Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN

MAGNOLIOPHYTA (Rosidae)

Disusun Oleh:
Kelompok 4 / Pendidikan Biologi B

Fuji Fauziah (2206139) Muhammad Rafi Nurfazila (2209021)


Iftirasy Isnaturrokhmi (2201836) Sintia Susilawati (2306667)
Marine Azmi Yunita (2200191) Willy Nur Sabilla (2205817)

A. JUDUL PRAKTIKUM
Praktikum Magnoliophyta (Rosidae)

B. TUJUAN
1. Untuk mengenal dan keanekaragaman tumbuhan Rosidae
2. Untuk menentukan ciri umum tumbuhan Rosidae
3. Untuk menemukan ciri khusus setiap kelompok tumbuhan Dilleniidae melalui serangkaian kegiatan
klasifikasi seriasi
4. Untuk menganalisis hubungan kekerabatan melalui kegiatan taksonomi numerik (fenetika dan kladistika)
dari tumbuhan Rosidae
5. Untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan Rosidae

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari / Tanggal : Kamis, 23 November 2023
Waktu : 07.00 - 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan, FPMIPA UPI

D. ALAT DAN BAHAN


Dalam praktikum mengamati Rosidae dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:
Tabel D.1 Alat yang Digunakan dalam Praktikum Rosidae

Alat Bahan

Alat tulis beberapa

Buku Praktikum 1 buah


Handphone 1 buah

Laptop 1 buah

Tabel D.2 Bahan yang Digunakan dalam Praktikum Rosidae

No. Nama Bahan Jumlah

1. Bauhinia purpurea 1 unit

2. Erythrina cristagalli 1 unit

3. Euphorbia pulcherima 1 unit

4. Rosa hybrida 1 unit

5. Mimosa pudica 1 unit

E. LANGKAH KERJA

Diagram E.1 Langkah kerja Pengamatan Rosidae

F. HASIL PENGAMATAN

F.1 SERIASI
Tabel F.1.1 Hasil Seriasi Rosidae

Tabel F.1.2 Hasil Seriasi Rata-rata Rosidae

F.2 FENETIKA

Karakteristik :

No Karakteristik

1 Habitus perdu

2 Jenis daun tunggal

3 Pertulangan daun brachidodromous

4 Perbungaan majemuk

5 Stamen lepas

6 Simetri bunga zygomorf

7 Perlekatan karpel syncarp

8 Tipe plasenta marginalis


A Bauhinia purpurea

B Erythrina cristagalli

C Euphorbia pulcherima

D Rosa hybrida

E Mimosa pudica

Matriks Taksa X Karakter


1 2 3 4 5 6 7 8

A 0 0 0 1 1 1 1 1

B 0 0 1 1 0 1 1 1

C 1 1 1 1 1 0 1 0

D 1 0 1 0 1 0 0 0

E 0 0 0 1 1 0 1 1

AB = 6/8 = 0,75 BC = 3/8 = 0,37 CD = 5/8 = 0,62 DE= 3/8 = 0,37


AC = 3/8 = 0,37 BD = 2/8 = 0,25 CE = 4/8 = 0,5
AD = 2/8 = 0,25 BE = 5/8 = 0,62
AE = 7/8 = 0,87

Matriks Kesamaan
A B C D E

B 0,75

C 0,37 0,37

D 0,25 0,25 0,62

E 0,87 0,62 0,5 0,37

Klastering 1
AE= P
P B C D

B 0,68

C 0,43 0,37
D 0,31 0,25 0,62

PB = (AB+BE)/2 PC = (AC+CE)/2 PD = (AD+DE)/2


= (0,75+0,62)/2 = (0,37+0,5)/2 = (0,25+0,37)/2
= 0,68 = 0,43 = 0,31

Klastering 2
PB= Q
Q C D

C 0,4

D 0,28 0,62

QC = (PC+BC)/2 QD = (PD+BD)/2
= (0,43+0,37)/2 = (0,31+0,25)/2
= 0,4 = 0,28

Klastering 3
CD —> R
R A

C 0,34

RQ = (QC+QD)/2
= (0,4+0,28)
= 0,34

FENOGRAM

Gambar 1. Fenogram
F.3 Kladistika

Ket Nama Spesies


A Bauhinia purpurea
B Erythrina cristagalli
C Euphorbia pulcherima
D Rosa hybrida
E Mimosa pudica

