Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gula atau kencing manis yang

ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia)

akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. (Soegondo,

2018). Penyakit DM disebabkan oleh faktor keturunan dan juga di pengaruhi

oleh multifaktor lain yang multi-kompleks, antara lain kebiasaan hidup dan

lingkungan. Gejala khas dari DM adalah poliuria, poliphagia, polidipsia,

lemas dan berat badan menurun. Komplikasi dari DM yaitu hipertensi, infark

miokard, katarak, neropati diabetika, TBC, kegagalan ginjal, sirosis hepatis

dan luka gangren (Brunner, 2019).

World Health Organization (WHO) memprediksi akan terjadi

peningkatan kejadian DM di Indonesia mencapai 21,3 juta jiwa. Pada tahun

2021 DM menjadi penyebab langsung 1,6 juta kematian (WHO, 2021).

International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021 menyatakan bahwa 537

juta orang dewasa berusia 20 - 79 tahun di seluruh dunia (10,5%). Dari semua

orang dewasa memiliki DM dan diperkirakan pada tahun 2025 akan

meningkat menjadi 333 juta (6,3%) orang (International Diabetes Federation,

2021). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2022

prevalensi DM sebesar 8,994 jiwa dan menurut data Rekam Medis RSUD

1
2

Arifin Achmad Pekanbaru jumlah kunjungan pasien DM dengan luka diabetes

tahun 2022 sebanyak 108 orang penderita (2,7%).

Penyakit DM apabila tidak segera ditangani dengan tepat bisa

menyebabkan terjadinya komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut terjadi

akibat intoleransi glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek.

Komplikasi kronik biasanya terjadi 10-15 tahun, mencakup penyakit

makrovaskuler, Komplikasi mikrovaskuler meliputi retinopati, nefropatik, dan

neuropatik yang mempengaruhi saraf sensori motorik dan otonom serta

berperan memunculkan sejumlah masalah seperti luka diabetik (diabetic

ulcer) (Smeltzer, 2016).

Luka diabetik adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling sering

ditakuti. Tiga alasan mengapa orang dengan DM lebih tinggi resikonya

mengalami masalah luka diabetik yaitu sirkulasi darah menurun (gangguan

pembuluh darah), gangguan saraf dan berkurangnya daya tahan tubuh

terhadap infeksi (Liling, 2021). Angka kejadian luka diabetes di dunia cukup

tinggi bahkan mencapai 9,1 juta hingga 26,1 juta kasus setiap tahunnya

(Alkendhy, 2019). Secara global prevalensi penderita luka diabetes kurang

lebih 12 – 15% dari seluruh penderita diabetes dan biasanya terletak pada

ekstremitas bawah. Luka diabetes menyebabkan lebih dari 90% amputasi

ekstremitas bawah pada penderita diabetes (American Diabetes Association,

2020). Angka kejadian luka diabetes di Provinsi Riau mencapai 13 %

penderita mengalami rawat inap di Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru


3

dan 26% yang rawat jalan (Profil Kesehatan Provinsi Riau, 2022).

Berdasarkan data luka ganggren pada penderita DM di RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru, dari rekapitulasi sepuluh penyakit terbesar tahun 2022, luka

diabetes menempati urutan ketujuh dari sepuluh penyakit terbanyak yang ada

di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

Luka diabetes bisa diatasi secara optimal jika penanganan luka dilakukan

dengan tepat. Jika penanganan luka tidak tepat, maka bisa berakibat proses

penyembuhan luka semakin lama dan sepsis menyebar ke bagian yang lain,

yang bisa berujung pada tindakan amputasi. Perawatan luka yang tepat

merupakan salah satu faktor yang mendukung penyembuhan luka. Pemilihan

balutan yang baik akan mendukung penyembuhan luka (Potter, 2017).

