Anda di halaman 1dari 44

MARKET BRIEF

MARET ATASE PERDAGANGAN


2013
2013 KBRI - MANILA
MARKET BRIEF

PENETRASI PASAR PERMEN (Kembang Gula)

DI FILIPINA

Daftar isi

1. Pendahuluan

a. Deskripsi tentang Permen

b. Data perdagangan

c. Negara Pesaing

2. Selera konsumen

3. Kebijakan perdagangan dan produk turunannya di Filipina

4. Saluran Distribusi Pemasaran

5. Analisis

a. Kekuatan;

b. Kelemahan;

c. Peluang;

d. Hambatan;

6. Rekomendasi;

7. Lembaga/Instansi yang harus dihubungi dalam kasus sengketa

8. Daftar Importir

1
1. IKHTISAR

a. Deskripsi Produk

Permen (Kembang gula) mengacu pada berbagai macam makanan, yang umumnya

dikenal sebagai manisan. Sementara itu, gula-gula (confectioneries) mengacu pada

seni menciptakan berbagai bentuk pencuci mulut berbahan dasar gula, atau subtelty

(sotelty), seringkali dengan pastillage. Permen memiliki sejarah panjang sebagai

makanan lezat dan familiar yang tersedia dalam banyak ragam. Manisan (sweets)

adalah komoditas non-esensial, tetapi dikonsumsi oleh orang-orang dari berbagai

kelompok pendapatan. Ragam produknya sangat besar, mulai dari yang murah,

permen satuan bungkus, hingga yang dikemas dalam kotak dengan kemasan

canggih.

Gula-gula didefinisikan oleh adanya bahan pemanis. Bahan utama permen adalah

gula, terutama gula kristal (sukrosa), kadang-kadang bersama dengan kerabat

dekatnya glukosa atau sirup jagung. Permen tersedia dalam berbagai bentuk dan

dapat diklasifikasikan berdasarkan metode pembuatan, yang menentukan apakah

permen tersebut akan memiliki sifat kristal atau non-kristal.

Bahan pemanis biasanya gula, namun ada kemungkinan untuk membeli permen

bebas gula, seperti peppermint bebas gula. Yang paling umum adalah sukrosa

disakarida. Hidrolisis sukrosa memberikan campuran yang disebut gula invert, yang

manis dan juga merupakan bahan umum. Akhirnya pembuatan gula-gula, terutama

yang komersial, diberi bahan pemanis dengan berbagai sirup yang diperoleh dari

hidrolisis pati, ini termasuk sirup jagung. Penggunaan modern mungkin meliputi zat-

2
zat yang juga kaya dengan pemanis buatan. Bahan pemanis ini adalah bahan-bahan

yang digunakan khusus untuk menggantikan gula dan menambahkan rasa manis ke

dalam makanan dan minuman jadi, yang sekaligus mengurangi kandungan kalori. Ini

mencakup pemanis curah (atau polyol) yang menambah volume pada produk akhir

dan memberikan tingkat rasa manis yang setara atau sedikit lebih rendah dari

sukrosa, dan pemanis intens yang hanya perlu digunakan dalam volume kecil karena

mereka memiliki tingkat kemanisan yang jauh lebih tinggi dibandingkan sukrosa

standar.

Permen kristal memiliki gula kristal yang ada dalam berbagai ukuran. Kristal kecil

menghasilkan tekstur yang lembut, creamy dan halus, dan permen yang dikenal

dengan: Divinity, Fondant, Fudge, Marshmallow, Permen Gula Maple, Nougat, dan

praline. Kristal yang lebih besar menghasilkan jenis-jenis permen seperti Rock

Candy.

Permen non kristalin adalah permen di mana gula hadir tanpa bentuk (amorf), dan

meliputi permen yang disebut sebagai: Brittle, Butterscotch, Caramel, Gummy Candy

(Jelly Beans, Gummy bears, Gumdrops), Hard Candy, dan Toffee.

Varietas permen dipengaruhi oleh ukuran kristal gula, aerasi, konsentrasi gula, warna

dan jenis gula yang digunakan. Permen jelly, seperti gumdrops dan gummies

menggunakan stabilisator termasuk pati, pektin atau gelatin. Gula sederhana atau

sukrosa berubah menjadi permen dengan melarutkan dalam air, kemudian

memekatkan konsentrasi solusi ini dengan cara memasaknya dan memungkinkan

massa membentuk wujud padat yang bisa berubah atau kembali mengkristal. Gula

3
lainnya, pengganti gula, dan sirup jagung juga digunakan. Jenis lain permen adalah

gulali, beberapa menganggapnya sebagai gula invert, karena itu sama sekali bukan

merupakan permen.

Permen keras atau boiled sweet, adalah permen yang dibuat dari satu atau lebih

sirup yang direbus sampai suhu 160°C (320°F). Setelah sirup yang direbus dengan

suhu ini mendingin, sirup tersebut disebut permen keras, karena menjadi kaku dan

rapuh saat mendekati suhu ruangan. Berbagai resep permen keras membuthkan

sirup sukrosa, glukosa, atau fruktosa. Setelah campuran sirup mencapai suhu target,

pembuat gula-gula kemudia mengangkatnya dari sumber panas, dan dapat

menambahkan asam sitrat, pewarna makanan, dan beberapa bumbu, seperti ekstrak

tumbuhan, minyak esensial, atau perasa. Kemudian, kita bisa menambahkan ramuan

sirup (yang talah berubah menjadi sangat kental) ke dalam cetakan atau baki untuk

mendinginkan. Ketika sirup tersebut cukup dingin untuk dipegang, pembuat permen

dapat melipat, menggulung, dan mencataknya ke dalam bentuk yang diinginkan.

Permen keras dan permen pelega tenggorokan yang dibuat tanpa gula

menggunakan isomalt sebagai pengganti gula, dan dipermanis lebih lanjut dengan

penambahan pemanis buatan, seperti aspartam, atau gula alkohol, seperti xylitol. Di

antara banyak jenis permen ada permen tongkat, lolipop, twist adas manis, dan

bêtises de Cambrai.

Klasifikasi permen sebagai gula-gula lunak mengacu pada tekstur. Tekstur ini dapat

digambarkan dengan istilah-istilah seperti bisa dibentuk, lentur, kenyal atau mampu

dilakukan deformasi. Permen lunak dapat dimakan tersendiri, misalnya, permen

gummy bear, atau sebagai bagian dari gula-gula yang lebih besar, misalnya, fondant

4
berlapis cokelat. Dalam istilah teknis, permen lunak memiliki matriks kristal terganggu

atau amorf. Permen lunak dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok: fondants

dan krim, soda (marshmallow, nougats dan permen kenyal); gummy dan jelly, dan

karamel dan fudges. Penting untuk dicatat bahwa meskipun permen lunak seperti

permen karamel dan fudge juga direbus, tapi permen rebus secara umum mengacu

pada permen keras.

b. Data perdagangan

Penjualan di sektor gula-gula di Indonesia telah tumbuh dari US $ 1,3 miliar menjadi

US $ 1,4 miliar. Penjualan gula-gula meningkat dari US $ 662.400.000 menjadi US $

727.200.000. Penjualan permen Gum sedikit meningkat dari US $ 99.200.000

menjadi US $ 107.500.000. Perfetti Van Melle Indonesia adalah pemain top di

segmen gula-gula, yang menguasai 20,0% pangsa pasar. Merek terkemuka dari

perusahaan ini adalah Mentos. Perfetti Van Melle Indonesia menguasai 53,8%

pangsa pasar permen gum pada tahun 2008. Relaxa dan Kopiko adalah raksasa

dalam permen keras, Mentos dan Sugus mendominasi permen lunak, dan Yosan dan

Big Babol menguasai kategori permen karet. Berdasarkan prakiraan 2009-2013,

penjualan gula-gula diperkirakan meningkat sebesar 42,8%, dan penjualan permen

gum akan meningkat sebesar 46,9%.

