa adalah
sebagai berikut:
1. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan keluarga,
kesehatan, dan lain-lain.
2. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan atau tugas-
tugas tertentu (ilmu pengetahuan, tugas pemerintah diplomasi, agama, olahraga, dan lain-
lain).
3. Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha/bisnis.
4. Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun berada di suatu
negara kurang dari 24 jam.

5
Kategori Bukan Wisatawan

Yang disebut dengan kategori bukan wisatawan menurut Komisi Liga Bangsa-Bangsa adalah
sebagai berikut:
1. Mereka yang datang baik dengan maupun tanpa kontrak kerja, dengan tujuan mencari
pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha di suatu negara.
2. Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu negara.
3. Penduduk di suatu tapal batas negara dan mereka bekerja di negara yang berdekatan.
4. Wisatawan-wisatawan yang melewati suatu negara tanpa tinggal, walaupun perjalanan
tersebut berlangsung lebih dari 24 jam.

6
Ciri-ciri wisatawan

◉ Ciri-ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan :


1. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam
2. Perjalanan itu dilakukannya untuk sementara waktu
3. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang
dikunjungi.

7
Tipologi: Jenis & Macam
Wisatawan
Tipologi wisatawan

• Tipologi wisatawan adalah pemahaman tentang aspek sosiologis tentang berbagai jenis
wisatawan, termasuk karakteristik, motivasi, perilaku, dan kebutuhan yang berbeda ketika
mereka berkunjung ke suatu tempat.
• Kenapa Tipologi Wisatawan Penting?

9
Menurut Plog (1972)

❖ Tipologi wisatawan menurut Plog (1972) berdasarkan pada sikap psikologis wisatawan
terhadap tempat tujuan dan fasilitas yang tersedia. Ada tiga tipologi utama, yaitu:
1. Allocentris: Wisatawan yang suka petualangan dan mencari tempat baru yang belum
diketahui. Mereka mau menggunakan fasilitas lokal dan berinteraksi dengan masyarakat
setempat.
2. Psycocentris: Wisatawan yang suka kenyamanan dan mencari tempat yang sudah dikenal
dan memiliki fasilitas standar. Mereka tidak mau mengambil risiko atau mengalami hal yang
berbeda dari kebiasaan mereka.
3. Mid-Centris: Wisatawan yang berada di antara allocentris dan psycocentris. Mereka memiliki
keseimbangan antara keinginan untuk menjelajah dan kebutuhan untuk merasa aman.

10
Menurut Cohen (1972)

❖ Tipologi wisatawan menurut Cohen (1972) berdasarkan pada tingkat familiarisasi dengan
tempat tujuan dan tingkat pengorganisasian dari perjalanan. Ada empat tipologi utama,
yaitu:
1. Drifter: Wisatawan yang sangat ingin mengetahui tempat baru yang sama sekali tidak
familiar. Mereka bepergian secara mandiri dan dalam jumlah kecil.
2. Explorer: Wisatawan yang ingin mengetahui tempat baru yang tidak terlalu familiar. Mereka
mengatur perjalanan mereka sendiri dan mencari hal-hal yang tidak umum.
3. Individual mass tourists: Wisatawan yang ingin mengetahui tempat yang sudah cukup
familiar. Mereka menyerahkan pengetahuan perjalanan kepada agen perjalanan dan
mengunjungi tempat-tempat yang sudah terkenal.
4. Organized mass tourists: Wisatawan yang hanya ingin mengetahui tempat yang sudah
sangat familiar. Mereka mengikuti paket perjalanan yang sudah disiapkan oleh agen
perjalanan dan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki fasilitas seperti di rumah mereka.