Karakteristik
No Karakteristik

1 Habitus perdu
2 Jenis daun tunggal
3 Pertulangan daun brachidodromous
4 Perbungaan majemuk
5 Stamen lepas
6 Simetri bunga zygomorf
7 Perlekatan karpel syncarp
8 Tipe plasenta marginalis

Jumlah Karakter
1 2 3 4 5 6 7 8
Maju
Outgroup 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A 0 0 0 1 1 1 1 1 5
B 0 0 1 1 0 1 1 1 5
C 1 1 1 1 1 0 1 0 6
D 1 0 1 0 1 0 0 0 3
E 0 0 0 1 1 0 1 1 4
Skenario 1
D-E-B-A-C
1 2 3 4 5 6 7 8
D 1 0 1 0 1 0 0 0
E 0 0 0 1 1 0 1 1
B 0 0 1 1 0 1 1 1
A 0 0 0 1 1 1 1 1
C 1 1 1 1 1 0 1 0
Skenario 2
D-E-A-B-C
1 2 3 4 5 6 7 8
D 1 0 1 0 1 0 0 0
E 0 0 0 1 1 0 1 1
A 0 0 0 1 1 1 1 1
B 0 0 1 1 0 1 1 1
C 1 1 1 1 1 0 1 0

KLADOGRAM

Gambar 2. Kladogram

G. PEMBAHASAN
a. Pembahasan spesies
Mawar atau Rosa hybrida termasuk ke dalam famili Rosaceae. Tanaman ini perlekatan
karpel nya masih apocarp dan termasuk salah satu komoditas tanaman hias yang banyak
dibudidayakan dan diusahakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang
tinggi.Berdasarkan kegunaannya, tanaman mawar sering digunakan sebagai tanaman hias
pot, bunga potong, dan dapat digunakan sebagai tanaman penghias taman, selain itu
mawar juga digunakan sebagai bunga tabur (rampai) dan bahan industri kosmetik dan
pewangi (Suryowinoto, 1997).
Tanaman Bauhinia purpurea merupakan pohon cemara sedang yang selalu
hijau atau semak setinggi 4 - 10 m dan lebar 2 m. Tanaman ini memiliki batang tegak dan
ramping, cabang bengkok, daun hijau, dan bunga besar berwarna ungu dan seperti
anggrek. B. purpurea berasal dari Cina Selatan dan Asia Tenggara. Daun dan bunga muda
B. purpurea dapat dimakan. Daunnya memiliki rasa jeruk dan asam (Krishnaveni,2014).
Erythrina merupakan salah satu tanaman yang kaya akan flavonoid. Sebanyak 409
flavonoid telah dilaporkan dalam genus ini dan dikumpulkan berdasarkan struktur
kimianya. Genus Erythrina (famili Fabaceae) memiliki 290 spesies, tersebar di kawasan
tropis dan subtropis di seluruh dunia, dan hanya 130 di antaranya yang telah dipelajari.
Mereka tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua. Banyak
masyarakat Indonesia yang memanfaatkannya sebagai obat tradisional untuk mengobati
berbagai penyakit, seperti malaria, batuk, asma, dan infeksi mikroba (Rukachaisirikul T.,
et al,2007).
Ciri khas dari famili Euphorbiacea ini adalah memiliki getah pada semua jenisnya.
Habitus berupa perdu, berumur panjang atau perenial, bisa mencapai sekitar 5 m. Dan
Akar tunggang. Tipe Batang berkayu, silindris, tegak keatas, kulit batang warna cokelat,
halus permukaanya, memiliki ranting yang berambut. Pada organ Daun bertipe tunggal,
memiliki tangkai yang pendek dan tersusun berseling (alternate), sangat banyak variasi
dari warna daun itu sendiri seperti cokelat, merah, putih, ungu dsb,tipe helaian daun tipis
lemas, ujungnya runcing, dan pangkal berlekuk (emerginatus), tepi bergerigi (serratus),
pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Contohnya Euphorbia
pulcherima.
Mimosa pudica merupakan tanaman herba tahunan atau abadi yang merambat. M. pudica
memiliki pergerakan daun yang sangat cepat jika dirangsang dengan sentuhan,
pemanasan, dll. Mimosa pudica merupakan semak berduri menyebar yang termasuk
dalam famili Mimosaceae Berbentuk silinder, meruncing, dengan cabang sekunder dan
tersier, panjang bervariasi hingga tebal 2 cm, permukaannya kurang lebih kasar atau
berkerut memanjang; coklat keabu-abuan sampai coklat, permukaan potongan berwarna
