Anda di halaman 1dari 19

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Dasar Diabetes Mellitus (DM)

a. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogan yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.

Menurut American Diabetes Association (ADA), DM merupakan suatu

kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia

kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka pajang, disfungsi

atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung,

dan pembuluh darah (Frengki Hasugian, 2016)

DM adalah penyakit kelainan metaabolisme yang disebabkan kurangnya

produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Bisa pula karena

adanya gangguanpada fungsi insulin, meskipun jumlahnya normal.

Kurangnya produksi atau tidak normalnya fungsi insulin disebabkan

kerusakan pada sebagian atau seluruh sel-sel kelenjar pankreas (sel beta).

Kondisi ini menyebabkan gula (dalam bentuk glukosa) yang dikonsumsi tidak
10

dapat diproses secara sempurna. Akibatnya, kadar gula dalamdarah meningkat

(Redaksi Agromedia, 2019).

b. Manifestasi Diabetes Mellitus

Manifestasi klinis DM menurut Yunus (2019) yaitu :

1) Keluhan berdasarkan “Trias”

a) Banyak minum (polidipsi)

b) Banyak kencing (poliuria)

c) Banyak makan (polifagia)

2) Kadar gula darah waktu puasa > 120 mg/dl

3) Kadar gula darah dua jam setelah makan > 200mg/dl

4) Kadar gula darah acak > 200 mg/dl

5) Kelainan kulit : gatal-gatal, bisul

a) Kesemutan, neuropati

b) Kelemahan tubuh

c) Impotensi pada pria

d) Mata kabur.

c. Komplikasi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus ditandai dengan berlebihnya glukosa dalam darah

yang tidak mengalami penurunan mengakibatkan terjadinya kronik

hyperglikemik dalam DM yang berhubungan dengan jangka panjang,

disfungsi dari berbagai macam organ-organ. Dan DM memiliki beberapa

komplikasi yang menyertai, komplikasi pada DM terdiri dari mikrovaskuler


11

dan makrovaskuler (Megalla et al., 2019), mikrovaskuler antara lain penyakit

retinopati, neuropati, dan nephropati. Sedangkan komplikasi makrovaskuler

antara lain cardiovascular disease, myocardial infarct, cerebrovascular

disease, manifestasi stroke, perifer arteri disease (PAD) (Megallaa et al.,

2019b). Komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita DM yang

mengalami neurophaty adalah luka kaki diabetik (Alavi et al., 2014). Dampak

dari luka kaki diabetik ini dapat menurangi kualitas hidup pasien sampai

amputasi dan kematian.

2. Luka Diabetikum

a. Defenisi

Luka diabetik adalah jenis luka yang ditemukan pada penderita DM.

Luka mula-mula tergolong biasa dan seperti pada umumnya tetapi luka

yang ada pada penderita DM ini jika salah penanganan dan perawatan

akan menjadi terinfeksi. Luka kronis dapat menjadi luka gangren dan

berakibat fatal serta berujung pada amputasi (Ali Maghfuri, 2016).

Luka kaki diabetik adalah kerusakan sebagian (partial thickness) atau

keseluruhan (full thickness) pada kulit yang dapat meluas ke jaringan

dibawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada

seseorang yang menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM), kondisi ini

timbul sebagai akibat terjadinya peningkatan kadar gula darah yang

tinggi. Jika ulkus kaki berlangsung lama, tidak dilakukan penatalaksanaan

dan tidak sembuh, luka akan menjadi terinfeksi. Ulkus kaki, infeksi,
12

neuroarthropati dan penyakit arteri perifer sering mengakibatkan gangren

dan amputasi ekstermitas bagian bawah (Ali, 2019).

b. Etiologi

Kerusakan neuropati dan vaskular merupakan faktor yang paling

berperan terhadap luka. Luka yang terjadi pada pasien DM mayoritas

diakibatkan oleh neuropati perifer (Chuan et al., 2018) luka yang

didapatkan akibat aktivitas sehari-hari seperti berjalan lama, penggunaan

sepatu yang tidak pas dan berjalan tanpa alas kaki yang dapat

mengakibatkan terjadinya luka (Zubair et al., 2016). Sehingga kejadian

luka kaki diabetik akibat neuropati masih cukup tinggi ditambah lagi

faktor lain yang dialami oleh penderita DM.

