Week 4 - Wisatawan & Motivasi Wisatawan
Week 4 - Wisatawan & Motivasi Wisatawan
Tr Par
2
Definisi wisatawan
3
Definisi wisatawan
• Wisatawan pada umumnya adalah pengunjung yang singgah sementara disuatu daerah
atau tempat yang dikunjungi.
• Pengertian pengunjung atau visitor menurut The International Union of Office Travel
Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO) adalah seseorang yang
melakukan perjalanan ke negara lain selain negaranya di luar tempat kediamannya dengan
tujuan utama kunjungan selain alasan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.
4
Kategori Wisatawan
Yang bisa disebut dengan kategori wisatawan menurut Komisi Liga Bangsa-Bangsa adalah
sebagai berikut:
1. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan keluarga,
kesehatan, dan lain-lain.
2. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan atau tugas-
tugas tertentu (ilmu pengetahuan, tugas pemerintah diplomasi, agama, olahraga, dan lain-
lain).
3. Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha/bisnis.
4. Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun berada di suatu
negara kurang dari 24 jam.
5
Kategori Bukan Wisatawan
Yang disebut dengan kategori bukan wisatawan menurut Komisi Liga Bangsa-Bangsa adalah
sebagai berikut:
1. Mereka yang datang baik dengan maupun tanpa kontrak kerja, dengan tujuan mencari
pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha di suatu negara.
2. Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu negara.
3. Penduduk di suatu tapal batas negara dan mereka bekerja di negara yang berdekatan.
4. Wisatawan-wisatawan yang melewati suatu negara tanpa tinggal, walaupun perjalanan
tersebut berlangsung lebih dari 24 jam.
6
Ciri-ciri wisatawan
7
Tipologi: Jenis & Macam
Wisatawan
Tipologi wisatawan
• Tipologi wisatawan adalah pemahaman tentang aspek sosiologis tentang berbagai jenis
wisatawan, termasuk karakteristik, motivasi, perilaku, dan kebutuhan yang berbeda ketika
mereka berkunjung ke suatu tempat.
• Kenapa Tipologi Wisatawan Penting?
9
Menurut Plog (1972)
❖ Tipologi wisatawan menurut Plog (1972) berdasarkan pada sikap psikologis wisatawan
terhadap tempat tujuan dan fasilitas yang tersedia. Ada tiga tipologi utama, yaitu:
1. Allocentris: Wisatawan yang suka petualangan dan mencari tempat baru yang belum
diketahui. Mereka mau menggunakan fasilitas lokal dan berinteraksi dengan masyarakat
setempat.
2. Psycocentris: Wisatawan yang suka kenyamanan dan mencari tempat yang sudah dikenal
dan memiliki fasilitas standar. Mereka tidak mau mengambil risiko atau mengalami hal yang
berbeda dari kebiasaan mereka.
3. Mid-Centris: Wisatawan yang berada di antara allocentris dan psycocentris. Mereka memiliki
keseimbangan antara keinginan untuk menjelajah dan kebutuhan untuk merasa aman.
10
Menurut Cohen (1972)
❖ Tipologi wisatawan menurut Cohen (1972) berdasarkan pada tingkat familiarisasi dengan
tempat tujuan dan tingkat pengorganisasian dari perjalanan. Ada empat tipologi utama,
yaitu:
1. Drifter: Wisatawan yang sangat ingin mengetahui tempat baru yang sama sekali tidak
familiar. Mereka bepergian secara mandiri dan dalam jumlah kecil.
2. Explorer: Wisatawan yang ingin mengetahui tempat baru yang tidak terlalu familiar. Mereka
mengatur perjalanan mereka sendiri dan mencari hal-hal yang tidak umum.
3. Individual mass tourists: Wisatawan yang ingin mengetahui tempat yang sudah cukup
familiar. Mereka menyerahkan pengetahuan perjalanan kepada agen perjalanan dan
mengunjungi tempat-tempat yang sudah terkenal.
4. Organized mass tourists: Wisatawan yang hanya ingin mengetahui tempat yang sudah
sangat familiar. Mereka mengikuti paket perjalanan yang sudah disiapkan oleh agen
perjalanan dan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki fasilitas seperti di rumah mereka.
