Anda di halaman 1dari 39

Setya Aristu Pranoto, S.Par., M.Tr.

Par
Week - 2
Konsep Dasar Pariwisata
Week-2
Pengertian Pariwisata
• Pariwisata, atau ‘tourism’ dalam Bahasa Inggris, dapat dilihat sebagai fenomena
perjalanan secara umum yang dilakukan oleh manusia.
• Kata ‘pariwisata’ berasal dari Bahasa Sanskerta – terdiri dari dua kata, yaitu ‘pari’
yang berarti ‘seluruh’, ‘semua’, dan ‘penuh’, dan ‘wisata’ yang berarti
‘perjalanan’.
• Sedangkan ‘tourism’ berasal dari Bahasa Latin, ‘tornare’, yang berarti lingkaran,
atau pergerakan mengelilingi sebuah inti atau sumbu.
• Pariwisata atau tourism mengisyaratkan pergerakan yang dilakukan dari satu
tempat ke tempat lainnya secara penuh atau lengkap, atau dari tempat asal pelaku
perjalanan ke tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asalnya, membentuk suatu
pola melingkar

3
Batasan penyebaran kata Pariwisata

Menurut Yoeti (1996) memberikan suatu batasan tentang penyebaran kata-kata sebagai berikut:
◉ Wisata: Perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat disamakan dengan perkataan “travel”
◉ Wisatawan: Orang yang melakukan perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat disebut dengan istilah
“travellers”
◉ Para wisatawan: Orang-orang yang melakukan perjalanan dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan
istilah “travellers” (jamak)
◉ Pariwisata: Perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain dan dalam bahasa Inggris
disebut “tourist”
◉ Para pariwisatawan: Orang yang melakukan perjalanan tour dan dalam bahasa Inggris disebut dengan
istilah “tourists” (jamak)
◉ Kepariwisataan: Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam bahasa Inggris disebut
dengan istilah “tourism”

4
5
Faktor penting pengertian Kepariwisataan

04 01
Orang yang melakukan perjalanan Perjalanan dilakukan untuk sementara
tersebut tidak mencari nafkah di tempat waktu
yang dikunjunginya dan semata-mata
sebagai konsumen di tempat tersebut.
01

04 02

03
03 02
Perjalanan; walaupun apapun bentuknya, Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke
harus selalu dikaitkan dengan tempat lain
pertamasyaan atau rekreasi
Pariwisata Sebagai
Disiplin Ilmu
6
Dasar Keilmuan Pariwisata

 Filsafat
• Filsafat secara umum adalah suatu kebijaksanaan hidup (filosofia) untuk memberikan suatu
pandangan hidup yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas pengalaman hidup maupun
pengalaman ilmiah.
• Jadi Filsafat dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan sistem.
 Ilmu Pengetahuan yang sudah dikelompokkan, disistematisasi, dan diinterpretasikan sehingga
menghasilkan suatu kebenaran objektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah.
 Pariwisata adalah suatu ilmu yang memiliki dan memenuhi karakteristik sebagai suatu ilmu.
 Ilmu Kepariwisataan salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial yang bersifat deskriftif (descriptive),
teoritis (therotical) dan praktis (praticial) yang mempelajari tentang gejala dan kaitan secara
menyeluruh tentang motivasi berwisata, perjalanan wisatawan dan interaksi-interaksinya berdampak
pada kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

7
Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu

• Pariwisata dianggap sektor yang menjanjikan dan • Pada tanggal 24 Agustus 2006 terjadi Deklarasi yang
memberikan keuntungan, yang pada akhirnya menyepakati bahwa “Pariwisata sudah layak menjadi
mendorong sebagian orang tertarik untuk satu disiplin ilmu mandiri" yang diprakarsai oleh
mempelajari dan menjadikan pariwisata sebagai Depbudpar dengan Hildiktipari.
ilmu baru. • Isi pokok “Deklarasi Pariwisata Sebagai Ilmu” yaitu:
• Pada dasarnya ilmu pariwisata menjadi perdebatan 1. Pariwisata adalah cabang ilmu yang mandiri, yang
dikalangan para ahli, bahkan di Indonesia, apakah sejajar dengan ilmu-ilmu lain.
ilmu pariwisata mandiri atau hanya objek studi dari 2. Program S1, S2, dan S3 Ilmu pariwisata di berbagai
ilmu yang telah mapan dengan pendekatan lembaga pendidikan tinggi sudah layak diberikan ijin
multidisiplener. oleh Departemen Pendidikan Nasional.