11
Menurut Smith (1997)

❖ Klasifikasi wisatawan menurut Smith (1977) dengan membedakan wisatawan atas tujuh
kelompok, berdasarkan pada tingkat pencarian dan penemuan tempat tujuan, serta tingkat
keterlibatan dengan masyarakat lokal. yaitu:
1. Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif
dengan masyarakat lokal, dan bersedia menerima fasilitas seadanya, serta menghargai norma
dan nilai-nilai lokal.
• Fokus tujuan wisata berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat setempat seperti
mengikuti cara menetap, hidup, makan, dan sebagainya
2. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum dikenal, tetapi
dengan pengaturan lebih dahulu, dan bepergian dalam jumlah yang kecil.
3. Off beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak mau ikut ke tempat tempat yang
sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas seadanya di
tempat lokal. (kelompok jenis ini senang mengunjungi tempat – tempat yang jarang dikunjungi
oleh wisatawan lain pada umumnya)

12
Klasifikasi Wisatawan
Menurut Smith (1997)

4. Unusual (wisatawan luar biasa), yaitu wisatawan yang dalam perjalanannya sekali waktu
juga mengambil aktifitas tambahan, untuk mengunjungi tempat-tempat yang baru, atau
melakukan aktivitas yang agak berisiko. Meskipun dalam aktivitas tambahannya bersedia
menerima fasilitas apa adanya, tetapi program pokoknya tetap harus mendapatkan fasilitas
yang standar.
5. Incipient mass (wisatawan massal tingkat pemula), yaitu wisatawan yang melakukan
perjalanan secara individual atau kelompok kecil, dan mencari daerah tujuan wisata yang
mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian maupun yang sudah
dikenal untuk alasan keamanan, serta fasilitas yang memberikan kenyamanan.

13
Klasifikasi Wisatawan
Menurut Smith (1997)
6. Mass (wisatawan masal), yaitu wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan
fasilitas yang sama seperti di daerahnya.
Kelompok wisatawan ini melakukan perjalanan secara berkelanjutan ke daerah wisata yang
sudah biasa dikunjungi. Mayoritas wisatawan jenis ini berasal dari kalangan berpenghasilan
menengah dan biaya perjalanan menjadi faktor pertimbangan dalam menentukan
keputusan berwisata.

7. Charter (wisatawan borongan), yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata
dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk
bersantai/bersenang-senang. Mereka bepergian dalam kelompok besar, dan meminta
fasilitas yang berstandar internasional

14
Klasifikasi wisatawan

❖ Klasifikasi Wisatawan Berdasarkan Sifat Perjalanan dan Ruang Lingkup. Ada enam
klasifikasi utama, yaitu:
1. Wisatawan Asing (Foreign Tourist)
Adalah seorang yang bepergian keluar dari negara tempat tinggalnya dan biasanya
ditandai dengan status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan, serta mata uang
yang digunakan.
2. Domestic Foreign Tourist
Merupakan seorang asing yang tinggal di suatu negara yang melakukan perjalanan di
negara tersebut. Jenis wisatawan ini biasanya bekerja di suatu negara dan mendapatkan
penghasilan dari negara asalnya. Misalnya seorang yang bekerja di Kedutaan Besar
Amerika di Surabaya yang melakukan perjalanan wisata ke Pulau Bali.
3. Wisatawan Domestik (Domestic Tourist)
Adalah seorang wisatawan yang berwisata di dalam negerinya sendiri tanpa keluar dari
batas negara.

15
Klasifikasi wisatawan

4. Indigenous Foreign Tourist


Merupakan warga negara suatu negara yang bekerja di luar negeri yang pulang ke negara asalnya
dan melakukan perjalanan wisata. Seperti TKI yang bekerja di Arab Saudi dan kembali ke
Indonesia untuk sementara waktu lalu berwisata ke kota Bandung.
5. Wisatawan Transit (Transit Tourist)
Adalah wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara lain dengan
menggunakan kapal laut atau pesawat udara yang mengharuskan mereka untuk berhenti sejenak
di negara lain guna mengisi bahan bakar atau menambah penumpang dan akan melanjutkan
kembali perjalanannya ke tujuan semula.
6. Wisatawan Bisnis (Business Tourist)
Adalah jenis wisatawan yang datang untuk kepentingan bisnis dan melakukan kegiatan wisata
setelah kegiatan utamanya selesai. Biasanya jenis wisatawan ini akan melakukan kegiatan
wisatanya di hari terakhir sebelum kembali ke negara atau daerah asal masing – masing.

