Anda di halaman 1dari 7

PB 10

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


Sistem Informasi Manajemen adalah system manusia atau mesin yang terpadu, untuk
menyajikan informasi, guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi. Dari defenisi tersebut, dapat dicatat adanya unsur – unsur penting dari
SIM. Unsur – unsur penting tersebut adalah :

a. Sistem manusia / mesin

b. Sistem terpadu

c. Pendukung operasi

Dewasa ini telah terjadi ledakan informas, sebagai akibat adanya ledakan penduduk. Informasi amat
diperlukan bagi kegiataan opearasi manajemen. Karena jumlah informasi banyak sekali, maka
sebaiknya kegiatan yang berkenaan dengan informasi ini sebagian dilakukan oleh manusia dan
sebagian lagi dilakukan oleh mesin.

Akibatnya, muncullah gagasan untuk mengatasi persoalan, sebaiknya manusia dan mesin
membentuk sebuah system gabungan dengan hasil yang diperoleh dari dialog dan interaksi antara
mesin ( computer ) dan manusia pengolahnya.

Pengolahan terpadu dicapai melalui sebuah perencanaan system secara menyeluruh.


Rancangan merupakan gabungan beberapa subsistem dan bukan sebagai sebuah system tunggal.
Untuk melaksanakan maksud ini, biasanya digunakan sebuah konputer pusat yang besar atau
merupakan sebuah jaringan kerja dari beberapa computer kecil.

Sebenarnya sebelum orang menggunakan computer, sudah ada gagasan mengenai system informasi
untuk mendukung manajemen dan pengambilan keputusan. Penggunaan system informasi dalam
organisasi, ternyata mampu memperluas kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti akuntansi manajemen, ilmu pengetahuan manajemen,
teori – teori manajemen dan juga pengolahan computer, memungkinkan pematangan konsep SIM,
seperti yang ada sekarang. Sehingga konsep SIM dapat dipandang sebagai suatu perluasan mendasar
dari akuntansi manajemen dengan mengikut sertakan gagasan dan teknik – teknik ilmu manajemen,
teori tentang keprilaku manajemen dan pengambilan keputusan.

Ilmu Manajemen adalah penerapan metode ilmiah dan teknik – teknik analisa kuantitatif terhadap
masalah manajemen. Pembentukan model untuk analisa manajemen, biasanya dipakai rumusan
matematik atau prosedur perhitungan yang umumnya membutuhkan alat bantu komputer.

Dalam perkembangannya, teori – teori manajemen lebih menekankan pada segi – segi
prilaku dan motivasi pada struktur keorganisasian serta system dalam organisasi. Perkembangan
dalam teori – teori manajemen ini penting bagi perancangan SIM, karena membantu dalam
memahami peranan system manusia atau mesin serta bermanfaat untuk pengembangan model –
model keputusan.
Manfaat penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Seseorang yang memiliki tugas mengambil keputusan, tidaklah cukup kalau hanya menerima data
mentah atau ikhtisar. Mereka memerlukan cara pengolahan data dan penyajian data sedemikian
rupa, agar keputusan dapat diambil. Dengan kata lain seseorang pengambil keputusan ( manajer )
memerlukan cara pengolahan data dalam bentuk model pengambilan keputusan. Semua ini akan
terpadu dalam penggunaan SIM.

Beberapa pemakai SIM dan penggunaannya adalah :

o Petugas administrasi, untuk mengerjakan transaksi, mengolah data dan menjawab


pertanyaan.

o Manajer tingkat bawah, untuk mendapatkan data operasi, membantu perencanaan,


penyusunan jadwal, mengetahui situasi yang tak terkendali dan mengambil keputusan.

o Staf ahli untuk mendapatkan informasi bagi analisisnya, membantu menganalisisnya,


perencanaan dan pelaporan.

o Manajemen untuk laporan tetap, permintaan informasi khusus, laporan khusus mengenai
persoalan dan peluang, menganalisis pengambilan keputusan.