Ada setidaknya 85 juta penduduk Indonesia di atas usia 14 yang sering membeli

permen. Tambahkan puluhan juta anak-anak yang makan permen sehari-hari dan

mulai muncullah gambaran yang lebih jelas tentang industri permen penghasil uang

di Indonesia. Permen keras terus tumbuh sementara jumlah orang membeli permen

5
lembut dan permen karet datar-datar saja. Di antara ketiga jenis permen, setengah

konsumen tinggal di pedesaan Indonesia. Dengan distribusi langsung yang biasanya

berhenti di kota-kota kecil, sebagian besar produsen permen populer akan merasa

sulit untuk menerima kenyataan ini. Relevasi lain yang bisa jadi menghancurkan

mitos populer adalah kenyataan bahwa wanita pembeli permen lebih banyak

daripada laki-laki dengan margin kecil saja. Dengan usia 14-17 tahun dan usia 50-an

ke atas sejumlah 15 persen dari pembeli permen, sisanya merata di antara

keduanya.

Gula-gula atau permen di Indonesia awalnya diproduksi dalam skala kecil di daerah

pedesaan dengan teknologi yang sederhana, tapi sekarang banyak perusahaan

skala besar telah terlibat dalam bisnis ini. Selain pasar lokal, pasar luar negeri juga

menjadi alternatif yang sangat menjanjikan untuk gula-gula Indonesia. Lebih dari 100

negara menjadi tujuan ekspor gula-gula Indonesia per tahun. Pasar ekspor utama

permen Indonesia adalah negara-negara anggota ASEAN lainnya dan Timur Tengah.

Ekspansi ekspor, bagaimanapun, telah dicari oleh produsen ke daerah lain seperti

Eropa dan Amerika Serikat.

Berdasarkan data terlampir yang diperoleh dari Kantor Statistik Nasional atau

national Statistic Office (NSO) yang berjudul Impor & Ekspor Filipina untuk PERMEN,

Keras & Lunak, Indonesia merupakan salah satu negara perdagangan utama yang

mengekspor produk-produk permen ke Filipina sebesar total US $ 2.460.000 pada

tahun 2010, US $ 3.970.000 pada tahun 2011, dan US $ 8.808.000 untuk periode

Januari hingga Desember 2012. Mengenai pangsa impor Indonesia dalam Impor

Filipina terhadap Permen (keras) dengan Dunia pada tahun 2012, Indonesia

6
mendapat tempat No. 1 yang mendapatkan pangsa 48,92% dari total impor Filipina

untuk produk gula-gula tersebut. Sementara itu, pangsa Permen (lunak) Indonesia

dalam impor Filipina harus mencapai 29,09%, yang mendapatkan tempat kedua

setelah Vietnam. (Lihat Grafik 1 dan 2)

Grafik 1

IMPOR FILIPINA TERHADAP PERMEN (Keras)


DARI INDONESIA DAN DUNIA,
TAHUN 2008-2012

7
Grafik 2

IMPOR FILIPINA TERHADAP PERMEN (Lunak)


DARI INDONESIA DAN DUNIA,
TAHUN 2008-2012

Ekspor permen Indonesia ke Filipina sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 secara

konsisten dan sangat kompetitif bersama negara-negara pengekspor lainnya untuk

komoditas tersebut. Dengan jelas, kinerja perdagangan Indonesia untuk impor

permen ke Filipina mencapai stabilitas dan gerakan positif dengan keuntungan tinggi,

terutama pada tahun 2011 dan 2012. Bahkan, selama lima tahun terakhir, produk

gula-gula Indonesia ke Filipina secara konsisten meningkat, untuk jenis permen

keras dan lunak. Kinerja perdagangan Indonesia berkaitan dengan Permen yang

Dikirim ke Filipina pernah mengalami penurunan dalam hal nilai.

Peningkatan nilai ekspor ekspor permen dari Indonesia ke Filipina disebabkan tiga

faktor utama. Faktor pertama adalah harga yang kompetitif dari ekspor gula-gula dari

8
Indonesia mengalami penurunan harga dari US $ 36,45 per gross kilo permen keras

pada tahun 2010 menjadi US $ 6,77 per gross kilo pada tahun 2012, dan dari US $

204,49 per gross kilo permen lunak pada tahun 2010 menjadi US $ 30,12 per gross

kilo pada 2012. Kedua, perusahaan gula-gula Indonesia sudah mendirikan kantor

distribusi dan terbiasa dengan saluran distribusi di Filipina. Faktor utama ketiga

adalah strategi pemasaran dan promosi yang kuat antara lain seperti iklan TV dan

iklan cetak.

9
Tabel 1

IMPOR/EKSPOR FILIPINA UNTUK PERMEN, KERAS DAN LEMBUT


TAHUN: 2008-2012
NILAI: '000 FOB US$
Trend
VALUE (%) % Share % Change
2008- (2012-
COMMODITY 2008 2009 2010 2011 2012 2012 2012 2011)

Imports
HS: 1704.90.90.02
Hard candies
(e.g., butterballs,
lemon drops, etc)
World 10,671 9,967 9,444 12,239 14,756 8.91 100.00% 20.57%
Indonesia 1,891 1,991 2,145 3,311 7,219 37.55 48.92% 118.03%
% Share 17.72% 19.98% 22.71% 27.05% 48.92%

1. Indonesia 1,891 1,971 2,145 3,311 7,219 37.68 48.92% 118.03%


2. Vietnam 3,581 4,116 1,840 2,104 2,389 -13.76 16.19% 13.55%
3. PROC 633 296 1,971 3,063 2,272 63.11 15.40% -25.82%
4. Thailand 3,319 2,945 2,574 3,202 2,113 -7.87 14.32% -34.01%
5. USA 325 324 410 281 249 -6.53 1.69% -11.39%
Other 922 315 504 278 514 3.48%

HS: 1704.90.90.03
Soft candies
(e.g., orange jelly,
marsmallows, etc.)
World 623 1,205 2,250 3,037 5,462 69.32 100.00% 79.85%
Indonesia 73 202 315 659 1,589 108.41 29.09% 141.12%
% Share 11.72% 16.76% 14.00% 21.70% 29.09%

1. Vietnam 38 546 971 541 1,989 120.48 36.42% 267.65%


2. Indonesia 73 202 315 659 1,589 108.41 29.09% 141.12%
3. PROC 122 145 524 1,225 1,464 103.48 26.80% 19.51%
4. Thailand 194 68 259 419 256 26.78 4.69% -38.90%
5. USA 99 110 77 89 57 -12.33 1.04% -35.96%
Other 97 134 104 104 107 -0.57 1.96% 2.88%

10
Exports
HS: 1704.90.90.02
Hard candies
(e.g., butterballs,
lemon drops, etc)

World 1,983 2,059 3,411 4,428 1,944 7.53 100.00% -56.10%


Indonesia - - - - - 0.00%
% Share 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

1. Papua N. G. 232 111 381 442 387 27.19 19.91% -12.44%


2. USA 228 173 361 436 247 11.45 12.71% -43.35%
3. Malaysia 203 220 404 1,029 229 19.53 11.78% -77.75%
4. Singapore 87 65 173 857 123 38.70 6.33% -85.65%
5. Taiwan 54 50 118 107 118 26.17 6.07% 10.28%
Other 1,179 1,440 1,974 1,557 840 43.21% -46.05%

HS: 1704.90.90.03
Soft candies
(e.g., orange jelly,
marsmallows, etc.)
World 5,107 5,812 7,110 9,100 5,344 5.54 100.00% -41.27%
Indonesia - - - 39 29 0.54% -25.64%
% Share

1. Japan 958 1,151 1,245 1,676 1,013 5.00 18.96% -39.56%


2. UK 331 948 1,225 1,761 992 32.50 18.56% -43.67%
3. Saudi Arabia 461 805 1,134 940 543 4.94 10.16% -42.23%
4. Thailand 1,046 1,059 872 869 523 -14.65 9.79% -39.82%
5. Taiwan 438 465 593 656 340 -1.61 6.36% -48.17%
Indonesia - - - 39 29 0.54% -25.64%
Other 1,873 1,384 2,041 3,159 1,904 8.96 35.63% -39.73%

Source: National Statistics Office, Manila (NSO)

11
Saat ini, Filipina rupanya dianggap sebagai sebuah negara pengimpor bersih Permen

(Keras) ke dunia. Selain itu, neraca perdagangan (ekspor dikurangi impor)

berfluktuasi sebesar 15,20 persen per tahun dari US $ 8,7 juta tahun 2008 menjadi

US $ 12.800.000 pada tahun 2012. Di sisi lain, Filipina adalah eksportir bersih

Permen (lunak) ke Dunia. Neraca perdagangan untuk permen lunak menciptakan

surplus bagi Filipina dari 2008-2011. Selanjutnya, pada 2012, ekspor Filipina untuk

gula-gula lunak turun nilainya yang mengakibatkan defisit perdagangan untuk

komoditi tersebut dari Surplus US $ 4,5 juta pada tahun 2008 menjadi defisit US $

118.000 pada tahun 2012.