16
Manfaat Tipologi wisatawan

❖ Tipologi wisatawan membantu pengelola pariwisata dalam:


1. Mengidentifikasi segmen pasar yang sesuai kondisi rill.
2. Merancang pengalaman pariwisata yang cocok dengan karakteristik wisatawan.
3. Meningkatkan pemasaran dan promosi yang efektif.

17
18

Memahami tipologi wisatawan adalah salah satu


kunci sukses keberhasilan industri pariwisata. Hal
ini membantu pengelola pariwisata untuk dapat
membuat perencanaan dan pengembangan wisata
sesuai dengan segemen yang dibutuhkan sehingga
pemenuhan akan kebutuhan dan preferensi
wisatawan menjadi lebih baik.


Motivasi Wisatawan
Definisi motivasi

Motivasi Motivasi Wisata


Motivasi diartikan sebagai “the process Motivasi berwisata didefinisikan sebagai
used to allocate energy to maximize the “the global integrating network of
satisfaction”, atau sebuah energi yang biological and cultural forces which gives
mendorong seseorang untuk mencapai value and dirrection to travel choices,
kepuasannya. behaviour and experiences”. Proses
terintergrasi akan pemenuhan
kebutuhan dan keinginan yang
memberikan seseorang penilaian dan
arah pilihan perjalanan yang berdampak
kepada pengalaman dan perilaku.
Motivasi berwisata adalah proses
seseorang untuk keluar dari kegiatan
rutinitas dan proses mencari apresiasi
terhadap diri sendiri.
Motivasi berwisata timbul untuk
mendapatkan pengalaman.

Pertama, motivasi timbul sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keinginan
seseorang; dan
Kedua, motivasi akan menyebabkan terjadinya sebuah perjalanan wisata ketika seseorang
menemukan (menentukan) tujuan ke mana ia harus memenuhi kebutuhan dan keinginannya
tersebut. 20
Hubungan kebutuhan, keinginan dan
motivasi

❖ Siklus ini merupakan salah satu konsep dasar


dalam ilmu pemasaran yang dapat digunakan untuk
memahami perilaku konsumen.
❖ Hubungan antara Kebutuhan, Keinginan, dan
Motivasi: Kebutuhan merupakan dasar dari
keinginan dan motivasi. Keinginan muncul ketika
seseorang menyadari bahwa ia perlu memenuhi
kebutuhannya. Motivasi muncul ketika seseorang
memiliki tujuan yang ingin dicapai untuk memenuhi
kebutuhannya.

21
Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut
Abraham Maslow (1943)

Menurut hirarki kebutuhan yang diungkapkan oleh Maslow (1943) terdapat 5 tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Physiological (fisiologis), yaitu merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar (makan, minum,
perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya).
2. Safety (keamanan), apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang
kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan
perlindungan dari bahaya.
3. Social (sosial/cinta/dibutuhkan), kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana
interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Esteem (penghargaan), kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Self-actualization (aktualisasi diri), Kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu proses menemukan pemenuhan
pribadi dan mencapai potensi diri. Maslow menggambarkan manusia yang sudah mengaktualisasikan diri
sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan
Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai proses menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

22
Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut Maslow

Pengembangan diri seperti, moral, kreativitas, spontanitas,


Aktualisasi Diri pemecahan masalah, berfikir positif menerima fakta

Penghargaan, keyakinan, pencapaian prestasi, status,


Penghargaan menghormati orang lain, dihormati orang lain

Persahabatan, kekeluargaan, sexual intimacy


Cinta/dibutuhkan

Jaminan terhadap lapangan pekerjaan,


Keamanan sumber daya, moral, keluarga, kesehatan,
pemilikan (property)

Bernafas, makan, minum,


Fisikologis tempat tinggal, sex, tidur

23
Teori Travel Career Ladder by
Pearce, (1988)

◉ Tahun 1988, Pearce mengungkapkan teori yang bernama Travel Career


Ladder.
◉ Travel Career Ladder: Teori ini merupakan teori motivasi berwisata yang
mengadopsi hirarki Maslow.

