Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

BAHASA INDONESIA

―KAIDAH PENULISAN UNSUR SERAPAN DAN TANDA BACA‖

OLEH:
HASNIAR
AK230001

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI BISNIS MENARA BUNDA KOLAKA
KOLAKA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, Segala puji bagi Allah, atas Rahmat dan Karunia-Nya


Penyusun diberi kemampuan untuk menyelesaikan makalah tentang Penulisan Unsur
Serapan dan Pemakaian Tanda Baca ini sampai selesai.
Ucapan Salam dan Keselamatan kepada Rasulullah SAW, para Sahabat dan
Sahabiah, yang garis hidupnya telah memberikan teladan yang tak habis-habisnya untuk
ditelaah. Semoga kita cukup diberi keberuntungan hidup yang penuh Rahmat dengan
meneladani para teladan terbaik dari seluruh Umat tersebut.
Dalam makalah ini Penyusun akan membahas tentang Penulisan Unsur Serapan
dan Pemakaian Tanda Baca yang meliputi beberapa kasus yang harus diperhatikan
dalam penyesuaian ejaan kata serapan, pemakaian tanda baca titik, tanda baca koma, tanda
baca titik koma, tanda baca titik dua, tanda baca kurung, dan lain sebagainya.
Dalam penyusunan makalah ini Penyusun banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman–
teman yang sudah memberikan konstribusinya dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan terselesaikannya makalah Penulisan Unsur Serapan dan
Pemakaian Tanda Baca ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kolaka, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2

2.1 Kaidah Penulisan Unsur Serapan ................................................................................ 2

2.1.1 Penyesuaian Ejaan Kata Serapan.......................................................................... 2

2.2 Pemakaian Tanda Baca ................................................................................................ 3

2.2.1 Tanda Titik (.) ....................................................................................................... 3

2.2.2 Tanda Koma (,) ..................................................................................................... 4

2.2.3 Tanda Titik Koma (;) ............................................................................................ 6

2.2.4 Tanda Titik Dua (:) ............................................................................................... 6

2.2.5 Tanda Hubung (-) ................................................................................................. 7

2.2.6 Tanda Pisah ( -,– )................................................................................................. 7

2.2.7 Tanda Elipsis (...).................................................................................................. 8

2.2.8 Tanda Tanya (?) .................................................................................................... 8

2.2.9 Tanda Seru (!) ....................................................................................................... 8

2.2.10 Tanda Kurung ((...)) ............................................................................................ 8

2.2.11 Tanda Kurung Siku ([...]) ................................................................................... 9

2.2.12 Tanda Petik (―...‖) ............................................................................................... 9

2.2.13 Tanda Petik Tunggal (‗...‘) ............................................................................... 10

2.2.14 Tanda Garis Miring (/) ...................................................................................... 10

2.2.15 Tanda Penyingkat (Apostrof)(„) ....................................................................... 11

iii
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 12

3.2 Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia di antaranya meliputi
ejaan, kaidah penggunaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang
dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), yang selama ini penggunaannya sering
tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan sangat penting karena
dibuatnya kaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya untuk memberi batasan penggunaan
bahasa.
Pada masa perkuliahan sangat sering melakukan pembuatan karya tulis baik itu
makalah, laporan-laporan, proposal, skripsi maupun thesis, yang membutuhkan
kemampuan penulisan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan
dibahas dalam makalah ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf dan penulisan
kata pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana menggunakan penulisan unsur serapan yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan?
2. Bagaimana menggunakan tanda baca yang baik dan benar sesuai Ejaan Yang
Disempurnakan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui kaidah penulisan unsur serapan maupun pemakaian tanda baca
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan dalam pembuatan laporan-laporan, makalah, karya
tulis, dan skripsi yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
3. Untuk masyarakat umum setidaknya mengetahui beberapa isi dari kaidah Ejaan
Yang Disempurnakan dengan membaca makalah ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kaidah Penulisan Unsur Serapan


Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa
lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis,
Belanda, atau Inggris. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:
1) Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya:
kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.
2) Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan dan
pengucapan masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out,
check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web, linux, microsoft
word, gigabyte, dan lain-lain.
3) Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan
EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi (calculation), matematika
(mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza), bisnis (bussines), dan
karakter (character).
2.1.1 Penyesuaian Ejaan Kata Serapan
Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah baku. Kurang
lebih terdapat 53 jenis yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa kasus penulisan yang
perlu mendapat perhatian.
Kata Asing Kata Baku Kata Asing Kata Baku
acceleration akselerasi hydraulic hidraulik
acceptor akseptor iatrogenic iatrogenik
acculturation akulturasi iota iota
aerodynamics aerodinamika materiaal material
aquarium akuarium orthography ortografi
athlete atlet orthopne ortopne
barrier barier orthosthatic ortostatik
carrier karier pharmachology farmakologi
caustic kaustik physiology fisiologi
cavalry kavaleri psycologhy psikologi
charisma karisma quorum kuorum

