Proposal TA Akhmat Hidayahtulloh-18410100126 Signed
Proposal TA Akhmat Hidayahtulloh-18410100126 Signed
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Sistem Informasi
Oleh :
AKHMAT HIDAYAHTULLOH
18.41010.0126
PROPOSAL
Diajukan sebagian syarat untuk mengerjakan Tugas Akhir
Oleh :
Nama : Akhmat Hidayahtulloh
NIM 18410100126
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
Disetujui:
Mengetahui:
Kaprodi S1 Sistem
Informasi
B. Latar Belakang
Pengendalian persediaan barang merupakan suatu bagian yang terpenting
dalam menjalankan suatu usaha. Persediaan merupakan sumber daya ekonomi
yang perlu diadakan dan disimpan untuk menunjang penyelesaian pengerjaan
suatu produk (Prabawa., dkk, 2019). Dalam pengendalian persediaan harus ada
sistem pencatatan dan penghitungan persediaan, karena persediaan mempengaruhi
pelaporan keuangan, untuk melacak tingkat persediaan harus ada sistem untuk
mencatat dan menghitung persediaan. Informasi ini kemudian digunakan dalam
laporan keuangan. Sistem persediaan adalah sistem yang digunakan untuk
melacak barang-barang di gudang. Sistem informasi persediaan adalah suatu
sistem yang digunakan untuk mengumpulkan dan memelihara data tentang
persediaan barang, serta untuk melacak perubahan data yang mempengaruhinya.
Informasi ini kemudian digunakan untuk menginformasikan dan melaporkan
kepada pengguna.
UD Riko Jaya adalah perusahaan yang memiliki proses bisnis pengemasan
produk, dan penjualan produk. UD Riko Jaya terletak di Kecamatan Pakal, Kota
Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan informasi dari pemilik perusahaan
yang mempunyai tugas melakukan pencatatan data bahan baku hingga pencatatan
keuangan. Pengelolaan data bahan baku yang dimaksud yaitu seperti pencatatan
keluar masuknya bahan baku dan barang yang sudah di produksi. Pada proses
pencatatan data bahan baku, perusahaan masih menggunakan buku catatan dan
belum terkomputerisasi, hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam penulisan
laporan bahan baku perperiode, sehingga sering mengakibatkan ketidakcocokan
data bahan baku yang ada di catatan dengan bahan baku yang ada di gudang.
Permasalahan lain yang ada pada perusahaan yaitu belum memiliki tata
kelola pengendalian persediaan bahan baku yang tepat. Perusahaan UD Riko Jaya
ini melakukan pengemasan barang mentah seperti sedotan, cotton bud, dan sendok
plastik. Bahan baku tersebut di dapatkan dari supplier yang sudah menjalin
1
kontrak
2
dengan UD Riko Jaya. Proses pengemasan yang ada pada perusahaan UD Riko
Jaya dilakukan secara terus-menerus setiap minggunya. Sehingga permasalahan
yang dialami oleh UD Riko Jaya ini dikarenakan persediaan bahan baku yang
terkadang berlebihan bahkan kekurangan dari produksi yang dibutuhkan. Adapun
data tentang terjadinya kelebihan dan kekurangan bahan baku yang terjadi dapat
dilihat pada Gambar 1.