Data trend impor Filipina untuk Permen (keras dan lunak) dari Indonesia dan Dunia

menunjukkan bahwa pangsa Indonesia dalam produk impor gula-gula Filipina telah

mengalami pergerakan ke atas dari menjadi 3 importer teratas Filipina untuk Permen

(keras) pada tahun 2008 dan 2009, menempati peringkat ke-2 pada tahun 2010 di

belakang Thailand yang memuncaki peringkat, dan menjadi importir nomor 1 pada

tahun 2011 dan 2012. Produk permen lunak dari Indonesia yang dikirim ke Filipina

juga melejit dengan fluktuasi dari menjadi negara nomor 4 teratas pada tahun 2008,

naik ke tempat kedua pada tahun 2009 setalah Vietnam, turun ke peringkat ke-3

pada tahun 2010, naik lagi dan tetap di posisi nomor 2 teratas pada tahun 2011 dan

2012 .

12
Mitra dagang utama Filipina lainnya untuk impor Permen (Keras dan Lunak) adalah

Vietnam, Republik Rakyat Cina, Thailand dan Amerika Serikat. Negara-negara Asia

Tenggara khususnya Vietnam dan Thailand sangat kompetitif dalam perdagangan

antar-ASEAN dengan Filipina sejauh terkait dengan impor gula-gula, yang telah

mampu menjadi bagian dari 5 negara teratas pengekspor permen untuk Filipina.

Grafik 3

5 BESAR IMPORTIR PERMEN (Keras)


DI FILIPINA
TAHUN 2007-2011

13
Grafik 4

5 BESAR IMPORTIR PERMEN (Lunak)


DI FILIPINA
TAHUN 2007-2011

Data tren pada Grafik 3 dan 4 menunjukkan konsistensi pasar Vietnam, Cina

Daratan, Thailand, Amerika Serikat dan Indonesia dalam tagihan total impor Filipina

untuk Permen (keras dan lunak). Secara terus-menerus selama lima tahun terakhir

dari tahun 2008 sampai tahun 2012, kelima negara tersebut memiliki volume ekspor

Permen (keras dan lunak) yang cukup yang dikirim ke Filipina. Ekspor Indonesia

untuk permen (keras) ke Filipina mencapai puncak tertinggi sebesar US $ 7,2 juta.

Untuk alasan ini, Indonesia mengungguli negara-negara pesaing seperti Thailand,

Vietnam, dan Republik Rakyat Cina. Thailand adalah eksportir teratas untuk impor

Permen (keras) Filipina pada tahun 2010. Namun, kinerja perdagangan Thailand ini

dikalahkan oleh Indonesia yang mengambil alih tempat teratas pada 2011, yang

mengungguli sampai tahun 2012. (Lihat Grafik 3) Secara bersamaan, kinerja

14
perdagangan Indonesia untuk permen (lunak) juga agresif berdampingan dengan

Vietnam dan Cina Daratan. (Lihat Grafik 4)

Di sisi lain, kinerja ekspor Filipina untuk Permennya (Keras dan Lunak) ke dunia

pada tahun 2008 - 2012 ditandai sebagai berfluktuasi kompetitif, dengan

mendapatkan US $ 9,1 juta sebagai nilai ekspor tertinggi dan US $ 2 juta sebagai

nilai ekspor terendah. Selain itu, total ekspor permen dari Filipina ke dunia pada

tahun 2012 menghasilkan pendapatan sebesar US $ 7.288.000. Ini merupakan

penurunan yang sangat besar dari tahun 2011 sebesar US $ 13.528.000 dan dari

tahun 2010 sebesar US $ 10.521.000.

Anehnya, untuk tahun 2013, Filipina menerima US $ 13.528.000 nilai ekspor

Permennya (gabungan keras dan lunak). Ini merupakan perkembangan yang luas

bagi perdagangan ekspor permen dari Filipina setelah buruknya nilai ekspor permen

Filipina pada tahun 2008 dan 2009. Filipina telah mengekspor gula-gula pada skala

minimum ke sembilan negara yakni Jepang, Inggris, Arab Saudi, Thailand, Taiwan,

Papua Nugini, Amerika Serikat, Malaysia, dan Singapura. (Lihat Grafik 5 dan 6)

Permen (lunak) Filipina juga diekspor ke Indonesia secara sporadis dengan nilai

rendah, sebesar US $ 39.000 pada tahun 2011 dan sebesar US $ 29.000 pada tahun

2011. (Lihat Grafik 7) Tidak ada data perdagangan yang tercatat untuk ekspor

permen dari Filipina yang dikirim ke Indonesia pada tahun 2008, 2009, dan 2010.

15
Grafik 5

PASAR EKSPOR PERMEN (Keras)


DARI FILIPINA
TAHUN 2008-2012

Grafik 6

PASAR EKSPOR PERMEN (Keras)


DARI FILIPINA
TAHUN 2008-2012

16
Grafik 7

EKSPOR PERMEN (Lunak) FILIPINA,


Tahun 2011 dan 2012
NILAI: '000 FOB US $

Jan-Des 2011 Jan-Des 2012

Secara konsisten, dari tahun 2008-2012, neraca perdagangan antara Filipina dan
Indonesia untuk perdagangan permen (keras dan lunak) selalu menguntungkan bagi
Indonesia. Namun, neraca perdagangan antara Filipina dan Indonesia untuk
komoditas gula-gula menjadi sedikit aktif, namun masih biasa, mulai tahun 2011
sampai dengan 2012. Neraca perdagangan selalu berpihak ke Indonesia selama lima
tahun terakhir karena Indonesia tidak mengimpor permen dari Filipina. Surplus
perdagangan bagi Indonesia sebesar US $ 15.200.000 pada tahun 2011, dan
semakin meningkat pada tahun 2012 yang mencapai surplus perdagangan US $
20.200.000.

c. Pesaing Negara

Cina telah menjadi produsen gula-gula terbesar kedua di dunia berdasarkan volume

setelah Amerika Serikat. Ada lebih dari 2.000 produsen permen di Cina daratan. Para

produsen utama terkonsentrasi di Beijing, Shanghai dan provinsi-provinsi pesisir di

17
Cina Selatan-Timur, seperti Guang-Dong dan Fu-Jian. Dari total penjualan, 24

persen dihasilkan oleh produsen dalam negeri, sementara itu perusahaan

multinasional dan perusahaan Taiwan, Hong Kong dan perusahaan yang berbasis di

Makau masing-masing menghasilkan 58 persen dan 18 persen. Sementara itu,

perusahaan-perusahaan individual mewakili porsi yang relatif kecil dari keseluruhan

pasar. Penjualan gula-gula di Cina diperkirakan akan meningkat dengan tingkatan

sedang antara tahun 2011 dan 2016.

