Anda di halaman 1dari 18

BAB V

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai
upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini di uraikan gambaran
situasi upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh Puskesmas Kotaanyar.
5.1. Pelayanan Kesehatan Dasar

Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal yang


sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan
cepat, diharapkan sebagaian besar masalah kesehatan dapat di atasi.
Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan dan jaringannya adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Seorang ibu mempunyai peran di dalam pertumbuhan bayi dan


perkembangan anak.Gangguan kesehatan dialami seorang ibu yang
sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam
kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi/anaknya.
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi antara lain pelayanan antenatal,
persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan
disarana kesehatan mulai posyandu sampai rumah sakit.
a. Pelayanan Antenatal ( K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga


kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standart
pelayanan antenatal, meliputi : Pengukuran berat badan, tinggi
badan, tensi, pemeriksaan tinggi fundus uteri, Immunisasi TT,
pemeriksaan Hb, Pemeriksaan proten urin, pengukuran LILA,
penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin serta pemberian
Vit A dan FE pada ibu selama kehamilannya.
Cakupan K1 untuk mengukur akses ibu hamil pertama kali
mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan. Indikator ini

26
digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal dan
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Sedangkan
cakupan K4 adalah gambaran besaran. ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart minimal empat kali
kunjungan selama masa kehamilannya
- Minimal satu kali di triwulan I
- Minimal satu kali di triwulan II
- Minimal dua kali di triwulan III

Indikator K4 Menggambarkan tingkat perlindungan dan kualitas


pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Gambaran capaian K1 dan K4 di
Puskesmas Kotaanyar tahun 2019-2021 dapat dilihat dari grafik dibawah
ini.

Prosentase cakupan K1 dan K4 di Puskesmas Kotaanyar


120
102.3346303501 108.1
100 92.99610894941
95 96.08843537414
95.7 88.77551020408
97
63 16
80

60

40

20

0
2019 2020 2021

1.Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1) 2.Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4)

Dari grafik diatas dapat di lihat bahwa kesenjangan cakupan K1 dan


K4 di Puskesmas Kotaanyar pada tahun 2020 lebih besar daripada tahun
2019 yaitu mencapai 13% dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 9%.
Pada tahun 2021, kesenjangan cakupan K1 dan K4 menurun
dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu 7,3%
Hal ini dapat diartikan bahwa masih banyak ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal namun tidak
meneruskan hingga kunjungan ke 4 pada triwulan 3, atau pada kunjungan
pertama tidak pada triwulan pertama, sehingga tidak terpantau kondisi
kehamilannya. Kondisi tersebut berpeluang menyebabkan terjadinya
kematian pada ibu melahirkan dan bayi yang dikandungnya. Hal itu dapat
dicegah dengan adanya kelas ibu hamil untuk meningkatkan penyuluhan
ke masyarakat melalui metode komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

27
yang tepat kepada ibu hamil dan keluarganya agar memeriksakan
kehamilannya sesuai standar.
b. Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan.
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagaian
besar terjadi pada masa di sekitar persalinan. Hal ini antara lain disebabkan
pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang punya
kompetensi kebidanan (Profesionalisme). Pada tahun 2020 muncul
kebijakan yang menyatakan bahwa persalinan harus dilakukan di fasilitas
kesehatn dan ditolong oleh minimal 4 tangan (2 orang).Dari hasil laporan
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kotaanyar di ketahui
pada tahun 2021 terjadi penurunan prosentase cakupan persalinan ditolong
oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan (Puskesmas).hal ini
disebabkan adanya pandemic Covid 19 menyebabkan ketakutan ibu untuk
bersalin di Puskesmas karena berbagai prosedur diantaranya harus
diperiksa swab antigen dan dirujuk apabila hasil swab positif.

%Persalinan ditolong di Fasilitas Kesehatan


104
102
100
98
96
94
92
90
88
2019 2020 2021

%persalinan ditolong nakes

c. Ibu Hamil resiko tinggi (Risti) Komplikasi yang di tangani.