2500
Sedotan
2155
2000 19251800
160505
817001699
1499 1511 1600
15001600 1600
1500 1100 1300 11951100 1471
978 1300 977
1000 952
850
148 105123 89 45 -78 101129
0 -128 -199
500 -225
-500 -655
-1000
Persediaan (ball)
Penggunaan Catatan
(ball) Kelebihan dan Kekurangan (ball)
Gambar 1. Grafik Data Perusahaan periode 2022
Dapat dilihat pada Gambar 1 bahan baku sedotan, terlihat bahwa kelebihan
persediaan sejumlah 148 ball sedotan pada bulan februari, karena terdapat
persediaan sedotan 1100 ball, sedangkan penggunaan dalam produksi sejumlah
952 ball sedotan. Sedangkan pada bulan januari terjadi kekurangan persediaan
sejumlah 128 ball sedotan, padahal produksi membutuhkan sejumlah 978 ball
sedotan dari persediaan yang ada sejumlah 850 ball sedotan. Hal ini
mengindikasikan belum adanya pengendalian persediaan yang tepat pada UD
Riko Jaya. Pengendalian persediaan yang tepat diperlukan untuk mengatasi
kekurangan dan kelebihan bahan baku sesuai dengan kebutuhan produksi.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka solusi yang di tawarkan adalah
pembuatan aplikasi pengendalian persediaan bahan baku yang dapat mencatat dan
menghasilkan laporan tentang persediaan bahan baku seperti sedotan, cotton bud,
3
dan sendok plastik pada UD RIko Jaya, dan aplikasi ini dilengkapi dengan
pengendalian persediaan metode Min Max sehingga gudang dapat mengetahui
berapa stok minimum yang harus ada di gudang untuk memenuhi kapasitas dan
kuantitas produksi serta berapa stok maksimum bahan baku di gudang agar tidak
terjadi pemborosan biaya persediaan. Terdapat contoh dari hasil penelitian pada
jurnal yang berjudul “Penerapan metode Min Max untuk Minimasi Stockout dan
Overstock Persediaan Bahan Baku” mendapatkan hasil penelitian bahwa metode
Min-Max dapat menurunkan persediaan akhir O-Ring sebesar 33,9 kali dari
kondisi eksisting, sedangkan persediaan akhir Diaphragm Retainer mengalami
perbaikan rasio stockout dibandingkan safety stock sebesar 56,85% (Rachmawati
dan Lentari, 2022). Pada aplikasi tersebut terdapat juga metode Economic
Order Quantity (EOQ) agar kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya
yang minimal atau sering di katakan pembelian persediaan bahan baku yang
optimal. Alasan menggunakan metode ini karena cocok dengan permaslahaan
yang ada pada UD Riko jaya karena bisa digunakan untuk menghindari out of
stock agar dapat melakukan produksi sesuai permintaan pelanggan. Terdapat
contoh dari hasil penelitian pada jurnal yang berjudul “Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode EQQ Pada Pabrik Tahu Di
Kabupaten Jember” mendapatkan hasil penelitian bahwa penentuan jumlah
pembelian yang efisien masih belum diketahui, frekuensi pembelian yang
dilakukan masih tinggi dan menyebabkan biaya pembelian juga meningkat.
Sehingga terjadi pemborosan biaya yang ditunjukkan dengan adanya selisih pada
total biaya persediaan (Aida dkk, 2018).
Aplikasi pengendalian persediaan bahan baku ini di harapkan dapat
mengelola data persediaan, transaksi (permintaan produksi, penerimaan produksi,
dan bahan baku keluar), juga untuk menghasilkan laporan (keluar masuk bahan
baku, stock bahan baku, dan produksi).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, adapun rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana merancang bangun aplikasi
pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode min max dan EOQ
pada UD Riko Jaya.
4
D. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disampaikan bahwa
batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi berbasis website.
2. Aplikasi hanya berfokus pada pengendalian bahan baku.
3. Pada penelitian ini hanya menggunakan data sedotan
4. Data yang di pakai dalam jangka waktu 1 periode (tahun)
5. Metode yang digunakan yaitu Min Max yang dapat menghitung stok
persediaan minimal dan maximal.
6. Metode Economic Order Quantity (EOQ) digunakan untuk meminimalkan
biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan.
7. Pengguna dari aplikasi pengendalian persediaan barang menggunakan
metode MIN MAX dan EOQ yaitu pemilik perusahaan.
8. Aplikasi membahas mengenai permintaan, pemesanan, penerimaan,
pengeluaran, pengendalian persediaan
E. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, adapun tujuan yang
terdapat pada penelitian ini yaitu menghasilkan aplikasi pengendalian persediaan
dengan metode Min Max untuk mencegah kekurangan atau kelebihan bahan baku
dan metode EOQ untuk membantu perusahaan meminimalkan biaya pemesanan
dan penyimpanan persediaan.
F. Manfaat
Berikut manfaat dari rancang bangun aplikasi pengendalian persediaan
barang menggunakan metode MIN MAX dan EOQ pada UD. Riko Jaya yaitu:
1. Membantu dalam pengendalian stok persediaan
2. Membantu dalam proses rekap data persediaan.
3. Membantu dalam pembuatan laporan persediaan keluar, pemesanan, dan
penerimaan.