Untuk Thailand, gula-gula tradisional Thailand atau dalam bahasa Thailand disebut

'Khanom' telah lama menjadi industri tradisional dan gaya hidup yang luar biasa di

masyarakat Thailand. Sebagian besar bahan baku yang digunakan dalam

produksinya berasal dari sumber-sumber lokal, sementara penerapan ide-ide baru

dan perkembangan teknologi membantu memberikan nilai tambah terhadap sumber

daya lokal. Banyak penelitian dan survei ITAP menunjukkan bahwa gula-gula

Thaland tampak sangat menjanjikan untuk pasar Asia, khususnya Cina, Hong Kong,

Singapura, dan Jepang. Dengan keprihatinan ini dan potensi akses ke pasar dunia

seperti yang disebutkan di atas, Kantor Promosi Perusahaan Kecil dan Menengah

atau Small and Medium Enterprises Promotion (OSMEP) dengan demikian

mendirikan perusahaan pada tahun 2003, yang disebut Industri Kembang Gula

Thailand atau Thai Confection Industry (TCI), serta outlet ritel, toko Sawasdee, di

bekas Bandara Internasional Bangkok, Don Muang. TCI memainkan peran penting

dalam mengembangkan industri konfeksi Thailand. Database TCI pada saat itu terdiri

atas 424 perusahaan permen Thailand dan anggota komite yang terdiri atas lebih

dari 10 produsen gula-gula, yang sebagian besar berakar pada OTOP biasa, sebuah

18
proyek pemerintah untuk mempromosikan produk khas daerah yang berbasis pada

sumber daya masing-masing desa yang tersedia dan tradisi asli.

Pasar gula-gula di Vietnam tampaknya menguntungkan baik bagi investor domestik

maupun internasional karena potensi yang begitu besar namun tidak dieksploitasi

secara penuh. Namun demikian, banyak onak dan duri dalam perang "gula-gula"

antara semua pemain. Menurut data laporan rinci Datamonitor, pasar gula-gula di

Vietnam telah mengkonfirmasi sebuah posisi perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang stabil sekitar 10%-12% per tahun dibanding dengan pertumbuhan

rata-rata daerah (3%) dan pertumbuhan dunia (1%). Selama krisis global yang

dimulai tahun 2008, gula-gula hampir tidak banyak menderita dan tumbuh kembali

secara agresif dengan pertumbuhan sebesar 13% pada tahun 2010. Gabungan

Rata-rata Pertumbuhan Tahunan atau Compounded Annual Growth Rate (CAGR)

untuk Vietnam periode 2008-2012 adalah 114,71% dibandingkan dengan Cina

49,09%, Filipina 52.35%, Indonesia 64,02% dan Thailand 37,3% (laporan BMI 2012).

Gula-gula Vietnam sangat terfragmentasi dengan berbagai pemain berbeda yang

beroperasi dan bersaing dalam kategori yang berbeda. Para pemain lokal

membangun posisi yang kuat dan kokoh di pasar, dengan produk mereka yang

menjadi lebih berkualitas dan eye-catching. Produsen dalam negeri, sayangnya, tidak

memiliki kekuatan finansial yang stabil, merek berharga yang diakui dengan baik dan

perencanaan pangsa pasar yang strategis. Karena ketergantungan produsen

domestik pada bahan-bahan impor, harga produk dalam negeri sebagian besar

dipengaruhi oleh pasokan luar yang tidak stabil. Sebagian besar produk gula-gula

Vietnam terutama didistribusikan melalui terfragmentasi ritel kelontong swasta kecil

19
dan tidak adanya suatu jaringan terpadu. Para pemain internasional, bagaimanapun,

mengambil manfaat atas kemajuan teknologi dan merek terkenalnya, dengan

menargetkan pelanggan dengan kantong yang lebih besar.

Industri gula-gula Amerika Serikat adalah salah satu segmen terbesar dan paling

lama mapan pada sektor pengolahan makanan dengan banyak perusahaan besar

maupun kecil dengan lebih dari 100 tahun sejarah produksi dan pemasaran. Industri

gula-gula merupakan salah satu industri pengguna gula terbesar di Amerika Serikat

sebesar lebih dari 1,2 juta ton per tahun dan hampir seperempat dari total pengiriman

tahunan untuk industri pengolahan makanan. Nilai total ritel gula-gula Amerika

Serikat melampaui US $ 32 miliar pada tahun 2011. Harga permen gum naik hampir

US $ 2 dari tahun 2006-2011, ini meliputi permen gum bebas gula, dan merek gaya

hidup. Apalagi inovasi nilai tambah juga mendorong naiknya harga eceran permen

gula. Penjualan gula-gula di Amerika Serikat tetap cukup baik secara keseluruhan

pada tahun 2011 dan 2012, meskipun beberapa daerah berkinerja buruk dan naiknya

harga eceran. Meskipun iklim ekonomi yang kurang ideal, konsumen Amerika

tampaknya tidak bersedia menghilangkan produk gula-gula dari anggaran mereka.

Bahkan, produk gula-gula mengambil manfaat dalam beberapa kasus, dengan

diposisikan sebagai kembang gula dengan harga yang terjangkau. Gula-gula

berkinerja baik, karena tampaknya ini merupakan salah satu dari beberapa area

gula-gula yang menarik konsumen muda dan tua.

Indonesia adalah salah satu mitra dagang utama Filipina untuk impor permennya.

Ekspor permen (keras) Indonesia ke Filipina pada tahun 2008 telah mengungguli

negara-negara pesaing lainnya, kecuali Vietnam dan Thailand untuk komoditas

20
tersebut, dengan menempati peringkat 3 teratas. Indonesia, Thailand dan Vietnam

terus melanjutkan persaingan ketat mereka untuk impor permen Filipina pada tahun

2009, di mana dominasi tatap mendukung Vietnam, mengingat peningkatan nilai

impor untuk Vietnam dan Indonesia, Thailand dengan nilainya yang merosot masih

menempati Peringkat ke-2. Ekspor permen Indonesia meningkat nilainya pada tahun

2010, dengan demikian, Indonesia meraih tempat kedua dalam impor permen (keras)

Filipina. Selanjutnya, ekspor permen oleh Indonesia ke Filipina melejit pada tahun

2011 dan naik hampir dua kali lipat nilai pada tahun 2012, dengan demikian, menjadi

eksportir permen nomor 1 di pasar Filipina. (Lihat Grafik 8)

Grafik 8

IMPOR PERMEN (Keras) FILIPINA,


Tahun 2011 dan 2012
NILAI: '000 FOB US $
Jan-Des 2011 Jan-Des 2012

21
Sehubungan dengan impor permen (lunak), ekspor Indonesia untuk permen lunak
yang terus meningkat membuat Indonesia selalu berada dalam 5 eksportir teratas
untuk komoditas tersebut di Filipina. Indonesia menempati tempat kedua pada tahun
2011 dan 2012, di belakang dua negara lainnya. China Daratan adalah eksportir
terbesar permen (lunak) ke Filipina pada tahun 2011 senilai US $ 1,2 juta. Tahun
berikutnya, Vietnam secara agresif mengambil posisi Nomor 1 dengan ekspor
permen senilai hampir US $ 2 juta. (Lihat Grafik 9) Ini merupakan tantangan besar
bagi kinerja perdagangan Indonesia mengingat kinerja perdagangan agresif China
dan Vietnam. Meningkatkan ekspor permen (lunak) Indonesia ke Filipina adalah
penting untuk mengejar ketinggalan dari kedua negara pesaing ini, untuk mencapai
Peringkat 1, setelah berada di tempat kedua selama dua tahun berturut-turut.
Indonesia harus mampu lebih meningkatkan ekspor permen lunak ke Filipina untuk
penetrasi pasar tidak hanya untuk permen keras.

