Anda di halaman 1dari 14

RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PENJUALAN

DENGAN METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE PADA UD

RIKO JAYA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh :

AKHMAT HIDAYATULLOH

18.410100.0126

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS DINAMIKA

2023
2

RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PENJUALAN DENGAN

METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE PADA UD RIKO JAYA

PROPOSAL

Diajukan sebagai syarat untuk mengerjakan Tugas Akhir

Oleh :

Nama : Akhmat Hidayatulloh

NIM : 18.410100.0126

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

Surabaya, 20 Mei 2023

Disetujui:

Pembimbing
I. Dr. Haryanto Tanuwijaya, S.Kom., M.MT.
NIDN. 0710036602

II. Dr. Eng. Valentinus Roby Hananto,


S.Kom., M.Sc., OCA.
NIDN. 0715028903

Penguji

I. Julianto Lemantara. S.Kom., M.Eng.


NIDN 0722108601

Mengetahui:

Kepala Program Studi S1 Sistem Informasi

Dr. Anjik Sukmaaji, S.Kom., M.Eng.


NIDN 0731057301

2
A. Judul

Rancang Bangun Sistem Peramalan Penjualan Dengan Metode Weighted

Moving Average pada UD RIko Jaya

B. Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat dan merambah dalam

berbagai bidang terutama dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang

perdagangan (1). Dalam era digital yang semakin maju ini, teknologi memberikan

banyak kemudahan dan keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi, dan kualitas layanan. Penerapan teknologi yang tepat dan

efektif dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti meningkatkan

efisiensi operasional, mempercepat proses bisnis, dan meningkatkan pengalaman

pelanggan. Berbagai teknologi yang ada saat ini seperti e-commerce, sistem

manajemen gudang, sistem POS (Point of Sale), analisis data, dan sistem

peramalan, dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja dan

mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

UD Riko jaya terletak di Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, Provinsi Jawa

Timur, UD Riko Jaya merupakan suatu usaha kecil menengah yang bergerak di

bidang perdagangan. UD Riko Jaya mempunyai proses bisnis melakukan

pembelian yang produk belum dikemas kemudian dilakukan pengemasan pada

produk yang sudah dibeli, setelah itu dijual kepada mitra yang sudah memesan

produk tersebut, Pada proses penjualan, pemilik perusahaan yang selaku

melakukan pencatatan dan pembelian produk masih mengalami kesulitan dalam

menentukan jumlah stok produk yang harus disediakan per periodenya sehingga

susah untuk memperkirakan jumlah produk mentah yang harus di beli dari

3
4

pemasok setiap bulannya dan perencanaan proses packaging pada setiap

bulannya, karena selama ini dalam menentukan stok produk hanya dengan

perkiraan dan permintaan pelanggan saja. Tanpa adanya perhitungan yang baik

dalam menentukan persediaan produk maka akan terjadi kekurangan produk

ataupun kelebihan produk yang dapat menyebabkan penumpukan produk di

gudang sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian.

Dengan pemanfaatan teknologi informasi, solusi yang dapat ditawarkan

yaitu dengan pembuatan aplikasi peramalan penjualan dengan Metode Weighted

Moving Average. Metode Weight Moving Average (WMA) merupakan metode

yang cocok digunakan pada data yang bersifat time-series, yaitu data yang

berubah dari waktu ke waktu, didalam metode Weighted Moving Average selain

perhitungannya sederhana, pada teknik Weighted Moving Average diberikan bobot

yang berbeda untuk setiap data historis masa lalu yang tersedia, dengan asumsi

bahwa data historis yang paling terakhir atau terbaru akan memiliki bobot lebih

besar dibandingkan dengan data historis yang lama karena data yang paling

terakhir atau terbaru merupakan data yang paling relevan untuk peramalan. Oleh

karena itu metode ini dapat membantu memaksimalkan perhitungan prediksi

penjualan produk untuk periode mendatang sehingga dapat memprediksi berapa

stock produk yang harus di sediakan dan dapat mengetahui berapa jumlah untuk

perencanaan packaging setiap bulannya.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang telah di ambil berdasarkan latar belakang

yaitu bagaimana melakukan peramalan dengan metode Weighted Moving Average

pada UD RIko Jaya.