2
chronic kronik quality kualitas
dystocia distocia scleritis skleritis
exclusivme ekslusif trailer trailer
fanatiek fanatik yeast yeast
gorghum gorgum yoghuurt yoghurt
haemmoglobhin hemoglobin zymology zimologi

2.2 Pemakaian Tanda Baca


2.2.1 Tanda Titik (.)
1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh : Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irawan S. Gatot
George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa.
3) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel), Bpk. (bapak).
4) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda
titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl. (tanggal).
5) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, dan detik yang menunjukan
waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (Pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
6) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang
tidak menunjukan jumlah.
Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

3
8) Tanda titik tidak dipakai singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di
dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
PT (Perseroan Terbatas)
9) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
Contoh: Cu (tembaga), 53 cm, 1 (liter), Rp350,00.
10) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh: Latar Belakang Pembentukan, Sistem Acara, Lihat Pula
2.2.2 Tanda Koma (,)
1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Penggunaan yang salah : Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3) a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Sata tidak akan datang kalau hari hujan.
4) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat
yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
5) Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh: O, begitu.

4
Wah, bukan main.
6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh: Kata adik, ―Saya sedih sekali‖.
7) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh: Medan, 18 Juni 1984
8) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya
dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT
Wikipedia Indonesia.
9) Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia,
1990), hlm. 22.
10) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Ronto Jiang, S.E.
11) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 33,5 m ; Rp10,50
12) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contoh: Pengurus wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13) Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir denagan
tanda tanya atau tanda seru.
Contoh: ―Di mana Rex tinggal?‖ tanya Stepheen.

5
2.2.3 Tanda Titik Koma (;)
1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh: Ayah
mengurus tanamanya dikebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan
nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri sedang asyik menulis laporan
makalah bahasa Indonesia.
2.2.4 Tanda Titik Dua (:)
1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
Contoh:-Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
-Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh: Ketua : Supiyan Sauri
Wakil Ketua : Septian
Sekretaris : Kurnia Sari
Bendahara : Maharani
3) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku
dalam percakapan.
Contoh: Borgx : ―Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!‖
Rex : ―Siap, Boss!‖
4) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halama, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh: Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin:9
5) Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1
6) Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
perlengkapan yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

6
2.2.5 Tanda Hubung (-)
1) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan Tanda ulang singkatan
(seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak
dipakai pada teks karangan.
2) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973 3.
3) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan - an, (d)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh: se-Indonesia, hadiah ke-2, tahun 50-an, ber-SMA, sinar-X
5) anda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh: di-charter, pen-tackle-a
2.2.6 Tanda Pisah ( -,– )
1) a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh: Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2) a. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh: 1919–1921, Medan–Jakarta, 10–13 Desember 1999
b. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang (−).
Contoh: dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65

7
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
−4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
2.2.7 Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai
akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
2.2.8 Tanda Tanya (?)
1) Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
2.2.9 Tanda Seru (!)
1) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan
ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
2.2.10 Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.

8
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian
dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)
membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat,
dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut.
Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh: Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai
Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Tepat: Nikifor
Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan
seorang pemimpin Ukraina.
2.2.11 Tanda Kurung Siku ([...])
1) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam
naskah asli. Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
3) Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
2.2.12 Tanda Petik (“...”)
1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."

9
2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh: -Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
-Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi
di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
-Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama
"cutbrai".
4) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada
ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
2.2.13 Tanda Petik Tunggal („...‟)
1) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
2) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh: feed-back ‗balikan‘
2.2.14 Tanda Garis Miring (/)
1) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: No. 7/PK/1973, Jalan Kramat III/10, tahun anggaran 1985/1986
2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi
dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh: harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .

10
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.
Contoh: \textstyle\frac{x^n}{n!}.
3) Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau
2.2.15 Tanda Penyingkat (Apostrof)(„)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat
dari taraf penyerapannya, penulisan unsur serapan ada tiga, yaitu: kata asing, kata
asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, dan kata asing yang
berfungsi untuk memperkaya.
2. Penggunaan tanda baca sangat berarti dalam bahasa tulisan, terutama dalam
penulisan karya ilmiah sangat penting untuk diperhatikan. Banyak pengguna bahasa
yang kurang mengindahkan kaidah tanda baca, sehingga tulisan yang disusunnya
tidak mencapai sasaran. Adanya penggunaan tanda baca yang tepat dapat
membantu pembaca memahami tulisan dengan tepat.

3.2 Saran
Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada
masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar,
karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter
masyarakat dalam bangsa ini..

12
DAFTAR PUSTAKA (P 2021)

Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan. Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,


Riset, dan Teknologi. n.d. https://ejaan.kemdikbud.go.id (accessed Oktober 19,
2023).
Merdeka. Merdeka.com. 2021. https://www.merdeka.com (accessed Oktober 19, 2023).
P, Gilang. Gramedia Blog. 2021. https://www.gramedia.com (accessed Oktober 19, 2023).

13

Anda mungkin juga menyukai