Ibu hamil Risti/komplikasi adalah ibu hamil dengan keadaan
penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan
dan kematian ibu maupun bayi. Dalam pelaksanaan pelayanan antenatal di
Puskesmas Kotaanyar dari tahun 2019 sampai dengan 2021 mengalami
fluktuasi dalam kasus risti/komplikasi yang memerlukan pelayanan rujukan.
Seperti yang terlihat pada grafik :

28
Prosentase Ibu hamil Risiko tinggi di
Puskesmas Kotaanyar
43
42 42
41 40.7
40
39 39
38
37
2019 2020 2021

prosentase Bumil Risti

Kasus-kasus komplikasi kebidanan antara lain umur ibu terlalu


muda/tua, jarak anak » 10 tahun, tinggi badan « 145 cm, LILA « 23,5, Hb S
11 grbo, eklamsia, partus lama. macet, janin mati di kandungan ataupun
kematian ibu hamil.

d. Pelayanan Nifas
Masa nifas adalah masa 6 jam sampai 42 hari setelah persalinan
dimana organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali
normal , namun pada umumnya organ reproduksi akan kembali normal
dalam waktu 3 bulan pasca persalinan. Kunjungan nifas bertujuan untuk
deteksi dini komplikasi dengan melakukan kunjungan minimal sebanyak 3
kali dengan distribusi waktu :
1 Kunjungan nifas pertama pada 6 jam sampai 2 hari pasca persalinan.
2 Kunjungan nifas kedua dilakukan pada minggu ke II (4-28 hari)
3 Kunjungan nifas ke tiga dilakukan pada minggu ke VI (29-42 hari) pasca
persalinan

Di Upayakan kunjungan nifas ini dilakukan bersamaan dengan kunjungan


neonatus di posyandu (Kemkes RI 2003). Dalam masa nifas ibu akan
memperoleh pelayanan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum (Tekanan
darah, denyut nadi, respirasi dan suhu badan ). Pemeriksaan pengeluaran
pevaginum lainnya, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6
bulan, Pemberian kapsul Vit A 200.000 IU sebanyak 2 kali (2x24 jam), dan
pelayanan KB pasca persalinan. Karena dengan perawatan nifas yang tepat
akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas.

29
Prosentase Cakupan pelayanan Nifas di Puskesmas Ko-
taanyar
98

96

94

92

90

88

86

84
2019 2020 2021

Prosentase Cakupan pelayanan Nifas di Puskesmas Kotaanyar

Cakupan pelayanan Nifas di wilayah Puskesmas Kotaanyar


mengalami penurunan disbanding dua tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan adanya pandemic Covid yang menyebabkan pembatasan
kegiatan dan tertundanya kegiatan kunjungan rumah Nakes ke Ibu Nifas
dan kunjungan Ibu Nifas ke Puskesmas juga berkurang karena adanya
aturan protocol Kesehatan yang ketat.

e. Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap

Kunjungan neonatus lengkap adalah Pelayanan kesehatan neonatal


dasar meliputi IMD (Inisiasi menyusui dini). ASI Eksklusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vit K4 injeksi,bila
belum diberikan pada saat lahir, pemberian immunisasi hepatitis B-O bila
tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda.
Dilakukan sesuai standart sedikitnya 3 kali, pada 6-48 jam setelah lahir,
pada 3-7 hari dan pada 8-28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas
kesehatan maupun kunjungan rumah.
KN Lengkap dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 mengalami
fluktuasi. Prosentase cakupan kunjungan neonates lengkap pada Tahun
2021 menurun dibandingkan tahun 2020 namun mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2019.