11
Menurut Smith (1997)
❖ Klasifikasi wisatawan menurut Smith (1977) dengan membedakan wisatawan atas tujuh
kelompok, berdasarkan pada tingkat pencarian dan penemuan tempat tujuan, serta tingkat
keterlibatan dengan masyarakat lokal. yaitu:
1. Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif
dengan masyarakat lokal, dan bersedia menerima fasilitas seadanya, serta menghargai norma
dan nilai-nilai lokal.
• Fokus tujuan wisata berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat setempat seperti
mengikuti cara menetap, hidup, makan, dan sebagainya
2. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum dikenal, tetapi
dengan pengaturan lebih dahulu, dan bepergian dalam jumlah yang kecil.
3. Off beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak mau ikut ke tempat tempat yang
sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas seadanya di
tempat lokal. (kelompok jenis ini senang mengunjungi tempat – tempat yang jarang dikunjungi
oleh wisatawan lain pada umumnya)
12
Klasifikasi Wisatawan
Menurut Smith (1997)
4. Unusual (wisatawan luar biasa), yaitu wisatawan yang dalam perjalanannya sekali waktu
juga mengambil aktifitas tambahan, untuk mengunjungi tempat-tempat yang baru, atau
melakukan aktivitas yang agak berisiko. Meskipun dalam aktivitas tambahannya bersedia
menerima fasilitas apa adanya, tetapi program pokoknya tetap harus mendapatkan fasilitas
yang standar.
5. Incipient mass (wisatawan massal tingkat pemula), yaitu wisatawan yang melakukan
perjalanan secara individual atau kelompok kecil, dan mencari daerah tujuan wisata yang
mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian maupun yang sudah
dikenal untuk alasan keamanan, serta fasilitas yang memberikan kenyamanan.
13
Klasifikasi Wisatawan
Menurut Smith (1997)
6. Mass (wisatawan masal), yaitu wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan
fasilitas yang sama seperti di daerahnya.
Kelompok wisatawan ini melakukan perjalanan secara berkelanjutan ke daerah wisata yang
sudah biasa dikunjungi. Mayoritas wisatawan jenis ini berasal dari kalangan berpenghasilan
menengah dan biaya perjalanan menjadi faktor pertimbangan dalam menentukan
keputusan berwisata.
7. Charter (wisatawan borongan), yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata
dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk
bersantai/bersenang-senang. Mereka bepergian dalam kelompok besar, dan meminta
fasilitas yang berstandar internasional
14
Klasifikasi wisatawan
❖ Klasifikasi Wisatawan Berdasarkan Sifat Perjalanan dan Ruang Lingkup. Ada enam
klasifikasi utama, yaitu:
1. Wisatawan Asing (Foreign Tourist)
Adalah seorang yang bepergian keluar dari negara tempat tinggalnya dan biasanya
ditandai dengan status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan, serta mata uang
yang digunakan.
2. Domestic Foreign Tourist
Merupakan seorang asing yang tinggal di suatu negara yang melakukan perjalanan di
negara tersebut. Jenis wisatawan ini biasanya bekerja di suatu negara dan mendapatkan
penghasilan dari negara asalnya. Misalnya seorang yang bekerja di Kedutaan Besar
Amerika di Surabaya yang melakukan perjalanan wisata ke Pulau Bali.
3. Wisatawan Domestik (Domestic Tourist)
Adalah seorang wisatawan yang berwisata di dalam negerinya sendiri tanpa keluar dari
batas negara.
15
Klasifikasi wisatawan
16
Manfaat Tipologi wisatawan
17
18
“
Motivasi Wisatawan
Definisi motivasi
Pertama, motivasi timbul sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keinginan
seseorang; dan
Kedua, motivasi akan menyebabkan terjadinya sebuah perjalanan wisata ketika seseorang
menemukan (menentukan) tujuan ke mana ia harus memenuhi kebutuhan dan keinginannya
tersebut. 20
Hubungan kebutuhan, keinginan dan
motivasi
21
Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut
Abraham Maslow (1943)
Menurut hirarki kebutuhan yang diungkapkan oleh Maslow (1943) terdapat 5 tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Physiological (fisiologis), yaitu merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar (makan, minum,
perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya).
2. Safety (keamanan), apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang
kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan
perlindungan dari bahaya.