24
5 Tingkatan motivasi dalam melakukan
kegiatan wisata Teori Travel Career Ladder

1. Relaxation, yaitu kebutuhan paling dasar yang ada dalam teori motivasi Travel Career Ladder
untuk berelaksasi.
2. Stimulation, apabila kebutuhan relaxation sudah terpuaskan maka akan muncul kebutuhan
selanjutnya yaitu stimulation (kebutuhan akan rasa aman dari bahaya).
3. Relationship, yaitu kebutuhan untuk bersosialisasi, menjalin hubungan dengan sesama,
memperkuat hubungan dengan orang lain.
4. Self-esteem and development, yaitu kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, mendapatkan pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang.
5. Fulfillment, merupakan kebutuhan puncak dalam teori motivasi Travel Career Ladder tentang rasa
pencapaian. Seperti: memenuhi impian, lebih memahami diri sendiri, serta merasakan
ketentraman diri.

25
Teori Travel Career Ladder by Pearce, (1988)

1. Relaxation, Kebutuhan ini mirip dengan kebutuhan fisiologis


dalam hirarki Maslow seperti relaksasi secara fisik, mental,
suasana yang tenang.
2. Stimulation, Dalam teori hirarki kebutuhan Maslow,
Stimulation ini dianggap sama dengan kebutuhan safety.
3. Relationship, Kebutuhan relasi dianggap sama dengan
kebutuhan social needs dalam hirarki Maslow.
4. Self-esteem and development, Dalam teori hirarki kebutuhan
Maslow, self-esteem and development dianggap sama
dengan kebutuhan pada tingkat esteem.
5. Fulfillment, Kebutuhan fulfillment ini memiliki kesamaan
dengan kebutuhan self-actulization pada hirarki Maslow.

Sumber : Mill, R.C dan Morrison, A.M (2009)


Teori Maslow & Pearce

◉ Teori Maslow dan Pearce memberikan penilaian bahwa kebutuhan dasar tersebut
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan individu, yang berarti meyakini
bahwa kebutuhan dasar akan tumbuh secara berjenjang.
◉ Jadinya: Maslow & Pearce melihat bahwa motivasi awal seseorang adalah bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar fisik dan psikologis (keselamatan, memiliki
penghargaan, dan aktualisasi diri).

27
28

Teori Maslow dan Pearce memberikan penilaian


bahwa kebutuhan dasar tersebut tumbuh dan
berkembang seiring dengan perkembangan
individu, yang berarti meyakini bahwa kebutuhan
dasar akan tumbuh secara berjenjang.


Teori Mill & Morrison (2009)

◉ Mill & Morrison (2009): mengembangkan komponen baru dengan menggunakan model Maslow
yaitu kebutuhan dasar manusia untuk menjelaskan hubungan antara motivasi dan pariwisata.
◉ Mill & Morrison berpandangannya, kebutuhan wisata dimulai dari sekadar memenuhi kebutuhan
fisik (fisik), kebutuhan psikologis (memenuhi kebutuhan keselamatan, penghargaan, aktualisasi
diri), dan kebutuhan Intelektual (mengerti serta memahami, dan estetika).
◉ Mill & Morrison: kebutuhan dasar wisata tertinggi yang ingin dicapai oleh wisatawan adalah
kebutuhan intelektual.
◉ Pada tahap ini seorang wisatawan memerlukan wisata tidak hanya untuk melepas lelah, namun
untuk tujuan pengayaan dan pemenuhan diri (self enrichment dan self fulfillment).
◉ Kebutuhan ini direalisasikan dalam bentuk mencari ilmu pengetahuan dan mengapresiasi
keindahan daya tarik wisata.

29
Teori Mill & Morrison (2009)

30
Kebutuhan dasar wisata by Mill,
R.C dan Morrison A.M (2009)
Kebutuhan Dasar Motivasi Kepustakaan Pariwisata

Fisik Fisik Relaksasi Hiburan, relaksasi, lepas dari ketegangan, sunlust, fisik, relaksasi
mental

Psikologis Keselamatan Keamanan Kesehatan, rekreasi, tetap aktif dan sehat untuk masa depan

Memiliki Cinta Kebersamaan bersama keluarga, peningkatan kekerabatan,


persahabatan, fasilitas interaksi sosial, memelihara hubungan
personal, hubungan interpersonal, roots, etnik, kasih sayang
terhadap keluarga, memelihara kontak sosial.