Subsistem kegiatan dalam sebuah SIM :

 Pengolahan transaksi ( pengolahan pesanan, pengiriman, penerimaan )

 Pengendalian operasi ( penjadwalan kegiatan, laporan prestasi )

 Pengendalian manajemen ( perumusan anggaran, alokasi sumber daya )

 Perencanaan strategis ( perumusan sasaran dan rencana strategis )

Penggunaan subsistem fungsional dan subsistem kegiatan


dalam praktek
Dalam praktek, kedua subsistem ini umumnya digabungkan dan menghasilkan subsistem
kombinasi yang terperinci. Sebagai contoh kombinasi subsistem pemasaran dengan subsistem
perencanaan strategis, akan menghasilkan sub –subsistem perumusan sasaran produk tertentu,
demikian seterusnya.

Kelemahan penerapan konsep SIM dalam organisasi.

Penyebab – penyebab kegagalan tersebut adalah :

a. Kekurangan perangkat keras/lunak

b. Kekurangan tenaga dan prosedur dalam SIM

c. Kurang siapnya tenaga pemakai dan fungsi pemakai bagi sistem baru tersebut.
Penggunaan SIM sering menimbulkan pertentangan gagasan

Beberapa pertentangan gagasan tersebut adalah :

 Akan menggunakan system total atau akan digunakan gabungan subsistem

 Sumber sistem informasi terpusat ataukah terpencar

 Terminal ditempatkan di setiap kantor eksekutif atau terminal yang dioperasikan staf.

 Apakah fungsi manajerial sudah siap untuk menerima dan menggunakan teknologi maju
sistem informasi ataukah belum siap.

PM 10
Faktor Individu dalam Organisasi
Kontribusi dan Kompensasi

Ada 2 konsep yang mendasari mengapa factor individu perlu untuk dipelajari dan dipahami
sehubungan dengan manajemen perusahaan, khususnya dalam fungsi implementasi dan fungsi
pengarahan. 2 konsep tersebut adalah :

1. Kontribusi, adalah apa ayang bisa diberikan oleh individu bagi organisasi / perusahaan.

2. Kompensasi, adalah apa yang dapat diberikan oleh organisasi / perusahaan bagi individu.

Kedua konsep ini satu sama lainnya akan saling memengaruhi dalam hal implementasi rencana
organisasi. Tujuan organisasi tidak akan tercapai jika masing – masing individu tidak memberikan
kinerjanya yang terbaik bagi perusahaan. Sebaliknya, individu tidak akan memberikan kinerja
terbaiknya jika perusahaan tidak memberikan kompensasi yang layak dan adil bagi para individu dari
tenaga kerja tersebut.

Kontribusi dari individu bagi organisasi :

- Usaha - Kemampuan

- Keahlian - Loyalitas

- Waktu - Kompetensi

Kompensasi dari organisasi bagi individu :

- Upah - Kepastian dan keamanan kerja

- Benefit - Peluang karir

- Status - Peluang Promosi

Perusahaan berkepentingan untuk mempelajari konsep kontribusi dan kompensasi tersebut


dikarenakan perusahaan perlu memahami bahwa kadangkala apa yang diberikan individu berupa
kontribusi dianggap tidak mendapatkan kompensasi yang sepadan dari perusahaan atau juga
sebaliknya perusahaan telah memberikan konpensasi yang memadai, namun kontribusi dari individu
tidak memadai / individu tidak menunjukkan kinerja yang baik.

Berdasarkan hal tersebut, pemahaman hubungan antara kedua factor ini menjadi sesuatu yang
penting bagi perusahaan., karena hal tersebut akan menentukan bagaimana sebaiknya sikap dan
kebijakan oleh perusahaan terhadap para pekerjanya dan demikian pula sebaliknya.

Memahami faktor individu dalam organisasi.


Selain dua konsep tersebut, ada 3 faktor lain yang perlu kita pahami lebih lanjut mengenai faktor
individu dalam organisasi, yaitu :

 Kontrak Psikologis yaitu suatu kesepakatan tidak tertulis yang muncul ketika seseorang
bergabung dengan sebuah organisasi atau ketika tenaga kerja bergabung dalam sebuah
perusahaan. Kesapakatan tidak tertulis tersebut adalah bahwa secara psikologis tenaga kerja
tersebut akan memberikan hal yang terbaik yang dimilikinya untuk organisasi dimana dia
bergabung. Sebaliknya tenaga kerja tersebut juga memiliki semacam pengharapan bahwa
organisasi akan memberikan kompensasi yang terbaik atas kontribusi yang diberikan oleh
tenaga kerja. Kesepakatan tidak tertulis ini akan menjadi harapan bagi individu ketika dia
bergabung. Harapan inilah yang kemudian dipahami sebagai sebuah kontrak psikologis.

 Kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan, yaitu terkait dengan faktor individu
dari tenaga kerja, dalam kenyataannya perusahaan tidak selalu benar – benar mendapatkan
tenaga kerja yang benar – benar sesuai dengan harapan dan tuntutan dalam pekerjaan. Hal
tersebut bisa dikarenakan individu benar – benar tidak ada yang sempurna. Proses seleksi
sekalipun dilaksanakan begitu ketat, tetap saja mempunyai keterbatasan dalam
mendapatkan orang – orang yang benar – benar tepat, serta terjadinya perubahan
dilingkungan organisasi. Ketika lingkungan organisasi berubah, tuntutan terhadap kualifikasi
tenaga kerja juga ikut berubah. Akibatnya tenaga kerja yang pada mulanya telah direkrut
dan sesuai bisa jadi sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi. Hal ini pula yang harus
dipahami ketika perusahaan berupaya untuk memahami karakteristik individu dari tenaga
kerja yang dimilikinya.

 Keragaman individu dakam organisasi, yakni factor lain yang harus disadari dan diterima
oleh perusahaan adalah bahwa manusia ditakdirkan tidak sama, baik dari sisi latar belakang
biologisnya, latar belakang pendidikannya, hingga berbagai factor yang memengaruhi
karakteristik setiap individu tenaga kerja. Oleh karenanya keragaman dari individu sudah
menjadi sebuah keniscayaan, dan tidak bisa dinafikkan keberadaannya. Oleh karena itu,
perusahaan perlu memahami keragaman ini secara lebih terbukadan menerimanya sebagai
dinamika yang terdapat dalam organisasi manapun. Hanya saja kembali ke perusahaan itu
sendiri bagaimana akan mengelola keragaman tersebut agar menjadi potensi positif bagi
produktivitas perusahaan dan bukan sebagai sumber konflik.

Prilaku dan kepribadian Individu


Prilaku merupakan bentuk perwujudan tingkah laku dari individu yang ditentukan oleh
kepribadiannya masing – masing. Kepribadian pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis dan
prilaku dari individu yang sifatnya relatif permanen yang membedakan satu individu tenaga kerja
dengan individu lainnya. Manajer dituntut untuk dapat memahami kepribadian dari setiap individu
agar manajer bisa mengetahui bagaimana cara terbaik untuk menhadapi mereka.

Memahami prilaku dan kepribadian adalah termasuk hal mendasar yang perlu dipahami oleh
manajer diperusahaan.

Pada dasarnya kepribadian dapat diidentifikasi dari 5 jenis prilaku yang terdapat dalam setiap
individu. Kelima jenis prilaku tersebut adalah :
 Tingkat Persetujuan yaitu tingkat persetujuan menunjukkan tingkat kemampuan individu
dalam berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Tingkat persetujuan yang tinggi
menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kepribadian yang mau menerima orang lain,
mau bekerjasama, pemaaf dan pengertian.

 Tingkat Keseriusan dan kesadaran yaitu tingkat keseriusan individu terhadap rencana
pencapaian tujuan dari organisasi. Individu yang memiliki tingkat keseriusan dan kesadaran
yang tinggi cenderung memiliki perhatian yang serius terhadap pekerjaan dan oleh
karenanya kerjanya terorganisir dikarenakan perhatiannya tidak bercabang kemana – mana.
Sebaliknya individu yang tingkat kesadaran dan keseriusannya rendah, maka perhatiannya
terhadap pekerjaan relatif kurang dan oleh karenanya kurang terorganisir dan kurang fokus.

 Tingkat Emosi yang negative yaitu tingkat emosi yang negative merujuk kepada
ketidakstabilan emosi yang dimiliki oleh individu dalam pekerjaan. Individu yang memiliki
ketidakstabilan yang tinggi cenderung memiliki prilaku yang reaktif, kurang sabar dan
cenderung agresif. Sedangkan individu yang memiliki ketidakstabilan yang rendah memiliki
prilaku yang cenderung tenang, sabar dan tidak reaktif.