Faktor risiko luka kaki diabetik seperti kaki deformitas, nilai ABI

(Ankle Brachial Index) dan masalah kulit kering merupakan faktor yang

paling berhubungan dengan risiko terjadinya luka kaki diabetik (Li et al.,

2011). Faktor pencetus lain adalah penderita DM yang menjalani terapi

ACE inhibitor, penderita yang menjalani terapi insulin, adanya

pembentukan kallus pada kaki, adanya pra luka pada kaki, deformitas dan

neuropati perifer (Shahbazian et al., 2017). Untuk mencegah terjadinya

efek lanjutan dari luka kaki diabetik maka dibutuhkan manajemen

perawatan luka yang baik yang dimulai dari pengkajian yang cepat.
13

c. Klasifikasi Luka Diabetik

Dalam klasifikasi luka kaki diabetik, klasifikasi yang digunakan

sebagai rujukan derajat keparahan luka kaki diabetik pasien DM ialah

melalui klasifikasi Wagner yakni ; derajat 0 : tinggi risiko luka pada

kaki ; derajat 1 : luka permukaan kaki ; derajat 2 : penetrasi luka telah

menembus jaringan kulit, tendon, otot, dan sendi ; derajat 3 : penetrasi

luka telah mencapai tulang sehingga tulang menjadi osteomyelitis atau

abses tulang ; derajat 4 : lokalisasi gangrene ; derajat 5 : ekstensive

gangren berujung pada amputasi (Zubair et al., 2017).

Banyak upaya yang telah dilakukan dalam mengkategorikan luka

kaki diabetik sesuai ukuran, kedalaman, lokasi, adanya infeksi dan

iskemia. Salah satu yang direkomendasikan adalah The University of

Texas (UT) score untuk klasifikasi luka kaki diabetik (Yazdanpanah et al.,

2018). UT score telah di validasi dan lebih mudah digunakan untuk

menilai derajat luka kaki diabetik dan menentukan manajemen luka yang

sesuai (Chuan et al., 2015).


14

luka yang sesuai (Chuan et al., 2015).

Gambar 2.1. Klasifikasi luka kaki diabetik UT score (Haji Zaine et al., 2014

Gambar 2.2. Klasifikasi Wagner (Zubair et al., 2018)


15

3. Konsep Dasar Madu Kaliandra

a. Defenisi

Madu kaliandra adalah madu ternak yang dihasilkan dari nektar

bunga kaliandra. Nektar merupakan pakan lebah sumber energi. Nektar

mengandung karbohidrat 3-87% seperti sukrosa, fruktosa dan glukosa.

Sedangkan tepung sari atau pollen adalah pakan lebah sumber protein, lemak,

sedikit karbohidrat dan mineral. Tepung sari didapatkan dari sel kelamin atau

anthera bunga jantan. Kandungan protein kasar dalam tepung sari bervariasi

antara 8–40% atau rata-rata 23%. Kebutuhan tepung sari tiap koloni lebah

madu per tahun mencapai 50 kg yang digunakan sebagian untuk kebutuhan

bahan pakan koloni lebah dan sebagian lagi untuk pemeliharaan tetasan

lebah madu (Budiwijono, 2013)

Salah satu jenis tanaman sumber pakan lebah yaitu kaliandra

dengan nama ilmiah Calliandra calothyrsus dimana dapat berbunga

tergantung musim tanamnya. Menurut Agussalim dkk (2017) dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa kaliandra bunga merah dapat berbunga

sepanjang tahun, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan lebah

madu. Nektar kaliandra berwarna kuning keemasan dan banyak tersedia

pada pagi hari sekitar pukul 06.00–10.00 WIB dimana banyak ditemukan

lebah Apis cerana, A. mellifera, Trigona sp. dan tawon yang

mengumpulkan nektar). Pukul 11.00– 14.00 WIB nektar kaliandra banyak


16

yang menguap dan sangat sedikit aktivitas lebah yang mengumpulkan

nektar. Jumlah nektar yang dapat dihasilkan oleh tanaman kaliandra

bunga merah sangat tergantung pada jumlah ranting dan cabang yang

menunjukkan bahwa setiap ranting dan cabang kaliandra dapat

menghasilkan bunga.

Herdiawan, dkk. (2018) menyatakan bahwa secara alami

tanaman kaliandra berbunga sepanjang tahun, tetapi masa puncaknya

terjadi antara bulan Juli dan Maret. Musim berbunga Caliandra

calothyrsus di Indonesia sangat bervariasi tergantung jumlah curah hujan

serta penyebarannya, dan puncaknya berlangsung antara bulan Januari-

April. Tandan bunga kaliandra berkembang dalam posisi terpusat, dan

bunganya bergerombol disekitar ujung batang.

b. Kandungan Madu Kaliandra

Madu kaliandra mengandung quercetin dalam flavonoid dan

mineral seperti natrium, kalsium, magnesium, aluminium, besi, fosfor,

dan kalium. Vitamin dalam madu kaliandra antara lain tiamin (B1),

riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam

pantotenat, biotin, asam folat, vitamin K. Distas, invertase, glukosa

oksidase, peroksidase,limpase. Enzim diastase adalah enzim yang

mengubah karbohidrat kompleks (polisakarida) menjadi karbohidrat

sederhana (monosakarida).
17

Madu kaliandra tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Kandungan

gula madu mencapai 80%, dan 85% gulanya adalah fruktosa dan glukosa.

