1.1 Tujuan
Batu bara merupakan bahan bakar fosil dan sumber energi terpenting untuk
pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan
semen. Paling sedikit 27% dari total output energi dunia dan lebih dari 39% dari seluruh
listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batu bara karena kelimpahan jumlah
batu bara, proses ekstrasinya yang relatif mudah dan murah, dan persyaratan-
persyaratan infrastruktur yang lebih murah dibandingkan dengan sumber daya energi
lainnya.
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batu bara terbesar di dunia. Sejak
tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia menjadi eksportir terdepan
batu bara thermal. Porsi signifikan dari batu bara thermal yang diekspor terdiri dari jenis
kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) dan jenis kualitas rendah (di bawah
5100 cal/gram).
Berkaitan dengan cadangan batu bara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-
9 dengan sekitar 2.2% dari total cadangan batu bara global terbukti berdasarkan BP
Statistical Review of World Energy. Sekitar 60% dari cadangan batu bara total Indonesia
terdiri dari batu bara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki
kandungan kurang dari 6100 cal/gram. Ekspor batu bara Indonesia berkisar antara 70-
80% dari total produksi batu bara, sisanya dijual di pasar domestik. Batu bara
menyumbang sekitar 85% terhadap total penerimaan negara dari sektor pertambangan.
Batu bara sendiri merupakan bahan baku pembangkit listrik di Vietnam.
Berdasarkan data perusahaan operator listrik Vietnam, Electricity Vietnam (EVN), batu
bara menyumbang 30% dari total listrik yang mencapai 42.000 Megawatt. Kebutuhan
batu bara di dalam negeri Vietnam tahun 2019 diprediksi mencapai 58 juta ton, tahun
2025 akan mencapai 90 juta ton, dan tahun 2030 mencapai 130 juta ton. Batu bara impor
tersebut akan digunakan untuk pengoperasian PLTU (coal-fired power plants), pabrik
baja dan pabrik semen di berbagai provinsi di Vietnam. Saat ini sebanyak 20 PLTU telah
beroperasi di Vietnam dan akan membangun 26 PLTU tambahan setelah tahun 2020.
Berdasarkan data statistik dari General Statistic Office (GSO) of Vietnam, pada tahun
2018 kenaikan nilai impor batu bara dari Indonesia dan Australia masih yang tertinggi
dibandingkan dengan negara pengekspor batu bara lainnya, dimana Indonesia naik
94,93%; Australia mengalami kenaikan 81,08%; Rusia naik 19,51%; dan RRT naik 37,13%.
Gambar 1 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu eksportir batu bara
terbesar ke-2 di dunia setelah Australia, diikuti oleh Rusia, Amerika Serikat dan Kolombia.
Oleh karena pentingnya Indonesia dalam pasar batu bara, maka laporan ini akan
membahas peluang pasar Indonesia di Vietnam.
Proses Pembentukan batu bara itu sendiri dimulai sejak zaman batu bara pertama
(Carboniferous Period / Periode Pembentukan Karbon atau Batu bara), yang berlangsung
antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu bara
ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut
sebagai‘maturitas organik’. Proses awalnya gambut berubah menjadi lignite (batu bara
muda) atau brown coal (batu bara coklat), ini adalah batu bara dengan jenis maturitas
organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu bara muda agak
lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan. Akibat
pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda
mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan
mengubah batu bara muda menjadi batu bara ‘sub-bitumen’.
Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan
warnanya lebih hitam dan membentuk ‘bitumen’ atau ‘antrasit’. Dalam kondisi yang
tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga
membentuk antrasit.