8
Dasar Keilmuan Pariwisata

Menurut Suriasumantri (2007) secara konseptual ada tiga syarat dasar sebuah
ilmu menjadi ilmu mandiri, yaitu:
1. Ontologi yang menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji.
2. Epistemologi adalah metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh
pengetahuan.
3. Aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut.

9
Aspek Ontologi

• Setiap ilmu memiliki objek material dan objek formal. Objek material adalah seluruh lingkup
(makro) yang dikaji suatu ilmu. Objek formal adalah bagian tertentu dari objek material yang
menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut.
• Objek formal (aspek ontologi) ilmu pariwisata adalah masyarakat.
• Dengan demikian fenomena pariwisata ini dapat difokuskan pada tiga unsur, yakni:
1. Pergerakan wisatawan.
2. Aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan.
3. Implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang
memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas.

10
Aspek Estimologi

• Aspek epistemologi pariwisata menunjukkan pada cara-cara memperoleh kebenaran atas objek
ilmu. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran ilmiah, yakni didasarkan pada suatu logika
berpikir yang rasional, objektif dan dapat diuji secara empirik.
• Estemologi menyangkut metode suatu ilmu untuk mencari kebenaran. Untuk itu perlu
didefinisikan pendekatan kajian pariwisata secara lebih khusus.
1. Pendekatan Sistem (McIntosh, Goeldner, dan Ritchie, 1995).
○ Pendekatan ini menekankan bahwa baik pergerakan wisatawan, aktivitas masyarakat yang
memfasilitasinya maupun implikasi dari kedua-duanya terhadap kehidupan masyarakat
secara luas, merupakan satu-kesatuan yang saling berhubungan atau pengaruh-
mempengaruhi.
2. Pendekatan Kelembagaan.
○ Pendekatan ini melihat pariwisata sebagai suatu hasil kerjasama berbagai aktor
(stakeholder) secara melembaga.
11
Aspek Estimologi

3. Pendekatan Produk
Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-
aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat (McIntosh, Goeldner, dan Ritchie, 1995).
Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni;
Menurut Cooper (1997), dan Medlik dalam Ariyanto (2005) ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam
penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk, yakni:
• Attractions (daya tarik); Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan,
yang mungkin berupa daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya.
• Accesability (transportasi); tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat
dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.
• Amenities (fasilitas); tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada sebuah destinasi berupa; akomodasi,
restoran, fasilitas penukaran valas, pusat oleh-oleh, dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas
wisatawan pada sebuah destinasi.
• Ancillary (kelembagaan); adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat
berlangsung, aspek ini dapat berupa, pemandu wisata, biro perjalanan, pemesanan tiket, dan ketersediaan informasi
tentang destinasi.

12
Aspek Estimologi

• Ilmu pariwisata bersifat multidisiplin, artinya ilmu ini tidak mungkin berdiri sendiri
dan harus melibatkan berbagai displin ilmu lain seperti, sejarah, sosiologi, antropologi,
ekonomi, manajemen, budaya, seni, teknologi, dan bahkan politik dalam arti luas
(sebagaimana juga halnya ilmu-ilmu lainnya, yang tidak bisa sepenuhnya berdiri
sendiri).
• Pendekatan mutidisiplin ini memungkinkan ilmu pariwisata menjadi sangat luas dan
taksinominya (cabang ilmu) bertumbuh pesat.

13
Aspek Aksiologi

• Aksiologi merupakan aspek ilmu yang sangat penting karna fokus untuk
memberikan nilai manfaat.
• Ilmu pariwisata jelas memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia.
Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, baik dalam
bentuk pengalaman, pencerahan, penyegaran fisik dan psikis maupun dalam
bentuk aktualisasi diri.

14
Aspek Aksiologi

• Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) dan Spillane (1993), pariwisata
mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini:
1. Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international.
2. Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, jasa-jasa pelayanan
lainnya.
3. Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi.
4. Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinnasi.
5. Penghasil devisa.
6. Pemicu perdagangan international.
7. Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang
khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun
8. Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka- ragam produk terus berkembang, seiring dinamika sosial
ekonomi pada daerah suatu destinasi.

15
Aspek Aksiologi

• Ditingkat Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI (Sapta, 2011) menjelaskan


bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
2. Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation).
3. Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development).
4. Pelestarian Budaya (Culture Preservation).
5. Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia.
6. Peningkatan Ekonomi dan Industri.
7. Pengembangan Teknologi.