G. Landasan Teori
Sebagai pendukung pelaksanaan penelitian ini, terdapat studi literatur yang
digunakan sebagai dasar teori atau acuan dalam pembuatan rancang bangun
5
aplikasi
6
pengendalian persediaan barang menggunakan metode MIN MAX dan EOQ pada
UD. Riko Jaya. Oleh karena itu dalam penelitian ini terdapat beberapa
pemahaman teori, antara lain:
A. Penelitian terdahulu
B. Pengendalian persediaan
C. Metode Min Max
D. Economic Order Quantity (EOQ)
E. System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall
F. Black Box Testing
7
(Yedida & Ulkhaq, Prima seringkali masih
2017) menetapkan persediaan
bahan
baku terlalu besar
dibandingkan dengan
bahan baku
yang dibutuhkan.
Pengembangan Sistem Permasalahan yang ada
Pendukung Keputusan pada penelitian
Pengendalian Persediaan sebelumnya yaitu
Barang Menggunakan penentuan jumlah barang
Metode yang dibeli pada
Economic Order periode mendatang dan
Quantity (EOQ) Dan penyediaan stok
Min-Max Berbasis Web barang merupakan
(Studi Kasus : Apotek permasalahan yang
Sahabat Qita) (Prabawa sering dihadapi.
et al., 2019)
8
G.2 Pengendalian Persediaan
Untuk meminimalkan risiko yang terkait dengan persediaan, penting untuk
mempertahankan jumlah besar bahan baku di tangan. Ini memungkinkan
perbaikan atau penggantian cepat jika perlu, tanpa menghabiskan terlalu banyak
uang atau waktu, menurut (Ahmad & Sholeh, 2019) Persediaan adalah sebagai
bagian dari suatu asset yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dalam periode usaha yang normal atau persediaan barang
yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan
baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi. Perusahaan bisa
memiliki persediaan dalam empat jenis, yaitu: persediaan bahan mentah,
persediaan barang setengah jadi, persediaan maintenance, repair, and operating
materials (MRO) dan barang jadi.
Ketika persediaan bahan baku melebihi kebutuhan perusahaan, akan
menambah biaya pemeliharaan dan penyimpanan serta risiko yang akan
ditanggung apabila bahan baku yang disimpan menjadi rusak atau tidak layak
pakai. Sebaliknya, bila perusahaan berupaya mengurangi persediaan, perusahaan
akan dihadapkan pada masalah kehabisan persediaan (stock out) sehingga akan
mengganggu kelancaran atau kelangsungan proses produksi perusahaan.
Perusahaan harus mampu merencanakan dengan matang dalam mengendalikan
persediaan bahan baku agar tidak terlalu besar dan juga terlalu kecil.
Tujuan dari pengendalian persediaan bahan baku adalah untuk menekan
biaya-biaya operasional seminimal mungkin sehingga kinerja dan keuntungan
perusahaan lebih optimal. Biaya operasional yang dimaksud dalam hal ini adalah
biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Untuk melaksanakan pengendalian persediaan yang dapat diandalkan dan
dipercaya tersebut maka harus diperhatikan berbagai faktor yang terkait dengan
persediaan. Penentuan dan pengelompokan biaya-biaya yang terkait dengan
persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dalam mengambil
keputusan yang tepat.
G.3 Metode Min Max
Konsep metode Min-max dikembangkan sebagai cara untuk menjamin
kelangsungan operasional suatu pabrik, dengan memastikan bahwa jenis barang
tertentu tersedia di persediaan dalam jumlah minimum. Dengan begitu, jika ada
9
kerusakan bisa langsung diganti. Barang-barang yang ada di stok tadi juga tidak
10
terlalu banyak, ada yang maksimal sehingga tidak terlalu mahal (Careza Rizky,
Yuli Sudarso, 2016). Metode min-max adalah metode pengendalian barang yang
berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika
tingkat maksimum dan tingkat minimum sudah ditetapkan, maka pada saat
persediaan sampai ke tingkat minimum pemesanan harus dilakukan untuk
menempatkan persediaan pada tingkat maksimum. Hal ini untuk menghindari
jumlah persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil (Haslindah., dkk, 2021).