30
prosentase cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap
115
110 110
105
100
95
93.3
91.8
90
85
80
2019 2020 2021

prosentase cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap

f. Neonatal Resiko Tinggi (Risti) / Komplikasi


Neonatal risti / Komplikasi adalah keadaan neonates dengan
penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian
serta kecacatan seperti Aspesia, hipotermia, tetanus neonatorium,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan,
kelainan kongenetal termasuk klasifikasi kuning pada MTBS. Pelayanan
Neonatal Risisko tinggi dari tahun 2019 – 2021 masih dibawah target
80%.Pada tahun 2021 cakupan pelayanan Neonatal Risiko tinggi
mengalami penurunan disbanding dua tahun sebelumnya

Prosentase pelayanan Neonatal Risiko Tinggi Puskesmas Ko-


taanyar
90
80 80 80 80
70
60 62
56
50 52

40
30
20
10
0
2019 2020 2021

target (%) cakupan (%)

g. Kunjungan Bayi Paripurna

Kunjungan bayi adalah kunjungan anak usia kurang dari satu tahun
(29 hari — 11 bulan). Yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh

31
dokter, bidan, atau perawat di sara kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan meliputi Imunisasi dasar lengkap, stimulasi deteksi Intervensi dini
tumbuh kembang dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Capaian
Kunjungan Bayi Paripurna selama tiga tahun terakhir sudah mencapai
target sebesar 98%.Pada tahun 2021 terjadi penurunan capain namun
dibandingkan dengan target capaian di tahun 2021 sesuai yaitu 98%. Ini
menunjukan peran bidan desa sangat dominan dan peran kader sebagai
mitra di lapangan betul betul jalan sesuai harapan dan tahun berikutnya
agar dipertahankan guna menekan Angka Kematian Bayi (AKB).

Prosentase Kunjungan Bayi Paripurna di Puskesmas Ko-


taanyar
120
106 110
100 98
80 80 80 80
60
40
20
0
2019 2020 2021

target (%) cakupan (%)

2 Pelayanan Kesehatan balita dan Usia pra Sekolah.

Cakupan pelayanan balita (0-59 Bulan)yang memperoleh pelayanan


pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu dan pemantauan perkembangan 2 kali serta memperoleh
Vitamin A 2 kali pada periode yang sama. Pemantauan pertumbuhan balita
dapat dikakuan melalui pengukuran berat badan per tinggi/ panjang badan
(BB/TB). Di tingkat Masyarakat pemantauan pertumbuhan adalah
pengukuran berat badan/umur (BB/U) setiap bulan di Posyandu, Taman
bermain , Pos PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) , Taman Penitipan anak ,
Taman kanak kanak serta Raudathul Athfal dil.
Sedangkan pemantauan perkembangan balita meliputi penilaian
perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Jika ada keluhan
ataukecurigaan terhadap anak , dilakukan pemeriksaan untuk gangguan
mental emosional ,autism serta gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau ganguan perkembangan

32
harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki
kompetensi.
Sementara untuk pelayanan kesehatan bagi usia anak pra sekolah
(APRAS) dilakukan di PAUD dan TK setempat oleh Tenaga Kesehatan yang
tersebar di 13 desa wilayah kerja Puskesmas Kotaanyar.
Cakupan pelayanan kesehatan balita pada tahun 2021 dan juga anak
pra sekolah sebagaimana grafik berikut:

Prosentase cakupan pelayanan Balita dan Anak pra sekolah


di Puskesmas Kotaanyar
140

120
116
97
104
100

80 93 80 81.5

60

40

20

0
2019 2020 2021

Balita (%) Anak Pra sekolah

Cakupan pelayanan Balita dua tahun terakhir yaitu tahun 2020- 2021
mengalami penurunan dibanding tahun 2019. Ini disebabkan karena adanya
pandemic Covid 19 yang menyebabkan Posyandu ditunda pelaksanaanya.
Pemantauan Posyandu dilakukan lewat WA group dan janji temu atau
kunjungan terbatas kader dan tenaga Kesehatan berfokus pada balita dengan
status gizi kurang.
Sementara cakupan pelayanan anak pra sekolah pada tahun 2021
mengalami kenaikan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan
Kembali dibukanya Lembaga Pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran
tatap muka dengan tetap emmperhatikan protocol Kesehatan.