Penghargaan Prestasi Meyakinkan seseorang pada prestasi seseorang, kehormatan,


pengakuan sosial, peningkatan ego, profesional, status dan
kehormatan

Aktualisasi Diri Kebenaran diri Eksplorasi dan evaluasi terhadap alam, penemuan diri, kepuasan
batin

Intelektual Mengerti dan Memahami Ilmu Pengetahuan Budaya, pendidikan, wanderlust, berkepentingan pada
lingkungan yang asing

Apresiasi terhadap keindahan Apresiasi terhadap Mengapresiasi lingkungan hidup, pemandangan alam
keindahan

31
Teori Mill & Morrison (2009)

◉ Teori Mill & Morrison memberikan gambaran keterkaitan antara kebutuhan dasar, motivasi
dengan kepustakaan pariwisata, dan ini akan berguna bagi pengembangan suatu produk
pariwisata yaitu atraksi wisata.
◉ Wisatawan melakukan perjalanan wisata tidak lagi bertujuan untuk sekadar melepas beban
kehidupan kerja ataupun istirahat fisik, maupun sekadar untuk hanya bersenang-senang dan
sekadar mengikuti tren masa kini bahwa berwisata itu adalah suatu keharusan (gaya hidup).
◉ Pada tahap intelektual, wisatawan akan melakukan pilihan, yang bukan lagi pada pemenuhan
kebutuhan fisik, namun intelektual. Wisawatan akan melakukan pilihan pada jenis-jenis wisata
yang lebih bermakna dalam mengisi kehidupan dan pengalaman baru, bahkan dapat meningkatkan
daya kreativitasnya.

32
Motivasi Seseorang Melakukan
Perjalanan
Motivasi

◉ Motivasi merupakan faktor penting dalam menghasilkan sebuah perjalanan wisata.


◉ Motivasi wisata tidak terlepas pula dari dua faktor motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
◉ Motivasi intrinsik melibatkan keterlibatan dalam perilaku karena secara pribadi
bermanfaat. Motivasi ini mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan untuk
kepentingannya sendiri dan bukan atas keinginan untuk imbalan eksternal.
◉ Motivasi ekstrinsik terjadi ketika seseorang termotivasi untuk melakukan perilaku atau
terlibat dalam suatu kegiatan atas pengaruh dari luar, misalnya karena tugas, untuk
mendapatkan hadiah, atau menghindari hukuman.

34
Faktor penting yang memotivasi perjalanan seseorang

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang


terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal, seperti norma sosial,
Faktor internal pengaruh atau tekanan keluarga, dan
(intrinsic motivation) situasi kerja yang terinternalisasi, dan
kemudian menjadi berkembang menjadi
kebutuhan psikologis.

Secara intrinsik berdasarkan teori


hirarki kebutuhan Maslow, motivasi
terbentuk karena adanya kebutuhan
dan/atau keinginan dari manusia itu Faktor eksternal
sendiri. (extrinsic motivation)
Konsep Maslow tentang hierarki
kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan prestise,
dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