3. Social (sosial/cinta/dibutuhkan), kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana
interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Esteem (penghargaan), kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Self-actualization (aktualisasi diri), Kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu proses menemukan pemenuhan
pribadi dan mencapai potensi diri. Maslow menggambarkan manusia yang sudah mengaktualisasikan diri
sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan
Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai proses menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
22
Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut Maslow
23
Teori Travel Career Ladder by
Pearce, (1988)
24
5 Tingkatan motivasi dalam melakukan
kegiatan wisata Teori Travel Career Ladder
1. Relaxation, yaitu kebutuhan paling dasar yang ada dalam teori motivasi Travel Career Ladder
untuk berelaksasi.
2. Stimulation, apabila kebutuhan relaxation sudah terpuaskan maka akan muncul kebutuhan
selanjutnya yaitu stimulation (kebutuhan akan rasa aman dari bahaya).
3. Relationship, yaitu kebutuhan untuk bersosialisasi, menjalin hubungan dengan sesama,
memperkuat hubungan dengan orang lain.
4. Self-esteem and development, yaitu kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, mendapatkan pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang.
5. Fulfillment, merupakan kebutuhan puncak dalam teori motivasi Travel Career Ladder tentang rasa
pencapaian. Seperti: memenuhi impian, lebih memahami diri sendiri, serta merasakan
ketentraman diri.
25
Teori Travel Career Ladder by Pearce, (1988)
◉ Teori Maslow dan Pearce memberikan penilaian bahwa kebutuhan dasar tersebut
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan individu, yang berarti meyakini
bahwa kebutuhan dasar akan tumbuh secara berjenjang.
◉ Jadinya: Maslow & Pearce melihat bahwa motivasi awal seseorang adalah bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar fisik dan psikologis (keselamatan, memiliki
penghargaan, dan aktualisasi diri).
27
28
“
Teori Mill & Morrison (2009)
◉ Mill & Morrison (2009): mengembangkan komponen baru dengan menggunakan model Maslow
yaitu kebutuhan dasar manusia untuk menjelaskan hubungan antara motivasi dan pariwisata.
◉ Mill & Morrison berpandangannya, kebutuhan wisata dimulai dari sekadar memenuhi kebutuhan
fisik (fisik), kebutuhan psikologis (memenuhi kebutuhan keselamatan, penghargaan, aktualisasi
diri), dan kebutuhan Intelektual (mengerti serta memahami, dan estetika).
◉ Mill & Morrison: kebutuhan dasar wisata tertinggi yang ingin dicapai oleh wisatawan adalah
kebutuhan intelektual.
◉ Pada tahap ini seorang wisatawan memerlukan wisata tidak hanya untuk melepas lelah, namun
untuk tujuan pengayaan dan pemenuhan diri (self enrichment dan self fulfillment).
◉ Kebutuhan ini direalisasikan dalam bentuk mencari ilmu pengetahuan dan mengapresiasi
keindahan daya tarik wisata.
29
Teori Mill & Morrison (2009)
30
Kebutuhan dasar wisata by Mill,
R.C dan Morrison A.M (2009)
Kebutuhan Dasar Motivasi Kepustakaan Pariwisata
Fisik Fisik Relaksasi Hiburan, relaksasi, lepas dari ketegangan, sunlust, fisik, relaksasi
mental
Psikologis Keselamatan Keamanan Kesehatan, rekreasi, tetap aktif dan sehat untuk masa depan
Aktualisasi Diri Kebenaran diri Eksplorasi dan evaluasi terhadap alam, penemuan diri, kepuasan
batin
Intelektual Mengerti dan Memahami Ilmu Pengetahuan Budaya, pendidikan, wanderlust, berkepentingan pada
lingkungan yang asing
Apresiasi terhadap keindahan Apresiasi terhadap Mengapresiasi lingkungan hidup, pemandangan alam
keindahan
31
Teori Mill & Morrison (2009)
◉ Teori Mill & Morrison memberikan gambaran keterkaitan antara kebutuhan dasar, motivasi
dengan kepustakaan pariwisata, dan ini akan berguna bagi pengembangan suatu produk
pariwisata yaitu atraksi wisata.
◉ Wisatawan melakukan perjalanan wisata tidak lagi bertujuan untuk sekadar melepas beban
kehidupan kerja ataupun istirahat fisik, maupun sekadar untuk hanya bersenang-senang dan
sekadar mengikuti tren masa kini bahwa berwisata itu adalah suatu keharusan (gaya hidup).