Kode HS Deskripsi
2701 Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal (Batu
bara; briket, ovoid dan bahan bakar padat semacam itu dibuat dari batu bara)
2701.11.00 --Anthracite (Antrasit)
2701.12 Bituminous Coal
2701.12.10 -- Coking coal (Batu bara bahan bakar)
2701.12.90 --- Other (lain-lain)
2701.19.00 -- Other coal (batu bara lainnya)
2701.20.00 - Briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal (briket,
ovoid dan bahan bakar padat semacam itu dibuat dari batu bara)
Sumber: WITS (2019)
Tingkat inflasi tahunan di Vietnam naik menjadi 2,93% pada April 2019 dari 2,70% pada
bulan sebelumnya. Ini adalah tingkat inflasi tertinggi sejak Desember. Faktor yang
mendorong tingginya inflasi tersebut antara lain biaya tinggi untuk layanan pendidikan
(6,87% vs 6,92% pada Maret) dan makanan (4,28% vs 4,68%). Selain itu, harga beberapa
barang naik lebih cepat, yaitu perumahan dan bahan bangunan (3,25% vs 2,81%);
peralatan dan barang-barang rumah tangga (1,31% vs 1,29%), dan garmen, alas kaki, topi
(1,74 vs 1,67%). Sementara itu, suku bunga acuan di Vietnam terakhir tercatat 6,25%.
Indeks PMI Manufaktur Nikkei Vietnam mencapai 52,5 pada bulan April 2019, lebih tinggi
dari bulan sebelumnya yang nilainya mencapai 51,9. Di sisi harga, inflasi biaya input
meningkat tajam sejak November lalu, di tengah kenaikan harga bahan baku secara
umum di pasar internasional. Namun, perusahaan terus menurunkan harga output
mereka sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan permintaan pelanggan. Akhirnya,
sentimen bisnis menguat ke level tertinggi dalam tiga bulan, didukung oleh rencana
ekspansi bisnis.
Sementara itu, produksi industri Vietnam naik 9,3 di April 2019 (YoY), meningkat dari
pertumbuhan 9,1% di bulan sebelumnya. Di sisi lain, produksi manufaktur di Vietnam
meningkat 10,50% pada bulan April 2019 dibandingkan bulan yang sama pada tahun
sebelumnya. Output manufaktur meningkat pada laju yang lebih cepat (10,5% pada April
2019 vs 10,3% pada Maret 2019); sektor pertambangan dan penggalian juga meningkat
tajam (2,0% vs 0,4%). Sementara itu, pertumbuhan produksi melambat untuk pasokan
dan distribusi listrik (9,4% vs 9,8%); serta pasokan air dan pengolahan limbah (6,8% vs
11%). Selama Januari-April 2019, output industri tumbuh 9,2% dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya, melambat dari pertumbuhan sebesar 10,7% pada periode
yang sama tahun 2018.
Di sisi daya saing, Vietnam berada di peringkat 69 di antara 190 ekonomi dalam
kemudahan melakukan bisnis, menurut peringkat tahunan Bank Dunia terbaru. Peringkat
Vietnam memburuk menjadi 69 di 2018 dari 68 di 2017. Sementara itu, Vietnam
mencetak 58,05 poin dari 100 pada 2018 Global Competitiveness Report yang diterbitkan
oleh World Economic Forum.
Tabel 4: Indikator Bisnis di Vietnam
NO
KOMODITI 2018 2019 PERUBAHAN
.
Total Impor dari Indonesia 0,967 1,3 32,8%
1. Batu bara 151,1 236,6 56,6%
2. Kendaraan Bermotor 0,3 143,7 43.714,6%
3. Besi dan baja 7,5 85,7 1.045,8%
4. Komputer, peralatan listrik, suku cadang dan komponen 52,8 76,4 44,8%
5. Mesin dan peralatan mesin 43,9 53,0 20,7%
6. Logam dasar 60,6 50,1 -17,3%
7. Kertas 55,2 46,9 -15,0%
8. Suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor 48,3 43,4 -10,2%
9. Plastik (raw material) 30,3 29,5 2,7%
10. Produk hasil perikanan 19,7 28,8 46,0%
Pada tahun 2019, produksi batu bara Vietnam ditargetkan mencapai 40 juta ton pada
tahun 2018. Vietnam mengalami kesulitan meningkatkan produksi batu bara di masa
yang akan datang karena sebagian besar tambang batu bara telah dieksplorasi.