35
Faktor penting memotivasi melakukan perjalanan wisata

Faktor Penarik (pull


Faktor Pendorong factors)
(push factors) Faktor ini berkaitan dengan adanya
atraksi wisata di daerah atau di tempat
Faktor yang mendorong seseorang untuk tujuan wisata. Atraksi wisata ini dapat
berwisata adalah ingin terlepas berupa kemasyhuran akan objek,
(meskipun hanya sejenak) dari tempat-tempat yang banyak
kehidupan yang rutin setiap hari, diperbincangkan orang, serta sedang
lingkungan yang tercemar, kecepatan menjadi berita. Dorongan berkunjung ke
lalu lintas dan hiruk pikuk kesibukan di tempat teman atau keluarga atau ingin
kota. menyaksikan kesenian serta
pertandingan olah raga yang sedang
berlangsung juga menjadi daya tarik di
daerah tujuan wisata.
Faktor Pendorong dan Penarik (Esichaikul, 2012)
Faktor Penarik (pull factors)
Faktor Pendorong (push factors) 1. Safety of the destination (Jaminan keselamatan
pada destinasi)
1. Rest and relaxation (Beristirahat dan relaksasi)
2. Location of accommodation (Lokasi akomodasi)
2. Visit to new places (mengunjungi tempat-tempat
3. Natural attractions (Daya tarik alamiah)
baru)
4. Price of inclusive packages/hotels (Harga paket
3. Learn and experience new things (Belajar dan
yang inklusif/hotel)
mengalami hal-hal baru)
5. Variety of suitability of food and beverage
4. Get away from stress (Menjauhkan diri dari stress)
(Berbagai makanan dan minuman yang sesuai)
5. Escape from day-by-day activities (Melarikan diri
6. Historical attractions (Daya tarik sejarah)
dari kegiatan sehari-hari)
7. Cultural attractions (Daya tarik budaya)
6. Meet people and socialization (Menemui orang-
8. Local transportation (Transportasi lokal)
orang dan bersosialisasi)
9. Convenient immigration and customs
7. Improve health and well-being (Meningkatkan
procedure (Kenyamanan urusan imigrasi dan
kesehatan dan kesejahteraan)
prosedur beacukai)
8. Take challenge/experience and adventure (Mencoba
10. Availability of medical facilities (Ketersediaan
tantangan/ pengalaman dan petualangan)
fasilitas medis)
9. Seek intellectual enrichment (Memperkaya
11. Infrastructure (Infrastrukutur Destinasi)
intelektualitas)
12. Service quality of travel agents (Kualitas
10. Exercise physically (Melatih fisik)
layanan agen perjalanan)
11. Visit family and friends (Mengunjungi keluarga dan
13. Service quality of tour leaders and tour guide
teman-teman)
(Kualitas pelayanan tour leader dan pemandu
wisata)
14. Hotel accessibility and disability features
(Aksesibilitas hotel dan fasilitas untuk
penyandang cacat/senior)
15. Special events and festivals (Acara khusus dan
festival)
16. Leisure activities (Aktivitas wisata, rekreasi,
dan hiburan)
4 Dasar kelompok motivasi seseorang melakukan perjalanan

Physical or physiological Physical or Cultural motivation


motivation physiological
Keinginan untuk mengetahui
motivation
Motivasi yang bersifat fisik, antara budaya, adat, tradisi dan kesenian
lain untuk relaksasi, kesehatan, daerah lain. Termasuk juga
kenyamanan, berpartisipasi dalam ketertarikan akan berbagai objek
kegiatan olahraga, bersantai dan tinggalan budaya.
sebagainya

Fantasy motivation Cultural motivation

Fantasy motivation Social or interpersonal


motivation
Adanya motivasi bahwa di daerah
lain seseorang akan bisa lepas dari Motivasi yang bersifat sosial,
rutinitas keseharian yang seperti mengunjungi teman dan
menjemukkan dan yang Social or keluarga, menemui mitra kerja,
memberikan kepuasan psikologis interpersonal melakukan hal-hal yang dianggap
motivation mendatangkan gengsi (prestige),
melakukan ziarah, pelarian dari
situasi yang membosankan dan
seterusnya.
Teori Motivasi Dalam Pariwisata
Teori Motivasi oleh Mcintoch,Goeldner, dan Ritchie (1995)

Motivasi untuk memenuhi Motivasi Motivasi untuk mengenal


untuk
kebutuhan fisik memenuhi
budaya
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan Motivasi ini diindentifikasikan dengan
penyegaran tubuh dan pikiran, tujuan fisik keinginan untuk melihat dan
kesehatan, olahraga dan bersenang- mengetahui lebih banyak tentang
senang. Motivasi ini berhubungan budaya negara lain baik itu tari-
dengan segala kegiatan yang berfungsi tariannya, cara berpakaian, musik,
mengurangi segala ketegangan kesenian, cerita rakyat, dan sebagainya.