Rumus min max menurut (Maulana., dkk , 2021) adalah sebagai berikut :s
Keterangan :
D = Permintaan rata-rata (ball)
L = Lead Time (bulan)
R = Safety Stock (ball)
𝐸𝑂𝑄 = √(2 𝑥 𝐷 𝑆
)…………………..……………………(4)
𝑥 𝐶
Keterangan :
D = Jumlah permintaan selama 1 periode / tahun
S = Biaya setiap melakukan pesanan
C = Biaya pen…..yimpanan
11
Penggunaan teknik EOQ hanya dapat dilakukan apabila memenuhi syarat :
a. Jumlah kebutuhan bahan dalam satu periodetetap atau tidak berubah.
b. Barang selalu tersedia setiap saat atau mudah didapat.
c. Harga barang tetap.
d. Pemesanan datang sekaligus dan menambah persediaan.
e. Kapasitas gudang cukup untuk menampung dan membeli pesanan.
f. Pembelian adalah satu jenis item.
g. Tidak berlaku harga potongan harga permintaan konstan dan bersifat bebas.
Communication
Planning
Modeling
Communication
Deployment
Dapat dilihat pada gambar 2 merupakan tahapan umum dari model proses
waterfall. Penggunaan metode atau model waterfall pertama kali diperkenalkan
12
oleh Herbert D. Benington di Symposium on Advanced Programming Method for
Digital Computers pada tanggal 29 Juni 1956. Presentasi tersebut menjelaskan
tentang pengembangan perangkat lunak untuk SAGE (Semi Automatic Ground
Environment) (Suharya & Rohman, 2021). Waterfall adalah salah satu jenis
model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle (siklus
hidup klasik), yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis.
Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana
setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. Berikut
ini adalah penjelasan tentang tahapan-tahapan yang dilakuakan dalam model
waterfall:
1. Communication
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap
untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan
customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal,
artikel, maupun dari internet.
2. Planning
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis
requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau
bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam
pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan.
3. Modeling
Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini
berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
(algoritma) prosedural. interface, dan detail Tahapan ini akan menghasilkan
dokumen yang disebut software requirement.
4. Construction
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.
Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan
inilah yang merrupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software,
artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah
pengkodean selesai akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi.
13
Tujuan testing
14
adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian
bisa diperbaiki.
5. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau
sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang
sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus
dilakukan pemeliharaan secara berkala.
H. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembangunan dan
pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk membantu menyelesaikan
permasalahan yang ada pada UD Riko jaya adalah dengan menggunakan metode
Model Waterfall. Metode ini sebagai landasan untuk digunakan merancang dan
mengembangkan aplikasi atau sistem. Alur skema penyelesaian permasalahan
menggunakan metode Model Waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.
15
Metodologi penelitian
Konseptual Data
Model
Identifikasi Maslah
Identifikasi Pengguna
Analisis Kebutuhan
Sistem
H.1 Communication
Communication merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian
ini, tahap perencanaan dapat dimulai dengan melakukan wawancara dan observasi
terhadap kebutuhan sistem yang memungkinkan pengguna dapat memahami
proses bisnis dan mendapatkan gambaran mengenai fitur-fitur yang ada pada
aplikasi, studi literatur, dan identifikasi masalah
H.1.1Wawancara
Berdasarkan wawancara langsung dilakukan dengan bapak Dodit selaku
pemilik UD Riko jaya yang memiliki tugas untuk memantau semua proses bisnis
yang ada pada UD Riko jaya, wawancara ini membahas tentang alur bisnis hingga
permasalahan yang terjadi pada UD Riko Jaya
16
H.1.2Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan secara langsung untuk melihat proses
bisnis yang terdapat pada UD Riko jaya, dengan tujuan mendapatkan informasi
dan data yang berhubungan dengan penyelesaian masalah serta untuk
mendapatkan informasi tambahan yang belum didapat dari wawancara.
G.1.3Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori terkait dari hasil
penelitian sebelumnya yang mendukung pemecahan masalah. Studi pustaka
merupakan langkah untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan referensi
dalam pembuatan Sistem informasi. Peneliti memerlukan rujukan ilmiah untuk
melakukan kajian ilmiah terhadap topik yang sedang di kerjakan. Referensi atau
rujukan ilmiah yang dimaksud antara lain:
1. Penelitian terdahulu
2. Pengendalian persediaan
3. Metode Min Max
4. Economic Order Quantity (EOQ)
5. System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall
6. Black Box Testing
H.1.4Identifikasi Masalah
Pada tahapan ini akan dilakukan suatu proses identifikasi masalah
berdasarkan hasil dari observasi dan analisis yang telah dilakukan.