3 Penjaringan Keluarga Berencana (KB)

Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya


kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi Menurut
hasil penelitian bahwa usia subur wanita antara umur 15-49 tahun. Oleh

33
karena itu mengatur jumlah kelahiran, wanita/pasangan usia subur (PUS)
dianjurkan untuk menggunakan KB.
Berikut data pelaksanaan kegiatan keluarga Berencana selama tahun
2021
Variable pelayanan KB target satuan sasaran Target capaian Prosentase
sasaran capaian riil
KB aktif (Contraceptive Prevalence 70% orang 6537 4575.9 4676 71.5
Rate/ CPR)
Peserta KB baru 10% orang 6537 653.7 434 6.6
Akseptor KB Drop Out < 10 % orang 4676 467.6 324 6.9

Peserta KB mengalami komplikasi < 3 ,5 % orang 4676 163.66 0 0.0


PUS dengan 4 T ber KB 80% orang 717 89.625 21 2.9
KB pasca persalinan 60% orang 564 338.4 360 63.8
CPW dilayanan kespro catin 62% orang 250 155 67 26.8

Dari data di atas bisa dilihat selama tahun 2021 ,capaian pembinaan
peserta KB aktif, Akseptor KB drop out, Komplikasi pada peserta KB, dan KB
pasca persalinan memenuhi target yang ditetapkan.
Berdasarkan jenis metode kontrasepsi yang digunakan masyarakat
Kotaanyar bisa dilihat Grafik dibawah ini:

Metode Kontrasepsi Penduduk di Puskesmas Kotaanyar


3500

3000

2500

2000
Axis Title

1500

1000

500

0
2019 2020 2021

4 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Seiring bertambahnya umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaan para


usia lanjut tidak dapat begitu saja diabaikan, sehingga perlu diupayakan
peningkatan kualitas hidup bagi kelompok usia lanjut.

34
Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah penduduk usia »60 tahun yang
mendapat pelayanan kesehatan sesuai standart yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan baik di Puskesmas, Posyandu lansia, maupun kelompok usia lanjut dan
tidak di pungut biaya sepersenpun kecuali ada tindakan medis sesuai dengan
program Pemerintah Daerah untuk menggratiskan pengobatandan perawatan
Usila.

Pada tahun 2021 cakupan pelayanan bagi lansia masih jauh dari target
SPM. Berdasarkan capain SPM yang ada maka Puskesmas Kotaanyar berupaya
untuk bisa mencapai target yang ditentukan dengan cara membentuk Posyandu
lansia perdesa minimal mempunyai 1 Posyandu lansia dengan fasilatas yang ada
meliputi Pemeriksaan Hb,Pemeriksaan Tinggi Badan, Pemeriksaan tensi,
pemeriksaan Gula darah sewaktu, penyuluhan kesehatan lansia dan pengobatan
gratis bagi lansia yang membutuhkan pengobatan ini semua agar Usia Harapan
Hidup masyarakat Kotaanyar bisa meningkat dibandingkan target Usia harapan
hidup Propinsi yaitu 61 tahun. Berikut capaian pelayanan Kesehatan Lansia tahun
2019-2021

2019 2020 2021

% % %
sasara capaia sasara capaia sasara capaia
capaia capaia capaia
n n n n n n
n n n
Pelayana
n
7420 1338 18.032 4734 1621 34% 7420 2034 27,4%
Kesehata
n Lansia

Prosentase Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


120

100

80

60

40

20

0
2019 2020 2021

standar (%) capain (%)

5 Kesehatan Anak Remaja


Anak usia remaja merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan, selain jumlahnya yang besar kurang lebih 30% dari jumlah penduduk,

35
mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir
dengan baik.
` Hasil pelayanan di Puskesmas untuk Anak Remaja pada tahun 2021
sebesar 42.4 % .capaian ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
2020.Namun dibandingkan dengan target masih belum memenuhi target
disebabkan kondisi pandemic Covid 19 yang mengharuskan adanya pembatasan
berbagai kegiatan terutama yang berhubungan dengan upaya Kesehatan
masyarakat.

