Revisi Tugas Filsafat
Revisi Tugas Filsafat
NIM : 2313101004
TAHUN 2023
PERILAKU BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN DI MASYARAKAT DESA
(ISU KESEHATAN LINGKUNGAN DIKAITKAN DENGAN ILMU FILSAFAT)
A. PENDAHULUAN
Permasalahan BAB sembarangan perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak dan
sesegera mungkin menyediakan akses sanitasi termasuk toilet yang sehat karena berdampak
terhadap derajat Kesehatan masyarakat. Hal ini selaras dengan kegiatan yang dicanangkan
pemerintah dalam bentuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program STBM
khususnya pilar 1 ( Stop Buang Air Besar Sembarangan) diyakini akan mampu mencipatakan
wilayah ODF dan masyarakat memiliki pola hidup bersih dan sehat. Namun untuk menjalankan
komitmen ini butuh peran serta masyarakat dan banyak pihak terkait. Semua orang harus
memiliki jalan pikiran sama menghilangkan budaya BAB sembarangan.
C. KRONOLOGI MASALAH
Tinja manusia ialah buangan padat dan kotor dan bau juga menjadi media penularan
penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme pathogen yang dibawa air,
makanan, lalat menjadi penyakit seperti salmonella, vibriokolera, disentri, diare dan lainnya.
Kotoran mengandung agen penyebab infeksi masuk saluran pencernaan. Penyakit yang
ditimbulkan oleh kotoran manusia dapat digolongkan menjadi:
Manusia adalah reservoir dari sebagian besar penyakit sehingga dapat menurunkan
kapasitas dan kemampuan kerjanya, faktor yang diperlukan dalam transmisi penyakit adalah agen
penyakit, reservoir atau sumber infeksi dari agen penyebab, cara transmisi dari reservoir ke
penjamu baru yang potensial dan penjamu yang rentan (Ginanjar, 2008). Banyak cara yang dilalui
oleh agen penyebab penyakit saluran pencernaan dalam mencapai penjamu baru. Dengan kata lain
mata rantai transmisi penyakit bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi dan situasi di suatu
tempat, misalnya melalui air dan makanan, tetapi ditempat lain mungkin melalui lalat. Tinja
sebagai sumber infeksi dapat sampai ke penjamu baru melalui berbagai cara.
Kotoran dari BAB yang dibuang sembarangan menyebabkan infeksi saluran pencernaan.
Kontaminasi bisa terjadi melalui lalat yang sebelumya hinggap di kotoran, kemudian menempel di
makanan. Selain itu kotoran yang dibuang di Sungai secara sembarangan bisa mencemari air, tanah
dan udara. Lingkungan yang tercemar menjadi ruang yang baik bagi penularan penyakit infeksi
seperti diare/kolera sehingga banyaknya kasus diare disebabkan karena lingkungan/sanitasi yang
tidak sehat.
D. SARAN/SOLUSI
Dari permasalahan perilaku buang air besar (BAB) sembarangan, Upaya yang
dapat dilakukan antara lain :
2. Pemicuan kepada masyarakat dengan dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama,
pemerintah desa, LSM/CSR dan pemerintah daerah untuk stop BABS.
3. Ditinjau dari aspek teknis, yang menjadi masalah adalah ketersediaan lahan,
kedekatan dengan sungai, kondisi tanah.
4. Penyediaan jamban sehat baik individual maupun komunal dengan teknologi septik
tank.
5. Terkait kemampuan membangun jamban yang rendah, upaya yang dapat dilakukan
bisa melalui arisan jamban, menabung, maupun bantuan pemerintah dalam
pembangunan jamban dan penyediaan air bersih.
6. Dari aspek kelembagaan, diperlukan koordinasi yang baik antar instansi terkait dalam
penyusunan dan pelaksanaan program, serta pemberdayaan lembaga terkait di tingkat
desa.
7. Optimalisasi peran kader kesehatan dalam pembinaan masyarakat untuk memiliki dan
menggunakan jamban sehat :
a. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta
menggunakan jamban dirumahnya.
b. Melaporkan kepada pemerintah desa tentang jumlah rumah tanga yang belum
memiliki jamban sehat.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari banyaknya persoalan yang terjadi saat ini
adalah dampak dari kegiatan manusia. Dampak yang terjadi dari permasalahan Kesehatan
lingkunganbukan hanya dapat dirasakan jangka pendek tetapi juga dalam jangka Panjang.
Hingga saat ini,banyaknya kebijakan pemerintah yang telah dibuat untuk mengatasui
persoalan lingkungan masih dirasa belum optimal dan seakan-akan tidak membuahkan
hasil. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya pencemaran terhadap lingkungan,
masih banyaknya perilaku BAB sembarangan yang terjadi disekitar kita.
Filsafat sendiri memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan terhadap
berbagai macam persoalan yang terjadi. Khususnya dalam menentukan arah dan
kebijakan terhadap persoalan lingkungan maupun Kesehatan lingkungan itu sendiri.
Tidak kalah penting, sikap dan perilaku masyarakat juga sangat menentukan
keberhasilan dari sebuah program agar mendapatkan sebuah pencapaian yang maximal.