Perawatan luka diabetes dengan modern dressing memiliki tingkat

penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan yang ditutup

dengan kasa. Modern dressing mampu untuk mempertahankan lingkungan

lembab yang seimbang dengan permukaan luka. Pemilihan dressing yang

tepat dapat menjaga kelembapan. Beberapa jenis perawatan luka dengan

metode dressing antara lain seperti foam, hydrogels, alginates, polyurethane

film dan madu (Awaluddin, 2019). Berdasarkan hasil penelitian Sundari

(2017) luka diabetik setelah diberikan perawatan dengan madu mulai dari

derajat I, derajat II, dan derajat III menyebabkan jaringan nekrotik berkurang,

luka mengering, jaringan baru muncul dan pus yang dihasilkan berkurang.
4

Penanganan luka pada pasien DM dapat dilakukan dengan terapi non-

farmakologis. Madu merupakan terapi non-farmakologis yang biasa diberikan

dalam perawatan luka DM (Dansinger M, 2019). Madu kaliandra adalah madu

ternak yang dihasilkan dari nektar bunga kaliandra (Rifki, 2017). Madu

kaliandra mempunyai kandungan quercetin dalam flavonoid yang

berfungsi sebagai antioksidan untuk mengendalikan radikal bebas dalam

tubuh yang berkaitan dengan kerusakan sel dan beragam penyakit kronis serta

mengurangi peradangan pada luka diabetes (Umam, 2019). Madu kaliandra

mengandung vitamin C lebih tinggi 3 kali lipat dibandingkan serum vitamin

yang baik untuk sintesis kolagen. Sifat osmosis pada madu kaliandra dapat

memperlancar peredaran darah, sehingga area luka mendapat nutrisi yang

adekuat. Leukosit akan merangsang pelepasan sitokin dan growth factor

karena peredaran darah yang lancar sehingga nutrisi sampai ke area luka

(Sundari, 2017). Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada

perlukaan dan aksi anti inflamasinya dapat mengurangi nyeri serta

meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan. Madu

kaliandra dapat merangsang tumbuhnya jaringan baru sehingga selain

mempercepat penyembuhan. Madu kaliandra juga dapat mengurangi

timbulnya parut atau bekas luka pada kulit (Hammad, 2019).

Penerapan terapi menggunakan madu kaliandra ini sesuai dengan teori

bahwa madu kaliandra mempunyai kadar osmolaritas tinggi sehingga dapat


5

menghambat pertumbuhan bakteri dan mempercepat proses penyembuhan

luka. Madu kaliandra menciptakan kelembapan yang tidak dipengaruhi oleh

lingkungan. Hal ini menyebabkan madu kaliandra dapat sangat baik diserap

oleh kulit. Sebagai agen pengobatan topikal, madu mudah diserap oleh kulit

sehingga dapat menyebabkan kelembapan pada kulit dan memberikan nutrisi

yang dibutuhkan untuk kulit. Perawatan luka kaki diabetik dengan madu

kaliandra dinilai efektif dalam meningkatkan proses penyembuhan luka pada

pasien penderita DM. Teknik dioleskan dipermukaan luka hingga seluruh

permukaan luka tertutup dilakukan per dua hari hingga maksimal tiga kali

sehari (Lasito, 2021).

Berdasarkan pengkajian peneliti di ruang Kenanga Rumah Sakit Arifin

Achmad Pekanbaru terhadap Tn. X yang didagnosa DM, didapatkan bahwa

Tn. X datang ke Rumah Sakit dengan keluhan luka pada tangan sebelah kiri,

Derajat luka berada pada kriteria Wagner grade 1 (ulkus superfisial),

kedalaman luka sebesar 5 cm sebatas di permukaan kulit. Area jaringan

subkutan tanpa eksudat namun bertepi seperti tebing. Kulit sekitar luka

sebagian besar mengalami edema minimal, berwarna merah muda dengan

inflamasi minimal. Nyeri dirasakan kadang-kadang dan tidak mengalami

maserasi. Tenaga kesehatan merawat luka dengan menggunakan cairan NaCL

0,9% ditutup menggunakan kasa. Peneliti berkolaborasi dengan perawat

ruangan untuk mencoba tindakan non farmakologi dengan memberikan madu


6

kaliandra yang dioles di seluruh permukaan luka. Perawatan luka ini

dilakukan per dua hari selama tiga kali pertemuan guna menghambat

pertumbuhan bakteri dan mempercepat proses penyembuhan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulisan tertarik untuk menerapkan Asuhan

Keperawatan tentang Pengaruh Pemberian Madu dalam Perawatan Luka

Diabetes Pada Pasien DM di Ruangan Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota

Pekanbaru.