Cakupan pelayanan Kesehatan anak Remaja di Puskesmas


Kotaanyar
120

100

80
Axis Title

60

40

20

0
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

6 Kesehatan Anak Sekolah

Pelayanan bagi Anak Sekolah baik SD/MI, SMP/MTs, SLTA/MA


untuk semua kelas dilakuan screening / penjaringan kesehatan yang
dilaksanakan setahun sekali oleh tenaga terlatih dan mempunyai kompetensi
di bidangnya masing masing. Kegiatan penjaringan pada tahun 2019-2021 di
tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA digambarakan dalam grafik sebagai berikut

Kegiatan Penjaringan/ Skreening di Lembaga Pendidikan


di wilayah Kotaanyar
120

100

80
Axis Title

60

40

20

0
penjaringan SD/MI (%) penjaringan SMP/MTS (%) penjaringan SMA/SMK (%)

7 Perbaikan Gizi Masyarakat

36
Upaya kesehatan gizi masyarakat dilakukan melaui distribusi tablet besi
pada ibu hamil serta distribusi Vit A pada balita.

a. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil


Pada saat periksa kehamilan di sarana kesehatan , Ibu hamil akan
mendapatkan tablet besi (Fe) yang bertujuan untuk
mengatasi dan mencegah terjadinya kasus anemia serta meminimalkan
dampak buruk akibat kekurangan Fe. Kekurangan Fe pada ibu hamil dapat
mengakibatkan anemia yang berdampak abortus, kecacatan bayi, atau
BBLR
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe-3 pada tahun 2021
sebesar 86%. Berikut progress cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
selama tahun 2019-2021

Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Ibu hamil


100

95

90
PROSENTASE

85

80

75

70
tahun 2019 tahun 2020 tahun 2021

b. Pemberian kapsul Vitamin A pada balita

Vitamin A adalah salah satu zat gizi yang diperlukan tubuh manusia
berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan mata. Bila
seorang anak yang menderita kekurangan vitamin A terserang Campak ,
diare atau penyakit infeksi lainnya maka penyakit tersebut akan bertambah
parah dan mengakibatkan kematian. Hal ini karena infeksi tersebut
menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat zat gizi dan pada saat
yang sama akan akan mengikis simpanan Vit A dalam tubuh.

Selain itu kekurangan vitamin A dalam waktu yang lama dapat


mengakibatkan gangguan pada mata bahkan dapat mengakibatkan
kebutaan.Sasaran pemberian Vitamin A adalah bayi umur (6-11 bulan dan
anak balita sebanyak 2 kali dalam setahun di berikan pada bulan (februari

37
dan Agustus) serta satu kali bagi ibu nifas. Cakupan balita (0-59 bulan)
yang diberi vitamin A sebagaimana grafik berikut:

Prosentase pemberian kapsul Vitamin A pada Balita


120

100

80
prosentase

60

40

20

0
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

8 Pelayanan Immunisasi

Immunisasi adalah bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata


rantai penularan penyakit penyakit yang dapat di cegah dengan Immunisai (PD3I).
Kegiatan immunisasi ini dibedakan menjadi 2 yaitu : kegiatan rutin dan lanjutan.
Kegiatan rutin meliputi Immunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio,
Campak, HB), immunisasi untuk WUS/lbu Hamil (TT) dan Immunisasi untuk anak
sekolah SD (DT kelas 1, Campak kelas 1 dan TT klas 2-3). Sementara kegiatan
immunisasi lanjutan dilakukan atas dasar penemuan masalah seperti desa Non
UCI, Pontensial KLB, dugaan adanya virus polio liar dan kebijakan yang bersifat
tehnis.

Indikator yang digukan untuk menilai keberhasilan program immunisasi


secara nasional adalah angka UCI (Universal Child Immunization) pada wilayah
desa/kelurahan. Pada awalnya Indikator perhitungan UCI adalah tercapainya
cakupan immunisasi lengkap pada bayi minimal 8096 untuk tiga jenis antigen.
Yaitu DPT3, Polio dan Campak. Namun sejak tahun 2003 indikator perhitungan
UCI menjadi cakupan immunisasi lengkap pada bayi 8046 untuk semua jenis
antigen.Sehingga bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu
maka dapat menggambarkan besarnya kekebalan masyarakat atau bayi terhadap
penularan PD3I di wilayah tersebut. Pada tahun 2021 juga mulai dilaksanakan
Imunisasi Vaksin Covid 19 yang dimulai di Bulan Januari dengan sasaran tenaga
Kesehatan dilanjutkan pelayan public dan masyarakat umum. Pada awal
pelaksanaan Vaksinasi Covid hanya diperuntukkan untuk usia 18 -59 tahun,

38
namun sejalan dengan perkembangan kasus Covid 19, pelayanan imunisasi
bertambah target yaitu remaja usia 12 tahun ke atas diikuti oleh Lansia dan usia
anak sekolah dasar > 11 tahun
9 Desa terkena Kejadian Luar Biasa.