Asam utama dalam madu kaliandra adalah asam glutamat. Sedangkan

asam organik dalam madu adalah cuka, mentega, semut, saxin, glikol,

apel, proglutamin, lemon dan piruvat (Surato, 2018).

c. Manfaat Madu Kaliandra

Terkenal di dunia kesehatan karena kandungan madunya yang banyak

kelebihan (kelebihan) tersebut adalah sebagai berikut :

1) NS. Pengganti gula

Madu lebih sehat dari gula di pasaran jadi bisa menggunakan madu

sebagai pengganti gula. Susu dapat ditambahkan ke madu untuk

meningkatkan rasa manisnya. Campuran susu dan madu ini dapat

merangsang sistem kekebalan tubuh manusia. (Sakri, 2017).

2) Mudah dicerna

Madu mudah dicerna bahkan di perut yang paling sensitif karena

molekul gula dalam madu dapat diubah menjadi gula lain (fruktosa

menjadi glukosa) (Sakri,2015).

3) Sumber vitamin dan mineral

Madu mengandung berbagai vitamin dan mineral. Jenis dan jumlah

vitamin dan mineral tergantung pada jenis tepung yang digunakan.

Pembiakan lebah. Secara umum, madu liar mengandung vitamin C,

kalsium dan zat besi. (Zucker, 2015).


18

4) Sebagai penyembuh luka diabetes

Pasokan madu selama proses penyembuhan luka bergantung

pada kemampuannya untuk membersihkan infeksi dengan cepat,

membersihkan luka, menekan peradangan, dan mengurangi jaringan

parut, serta angiogenesis, granulasi jaringan, dan pertumbuhan epitel.

Madu kaliandra tidak menyebabkan iritasi, tidak beracun, steril,

bakterisida, dan mengandung banyak nutrisi yang efektif dalam

penyembuhan luka. (Valansari, 2018).

Kandungan quercetin dalam flavonoid yang terdapat pada madu

kliandra berfungsi sebagai antioksidan untuk mengendalikan radikal

bebas dalam tubuh yang berkaitan dengan kerusakan sel dan beragam

penyakit kronis serta mengurangi peradangan pada luka diabetes

(Umam, 2019).

2. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Adapun standar operasional perawatan luka diabetik dengan

menggunakan madu kaliandra antara lain:

Pengertian : Mengganti balutan luka yang kotor dengan balutan

bersih dan mengobati luka dengan Madu kaliandra


19

Tujuan : Mencegah komplikasi dan mempercepat proses

penyembuhan, melindungi luka dari kontaminasi,

Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada luka

Alat

a. Packing set perawatan luka : Pinset anatomis 2 buah, Pinset

cirurgis 2 buah, Gunting up heating 1 buah, kom kecil 2 buah,

Kasa steril.

b. Obat antiseptic( Nacl 0,9%,betadine,supratule)

c. Madu Kaliandra

d. Plester/ hifavik dan gunting

e. Handscoen 2 pasang

f. Bengkok 1 buah

g. Perlak

h. Tempat sampah medis dan non medis

Langkah-langkah sebagai berikut :

1. Petugas memberi salam dan panggil nama pasien

2. Petugas menjelaskan tujuan dan tindakan pasien atau keluarga

3. Petugas memberi kesempatan pada pasien untuk bertanya sebelum

kegiatan dilakukan

4. Petugas mempertahankan privasi pasien selama tindakan dilakukan

5. Petugas mengatur posisi pasien


20

6. Petugas memberi pengalas dibawah luka

7. Petugas mendekatkan bengkok

8. Petugas mencuci tangan dan pakai sarung tangan

9. Petugas mepaskan plester dan balutan dengan secara perlahan

dengan pinset, setelah selesai pinset diletakkan di baskom yang

telah terisis bayclin

10. Petugas membersihkan bekas plester

11. Petugas melepaskan sarung tangan

12. Petugas mencuci tangan

13. Petugas membuka set rawat luka

14. Petugas memakai sarung tangan steril

15. Petugas mengkaji kondisis luka

16. Petugas membersihkan area luka dengan Nacl 0,9%

17. Petugas mengeringkan area luka dengan gaas steril

18. Petugas merawat luka dengan Madu sesuai kondisi luka

19. Petugas menutup luka dengan kasa steril

20. Petugas membuka sarung tangan

21. Petugas melakukan fiksasi dengan plester atau pembalutan sesuai

kondisi dan lokasi luka

22. Petugas menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dan mencatat di

les pasien.