Sementara itu, pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, pabrik baja
dan semen terus berkembang sehingga kebutuhan akan pasokan impor batu bara
semakin meningkat.
Untuk memenuhi pasokan batu bara bagi kebutuhan PLTU di dalam negeri, Vietnam
mengimpor steam coal dalam jumlah besar. Volume impor barubara di Vietnam terus
meningkat, pada tahun 2017 mencapai 11,7 juta ton, tahun 2018 mencapai 22,8 juta ton;
pada 2020 akan mencapai 40,3 juta ton; pada tahun 2025 akan mencapai 70,3 juta ton;
dan pada tahun 2030 akan mencapai 100 juta ton.Batu bara asal Indonesia dan Australia
sangat diminati impotir Vietnam dikarenakan stok batu bara yang stabil khususnya untuk
pasokan steam coal serta dapat dikerjasamakan jangka panjang.
Kebutuhan batu bara di Vietnam pada tahun 2018 meningkat 5,4 kali dari kebutuhan
tahun 2017 dan diprediksi akan terus meningkat. Pada tahun 2017, Vietnam melalui EVN
melakukan impor batu bara jenis bitum/sub-bitum dengan 4450 kcal. Pada tahun 2019,
Vietnam akan memulai impor batu bara tipe anthracite yang merupakan batu bara
dengan kalori tinggi (7800 kcal), dan hal ini merupakan peluang baru bagi Indonesia.
Gambar 3
Data dari GSO Vietnam menunjukkan impor batu bara Vietnam selama 5 tahun terakhir
mengalami tren kenaikan, baik dari sisi nilai maupun volume. Pada tahun 2018, Vietnam
telah mengimpor batu bara senilai US$2.554.881.733 (22.857.153 ton). Nilai impor batu
bara naik 66,5% dan volumenya naik 55,7% dibandingkan tahun 2017 yang nilainya
US$1.534.094.180 (14.677.046 ton).
Pasar batu bara (HS 2701) di Vietnam memiliki poensi yang sangat besar bagi Indonesia.
Pada tahun 2018 pasokan batu bara Indonesia ke Vietnam menyumbang 32% dari total
kebutuhan batu bara di Vietnam. Batu bara asal Indonesia dan Australia sangat diminati
impotir Vietnam. Vietnam menginginkan tetap memiliki stok batu bara yang stabil dengan
mencari negara pemasok steam coal yang dapat bekerja sama untuk jangka panjang.
Batu bara asal Indonesia juga sangat bervariasi dari jenis batu bara dari kualitas rendah
hingga kualitas tinggi tersedia di Indonesia. Selain itu juga posisi Indonesia yang strategis
juga membuat pembeli lebih memilih untuk membeli batu bara dari Indonesia karena
biaya transportasi yang lebih murah.
Pada tahun 2018 tersebut, kenaikan nilai impor batu bara dari Indonesia dan Australia
masih yang tertinggi dibandingkan dengan negara pengekspor batu bara lainnya,
Indonesia naik sebesar 94,9%; Australia mengalami kenaikan sebesar 81,1%; Rusia naik
sebesar 19,5%; dan RRT naik sebesar 37,1%.
Tabel 8: Ekspor Batu Bara Indonesia ke Vietnam Tahun 2014—2019
Periode Nilai dalam Juta US$ Volume dalam Juta Ton
2014 122,1 1,6
2015 111,9 1,9
2016 141,7 2,9
2017 407,3 6,1
2018 788,9 11,1
Jan – Mar 2019 236,6 3,7
Dalam hal nilai, Indonesia merupakan eksportir batu bara terbesar kedua setelah
Australia. Pangsa ekspor batu bara Indonesia ke dunia pada tahun 2018 sebesar 16,2%
dari total ekspor batu bara global. Di urutan pertama yaitu Australia dengan pangsa
ekspor global batu bara sebesar 36,9%. Pada tahun 2018, Indonesia mengekspor batu
bara sebesar US$20,6 miliar, dengan negara tujuan utama ekpor yaitu India, Jepang, RRT,
Korea dan Malaysia. Vietnam merupakan negara tujuan ekspor Indonesia pada peringkat
ke-10.