Motivasi untuk
Motivasi untuk
memperoleh status dan
mengenal budaya
prestise

Motivasi untuk memperoleh Motivasi untuk berhubungan


status dan prestise dengan orang lain
Termasuk didalamnya keinginan untuk Motivasi Keinginan untuk bertemu dengan
mengenyam pendidikan berkelanjutan untuk orang-orang baru, mengunjungi teman
(contoh: pengembangan diri, pemenuhan berhubungan dan keluarga jauh, dan mencari
ambisi). Motivasi ini berhubungan dengan orang pengalaman baru yang berbeda.
dengan kebutuhan akan penghargaan, lain Berwisata dengan tujuan untuk
pengakuan, dan penghormatan dari diri melepaskan diri dari hubungan yang
sendiri maupun orang lain. Motivasi ini rutin dengan para teman dan tetangga
juga dapat berupa keinginan untuk dimana mereka berasal.
meniru atau menyaingi orang lain yang
dianggap lebih sukses atau berpengaruh. 40
Teori motivasi oleh Plog (1974)

01

Psychocentric Allocentric
Diambil dari kata psyche yang artinya Individu ini biasanya berpetualang dan
self-centered, dimana persepsi individu termotivasi untuk menemukan daerah
terpusat pada dirinya sendiri. Individu ini wisata yang baru, dan mereka sangat
sangat jarang berkeinginan untuk jarang kembali ke tempat yang sama
mengambil resiko. sampai dua kali.
Individu ini cenderung konservatif dan Wisatawan hanya ingin mengunjungi
hanya memilih daerah wisata yang aman: tempat-tempat yang belum diketahui,
Wisatawan yang hanya ingin bersifat petualangan, dan mau
mengunjungi daerah tujuan wisata sudah 03 02 memanfaatkan fasilitas yang disediakan
mempunyai fasilitas dengan standar yang oleh masyarakat lokal.
sama dengan di negaranya.

Midcentric
Gabungan antara psychocentric dengan allocentric.
Determinan Wisatawan Melakukan
Perjalanan
Faktor yang mempengaruhi
seseorang melakukan perjalanan

Untuk melakukan perjalanan wisata banyak faktor yang bisa mempengaruhi orang. Beberapa
faktor tersebut sebagai berikut:
1. Gaya Hidup (Lifestyle), yang meliputi : (1) Pendapatan dan Pekerjaan; (2) Hak Cuti Kerja; (3)
Pendidikan dan Mobility; serta (4) Ras dan Jenis Kelamin;
2. Siklus Umur (Lifecycle), yang meliputi: (1) Childhood; (2) Adolescence/young adult; (3)
Marriage; (4) Empty nesage; dan (5) Old age.

43
Gaya Hidup (Lifestyle)

Hak Cuti Kerja Ras & Jenis Kelamin


Setiap yang bekerja pada suatu Survey membuktikan bahwa selama ini ras
instansi/perusahaan bisa mendapatkan cuti kulit putih yang berjenis kelamin laki-laki
kerja yang tergantung kesepakatan antara paling banyak melakukan perjalanan wisata
pengusaha atau instansi tempatnya bekerja.

Pekerjaan & Pendapatan Pendidikan & Mobility


Tingginya pekerjaan dan layaknya Tingkat pencapaian Pendidikan memberikan pemikiran yang terbuka
pendapatan yang dihasilkan seseorang sangat wawasannya menstimulasi keinginan seseorang untuk berwisata
mempengaruhi minat berwisata dan ada Keberadaan mobilitas juga bisa mempengaruhi kecendrungan orang berwisata,
kecendrungannya untuk melakukan khususnya kegiatan pariwisata domestic, seperti, kepemilikan sarana
perjalanan wisata. transportasi (mobil).
Siklus Umur (Lifecycle) Cooper et al. (2008)
Childhood
01 Tahap ini meliputi usia 0-12 tahun. Keputusan untuk berwisata
diambil oleh orang tuanya. Hal ini lebih banyak terpengaruh
pada biaya dan tanggung jawab orang tua kepada anak.