Selama tahun 2020-2021, 13 desa di Wilayah Kecamatan Kotaanyar


terkena pandemi Covid 19. Data warga terconfirmasi Covid 19 per 31 Desember
2021 di wilayah Kotaanyar sebagai berikut:

data terkonfirmasi positif Covid 19


300

250

200
Axis Title

150

100

50

0
dirawat sembuh meninggal

10 Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan gigi dan mulut meliputi pelayanan dasar gigi dan usaha
kesehatan gigi Sekolah (UKGS) Pemeriksaan gigi dan mulut dalam bentuk upaya
promotif, preventive, dan curative sederhana seperti pencabutan gigi, pengobatan,
dan penambalan sementara dan tetap.

11 Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan Kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, keduanya


berorientasi kepada perubahan perilaku sehingga derajat kesehatan masyarakat
secara keseluruhan dapat di tingkatkan. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan penyebaran pesan, melaksanakan keyakinan
pentingnya kesehatan, sehingga masyarakat tidak saja sadar , tahu, tetapi dapat
berbuat sesuatu dan mengetahui apa yang bias dilakukan. Sehingga penyuluhan

39
kesehatan adalah gabungan dari berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara
perorangan maupun secara kelompok, dan minta pertolongan bila perlu (Azrul
Anwar)
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah mengubah perilaku dan sikap
individu, keluarga, kelompok masyarakat di bidang kesehatan sebagai sesuatu
yang bernilai di masyarakat. Secara khusus tujuan penyuluhan kesehatan dapat di
perinci sebagai berikut :

1 Agar individu/masyarakat memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar pada
kesehatan diri, kesehatan lingkungan serta masyarakat.
2 Agar individu/Masyarakat melakukan langkah langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi
cacat yang diakibatkan oleh penyakit
3 Agar individu/masyarakat memiliki pengertian yang lebih baik tentang
eksistensi dan perubahan perubahan system dan cara memanfaatkannya
dengan efektif dan efisien
4 Agar Individu/masyarakat mempelajari apa yang dapat ia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan dari pelayanan
kesehatan yang formal.

12 Jaminan pemeliharaan Kesehatan pra bayar

Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan


kesehatan, sejak lama di kembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan
kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan
jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar di masyarakat di mulai dana sehat,
tabulin, JPKM, Askes, Jamsostek, Jamkesmas sampai asuransi kesehatan swasta
dan awal Januari Tahun 2014 diberlakukan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
yang diharapkan pada tahun 2019 seluruh masyarakat Indonesia tercover oleh
JKN. Pada tahun 2021, dari 37768 penduduk yang menjadi peserta BPJSK adalah
. 25181 penduduk (66,7%),

13 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

40
Penilaian kualitas pelayanan dilihat dari tingkat kemudahan masyarakat
untuk menjangkau sarana kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan yang di
berikan.

a. Pelayanan Kesehatan di Sarana Kesehatan Dasar dan Rujukan.

Sebagaian besar sarana pelayanan di Puskesmas dipersiapkan untuk


memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penderita melalui pelayanan rawat
jalan dan rawat inap bagi puskesmas dengan 8 (delapan) tempat tidur (puskesmas
perawatan). Sementara rumah sakit yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas
merupakan sarana rujukan bagi puskesmas terhadap kasus kasus yang
membutuhkan penanganan Ibih lanjut melalui perawatan rawat inap, disamping
tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat yang langsung datang
ke Rumah Sakit

Pemanfatan Puskesmas oleh penduduk lebih besar dibandingkan sarana


kesehatan lain oleh masyarakat dalam mencari pertolongan kesehatan

b. Kunjungan ganguan jiwa

Cakupan pelayanan kesehatan jiwa dilihat dari jumlah kunjungan ganguan


jiwa di sarana kesehatan baik di puskesmas, rumah sakit maupun sarana
kesehatan lainnya.