23. Petugas mengembalikan posisi pasien pada posisi yang nyaman


21

24. Petugas mengkaji reaksi post tindakan

25. Petugas memberikan penjelasan tentang hal yang harus

dilaksanakan seperti luka berdarah,basah,kotor dan balutan

lepas

26. Petugas merapikan alat dan lingkungungan.

B. State Art

State Art merupakan kumpulan jurnal yang digunakan sebagai referensi

dalam penelitian ini. State Art turut memberikan penjabaran mengenai

perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan.

Berikut ini adalah State Art yang dijabarkan dalam bentuk tabel / matriks.

No Deskripsi jurnal Pembahasan


22

1. Judul : Hasil penelitian :

Studi kasus Pengaruh madu Hasil uji paired-t test diperoleh nilai p=0,000, secara
kaliandra sebagai topikal statistik nilai p=0,000 < atau 0,05 maka Ho ditolak dan
terapi terhadap tingkat
Ha diterima yang berarti ada pengaruh madu kaliandra
kenyamanan klien dengan
luka kaki diabetik di Asri secara signifikan terhadap kenyamanan luka ulkus
Wound Care Centre Medan diabetikum di Asri Wound Care Centre Medan dan di
dan di wilayah Kota Padang
wilayah Kota Padang sidimpuan.
Sidimpuan
.
Tahun:
2016

Penelitian :
Sukhri Alasan Menjadi Tinjauan Penelitian
Herianto
Ritonga Jurnal berikut dapat memperkuat penelitian ini dengan

memberikan referensi mengenai seberapa signifikan


Metode penelitian:
Desain kuantitatif dengan pengaruh pemberian madu kaliandra untuk mengurangi
jenis penelitian Quasi
Eksperimentdan pendekatan nyeri dan kerusakan integritas kulit.
one group pre test post test
design

Jurnal :
Jurnal keperawatan
Fakultas ilmu kesehatan
Universitas Medan
23

2. Judul : Hasil penelitian:


Efektivitas penggunaan madu Ada pengaruh terhadap granulasi pada luka
campuran terhadap proses kaki diabetik grade II dan grade III dengan
penyembuhan luka di Poli perawatan madu campuran tumbuh pada

Kaki Diabetik Rumah hari ke 14 sampai dengan 21 hari

Sakit Umum Daerah Ulin perawatan di Poli Kaki Diabetik Rumah Sakit

Banjarmasin Ulin Banjarmasin

Tahun : Alasan Menjadi Tinjauan Penelitian

2017 Jurnal berikut dapat memperkuat penelitian ini dengan


memberikan referensi mengenai seberapa signifikan

Penelitian : pengaruh pemberian madu untuk mengurangi nyeri dan

Subhannur kerusakan integritas kulit..

Rahman

Metode penelitian :
Quasi eksperiment

Jurnal :
Jurnal ilmiah keperawatan
Fakultas ilmu keperawatan
Universitas Banjarmasin.

Judul : Hasil penelitian :


3. Pemberian madu kaliandra Ada manfaat madu kaliandra untuk mempercepat

pada luka Diabetes proses penyembuhan gangrene di RSUD Wate.

Tahun : Alasan Menjadi Tinjauan Penelitian

2022 Jurnal berikut dapat memperkuat penelitian ini dengan


memberikan referensi mengenai seberapa signifikan

Penelitian: pengaruh pemberian madu untuk mengurangi nyeri dan

Rusminah kerusakan integritas kulit.


24

Metode penelitian:
Desain kuantitatif dengan
jenis penelitian Quasi
Eksperimentdan pendekatan
one group pre test post test
design.