16
Sudut Pandang Ilmu Pariwisata

Objek formal adalah bagian tertentu dari Sudut pandang Objek material adalah seluruh lingkup secara
obyek material yang menjadi perhatian makro yang dikaji suatu ilmu.

01
terhadap sesuatu
khusus (focus of interest) dalam kajian ilmu (Objek Forma)
tersebut. Menurut UNWTO (2005) industry pariwisata
sebagai objek material ilmu pariwisata:
1. Pergerakan wisatawan. 1. Akomodasi (Accomodation services)
2. Aktivitas masyarakat yang memfasilitasi 2. Penyedia makanan & minuman ( Food &
pergerakan wisatawan. Beverage services)
3. Implikasi atau akibat-akibat pergerakan 3. Transportasi Wisata (Tran sport services)
wisatawan serta aktivitas masyarakat yang 4. Pemandu dan Biro Perjalanan Wisata (Travel
memfasilitasinya terhadap kehidupan
agent & Toursist guide services)
masyarakat secara luas
5. Pageleran Budaya (Cultural services)
6. Rekreasi dan Hiburan (Recreation &
Substansi material Entertaiment)

02
(Objek Materi) 7. Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism
services)
Identifikasi Objek Forma Ilmu Pariwisata

Pengembangan Jasa Wisata


Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi, metode dan teknik
menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata.
Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam menyediakan jasa, seperti fasilitas
akomodasi, atraksi, akses dan amenitas, serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya.

Organisasi Perjalanan
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu lintas perjalanan wisatawan dan
penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh
nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumber daya pariwisata.
Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata, pengorganisasian dan
pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Kebijakan Pembangunan Pariwisata


Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial, ekonomi,
budaya, psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan
pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana.
Objek perhatiannya termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan
pariwisata.

18
Cabang Disiplin Ilmu Pariwisata

19
Sumber: Jafari and Ritchie, 1981; Goeldner and Ritchie, 2006
Kerangka Konseptual
Kepariwisataan
20
Sistem Pariwisata Leiper
Leiper’s Tourism System

Neil Leiper (1979; 1990) mengembangkan model


system pariwisata (Leiper’s Tourism System), yang
menjelaskan struktur dan dinamika industri pariwisata.
Model ini mengidentifikasi lima komponen dasar
dalam sistem pariwisata, yaitu wisatawan, wilayah asal
wisatawan (Tourist Generating Region/TGR), wilayah
rute transit (Transit Route Region/TRR), wilayah
tujuan wisatawan (Tourist Destination Region/TDR),
dan industri pariwisata.

22
Menurut Leiper

 Lingkungan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, fisik, politik, dan legal juga
merupakan elemen dari sistem pariwisata.
 Elemen-elemen ini yang membentuk dan memengaruhi ketiga elemen
geografis tadi.
 Sebagai contoh: latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi wisatawan akan
membentuk pandangannya akan sebuah destinasi dan juga memengaruhi
keputusannya untuk melakukan perjalanan ke destinasi tujuannya.
 Begitu juga dengan masyarakat di destinasi; persepsi mereka tentang
pariwisata sedikit banyak dibentuk dan dipengaruhi oleh kondisi sosial,
budaya, dan ekonomi di tempat mereka.

23
Perbedaan pelaku perjalanan
dengan Wisatawan

 Menurut UNWTO (2008), pelaku perjalanan memiliki cakupan yang lebih


luas dari wisatawan. Dengan kata lain wisatawan adalah bagian dari pelaku
perjalanan.
 Dalam konteks pelaku perjalanan ke dalam suatu negara (inbound travelers),
ada yang disebut dengan pengunjung ke dalam suatu negara (inbound
visitors), yang dibagi lagi menjadi beberapa kategori termasuk wisatawan
(tourists, atau pengunjung yang menginap) dan ekskursionis (same-day
excursionist, atau pengunjung yang melakukan perjalanan pulang pergi di
hari yang sama tanpa menginap).

25
Klasifikasi Pelaku Perjalanan

Menurut UNWTO (2008) klasifikasi pelaku perjalanan di katakan


wisatawan berdasarkan tujuan, yaitu:
 Bisnis dan kegiatan professional
 Berlibur, bersantai, dan berekreasi
 Mengunjungi teman dan saudara
 Pendidikan dan pelatihan
 Kesehatan dan pelayanan medis
 Belanja
 Transit, dan lain-lain.
26
Dasar Sistem Kepariwisataan Leiper (Cooper et.al. 1998)

Industri Pariwisata Wisatawan (Tourist)


Industri merupakan unit-unit usaha atau bisnis Wisatawan adalah seseorang yang melakukan
di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga perjalanan baik secara individu atau kelompik
area geografi. Tiga Komponen dalam kurun waktu lebih dari 24 jam dengan
Industi menyediakan jasa, daya tarik dan sarana tujuan kesenangan/rekreasi.
Utama Kegiatan
wisata Wisatawan adalah aktor pelaku dalam kegiatan
Wisata wisata.

