Analsis Kasus E-Commerce
Analsis Kasus E-Commerce
2207431012
Analsis Kasus Dugaan Kecurangan oleh Tokopedia, Lazada dan Traveloka.
Hukum dan Etika.
Pada periode januari hingga Desember 2018 terdapat 40 dari total 500 aduan yang
masuk ke Badan Perlindungan Konsumen Nasional(BPKN) terkait masalah belanja
online. Wakil ketua BPKN menyebut pengaduan belanja online merupakan yang tertinggi
kedua setelah pembiayaan perumahan. Mayoritas aduan soal belanja online ikut menyeret
beberapa platform e-commerce besar, seperti Traveloka, Lazada, dan Tokopedia.
Menurut Rolas, gugatan paling banyak kepada traveloka yang dilakukan oleh
konsumen, gugatan itu biasanya langsung sampai pada pusat e-commerce traveloka yang
berada di Singapura. Serta Aduan lain berasal dari konsumen Lazada dan Tokopedia.
persoalan ini juga masih berkaitan dengan transaksi beli konsumen.
Ia mengatakan salah satu kasus berkaitan dengan dugaan kecurangan yang
dilakukan karyawan Tokopedia melalui flash sale. Pada Mei lalu, salah satu pelanggan
Tokopedia beranam Yudishtira mengaku kartu kreditnya sudah tertagih pembayaran
untuk pembelian flash sale di Tokopedia. Padahal, status transaksinya belum dianggap
berhasil oleh Tokopedia.Rolas memprediksi laporan mengenai belanja di e-commerce
semakin banyak seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin melesat. Dengan
kata lain, tingkat belanja masyarakat di e-commerce akan semakin banyak dibandingkan
belanja langsung di pusat perbelanjaan.
Bila pemerintah tidak memberikan aturan tegas terkait perlindungan konsumen,
maka kecurangan transaksi dalam e-commerce berpotensi semakin banyak.
Namun,mengingatkan kepada konsumen untuk tetap waspada kepada manajemen
ecommerce yang tidak merespons pengaduan atau bahkan penyelesaian kesalahan
transaksi yang terlalu berbelit-belit. Untuk mengantisipasi kesalahan transaksi yang terus
timbul, Untung bilang IdEA saat ini sedang merumuskan peta jalan (roadmap) mengenai
perlindungan konsumen.
Sementara itu, CNNIndonesia.com mencoba mengontak perwakilan Lazada.
Namun, hingga berita ini diturunkan, PR Manager Lazada Andri Parulian belum
merespons. Begitu pula dengan PR Manager Traveloka Busyra Oryza..
● Analisis Kasus :
Menurut analisis penulis, berdasarkan kasus dugaan kecurangan yang dilakukan
oleh platform e-commerce ternama Traveloka, Lazada dan Tokopedia yaitu kasus dugaan
kecurangan yang dilakukan karyawan Tokopedia melalui flash sale. Pada Mei lalu, salah
satu pelanggan Tokopedia beranam Yudishtira mengaku kartu kreditnya sudah tertagih
pembayaran untuk pembelian flash sale di Tokopedia. Padahal, status transaksinya belum
dianggap berhasil oleh Tokopedia.Menurut keterangan Yudishtira yang melakukan
konfirmasi kepada pihak banyak yang banknya digunakan sebagai alat transaksi
mengatakan pembayaran sudah sukses, tap transaksi tidak muncul, tidak ada kabarnya.
Hal ini, membuktikan bahwa masih kurangnya sistem management e-commerce yang ada
pada Tokopedia sehingga menyebabkan kerugian bagi konsumen yang membeli produk
lewat Tokopedia. Dampak yang bisa terjadi bagi Tokopedia sendiri dan Konsumen adalah
berkurangnya rasa kepercayaan konsumen akibat hal tersebut. Setelah si konsumen
melakukan pengaduan tidak ada feedback yang pasti dari pihak e-commerce yang
membuat konsumen semakin merasa ditipu akan adanya problem tersebut.