Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN HALUSINASI
PENGERTIAN

▪ Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari


luar(Maramis, 1998).
▪ Penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui panca indera tanpa stimulus
eksternal; persepsi palsu (Lubis, 1993).
▪ Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai
indera (Stuart & Laraia, 2001)
Jenis Halusinasi

▪ Halusinasi pendengaran (70%)


▪ Halusinasi penglihatan (20%)
▪ Halusinasi penghidu
▪ Halusinasi pengecapan
▪ Halusinasi perabaan 10%
▪ Halusinasi kinestetik
▪ Halusinasi cenestetik
FASE HALUSINASI
•Tersenyum/tertawa sendiri •Ansietas sedang
•Menggerak-gerakkan bibir •Halusinasi menyenangkan
•Respon verbal lambat Comforting
•Diam/asyik sendiri

•Tanda syaraf otonom


•Ansietas berat
•Perhatian menyempit
•Asyik dg pengalaman sensori Comdemning •Halusinasi menjijikkan
•Tdk mampu membedakan hal & realita
•Ansietas berat
•Lebih mengikuti halusinasi •Pengalaman sensori berkuasa
•Sukar berinteraksi Controlling
•Perhatian menyempit
•Tanda fisik ansietas
•Panik
•Perilaku teror Conquering •Melebur dalam pengaruh halusinasi
•Risiko suicide dan homicide
•Aktivitas fisik mengikuti halusinasi
•Tdk berespon thd perintah
•Tdk mampu berespon lebih dr 1 org
Fase Halusinasi Karakteristik Perilaku Klien

Fase I: Comforting Klien mengalami Tersenyum atau tertawa


Ansietas Sedang perasaan mendalam yang tidak sesuai
Halusinasi seperti ansietas, Menggerakkan bibir
menyenangkan kesepian, rasa bersalah, tanpa suara
dan takut dan mencoba Pergerakan mata yang
untuk berfokus pada cepat
pikiran menyenangkan Respon verbal yang
untuk meredakan lambat jika sedang asyik
ansietas. Individu Diam dan asyik sendiri
mengenali bahwa
pikiran-pikiran dan
pengalaman sensori
berada dalam kendali
kesadaran jika ansietas
dapat ditangani.

Non psikotik
Fase II : Condemning Pengalaman sensori Meningkatnya
menjijikkan dan tanda-tanda sistem
menakutkan syaraf otonom akibat
Ansietas berat Klien mulai lepas ansietas seperti
Halusinasi kendali dan mungkin peningkatan denyut
menjijikkan mencoba untuk jantung, pernafasan,
mengambil jarak dan tekanan darah.
dirinya dengan Rentang perhatian
sumber yang menyempit
dipersepsikan. Klien Asyik dengan
mungkin mengalami pengalaman sensori
dipermalukan oleh dan kehilangan
pengalaman sensori kemampuan
dan menarik diri dari membedakan
orang lain. halusinasi dan realita
Psikotik ringan
Fase III : Controling Klien berhenti Kemauan yang
menghentikan dikendalikan halusinasi
Ansietas berat perlawanan terhadap akan lebih diikuti
Pengalaman sensori halusinasi dan Kesukaran
menjadi berkuasa menyerah pada berhubungan dengan
halusinasi tersebut. Isi orang lain
halusinasi menjadi Rentang perhatian
menarik. Klien hanya beberapa detik
mungkin mengalami atau menit.
pengalaman kesepian Adanya tanda-tanda
jika sensori halusinasi fisik ansietas berat:
berhenti. berkeringat, tremor,
Psikotik tidak mampu
mematuhi perintah.
Fase IV : conquering Pengalaman sensori Perilaku teror akibat
menjadi mengancam panik.
Panik Jika klien mengikuti Potensi kuat suicide
Umumnya menjadi perintah halusinasi. atau homicide
melebur dalam Halusinasi berakhir Aktivitas fisik
halusinasinya dari beberapa jam atau merefleksikan isi
hari jika tidak ada halusinasi seperti
intervensi terapeutik. perilaku kekerasan,
Psikotik Berat agitasi, menarik diri,
atau katatonia.
Tidak mampu
berespon terhadap
perintah yang komplek.
Tidak mampu
berespon lebih dari
satu orang
Jenis Karakteristik
Halusinasi
Pendengaran Mendengar suara suara atau kebisingan, paling
sering suara orang. Suara berbentu kebisingan
yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, sampai ke percakapan
lengkap antara dua orang atau lebih tentang
orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang
terdengar di mana klien mendengar perkataan
bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu
kadang-kadang sapat membahayakan.
Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya,
gambar geometris, gambar karton, bayangan
yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa
menyenangkan atau menakutkan seperti
melihat monster.

Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah,


urin, atau feses, umumnya bau-bauan yang tidak
menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat
stroke, tumor, kejang atau demensia.
Pengecapan Seperti merasa mengecap rasa seperti rasa
darah, urin atau feses

Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa


stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang
datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

canesthetic Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa


stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang
datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

Kinesthetic Merasa pergerakan sementara berdiri tanpa


bergerak
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGI

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikir / delusi


Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosi berlebihan atau Sulit berespon emosi
dengan pengalaman kurang
Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak biasa Perilaku disorganisasi
Menarik diri
Berhubungan sosial Isolasi sosial
Proses Keperawatan
Halusinasi

Pengkajian

Implement Dx
asi/ Keperawat
evaluasi an

Perencanaa
n
Faktor predisposisi:
• Faktor genetis
• F. neurobiologi
• Psikologis

Faktor presipitasi:
• Faktor biologis
Pengkajian • Stress lingkungan

Mekanisme Koping:
• Regresi
• Proyeksi
• Menarik diri
• Keluarga mengingkari

•Waktu ? Perilaku:
•Isi ? • Tertawa/bicara sendiri
• Marah-marah tanpa sebab
•Frekuensi ? • Asyik sendiri
•Respon ?
POHON MASALAH

Risiko perilaku kekerasan

GSP: halusinasi ….. DX KEPERAWATAN

1. GSP : halusinasi
Isolasi sosial 2. Isolasi sosial
3. Risiko perilaku kekerasan.
TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Klien dpt membina hubungan saling percaya


2. Klien mengenal halusinasi
3. Klien dapat mengontrol halusinasi
4. Klien mendapat dukungan keluarga utk
mengontrol halusinasi
5. Klien memanfaatkan obat sesuai program
TINDAKAN KEPERAWATAN

▪ Bina hubungan saling percaya


▪ Diskusikan tentang isi halusinasi, waktu
terjadinya, frekuensi, respon klien jika
halusinasi muncul.
▪ Latih klien mengendalikan halusinasi.
▪ Fasilitasi klien menggunakan obat
Membina Hubungan saling
Percaya
▪ Mengucap salam
▪ Berkenalan dg klien
▪ Buat kontrak asuhan yang
jelas
▪ Dengarkan ungkapan klien
dg empati
▪ Tidak menentang atau
menyetujui ungkapan klien
▪ Jujur dan tepati janji
▪ Penuhi kebutuhan dasar
klien
Bantu klien mengenal
halusinasi
▪ Kontak singkat dan sering
▪ Jika klien sedang
halusinasi:
Klarifikasi apa yg dialami
Katakan perawat percaya
klien, namun tdk
mengalami sensasi serupa.
Katakan ada klien yang
mengalami hal yang sama
Katakan, perawat akan
membantu klien.
Bantu mengenal halusinasi

▪ Jika klien tdk sedang


mengalami halusinasi:
Diskusikan isi, waktu, frekuensi
Diskusikan hal yg menimbulkan
atau tdk menimbulkan halusinasi
▪ Diskusikan apa yg dilakukan
jika halusinasi timbul
▪ Diskusikan dampak jika klien
menikmati halusinasi
▪ Diskusikan perasaan klien saat
mengalami halusinasi
Melatih klien mengontrol
halusinasi
▪ Identifikasi cara yg dilakukan klien untuk
mengendalikan halusinasi
▪ Diskusikan cara yg digunakan, bila adaptif
berikan pujian
▪ Diskusikan cara mengendalikan halusinasi
Menghardik halusinasi
Berbincang dg orang lain
Mengatur jadwal aktivitas
Menggunakan obat secara teratur
Menghardik halusinasi

▪ Dilakukan saat sedang


mengalami halusinasi.
▪ Katakan pada diri
“Saya tak mau
dengar/ lihat kamu”
▪ Untuk meningkatkan
kendali diri; tidak
mengikuti isi
halusinasi
Berbincang dg orang lain

▪ Dilakukan menjelang
halusinasi muncul
(tanda-tanda awal
halusinasi)
▪ Berbicara dg org lain
memaparkan pada
stimulus eksternal.
▪ Menurunkan fokus
perhatian pada stimulus
internal (halusinasi)
Mengatur jadwal aktivitas

▪ Halusinasi terjadi
karena banyak waktu
luang.
▪ Mengatur jadwal
aktivitas;
meminimalisasi waktu
luang
▪ Membuat jadwal
harian, menepati
jadwal.
Penkes Keluarga untuk
Merawat Klien Halusinasi
▪ Buat kontrak
▪ Jelaskan:
Apa halusinasi?
Tanda dan gejala halusinasi
Proses terjadinya
Cara memutus halusinasi
Obat utk klien
Cara merawat di rumah
Waktu kontrol
Fasilitasi minum obat
secara teratur
▪ Diskusikan manfaat obat, akibat
jika tdk minum obat.
▪ Jelaskan jenis obat, warna, dosis,
cara minum, efek terapi, efek
samping.
▪ Pantau saat menggunakan obat
▪ Diskusikan dampak putus obat
▪ Anjurkan klien untuk
berkonsultasi dg tenaga
kesehatan
Terapi Aktivitas Kelompok

▪ TAK Orientasi Realita


Mengenal orang
Mengenal tempat
Mengenal waktu
▪ TAK Stimulasi Persepsi:
mengontrol halusinasi
Mengenal halusinasi
Menghardik halusinasi
Bercakap-cakap
Jadwal aktivitas
Menggunakan obat
Psikofarmakoterapi

▪ Anti psikotik:
Chlorpromazine (Promactile, Largactile)
Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer)
Stelazine
Clozapine (Clozaril)
Risperidone (Risperdal)
▪ Anti parkinson:
Trihexyphenidile
Arthan

Anda mungkin juga menyukai