kuning pucat, patah keras, berkayu, berserat kulit kayu; bau, berbeda; rasa, sedikit
astringen. Daun majemuk secara digital dengan satu atau dua pasang sesil, pinnae bulu,
bergantian, petiolate, mengatur, lanset linier; helai daun 10–20 pasang, panjang 0,6–1,2
cm, lebar 0,3–0,4 cm, sesil, sempit miring, atau lonjong linier; bulat miring di pangkal,
lancip, hampir gundul; hijau kegelapan.
b. Seriasi
Berdasarkan skor rata-rata seriasi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa famili
Rosidae yang paling primitif yaitu Rosaceae dengan skor rata-rata 36 ,sedangkan famili
yang paling maju yaitu Fabaceae dengan skor rata-rata sebesar 47. Adapun urutan familia
dari yang paling primitif menuju familia yang paling maju yaitu Rosaceae (skor rata-rata
36), Mimosaceae (skor rata-rata 42), Caesalpiniaceae (skor rata-rata 44), Euphorbiaceae
(skor rata-rata 45) dan Fabaceae (skor rata-rata 47). Namun urutan tersebut tidak sesuai
dengan buku panduan praktikum dimana famili paling maju seharusnya adalah Rosaceae.
Hal tersebut terjadi karena kami hanya menggunakan beberapa karakteristik morfologi
dan tidak menggunakan identifikasi berdasarkan gen sehingga hasil yang didapat tidak
sesuai dengan buku panduan praktikum.
c. Fenetika
Berdasarkan hasil analisisi yang telah dilakukan pada 5 species Magnoliophyta sub kelas
Rosidae dengan label A (Bauhinia purpurea), B (Erythrina cristagalli), C (Euphorbia
pulcherima), D (Rosa hybrida), E (Mimosa pudica) didapat hasil berupa fenogram.
Karakter yang digunakan dalam analisis fenetika ini berjumlah 8 karakter, yaitu:
1. Habitus semak
2. Stamen berkelopak
3. Jenis dan majemuk
4. Tipe plasenta aksilaris
5. Jenis kelamin bunga uniseksual
6. Buanga tanpa perhiasan
7. Ovarium inferum
8. Simetri bunga xygomorf
d. Kladistika
Dari hasil kladogram yang kami lakukan spesies yang paling primitif berada pada spesies
D (Rosa hyrida) dan yang paling maju berada pada spesies C (Euphorbia pulcherima).
Hal ini dikarenakan pada spesies D memiliki karakteristik primitif berupa tipe perlekatan
karpel nya masih apocarp sedangkan pada spesies C memiliki karakteristik tipe
perlekatan syncarp.
e. Manfaat
Temasuk tanaman Hortikultura Banyak tanaman hortikultura yang termasuk dalam
subkelas Rosidae, seperti mawar (Rosa), stroberi (Fragaria), dan apel (Malus).
Tanaman-tanaman ini memiliki nilai estetika dan ekonomi yang tinggi. Bahan Pangan:
Beberapa anggota subkelas ini menyediakan bahan pangan, seperti buah-buahan, yang
kaya akan nutrisi dan sering dijadikan sebagai konsumsi manusia. Obat-obatan: Beberapa
tanaman dalam subkelas Rosidae memiliki sifat obat atau senyawa kimia yang dapat
digunakan dalam industri farmasi untuk pembuatan obat-obatan. Industri Perhutanan:
Kayu dari beberapa pohon dalam subkelas ini dapat digunakan dalam industri perhutanan
untuk berbagai keperluan, seperti pembuatan furnitur dan konstruksi.
f. Nilai-nilai
Nilai simbol Romantis: Mawar, termasuk Rosa hybrida, sering dihubungkan dengan
simbolisme romantis. Hal ini mengajarkan kita tentang nilai-nilai seperti cinta, kasih
sayang, dan kehangatan dalam hubungan.
Nilai tanggung jawab: Tumbuh dan merawat Rosa hybrida memerlukan perhatian dan
keterlibatan yang konstan. Hal ini mencerminkan nilai pemeliharaan dan tanggung jawab
terhadap kehidupan tumbuhan.
Nilai Intelektual: Pengembangan mawar hibrida melibatkan upaya dalam rekayasa
genetika dan pemuliaan tanaman. Ini menunjukkan nilai inovasi dan kemajuan teknologi
dalam meningkatkan hasil pertanian.