Transaksi produk HS 2701 antara Indonesia dan Vietnam umumnya berlangsug antara
EVN sebagai importir dan perusahaan batu bara besar di Indonesia sebagai eksportir
Gambar 6
Indonesia dan Australia adalah dua negara yang paling layak bagi Vietnam untuk
mengimpor batu bara karena kedekatan jarak, kualitas batu bara, tingkat cadangan batu
bara, dan tahap pengembangan dalam hal transportasi dan fasilitas penanganan batu
bara.
Porsi signifikan batu bara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah
(antara 5100 dan 6100 cal/gram) dan jenis kualitas rendah (dibawah 5100 cal/gram). Hal
ini dikarenakan sumber daya batu bara terbesar di Indonesia didominasi oleh batu bara
berkalori menengah hingga rendah seperti bituminous, sub bituminous dan briket.
Antrasit merupakan batu bara dengan kadar karbon tertinggi, yaitu diatas 85% dalam
keadaan kering dan bebas abu (dry ash-free basis). Antrasit memiliki nilai kalori
(heating value) lebih dari 5.700kcal/kg.
Jenis batu bara kedua yaitu bituminous coal, yaitu jenis batu bara yang memiliki
karbon lebih rendah dibandingkan dengan antrasit. Bituminous coal dapat dibagi
menjadi 2, yaitu steam coal atau thermal coal dan coking coal atau metallurgical coal.
Steam coal umumnya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, sementara coking
coal memiliki kadar karbon yang lebih tinggi dan kadar sulfur dan fosfor yang lebih
rendah dibanding steam coal digunakan untuk proses pembuatan kokas yang
dibutuhkan dalam pembuatan besi dan baja. Batu bara jenis lainnya adalah sub-
bituminous dan lignite.
Tabel 9: Komponen dan Nilai Kalori dari berbagai Jenis Batu Bara
Antrasit Bituminous Sub-Bituminous Lignite
Caloric value >5.700 >5.700 4.165-5.700 <4.165
(kcal/kg)
Moisture <15% 2-15% 10-45% 30-60%
Fixed Carbon 85-98% 45-85% 35-45% 25-35%
Ash 10-20% 3-12% ≤10% 10-50%
Sulfur 0.6-0.8% 0.7-4.0% <2% 0.4-1.0%
Vietnam tidak mewajibkan perusahaan untuk memiliki lisensi impor atau ekspor untuk
mendirikan perusahaan dagang. Namun, untuk dapat melakukan bisnis impor atau
ekspor, seorang investor asing harus terdaftar di Kementerian Perencanaan dan
Investasi (MPI).
Semua impor dan ekspor harus mematuhi peraturan pemerintah terkait tentang
karantina, keamanan pangan, dan standar kualitas, dan harus diinspeksi oleh lembaga
terkait sebelum memperoleh persetujuan dari bea cukai.
Para importir juga wajib menyerahkan dokumen pabean yang mencakup deklarasi
pabean sesuai Lampiran II Surat Edaran no 38/2015 / TT-BTC.Berikut ini adalah
dokumen impor yang diperlukan, antara lain
▪ Bill of lading;
▪ Formulir deklarasi impor barang;
▪ Izin impor (untuk barang terbatas);
▪ Surat Keterangan Asal/ CoO;
▪ Cargo release order;
▪ Commercial invoice;
▪ Formulir deklarasi impor bea cukai;
▪ Laporan inspeksi;
▪ Packing list;
▪ Delivery Order (untuk barang yang diimpor melalui pelabuhan)
▪ Standar teknis / sertifikat kesehatan; dan
▪ Terminal handling receipts.