Pada tahun 2021 kunjungan gangguan jiwa di puskesmas Kotaanyar masih


banyak yaitu 63 kasus, dari jumlah kunjungan rawat jalan ini disebabkan beberapa
temuan antara lain:

1 Masalah ekonomi
2 Gagal panen
3 Gagal cinta
4 Putus sekolah

c. Sarana Kesehatan dengan kemampuan Laboratorium

Sarana pelayanan kesehatan dengan laboratorium ada Puskesmas dengan


pelayanan kesehatan dengan kempuan pemeriksaan Laboratorium sederhana

41
dimana bisa melayani antara lain pelayanan dasar laboratorium
(BTA,Hb.Golongan darah Proten urine, Gula darah acak, Asam urat, Kholoesterol,
DL Widal, Kehamilan, HIV.

5.2. Perilaku Masyarakat


Banyaknya penyakit yang ada saat ini tidak lepas dari perilaku yang tidak
sehat. Sedangkan mengubah perlaku masyarakat merupakan sesuatu yang tidak
mudah namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, sehingga perlu upaya penyuluhan masyarakat yang terus menerus
guna mendorong masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.
Untuk menggambarkan keadaan perilaku kesehatan yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan masyarakat digunakan 10 indikator sebagai berikut
10 indikator Rumah tangga sehat ber-PHBS
1 Persalinan oleh tenaga kesehatan
2 Bayi diberi ASI Eklusif
3 Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5 Tersedia dengan akses air bersih
6 Menggunakan jamban sehat
7 Memberantas jentik
8 Makan sayur dan buah tiap hari
9 Melakukan aktifitas fisik tiap hari
10 Tidak merokok di dalam rumah
Pengkajian PHBS RumahTangga ( PHBS RT) pada tahun 2021 dilakukan
pada KK dengan balita 0-5 tahun saja , jadi jumlah kk (RumahTangga ) yang dikaji
adalah sebanyak 2313 RT(KK) atau sekitar 19% jumlah KK Total di Kecamatan
Kotaanyar yang tersebar di 13 desa.
Sehingga capaian Rumahtangga yang kaji PHBS di Puskesmas Kotaanyar
mencapai 99%. Sedangkan dari 2313 kk yang dikaji PHBS sebanyak 375 RT atau
sekitar 16.21% RumahTangga yang memenuhi kreteria Rumah Tangga Sehat
(RTS) dengan 10 Indikator, dengan demikian cakupan RTS di puskesmas
Kotaanyar pada tahun 2021 sebesar 45.14%
Dari hasil pegkajian PHBS tatanan Rumah tangga dari 10 indikator Rumah
Tangga sehat yang menjadi masalah PHBS RT di kecamatan Kotaanyar tahun
2021 adalah sebagai berikut:
1. Rumah tangga yang Tidak merokok di dalam rumah 13.14%
2. Rumah tangga yang memberikan ASi Ekslusif 65.41%

42
3. Rumah tangga yang BAB Menggunakan Jamban 61.22%
4. Rumah tangga yang mengkonsumsi sayur dan buahs etiap hari sebesar 67.83%

5.3. Keadaan Lingkungan


Kegiatan upaya penyehatan lingkungan lebih diarahkan pada peningkatan
kualitas lingkungan melalui kegiatan promotif dan preventif. Adapun
pelaksanaanya brsama masyarakat di harapkan mampu memberikan kontribusi
bermakna terhadap kesehatan masyarakat karena kondisi lingkungan yang sehat
merupakan salah satu pilar utama dalam pencapaian Indonesia Sehat.
Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya
peningkatan kualitas lingkungan antara lain :
1 Rumah sehat
2 Tempat umum dan pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
3 Institusi yang di bina Kesehatan lingkungannya
4 Akses terhadap air bersih
5 Sarana sanitasi dasar

43

Anda mungkin juga menyukai