Grafik 9

IMPOR PERMEN (Lunak) FILIPINA,


2011 dan 2012
NILAI: '000 FOB US $

Jan-Des 2011 Jan-Des 2012

22
2. SELERA KONSUMEN

Ketika menganalisis tren gula-gula global, kita juga harus meneliti meningkatnya

peran gula pengganti dalam industri ini. Analisis lebih dekat menunjukkan bahan

pemanis, termasuk produk curah dan intensitas tinggi, mendapatkan pangsa pasar

lebih dari pemanis tradisional lainnya seperti gula, dekstrosa, fruktosa, sirup, dan

molase. Tren penggantian ini akan terus berlanjut seiring pemanis alternatif gula baru

terus diperkenalkan, dan diadopsi oleh industri. Salah satu istilah kunci terbesar

untuk pengembangan masa depan industri makanan dan minuman internasional

adalah "rasa alami," yang telah memiliki dampak yang signifikan. Dengan demikian,

peningkatan perhatian yang diberikan kepada produk-produk baru yang mengklaim

menggunakan rasa alami dan bebas dari zat aditif dan zat pengawet.

Untuk memenuhi preferensi konsumen Filipina, pemain internasional akan perlu

sedikit lebih melokalisasi rasa. Perusahaan lokal semakin kompetitif di sektor permen

gula dan mereka memahami pentingnya memasukkan preferensi lokal ke rasa

permen standar.

Ada perubahan signifikan di pasar dalam menanggapi preferensi konsumen,

peraturan keamanan pangan, dan teknologi baru untuk memproduksi dan

manufaktur makanan yang memenuhi permintaan konsumen untuk meningkatkan

kelengkapan makanan. Banyak perubahan terbaru menyasar minat konsumen pada

makanan yang mempromosikan kesehatan yang baik. Informasi tentang pilihan

konsumen dan nilai yang konsumen tempatkan pada makanan yang disempurnakan

(mempromosikan kesehatan) memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap

23
keputusan konsumen dan kesediaan untuk membayar untuk mendapatkan pilihan

makanan sehat.

Tren makan sehat telah menyebabkan beberapa individu untuk mengurangi

konsumsi gula. Namun, pendorong utama pasar tetap aspek kelezatannya, atau

memanjakan diri dengan produk gula-gula. Pengembangan produk baru telah

difokuskan pada pengembangan fungsional dan produk yang rendah/tanpa/ sedikit

gula untuk menarik konsumen yang sadar akan kesehatan dan, baru-baru ini,

difokuskan pada peluncuran varian alami.

Industri gula-gula memperkenalkan semakin banyak produk yang dibuat dengan

bahan pemanis sebagai pengganti gula. Masalah gigi dan berat badan memegang

kendali tren ini. Permen karet, gula-gula dan karbonat mewakili tiga pasar yang

paling penting untuk bahan pengganti gula. Secara umum, negara-negara yang

sedang berkembang akan menawarkan pilihan terbaik bagi pertumbuhan produk

rendah gula di masa depan.

Harga merupakan faktor penting bagi semua penjualan pasar tapi selalu harus

dipertimbangkan bersama dengan kualitas produk. Harga sangat penting terutama di

segmen yang lebih rendah pada pasar gula-gula, sedangkan di segmen yang lebih

tinggi faktor seperti kualitas yang lebih baik lebih penting daripada harga. Umumnya,

konsumen Filipina menjadi lebih sensitif terhadap harga.

24
3. KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PRODUK TURUNANNYA DI FILIPINA

ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN 2012) menggabungkan rangkaian

Order Executive 61 tahun 2011 untuk Harga MFN dan rangkaian Order Executive

850 tahun 2009, rangkaian Order Eksekutif No. 617 tahun 2007 dan rangkaian Order

Eksekutif 703 tahun 2008, untuk Tarif CEPT / ATIGA, daftar Barang Impor kena Bea

termasuk Permen (keras dan lunak), ditentukan berdasarkan Pasal 17 - Gula dan

gula-gula, Bagian IV - Bahan pangan olahan; Minuman, Spiritus dan Cuka,

Tembakau dan Pengganti Tembakau Jadi, Volume I - Kode Tarif dan Bea Cukai

Filipina. (Lihat Tabel 2).

Tabel 2

Struktur Tarif Filipina (ad valorem persen) untuk

PERMEN (Keras dan Lunak) Gula-gula

Tingkat tarif yang diterapkan pada c.i.f. (Biaya, asuransi, angkutan) nilai impor.
ASEAN
Member
AHTN Hdg. DESCRIPTION MFN ATIGA States
Enjoying
Concession

17.04 Sugar Confectionery (including white chocolate ), not containing cocoa

- Chewing gum, whether or not


1704.10.00 15% 0% All.
sugar-coated

- Other:
1704.90

25
1704.90.10 - - Medicated sweets 15% 0% All.

- - White chocolate
1704.90.20 10% 0% All.

1704.90.90 - - Other 15% 0% All.

Hard candies (e.g., butterballs, lemon


1704.90.90.02 15% 0% All.
drops, etc.)

Soft candies (e.g., orange jelly,


1704.90.90.03 15% 0% All.
marsmallows, etc.)

Semua produk makanan olahan yang ditawarkan untuk penjualan eceran di Filipina

harus terdaftar oleh BFAD. Pendaftaran produk impor hanya dapat dilakukan oleh

badan Filipina, meskipun beberapa dokumentasi dan, untuk beberapa jenis produk,

sampel harus disediakan oleh eksportir. Produk telah dibagi menjadi dua kategori

dengan rangkaian persyaratan pendaftaran dan prosedur yang berbeda.

Kategori I meliputi: bakery & produk terkait bakery, minuman non-alkohol &

campuran minuman, permen & produk gula-gula, kakao & produk yang

berhubungan dengan kakao, kopi, teh & non-dairy creamer, bumbu, saus & bumbu,

produk kuliner, gelatin, Persiapan & campuran makanan penutup, produk susu,

dressing & spread, tepung / tepung campuran & pati, produk ikan laut & lainnya,

26
buah-buahan, sayuran & jamur yang dapat dimakan (siap), daging dan unggas

produk (siap), mie, pasta & pastry wrapper; kacang & produk kacang, hidangan asli,

minyak, lemak & shortening, makanan ringan & sarapan sereal dan, gula & produk

terkait lainnya.

Permohonan pendaftaran harus diajukan oleh importir Filipina untuk impor dan

distribusi/penawaran untuk dijual untuk masing-masing kelas per merek produk.

Hanya produk dengan Sertifikat Pendaftaran Produk yang berlaku dari BFAD yang

diizinkan untuk penjualan eceran di Filipina.

Berikut ini adalah daftar persyaratan untuk pendaftaran produk makanan:

Kategori I

• Surat permohonan pendaftaran dari importir / distributor;

• Surat Pernyataan Kesanggupan, yang diketik dan diaktakan;

• Daftar produk menurut klasifikasi produk, tiga (3) lembar;

• Lisensi Penyelenggaraan yang berlaku (dari BFAD) dengan nama pemasok /

sumber dari produk pangan impor;

• Fotokopi faktur penjualan;

• Satu sampel dari masing-masing produk dalam presentasi komersial dan

salinan label yang sesuai dengan Peraturan Pelabelan Codex dan persyaratan

BFAD. Sebagai pengganti sampel produk, gambar berwarna setiap produk

dapat disampaikan. Sebuah stiker yang menunjukkan nama dan alamat importir

harus dilampirkan jika informasi tersebut tidak dicetak pada label;

• Biaya Pendaftaran 200 Peso per produk

27
Sebuah Sertifikat Produk Pendaftaran (CPR) akan diterbitkan oleh BFAD dan berlaku

selama 1 (satu) tahun. Pembaharuan berikutnya dari CPR berlaku untuk jangka

waktu 5 (lima) tahun. Biaya untuk pembaharuan berkisar dari 1.000 Peso untuk

produk Kategori I hingga 5.000 Peso untuk produk Kategori II dan 5.000 Peso untuk

suplemen makanan dan air dalam kemasan.