Old age.
Tahap ini meliputi usia 65 tahun ke
atas. Kegiatan berwisata mulai
05 02 Adolescense (Young Adult)
berkurang, antara lain disebabkan oleh Tahap ini meliputi usia 13-24 tahun.
keuangan atau gaji pensiunan yang tidak Tahap ini merupakan tahap di mana ada
begitu banyak, kesehatan yang tidak masa seseorang ingin bebas dari orang
mendukung, dan juga tidak adanya tua dan keluarganya. Juga merupakan
pasangan yang diajak berwisata sehingga tahap di mana remaja mulai bersosialisasi
biasanya melakukan wisata hanya di dan menemukan identitas.
tempat-tempat menginap.

04 03
Empty Nest Stage Marriage
Tahap ini meliputi usia 45-64 tahun. Tahapan di Tahap ini meliputi usia 25-44 tahun. Pada tahap
mana para orang tua mulai ditinggalkan oleh ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Pertama,
anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa. menikah tanpa anak atau biasa disebut
Tanggungan terhadap anak sudah mulai honeymooner dan kedua menikah dengan anak.
berkurang bahkan sudah tidak ada. Pada tahap menikah tanpa anak, biasanya
individu dalam hal pendapatan sudah termasuk
mapan (lebih dari cukup) dan waktu luang pun
lebih banyak.
Faktor dominan penggerak
seseorang melakukan perjalanan

1. ”Three ”T’ Revolution 2. Hybrid


• Transportation Technology: Kemajuan teknologi • Orang-orang akan melakukan perjalanan
penerbangan, selain bertambahnya kecepatan wisata dengan memanfaatkan pola baru.
pesawat terbang, kapasitas tempat duduk pun Peserta MICE (Meeting, Incentive, Convention
menjadi semakin besar. dan Exhibition) akan membawa keluarga,
karena perjalanan bisnisnya digabung dengan
• Telecomunication: Munculnya teknologi
kesempatan liburan keluarga.
komputer digital yang dapat menciptakan One
Touch System memberi kemudahan orang-orang 3. Leisure time
memperoleh informasi dari semua penjuru dunia.
• Semakin panjang waktu senggang yang
• Tourism and Travel: Terjadinya kemajuan yang tersedia dapat digunakan untuk berlibur.
dialami kedua ”T” tersebut di atas, menciptakan
4. Descretionary Income
Mass tourism, yang mampu menggerakkan
orang-orang dalam ruang lingkup global untuk • Meningkatnya pendapatan tabungan sebagai
melakukan perjalanan wisata. akibat meningkatnya jumlah uang yang kalau
dikeluarkan tidak akan mengganggu
keperluan sehari-hari.

46
Faktor dominan penggerak
seseorang melakukan perjalanan

5. Paid Vacations
• Sekarang ini semakin banyak perusahaan memberikan tunjangan berupa uang cuti kepada
karyawan untuk keperluan berlibur.
6. Status and Prestige Motivations
• Motivasi ini bersifat sangat emosional, karena mendorong seseorang untuk menjaga
prestisenya.

47
Faktor penyebab seseorang
tidak melakukan perjalanan

1. Alasan biaya untuk melakukan perjalanan 4. Alasan keluarga


• Diperlukan biaya yang cukup banyak untuk • Adanya beban dan kewajiban untuk menjaga
melakukan perjalanan selain mempertimbangkan anak-anak dikarenakan masih kecil.
aspek sesuatu yang penting dan mendesak.
5. Kurangnya minat
2. Ketiadaan waktu
• Kurangnya pengetahuan tentang daerah-
• Kurangnya waktu luang yang panjang dan banyak daerah tujuan wisata yang menarik, yang
akibat pekerjaan, profesi maupun kegiatan usaha. disebabkan kelangkaan dan kurangnya
informasi.
3. Kondisi Kesehatan
6. Kebijakan pemerintah
• Kondisi fisik wisatawan (seperti: lumpuh,
kesehatan memburuk) maupun penyakit dalam • Kurangnya kemudahan pengurusan visa dan
seperti jantungan, cacat mental, sakit jiwa dan izin berkunjung dari suatu negara.
sejenisnya adalah salah satu faktor alasan penting
mengapa orang tidak berwisata.

48
Thank you!
Any question?

49

Anda mungkin juga menyukai