4
5

D. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka penelitian ini

berfokus pada permasalahan yang akan di bahas sebagai berikut:

1. sistem yang di buat berbasis website

2. aplikasi hanya berfokus pada peramalan penjualan

3. data yang di pakai hanya produk sedotan tahun 2022

E. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, adapun tujuan yang

terdapat pada penelitian ini yaitu menghasilkan aplikasi peramalan penjualan

dengan metode Weighted Moving Average WMA untuk membantu menentukan

stok produk sehingga terjadi kekurangan persediaan produk dan perencanaan

packaging di setiap bulannya

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari aplikasi peramalan penjualan menggunakan metode

Weighted Moving Average yaitu :

1. Dapat membantu dalam menentukan persediaan produk, sehingga

perusahaan tidak mengalami kekurangan produk ataupun kelebihan

produk didalam gudang

2. Membantu menyeimbangkan antara persediaan produk dan permintaan

pelanggan

3. Dapat meramalkan berapa penjualan yang akan terjadi pada masa

mendatang pada perusahaan.

5
6

G. Landasan Teori

Sebagai pendukung penelitian ini, terdapat studi literature yang di gunakan

sebagai dasar teori atau acuan dalam pembuatan rencang bangun aplikasi

peramalan penjualan menggunakan metode Weighted Moving Average. Oleh

karena itu dalam penelitian ini terdapat beberapa pemahaman teori antara lain:

1. Penelitian terdahulu

2. Peramalan

3. Metode Weighted Moving Average

4. Pengukuran kesalahan peramalan

5. System Development Life Cycle (SDLC) Waterfal

G.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai dasar acuan dalam menambah

wawasan penulis. Dalam melakukan penelitian, penulis akan mencari penelitian

terdahulu dengan jenis penelitian yang sama kemudian mencari perbedaan dari

penelitian tersebut. Adapun perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian Terdahulu 1

Perbedaan:
Penelitian Terdahulu 2

Perbedaan :
Penelitian Terdahulu 3

Perbedaan :

6
7

G.2 Peramalan

Peramalan (forecast) adalah memperkirakan suatu yang akan terjadi pada

periode atau masa yang akan datang (jurnal peramalan), memproyeksikan

pengalaman masa lalu ke masa yang akan datang. Peramalan juga dapat diartikan

sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian pada masa yang akan

datang, sedangkan aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang

berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan suatu produk sehingga

produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat.

Sedangkan menurut (jurnal peramalan 2) peramalan adalah usaha untuk

memprediksi keadaan di masa mendatang dengan metode pengujian dimasa lalu.

Peramalan berkaitan dengan usaha yang memprediksi sesuatuyang terjadi dimasa

depan, mendasar dalam teknik (keahlian dan kecerdasan teknologi) dengan di buat

dengan cara sangat pasti dan tepat.

G.3 Weighted Moving Average (WMA)

Menurut (jurnal mwa), Weighted Moving Average (WMA) adalah rata-

rata bergerak yang memiliki bobot. Metode Weighted Moving Average

merupakan metode yang mempunyai teknik pemberian bobot yang berbeda atas

data yang tersedia dengan demikian bahwa data yang paling akhir adalah data

yang paling relevan untuk peramaln sehingga diberi bobot yang lebih besar.

WMA = (Σ (Dt * bobot)) / (Σbobot) (1)

Keterangan :

7
8

Dt : data aktual pada periode t

bobot : bobot yang diberikan untuk setiap bulan

Bobot itu ditentukan sedemikian rupa sehingga jumlah keseluruhannya

sama dengan satu. Misalnya rata-rata bergerak 4 bulan, misalnya diberi bobot: 0,4

0,3, 0,2, 0,1. Dengan demikian, ramalan untuk bulan ke lima (mei) adalah 0,1

(Januari) + 0,2 (Februari + 0,3 (Maret) + 0,4 (April).