H. KESIMPULAN
Rosidae merupakan subkelas dari Magnoliophyta yang terdiri atas 18 ordo, 114 familia,
dan 58.000 spesies. Akan tetapi pada praktikum ini hanya diamati 4 familia dengan dengan 6
species yang mewakilinya, yaitu Bauhinia purpurea dan Caesalpinia pulcherrima dari familia
Caesalpiniaceae. Kemudian Erythrina cristagalli dari familia Fabaceae, lalu Euphorbia
pulcherrima dari familia Euphorbiaceae dan terakhir adalah Rosa hybrida dan Fragaria
ananassa dari famila Rosaceae. Ciri umum tanaman dari subkelas Rosidae adalah polennya
binukleat atau kadang-kadang trinukleat, perlekatan karpelnya sinkarp atau apokarp,
kedudukan ovarium bervariasi (superum dan inferum), dan plasentasi umumnya aksilar.
Sebagian besar tumbuhan dari subclassis Rosidae bermanfaat bagi kesehatan manusia, seperti
bunga Caesalpinia pulcherrima diketahui mempunyai senyawa flavonoid yang banyak
digunakan sebagai anti-bakteri, anti-jamur, anti-kanker, dan anti-inflamasi. Tumbuhan Fragaria
ananassa mempunyai buah yang dimanfaatkan untuk olahan produk makanan, yaitu sirup,
selai, dan stup (compote). Dalam pengobatan tradisional, dadap merah (Erythrina crista-galli)
digunakan untuk penyembuhan luka, dan sebagai astringen, narkotika, dan obat penenang serta
tumbuhan Euphorbia pulcherrima diketahui dapat memperlancar keluarnya ASI.
Berdasarkan hasil seriasi yang didapatkan, urutan kemajuan familia yang diamati dari
yang paling primitif menuju maju adalah Rosaceae (skor rata-rata 36), Mimosaceae (skor
rata-rata 42), Caesalpiniaceae (skor rata-rata 44), Euphorbiaceae (skor rata-rata 45), dan
Fabaceae (skor rata-rata 47). Sedangkan berdasarkan hasil kladistika, urutan kemajuan spesies
yang diamati dari yang paling primitif menuju maju adalah Rosa hybrida, Mimosa pudica,
Bauhinia purpurea, Erythrina cristagalli Euphorbia pulcherima. Urutan kemajuan pada
kladogram yang kami dapatkan sudah sesuai dengan teori. Selain itu, kami juga melakukan
fenetika sehingga dapat mengetahui hubungan kekerabatan antara species yang kami amati.
Berdasarkan hasil fenetika dan kladistika, diketahui bahwa species Bauhinia purpurea dengan
species Mimosa pudica memiliki kekerabatan yang dekat dengan Erythrina cristagalli , selain
itu species Euphorbia pulcherima dan Rosa hybrida memiliki hubungan kekerabatan yang
paling jauh dari kelima species.

I. DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, T., dkk. (2023). Penuntun Praktikum Biosistematika Tumbuhan. Bandung. Departemen
Pendidikan Biologi-FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.
Suryowinoto S.M. 1997. Flora Eksotika,Tanaman Hias Berbunga. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Krishnaveni M. Antioxidant potential of Bauhinia purpurea (l) leaf Int. J. Pharm. 2.Pharm. Sci.
2014. 6(7):558-560.
Rukachaisirikul T., Innok P., Aroonrerk N., Boonamnuaylap W., Limrangsun S., Boonyon C.,
Woonjina U., Suksamrarn A. Pterocarpans antibakteri dari Erythrina Subumbrans .
J.Etnofarmakol. 2007; 110 :171–175. doi: 10.1016/j.jep.2006.09.022.

Anda mungkin juga menyukai