Elemen Geografi

• Daerah Asal Wisatawan (DAW) • Daerah Transit (DT) • Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Kesimpulan
Ciri-ciri Pariwisata

Seseorang yang melakukan perjalanan Elemen kunci adalah perjalanan dan


tidak bertujuan mencari bersifat sementara
pengahasilan/nafkah

Perjalanan berfokus untuk mencari Perjalanan di lakukan di tempat yang


kesenangan, bertamasya/rekreasi berbeda-beda
Ilmu Pariwisata

Estimologi
1.
2.
Pendekatan Sistem.
Pendekatan Kelembagaan. Identifikasi Objek
3. Pendekatan Produk.
Forma
1. Pengembangan Jasa Pariwisata.
Objek Materi 2.
3.
Organisasi Perjalanan Wisata.
Kebijakan Pembangunan Pariwisata.
Industry pariwisata sebagai objek material ilmu
pariwisata:
1. Akomodasi (Accomodation services)
2. Penyedia makanan & minuman ( Food &
Objek Forma
Beverage services) 1. Pergerakan wisatawan.
3. Transportasi Wisata (Tran sport services) 2. Aktivitas masyarakat yang memfasilitasi
4. Pemandu dan Biro Perjalanan Wisata pergerakan wisatawan.
(Travel agent & Toursist guide services) 3. Implikasi atau akibat-akibat pergerakan
5. Pageleran Budaya (Cultural services) wisatawan serta aktivitas masyarakat yang
6. Rekreasi dan Hiburan (Recreation & memfasilitasinya terhadap kehidupan
Entertaiment) masyarakat secara luas
7. Keuangan Pariwisata (Miscellaneous
tourism services)
Ilmu Pariwisata

Kemampuan yang wajib


dikuasai
1. Motivasi dan perilaku wisatawan.
2. Jenis-jenis, dan pengalaman pariwasata yang
ditawarkan kepada wisatawan baik secara
individu maupun berkelompok pada destinasi
wisata.
3. Dampak yang ditimbulkan oleh wisatawan pada
destinasi wisata. Studi Ilmu Pariwisata
4. Berbagai manfaat yang berefek kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. 1. Ilmu kepariwisataan dirancang untuk
5. Berkolaborasi akan ilmu pengetahuan pariwisata memberikan pemahaman secara teoretis
secara holistic baik dari kampus kampus tentang kepariwisataan.
pariwisata yang ada di tingkatan nasional dan 2. Studi pariwisata (sebagai studi terapan
internasional, jurnal jurnal maupun organisasi- pariwisata) berfokus meningkatkan
organisasi pariwisata internasional. kemampuan baik secara manajerial
6. Mengetahui dan mempejari berbagai jenis maupun leadership untuk mampu
organisasi pariwisata yang terlibat dalam
mengelola destinasi secara efiisen dan
mengelola pariwisata secara efektif.
efektif, yang nantinya berdampak
7. Berkontribusi kepada ilmu pengetahuan
peningkatanan kesejahteraan masyarakat
pariwisata, baik secara teori dan model dari
penelitian yang dilakukan.
lokal di destinasi wisata maupun bagi
negara.
32
Pebedaan sebagai ilmu & penelitian

Dasar Ilmu: Dasar Penelitian:


• Ontologi: menunjukkan objek atau focus of • Ontologi: Kondisi kenyataan dilapangan (apa
interest yang dikaji. persoalan, bahasan, teliti)
• Epistemologi: metodologi yang dapat • Epistemologi: Hubungan antara peneliti dan
digunakan untuk memperoleh pengetahuan. subjek/objek penelitian (bagaimana cara
• Aksiologi: nilai manfaat pengetahuan ilmu diteliti alat ilmu pengetahuan)
tersebut. • Aksiologi: Manfaat penelitian (mengapa
penting diteliti)
• Metodologi: Pedoman untuk melakukan
penelitian
• Metode: Alat yang digunakanan untuk
pengumpulan data dan analisis data
Sistem Pariwisata Leiper
5 Elemen subsistem pariwisata

Elemen geografi yaitu Elemen organisasi yaitu


Elemen geografi
Elemen geografi yaitu tempat utama yang kumpulan dari organisasi
tempat dimana
Elemen manusia yaitu orang tempat dimana dikunjungi yang bergerak di bidang
perjalanan wisata
yang melakukan perjalanan wisawatan mengawali wisatawan. pariwisata untuk
utama berlangsung
wisata. dan mengakhiri DTW merupakan menyediakan barang, jasa
untuk sementara
perjalanannya raison d’etre (alasan dan fasilitas pariwisata serta
(transit point)
utama) pemasaran.