c. Bea Impor
Vietnam mengenakan pajak pada hampir setiap jenis produk yang diimpor. Kisaran
tarif pajak impor tergantung pada jenis produk, misalnya, produk konsumen dan
barang mewah dikenakan pajak tinggi sementara mesin, peralatan, dan bahan baku,
cenderung menerima pajak yang lebih rendah dan bahkan pembebasan pajak. Impor
merupakan subjek dikenakan pajak impor, pajak pertambahan nilai (PPN/VAT) dan,
Waktu pemrosesan barang impor biasanya memakan waktu sekitar 1-3 hari untuk -
masing muatan kontainer penuh (full container loads/FCL) maupun muatan kontainer
tidak penuh (less than container loads /LCL).
Bagi mereka yang ingin mengurangi biaya kepatuhan bea cukai di Vietnam,
dimungkinkan untuk mengajukan perlakuan prioritas. Di bawah perlakuan prioritas,
perusahaan yang memenuhi kualifikasi akan memperoleh berbagai manfaat terutama
kecepatan waktu dan penguarangan biaya.
b. Strategi Produk
Pentingnya mengetahui kebijakan produk batu bara di Vietnam, termasuk kebutuhan
yang diperlukan, spesifikasi kebutuhan dan keberlanjutan produk merupakan hal yang
paling mendasar bagi importir di Vietnam.
c. Strategi Promosi
Kedekatan dan hubungan kerja sama antara eksportir dan importir batu bara perlu
dijalin dalam rangka mencari kontak yang tepat dalam pemasaran. Mengikuti
pameran – pameran dan proyek strategis yang berlangsung di Vietnam juga perlu
dilakukan.
Tinggi rendahnya harga batu bara dipengaruhi oleh permintaan pasar dan penawaran
pasar atau jumlah produksi sehingga membuat harga batu bara mengalami fluktuasi.
Fluktuasi harga batu bara membuat pnentuan harga kontrak jual beli batu bara menjadi
tidak mudah. Solusi untuk masalah ini adalah menggunakan harga batu bara acuan (HBA).
HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata 4 indeks harga batu bara yang umum
digunakan dalam perdagangan, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index
(NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC) dan Plats’s 5900 pada bulan sebelumnya. Nilai
HBA menjadi acuan harga batu bara pada kesetaraan kualitasnya dengan nilai kalori 6322
kcal per kilogram GAR, kandungan air (total moisture) 8%, Total Sulphur 0,8% dan
kandungan abu (ash) 15%. Adapun HBA pada bulan April 2019 yaitu US$88,85 per ton.
3.5 Kompetitor
Pesaing utama Indonesia dalam pasar batu bara di Vietnam adalah Australia, Rusia dan
RRT. Secara harga pasokan batu bara Indonesia memiliki harga yang lebih murah
dibandingkan negara lainnya. Hal ini dikarenakan kualitas batu bara yang diekspor dari
Indonesia dari berbagai jenis kualitas dari kualitas tinggi hingga kualitas rendah.
Australia adalah produsen sekaligus eksportir batu bara no. 1 di dunia, sementara industri
batu bara di Rusia telah berkembang didukung peningkatan permintaan, infrastrukstur
ekspor, dan peningkatan produksi.
a. Peluang
Indonesia merupakan salah satu produsen dan juga eksportir batu bara terbesar di
dunia. Seperti supermarket, berbagai jenis kualitas batu bara dari kualitas rendah
sampai tinggi tersedia di Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) mencatat cadangan batu bara Indonesia tahun 2018 sebesar 37 miliar ton.
Dengan asumsi angka produksi batu bara yang ditetapkan pemerintah sekitar 485 juta
ton di tahun 2018, jumlah cadangan tersebut, maka akan bertahan hingga sekitar 76
tahun ke depan.