Eksportir juga harus memperhatikan bahwa importir Filipina perlu mengamankan Izin

Penyelenggaraan atau License to Operate (LTO) dari BFAD, yang sebenarnya

merupakan prasyarat untuk pendaftaran setiap produk makanan. Lisensi ini memuat

daftar nama-nama pemasok atau sumber asing dari produk yang terdaftar. Dengan

demikian, importir diwajibkan untuk memperoleh dari eksportir dan menyerahkan

kepada BFAD hal-hal berikut: (1) salinan Perjanjian Badan Asing yang telah disahkan

oleh Konsulat Filipina di negara asal dan, (2) Sertifikat Status Industri oleh eksportir

yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Pemerintah negara di mana produk tersebut

diproduksi; hal ini juga harus disahkan oleh Konsulat Filipina. Biaya untuk biaya

lisensi awal satu tahun adalah 4.000 Peso. Pembaharuan Ijin Penyelenggaraan,

yang berlaku selama dua (2) tahun, adalah 8.000 Peso.

Pada bulan Maret 2007, BFAD mengeliarkan Edaran Biro No 6-A (2007) menerapkan

persyaratan tambahan untuk produk impor yang akan dijual di Filipina. BFAD

mengharuskan semua importir untuk memperoleh Sertifikat Bebas Jual untuk produk

tersebut dari badan pengawas dari negara pengekspor.

Sebelum setiap impor ke Filipina dapat dilakukan, item atau sub-item tertentu

diidentifikasi dalam Manual Klasifikasi Komoditi Standard Filipina atau Philippine

28
Standard Commodity Classification Manual (PSCM) untuk menentukan kelompok

barang impor tersebut. Klasifikasi komoditas ini adalah dasar umum untuk

menentukan apakah item tersebut secara bebas diimpor, dilarang, atau diatur.

Tambahan Pajak dan Biaya Impor - Sebuah PPN (pajak pertambahan nilai)

sebesar 12 persen diterapkan pada barang. PPN diterapkan pada nilai c.i.f. plus bea,

cukai, dan biaya lainnya (biaya lainnya mengacu pada biaya impor sebelum

dikeluarkan dari bea cukai, termasuk asuransi dan komisi).

Barang Masuk Sementara / Sampel – Produk yang digunakan untuk ditampilkan

dalam pameran publik dapat masuk Filipina secara sementara bebas dari bea

masuk. Biro Bea Cukai mewajibkan suatu jaminan, yang biasanya sebesar hingga

satu setengah kali bea, pajak dan biaya lainnya yang dipastikan pada barang

tersebut, dengan ketentuan bahwa barang tersebut akan diekspor. Bea, pajak dan

biaya lainnya harus dibayarkan dalam waktu enam bulan sejak tanggal masuknya

impor. Komisaris Bea Cukai dapat memperpanjang waktu untuk ekspor atau

pembayaran bea, pajak dan biaya lainnya. Telah dilaporkan bahwa sampel yang

diimpor yang tanpa nilai komersial harus disahkan oleh Departemen Keuangan.

4. SALURAN DISTRIBUSI PEMASARAN

Beberapa perusahaan memiliki mitra distribusi di berbagai bagian wilayah di dalam

negeri dan luar negeri. Saluran distribusi merupakan peluang yang terbuka bagi

Indonesia untuk memasuki pasar Filipina dengan melalui saluran berikut:

29
1. Saluran B2B (Business to Business) melalui kerjasama dengan perusahaan

perdagangan di Filipina;

2. Jalur penjualan produk secara langsung melalui perwakilan ritel di Filipina;

3. Melalui internet (jumlah kecil).

Permen, seperti komoditas lainnya, seperti halnya komoditas lainnya, dipasarkan

dalam banyak kasus melalui kontrak bilateral langsung, perusahaan ke perusahaan

(pemasok / produsen dan pengolah / pengguna) atau negara ke negara. Penjualan

dan kontrak biasanya dibuat dalam dolar AS. Permen, sebagai produk jadi, dibongkar

di pelabuhan besar seperti Manila dan Poro Point di Luzon; Iloilo, Bacolod, dan Cebu

di Visayas; dan Cagayan de Oro, Davao, General Santos dan di Mindanao.

Jika mengekspor ke pasar untuk pertama kalinya Anda mungkin ingin menggunakan

agen (perwakilan) atau distributor. Jika mereka telah mapan, Anda akan

mendapatkan konsumen tetap dan informasi pasar lokal, sementara mereka

mendapatkan baik persentase (agent) atau margin (distributor).

Mengekspor langsung melibatkan menjual langsung kepada konsumen target Anda

di pasar. Ini bisa dari Indonesia melalui internet dan kunjungan perdagangan reguler,

atau dengan mendirikan cabang, kantor, atau perusahaan di negara target. Menjual

secara langsung kepada konsumen mencegah bisnis lain mengambil bagian margin

Anda. Namun, pendekatan ini memerlukan komitmen sumber daya keuangan dan

manusia yang besar.

Menjual ke atau melalui perantara adalah cara yang relatif murah dan mudah untuk

memasuki pasar baru. Perantara biasanya berupa agen atau distributor yang

30
berbasis di pasar tujuan ekspor yang menjual produk atau layanan kepada pengguna

akhir. Sebuah perantara yang baik akan memiliki pengalaman, reputasi dan kontak

pasar. Menggunakan jasa mereka dapat menjadi cara cepat untuk

mengantarkan/mendatangkan produk dan jasa kepada pengguna akhir.

Filipina menempati urutan ke-44 dari 155 negara dalam Indeks Kinerja Logistik Bank

Dunia 2010. Indeks ini didasarkan pada survei terhadap operator di seluruh dunia

(pengirim barang dan operator express global), yang memberikan umpan balik pada

"keramahan" logistik dari negara-negara di mana mereka beroperasi dan orang-

orang yang mereka libatkan dalam perdagangan. Agen dan distributor Filipina telah

menunjukkan kreativitas dan inovasi dalam berhubungan dengan distribusi barang

dan telah membentuk jaringan luas sistem yang bisa diterapkan mengingat fitur

kepulauan negara tersebut. Sistem dan prosesnya, bagaimanapun, cukup rumit dan

paling baik dinavigasikan oleh agen lokal yang akrab dengan rute di negara ini.

Supermarket/hypermarket adalah outlet ritel yang paling penting bagi gula-gula,

sejumlah 34% dari nilai penjualan ritel global. Selama beberapa tahun terakhir,

supermarket dan hypermarket telah melaksanakan strategi pemotongan harga yang

sukses dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar untuk barang-barang

impuls seperti gula-gula. Pengecer kelontong kecil dan toko yang nyaman

merupakan format ritel yang paling penting kedua dan ketiga untuk gula-gula dalam

hal nilai. Para pengecer ini berutang banyak pangsa pasar mereka pada pasar yang

berkembang di mana toko dan toko sudut independen lazim berdiri.

31
Toko dan ritel internet diharapkan mendapatkan pangsa pasar karena ekspansi

mereka yang lebih besar dibandingkan dengan saluran ritel lainnya.

Supermarket/hypermarket mengalami sedikit kenaikan saham, sementara penjualan

melalui pengecer kelontong kecil dan pedagang kecil independen juga meningkat.

Sebagian besar produk makanan kemasan termasuk permen yang dapat dibeli di

Filipina dijual di supermarket/hypermarket. Lima toko pengecer teratas di Filipina

yaity SM Supermarket dan Hypermarket, Puregold, Robinsons, Mercury Drug, dan

Rustans. Puregold adalah klub gudang dengan pertumbuhan yang cepat dan SM

Group, Robinsons, dan Rustans saat ini mengoperasikan rantai supermarket

sekaligus hypermarket.

Saluran lain ritel yang umum di Filipina adalah toko Sari-sari Store. Toko Sari-sari

adalah sebuah toko yang ditemukan di Filipina. Kata Sari-sari berasal dari bahasa

Tagalog yang berarti "beragam". Toko-toko seperti ini membentuk lokasi ekonomi

dan sosial yang penting dalam masyarakat Filipina. Toko ini ada di hampir semua

lingkungan, kadang-kadang bahkan di setiap jalan. Sebagian besar toko Sari-sari

adalah toko milik pribadi dan dioperasikan dalam rumah penjaga toko. Di toko Sari-

sari, barang-barang digantung di langit-langit dan barang-barang dagangan kecil

misalnya permen ditempatkan dalam stoples plastik kecil agar mudah dipilih oleh

para pelanggan toko.