 Tingkat keleluasaan dan kenyamanan, yaitu merujuk kepada kemampuan individu untuk
merasa nyaman dan leluasa bagi bagi orang lain untuk berinteraksi dengannya. Individu yang
memiliki tingkat extraversion yang tinggi adalah individu yang akan membawa prilaku positif
bagi organisasi karena kemampuan individu tersebut untuk dapat diterima bagi orang lain.
Sebaliknya individu yang extraversion yang levelnya rendah cenderung sulit untuk diterima
diantara rekan kerja yang lain.

 Tingkat keterbukaan yaitu tingkat keterbukaan merujuk kepada prilaku individu untuk
bersikap terbuka terhadap orang lain. Keterbukaan ini mencakup kesiapan untuk menerima
ide – ide baru, belajar dari orang lain dan keterbukaan untuk menerima kritik dan saran.

 Tingkat keleluasaan dan kenyamanan, yaitu merujuk kepada kemampuan individu untuk
merasa nyaman dan leluasa bagi bagi orang lain untuk berinteraksi dengannya. Individu yang
memiliki tingkat extraversion yang tinggi adalah individu yang akan membawa prilaku positif
bagi organisasi karena kemampuan individu tersebut untuk dapat diterima bagi orang lain.
Sebaliknya individu yang extraversion yang levelnya rendah cenderung sulit untuk diterima
diantara rekan kerja yang lain.

 Tingkat keterbukaan yaitu tingkat keterbukaan merujuk kepada prilaku individu untuk
bersikap terbuka terhadap orang lain. Keterbukaan ini mencakup kesiapan untuk menerima
ide – ide baru, belajar dari orang lain dan keterbukaan untuk menerima kritik dan saran.

Perubahan senantiasa memunculkan sesuatu yang baru. Oleh karena itu individu yang mampu untuk
menghasilkan sesuatu yang baru memiliki kontribusi yang positif bagi organisasi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan individu menjadi kreatif sbb :


o Pengalaman individu dengan kreatifitas yakni terkait dengan latar belakang individu
sebelumnya yang terkait dengan kreatifitas. Apakah individu tersebut pernah terlibat dalam
kegiatan – kegiatan yang menuntutnya untuk bertindak kreatif atau tidak dan seterusnya.

o Perlakuan terhadap individu yakni terkait dengan bagiamana cara manajer, misalnya
memperlakukan tenaga kerjanya, apakah cenderung bersifat hierarkis dan top down
ataukah sebaliknya, memberikan keleluasaan kepada tenaga kerja untuk bekerja sesuai
dengan idenya masing – masing. Perusahaan yang cenderung melakukan pendekatan
hierarkis dan top down biasanya sulit untuk mendapatkan tenaga kerja yang kreatif.

o Kemampuan kognitif dari individu yakni terkait dengan keragaman karakteristik individu
dalam hal kemampuan kognitifnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sim 2
    Sim 2
    Dokumen4 halaman
    Sim 2
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Sim 1
    Sim 1
    Dokumen4 halaman
    Sim 1
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Materi PM 12
    Materi PM 12
    Dokumen14 halaman
    Materi PM 12
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Materi PM 11
    Materi PM 11
    Dokumen9 halaman
    Materi PM 11
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Materi PM 13
    Materi PM 13
    Dokumen7 halaman
    Materi PM 13
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Materi 14
    Materi 14
    Dokumen2 halaman
    Materi 14
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Sia 9
    Sia 9
    Dokumen2 halaman
    Sia 9
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Materi 15
    Materi 15
    Dokumen3 halaman
    Materi 15
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Sia 4
    Sia 4
    Dokumen3 halaman
    Sia 4
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Sia 7
    Sia 7
    Dokumen2 halaman
    Sia 7
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Sia 2
    Sia 2
    Dokumen5 halaman
    Sia 2
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Sia 13
    Sia 13
    Dokumen3 halaman
    Sia 13
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Sia 3
    Sia 3
    Dokumen3 halaman
    Sia 3
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • (SPT Tahunan Badan 1771)
    (SPT Tahunan Badan 1771)
    Dokumen15 halaman
    (SPT Tahunan Badan 1771)
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Aqidah Akhlak Kel 5
    Aqidah Akhlak Kel 5
    Dokumen8 halaman
    Aqidah Akhlak Kel 5
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat
  • Materi 13
    Materi 13
    Dokumen5 halaman
    Materi 13
    Rafi Nurfauzan Rahman
    Belum ada peringkat