Batu bara merupakan sumber energi terpenting bagi pembangkit listrik di Vietnam,
tercatat mencapai hingga 38% dan berkontribusi 41% bagi tenaga listrik. Selain
dikarenakan kebutuhan pengoperasian pembangkit listrik tenaga batu bara, namun
juga karena batu bara impor lebih murah dibandingkan harga domestik Vietnam.
Masih banyak ruang yang dapat digali dari potensi perdagangan batu bara antara
Indonesia dan Vietnam. Vietnam saat ini menduduki peringkat ke-10 tujuan ekspor
batu bara Indonesia. Hal ini bisa disebabkan oleh belum saling mengenalnya industri
batu bara masing-masing negara dengan baik.
Posisi dan jarak Indonesia yang strategis membuat konsumen lebih senang untuk
membeli batu bara dari Indonesia, dikarenakan biaya angkut lebih murah sehingga
bisa bersaing dengan para kompetitor lainnya.
b. Hambatan
Beberapa potensi hambatan yang diidentifikasi sebagai berikut
Permendag 82 tahun 2017 yang telah diubah dengan Permendag 80 tahun 2018
mengenai Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut Nasional dan Asuransi Nasional
untuk Ekspor (produk batu bara dan CPO) dan Impor Barang Tertentu (beras) tentunya
akan mendorong perdagangan sektor jasa keuangan dan transportasi Indonesia.
A. Daftar Importir
NO NAME ADDRESS
1. Vedan Vietnam Enterprise National Road 51, Hamlet 1a,
Corp.,Ltd Phuoc Thai Village, Long Thanh District,
Dong Nai Province, Vietnam
2. Tan Long Co., Ltd 535 Kim Ma, Ngoc Khanh Ward,
Ba Dinh Dist, Ha Noi
3. Hoanh Son Group Joint Stock Thuan Minh Quarter, Duc Thuan Ward,
Company Hong Linh Town, Ha Tinh Province, Viet Nam
4. Vietnam Electricity / Vinh Tan 3 Hung Vuong Avenue, Quarter 5, Phu Thuy Ward, Phan
Thermal Power Project Thiet City Binh Thuan Province, Vietnam.
5. Vietnam Electricity (EVN)/Power (EVNgenco1) / Duyen Hai Thermal Power Company (Tpcdh),
Generation Corporation 1 Address: Mu U Hamlet, Dan Thanh Commune, Duyen Hai
Town,
Tra Vinh Province, Vietnam S.R.
6. Thuan Hai Corporation 10th Floor Vinamilk Tower,
No. 10 Tan Trao Street, Tan Phu Ward,
District 7, Hochiminh City, Viet Nam
7. Welhunt Vietnam Company Floor 16, Vincom Center, 72 Le Thanh Ton,
Limited, Ben Nghe Ward, District 1, Hcm City,
Vietnam
8. Formosa Taffeta Vietnam Co., Section 1, Nhut Chanh Ward, Ben Luc District, Long An
Ltd. Province, Vietnam
9. Evn Construction and 4th Floor Tower B of EVN Tower At 11 Cua Bac Str., Ba Dinh
Technology Investment District, Ha Noi, Vietnam
Management Board Hoanh Son Group Joint Stock Company
Thuan Minh Quarter, Duc Thuan Ward,
Hong Linh Town, Ha Tinh Province, Vietnam
10. Dong Bac Corporation Team 3, Group 8, Hong Hai Ward,
Ha Long City, Quangninh Province, Vietnam
B. Daftar Pameran
Pameran terkait produk batu bara sangat minim di Vietnam. Satu-satunya pameran yang
diselenggarakan setiap 2 tahunan dan akan dilaksanakan tahun depan yaitu Vietnam Coal
& Mining Expo tanggal 22-24 Apr 2020 di International Centre of Exhibition
(ICE), Hanoi, Vietnam