32
5. ANALISIS

a. Kekuatan

Diberkati dengan sumber daya alam yang kaya, produk turunan pertanian

Indonesia telah lama menjadi sumber bahan pangan dunia dan produk samping

lainnya.

Produk permen Indonesia memiliki harga yang kompetitif dan lebih murah.

Indonesia, merupakan kekuatan potensial di pasar internasional untuk produk

permen, terutama untuk Filipina. Keunggulan kompetitif terbesar di Indonesia

adalah sebagai berikut:

1. biaya yang murah;

2. demografi angkatan kerja yang baik;

3. kapasitas produksi yang tinggi (ketersediaan pasokan);

4. kedekatan geografis untuk lama dan biaya pengiriman, Indonesia memiliki

posisi yang strategis untuk memasok konsumen Permen di seluruh pasar

Asia Pasifik;

5. Tingkat pertumbuhan berulang - pertumbuhan ekonomi yang stabil dan

cepat

6. Stabilitas politik, infrastruktur yang efisien dan skema

perdagangan/pemasaran/pembiayaan yang lunak (suasana bisnis).

Gula-gula atau permen awalnya diproduksi dalam skala kecil di Indonesia dengan

teknologi yang sederhana, tapi sekarang banyak perusahaan skala besar telah

terlibat dalam bisnis ini. Produksi permen Indonesia diharapkan untuk terus

33
meningkatkan di tahun-tahun mendatang dengan potensi pasar domestik dan

ekspor untuk perusahaan multinasional.

Perusahaan permen Indonesia berhasil mendistribusikan produk permen di Filipina.

Kantor distribusi yang mapan di luar negeri sangat penting karena distribusi

merupakan unsur penting dalam pemasaran, khususnya di bidang penjualan

permen.

b. Kelemahan

Gula sebagai bahan dasar utama untuk permen tersedia dari sumber-sumber

dalam negeri. Namun, gula rafinasi yang digunakan untuk industri makanan

termasuk permen masih diimpor begitu juga bahan baku lain seperti mentol,

dexterine, lesitin kedelai, pewarna makanan, dan lain-lain. Gula rafinasi ganda

belum diproduksi dalam skala besar di Indonesia.

Tidak ada dominasi pasar yang absolut atau kuat terhadap produk tertentu karena

rendahnya loyalitas konsumen untuk merek dan persaingan yang terbagi dalam

berbagai segmen. Orang-orang membeli permen bukan karena melihat desainnya.

Mereka membeli permen terutama pada dorongan (impuls) dan tidak ada musim

puncak atau musim sepi di pasar permen.

Jaringan pemasaran masih perlu peningkatan lebih lanjut yang akan menyebar ke

pasar luar negeri.

34
Kurangnya minat dalam meningkatkan perdagangan antarnegara ASEAN – yang

terlibat dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Filipina - karena

orientasi perdagangan nyaman yang berpusat pada negara-negara maju.

Kurangnya promosi para pengusaha Indonesia. Kurangnya inisiatif pemasaran –

Para pengusaha di industri Aluminium di Indonesia tidak begitu proaktif

berpartisipasi dalam pameran internasional dan pameran dagang.

c. Peluang

Penerimaan dari Konsumen - industri permen bersifat dinamis. Setiap produk baru

berkualitas tinggi hampir selalu diterima oleh konsumen setelah produk tersebut

cukup diiklankan dan harganya tidak terlalu mahal.

Orang-orang membeli permen tidak direncanakan. Selain itu, risiko yang dihadapi

oleh para konsumen terbilang rendah. Mereka bisa mengubah merek dari waktu ke

waktu tanpa takut akan adanya efek samping. Rendahnya loyalitas para konsumen

untuk sebuah merek permen dan pentingnya peran distribusi merupakan faktor

mendorong investor untuk memasuki bisnis ini.

Pasar Confectioneries Global mencapai nilai US $ 208,5 Miliar pada tahun 2017,

Menurut Laporan Baru oleh Global Industry Analysts Inc., pertumbuhan penjualan

confectioneries global tahun-ke-tahun diharapkan menjadi 3% antara tahun 2010

sampai 2014.

Melalui penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi, penjualan melalui internet

tumbuh secara signifikan sebagai sarana untuk perdagangan dan akan tumbuh

35
lebih lanjut. Ini juga akan memberikan jalan untuk menambahkan target pasar baru

dengan cara yang lebih efisien dan efektif, terutama untuk perdagangan ekspor

gula-gula dalam skala yang lebih kecil.

d. Hambatan

Industri ini terancam oleh krisis ekonomi global di mana orang-orang yang menjadi

pelanggan industri ini terkena dampak dan mereka mengurangi konsumsi produk-

produk permen. Permintaan yang rendah ini mengurangi pendapatan yang

direalisasikan oleh industri dan oleh karena itu, membuat industri mengurangi

produktivitasnya.

Persaingan keras di pasar potensial - Pasar permen dianggap penuh sesak dengan

meningkatnya jumlah produsen dalam skala besar terutama di industri rumah

tangga. Hambatan yang menghambat para investor untuk memasuki area bisnis ini

terbilang rendah karena tidak membutuhkan teknologi tinggi. Permen bahkan dapat

diproduksi secara manual. Kapasitas untuk menjaga ketersediaan produk di pasar

dan intensitas dukungan promosi adalah parameter keberhasilan dalam bisnis

permen.

Pemain baru di area pasar baru; ada banyak pengganti di pasar gula-gula.

Kurangnya inisiatif pemasaran dari para pengusaha Indonesia - pengusaha permen

di Indonesia tidak begitu proaktif berpartisipasi dalam pameran internasional dan

pameran dagang.

Beberapa produk Indonesia dan Filipina relatif sama dan bersaing satu sama lain.

36
Tindakan protektif Filipina yang semakin ketat terhadap perlindungan produsen

permen dalam negeri.

6. REKOMENDASI

Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk mengatasi tantangan tersebut di atas:

Mengingat pengalaman internasional perusahaan permen Indonesia, tidak ada

keraguan bahwa mereka akan dapat melayani pasar gula-gula global yang

berkembang. Mereka siap untuk melakukannya, karena mereka telah memahami

harapan dan kebutuhan konsumen internasional. Dengan demikian, sangat penting

untuk melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi calon klien dan mitra bisnis.

Perusahaan yang mengekspor produk-produk permen harus mengembangkan

Sistem Tata Kelola Perusahaan untuk memajukan usaha mereka untuk

meningkatkan keberhasilan dalam bisnis kembang gula-gula. Presisi sangat

penting, dengan demikian, fokus harus diberikan pada pengiriman yang tepat

waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, kualitas yang tepat dan harga yang

tepat.

Ketersediaan pasokan di pasar dan dorongan promosi menjadi parameter

keberhasilan untuk produk permen. Perusahaan gula-gula Indonesia harus

mendirikan kantor distribusi di pasar sasaran mereka agar bisa fokus pada

distribusi dan strategi pemasaran.

37
Kalangan perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti koperasi harus

memberikan kredit petani kecil agar UKM terlibat dalam produksi permen. Tanpa

kredit, akan lebih sulit untuk lebih memajukan produksi mereka.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan lebih banyak produk

bernilai tambah dari produk makanan produksi Indonesia, harus semakin banyak

investasi dalam produksi permen yang ditarik ke Indonesia, untuk memberikan

pasokan aman untuk bahan baku dan tenaga kerja.

Harga gula-gula harus stabil untuk menjaga daya saing produk permen Indonesia.

Pemerintah harus merumuskan kebijakan yang sehat dan memulai suatu program

untuk membuat harga permen dan bahan baku menjadi lebih kompetitif di pasar

internasional.

Para produsen yang ada perlu meningkatkan investasi jika ingin meningkatkan

penjualan mereka untuk memenuhi permintaan internasional yang terus tumbuh,

jika tidak, maka pemain baru kemungkinan akan mengambil kesempatan pasar.