Wisatawan Daerah asal Jalur Industri


Daerah tujuan pariwisata
(tourist) wisatawan pengangkutan
wisata (tourist (tourism
(traveler (transit route)
destination industry)
generating
region) 33
regions)
Sistem Pariwisata Leiper

Supply
Pariwisata sebagai konsep sisi "demand"
(permintaan): berfokus kepada siapa yang
membeli, yaitu wisatawan, penunjung

Industri sebagai konsep "supply"


(penawaran): berfokus ke memproduksi

Demand
Assignment
Let’s start with the first task

35
Assigment

1. Pilihlah salah satu daerah di Kalimantan Barat yang memiliki potensi pariwisata.
Identifikasi lima komponen dasar dalam sistem pariwisata (Leiper’s Tourism
System). Bagaimana impikasi terhadap masyarakat sekitar dan lokal.
2. Buatlah esaai ilmiah dengan Tema "Konstruksi Konseptual: Perspektif dan
Peluang Pengembangan Pariwisata Lokal di Kalimantan Barat“

36
Assigment

◉ Gambaran singkat tentang masing-masing elemen yang perlu dianalisis ketika mempertimbangkan potensi keunggulan dalam
pemilihan lokasi pariwisata lokal di Kalimantan Barat:
◉ Atraksi Wisata: Ini mencakup objek atau kejadian yang menarik wisatawan ke daerah tersebut. Atraksi dapat berupa alam, budaya,
sejarah, atau kombinasi dari semuanya. Contoh atraksi bisa termasuk taman nasional, situs sejarah, budaya lokal seperti festival atau
kerajinan tangan, dan lainnya.
◉ Potensi Ekonomi: Ini mencakup peluang ekonomi yang dapat dihasilkan dari pariwisata lokal. Mahasiswa perlu menganalisis
bagaimana lokasi pariwisata akan membantu meningkatkan ekonomi daerah tersebut melalui sektor-sektor seperti akomodasi,
restoran, perbelanjaan, dan lainnya.
◉ Budaya Lokal: Mahasiswa juga harus mempertimbangkan aspek budaya lokal. Ini termasuk keunikan budaya, adat istiadat, dan
warisan lokal yang dapat menjadi daya tarik untuk wisatawan. Upaya pelestarian budaya dan pendekatan berkelanjutan dalam
mempromosikan budaya lokal bisa menjadi elemen penting.
◉ Dampak Sosial: Mahasiswa harus mempertimbangkan dampak sosial dari pariwisata lokal terhadap masyarakat setempat. Ini
mencakup dampak positif seperti peluang pekerjaan, pendapatan tambahan, serta dampak negatif seperti perubahan budaya dan
lingkungan.
◉ Dalam pemilihan lokasi pariwisata lokal di Kalimantan Barat, mahasiswa akan perlu melakukan penelitian yang mendalam untuk
memahami potensi keunggulan masing-masing daerah, termasuk elemen-elemen di atas, dan membuat keputusan yang berdasarkan
data dan analisis yang akurat.

37
Format Essai Ilmiah

Catatan:
• Gunakan data yang sahih.
• Tanpa abstrak dan tanpa perlu judul: pendahuluan,
kajian literatur, metode, hasil dan pembahasan, serta
simpulan.
• Analisis bermetode kualitafif (tanpa perlu
menyebutkan).
• Deskripsi bahasa mengalir tanpa terpaku format dan
wajib menggunakan bahasa Indonesia secara ilmiah.
• Sumber (sitasi) baik printed maupun online wajib ada
dan ditegaskan secara lengkap di Daftar Pustaka
(Referensi).
• Batas waktu pengumpulan: Jam: 08.00 tanggal: 6
Oktober 2023

38
Thanks!
Ada pertanyaan ?
Email:
◉ restuaristu4@gmail.com

39

Anda mungkin juga menyukai