G.4 Nilai Ketepatan Peramalan

Menghitung kesalahan forecasting sering pula disebut dengan menghitung

ketepatan pengukuran (accuracy measures). Menurut (jurnal mape) makin kecil

nilai kesalahan maka makin tinggi tingkat ketelitian peramalan, demikian

sebaliknya. Besarnya kesalahan peramalan dapat dihitung dengan menggunakan

beberapa metode pwrhitungan yaitu:

1. MAD (Mean Absolute Deviation) adalah adalah metode yang digunakan

untuk mengukur tingkat kesalahan atau variabilitas antara nilai aktual dan

nilai prediksi dalam suatu dataset. MAD menghitung rata-rata dari selisih

absolut antara setiap nilai aktual dan nilai prediksi.

Berikut adalah rumus untuk menghitung MAD:

MAD = Σ(|Actual - Predicted|) / n

Keterangan:

n: Jumlah data

Σ: Simbol sigma yang menandakan operasi penjumlahan

Actual: Nilai aktual

Predicted: Nilai prediksi

8
9

2. MSE (Mean Squared Error) adalah metode yang digunakan untuk mengukur

tingkat kesalahan atau variabilitas antara nilai aktual dan nilai prediksi dalam

suatu dataset. MSE menghitung rata-rata dari kuadrat selisih antara setiap nilai

aktual dan nilai prediksi.

Berikut adalah rumus untuk menghitung MSE:

MSE = Σ ((Actual - Predicted) ^ 2) / n

Keterangan:

n: Jumlah data

Σ: Simbol sigma yang menandakan operasi penjumlahan

Actual: Nilai aktual

Predicted: Nilai prediksi

3. MAPE (Mean Absolute Percentage Error) adalah metode yang digunakan

untuk mengukur tingkat kesalahan relatif antara nilai aktual dan nilai prediksi

dalam suatu dataset. MAPE mengukur persentase rata-rata dari selisih absolut

antara nilai aktual dan nilai prediksi terhadap nilai aktual.

Berikut adalah rumus untuk menghitung MAPE:

MAPE = (1/n) * Σ(|(Actual - Predicted)/Actual|) * 100%

Keterangan:

n: Jumlah data

Σ: Simbol sigma yang menandakan operasi penjumlahan

Actual: Nilai aktual

Predicted: Nilai prediksi.

9
10

G.5 System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall

Metode SDLC adalah proses pengembangan atau mengubah suatu sistem

perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang

digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak

sebelumnya. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai

dari level kebutuhan sistem lalu menuju ketahap perencanaan (planning),

pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem

perangkat lunak ke para pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan

dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak yang dihasilkan (Putri &

Munawaroh, 2021)

Gambar 2. Sytem Development Life Cycle model Waterfall (Munthe, 2019)

Dapat dilihat pada gambar 2 merupakan tahapan umum dari model proses

waterfall. Penggunaan metode atau model waterfall pertama kali diperkenalkan

oleh Herbert D. Benington di Symposium on Advanced Programming Method for

Digital Computers pada tanggal 29 Juni 1956. Presentasi tersebut menjelaskan

tentang pengembangan perangkat lunak untuk SAGE (Semi Automatic Ground

Environment) (Suharya & Rohman, 2021). Waterfall adalah salah satu jenis

model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle (siklus

10
11

hidup klasik), yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis.

Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana

setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. Berikut

ini adalah penjelasan tentang tahapan-tahapan yang dilakuakan dalam model

waterfall:

1. Communication

Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap

untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan

customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal,

artikel, maupun dari internet.

2. Planning

Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis

requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau

bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam

pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan.

3. Modeling

Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah

perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini

berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi

(algoritma) prosedural. interface, dan detail Tahapan ini akan menghasilkan

dokumen yang disebut software requirement.

4. Construction

Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean

merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.

11
12

Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan

inilah yang merrupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software,

artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah

pengkodean selesai akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi.

Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut

untuk kemudian bisa diperbaiki.

5. Deployment

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem.

Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi

akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan

pemeliharaan secara berkala.

12
13

H. Metode Penelitian

Pada metode penilitian ini digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini

dengan tahapan-tahapan yang diperlukan terdiri dari tahap awal, pengembangan,

dan akhir yang dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Metode Penelitian

13
14

DAFTAR PUSATAKA

14

Anda mungkin juga menyukai