Lebih banyak produsen diharapkan untuk terjun dengan didorong oleh prospek

yang baik. Banyak investor yang masih tertarik dalam industri metanol. Pemerintah,

oleh karena itu, perlu memfasilitasi investasi di sektor ini.

Ekspor permen Indonesia seharusnya tidak mengabaikan negara-negara ASEAN.

Perdagangan anter-ASEAN harus terus-menerus meningkatkan pangsa

impor/ekspor antara negara-negara di kawasan ini. Ini akan membawa

perkembangan positif yang akan menguntungkan Indonesia dan Filipina sebagai

penggerak kawasan ini menuju integrasi ekonomi.

38
Pemerintah juga harus memfasilitasi penyediaan dana yang memadai untuk

penelitian dan pengembangan serta program ekstensi lainnya, termasuk pelatihan;

penelitian yang didukung bersama antara perusahaan swasta dan universitas

negeri; akses produk baru dari negara-negara ASEAN (penelitian dan kerjasama

teknis lainnya); dukungan dalam promosi pemasaran dan perdagangan melalui

pameran dan fasilitasi perdagangan; dan peningkatan akses ke pembiayaan jangka

panjang.

Harus ada usaha Penelitan dan Pengembangan lebih lanjut serta pembelajaran

dan penerapan tentang teknologi dan produksi nilai tambah untuk produk turunan

gula-gula lainnya.

Partisipasi dalam pameran dagang dan industri konstruksi merupakan alat

pemasaran yang efektif untuk mendekati pembeli internasional. Dalam kebanyakan

kasus, sulit bagi produsen untuk menarik perhatian dari para pembeli internasional.

Namun, partisipasi selektif dalam pameran perdagangan dengan persiapan yang

baik akan membawa perusahaan tidak hanya mendapatkan suatu order atau

kontak, tetapi juga pengetahuan tentang tren, preferensi pembeli dan pesaing.

Dengan melihat sifat negosiasi perdagangan yang berkelanjutan, berkembang, dan

kompleks, perwakilan pemerintah dalam negosiasi perdagangan harus

meningkatkan tingkat dukungan dan memastikan kerja sama penuh dengan

perusahaan/industri/ asosiasi bisnis yang bersangkutan untuk sikap atau

pertahanan perdagangan yang lebih harmonis dan terkoordinasi.

39
7. LEMBAGA / INSTANSI YANG DIHUBUNGI JIKA TERJADI SENGKETA

Instansi yang dapat dihubungi apabila terjadi perselisihan mengenai prosedur


sistem perdagangan impor dan ekspor adalah:

a) The Indonesian Embassy (Office of the Trade Attaché)


185 Salcedo Street, Legaspi Village, Makati City, Philippines
Phone: +63 2 8925061 - 68
Fax No.: +63 2 8674192

b) Bureau of Import Services –


Department of Trade and Industry, Philippines
389 Sen Gil Puyat Avenue, Makati City 1200 Philippines
Phone: +63 2 8964431

c) PHILIPPINE CONFECTIONERY, BISCUIT &


SNACK FOOD ASSOCIATION
88 Northbay Blvd., Navotas City
Phone: +63 2 254 1922

d) PHILIPPINE CANDY DEALER’S ASSOCIATION


(c/o Sing Hing Candy Store)
1039 Felipe Ii, Binondo, Manila

40
8. DAFTAR IMPORTIR

BOARD OF INVESTMENTS (BOI)


Address: Industry & Investments Building
385 Sen. Gil J. Puyat Ave., Makati City Philippines
Contact Person: Domingo I. Bagaporo,
Director, Investment Assistance and Services Department
Phone: +63 2 8953989; +63 2 8976682 local 270
Fax: +63 2 896.8329
E-mail: DIBagaporo@boi.gov.ph
Website: http://www.boi.gov.ph

BENBY ENTERPRISES, INC.


216 Banawe Street, Barangay Manresa, Quezon City, 1115 Philippiness
Telephone: +63 2 367-7597 to 98; 414.5086 to 87; +63 2 367-7593
Fax: +63 2 364-6257; +63 2 366-0820
Website: http://www.benby.com/

BIG 8 WORLD TRADING INC.


Diamante Building Vatican City Drive BF Resort Village Las Pinas City Metro Manila
Contact Person: Mr. Arthur John Abarquez
Phone: +63 2 871-0845; +639155022317
Fax: +63 2 871-0845

CANDY CORNER PHILIPPINES, INC.


#1 Saint Augustine Street, Barangay Oranbo, Pasig City
Phone: +63 2 632-7741; +63 2 632-0379
Fax: +63 2 632-7741
Website: http://www.candycorner.ph/

CBL MASTER TRADING


2nd Floor FSC Bldg. Aguinaldo H-Way, Dasmarinas, Cavite
Contact Person: Mr. Bong Lucis
Phone: +63 46 541-2165
Fax: +63 46 416-0404

THE EXQUISITE BOX COMPANY INC.


8096 Boton Pier, Subic Bay Freeport Zone Olongapo City Zambales
Contact Person: Ms. Ralen Yco
Phone: +63 47 252-3896
Fax: +63 47 252-6368

41
LINKAGE FOODS VENTURE CORPORATION
16 Speaker E. Perez St. Sta. Mesa Heights Quezon City
Phone: +63 2 731-7449
Fax: +63 2 731-9177; +63 2 741-7929
Email: linkagefoods@yahoo.com
Web: www.linkagefoods.com

MALABON CANDY CO., INC.


197 C. Cordero Corner 5th Avenue C-3 West Grace Park, Caloocan City
Phone: +63 2 364-8797; +63 2 364-8778
Fax: +63 2 361-6917
Email Address: malaboncandy@yahoo.com; malaboncandy@gmail.com

MARKETVENTURE DISTRIBUTOR SALES INC.


# 26C J.P. Rizal Street, Brgy. Tugatog, Malabon City, Metro Manila
Phone: +63 2 447-4276 to 77; +63 2 447-1921; +63 2 447-3037
Fax: +63 2 285-6428
Email: mdsidistributor@yahoo.com.ph
Website: http://www.marketventure.com.ph/

PEARL TRADING INTERNATIONAL


48 Bonifactio Street, San Carlos City, Pangasinan
Contact Person: Mr. Joseph De Guzman
Phone: +639393736797
Website: http://www.gmdu.net/corp-786803.html

REPUBLIC BISCUIT CORPORATION (REBISCO)


38F Joy-Nostalg Center, 17 ADB Ave., Ortigas Center, Pasig City, Philippines
Contact Person: Anyline P. Moreno
Phone: +63 2 706-1010
Fax: +63 2 706-6061
Website: http://www.rebisco.com.ph/index.php

SUCERE FOODS CORPORATION


First Bulacan Industrial City, Barangay Tikay, 3000, Malolos, Bulacan
Contact Person: Mr. Erwin Tolentino
Phone : +63 44 794-0170, +63 44 662-6575; +63 2 913-2302
Website: http://www.sucerefoods.com/index.html

UNIVERSAL ROBINA CORPORATION


4F CFC Administration Bldg., #13 E. Rodriguez Jr. Ave.,
Bagong Ilog, Pasig City Metro Manila
Phone: +63 2 635-0751 to 85; +63 2 5598-872; +63 2 633-7631
Fax: +63 2 240-9106; +63 2 633-9207
Website: http://www2.urc.com.ph/

42
UPSCALE COMMODITIES MARKETING
Contact Person: Mr. James Koa
35 Matutum St., Brgy. St. Peter, Quezon City, Metro Manila
Phone: +63 2 781-5846
Fax: +63 2 741-0603

WALL STREET RESOURCES, INC.


19 Mahogany Drive, Sta Cruz, Manila Metro Manila
Contact Person: Mr. Virgilio Ortiz
Phone: +63 2 353-7957
Fax: +63 2 599-6221

43

Anda mungkin juga menyukai