◉ Pada tahap intelektual, wisatawan akan melakukan pilihan, yang bukan lagi pada pemenuhan
kebutuhan fisik, namun intelektual. Wisawatan akan melakukan pilihan pada jenis-jenis wisata
yang lebih bermakna dalam mengisi kehidupan dan pengalaman baru, bahkan dapat meningkatkan
daya kreativitasnya.
32
Motivasi Seseorang Melakukan
Perjalanan
Motivasi
34
Faktor penting yang memotivasi perjalanan seseorang
35
Faktor penting memotivasi melakukan perjalanan wisata
Motivasi untuk
Motivasi untuk
memperoleh status dan
mengenal budaya
prestise
01
Psychocentric Allocentric
Diambil dari kata psyche yang artinya Individu ini biasanya berpetualang dan
self-centered, dimana persepsi individu termotivasi untuk menemukan daerah
terpusat pada dirinya sendiri. Individu ini wisata yang baru, dan mereka sangat
sangat jarang berkeinginan untuk jarang kembali ke tempat yang sama
mengambil resiko. sampai dua kali.
Individu ini cenderung konservatif dan Wisatawan hanya ingin mengunjungi
hanya memilih daerah wisata yang aman: tempat-tempat yang belum diketahui,
Wisatawan yang hanya ingin bersifat petualangan, dan mau
mengunjungi daerah tujuan wisata sudah 03 02 memanfaatkan fasilitas yang disediakan
mempunyai fasilitas dengan standar yang oleh masyarakat lokal.
sama dengan di negaranya.
Midcentric
Gabungan antara psychocentric dengan allocentric.
Determinan Wisatawan Melakukan
Perjalanan
Faktor yang mempengaruhi
seseorang melakukan perjalanan
Untuk melakukan perjalanan wisata banyak faktor yang bisa mempengaruhi orang. Beberapa
faktor tersebut sebagai berikut:
1. Gaya Hidup (Lifestyle), yang meliputi : (1) Pendapatan dan Pekerjaan; (2) Hak Cuti Kerja; (3)
Pendidikan dan Mobility; serta (4) Ras dan Jenis Kelamin;
2. Siklus Umur (Lifecycle), yang meliputi: (1) Childhood; (2) Adolescence/young adult; (3)
Marriage; (4) Empty nesage; dan (5) Old age.
43
Gaya Hidup (Lifestyle)
Old age.
Tahap ini meliputi usia 65 tahun ke
atas. Kegiatan berwisata mulai
05 02 Adolescense (Young Adult)
berkurang, antara lain disebabkan oleh Tahap ini meliputi usia 13-24 tahun.
keuangan atau gaji pensiunan yang tidak Tahap ini merupakan tahap di mana ada
begitu banyak, kesehatan yang tidak masa seseorang ingin bebas dari orang
mendukung, dan juga tidak adanya tua dan keluarganya. Juga merupakan
pasangan yang diajak berwisata sehingga tahap di mana remaja mulai bersosialisasi
biasanya melakukan wisata hanya di dan menemukan identitas.
tempat-tempat menginap.
04 03
Empty Nest Stage Marriage
Tahap ini meliputi usia 45-64 tahun. Tahapan di Tahap ini meliputi usia 25-44 tahun. Pada tahap
mana para orang tua mulai ditinggalkan oleh ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Pertama,
anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa. menikah tanpa anak atau biasa disebut
Tanggungan terhadap anak sudah mulai honeymooner dan kedua menikah dengan anak.
berkurang bahkan sudah tidak ada. Pada tahap menikah tanpa anak, biasanya
individu dalam hal pendapatan sudah termasuk
mapan (lebih dari cukup) dan waktu luang pun
lebih banyak.
Faktor dominan penggerak
seseorang melakukan perjalanan
46
Faktor dominan penggerak
seseorang melakukan perjalanan
5. Paid Vacations
• Sekarang ini semakin banyak perusahaan memberikan tunjangan berupa uang cuti kepada
karyawan untuk keperluan berlibur.
6. Status and Prestige Motivations
• Motivasi ini bersifat sangat emosional, karena mendorong seseorang untuk menjaga
prestisenya.
47
Faktor penyebab seseorang
tidak melakukan perjalanan
48
Thank you!
Any question?
49