Selain itu banyak


kandungan vitamin, asam
amino, mineral, antibiotik
89,0%, air 17,1%,
karbohidrat 82,4%, protein
0,5% (Aden, 2010).
Perawatan luka gangren
dengan madu secara rutin
7

lebih baik dan sangat


dipercaya sejak
jaman dulu oleh
masyarakat. Kandungan
pH madu yang asam serta
(hydrogen perroxida) mampu membunuh bakteri dan mikroorganisme yang masuk
kedalam
tubuh. Antibiotik dan antibakteri sangat efektif digunakan untuk menjaga luka
(Hammad,
2012

B. Rumusan Masalah

BerdasarkanRuraian masalah pada latar belakangJyang dikemukakan,

maka Grumusan Jmasalah Jdalam Kpenelitian Gini Yadalah “bagaimana

pengaruh pemberian madu dalam perawatan luka diabetes pada pasien DM di

Ruangan Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan keperawatan tentang pengaruh pemberian madu

dalam perawatan luka diabetes pada pasien DM di Ruangan Kenanga

RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru.


8

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada pasien penderita DM dengan Luka

Diabetes di ruang Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru

Tahun 2023.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien penderita DM dengan

Luka Diabetes di ruang Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota

Pekanbaru Tahun 2023.

c. Menyusun rencana tindakan pada pasien penderita DM dengan Luka

Diabetes di ruang Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru

Tahun 2023.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien penderita DM

dengan Luka Diabetes di ruang Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota

Pekanbaru Tahun 2023

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien penderita DM dengan

Luka Diabetes di ruang Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota

Pekanbaru.

f. Memaparkan hasil analisa inovasi keperawatan yaitu sebelum dan

sesudah tindakan yang dilakukan pada pasien.

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis
9

Temuan penelitian ini secara teoritis dapat dimanfaatkan sebagai

sumber pengetahuan mengenai keunggulan pemberian madu dalam upaya

mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas

luka pada penderita DM dengan luka diabetik, serta sebagai landasan

untuk penelitian selanjutnya.

2. Aspek Praktis

a. Bagi pasien

Hasil penelitian ini dapat di gunakan untuk membantu klien

dalam melakukan perawatan luka diabetik dirumah.

b. Bagi Petugas Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat membantu perawat memberikan

kemudahan dalam melakukan perawatan luka diabetik pada pasien

DM.

c. Bagi Peneliti

Meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada kasus keperawatan terutama

pada asuhan keperawatan pada penderita DM dengan luka diabetik.

E. Keaslian Penulis

Penulisan karya ilmiah Ners ini mengacu pada penelitian yang telah

dilakuakan oleh :
10

1. Herianto, Ritonga dan Sukhri dengan judul Pengaruh madu kaliandra

sebagai topikal terapi terhadap tingkat kenyamanan klien dengan luka kaki

diabetik di Asri Wound Care Centre Medan dan di wilayah Kota Padang

Sidimpuan

2. Rahman dan Subhannur dengan judul Efektivitas penggunaan madu

campuran terhadap proses penyembuhan luka di Poli Kaki Diabetik

Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.

3. Nabhani dengan judul Pengaruh madu terhadap proses penyembuhan luka

gangren pada pasien Diabetes Mellitus di RSUD Wate.

4. Fauziyah dan Sundari dengan judul Pengaruh terapi madu terhadap luka

diabetik pada pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rw 011

Kelurahan Pegirian Surabaya


11

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB III (Laila)
    BAB III (Laila)
    Dokumen11 halaman
    BAB III (Laila)
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii BCG
    Bab Ii BCG
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii BCG
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab I BCG
    Bab I BCG
    Dokumen7 halaman
    Bab I BCG
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii BCG
    Bab Iii BCG
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii BCG
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB V Tari
    BAB V Tari
    Dokumen3 halaman
    BAB V Tari
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 New
    BAB 5 New
    Dokumen8 halaman
    BAB 5 New
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB II Dan BAB III
    BAB II Dan BAB III
    Dokumen34 halaman
    BAB II Dan BAB III
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Oke
    Bab Ii Oke
    Dokumen19 halaman
    Bab Ii Oke
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB III (Dahlena)
    BAB III (Dahlena)
    Dokumen12 halaman
    BAB III (Dahlena)
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB I (Dahlena) A4
    BAB I (Dahlena) A4
    Dokumen7 halaman
    BAB I (Dahlena) A4
    Vernando
    Belum ada peringkat