17
Permasalahan Akibat Solusi
18
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Transaksi Pengeluaran Data bahan baku Daftar produk
Bahan baku keluar untuk di
kemas
Transaksi penerimaan Data produk jadi Daftar penerimaan
produk jadi produk jadi
Perhitungan Min max Data bahan baku Daftar perhitungan
Min Max setiap
bulan
Perhitungan EOQ Data bahan baku Daftar perhitungan
EOQ setiap periode
19
No. Fungsi Kegunaan
20
D. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak/Keras
Analisis kebutuhan perangkat lunak/keras dilakukan untuk mengetahui
spesifikasi yang di butuhkan sistem
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
a. CPU dengan Processor Generasi ke 8 Intel® Core™ i5-8250U
b. Random Access Memory (RAM) sebesar 4GB
c. Minimal kapasitas penyimpanan Harddisk (HDD) sebesar 256 Gb.
d. Monitor atau layar computer
e. Mouse
f. Keyboard
2. Analisis kebutuhan kerangkat lunak
a. Sistem operasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
sistem operasi minimal Windows 8 atau diatasnya
b. Browser yang digunakan pada penelitian ini ada Google Chrome
c. Xampp untuk mengakses PHP dan MySQL
21
H.3.1 Diagram Input, Process, Output (IPO)
22
Gambar 4. Diagram Input, Ptoccess, Output (IPO)
Input
a. Data Pengguna
Data pengguna yang di masukkan berupa username dan password
b. Data Bahan Baku
Data bahan baku yang di masukkan berupa nama bahan baku dan jumlah
persediaan bahan baku
c. Data Pemasok
23
Data pemasok yang di masukkan berupa nama pemasok, alamat pemasok dan
nomer telepon pemasok
d. Data Produk Jadi
Data produk jadi yang di masukkan berupa nama produk jadi dan jumlah
produk jadi
Proses
24
h. Perhitungan EOQ
Perhitungan EOQ adalah proses perhitungan agar mendapatkan angka
pemesanan yang paling optimal dengan menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity)
Ouput
Dari inputan yang telah dimasukkan dan diproses, maka sistem akan
menghasilkan keluaran dan informasi sebagai berikut :
a. Daftar pengguna
Daftar pengguna akan menampilkan data pengguna yang dapat mengakses
aplikasi atau website tersebut
b. Daftar pemasok
Daftar pemasok akan menampilkan data pemasok yang telah tersimpan pada
database
c. Daftar bahan baku
Daftar bahan baku akan menampilkan bahan baku yang tersimpan pada
database
d. Daftar produk jadi
Daftar produk jadi akan menampilkan produk jadi yang tersimpan pada
database
e. Daftar pemesanan bahan baku
Daftar pemesanan bahan baku akan menampilkan pemesanan bahan baku
yang tersimpan pada database
f. Daftar penerimaan bahan baku
Daftar penerimaan bahan baku akan menampilkan penerimaan bahan baku
yang tersimpan pada database
g. Daftar pengeluaran bahan baku
Daftar pengeluaran bahan baku akan menampilkan pengeluaran bahan baku
yang tersimpan pada database
h. Daftar penerimaan produk jadi
Daftar penerimaan produk jadi akan menampilkan penerimaan produk jadi
yang tersimpan pada database
25
i. Daftar perhitungan Min Max
Daftar perhitungan Min Max akan menampilkan perhitungan Min Max yang
telah tersimpan pada database
j. Daftar perhitungan EOQ
Daftar perhitungan EOQ akan menampilkan perhitungan EOQ yang telah
tersimpan pada dtaabase
k. Laporan pemesanan bahan baku
Laporan pemesanan akan menampilkan pemesanan bahan baku yang telah
tersimpan pada database
l. Laporan penerimaan bahan baku
Laporan penerimaan bahan baku akan menampilkan penerimaan bahan baku
yang telah tersimpan pada database
m. Laporan pengeluaran bahan baku
Laporan pengeluaran bahan baku akan menalpilkan pengeluaran bahan baku
yang tersimpan pada database
n. Laporan penerimaan produk jadi
Laporan penerimaan produk jadi akan menampilkan penerimaan produk jadi
yang telah tersimpan pada database
26
H.2 Planning
Planning merupakan tahapan untuk merencanakan berbagai proses
pengembangan atau pengerjaan perangkat lunak. Perencanaan pengembangan dan
pengerjaan perangkat lunak tersebut dapat dilihat melalui jadwal kerja (timeline).