Jurnal :
Jurnal keperawatan program
studi Diploma III keperawatan
Stikes Intan Martapura

Judul : Hasil penelitian :


Pengaruh terapi madu Ada pengaruh terapi madu dalam proses penyembuhan
4.
terhadap luka diabetik pada luka diabetic di daerah kelurahan Pegirian Surabaya.

pasien dengan Diabetes


Mellitus Tipe 2 Di Rw 011 Alasan Menjadi Tinjauan Penelitian:

Kelurahan Pegirian Surabaya Jurnal berikut dapat memperkuat penelitian ini dengan
memberikan referensi mengenai seberapa signifikan
pengaruh pemberian madu untuk mengurangi nyeri dan
Tahun :
kerusakan integritas kulit..
2019

Penelitian :
Fauziyah
Sundari

Metode penelitian:
Quasi eksperimen

Jurnal :
Jurnal keperawatan program
Studi S1 keperawatan STIKES
25

Surabaya

5. Judul : Hasil penelitian :

Effectiveness Dressings Deep


Honey Treatment Patient With Ulcer area healed in the dressings group honey is better
Diabetes Mellitusin
than control group, respectively, and with that
Tahun : difference significantly statistics.
2014
.
Penelitian :
Xu Tian A
Alasan Menjadi Tinjauan Penelitian:
Metode Penelitian: The following journals can strengthen this research by
Quasi Experiment providing references regarding how significant the
Jurnal : effectiveness is dressings deep honey DM treatment
Journal Of Program Nursing
Bachelor Of Nursing Study At
Ministry Of Health
Polytechnic

Judul :
6. Use Honey For Treat Leg Hasil penelitian :
Ulcer Diabetic
This research show that honey dressing safer for foot
Tahun : ulcer treatment diabetes. Also, this shorten period total
2016
treatment, time cleaning microorganisms and
Penelitian : amputation level.
Kateel
.
Metode Penelitian:
Quasi Experiment
Alasan Menjadi Tinjauan Penelitian:
The following journals can strengthen this research by

Jurnal : providing references regarding how significant the


Journal Of Program Nursing effectiveness is dressings deep honey DM treatment
Bachelor Of Nursing Study At
Ministry Of Health
Polytechnic

Judul :
7. Role Of Honey As A
Substance Hasil penelitian :
26

Shaper Local Wound In Using honey significantly reduce the rate amputation
Management Diabetes Legs
and repair wound healing time used for wound dressing
And Influence To Level
Amputation on diabetic foot ulcer chronic
.
Tahun :
2017
Penelitian :
Alasan Menjadi Tinjauan Penelitian:
Tsang
The following journals can strengthen this research by
Metode Penelitian: providing references regarding how significant the
Quasi Experiment
effectiveness is dressings deep honey DM treatment
Jurnal :
Journal Of Program Nursing
Bachelor Of Nursing Study At
Ministry Of Health
Polytechnic

Judul : Hasil penelitian :


8 Topical Honey Effectiveness
On Granulation Diabetes Based on the literature review of research articles can
Mellitus Wounds be taken concluded that the effectiveness of topical
honey on diabetic wound granulation Mellitus for
Tahun : wound healing is Honey as an Antimicrobial for wound
2021 healing process and honey as an antioxidant for healing
wound
Penelitian :
Merlisa .

Metode Penelitian: Alasan Menjadi Tinjauan Penelitian:


Quasi Experiment
The following journals can strengthen this research by
Jurnal : providing references regarding how significant the
Journal Study Program S1
effectiveness is dressings deep honey DM treatment
Nursing Institute Of Health
Science Medical Scholarship
People Jombang

Pada penelitian ini dengan judul “Asuhan Keperawatan tentang Pengaruh

Pemberian Madu dalam Perawatan Luka Diabetes Pada Pasien DM di Ruangan

Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru”, penulis menerapkan pada

penelitian salah satunya yang telah dilakukan oleh Subhannur dan Rahman
27

(2017) dengan judul Efektivitas penggunaan madu kaliandra terhadap proses

penyembuhan luka diabetk di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin”.

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB III (Laila)
    BAB III (Laila)
    Dokumen11 halaman
    BAB III (Laila)
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii BCG
    Bab Ii BCG
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii BCG
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab I BCG
    Bab I BCG
    Dokumen7 halaman
    Bab I BCG
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii BCG
    Bab Iii BCG
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii BCG
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB V Tari
    BAB V Tari
    Dokumen3 halaman
    BAB V Tari
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 New
    BAB 5 New
    Dokumen8 halaman
    BAB 5 New
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB II Dan BAB III
    BAB II Dan BAB III
    Dokumen34 halaman
    BAB II Dan BAB III
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB III (Dahlena)
    BAB III (Dahlena)
    Dokumen12 halaman
    BAB III (Dahlena)
    Vernando
    Belum ada peringkat
  • BAB I (Dahlena) A4
    BAB I (Dahlena) A4
    Dokumen7 halaman
    BAB I (Dahlena) A4
    Vernando
    Belum ada peringkat