H.3 Modelling
Pada tahap ini dilakukanlah perancangan dan analisis terkait struktur data
dan arsitektur perangkat lunak seperti database, user interface dan lain
sebagainya. Perancangan ini dilakukan berdasarkan output yang didapat dari tahap
communication. Dengan output yang didapat dari tahap communication maka
dapat dilakukan perancangan seperti mock up user interface, relasi antar database
dan infrastruktur teknologi lainnya.
H.4 Construction
Fase construction adalah fase dimana programmer melakukan proses coding
atau membuat aplikasi. Aplikasi dibuat berdasarkan fase communication dan fase
pemodelan sehingga aplikasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan desain
yang telah diselesaikan. Setelah aplikasi selesai dibuat dilakukanlah pengujian
terhadap aplikasi yang telah dibuat dengan teori black box testing dan user
acceptance testing.
H.5 Deployment
Fase ini merupakan fase terakhir setelah melakukan berbagai fase
sebelumnya seperti requirement, analysis, modeling, dan coding. Aplikasi yang
sudah selesai dalam fase construction kemudian diperiksa untuk fitur dan
fungsionalitas yang selaras dengan proses bisnis yang ada. Jika terjadi kesalahan
teknis, perbaikan dan pengujian ulang akan dilakukan.
27
2 Jadwal
Kerja
Tabel 3. Timeline Jadwal Kerja
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., & Sholeh, B. (2019). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Usaha Kecil
Dan Menengah (Ukm) Dodik Bakery. Jurnal Riset Akuntansi Terpadu,
12(1), 96–104. https://doi.org/10.35448/jrat.v12i1.5245
Dewi, P., Nyoman, I., Herawati, T., Made, I., Wahyuni, A., Ekonomi, J.,
Akuntansi, D., Ekonomi, F., & Id, I. A. C. (2019). Analisis Pengendalian
Persediaan dengan Metode (EOQ) Economic Order Quantity guna
Optimalisasi Persediaan Bahan Baku Pengemas Air Mineral. Jurnal
Akuntansi Profesi, 10(2), 1–12.
Haslindah, A., Idrus, I., Husnar, L., & Alpitasari, A. (2021). OPTIMASI
PERSEDIAAN PRODUK JADI DI CV. AMANDA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MIN-MAX (s,S). Journal Industrial
Engineering & Management (JUST-ME), 2(2), 59–64.
https://doi.org/10.47398/just-me.v2i2.660
Maulana, R. A., Herwanto, D., Kusnadi, K., Studi, P., Industri, T., Teknik, F.,
Karawang, U. S., & Kuantitatif, P. (2021). ANALISIS PERENCANAAN
PERSEDIAAN SUKU CADANG DENGAN METODE ABC DAN METODE
MIN-MAX DIBAGIAN FIELDS. 6(1).
Ningrum, F. C., Suherman, D., Aryanti, S., Prasetya, H. A., & Saifudin, A.
(2019). Pengujian Black Box pada Aplikasi Sistem Seleksi Sales Terbaik
Menggunakan Teknik Equivalence Partitions. Jurnal Informatika Universitas
Pamulang, 4(4), 125. https://doi.org/10.32493/informatika.v4i4.3782
29
Putri, A., & Munawaroh, M. (2022). Implementasi Media Penjualan Online
Berbasis Web Menggunakan Metode System Development Life Cycle
(SDLC). Journal of Artificial Intelligence …, 3(1), 53–63.
Sulaiman, F., & Nanda, N. (2015). Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan
Menggunakan Metode Eoq Pada Ud. Adi Mabel. Teknovasi, 2(1), 1–11.
Teori, K., & Teori, A. K. (2018). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Menggunakan Metode EOQ Pada Pabrik Tahu APL Lamongan.
http://repository.um-surabaya.ac.id/id/eprint/3435
30